ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF DENGU
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF
( DENGUE HAEMORAGIC FEVER )
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai
demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit
(terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala
utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik
merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau buang air
besar berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda,
tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara
Tropis dan Subtropis.
Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Di Indonesia
Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar
ke seluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi
antara strain dan genetik, tetapi akhir - akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap
daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari
hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana
DBD secara konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah
kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.
1
Berdasarkan data WHO tahun 2014 untuk kasus Dengue Haemoragic Fever
( DHF ) adalah sebanyak 334.567 ribu kasus DHF, dan sampai pertengahan bulan Desember
tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641
diantaranya meninggal dunia. Untuk data kasus DHF pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera
Barat tercatat sebanyak 2300 kasus, sedangkan untuk kasus DHF pada 3 bulan terakhir
( September - November 2015 ) di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah sebanyak 298 kasus
dan untuk kasus DHF di RSUD Dr. Rasidin Padang di Ruangan Interne pada
3
bulan terakhir ( September - November 2015 ) adalah sebanyak 96 kasus.
B. TUJUAN UMUM
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar ini, di harapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit DHF (Dengue Hemorrhagic Fever)
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan definisi penyakit DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi penyakit DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan klasifikasi penyakit DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan pencegahan penyakit DHF
Mahasiswa dapat menyebutkan pemeriksaan penunjang penyakit DHF
Mahasiswa dapat menerapkan penatalaksanaan penyakit DHF
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit DHF
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisologi Sistem Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma
darah dan bagian korpuskuli.
Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel
darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ
pembentuk darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan
berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali.
Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras,
dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa
saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka menunjukkan,
peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya satu
bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan
menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah
pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa
kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan,
pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah
beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus
terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah
tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk
tersebut akan membeku dan berakibat pada kematian ( A. Price, 2010 ).
1.2
Komposisi dan Struktur Darah Manusia
3
a. Karakteristik
1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk)
tertahan dan di bawa dalam matriks cairan (plasma).
2. Darah lebih berat dibandingkan dengan air dan lebih ketal. Cairan ini
memiliki rasa dan bau yang khas, serta Ph 7.4 (7.35 - 7.45).
3. Warna darah bervariasi dan merah terang sampai merah tua kebiruan,
bergantung pada kadar oksigen yang dibawa ke sel darah merah.
4. Volume darah tetap sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran ratarata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi
sesuai dengan ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah
jaringan edukosa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi dengan
perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya.
b. Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%
bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume
sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian
55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan
darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
1)
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak
dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin
dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam
penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia.
2)
Keping - keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
3)
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
4
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan
bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan
berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid
atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit
menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit
menderita penyakit leukopenia.
4)
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
a. Air: 91,0%
b. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
c. Mineral : 0,9% ( natrium klorida, natrium bicarbonat, garam dari
kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
a) Albumin
b) Bahan pembeku darah
c) Immunoglobin (antibodi)
d) Hormon
e) Berbagai jenis protein
f)
5)
Berbagai jenis garam
Struktur sel darah :
a.
Air
: 91%
b.
Protein
: 3% (albumin, globulin, protombin dan
fibronogen )
c.
Mineral
: 0,9% ( Natrium klorida,natrium bikarbonat,
garam posfat,magnesium, kalsium dan zat
besi )
d.
Bahan organik : 0,1% ( Glukosa, lemak, asam urat, kreatinin
kolesterol dan asam amino) (Brunner & Suddarth,
2010).
5
1.3 Fungsi Sel Darah dan Plasma Darah Pada Tubuh Manusia.
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks
zat organik dan zat anorganik.
Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut
ada yang masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara
lain seperti berikut.
a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak,
kolesterol, dan garam mineral.
b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi.
c. Protein,
Protein dalam plasma darah terdiri atas:
1) Antiheofilik berguna mencegah anemia.
2) Tromboplastin berguna dalam proses pembekuan darah.
3) Protrombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah.
4) Fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah.
5) Albumin mempunyai peranan penting untuk memelihara tekanan osmotik
darah.
6) Gammaglobulin berguna dalam senyawa antibodi.
d. Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.
Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsure pokok
plasma yang tidak dapat menembus membrane kapilar untuk mencapai sel. Ada 3
jenis protein plasma:
1. Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55-60%. Albumin
disintesiskan dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotic koloid
darah. Koloid, adalah zat yang berdiameter 1Nm – 100Nm, sedangkan kristaloid
adalah zat yang berdiameter kurang dari 1 Nm. Plasma mengandung koloid dan
kristaloid.Tekanan osmotic koloid atau tekanan onkotik, ditentukan berdasarkan
jumlah partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan ukuran ‘daya tarik’
6
plasma terhadap difusi air dan cairan ekstraseluler yang melewati membrane
kapilar.
2. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.
α dan β globulin disintesiskan dihati, dengan fungsi utama sebagai molekul
pembawa lipid, beberapa hormone berguna sebagai substrat, dan zat penting tubuh
lainnya. Gamma globulin adalah antibody. Ada 5 jenis immunoglobulin yang
diproduksi jaringan limpoid dan berfungsi dalam imunitas.
3. Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan erupakan
komponen
esensial
dalam
mekanisme
pembekuan
darah.
Plasma juga
mengandung nutrient, gas darah, elektrolit, mineral, hormone, vitamin dan zat-zat
sisa.
a.
Nutrien meliputi asam amino, gula dan lipid yang diabsorbsi dari saluran
pencernaan.
b. Gas Darah meliputi oksigen, karbondioksida dan nitrogen
c. Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium,magnesium, klorida, kalsium,
bikarbonat, fosfat dan ion sulfat. Elemen pembentuk darah meliputi sel darah
merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit) dan trombosit.
1.4
Eritrosit atau Sel Darah Merah
a. Karakteristik
Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan
pada sentralnya dan berdiameter 7,65 µm.Terbungkus dalam membran sel
dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga
memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil).
Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin,
sejenis pigmen pernafasan yang mengikat oksigen. Fungsi hemoglobin itu
sendiri yaitu jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan
bergabung dengan rantai alfa dan beta, untuk membentuk oksihemoglobin. Dan
hemoglobin berikatan dengan CO2 dibagian asam amino pada globin.
Karbaminohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% CO2 yang
terkandung dalam darah, 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.
7
b. Fungsi Eritrosit
1.
Mentransfer oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin
terhadap oksigen.
2.
Mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh.
3.
Mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui
paru - paru.
c. Leukosit atau Sel Darah Putih
Leukosit dibagi dalam 2 kategori, granulosit dan sel mononuclear
(agranulosit). Dalam darah normal, jumlah total leukosit adalah 5.000 sampai
10.000 sel per mm3. Sekitar 60% diantaranya adalah granulosit dan 40% sel
mononuclear.
Granulosit. Diameter granulosit biasanya sampai tiga kali eritrosit.
Granulosit dibagi dalam tiga sub pengikat warna. Eosinofil, memiliki
memiliki granula berwarna merah terang dalam sitoplasmanya, Basofil,
berwarna biru, dan Netrofil, memiliki granula berwarna ungu pucat.
Leukosit Mononuklear (Agranulosit), adalah sel darah putih dengan inti
satu lobus dan sitoplasmanya bebas granula. Dalam darah orang dewasa
normal, limfosit berjumlah sekitar 30% dan monosit sekitar 5% dalam total
leukosit. Limfosit matang adalah sel kecil dengan sitoplasma sedikit.
Diproduksi terutama oleh nodus limfe dan jaringan limfoid usus, limfa, dan
kelenjar timus dari sel prekursor yang berasal sebagai sel stem sumsum.
Monosit adalah leukosit terbesar. Diproduksi oleh sumsum tulang dan dapat
berubah menjadi histiosit jaringan, termasuk sel kupfer di hati, makrofag
peritoneal, makrovag alveolar, dan komponen lain sistem retikuloendotileal.
d. Fungsi Leukosit
Melindungi tubuh terhadap invasi bakteri atau benda asing lainnya.
Fungsi utama netrofilik PMN adalah memakan benda asing (fagositosis).
Fungsi limfosit terutama menghasilkan subtansi yang membantu penyerangan
benda asing. Sekelompok limfosit (limfosit T) membunuh sel secara langsung
atau menghsilkan berbagai limfokin, suatu subtansi yang memperkuat
8
aktifitas sel fagositik. Sekelompok limfosit lainnya (limfosit B) menghasilkan
antibody, suatu molekul protein yang akan menghancurkan benda asing
dengan berbagai mekanisme.
Eosinofil dan basofil berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai
material biologis kuat seperti histamine, serotim, dan heparin. Pelepasan
senyawa tersebut mempengaruhi suplai darah ke jaringan, seperti yang terjadi
selama peradangan, dan membantu memobilisasi mekanisme pertahanan
tubuh. Peningkatan jumlah eosinofil pada keadaan alergi menunjukan bahwa
sel ini terlibat dalam reaksi hipersensitifitas
1.5 Nilai dan Ukuran Normal Komponen Darah Manusia.
a.
