ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF DENGU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF
( DENGUE HAEMORAGIC FEVER )

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai
demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit
(terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala
utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik
merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau buang air
besar berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda,
tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara
Tropis dan Subtropis.
Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Di Indonesia

Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar
ke seluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi
antara strain dan genetik, tetapi akhir - akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap
daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari
hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana
DBD secara konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah
kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.

1

Berdasarkan data WHO tahun 2014 untuk kasus Dengue Haemoragic Fever
( DHF ) adalah sebanyak 334.567 ribu kasus DHF, dan sampai pertengahan bulan Desember
tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641
diantaranya meninggal dunia. Untuk data kasus DHF pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera
Barat tercatat sebanyak 2300 kasus, sedangkan untuk kasus DHF pada 3 bulan terakhir
( September - November 2015 ) di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah sebanyak 298 kasus
dan untuk kasus DHF di RSUD Dr. Rasidin Padang di Ruangan Interne pada

3


bulan terakhir ( September - November 2015 ) adalah sebanyak 96 kasus.

B. TUJUAN UMUM
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar ini, di harapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit DHF (Dengue Hemorrhagic Fever)
2. Tujuan Khusus
 Mahasiswa dapat menjelaskan definisi penyakit DHF
 Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi DHF
 Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi DHF
 Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis DHF
 Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi penyakit DHF
 Mahasiswa dapat menjelaskan klasifikasi penyakit DHF
 Mahasiswa dapat menjelaskan pencegahan penyakit DHF
 Mahasiswa dapat menyebutkan pemeriksaan penunjang penyakit DHF
 Mahasiswa dapat menerapkan penatalaksanaan penyakit DHF
 Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit DHF

2


BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisologi Sistem Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma
darah dan bagian korpuskuli.
Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel
darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ
pembentuk darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan
berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali.
Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras,
dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa
saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka menunjukkan,
peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya satu
bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan
menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah

pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa
kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan,
pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah
beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus
terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah
tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk
tersebut akan membeku dan berakibat pada kematian ( A. Price, 2010 ).
1.2

Komposisi dan Struktur Darah Manusia
3

a. Karakteristik
1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk)
tertahan dan di bawa dalam matriks cairan (plasma).
2. Darah lebih berat dibandingkan dengan air dan lebih ketal. Cairan ini
memiliki rasa dan bau yang khas, serta Ph 7.4 (7.35 - 7.45).
3. Warna darah bervariasi dan merah terang sampai merah tua kebiruan,
bergantung pada kadar oksigen yang dibawa ke sel darah merah.
4. Volume darah tetap sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran ratarata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi

sesuai dengan ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah
jaringan edukosa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi dengan
perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya.
b. Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%
bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume
sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian
55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan
darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
1)

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak
dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin
dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam
penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia.

2)


Keping - keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

3)

Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
4

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan
bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan
berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid
atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit
menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit
menderita penyakit leukopenia.
4)

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
a. Air: 91,0%
b. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)

c. Mineral : 0,9% ( natrium klorida, natrium bicarbonat, garam dari
kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
a) Albumin

b) Bahan pembeku darah
c) Immunoglobin (antibodi)
d) Hormon
e) Berbagai jenis protein
f)

5)

Berbagai jenis garam

Struktur sel darah :
a.

Air


: 91%

b.

Protein

: 3% (albumin, globulin, protombin dan
fibronogen )

c.

Mineral

: 0,9% ( Natrium klorida,natrium bikarbonat,
garam posfat,magnesium, kalsium dan zat
besi )

d.

Bahan organik : 0,1% ( Glukosa, lemak, asam urat, kreatinin

kolesterol dan asam amino) (Brunner & Suddarth,
2010).

5

1.3 Fungsi Sel Darah dan Plasma Darah Pada Tubuh Manusia.
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks
zat organik dan zat anorganik.
Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut
ada yang masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara
lain seperti berikut.
a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak,
kolesterol, dan garam mineral.
b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi.
c. Protein,
Protein dalam plasma darah terdiri atas:
1) Antiheofilik berguna mencegah anemia.
2) Tromboplastin berguna dalam proses pembekuan darah.
3) Protrombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah.

4) Fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah.
5) Albumin mempunyai peranan penting untuk memelihara tekanan osmotik
darah.
6) Gammaglobulin berguna dalam senyawa antibodi.
d. Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.
Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsure pokok
plasma yang tidak dapat menembus membrane kapilar untuk mencapai sel. Ada 3
jenis protein plasma:
1. Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55-60%. Albumin
disintesiskan dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotic koloid
darah. Koloid, adalah zat yang berdiameter 1Nm – 100Nm, sedangkan kristaloid
adalah zat yang berdiameter kurang dari 1 Nm. Plasma mengandung koloid dan
kristaloid.Tekanan osmotic koloid atau tekanan onkotik, ditentukan berdasarkan
jumlah partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan ukuran ‘daya tarik’

6

plasma terhadap difusi air dan cairan ekstraseluler yang melewati membrane
kapilar.
2. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.

