TUGAS HUBUNGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA
TUGAS HUBUNGAN INTERNASIONAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hubungan Internasional
Yang dibina oleh Bapak Dr. Hermawan, S.IP, M.SI
Disusun Oleh :
AOLYA SOFINISA
(115030107113006)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
KEDIRI
2014
1. Apa yang dimaksud dengan Ekspor dan Impor ?
Ekspor:
Pengertian
Ekspor
barang
pada
umumnya
adalah
kegiatan
mengeluarkan / mengirim barang ke luar negeri, biasanya dalam
jumlah besar untuk tujuan perdagangan, dan melibatkan Custom (Bea
Cukai) baik di negara asal maupun negara tujuan. Bea Cukai bertugas
sebagai pengawas keluar masuknya / lalu lintas barang dalam suatu
negara.
Impor:
Pengertian Impor barang pada umumnya adalah kegiatan memasukkan
barang ke dalam negeri, biasanya dalam jumlah besar untuk tujuan
perdagangan, dan melibatkan Custom (Bea Cukai) sebagai pengawas
keluar masuknya / lalu lintas barang dalam suatu negara.
2. Bagaimana langkah-langkah atau cara Ekspor dan Impor (garis
besarnya) ?
Berikut langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam proses Ekspor :
Mencari tahu terlebih dahulu apakah barang yang akan kita ekspor
tersebut termasuk barang yang dilarang untuk di ekspor,
diperbolehkan untuk diekspor tetapi dengan pembatasan, atau
barang yang bebas diekspor (Menurut undang-undang dan
peraturan di Indonesia). Untuk mengetahuinya bisa dilihat di
www.insw.go.id
Memastikan juga apakah barang kita diperbolehkan untuk masuk
ke negara tujuan ekspor.
Jika kita sudah mendapatkan pembeli (buyer), menentukan sistem
pembayaran, menentukan quantity dan spek barang, dll, maka
selanjutnya kita mempersiapkan barang yang akan kita ekspor dan
dokumen-dokumennya sesuai kesepakatan dengan buyer.
Melakukan pemberitahuan pabean kepada pemerintah (Bea Cukai)
dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB) beserta dokumen pelengkapnya.
Setelah eksportasi kita disetujui oleh Bea Cukai, maka akan
diterbitkan dokumen NPE (Nota Persetujuan Ekspor). Jika sudah
terbit NPE, maka secara hukum barang kita sudah dianggap
sebagai barang ekspor.
Melakukan stuffing dan mengapalkan barang kita menggunakan
moda transportasi udara (air cargo), laut (sea cargo), atau darat.
Mengasuransikan barang / kargo kita (jika menggunakan term CIF)
Mengambil pembayaran di Bank (Jika menggunakan LC atau
pembayaran di akhir)
Beberapa Tahapan Prosedur Ekspor Indonesia :
diatur oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia.
Peraturan perdagangan luar negeri mencakup tata niaga barang ekspor,
bea keluar barang dan surat izin kegiatan ekspor. Tahapan prosedur
ekspor harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Tata niaga barang ekspor
berupa pemeriksaan barang yang dilakukan oleh surveyor dan tata cara
pengiriman barang. Bea keluar barang berupa pengenaan tarif beserta
pengenaan pajak ekspor atau pajak ekspor tambahan. Surat izin
kegiatan ekspor meliputi tata cara pengisian formulir, surat
pemberitahuan ekspor barang atau surat pemberitahuan ekspor barang
tertentu.
Prosedur ekspor Indonesia yang dijalani oleh pelaku usaha di
departemen perdagangan untuk mendapatkan surat izin kegiatan
ekspor yang terdaftar (Approved Exporter). Departemen Perdagangan
Republik Indonesia menyediakan dua metode pengajuan permohonan
izin ekspor. Metode pertama, pengajuan permohonan melalui situs
resmi Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Metode kedua,
pelaku usaha mendatangi langsung ke loket pelayanan perdagangan
luar negeri. Sebelum mengisi formulir registrasi eksportir, pelaku
usaha sudah mempersiapkan kelengkapan dokumen dan data.