Nilai dan ukuran normal komponen darah manusia
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira
1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada
tiap-tiap orang tidak sama, tergantung kepada umur, pekerjaan, keadaan
jantung atau pembuluh darah. (Brunner & Suddarth, 2010).
b. Nilai - nilai sel darah dewasa normal :
1. Sel darah merah
: 4,2 - 6,2 juta per ml darah
2. Sel darah putih
: 5000 - 10.000 juta per ml darah
3. Trombosit
: 140.000 - 340.00 per ml darah
4. Hematokrit (% sel darah merah) : 45-52% untuk pria; 36-48% untuk
wanita
5. Hemoglobin
: 14,0-17,4 gram per 100ml untuk pria; 12,0
16,0 gram per 100ml untuk wanita.
(Elizabeth J Corwin, 2010).
9
1.6 Sel - Sel Darah Merah
Sel darah merah
Sel darah merah atau yang disebut eritrosit berasal dari bahasa yunani,
yaitu erythros berarti merah dan krytos yang berarti selubung/sel. Sel ini tidak
memiliki intisel, mitokondria, atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan
mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein. Sel darah merah
mengandung protein hemoglobin yang mengangkut sebagian besar oksigen yang
diambil di paru ke sel-sel diseluruh tubuh. Hemoglobin menempati sebagian
besar ruang intrasel eritrosit. Sel darah matang dikeluarkan dari sum-sum tulang
dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami disintegrasi dan mati.
Sel-sel darah merah yang mati diganti oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh
sumsul tulang. (Elizabeth J Corwin, 2010)
2.
Definisi
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus, ditandai dengan demam 2 - 7
hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit < 100.000 /
mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit ≥ 20 % dari nilai
normal.Pemeriksaan
serologis
(ELISA,
Rapid
Diagnostic
Test/RDT
Dengue)
menunjukkan hasil positif ( Kemenkes RI, Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Buku Saku, 2013 )
3. Etiologi
a. Virus dengue
Demam dengue fever atau demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan
virus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam aribonukleat rantai tunggal dengan berat
molekul 4 x 106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue dan demam berdarah dengue.
Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotip terbanyak.
10
Virus Dengue merupakan keluarga flaviviridae dengan empat serotip (DEN 1, 2, 3,
4). Terdiri dari genom RNA stranded yang dikelilingi oleh nukleokapsid. Virus Dengue
memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi, sehingga mengganggu sintesis protein sel
pejamu. Kapasitas virus untuk mengakibatkan penyakit pada pejamu disebut virulensi.
Virulensi virus berperan melalui kemampuan virus untuk :
1) Menginfeksi lebih banyak sel
2) Membentuk virus progenik
3) Menyebabkan reaksi inflamasi hebat
4) Menghindari respon imun mekanisme efektor
b. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk
aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain
merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi dengan salah satu serotipe
akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak
ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Nyamuk Aedes Aegypti maupun
Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada
orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di
daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut
berperan dalam penularan.
Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat
tempat - tempat air minum yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang
terdapat di luar rumah di lubang - lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan
daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih
menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari
dan senja hari.
c. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin
untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya.
Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan
infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau
11
lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama
kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
4. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan
kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus -antibody.
Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh
darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan
hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik.
Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
5. Manifestasi Klinis
a. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai
tujuh hari turun secara cepat menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan
dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya
anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa
lemah dapat menyetainya.
b.
Perdarahan
:
perdarahan
disini
terjadi
akibat
berkurangnya
trombosit
(trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis
trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang berupa:
1) Uji torniquet positif
12
2) Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
3) Epistaksis dan perdarahan gusi
4) Hematemesis, melena
5) Hematuri
c. Hepatomegali :
1) Biasanya dijumpai pada awal penyakit
2) Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
3) Nyeri tekan pada daerah ulu hati
4) Tanpa diikuti dengan icterus
5) Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue
d. Syok yang dikenal dengan Sindrom Renjatan Dengue (SRD/DSS) , disebabkan oleh
karena : Perdarahan dan kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler
yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok adalah:
1) Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
2) Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
3) Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
4)
Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang dari 80 mmHg)
5) Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
e. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi
pada hari ke tiga sampai ke tujuh.
f. Hemokonsentrasi
:
Meningkatnya
nilai
hematokrit
merupakan
indikator
kemungkinan terjadinya syok.
g. Gejala - gejala lain :
Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang. Penurunan
kesadaran
6. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
13
b.
Shock atau renjatan.
c.
Effuse pleura
d.
Penurunan kesadaran.
7. Klasifikasi
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah
kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi
kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit
yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan
manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
8.
Pencegahan
Ada 3 cara pemberantasan vector :
a.
Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging
hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis betul - betul memenuhi kriteria
b.
Abatisasi
14
Dilaksanakan di desa atau kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat -tempat
umum.
c.
Tanpa Inteksida
Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara 3 M :
1) Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat
penampungan air bersih.
2) Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
3) Mengubur atau menyingkirkan kaleng - kaleng bekas, plastik dan barang bekas,
lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk
Aedes Aegypti.
9.
Pemeriksaan penunjang
a.
b.
Darah
1)
Trombosit menurun.
2)
HB meningkat lebih 20 %.
3)
HT meningkat lebih 20 %.
4)
Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
5)
Protein darah rendah.
6)
Ureum PH bisa meningkat.
7)
NA dan CL rendah.
Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1)
Rontgen thorax : Efusi pleura.
2)
Uji test tourniket (+)
15
10.
Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan
cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+
4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
d. Pemberian obat - obatan: antibiotik, antipiretik,
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda - tanda vital ( T,S,N,RR).
g. Monitor adanya tanda - tanda renjatan
h. Monitor tanda - tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB, HT, dan Trombosit setiap hari.
16
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Asuhan keperawawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama
dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. (Damayanti D, 2013).
Tahap - tahap proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman
dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan, atau
membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan
pasien pasien atau keluarga dapat dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Hasyim
M, 2014).
1.
Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi
yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis;
kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan dalam
format yang dapat dibuka kembali. (Hasyim M, 2014)
Pengkajian pada klien dengan penyakit infeksi demam berdarah dengue adalah :
a. Identitas Klien
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal lahir, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, agama, status perkawinan, nomor medical record, alamat dan diagnosa
medis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama, umur, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien dan alamat
17
b.
Riwayat Kesehatan Klien
1. Keluhan utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus
selama 2 - 7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri
epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati,
mual dan nafsu makan menurun
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ada kemungkinan klien yang telah terinfeksi penyakit DHF bisa terulang terjangkit
DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang pernah
diderita dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota
keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu rumah.
c. Pemeriksaan Fisik
:
1. Status Present :
a. Penampilan atau kesan umum
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
b. Pemeriksaan tanda - tanda vital ( TD, S, N, Rr )
18
2. Pengkajian persistem
a.
Sistem Pernapasan
Sesak,
perdarahan
melalui
hidung,
pernapasan
dangkal,
epistaksis,
pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi,
krakles.
b. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada
grade IV dapat trjadi DSS
c.
Sistem Kardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,
lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV
nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
d.
Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
e.
Sistem perkemihan
Produksi
urine
menurun,
kadang
kurang
dari
30
cc/jam,
akan
mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
f.
Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif
pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.
3.
19
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan
klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Nanda, 2015)
Menurut Nanda 2015 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a.
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
b.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakitnya
c.
Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.
d.
Intolenransi aktivitas sehari - hari berhubungan dengan kelemahan tubuh
e.
Kurang pengetahuan b.d kurang familier dengan sumber informasi
6. Intervensi keperawatan
a. Hipertermia b.d proses penyakitnya
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Hipertermia
Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Setelah
dilakukan
Intervensi
( Nic )
Rasional
Fever Treatment :
- Tanda - tanda vital
Observasi tanda -
merupakan acuan
berhubungan
tindakan
dengan proses
keperawatan selama tanda vital
untuk mengetahui
penyakit.
... x 24 jam, pasien tiap 3 jam.
keadaan umum
akan :
pasien.
Menunjukkan
Beri kompres
- Kompres hangat
suhu tubuh dalam hangat pada bagian
dapat
rentang normal.
lipatan tubuh
mengembalikan suhu
( Paha dan aksila ).
normal
TTV normal.
memperlancar
sirkulasi.
Monitor intake dan
output
20
- Untuk mengetahui
adanya
ketidakseimbangan
cairan tubuh.
Berikan obat anti
piretik.
Temperature
- Dapat menurunkan
demam
- Peningkatan suhu
Regulation
tubuh akan
Beri banyak
menyebabkan
minum ( ± 1-1,5
penguapan tubuh
liter/hari) sedikit
meningkat sehingga
tapi sering
perlu diimbangi
dengan asupan
cairan yang banyak.
Ganti pakaian
- Pakaian yang tipis
klien dengan bahan
menyerap keringat
tipis menyerap
dan membantu
keringat.
mengurangi
penguapan tubuh
akibat dari
peningkatan suhu
dan dapat terjadi
kondusi
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakitnya
21
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Gangguan
Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Intervensi
( Nic )
Setelah dilakukan
pemenuhan
tindakan
kebutuhan
keperawatan
Rasional
Nutrition managemen
untuk intervensi
- Kaji
nutrisi kurang
selama ... x 24 jam,
dari kebutuhan pasien akan :
tubuh b.d
Menunjukkan
- Merangsang nafsu
klien
makan klien
- Beri makanan
sehingga klien mau
kebutuhan nutrisi
sesuai
penyakitnya
terpenuhi.
kebutuhan
adanya selera makan
selanjutnya
keadaan umum -
proses
Memperlihatkan
- Memudahkan
makan.