α dan β globulin disintesiskan dihati, dengan fungsi utama sebagai molekul
pembawa lipid, beberapa hormone berguna sebagai substrat, dan zat penting tubuh
lainnya. Gamma globulin adalah antibody. Ada 5 jenis immunoglobulin yang
diproduksi jaringan limpoid dan berfungsi dalam imunitas.
3. Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan erupakan
komponen

esensial

dalam

mekanisme

pembekuan

darah.

Plasma juga

mengandung nutrient, gas darah, elektrolit, mineral, hormone, vitamin dan zat-zat
sisa.
a.

Nutrien meliputi asam amino, gula dan lipid yang diabsorbsi dari saluran
pencernaan.

b. Gas Darah meliputi oksigen, karbondioksida dan nitrogen
c. Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium,magnesium, klorida, kalsium,
bikarbonat, fosfat dan ion sulfat. Elemen pembentuk darah meliputi sel darah
merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit) dan trombosit.
1.4

Eritrosit atau Sel Darah Merah
a. Karakteristik
Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan
pada sentralnya dan berdiameter 7,65 µm.Terbungkus dalam membran sel
dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga
memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil).
Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin,
sejenis pigmen pernafasan yang mengikat oksigen. Fungsi hemoglobin itu
sendiri yaitu jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan
bergabung dengan rantai alfa dan beta, untuk membentuk oksihemoglobin. Dan
hemoglobin berikatan dengan CO2 dibagian asam amino pada globin.
Karbaminohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% CO2 yang
terkandung dalam darah, 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.
7

b. Fungsi Eritrosit
1.

Mentransfer oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin
terhadap oksigen.

2.

Mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh.

3.

Mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui
paru - paru.

c. Leukosit atau Sel Darah Putih
Leukosit dibagi dalam 2 kategori, granulosit dan sel mononuclear
(agranulosit). Dalam darah normal, jumlah total leukosit adalah 5.000 sampai
10.000 sel per mm3. Sekitar 60% diantaranya adalah granulosit dan 40% sel
mononuclear.
Granulosit. Diameter granulosit biasanya sampai tiga kali eritrosit.
Granulosit dibagi dalam tiga sub pengikat warna. Eosinofil, memiliki
memiliki granula berwarna merah terang dalam sitoplasmanya, Basofil,
berwarna biru, dan Netrofil, memiliki granula berwarna ungu pucat.
Leukosit Mononuklear (Agranulosit), adalah sel darah putih dengan inti
satu lobus dan sitoplasmanya bebas granula. Dalam darah orang dewasa
normal, limfosit berjumlah sekitar 30% dan monosit sekitar 5% dalam total
leukosit. Limfosit matang adalah sel kecil dengan sitoplasma sedikit.
Diproduksi terutama oleh nodus limfe dan jaringan limfoid usus, limfa, dan
kelenjar timus dari sel prekursor yang berasal sebagai sel stem sumsum.
Monosit adalah leukosit terbesar. Diproduksi oleh sumsum tulang dan dapat
berubah menjadi histiosit jaringan, termasuk sel kupfer di hati, makrofag
peritoneal, makrovag alveolar, dan komponen lain sistem retikuloendotileal.
d. Fungsi Leukosit
Melindungi tubuh terhadap invasi bakteri atau benda asing lainnya.
Fungsi utama netrofilik PMN adalah memakan benda asing (fagositosis).
Fungsi limfosit terutama menghasilkan subtansi yang membantu penyerangan
benda asing. Sekelompok limfosit (limfosit T) membunuh sel secara langsung
atau menghsilkan berbagai limfokin, suatu subtansi yang memperkuat
8

aktifitas sel fagositik. Sekelompok limfosit lainnya (limfosit B) menghasilkan
antibody, suatu molekul protein yang akan menghancurkan benda asing
dengan berbagai mekanisme.
Eosinofil dan basofil berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai
material biologis kuat seperti histamine, serotim, dan heparin. Pelepasan
senyawa tersebut mempengaruhi suplai darah ke jaringan, seperti yang terjadi
selama peradangan, dan membantu memobilisasi mekanisme pertahanan
tubuh. Peningkatan jumlah eosinofil pada keadaan alergi menunjukan bahwa
sel ini terlibat dalam reaksi hipersensitifitas
1.5 Nilai dan Ukuran Normal Komponen Darah Manusia.
a.