Kelengkapan dokumen dan data diperlukan oleh departemen
perdagangan untuk pemrosesan penerbitan berkas perizinan.
Isi dokumen dan data tersebut antara lain surat izin usaha
perdagangan, nomor pokok wajib perusahaan, surat keterangan lokasi
perusahaan, surat akta pendirian perusahaan dan surat akta perubahan
terakhir yang telah disahkan oleh kementerian hukum dan hak asasi
manusia, sertifikat tanah perusahaan, laporan keuangan perusahaan,
nama-nama penanggung jawab perusahaan beserta NPWP masingmasing penanggung jawab perusahaan, tanda pengenal perusahaan
eksportir.
Dokumen dan data akan dikembalikan kepada pelaku usaha
apabila dokumen data tersebut dinilai oleh petugas di departemen
perdagangan terdapat unsur pelanggaran (tracking). Departemen
perdagangan tidak akan memproses lebih lanjut surat permohonan izin
eksporter tersebut. Sebaliknya, jika dokumen dan data dinyatakan valid
akan diterbitkan surat izin ekspor. Bersamaan dengan itu, departemen
perdagangan akan memberikan data elektronik perizinan ekspor ke
Indonesia National Single Window (INSW) atau Foreign Trade
Association (FTA). Pelaku usaha dapat mengambil langsung berkas
perizinan ekspor di loket pelayanan perdagangan luar negeri.
Prosedur ekspor Indonesia ini diberlakukan oleh departemen
perdagangan untuk perusahaan yang kegiatan ekspor melibatkan
barang yang diatur dan diawasi tata niaganya. Sedangkan barang
ekspor yang tidak diatur atau diawasi tata niaganya cukup
menggunakan surat izin usaha perdagangan (SIUP). Surat izin
perdagangan usaha ini dikeluarkan oleh kantor wilayah departemen
perindustrian dan perdagangan setempat. Departemen Perdagangan
Republik Indonesia akan mengeluarkan peraturan terbaru terkait
dengan barang ekspor yang diatur dan diawasi tata niaganya. Oleh
karena itu, pelaku usaha harus sering memeriksa status barang
ekspornya.
Selama pelaku usaha mengikuti prosedur ekspor, pelaku usaha
akan dilibatkan oleh banyak instansi. Sejak barang ekspor tiba di
pelabuhan atau bandara, kelengkapan dokumen dan data yang
berkaitan dengan barang ekspor merupakan harga mati. Dokumen dan
data yang tidak sesuai dengan keadaan barang ekspor akan ditolak oleh
departemen perdagangan dan kepabeanan. Jika terdapat unsur
pelanggaran (tracking) dapat melibatkan institusi lain seperti
Kepolisian Republik Indonesia.
Pada dasarnya jika kita ingin melakukan impor barang dari luar negeri,
ada beberapa hal yang wajib kita ketahui :
Apakah barang yang akan kita impor tersebut diperbolehkan oleh
pemerintah untuk masuk ke Indonesia (tidak termasuk barang
larangan). Untuk mengetahui barang tersebut termasuk barang
larangan atau tidak, bisa dilihat di www.insw.go.id
Dokumen atau perijinan yang harus disiapkan jika barang tersebut
masuk ke Indonesia
Informasi tentang no HS (Harmonized System) barang tersebut
(Berkaitan dengan pembayaran Pajak dan Bea Masuk)
Ketika kita sudah mengetahui hal-hal tersebut, maka yang harus kita
lakukan selanjutnya adalah :
Mengapalkan barang impor dari negara asal ke Indonesia.
Melunasi Bea Masuk dan Pajak sesuai dengan jenis barang yang
kita impor. Besarnya tarif Bea Masuk dan pajak bisa kita lihat di
Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI / HS).