-
tubuh klien.
- Makanan dalam
porsi kecil tapi sering
- Anjurkan klien
memudahkan organ
untuk makan
pencernaan dalam
makanan sedikit
metabolisme.
tapi sering.
- Makanan dengan
-
- Anjurkan klien
komposisi TKTP
untuk makan
berfungsi membantu
makanan TKTP
mempercepat proses
dalam bentuk
penyembuhan.
lunak
Nutrition
Monitoring
-
- Berat badan
- Timbang berat
merupakan salah satu
badan klien tiap
indikator pemenuhan
hari.
nutrisi berhasil.
- Untuk mengetahui
- Monitor mual
22
status nutrisi klien.
dan muntah
klien
3. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Resiko syok
Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Setelah
Intervensi
( Nic )
dilakukan
Rasional
Syok
berhubungan
tindakan
prevention
dengan
keperawatan
hipovolemik.
selama ... x 24 jam, keadaan umum
perawatan terutama
pasien akan :
saat terjadi perdarahan
- Monitor
klien.
TTV dalam batas
klien selama masa
sehingga tanda pra
normal
Natrium
- Memantau kondisi
syok, syok dapat
serum,
ditangani.
kalium
serum,
- Tanda vital dalam
kalsium
serum,
magnesium
serum tanda-tanda vital
- Observasi
dalam batas normal.
menandakan keadaan
umum klien baik
Hematokrit dalam
batas normal
batas normal
- Mengetahui balance
- Monitor input
cairan dan elektrolit
dan output klien
dalam
- Keterlibatan
- Anjurkan pada
keluarga untuk segera
klien/ keluarga
melaporkan jika
untuk segera
terjadi perdarahan
melapor jika ada
terhadap klien sangat
tanda-tanda
membantu tim
perdarahan.
perawatan untuk
segera melakukan
tindakan yang tepat
23
Syok
managemen
- Untuk acuan
- Cek
melakukan tindak
hemoglobin,
lanjut terhadap
hematokrit,
perdarahan.
trombosit
- Untuk mengetahui
- Monitor gas
adanya asodosis
darah dan
metabolik.
oksigenasi
4. Intolenransi aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Intervensi
( Nic )
Rasional
Activity Therapy
4. Intolenrans
i aktivitas
Setelah
sehari-hari
tindakan
dilakukan -
berhubunga keperawatan
n dengan
selama ... x 24 jam,
kelemahan
pasien akan :
tubuh.
Kaji hal-hal yang
- Mengetahui tingkat
mampu dilakukan
ketergantungan klien
klien.
dalam memenuhi
kebutuhannya.
-
Dapat
Bantu klien
- Bantuan sangat
memenuhi
diperlukan klien pada
berpartisipasi
kebutuhan
saat kondisinya lemah
dalam
aktivitasnya sesuai
dalam pemenuhan
dengan tingkat
kebutuhan sehari-hari
keterbatasan klien
tanpa mengalami
aktivitas
fisik
Dapat melakukan
aktivitas sehari-hari
ketergantungan pada
TTV normal
orang lain.
24
Beri penjelasan
- Dengan penjelasan,
tentang hal-hal yang
klien termotivasi untuk
dapat membantu dan
kooperatif selama
meningkatkan
perawatan terutama
kekuatan fisik klien.
terhadap tindakan yang
dapat meningkatkan
kekuatan fisiknya.
-
-
Libatkan keluarga
- Keluarga merupakan
dalam pemenuhan
orang terdekat dengan
ADL klien
klien
Jelaskan pada
- Untuk mencegah
keluarga dan klien
terjadinya keadaan
tentang pentingnya
yang lebih parah
bedrest ditempat
tidur.
5. Kurang pengetahuan b.d kurang familier dengan sumber informasi
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
5. Kurang
Tujuan dan
Intervensi
kriteria hasil
( Nic )
( Noc )
Setelah dilakukan Teaching: Disease
Rasional
pengetahuan
tindakan
Proses
b.d kurang
keperawatan
-
familier
selama ... x 24
pengetahuan
pemberian informasi
dengan
jam, pasien akan :
klien/keluarga
selanjutnya.
sumber
informasi
Pasien
dan
Kaji tingkat
-
Sebagai data fdasar
tentang penyakit
keluarga
DHF
menyatakan
-
Kaji latar belakang
-
Untuk memberikan
pemahaman
pendidikan klien/
penjelasan sesuai
tentang penyakit ,
keluarga.
dengan tingkat
kondisi
,
pendidikan klien/
25
prognosisdan
keluarga sehingga
program
dapat dipahami.
pengobatan
-
Jelaskan tentang
- Agar informasi dapat
Mampu
proses penyakit,
diterima dengan
melaksanakan
diet, perawatan dan
mudah dan tepat
yang
obat-obatan pada
sehingga tidak terjadi
klien dengan bahasa
kesalahpahaman.
dijelaskan
secara benar
dan kata-kata yang
mudah dimengerti.
-
Jelaskan semua
-
Dengan mengetahui
prosedur yang akan
prosedur/tindakan
dilakukan dan
yang akan dilakukan
manfaatnya pada
dan manfaatnya, klien
klien.
akan kooperatif dan
kecemasannya
menurun.
-
Berikan
Mengurangi
kesempatan pada
kecemasan dan
klien/ keluarga
memotivasi klien
untuk menanyakan
untuk kooperatif.
hal-hal yang ingin
diketahui
sehubungan dengan
penyakit yang
diderita klien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
26
-
Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1.) Identitas Klien
Nama
: Nn. Y F
Umur
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Tanggal Lahir
: 19 juni 1998
Tanggal Masuk
: 3 Desember 2015
Tanggal Pengkajian
: 4 Desember 2015
Agama
Statu Perkawinan
: kristen protestan
: belum Menikah
Nomor Medrec
: 154739
Alamat
: perumahan bungo mas thp III
Dx. Medis
: DHF
2.) Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. R S
Umur
: 43 Tahun
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: kristen protestan
Hubungan dengan Klien
: ayah
Alamat
: perumahan bungo mas thp III
b. Keperawatan/Kesehatan Riwayat:
1.) Keluhan Utama
Klien mengeluh panas badan, mual
27
2.) Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Klien mengeluh panas badan 4 hari ini secara terus-menerus disertai dengan mual,
pusing, nyeri pada bagian ulu hati.
3.) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Menurut penuturan klien, klien belum pernah menderita penyakit seperti saat ini, klien
juga belum pernah dirawat di rumah sakit.
4.) Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
Menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita seperti
klien saat ini, menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan seperti: DM, asma, dan lain lain. Dan menurut
penuturan klien juga didalam anggota keluarjganya tidak mempunyai penyakit
menular seperti: TBC, Hepatitis, AIDS dan lain lain.
c. Pemeriksaan Head to toe
1.) Penampilan atau Kesan Umum
Kesadaran compos mentis, badan lemah, dan warna kulit muka kemerah-merahan.
2.) Tanda Tanda Vital (TTV)
Tekanan Darah : 100/80 mmhg, Nadi : 101x /menit,Respirasi : 20x /menit dan Suhu :
40,1oC
3.)
Kepala dan Wajah
a. Bagian kepala tidak ada lesi, tidak ada benjolan, warna kulit kepala kecoklatan,
penyebaran rambut merata, rambut mudah dicabut,tidak ada ketombe
b. Wajah
Tidak ada acne, pergerakan wajah normal, warna kulit wajah kemerah-merahan, kedua
pipi simetris
a)
Mata
28
Ketajaman normal, konjung tiva berwarna merah muda, pergerakan pupil simetris,
kedua bola mata simetris, lapang pandang normal, sclera berwarna putih, tidak
ada udim pada kelopak mata, dan tidak ada pendarahan pada konjung tiva
b) Telinga
Pendengaran jelas, daun telinga simetris, dan tidak ada cerumen
c)
Hidung
Dapat membedakan bau, tidak epitaksis, pilek, dan lubang hidung simetris.
d) Mulut
Berbicara normal, dapat menelan dan menggigit secara normal, bibir kering, tidak
ada lesi pada bibir, dan tidak ada pendarahan pada gusi.
4.)
Leher
Pergerakannya bebas, tidak ada lesi, dan tidak ada pembesaran getah bening.
5.)
Dada
Mamae simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran pada organ hepar
6.) Paru Paru
Pola pernafasan normal, bunyi pernafasan normal dan sebanyak 20x/menit, dan tidak
ada efusi pleura.
7.)
Jantung
Bunyi teratur, S1 = lup, S2=dup
8.)
Abdomen
Bentuk datar, suara bising usus 12x/menit, tidak ada lesi, bila ditekan pada bagian
perut sakit (epigastrium sakit tekan)
9.) Ginjal
Pengeluaran urine normal, tidak ada lesi, dan tidak terdapat haematuri
10.) Genetalia
Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan
11.) Rektum
Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan
12.) Ekskremitas
29
a.
Ekskremitas Atas
Kedua tangan simetris, tidak ada pembengkakan, terpasang infus disebelah kiri,
b.
Ekstermitas bawah
Kedua kaki simetris, tidak ada pembengkakan
13.) Punggung
Tidak ada lesi, tidak ada bengkak, tidak ada kelainan bentuk
30
d. Pola Aktivitas
31
No.
1.