Nilai dan ukuran normal komponen darah manusia
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira
1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada
tiap-tiap orang tidak sama, tergantung kepada umur, pekerjaan, keadaan
jantung atau pembuluh darah. (Brunner & Suddarth, 2010).

b. Nilai - nilai sel darah dewasa normal :
1. Sel darah merah

: 4,2 - 6,2 juta per ml darah

2. Sel darah putih

: 5000 - 10.000 juta per ml darah

3. Trombosit

: 140.000 - 340.00 per ml darah

4. Hematokrit (% sel darah merah) : 45-52% untuk pria; 36-48% untuk
wanita
5. Hemoglobin

: 14,0-17,4 gram per 100ml untuk pria; 12,0
16,0 gram per 100ml untuk wanita.
(Elizabeth J Corwin, 2010).

9

1.6 Sel - Sel Darah Merah
Sel darah merah
Sel darah merah atau yang disebut eritrosit berasal dari bahasa yunani,
yaitu erythros berarti merah dan krytos yang berarti selubung/sel. Sel ini tidak
memiliki intisel, mitokondria, atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan
mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein. Sel darah merah
mengandung protein hemoglobin yang mengangkut sebagian besar oksigen yang
diambil di paru ke sel-sel diseluruh tubuh. Hemoglobin menempati sebagian
besar ruang intrasel eritrosit. Sel darah matang dikeluarkan dari sum-sum tulang
dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami disintegrasi dan mati.
Sel-sel darah merah yang mati diganti oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh
sumsul tulang. (Elizabeth J Corwin, 2010)

2.

Definisi
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus, ditandai dengan demam 2 - 7
hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit < 100.000 /
mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit ≥ 20 % dari nilai
normal.Pemeriksaan

serologis

(ELISA,

Rapid

Diagnostic

Test/RDT

Dengue)

menunjukkan hasil positif ( Kemenkes RI, Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Buku Saku, 2013 )
3. Etiologi
a. Virus dengue
Demam dengue fever atau demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan
virus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam aribonukleat rantai tunggal dengan berat
molekul 4 x 106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue dan demam berdarah dengue.
Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotip terbanyak.
10

Virus Dengue merupakan keluarga flaviviridae dengan empat serotip (DEN 1, 2, 3,
4). Terdiri dari genom RNA stranded yang dikelilingi oleh nukleokapsid. Virus Dengue
memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi, sehingga mengganggu sintesis protein sel
pejamu. Kapasitas virus untuk mengakibatkan penyakit pada pejamu disebut virulensi.
Virulensi virus berperan melalui kemampuan virus untuk :
1) Menginfeksi lebih banyak sel
2) Membentuk virus progenik
3) Menyebabkan reaksi inflamasi hebat
4) Menghindari respon imun mekanisme efektor
b. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk
aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain
merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi dengan salah satu serotipe
akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak
ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Nyamuk Aedes Aegypti maupun
Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada
orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di
daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut
berperan dalam penularan.
Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat
tempat - tempat air minum yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang
terdapat di luar rumah di lubang - lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan
daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih
menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari
dan senja hari.
c. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin
untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya.
Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan
infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau
11

lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama
kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
4. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan
kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus -antibody.
Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh
darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan
hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik.
Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
5. Manifestasi Klinis
a. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai
tujuh hari turun secara cepat menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan
dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya
anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa
lemah dapat menyetainya.
b.

Perdarahan

:

perdarahan

disini

terjadi

akibat

berkurangnya

trombosit

(trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis
trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang berupa:
1) Uji torniquet positif
12

2) Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
3) Epistaksis dan perdarahan gusi
4) Hematemesis, melena
5) Hematuri
c. Hepatomegali :
1) Biasanya dijumpai pada awal penyakit
2) Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
3) Nyeri tekan pada daerah ulu hati
4) Tanpa diikuti dengan icterus
5) Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue
d. Syok yang dikenal dengan Sindrom Renjatan Dengue (SRD/DSS) , disebabkan oleh
karena : Perdarahan dan kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler
yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok adalah:
1) Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
2) Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
3) Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
4)

Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang dari 80 mmHg)

5) Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
e. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi
pada hari ke tiga sampai ke tujuh.
f. Hemokonsentrasi

:

Meningkatnya

nilai

hematokrit

merupakan

indikator

kemungkinan terjadinya syok.
g. Gejala - gejala lain :
Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang. Penurunan
kesadaran
6. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
13

b.

Shock atau renjatan.

c.

Effuse pleura

d.

Penurunan kesadaran.

7. Klasifikasi
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah
kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi
kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit
yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan
manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
8.

Pencegahan
Ada 3 cara pemberantasan vector :
a.

Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging
hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis betul - betul memenuhi kriteria

b.

Abatisasi

14

Dilaksanakan di desa atau kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat -tempat
umum.
c.

Tanpa Inteksida
Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara 3 M :
1) Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat
penampungan air bersih.
2) Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
3) Mengubur atau menyingkirkan kaleng - kaleng bekas, plastik dan barang bekas,
lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk
Aedes Aegypti.