Melakukan pemberitahuan pabean kepada pemerintah (Bea Cukai)
dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Impor Barang
(PIB) beserta dokumen pelengkapnya. Setelah itu Bea Cukai akan
menetapkan jalur hijau, kuning, merah, atau jalur prioritas terhadap
proses impor kita (terdapat prosedur dan kriteria tertentu untuk
masing-masing jalur).
Setelah importasi kita disetujui oleh Bea Cukai, maka akan
diterbitkan dokumen SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran
Barang). Yang dimaksud pengeluaran disini adalah pengeluaran
barang dari kawasan pabean (port). Jika sudah terbit SPPB, maka
secara hukum barang impor tersebut sudah “diijinkan” untuk
memasuki daerah pabean Indonesia.
Mengangkut barang impor dari kawasan pabean (port) ke tempat
kita, biasanya menggunakan moda transportasi truk atau kereta api.
3. Apa yang dimaksud Devisit Neraca Perdagangan ?
Neraca perdagangan merupakan catatan yang berisi nilai
barang-barang yang diekspor maupun diimpor oleh suatu negara.
Kegiatan ekspor suatu negara menimbulkan hak yang berupa
penerimaan pembayaran atau piutang, sedangkan impor barang dari
luar negeri menimbulkan kewajiban membayar ke luar negeri atau
utang negeri. Neraca perdagangan dibuat agar suatu negara dapat
mengetahui perkembangan perdagangan internasional yang dilakukan.
Keadaan neraca perdagangan suatu negara ada tiga kemungkinan yaitu
surplus, defisit, atau seimbang. Neraca perdagangan disebut surplus
jika nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor. Sebaliknya, neraca
perdagangan disebut defisit jika nilai ekspor lebih kecil daripada nilai
impor. Neraca perdagangan disebut seimbang jika nilai ekspor yang
sama dengan nilai impor.
Selisih bersih antara nilai ekspor suatu negara dan impor
barang dagangan, dengan ekspor yang tercantum di sisi aset dan impor
pada sisi kewajiban. Neraca perdagangan adalah positif (surplus) jika
ekspor melebihi impor, dan negatif (defisit) jika sebaliknya yang
terjadi.
4. Berapa nilai Ekspor dan Impor ?
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hubungan Internasional
Yang dibina oleh Bapak Dr. Hermawan, S.IP, M.SI
Disusun Oleh :
AOLYA SOFINISA
(115030107113006)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
KEDIRI
2014
1. Apa yang dimaksud dengan Ekspor dan Impor ?
Ekspor:
Pengertian
Ekspor
barang
pada
umumnya
adalah
kegiatan
mengeluarkan / mengirim barang ke luar negeri, biasanya dalam
jumlah besar untuk tujuan perdagangan, dan melibatkan Custom (Bea
Cukai) baik di negara asal maupun negara tujuan. Bea Cukai bertugas
sebagai pengawas keluar masuknya / lalu lintas barang dalam suatu
negara.
Impor:
Pengertian Impor barang pada umumnya adalah kegiatan memasukkan
barang ke dalam negeri, biasanya dalam jumlah besar untuk tujuan
perdagangan, dan melibatkan Custom (Bea Cukai) sebagai pengawas
keluar masuknya / lalu lintas barang dalam suatu negara.
2. Bagaimana langkah-langkah atau cara Ekspor dan Impor (garis
besarnya) ?
Berikut langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam proses Ekspor :
Mencari tahu terlebih dahulu apakah barang yang akan kita ekspor
tersebut termasuk barang yang dilarang untuk di ekspor,
diperbolehkan untuk diekspor tetapi dengan pembatasan, atau
barang yang bebas diekspor (Menurut undang-undang dan
peraturan di Indonesia). Untuk mengetahuinya bisa dilihat di
www.insw.go.id
Memastikan juga apakah barang kita diperbolehkan untuk masuk
ke negara tujuan ekspor.
Jika kita sudah mendapatkan pembeli (buyer), menentukan sistem
pembayaran, menentukan quantity dan spek barang, dll, maka
selanjutnya kita mempersiapkan barang yang akan kita ekspor dan
dokumen-dokumennya sesuai kesepakatan dengan buyer.