Jenis Aktifitas
Di Rumah
Di RSUD
Nutrisi
1. Makan
a. Jenis Makanan
Nasi, lauk pauk, kue
Bubur nasi, lauk pauk,
kering, buah-buahan
sayur, buah-buahan
b. Frekuensi
2-3 x/hari
3 x/hari
c. Porsi
- 1 porsi habis
1 porsi tidak habis
d. Kesulitan
Klien mengeluh mual dan
tidak nafsu makan
2. Minum
a. Jenis Minuman
Air putih, susu,
Air putih, susu
minuman biasa
b. Frekuensi
2.
8gelas /hari
4-5 gelas/hari
c. Kesulitan
Eliminasi
-
Klien mengeluh mual
1. BAB
1-2 x/hari
Belum BAB
a. Frekuensi
Padat
-
b. Konsistensi
-
-
a. Frekuensi
Sering
5-7 x/hari
b. Warna
Kuning
Kuning
c. Kesulitan
-
-
c. Kesulitan
2. BAK
3.
Istirahat Tidur
1. Siang
15.00 WIB - 17.00 WIB Selama dirumah sakit sering
a. Waktu
4.
tidur
b. Kesulitan
-
2. Malam
22.00 WIB-06.00 WIB
a. Waktu
-
b. Kesulitan
Personal Hygine
-
1. Mandi
a. Frekuensi
2. Cuci Rambut
2x/hari 32
1x/hari diseka
e. Data Psikologis/Konsep Diri
1)
Gambaran Diri
Klien nampak lemas
2)
Identitas Diri
Klien berjenis kelamin laki-laki, klien merupakan suami dari Ny. P
3)
Peran
Dalam keluarganya klien berperan sebagai anak, dan klien mampu melaksanakan
perannya didalam keluarganya.
4)
Ideal Diri
Keinginan klien untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit sangat tinggi
5)
Harga Diri
Klien sangat berharga karena sering diperhatikan oleh semua anggota keluarganya
dan tim medis
f. Data Spiritual
Klien besragama keriten protestan,
g. Data Sosial
Klien mudah diajak komunikasi dengan tim medis dan lingkungan sekitarnya.
h. Data Penunjang
1.) Hasil Laboratorium
No.
Jenis
Hasil
Normal
Pemeriksaan
1.
Hemoglobin
14,8 gr L/dl
12-18 gr L/dl
2.
Leukosit
3.400/mm3
4.000-10.000/mm3
3.
Hematokrit/PCV
45%
37%-48%
4.
Trombosit
77.000/mm3
33
150.000-400.000/mm3
2.) Therapy
a. Infus RL 500ml/4 jam
b. parasetamol 3 x 500 mg
c. ranitidin 2 x 1 amp iv
d. ondansentro 3 x 1 amp iv
II. Analisa Data
No.
1.
Data
Kemungkinan Penyebab
Masalah
Ds : Klien mengeluh
Masuknya virus dengue kedalam Hypertemi
panas badan
tubuh melalui gigitan nyamuk
Do :
aedes aegypti
1. Suhu 37,8oC
2. Nadi 84x /menit
3. Respirasi 24x /mnt
Virus berkembang didalam
tubuh
4. Klien terlihat gelisah
5. Klien terlihat lemah
Suhu tubuh meningkat
6. Bibir kering
2.
Ds : Klien mengeluh
Respon peningkatan Suhu tubuh
tidak nafsu makan
Do :
1. Klien terlihat lesu
Pemenuhan
Merangsang medullan
vomatting center
dan lemah
2. Porsi makan tidak
habis
Ggn.
Mual dan muntah
Nafu makan berkurangRespon
34
kebutuhan
nutrisi
3. Mual
peningkatan Suhu tubuh
Merangsang medullan
vomatting center
Mual dan muntah
Nafu makan berkurang
3.
Ds : Klien mengatakan
Resiko syok
mual
hipovolemik
Virus dengue
Do :
1.
Klien terlihat
enggan utk banyak
Mual
Permeabilitas
minum
dinding pembuluh
2. air yg tersedia
darah
masih terlihat
banyak
Gangguan keseimbangan cairan
& elektrolit
III Diagnosa Keperawatan
No
1.
Daftar diagnosa keperawatan
Hypertermi b.d proses penyakit
35
Tanda tangan
2.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakit
3.
Resiko syok hipovolemik
IV Rencana Keperawatan
N
Tgl/Bln/
Diagnosa
o
Thn
Perawatan
1
4 des ‘15
Hipertermia
Setelah
Fever
berhubungan
dilakukan
Treatment :
vital merupakan
dengan proses
tindakan
Observasi
acuan
penyakit.
keperawatan
tanda-tanda
mengetahui
ditandai
selama ... x 24
vital
keadaan umum
dengan
jam, pasien
tiap 3 jam.
pasien.
DS :
·
Pasien
NOC
NIC
Aktivitas
- Tanda-tanda
untuk
akan :
Menunjukkan
Beri kompres
- Kompres
mengatakan
suhu tubuh
hangatpada
hangat
badannya
dalam rentang
bagian
mengembalikan
panas
normal.
lipatan tubuh
suhu
( Paha dan
memperlancar
aksila ).
sirkulasi.
TTV normal.
DO :
dapat
normal
- Untuk
· Suhu tubuh
Monitor
36
mengetahui
pasien
intake
meningkat
output
dan
adanya
ketidakseimban
37,80C
gan
Berikan obat
anti piretik.
cairan
tubuh.
- Dapat
menurunkan
Temperature
demam
Regulation
Beri banyak
- Peningkatan
minum ( ± 1-
suhu tubuh akan
1,5 liter/hari)
menyebabkan
sedikit
penguapan
tapi
sering
tubuh
meningkat
sehingga perlu
diimbangi
Ganti pakaian
dengan asupan
klien dengan
cairan
bahan
banyak.
tipis
menyerap
keringat.
yang
- Pakaian yang
tipis menyerap
keringat dan
membantu
mengurangi
penguapan
tubuh akibat
dari
peningkatan
suhu dan dapat
terjadi kondusi
Nutrition
37
2.
4 des’ 15
Gangguan
Setelah
managemen -
pemenuhan
dilakukan
- Kaji
kebutuhan
tindakan
keadaan
nutrisi
keperawatan
umum klien-
kurang dari
selama ... x 24
kebutuhan
jam, pasien
makanan
klien sehingga
tubuh
akan :
sesuai
klien mau
kebutuhan
makan.
berhubungan
Menunjukkan
Memudahkan
untuk intervensi
selanjutnya
- Beri
Merangsang
nafsu makan
dengan
kebutuhan nutrisi
mual,
terpenuhi.
muntah,
- Memperlihatkan
orang tua
tapi sering
tidak ada
adanya selera
klien untuk
memudahkan
napsu
makan
memberi
organ
makanan
pencernaan
sedikit tapi
dalam
sering.
metabolisme.
makan.
tubuh klien.- Anjurkan
dalam porsi kecil
- Anjurkan
Makanan
dengan
klien
komposisi TKTP
memberi
berfungsi
makanan
membantu
TKTP
mempercepat
dalam
proses
bentuk
penyembuhan.
lunak
Nutrition Monitoring
- Timbang
berat badan
38
Makanan
klien tiap
hari.
- Monitor
mual dan
Berat badan
muntah
merupakan salah
pasien
satu indicator
pemenuhan
nutrisi berhasil.
-
Untuk
mengetahui
status nutrisi
pasien.
Syok
3.
4 des ‘15
resiko syok
Setelah
prevention
berhubungan dilakukan
Monitor
Memantau
kondisi
klien
masa
dengan
tindakan
keadaan
selama
hipovolemic
keperawatan
umum klien.
perawatan
.
selama ... x 24
terutama
jam,
terjadi perdarahan
pasien
akan :
TTV
dalam
batas normal
Observasi
Natrium serum, tanda-tanda
sehingga
tanda
pra
syok
syok,
dapat ditangani.
Tanda
kalium
serum, vital
dalam
kalsium
serum,
normal
magnesium
serum
vital
batas
menandakan
dalam
batas normal.
Hematokrit
39
saat
Monitor
input
keadaan
umum
dan klien baik
output pasien
Mengetahui
dalam
normal
batas
balance
Anjurkan
cairan
dan
elektrolit
pada pasien/ dalam
keluarga
Keterlibatan
untuk segera keluarga
untuk
melapor jika segera
ada
tanda- melaporkan
jika
tanda
terjadi perdarahan
perdarahan.
terhadap
pasien
sangat membantu
Syok
tim
managemen
Cek
perawatan
untuk
segera
melakukan
hemoglobin,
tindakan
hematokrit,
tepat
yang
trombosit
untuk
acuan
Monitor gas melakukan tindak
darah
dan lanjut
oksigenasi
terhadap
perdarahan.
Untuk
mengetahui
adanya
asodosis
metabolik.
40
DAFTAR PUSTAKA
A. Price, Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC, 2010
Damayanti D, Buku Pintar Perawat Profesional Teori dan Praktek Asuhan Keperawatan,
Jakarta, 2013
Deden dkk, Keterampilan Dasar Keperawatan Proses dan Prosedur, Jilid 2, Jakarta, 2012
Hasyim M, Buku Pedoman Keperawatan, Jakarta, 2014
Kemenkes RI, Buku Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue, Jakarta, 2015
Potter, Fundamentals of Nursing : Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7, Jakarta, 2010
Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Nanda & Nic Noc, Jakarta, 2015
41
( DENGUE HAEMORAGIC FEVER )
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai
demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit
(terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala
utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik
merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau buang air
besar berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda,
tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara
Tropis dan Subtropis.
Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Di Indonesia
Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar
ke seluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi
antara strain dan genetik, tetapi akhir - akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap
daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari
hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana
DBD secara konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah
kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.
1
Berdasarkan data WHO tahun 2014 untuk kasus Dengue Haemoragic Fever
( DHF ) adalah sebanyak 334.567 ribu kasus DHF, dan sampai pertengahan bulan Desember
tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641
diantaranya meninggal dunia. Untuk data kasus DHF pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera
Barat tercatat sebanyak 2300 kasus, sedangkan untuk kasus DHF pada 3 bulan terakhir
( September - November 2015 ) di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah sebanyak 298 kasus
dan untuk kasus DHF di RSUD Dr. Rasidin Padang di Ruangan Interne pada
3
bulan terakhir ( September - November 2015 ) adalah sebanyak 96 kasus.
B. TUJUAN UMUM
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar ini, di harapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit DHF (Dengue Hemorrhagic Fever)
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan definisi penyakit DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi penyakit DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan klasifikasi penyakit DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan pencegahan penyakit DHF
Mahasiswa dapat menyebutkan pemeriksaan penunjang penyakit DHF
Mahasiswa dapat menerapkan penatalaksanaan penyakit DHF
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit DHF
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisologi Sistem Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma
darah dan bagian korpuskuli.
Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel
darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ
pembentuk darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan
berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali.
Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras,
dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa
saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka menunjukkan,
peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya satu
bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan
menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah
pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa
kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan,
pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah
beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus
terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah
tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk
tersebut akan membeku dan berakibat pada kematian ( A. Price, 2010 ).
1.2
Komposisi dan Struktur Darah Manusia
3
a. Karakteristik
1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk)
tertahan dan di bawa dalam matriks cairan (plasma).
2. Darah lebih berat dibandingkan dengan air dan lebih ketal. Cairan ini
memiliki rasa dan bau yang khas, serta Ph 7.4 (7.35 - 7.45).
3. Warna darah bervariasi dan merah terang sampai merah tua kebiruan,
bergantung pada kadar oksigen yang dibawa ke sel darah merah.
4. Volume darah tetap sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran ratarata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi
sesuai dengan ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah
jaringan edukosa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi dengan
perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya.
b. Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%
bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume
sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian
55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan
darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
1)
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak
dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin
dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam
penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia.
2)
Keping - keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
3)
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
4
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan
bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan
berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid
atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit
menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit
menderita penyakit leukopenia.
4)
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
a. Air: 91,0%
b. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
c. Mineral : 0,9% ( natrium klorida, natrium bicarbonat, garam dari
kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
a) Albumin
b) Bahan pembeku darah
c) Immunoglobin (antibodi)
d) Hormon
e) Berbagai jenis protein
f)
5)
Berbagai jenis garam
Struktur sel darah :
a.
Air
: 91%
b.
Protein
: 3% (albumin, globulin, protombin dan
fibronogen )
c.
Mineral
: 0,9% ( Natrium klorida,natrium bikarbonat,
garam posfat,magnesium, kalsium dan zat
besi )
d.
Bahan organik : 0,1% ( Glukosa, lemak, asam urat, kreatinin
kolesterol dan asam amino) (Brunner & Suddarth,
2010).
5
1.3 Fungsi Sel Darah dan Plasma Darah Pada Tubuh Manusia.
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks
zat organik dan zat anorganik.
Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut
ada yang masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara
lain seperti berikut.
a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak,
kolesterol, dan garam mineral.
b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi.
c. Protein,
Protein dalam plasma darah terdiri atas:
1) Antiheofilik berguna mencegah anemia.
2) Tromboplastin berguna dalam proses pembekuan darah.
3) Protrombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah.
4) Fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah.
5) Albumin mempunyai peranan penting untuk memelihara tekanan osmotik
darah.
6) Gammaglobulin berguna dalam senyawa antibodi.
d. Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.
Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsure pokok
plasma yang tidak dapat menembus membrane kapilar untuk mencapai sel. Ada 3
jenis protein plasma:
1. Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55-60%. Albumin
disintesiskan dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotic koloid
darah. Koloid, adalah zat yang berdiameter 1Nm – 100Nm, sedangkan kristaloid
adalah zat yang berdiameter kurang dari 1 Nm. Plasma mengandung koloid dan
kristaloid.Tekanan osmotic koloid atau tekanan onkotik, ditentukan berdasarkan
jumlah partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan ukuran ‘daya tarik’
6
plasma terhadap difusi air dan cairan ekstraseluler yang melewati membrane
kapilar.
2. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.
α dan β globulin disintesiskan dihati, dengan fungsi utama sebagai molekul
pembawa lipid, beberapa hormone berguna sebagai substrat, dan zat penting tubuh
lainnya. Gamma globulin adalah antibody. Ada 5 jenis immunoglobulin yang
diproduksi jaringan limpoid dan berfungsi dalam imunitas.
3. Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan erupakan
komponen
esensial
dalam
mekanisme
pembekuan
darah.
Plasma juga
mengandung nutrient, gas darah, elektrolit, mineral, hormone, vitamin dan zat-zat
sisa.
a.
Nutrien meliputi asam amino, gula dan lipid yang diabsorbsi dari saluran
pencernaan.
b. Gas Darah meliputi oksigen, karbondioksida dan nitrogen
c. Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium,magnesium, klorida, kalsium,
bikarbonat, fosfat dan ion sulfat. Elemen pembentuk darah meliputi sel darah
merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit) dan trombosit.
1.4
Eritrosit atau Sel Darah Merah
a. Karakteristik
Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan
pada sentralnya dan berdiameter 7,65 µm.Terbungkus dalam membran sel
dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga
memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil).
Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin,
sejenis pigmen pernafasan yang mengikat oksigen. Fungsi hemoglobin itu
sendiri yaitu jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan
bergabung dengan rantai alfa dan beta, untuk membentuk oksihemoglobin. Dan
hemoglobin berikatan dengan CO2 dibagian asam amino pada globin.
Karbaminohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% CO2 yang
terkandung dalam darah, 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.
7
b. Fungsi Eritrosit
1.
Mentransfer oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin
terhadap oksigen.
2.
Mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh.
3.
Mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui
paru - paru.
c. Leukosit atau Sel Darah Putih
Leukosit dibagi dalam 2 kategori, granulosit dan sel mononuclear
(agranulosit). Dalam darah normal, jumlah total leukosit adalah 5.000 sampai
10.000 sel per mm3. Sekitar 60% diantaranya adalah granulosit dan 40% sel
mononuclear.
Granulosit. Diameter granulosit biasanya sampai tiga kali eritrosit.
Granulosit dibagi dalam tiga sub pengikat warna. Eosinofil, memiliki
memiliki granula berwarna merah terang dalam sitoplasmanya, Basofil,
berwarna biru, dan Netrofil, memiliki granula berwarna ungu pucat.
Leukosit Mononuklear (Agranulosit), adalah sel darah putih dengan inti
satu lobus dan sitoplasmanya bebas granula. Dalam darah orang dewasa
normal, limfosit berjumlah sekitar 30% dan monosit sekitar 5% dalam total
leukosit. Limfosit matang adalah sel kecil dengan sitoplasma sedikit.
Diproduksi terutama oleh nodus limfe dan jaringan limfoid usus, limfa, dan
kelenjar timus dari sel prekursor yang berasal sebagai sel stem sumsum.
Monosit adalah leukosit terbesar. Diproduksi oleh sumsum tulang dan dapat
berubah menjadi histiosit jaringan, termasuk sel kupfer di hati, makrofag
peritoneal, makrovag alveolar, dan komponen lain sistem retikuloendotileal.
d. Fungsi Leukosit
Melindungi tubuh terhadap invasi bakteri atau benda asing lainnya.
Fungsi utama netrofilik PMN adalah memakan benda asing (fagositosis).
Fungsi limfosit terutama menghasilkan subtansi yang membantu penyerangan
benda asing. Sekelompok limfosit (limfosit T) membunuh sel secara langsung
atau menghsilkan berbagai limfokin, suatu subtansi yang memperkuat
8
aktifitas sel fagositik. Sekelompok limfosit lainnya (limfosit B) menghasilkan
antibody, suatu molekul protein yang akan menghancurkan benda asing
dengan berbagai mekanisme.
Eosinofil dan basofil berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai
material biologis kuat seperti histamine, serotim, dan heparin. Pelepasan
senyawa tersebut mempengaruhi suplai darah ke jaringan, seperti yang terjadi
selama peradangan, dan membantu memobilisasi mekanisme pertahanan
tubuh. Peningkatan jumlah eosinofil pada keadaan alergi menunjukan bahwa
sel ini terlibat dalam reaksi hipersensitifitas
1.5 Nilai dan Ukuran Normal Komponen Darah Manusia.
a.