9.

Pemeriksaan penunjang
a.

b.

Darah
1)

Trombosit menurun.

2)

HB meningkat lebih 20 %.

3)

HT meningkat lebih 20 %.

4)

Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.

5)

Protein darah rendah.

6)

Ureum PH bisa meningkat.

7)

NA dan CL rendah.

Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1)

Rontgen thorax : Efusi pleura.

2)

Uji test tourniket (+)

15

10.

Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan
cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+
4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
d. Pemberian obat - obatan: antibiotik, antipiretik,
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda - tanda vital ( T,S,N,RR).
g. Monitor adanya tanda - tanda renjatan
h. Monitor tanda - tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB, HT, dan Trombosit setiap hari.

16

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Asuhan keperawawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama
dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. (Damayanti D, 2013).
Tahap - tahap proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman
dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan, atau
membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan
pasien pasien atau keluarga dapat dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Hasyim
M, 2014).
1.

Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi
yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis;
kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan dalam
format yang dapat dibuka kembali. (Hasyim M, 2014)
Pengkajian pada klien dengan penyakit infeksi demam berdarah dengue adalah :
a. Identitas Klien
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal lahir, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, agama, status perkawinan, nomor medical record, alamat dan diagnosa
medis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama, umur, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien dan alamat

17

b.

Riwayat Kesehatan Klien
1. Keluhan utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus
selama 2 - 7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri
epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati,
mual dan nafsu makan menurun
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ada kemungkinan klien yang telah terinfeksi penyakit DHF bisa terulang terjangkit
DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang pernah
diderita dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota
keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu rumah.
c. Pemeriksaan Fisik

:

1. Status Present :
a. Penampilan atau kesan umum
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

b. Pemeriksaan tanda - tanda vital ( TD, S, N, Rr )

18

2. Pengkajian persistem
a.

Sistem Pernapasan
Sesak,

perdarahan

melalui

hidung,

pernapasan

dangkal,

epistaksis,

pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi,
krakles.
b. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada
grade IV dapat trjadi DSS
c.

Sistem Kardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,
lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV
nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

d.

Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.

e.

Sistem perkemihan
Produksi

urine

menurun,

kadang

kurang

dari

30

cc/jam,

akan

mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
f.

Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif
pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.
3.

19

5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan
klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Nanda, 2015)
Menurut Nanda 2015 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a.

Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit

b.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakitnya

c.

Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.

d.

Intolenransi aktivitas sehari - hari berhubungan dengan kelemahan tubuh

e.

Kurang pengetahuan b.d kurang familier dengan sumber informasi

6. Intervensi keperawatan
a. Hipertermia b.d proses penyakitnya
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Hipertermia

Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Setelah

dilakukan

Intervensi
( Nic )

Rasional

Fever Treatment :

- Tanda - tanda vital

Observasi tanda -

merupakan acuan

berhubungan

tindakan

dengan proses

keperawatan selama tanda vital

untuk mengetahui

penyakit.

... x 24 jam, pasien tiap 3 jam.

keadaan umum

akan :

pasien.

Menunjukkan

Beri kompres

- Kompres hangat

suhu tubuh dalam hangat pada bagian

dapat

rentang normal.

lipatan tubuh

mengembalikan suhu

( Paha dan aksila ).

normal

TTV normal.

memperlancar
sirkulasi.
Monitor intake dan
output
20

- Untuk mengetahui
adanya

ketidakseimbangan
cairan tubuh.
Berikan obat anti
piretik.
Temperature

- Dapat menurunkan
demam
- Peningkatan suhu

Regulation

tubuh akan

Beri banyak

menyebabkan

minum ( ± 1-1,5

penguapan tubuh

liter/hari) sedikit

meningkat sehingga

tapi sering

perlu diimbangi
dengan asupan
cairan yang banyak.

Ganti pakaian

- Pakaian yang tipis

klien dengan bahan

menyerap keringat

tipis menyerap

dan membantu

keringat.

mengurangi
penguapan tubuh
akibat dari
peningkatan suhu
dan dapat terjadi
kondusi

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakitnya
21

Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Gangguan

Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )

Intervensi
( Nic )

Setelah dilakukan

pemenuhan

tindakan

kebutuhan

keperawatan

Rasional

Nutrition managemen

untuk intervensi

- Kaji

nutrisi kurang

selama ... x 24 jam,
dari kebutuhan pasien akan :
tubuh b.d
Menunjukkan

- Merangsang nafsu

klien

makan klien

- Beri makanan

sehingga klien mau

kebutuhan nutrisi

sesuai

penyakitnya

terpenuhi.

kebutuhan

adanya selera makan

selanjutnya

keadaan umum -

proses

Memperlihatkan

- Memudahkan

makan.
-

tubuh klien.