Melakukan pemberitahuan pabean kepada pemerintah (Bea Cukai)
dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB) beserta dokumen pelengkapnya.
Setelah eksportasi kita disetujui oleh Bea Cukai, maka akan
diterbitkan dokumen NPE (Nota Persetujuan Ekspor). Jika sudah
terbit NPE, maka secara hukum barang kita sudah dianggap
sebagai barang ekspor.
Melakukan stuffing dan mengapalkan barang kita menggunakan
moda transportasi udara (air cargo), laut (sea cargo), atau darat.
Mengasuransikan barang / kargo kita (jika menggunakan term CIF)
Mengambil pembayaran di Bank (Jika menggunakan LC atau
pembayaran di akhir)
Beberapa Tahapan Prosedur Ekspor Indonesia :
diatur oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia.
Peraturan perdagangan luar negeri mencakup tata niaga barang ekspor,
bea keluar barang dan surat izin kegiatan ekspor. Tahapan prosedur
ekspor harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Tata niaga barang ekspor
berupa pemeriksaan barang yang dilakukan oleh surveyor dan tata cara
pengiriman barang. Bea keluar barang berupa pengenaan tarif beserta
pengenaan pajak ekspor atau pajak ekspor tambahan. Surat izin
kegiatan ekspor meliputi tata cara pengisian formulir, surat
pemberitahuan ekspor barang atau surat pemberitahuan ekspor barang
tertentu.
Prosedur ekspor Indonesia yang dijalani oleh pelaku usaha di
departemen perdagangan untuk mendapatkan surat izin kegiatan
ekspor yang terdaftar (Approved Exporter). Departemen Perdagangan
Republik Indonesia menyediakan dua metode pengajuan permohonan
izin ekspor. Metode pertama, pengajuan permohonan melalui situs
resmi Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Metode kedua,
pelaku usaha mendatangi langsung ke loket pelayanan perdagangan
luar negeri. Sebelum mengisi formulir registrasi eksportir, pelaku
usaha sudah mempersiapkan kelengkapan dokumen dan data.
Kelengkapan dokumen dan data diperlukan oleh departemen
perdagangan untuk pemrosesan penerbitan berkas perizinan.
Isi dokumen dan data tersebut antara lain surat izin usaha
perdagangan, nomor pokok wajib perusahaan, surat keterangan lokasi
perusahaan, surat akta pendirian perusahaan dan surat akta perubahan
terakhir yang telah disahkan oleh kementerian hukum dan hak asasi
manusia, sertifikat tanah perusahaan, laporan keuangan perusahaan,
nama-nama penanggung jawab perusahaan beserta NPWP masingmasing penanggung jawab perusahaan, tanda pengenal perusahaan
eksportir.
Dokumen dan data akan dikembalikan kepada pelaku usaha
apabila dokumen data tersebut dinilai oleh petugas di departemen
perdagangan terdapat unsur pelanggaran (tracking). Departemen
perdagangan tidak akan memproses lebih lanjut surat permohonan izin
eksporter tersebut. Sebaliknya, jika dokumen dan data dinyatakan valid
akan diterbitkan surat izin ekspor. Bersamaan dengan itu, departemen
perdagangan akan memberikan data elektronik perizinan ekspor ke
Indonesia National Single Window (INSW) atau Foreign Trade
Association (FTA). Pelaku usaha dapat mengambil langsung berkas
perizinan ekspor di loket pelayanan perdagangan luar negeri.
Prosedur ekspor Indonesia ini diberlakukan oleh departemen
perdagangan untuk perusahaan yang kegiatan ekspor melibatkan
barang yang diatur dan diawasi tata niaganya. Sedangkan barang
ekspor yang tidak diatur atau diawasi tata niaganya cukup
menggunakan surat izin usaha perdagangan (SIUP). Surat izin
perdagangan usaha ini dikeluarkan oleh kantor wilayah departemen
perindustrian dan perdagangan setempat. Departemen Perdagangan
Republik Indonesia akan mengeluarkan peraturan terbaru terkait
dengan barang ekspor yang diatur dan diawasi tata niaganya. Oleh
karena itu, pelaku usaha harus sering memeriksa status barang
ekspornya.