Nilai dan ukuran normal komponen darah manusia
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira
1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada
tiap-tiap orang tidak sama, tergantung kepada umur, pekerjaan, keadaan
jantung atau pembuluh darah. (Brunner & Suddarth, 2010).
b. Nilai - nilai sel darah dewasa normal :
1. Sel darah merah
: 4,2 - 6,2 juta per ml darah
2. Sel darah putih
: 5000 - 10.000 juta per ml darah
3. Trombosit
: 140.000 - 340.00 per ml darah
4. Hematokrit (% sel darah merah) : 45-52% untuk pria; 36-48% untuk
wanita
5. Hemoglobin
: 14,0-17,4 gram per 100ml untuk pria; 12,0
16,0 gram per 100ml untuk wanita.
(Elizabeth J Corwin, 2010).
9
1.6 Sel - Sel Darah Merah
Sel darah merah
Sel darah merah atau yang disebut eritrosit berasal dari bahasa yunani,
yaitu erythros berarti merah dan krytos yang berarti selubung/sel. Sel ini tidak
memiliki intisel, mitokondria, atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan
mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein. Sel darah merah
mengandung protein hemoglobin yang mengangkut sebagian besar oksigen yang
diambil di paru ke sel-sel diseluruh tubuh. Hemoglobin menempati sebagian
besar ruang intrasel eritrosit. Sel darah matang dikeluarkan dari sum-sum tulang
dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami disintegrasi dan mati.
Sel-sel darah merah yang mati diganti oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh
sumsul tulang. (Elizabeth J Corwin, 2010)
2.
Definisi
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus, ditandai dengan demam 2 - 7
hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit < 100.000 /
mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit ≥ 20 % dari nilai
normal.Pemeriksaan
serologis
(ELISA,
Rapid
Diagnostic
Test/RDT
Dengue)
menunjukkan hasil positif ( Kemenkes RI, Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Buku Saku, 2013 )
3. Etiologi
a. Virus dengue
Demam dengue fever atau demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan
virus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam aribonukleat rantai tunggal dengan berat
molekul 4 x 106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue dan demam berdarah dengue.
Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotip terbanyak.
10
Virus Dengue merupakan keluarga flaviviridae dengan empat serotip (DEN 1, 2, 3,
4). Terdiri dari genom RNA stranded yang dikelilingi oleh nukleokapsid. Virus Dengue
memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi, sehingga mengganggu sintesis protein sel
pejamu. Kapasitas virus untuk mengakibatkan penyakit pada pejamu disebut virulensi.
Virulensi virus berperan melalui kemampuan virus untuk :
1) Menginfeksi lebih banyak sel
2) Membentuk virus progenik
3) Menyebabkan reaksi inflamasi hebat
4) Menghindari respon imun mekanisme efektor
b. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk
aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain
merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi dengan salah satu serotipe
akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak
ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Nyamuk Aedes Aegypti maupun
Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada
orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di
daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut
berperan dalam penularan.
Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat
tempat - tempat air minum yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang
terdapat di luar rumah di lubang - lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan
daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih
menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari
dan senja hari.
c. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin
untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya.
Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan
infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau
11
lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama
kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
4. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan
kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus -antibody.
Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh
darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan
hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik.
Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
5. Manifestasi Klinis
a. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai
tujuh hari turun secara cepat menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan
dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya
anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa
lemah dapat menyetainya.
b.
Perdarahan
:
perdarahan
disini
terjadi
akibat
berkurangnya
trombosit
(trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis
trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang berupa:
1) Uji torniquet positif
12
2) Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
3) Epistaksis dan perdarahan gusi
4) Hematemesis, melena
5) Hematuri
c. Hepatomegali :
1) Biasanya dijumpai pada awal penyakit
2) Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
3) Nyeri tekan pada daerah ulu hati
4) Tanpa diikuti dengan icterus
5) Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue
d. Syok yang dikenal dengan Sindrom Renjatan Dengue (SRD/DSS) , disebabkan oleh
karena : Perdarahan dan kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler
yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok adalah:
1) Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
2) Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
3) Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
4)
Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang dari 80 mmHg)
5) Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
e. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi
pada hari ke tiga sampai ke tujuh.
f. Hemokonsentrasi
:
Meningkatnya
nilai
hematokrit
merupakan
indikator
kemungkinan terjadinya syok.
g. Gejala - gejala lain :
Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang. Penurunan
kesadaran
6. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
13
b.
Shock atau renjatan.
c.
Effuse pleura
d.
Penurunan kesadaran.
7. Klasifikasi
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah
kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi
kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit
yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan
manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
8.
Pencegahan
Ada 3 cara pemberantasan vector :
a.
Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging
hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis betul - betul memenuhi kriteria
b.
Abatisasi
14
Dilaksanakan di desa atau kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat -tempat
umum.
c.
Tanpa Inteksida
Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara 3 M :
1) Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat
penampungan air bersih.
2) Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
3) Mengubur atau menyingkirkan kaleng - kaleng bekas, plastik dan barang bekas,
lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk
Aedes Aegypti.
9.
Pemeriksaan penunjang
a.
b.
Darah
1)
Trombosit menurun.
2)
HB meningkat lebih 20 %.
3)
HT meningkat lebih 20 %.
4)
Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
5)
Protein darah rendah.
6)
Ureum PH bisa meningkat.
7)
NA dan CL rendah.
Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1)
Rontgen thorax : Efusi pleura.
2)
Uji test tourniket (+)
15
10.
Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan
cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+
4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
d. Pemberian obat - obatan: antibiotik, antipiretik,
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda - tanda vital ( T,S,N,RR).
g. Monitor adanya tanda - tanda renjatan
h. Monitor tanda - tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB, HT, dan Trombosit setiap hari.
16
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Asuhan keperawawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama
dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. (Damayanti D, 2013).
Tahap - tahap proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman
dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan, atau
membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan
pasien pasien atau keluarga dapat dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Hasyim
M, 2014).
1.
Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi
yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis;
kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan dalam
format yang dapat dibuka kembali. (Hasyim M, 2014)
Pengkajian pada klien dengan penyakit infeksi demam berdarah dengue adalah :
a. Identitas Klien
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal lahir, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, agama, status perkawinan, nomor medical record, alamat dan diagnosa
medis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama, umur, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien dan alamat
17
b.
Riwayat Kesehatan Klien
1. Keluhan utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus
selama 2 - 7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri
epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati,
mual dan nafsu makan menurun
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ada kemungkinan klien yang telah terinfeksi penyakit DHF bisa terulang terjangkit
DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang pernah
diderita dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota
keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu rumah.
c. Pemeriksaan Fisik
:
1. Status Present :
a. Penampilan atau kesan umum
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
b. Pemeriksaan tanda - tanda vital ( TD, S, N, Rr )
18
2. Pengkajian persistem
a.
Sistem Pernapasan
Sesak,
perdarahan
melalui
hidung,
pernapasan
dangkal,
epistaksis,
pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi,
krakles.
b. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada
grade IV dapat trjadi DSS
c.
Sistem Kardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,
lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV
nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
d.
Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
e.
Sistem perkemihan
Produksi
urine
menurun,
kadang
kurang
dari
30
cc/jam,
akan
mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
f.
Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif
pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.
3.
19
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan
klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Nanda, 2015)
Menurut Nanda 2015 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a.
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
b.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakitnya
c.
Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.
d.
Intolenransi aktivitas sehari - hari berhubungan dengan kelemahan tubuh
e.
Kurang pengetahuan b.d kurang familier dengan sumber informasi
6. Intervensi keperawatan
a. Hipertermia b.d proses penyakitnya
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Hipertermia
Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Setelah
dilakukan
Intervensi
( Nic )
Rasional
Fever Treatment :
- Tanda - tanda vital
Observasi tanda -
merupakan acuan
berhubungan
tindakan
dengan proses
keperawatan selama tanda vital
untuk mengetahui
penyakit.
... x 24 jam, pasien tiap 3 jam.
keadaan umum
akan :
pasien.
Menunjukkan
Beri kompres
- Kompres hangat
suhu tubuh dalam hangat pada bagian
dapat
rentang normal.
lipatan tubuh
mengembalikan suhu
( Paha dan aksila ).
normal
TTV normal.
memperlancar
sirkulasi.
Monitor intake dan
output
20
- Untuk mengetahui
adanya
ketidakseimbangan
cairan tubuh.
Berikan obat anti
piretik.
Temperature
- Dapat menurunkan
demam
- Peningkatan suhu
Regulation
tubuh akan
Beri banyak
menyebabkan
minum ( ± 1-1,5
penguapan tubuh
liter/hari) sedikit
meningkat sehingga
tapi sering
perlu diimbangi
dengan asupan
cairan yang banyak.
Ganti pakaian
- Pakaian yang tipis
klien dengan bahan
menyerap keringat
tipis menyerap
dan membantu
keringat.
mengurangi
penguapan tubuh
akibat dari
peningkatan suhu
dan dapat terjadi
kondusi
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakitnya
21
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Gangguan
Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Intervensi
( Nic )
Setelah dilakukan
pemenuhan
tindakan
kebutuhan
keperawatan
Rasional
Nutrition managemen
untuk intervensi
- Kaji
nutrisi kurang
selama ... x 24 jam,
dari kebutuhan pasien akan :
tubuh b.d
Menunjukkan
- Merangsang nafsu
klien
makan klien
- Beri makanan
sehingga klien mau
kebutuhan nutrisi
sesuai
penyakitnya
terpenuhi.
kebutuhan
adanya selera makan
selanjutnya
keadaan umum -
proses
Memperlihatkan
- Memudahkan
makan.