- Makanan dalam
porsi kecil tapi sering

- Anjurkan klien

memudahkan organ

untuk makan

pencernaan dalam

makanan sedikit

metabolisme.

tapi sering.

- Makanan dengan

-

- Anjurkan klien

komposisi TKTP

untuk makan

berfungsi membantu

makanan TKTP

mempercepat proses

dalam bentuk

penyembuhan.

lunak
Nutrition
Monitoring
-

- Berat badan

- Timbang berat

merupakan salah satu

badan klien tiap

indikator pemenuhan

hari.

nutrisi berhasil.
- Untuk mengetahui

- Monitor mual
22

status nutrisi klien.

dan muntah
klien
3. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
1. Resiko syok

Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )
Setelah

Intervensi
( Nic )

dilakukan

Rasional

Syok

berhubungan

tindakan

prevention

dengan

keperawatan

hipovolemik.

selama ... x 24 jam, keadaan umum

perawatan terutama

pasien akan :

saat terjadi perdarahan

- Monitor
klien.

TTV dalam batas

klien selama masa

sehingga tanda pra

normal
Natrium

- Memantau kondisi

syok, syok dapat
serum,

ditangani.

kalium

serum,

- Tanda vital dalam

kalsium

serum,

magnesium

serum tanda-tanda vital

- Observasi

dalam batas normal.

menandakan keadaan
umum klien baik

Hematokrit dalam
batas normal

batas normal

- Mengetahui balance
- Monitor input

cairan dan elektrolit

dan output klien

dalam
- Keterlibatan

- Anjurkan pada

keluarga untuk segera

klien/ keluarga

melaporkan jika

untuk segera

terjadi perdarahan

melapor jika ada

terhadap klien sangat

tanda-tanda

membantu tim

perdarahan.

perawatan untuk
segera melakukan
tindakan yang tepat

23

Syok
managemen
- Untuk acuan
- Cek

melakukan tindak

hemoglobin,

lanjut terhadap

hematokrit,

perdarahan.

trombosit

- Untuk mengetahui

- Monitor gas

adanya asodosis

darah dan

metabolik.

oksigenasi
4. Intolenransi aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Diagnosa
keperawatan
( Nanda )

Tujuan dan
kriteria hasil
( Noc )

Intervensi
( Nic )

Rasional

Activity Therapy
4. Intolenrans
i aktivitas

Setelah

sehari-hari

tindakan

dilakukan -

berhubunga keperawatan
n dengan

selama ... x 24 jam,

kelemahan

pasien akan :

tubuh.

Kaji hal-hal yang

- Mengetahui tingkat

mampu dilakukan

ketergantungan klien

klien.

dalam memenuhi
kebutuhannya.

-

Dapat

Bantu klien

- Bantuan sangat

memenuhi

diperlukan klien pada

berpartisipasi

kebutuhan

saat kondisinya lemah

dalam

aktivitasnya sesuai

dalam pemenuhan

dengan tingkat

kebutuhan sehari-hari

keterbatasan klien

tanpa mengalami

aktivitas

fisik
Dapat melakukan
aktivitas sehari-hari

ketergantungan pada

TTV normal

orang lain.
24

Beri penjelasan

- Dengan penjelasan,

tentang hal-hal yang

klien termotivasi untuk

dapat membantu dan

kooperatif selama

meningkatkan

perawatan terutama

kekuatan fisik klien.

terhadap tindakan yang
dapat meningkatkan
kekuatan fisiknya.

-

-

Libatkan keluarga

- Keluarga merupakan

dalam pemenuhan

orang terdekat dengan

ADL klien

klien

Jelaskan pada

- Untuk mencegah

keluarga dan klien

terjadinya keadaan

tentang pentingnya

yang lebih parah

bedrest ditempat
tidur.
5. Kurang pengetahuan b.d kurang familier dengan sumber informasi

Diagnosa
keperawatan
( Nanda )
5. Kurang

Tujuan dan
Intervensi
kriteria hasil
( Nic )
( Noc )
Setelah dilakukan Teaching: Disease

Rasional

pengetahuan

tindakan

Proses

b.d kurang

keperawatan

-

familier

selama ... x 24

pengetahuan

pemberian informasi

dengan

jam, pasien akan :

klien/keluarga

selanjutnya.

sumber
informasi

Pasien

dan

Kaji tingkat

-

Sebagai data fdasar

tentang penyakit

keluarga

DHF

menyatakan

-

Kaji latar belakang

-

Untuk memberikan

pemahaman

pendidikan klien/

penjelasan sesuai

tentang penyakit ,

keluarga.

dengan tingkat

kondisi

,

pendidikan klien/
25

prognosisdan

keluarga sehingga

program

dapat dipahami.

pengobatan

-

Jelaskan tentang

- Agar informasi dapat

Mampu

proses penyakit,

diterima dengan

melaksanakan

diet, perawatan dan

mudah dan tepat

yang

obat-obatan pada

sehingga tidak terjadi

klien dengan bahasa

kesalahpahaman.

dijelaskan

secara benar

dan kata-kata yang
mudah dimengerti.
-

Jelaskan semua

-

Dengan mengetahui

prosedur yang akan

prosedur/tindakan

dilakukan dan

yang akan dilakukan

manfaatnya pada

dan manfaatnya, klien

klien.

akan kooperatif dan
kecemasannya
menurun.