Selama pelaku usaha mengikuti prosedur ekspor, pelaku usaha
akan dilibatkan oleh banyak instansi. Sejak barang ekspor tiba di
pelabuhan atau bandara, kelengkapan dokumen dan data yang
berkaitan dengan barang ekspor merupakan harga mati. Dokumen dan
data yang tidak sesuai dengan keadaan barang ekspor akan ditolak oleh
departemen perdagangan dan kepabeanan. Jika terdapat unsur
pelanggaran (tracking) dapat melibatkan institusi lain seperti
Kepolisian Republik Indonesia.
Pada dasarnya jika kita ingin melakukan impor barang dari luar negeri,
ada beberapa hal yang wajib kita ketahui :
Apakah barang yang akan kita impor tersebut diperbolehkan oleh
pemerintah untuk masuk ke Indonesia (tidak termasuk barang
larangan). Untuk mengetahui barang tersebut termasuk barang
larangan atau tidak, bisa dilihat di www.insw.go.id
Dokumen atau perijinan yang harus disiapkan jika barang tersebut
masuk ke Indonesia
Informasi tentang no HS (Harmonized System) barang tersebut
(Berkaitan dengan pembayaran Pajak dan Bea Masuk)
Ketika kita sudah mengetahui hal-hal tersebut, maka yang harus kita
lakukan selanjutnya adalah :
Mengapalkan barang impor dari negara asal ke Indonesia.
Melunasi Bea Masuk dan Pajak sesuai dengan jenis barang yang
kita impor. Besarnya tarif Bea Masuk dan pajak bisa kita lihat di
Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI / HS).
Melakukan pemberitahuan pabean kepada pemerintah (Bea Cukai)
dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Impor Barang
(PIB) beserta dokumen pelengkapnya. Setelah itu Bea Cukai akan
menetapkan jalur hijau, kuning, merah, atau jalur prioritas terhadap
proses impor kita (terdapat prosedur dan kriteria tertentu untuk
masing-masing jalur).
Setelah importasi kita disetujui oleh Bea Cukai, maka akan
diterbitkan dokumen SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran
Barang). Yang dimaksud pengeluaran disini adalah pengeluaran
barang dari kawasan pabean (port). Jika sudah terbit SPPB, maka
secara hukum barang impor tersebut sudah “diijinkan” untuk
memasuki daerah pabean Indonesia.
Mengangkut barang impor dari kawasan pabean (port) ke tempat
kita, biasanya menggunakan moda transportasi truk atau kereta api.
3. Apa yang dimaksud Devisit Neraca Perdagangan ?
Neraca perdagangan merupakan catatan yang berisi nilai
barang-barang yang diekspor maupun diimpor oleh suatu negara.
Kegiatan ekspor suatu negara menimbulkan hak yang berupa
penerimaan pembayaran atau piutang, sedangkan impor barang dari
luar negeri menimbulkan kewajiban membayar ke luar negeri atau
utang negeri. Neraca perdagangan dibuat agar suatu negara dapat
mengetahui perkembangan perdagangan internasional yang dilakukan.
Keadaan neraca perdagangan suatu negara ada tiga kemungkinan yaitu
surplus, defisit, atau seimbang. Neraca perdagangan disebut surplus
jika nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor. Sebaliknya, neraca
perdagangan disebut defisit jika nilai ekspor lebih kecil daripada nilai
impor. Neraca perdagangan disebut seimbang jika nilai ekspor yang
sama dengan nilai impor.
Selisih bersih antara nilai ekspor suatu negara dan impor
barang dagangan, dengan ekspor yang tercantum di sisi aset dan impor
pada sisi kewajiban. Neraca perdagangan adalah positif (surplus) jika
ekspor melebihi impor, dan negatif (defisit) jika sebaliknya yang
terjadi.
4. Berapa nilai Ekspor dan Impor ?