-
tubuh klien.
- Makanan dalam
porsi kecil tapi sering
- Anjurkan klien
memudahkan organ
untuk makan
pencernaan dalam
makanan sedikit
metabolisme.
tapi sering.
- Makanan dengan
-
- Anjurkan klien
komposisi TKTP
untuk makan
berfungsi membantu
makanan TKTP
mempercepat proses
dalam bentuk
penyembuhan.
lunak
Nutrition
Monitoring
-
- Berat badan
- Timbang berat
merupakan salah satu
badan klien tiap
indikator pemenuhan
hari.
nutrisi berhasil.
- Untuk mengetahui
- Monitor mual
22
status nutrisi klien.
dan muntah
klien
3. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Resiko syok
Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Setelah
Intervensi
( Nic )
dilakukan
Rasional
Syok
berhubungan
tindakan
prevention
dengan
keperawatan
hipovolemik.
selama ... x 24 jam, keadaan umum
perawatan terutama
pasien akan :
saat terjadi perdarahan
- Monitor
klien.
TTV dalam batas
klien selama masa
sehingga tanda pra
normal
Natrium
- Memantau kondisi
syok, syok dapat
serum,
ditangani.
kalium
serum,
- Tanda vital dalam
kalsium
serum,
magnesium
serum tanda-tanda vital
- Observasi
dalam batas normal.
menandakan keadaan
umum klien baik
Hematokrit dalam
batas normal
batas normal
- Mengetahui balance
- Monitor input
cairan dan elektrolit
dan output klien
dalam
- Keterlibatan
- Anjurkan pada
keluarga untuk segera
klien/ keluarga
melaporkan jika
untuk segera
terjadi perdarahan
melapor jika ada
terhadap klien sangat
tanda-tanda
membantu tim
perdarahan.
perawatan untuk
segera melakukan
tindakan yang tepat
23
Syok
managemen
- Untuk acuan
- Cek
melakukan tindak
hemoglobin,
lanjut terhadap
hematokrit,
perdarahan.
trombosit
- Untuk mengetahui
- Monitor gas
adanya asodosis
darah dan
metabolik.
oksigenasi
4. Intolenransi aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Intervensi
( Nic )
Rasional
Activity Therapy
4. Intolenrans
i aktivitas
Setelah
sehari-hari
tindakan
dilakukan -
berhubunga keperawatan
n dengan
selama ... x 24 jam,
kelemahan
pasien akan :
tubuh.
Kaji hal-hal yang
- Mengetahui tingkat
mampu dilakukan
ketergantungan klien
klien.
dalam memenuhi
kebutuhannya.
-
Dapat
Bantu klien
- Bantuan sangat
memenuhi
diperlukan klien pada
berpartisipasi
kebutuhan
saat kondisinya lemah
dalam
aktivitasnya sesuai
dalam pemenuhan
dengan tingkat
kebutuhan sehari-hari
keterbatasan klien
tanpa mengalami
aktivitas
fisik
Dapat melakukan
aktivitas sehari-hari
ketergantungan pada
TTV normal
orang lain.
24
Beri penjelasan
- Dengan penjelasan,
tentang hal-hal yang
klien termotivasi untuk
dapat membantu dan
kooperatif selama
meningkatkan
perawatan terutama
kekuatan fisik klien.
terhadap tindakan yang
dapat meningkatkan
kekuatan fisiknya.
-
-
Libatkan keluarga
- Keluarga merupakan
dalam pemenuhan
orang terdekat dengan
ADL klien
klien
Jelaskan pada
- Untuk mencegah
keluarga dan klien
terjadinya keadaan
tentang pentingnya
yang lebih parah
bedrest ditempat
tidur.
5. Kurang pengetahuan b.d kurang familier dengan sumber informasi
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
5. Kurang
Tujuan dan
Intervensi
kriteria hasil
( Nic )
( Noc )
Setelah dilakukan Teaching: Disease
Rasional
pengetahuan
tindakan
Proses
b.d kurang
keperawatan
-
familier
selama ... x 24
pengetahuan
pemberian informasi
dengan
jam, pasien akan :
klien/keluarga
selanjutnya.
sumber
informasi
Pasien
dan
Kaji tingkat
-
Sebagai data fdasar
tentang penyakit
keluarga
DHF
menyatakan
-
Kaji latar belakang
-
Untuk memberikan
pemahaman
pendidikan klien/
penjelasan sesuai
tentang penyakit ,
keluarga.
dengan tingkat
kondisi
,
pendidikan klien/
25
prognosisdan
keluarga sehingga
program
dapat dipahami.
pengobatan
-
Jelaskan tentang
- Agar informasi dapat
Mampu
proses penyakit,
diterima dengan
melaksanakan
diet, perawatan dan
mudah dan tepat
yang
obat-obatan pada
sehingga tidak terjadi
klien dengan bahasa
kesalahpahaman.
dijelaskan
secara benar
dan kata-kata yang
mudah dimengerti.
-
Jelaskan semua
-
Dengan mengetahui
prosedur yang akan
prosedur/tindakan
dilakukan dan
yang akan dilakukan
manfaatnya pada
dan manfaatnya, klien
klien.
akan kooperatif dan
kecemasannya
menurun.
-
Berikan
Mengurangi
kesempatan pada
kecemasan dan
klien/ keluarga
memotivasi klien
untuk menanyakan
untuk kooperatif.
hal-hal yang ingin
diketahui
sehubungan dengan
penyakit yang
diderita klien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
26
-
Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1.) Identitas Klien
Nama
: Nn. Y F
Umur
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Tanggal Lahir
: 19 juni 1998
Tanggal Masuk
: 3 Desember 2015
Tanggal Pengkajian
: 4 Desember 2015
Agama
Statu Perkawinan
: kristen protestan
: belum Menikah
Nomor Medrec
: 154739
Alamat
: perumahan bungo mas thp III
Dx. Medis
: DHF
2.) Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. R S
Umur
: 43 Tahun
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: kristen protestan
Hubungan dengan Klien
: ayah
Alamat
: perumahan bungo mas thp III
b. Keperawatan/Kesehatan Riwayat:
1.) Keluhan Utama
Klien mengeluh panas badan, mual
27
2.) Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Klien mengeluh panas badan 4 hari ini secara terus-menerus disertai dengan mual,
pusing, nyeri pada bagian ulu hati.
3.) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Menurut penuturan klien, klien belum pernah menderita penyakit seperti saat ini, klien
juga belum pernah dirawat di rumah sakit.
4.) Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
Menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita seperti
klien saat ini, menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan seperti: DM, asma, dan lain lain. Dan menurut
penuturan klien juga didalam anggota keluarjganya tidak mempunyai penyakit
menular seperti: TBC, Hepatitis, AIDS dan lain lain.
c. Pemeriksaan Head to toe
1.) Penampilan atau Kesan Umum
Kesadaran compos mentis, badan lemah, dan warna kulit muka kemerah-merahan.
2.) Tanda Tanda Vital (TTV)
Tekanan Darah : 100/80 mmhg, Nadi : 101x /menit,Respirasi : 20x /menit dan Suhu :
40,1oC
3.)
Kepala dan Wajah
a. Bagian kepala tidak ada lesi, tidak ada benjolan, warna kulit kepala kecoklatan,
penyebaran rambut merata, rambut mudah dicabut,tidak ada ketombe
b. Wajah
Tidak ada acne, pergerakan wajah normal, warna kulit wajah kemerah-merahan, kedua
pipi simetris
a)
Mata
28
Ketajaman normal, konjung tiva berwarna merah muda, pergerakan pupil simetris,
kedua bola mata simetris, lapang pandang normal, sclera berwarna putih, tidak
ada udim pada kelopak mata, dan tidak ada pendarahan pada konjung tiva
b) Telinga
Pendengaran jelas, daun telinga simetris, dan tidak ada cerumen
c)
Hidung
Dapat membedakan bau, tidak epitaksis, pilek, dan lubang hidung simetris.
d) Mulut
Berbicara normal, dapat menelan dan menggigit secara normal, bibir kering, tidak
ada lesi pada bibir, dan tidak ada pendarahan pada gusi.
4.)
Leher
Pergerakannya bebas, tidak ada lesi, dan tidak ada pembesaran getah bening.
5.)
Dada
Mamae simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran pada organ hepar
6.) Paru Paru
Pola pernafasan normal, bunyi pernafasan normal dan sebanyak 20x/menit, dan tidak
ada efusi pleura.
7.)
Jantung
Bunyi teratur, S1 = lup, S2=dup
8.)
Abdomen
Bentuk datar, suara bising usus 12x/menit, tidak ada lesi, bila ditekan pada bagian
perut sakit (epigastrium sakit tekan)
9.) Ginjal
Pengeluaran urine normal, tidak ada lesi, dan tidak terdapat haematuri
10.) Genetalia
Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan
11.) Rektum
Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan
12.) Ekskremitas
29
a.
Ekskremitas Atas
Kedua tangan simetris, tidak ada pembengkakan, terpasang infus disebelah kiri,
b.
Ekstermitas bawah
Kedua kaki simetris, tidak ada pembengkakan
13.) Punggung
Tidak ada lesi, tidak ada bengkak, tidak ada kelainan bentuk
30
d. Pola Aktivitas
31
No.
1.