-

Berikan

Mengurangi

kesempatan pada

kecemasan dan

klien/ keluarga

memotivasi klien

untuk menanyakan

untuk kooperatif.

hal-hal yang ingin
diketahui
sehubungan dengan
penyakit yang
diderita klien.

BAB III
TINJAUAN KASUS
26

-

Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1.) Identitas Klien
Nama

: Nn. Y F

Umur

: 18 tahun

Jenis Kelamin

: perempuan

Tanggal Lahir

: 19 juni 1998

Tanggal Masuk

: 3 Desember 2015

Tanggal Pengkajian

: 4 Desember 2015

Agama
Statu Perkawinan

: kristen protestan
: belum Menikah

Nomor Medrec

: 154739

Alamat

: perumahan bungo mas thp III

Dx. Medis

: DHF

2.) Identitas Penanggung Jawab
Nama

: Tn. R S

Umur

: 43 Tahun

Pekerjaan

: Swasta

Agama

: kristen protestan

Hubungan dengan Klien

: ayah

Alamat

: perumahan bungo mas thp III

b. Keperawatan/Kesehatan Riwayat:
1.) Keluhan Utama
Klien mengeluh panas badan, mual

27

2.) Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Klien mengeluh panas badan 4 hari ini secara terus-menerus disertai dengan mual,
pusing, nyeri pada bagian ulu hati.
3.) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Menurut penuturan klien, klien belum pernah menderita penyakit seperti saat ini, klien
juga belum pernah dirawat di rumah sakit.
4.) Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
Menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita seperti
klien saat ini, menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan seperti: DM, asma, dan lain lain. Dan menurut
penuturan klien juga didalam anggota keluarjganya tidak mempunyai penyakit
menular seperti: TBC, Hepatitis, AIDS dan lain lain.
c. Pemeriksaan Head to toe
1.) Penampilan atau Kesan Umum
Kesadaran compos mentis, badan lemah, dan warna kulit muka kemerah-merahan.
2.) Tanda Tanda Vital (TTV)
Tekanan Darah : 100/80 mmhg, Nadi : 101x /menit,Respirasi : 20x /menit dan Suhu :
40,1oC
3.)

Kepala dan Wajah
a. Bagian kepala tidak ada lesi, tidak ada benjolan, warna kulit kepala kecoklatan,
penyebaran rambut merata, rambut mudah dicabut,tidak ada ketombe
b. Wajah
Tidak ada acne, pergerakan wajah normal, warna kulit wajah kemerah-merahan, kedua
pipi simetris
a)

Mata

28

Ketajaman normal, konjung tiva berwarna merah muda, pergerakan pupil simetris,
kedua bola mata simetris, lapang pandang normal, sclera berwarna putih, tidak
ada udim pada kelopak mata, dan tidak ada pendarahan pada konjung tiva
b) Telinga
Pendengaran jelas, daun telinga simetris, dan tidak ada cerumen
c)

Hidung
Dapat membedakan bau, tidak epitaksis, pilek, dan lubang hidung simetris.

d) Mulut
Berbicara normal, dapat menelan dan menggigit secara normal, bibir kering, tidak
ada lesi pada bibir, dan tidak ada pendarahan pada gusi.
4.)

Leher
Pergerakannya bebas, tidak ada lesi, dan tidak ada pembesaran getah bening.

5.)

Dada
Mamae simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran pada organ hepar

6.) Paru Paru
Pola pernafasan normal, bunyi pernafasan normal dan sebanyak 20x/menit, dan tidak
ada efusi pleura.
7.)

Jantung
Bunyi teratur, S1 = lup, S2=dup

8.)

Abdomen
Bentuk datar, suara bising usus 12x/menit, tidak ada lesi, bila ditekan pada bagian
perut sakit (epigastrium sakit tekan)

9.) Ginjal
Pengeluaran urine normal, tidak ada lesi, dan tidak terdapat haematuri
10.) Genetalia
Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan
11.) Rektum
Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan
12.) Ekskremitas
29

a.

Ekskremitas Atas
Kedua tangan simetris, tidak ada pembengkakan, terpasang infus disebelah kiri,

b.

Ekstermitas bawah
Kedua kaki simetris, tidak ada pembengkakan

13.) Punggung
Tidak ada lesi, tidak ada bengkak, tidak ada kelainan bentuk

30

d. Pola Aktivitas

31

No.
1.

Jenis Aktifitas

Di Rumah

Di RSUD

Nutrisi
1. Makan
a. Jenis Makanan

Nasi, lauk pauk, kue

Bubur nasi, lauk pauk,

kering, buah-buahan

sayur, buah-buahan

b. Frekuensi

2-3 x/hari

3 x/hari

c. Porsi

- 1 porsi habis

1 porsi tidak habis

d. Kesulitan

Klien mengeluh mual dan
tidak nafsu makan

2. Minum
a. Jenis Minuman

Air putih, susu,

Air putih, susu

minuman biasa
b. Frekuensi
2.

8gelas /hari

4-5 gelas/hari

c. Kesulitan
Eliminasi

-

Klien mengeluh mual

1. BAB

1-2 x/hari

Belum BAB

a. Frekuensi

Padat

-

b. Konsistensi

-

-

a. Frekuensi

Sering

5-7 x/hari

b. Warna

Kuning

Kuning

c. Kesulitan

-

-

c. Kesulitan
2. BAK

3.

Istirahat Tidur
1. Siang

15.00 WIB - 17.00 WIB Selama dirumah sakit sering

a. Waktu

4.

tidur

b. Kesulitan

-

2. Malam

22.00 WIB-06.00 WIB

a. Waktu

-

b. Kesulitan
Personal Hygine

-

1. Mandi
a. Frekuensi
2. Cuci Rambut

2x/hari 32

1x/hari diseka

e. Data Psikologis/Konsep Diri
1)

Gambaran Diri
Klien nampak lemas

2)

Identitas Diri
Klien berjenis kelamin laki-laki, klien merupakan suami dari Ny. P

3)

Peran
Dalam keluarganya klien berperan sebagai anak, dan klien mampu melaksanakan
perannya didalam keluarganya.

4)

Ideal Diri
Keinginan klien untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit sangat tinggi

5)

Harga Diri
Klien sangat berharga karena sering diperhatikan oleh semua anggota keluarganya
dan tim medis

f. Data Spiritual
Klien besragama keriten protestan,
g. Data Sosial
Klien mudah diajak komunikasi dengan tim medis dan lingkungan sekitarnya.
h. Data Penunjang
1.) Hasil Laboratorium

No.

Jenis

Hasil

Normal

Pemeriksaan
1.

Hemoglobin

14,8 gr L/dl

12-18 gr L/dl

2.

Leukosit

3.400/mm3

4.000-10.000/mm3

3.

Hematokrit/PCV

45%

37%-48%

4.

Trombosit

77.000/mm3

33

150.000-400.000/mm3

2.) Therapy
a. Infus RL 500ml/4 jam
b. parasetamol 3 x 500 mg
c. ranitidin 2 x 1 amp iv
d. ondansentro 3 x 1 amp iv
II. Analisa Data
No.
1.

Data

Kemungkinan Penyebab

Masalah

Ds : Klien mengeluh

Masuknya virus dengue kedalam Hypertemi

panas badan

tubuh melalui gigitan nyamuk

Do :

aedes aegypti

1. Suhu 37,8oC
2. Nadi 84x /menit
3. Respirasi 24x /mnt

Virus berkembang didalam
tubuh

4. Klien terlihat gelisah
5. Klien terlihat lemah

Suhu tubuh meningkat

6. Bibir kering
2.

Ds : Klien mengeluh

Respon peningkatan Suhu tubuh

tidak nafsu makan
Do :
1. Klien terlihat lesu

Pemenuhan
Merangsang medullan
vomatting center

dan lemah
2. Porsi makan tidak
habis

Ggn.

Mual dan muntah
Nafu makan berkurangRespon
34

kebutuhan
nutrisi

3. Mual

peningkatan Suhu tubuh

Merangsang medullan
vomatting center
Mual dan muntah
Nafu makan berkurang
3.

Ds : Klien mengatakan

Resiko syok

mual

hipovolemik
Virus dengue

Do :
1.

Klien terlihat

enggan utk banyak

Mual
Permeabilitas

minum

dinding pembuluh

2. air yg tersedia

darah

masih terlihat
banyak

Gangguan keseimbangan cairan
& elektrolit

III Diagnosa Keperawatan
No
1.

Daftar diagnosa keperawatan
Hypertermi b.d proses penyakit

35

Tanda tangan

2.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses
penyakit

3.

Resiko syok hipovolemik

IV Rencana Keperawatan

N

Tgl/Bln/

Diagnosa

o

Thn

Perawatan

1

4 des ‘15

Hipertermia

Setelah

Fever

berhubungan

dilakukan

Treatment :

vital merupakan

dengan proses

tindakan

Observasi

acuan

penyakit.

keperawatan

tanda-tanda

mengetahui

ditandai

selama ... x 24

vital

keadaan umum

dengan

jam, pasien

tiap 3 jam.

pasien.