Jenis Aktifitas
Di Rumah
Di RSUD
Nutrisi
1. Makan
a. Jenis Makanan
Nasi, lauk pauk, kue
Bubur nasi, lauk pauk,
kering, buah-buahan
sayur, buah-buahan
b. Frekuensi
2-3 x/hari
3 x/hari
c. Porsi
- 1 porsi habis
1 porsi tidak habis
d. Kesulitan
Klien mengeluh mual dan
tidak nafsu makan
2. Minum
a. Jenis Minuman
Air putih, susu,
Air putih, susu
minuman biasa
b. Frekuensi
2.
8gelas /hari
4-5 gelas/hari
c. Kesulitan
Eliminasi
-
Klien mengeluh mual
1. BAB
1-2 x/hari
Belum BAB
a. Frekuensi
Padat
-
b. Konsistensi
-
-
a. Frekuensi
Sering
5-7 x/hari
b. Warna
Kuning
Kuning
c. Kesulitan
-
-
c. Kesulitan
2. BAK
3.
Istirahat Tidur
1. Siang
15.00 WIB - 17.00 WIB Selama dirumah sakit sering
a. Waktu
4.
tidur
b. Kesulitan
-
2. Malam
22.00 WIB-06.00 WIB
a. Waktu
-
b. Kesulitan
Personal Hygine
-
1. Mandi
a. Frekuensi
2. Cuci Rambut
2x/hari 32
1x/hari diseka
e. Data Psikologis/Konsep Diri
1)
Gambaran Diri
Klien nampak lemas
2)
Identitas Diri
Klien berjenis kelamin laki-laki, klien merupakan suami dari Ny. P
3)
Peran
Dalam keluarganya klien berperan sebagai anak, dan klien mampu melaksanakan
perannya didalam keluarganya.
4)
Ideal Diri
Keinginan klien untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit sangat tinggi
5)
Harga Diri
Klien sangat berharga karena sering diperhatikan oleh semua anggota keluarganya
dan tim medis
f. Data Spiritual
Klien besragama keriten protestan,
g. Data Sosial
Klien mudah diajak komunikasi dengan tim medis dan lingkungan sekitarnya.
h. Data Penunjang
1.) Hasil Laboratorium
No.
Jenis
Hasil
Normal
Pemeriksaan
1.
Hemoglobin
14,8 gr L/dl
12-18 gr L/dl
2.
Leukosit
3.400/mm3
4.000-10.000/mm3
3.
Hematokrit/PCV
45%
37%-48%
4.
Trombosit
77.000/mm3
33
150.000-400.000/mm3
2.) Therapy
a. Infus RL 500ml/4 jam
b. parasetamol 3 x 500 mg
c. ranitidin 2 x 1 amp iv
d. ondansentro 3 x 1 amp iv
II. Analisa Data
No.
1.
Data
Kemungkinan Penyebab
Masalah
Ds : Klien mengeluh
Masuknya virus dengue kedalam Hypertemi
panas badan
tubuh melalui gigitan nyamuk
Do :
aedes aegypti
1. Suhu 37,8oC
2. Nadi 84x /menit
3. Respirasi 24x /mnt
Virus berkembang didalam
tubuh
4. Klien terlihat gelisah
5. Klien terlihat lemah
Suhu tubuh meningkat
6. Bibir kering
2.
Ds : Klien mengeluh
Respon peningkatan Suhu tubuh
tidak nafsu makan
Do :
1. Klien terlihat lesu
Pemenuhan
Merangsang medullan
vomatting center
dan lemah
2. Porsi makan tidak
habis
Ggn.
Mual dan muntah
Nafu makan berkurangRespon
34
kebutuhan
nutrisi
3. Mual
peningkatan Suhu tubuh
Merangsang medullan
vomatting center
Mual dan muntah
Nafu makan berkurang
3.
Ds : Klien mengatakan
Resiko syok
mual
hipovolemik
Virus dengue
Do :
1.
Klien terlihat
enggan utk banyak
Mual
Permeabilitas
minum
dinding pembuluh
2. air yg tersedia
darah
masih terlihat
banyak
Gangguan keseimbangan cairan
& elektrolit
III Diagnosa Keperawatan
No
1.
Daftar diagnosa keperawatan
Hypertermi b.d proses penyakit
35
Tanda tangan
2.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakit
3.
Resiko syok hipovolemik
IV Rencana Keperawatan
N
Tgl/Bln/
Diagnosa
o
Thn
Perawatan
1
4 des ‘15
Hipertermia
Setelah
Fever
berhubungan
dilakukan
Treatment :
vital merupakan
dengan proses
tindakan
Observasi
acuan
penyakit.
keperawatan
tanda-tanda
mengetahui
ditandai
selama ... x 24
vital
keadaan umum
dengan
jam, pasien
tiap 3 jam.
pasien.
DS :
·
Pasien
NOC
NIC
Aktivitas
- Tanda-tanda
untuk
akan :
Menunjukkan
Beri kompres
- Kompres
mengatakan
suhu tubuh
hangatpada
hangat
badannya
dalam rentang
bagian
mengembalikan
panas
normal.
lipatan tubuh
suhu
( Paha dan
memperlancar
aksila ).
sirkulasi.
TTV normal.
DO :
dapat
normal
- Untuk
· Suhu tubuh
Monitor
36
mengetahui
pasien
intake
meningkat
output
dan
adanya
ketidakseimban
37,80C
gan
Berikan obat
anti piretik.
cairan
tubuh.
- Dapat
menurunkan
Temperature
demam
Regulation
Beri banyak
- Peningkatan
minum ( ± 1-
suhu tubuh akan
1,5 liter/hari)
menyebabkan
sedikit
penguapan
tapi
sering
tubuh
meningkat
sehingga perlu
diimbangi
Ganti pakaian
dengan asupan
klien dengan
cairan
bahan
banyak.
tipis
menyerap
keringat.
yang
- Pakaian yang
tipis menyerap
keringat dan
membantu
mengurangi
penguapan
tubuh akibat
dari
peningkatan
suhu dan dapat
terjadi kondusi
Nutrition
37
2.
4 des’ 15
Gangguan
Setelah
managemen -
pemenuhan
dilakukan
- Kaji
kebutuhan
tindakan
keadaan
nutrisi
keperawatan
umum klien-
kurang dari
selama ... x 24
kebutuhan
jam, pasien
makanan
klien sehingga
tubuh
akan :
sesuai
klien mau
kebutuhan
makan.
berhubungan
Menunjukkan
Memudahkan
untuk intervensi
selanjutnya
- Beri
Merangsang
nafsu makan
dengan
kebutuhan nutrisi
mual,
terpenuhi.
muntah,
- Memperlihatkan
orang tua
tapi sering
tidak ada
adanya selera
klien untuk
memudahkan
napsu
makan
memberi
organ
makanan
pencernaan
sedikit tapi
dalam
sering.
metabolisme.
makan.
tubuh klien.- Anjurkan
dalam porsi kecil
- Anjurkan
Makanan
dengan
klien
komposisi TKTP
memberi
berfungsi
makanan
membantu
TKTP
mempercepat
dalam
proses
bentuk
penyembuhan.
lunak
Nutrition Monitoring
- Timbang
berat badan
38
Makanan
klien tiap
hari.
- Monitor
mual dan
Berat badan
muntah
merupakan salah
pasien
satu indicator
pemenuhan
nutrisi berhasil.
-
Untuk
mengetahui
status nutrisi
pasien.
Syok
3.
4 des ‘15
resiko syok
Setelah
prevention
berhubungan dilakukan
Monitor
Memantau
kondisi
klien
masa
dengan
tindakan
keadaan
selama
hipovolemic
keperawatan
umum klien.
perawatan
.
selama ... x 24
terutama
jam,
terjadi perdarahan
pasien
akan :
TTV
dalam
batas normal
Observasi
Natrium serum, tanda-tanda
sehingga
tanda
pra
syok
syok,
dapat ditangani.
Tanda
kalium
serum, vital
dalam
kalsium
serum,
normal
magnesium
serum
vital
batas
menandakan
dalam
batas normal.
Hematokrit
39
saat
Monitor
input
keadaan
umum
dan klien baik
output pasien
Mengetahui
dalam
normal
batas
balance
Anjurkan
cairan
dan
elektrolit
pada pasien/ dalam
keluarga
Keterlibatan
untuk segera keluarga
untuk
melapor jika segera
ada
tanda- melaporkan
jika
tanda
terjadi perdarahan
perdarahan.
terhadap
pasien
sangat membantu
Syok
tim
managemen
Cek
perawatan
untuk
segera
melakukan
hemoglobin,
tindakan
hematokrit,
tepat
yang
trombosit
untuk
acuan
Monitor gas melakukan tindak
darah
dan lanjut
oksigenasi
terhadap
perdarahan.
Untuk
mengetahui
adanya
asodosis
metabolik.
40
DAFTAR PUSTAKA
A. Price, Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC, 2010
Damayanti D, Buku Pintar Perawat Profesional Teori dan Praktek Asuhan Keperawatan,
Jakarta, 2013
Deden dkk, Keterampilan Dasar Keperawatan Proses dan Prosedur, Jilid 2, Jakarta, 2012
Hasyim M, Buku Pedoman Keperawatan, Jakarta, 2014
Kemenkes RI, Buku Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue, Jakarta, 2015
Potter, Fundamentals of Nursing : Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7, Jakarta, 2010
Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Nanda & Nic Noc, Jakarta, 2015
41