DS :
·

Pasien

NOC

NIC

Aktivitas

- Tanda-tanda
untuk

akan :
Menunjukkan

Beri kompres

- Kompres

mengatakan

suhu tubuh

hangatpada

hangat

badannya

dalam rentang

bagian

mengembalikan

panas

normal.

lipatan tubuh

suhu

( Paha dan

memperlancar

aksila ).

sirkulasi.

TTV normal.
DO :

dapat
normal

- Untuk

· Suhu tubuh

Monitor
36

mengetahui

pasien

intake

meningkat

output

dan

adanya
ketidakseimban

37,80C

gan
Berikan obat
anti piretik.

cairan

tubuh.
- Dapat
menurunkan

Temperature

demam

Regulation
Beri banyak

- Peningkatan

minum ( ± 1-

suhu tubuh akan

1,5 liter/hari)

menyebabkan

sedikit

penguapan

tapi

sering

tubuh
meningkat
sehingga perlu
diimbangi

Ganti pakaian

dengan asupan

klien dengan

cairan

bahan

banyak.

tipis

menyerap
keringat.

yang

- Pakaian yang
tipis menyerap
keringat dan
membantu
mengurangi
penguapan
tubuh akibat
dari
peningkatan
suhu dan dapat
terjadi kondusi

Nutrition
37

2.

4 des’ 15

Gangguan

Setelah

managemen -

pemenuhan

dilakukan

- Kaji

kebutuhan

tindakan

keadaan

nutrisi

keperawatan

umum klien-

kurang dari

selama ... x 24

kebutuhan

jam, pasien

makanan

klien sehingga

tubuh

akan :

sesuai

klien mau

kebutuhan

makan.

berhubungan

Menunjukkan

Memudahkan
untuk intervensi
selanjutnya

- Beri

Merangsang
nafsu makan

dengan

kebutuhan nutrisi

mual,

terpenuhi.

muntah,

- Memperlihatkan

orang tua

tapi sering

tidak ada

adanya selera

klien untuk

memudahkan

napsu

makan

memberi

organ

makanan

pencernaan

sedikit tapi

dalam

sering.

metabolisme.

makan.

tubuh klien.- Anjurkan

dalam porsi kecil

- Anjurkan

Makanan
dengan

klien

komposisi TKTP

memberi

berfungsi

makanan

membantu

TKTP

mempercepat

dalam

proses

bentuk

penyembuhan.

lunak
Nutrition Monitoring
- Timbang
berat badan
38

Makanan

klien tiap
hari.

- Monitor
mual dan

Berat badan

muntah

merupakan salah

pasien

satu indicator
pemenuhan
nutrisi berhasil.
-

Untuk
mengetahui
status nutrisi
pasien.

Syok
3.

4 des ‘15

resiko syok

Setelah

prevention

berhubungan dilakukan

Monitor

Memantau
kondisi

klien
masa

dengan

tindakan

keadaan

selama

hipovolemic

keperawatan

umum klien.

perawatan

.

selama ... x 24

terutama

jam,

terjadi perdarahan

pasien

akan :
TTV

dalam

batas normal

Observasi

Natrium serum, tanda-tanda

sehingga

tanda

pra

syok

syok,

dapat ditangani.
Tanda

kalium

serum, vital

dalam

kalsium

serum,

normal

magnesium
serum

vital
batas

menandakan
dalam

batas normal.
Hematokrit
39

saat

Monitor
input

keadaan

umum

dan klien baik

output pasien

Mengetahui

dalam
normal

batas

balance
Anjurkan

cairan

dan

elektrolit

pada pasien/ dalam
keluarga

Keterlibatan

untuk segera keluarga

untuk

melapor jika segera
ada

tanda- melaporkan

jika

tanda

terjadi perdarahan

perdarahan.

terhadap

pasien

sangat membantu
Syok

tim

managemen
Cek

perawatan

untuk

segera

melakukan

hemoglobin,

tindakan

hematokrit,

tepat

yang

trombosit
untuk

acuan

Monitor gas melakukan tindak
darah

dan lanjut

oksigenasi

terhadap

perdarahan.
Untuk
mengetahui
adanya

asodosis

metabolik.

40

DAFTAR PUSTAKA

A. Price, Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC, 2010
Damayanti D, Buku Pintar Perawat Profesional Teori dan Praktek Asuhan Keperawatan,
Jakarta, 2013
Deden dkk, Keterampilan Dasar Keperawatan Proses dan Prosedur, Jilid 2, Jakarta, 2012
Hasyim M, Buku Pedoman Keperawatan, Jakarta, 2014
Kemenkes RI, Buku Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue, Jakarta, 2015
Potter, Fundamentals of Nursing : Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7, Jakarta, 2010
Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Nanda & Nic Noc, Jakarta, 2015

41

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124