PENGANAN KHAS ACEH PADA KEJADIAN DIABETES MELITUS
SEL Vol. 3 No. 1 Juli 2016: 10-15
PENGANAN KHAS ACEH PADA KEJADIAN DIABETES
MELITUS
Abidah Nur dan Nona Rahmaida Puetri Loka Litbang Biomedis Aceh
Jl. Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Lr. Tgk. Dilangga No. 9 Lambaro, Aceh Besar 0651-8070189, 0651-8070289,
Email :
ABSTRAK
Aceh mempunyai makanan khas dengan rasa yang manis, yaitu dodoi, meuseukat,
dan asoe kaya. Konsumsi makanan manis dapat berisiko diabetes melitus. Angka
diabetes di Aceh diatas rata-rata nasional. Tujuan penelitian adalah mengetahui
risiko konsumsi penganan khas Aceh dengan kejadian diabetes melitus. Penelitian
bersifat deskriptif analitik dengan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah
pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum dr.Fauziah Bireuen. Sampel penelitian
dipilih secara purposive sampling dengan besaran sampel dihitung menggunakan
rumus Lemeshow dan didapatkan 50 kasus (pasien dengan diabetes melitus) dan 50
kontrol (pasien non diabetes melitus). Hasil uji chi-square menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara konsumsi dodoi dan meuseukat dengan kejadian
diabetes melitus (p<0,05). Dari 41 responden yang mengkonsumsi dodoi, 66%
menderita diabetes melitus. Terdapat 63% responden yang menderita diabetes
melitus dari 38 yang mengkonsumsi meuseukat. Konsumsi dodoi berisiko 3 kali dan
meuseukat 2,4 kali terkena dibetes melitus. Kadar gula yang tinggi dalam penganan
khas Aceh menjadi rambu bagi penderita diabetes melitus untuk menjadikan
makanan tersebut sebagai makanan yang harus dihindari. Disarankan kepada
penderita diabetes melitus untuk menghindari konsumsi dodoi dan meuseukat atau
memodifikasi makanan tersebut menjadi tanpa gula.Kata kunci : diabetes, makanan, Aceh
ABSTRACT
Aceh has a typical meals with a sweet taste, which dodoi, meuseukat, and asoe kaya.
Consumption of sweet foods is high risk having diabetes mellitus. Diabetes in Aceh
above the national. The aim of the research was to determine the risk of consumption
typical food in Aceh with diabetes mellitus. The design of the study was case
control The population was patients who went to the General Hospital dr.Fauziah
Bireuen. Samples were selected by purposive sampling, sample size was calculated
using the Lemeshow formula. There were 50 cases (patients with diabetes mellitus)
and 50 control (patients without diabetes mellitus). Chi-square test results showed a
significant relationship between consumption dodoi and meuseukat with diabetes
mellitus (p <0.05). Of the 41 respondents who consumed dodoi, 66% had diabetes
mellitus. There were 63% of respondents with diabetes mellitus from 38 who
consumed meuseukat. Consumption dodoi and meuseukat had 3 times and 2.4 times
more risk to diabetes mellitus. High sugar levels in Aceh typical meals became a sign
for people with diabetes mellitus to avoid that meals. It is expected that people with
Penganan Khas Aceh Pada Kejadian Diabetes Melitus(Abidah Nur, Nona Rahmaida Puetri)
diabetes mellitus to avoid consumption dodoi and meuseukat or modify the meals
without sugar. Keyword : diabetes, food, Aceh PENDAHULUANAceh merupakan provinsi paling barat Indonesia. Aceh terkenal dengan beragam budaya baik dalam adat istiadat, makanan, maupun bahasa.
12
3 Setiap daerah mempunyai makanan
khas yang berbeda. Provinsi Aceh memiliki makanan khas dodoi, meuseukat, dan asoe kaya.
4
5
6 .
Pola makan berkaitan erat dengan berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus. Aceh menduduki urutan ke 9 diantara sepuluh besar provinsi dengan angka diabetes melitus tertinggi di Indonesia. Prevalensi diabetes melitus di Aceh (2,6%) pada umur diatas 15 tahun yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan masyarakat yang merasakan gejala diabetes melebihi angka nasional (2,1%).
Konsumsi gula yang tinggi dalam makanan khas Aceh dan tingginya angka diabetes melitus di Aceh mempunyai kaitan secara teori. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara konsumsi penganan khas Aceh dengan kejadian diabetes melitus.
BAHAN DAN METODE
5
9
penelitiannya di Rumah Sakit Dr.Karyadi melaporkan dari
36 responden yang sering mengkonsumsi makanan/minuman manis, 56% diantaranya terkena diabetes melitus.
meuseukat dan asoe kaya merupakan penganan khas Aceh dengan rasa manis. Pembuatan dodoi, meuseukat, dan asoe kaya menambahkan gula pasir sebanyak > 50 % sebagai bahan baku utama dibandingkan dengan bahan lainnya.
Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain kasus kontrol. Lokasi penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Fauziah Bireuen, Aceh Utara Provinsi Aceh. Populasi penelitian adalah seluruh pasien diabetes melitus yang berobat di Rumah Sakit Umum dr.Fauziah Bireuen. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan purposive sampling. Besaran sampel dihitung menggunakan rumus Lemeshow untuk uji hipotesis. Jumlah subjek dalam penelitian adalah 50 kasus dan 50 kontrol. Kasus adalah pasien yang didiagnosa diabetes melitus oleh tenaga kesehatan dan kontrol adalah pasien yang tidak didiagnosa diabetes melitus. Variabel dalam penelitian ini adalah konsumsi dodoi, museukat dan asoe kaya, menggunakan kuisioner yang berisikan pola konsumsi makanan pasien sebelum didiagnosa DM dengan frekuensi selama setahun, tingkat pendidikan responden, profesi responden/pekerjaan, umur dan jenis kelamin.
7 WHO
Penelitian sudah mendapat persetujuan Komisi Etik dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dengan judul “Pola Konsumsi Masyarakat Aceh dan
menyebutkan pengurangan konsumsi gula dapat mencegah obesitas dan diabetes melitus tipe 2.
8 Dodoi,
10 Gula pasir adalah penambah rasa manis yang dikonsumsi sehari-hari.
Gula merupakan turunan dari makronutrisi karbohidrat. Menurut Idris, asupan karbohidrat berhubungan secara signifikan dengan pengontrolan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.
11 Wicaksono dalam
SEL Vol. 3 No. 1 Juli 2016: 10-15
Hubungannya dengan Penyakit
HASIL
Diabetes Mellitus di RSUD dr. Penelitian yang dilakukan Fauziah Bireuen” ketua Pelaksana terhadap 100 subjek penelitian di Abidah Nur, S.Gz nomor Rumah Sakit Umum dr.Fauziah LB.02.01/5.2/KE.643/2013 pada Bireuen mempunyai karakteristik yang tanggal 31 Desember 2013. berbeda-beda. Hal ini dapat digambarkan dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1. Karakteristik responden
Karakteristik Non
No. Diabetes Jumlah Persen
responden Diabetes1. Jenis kelamin
- 28
22
12
34
34 Laki-laki
- 2. Usia
38
66
66 Perempuan
- 25
25
16
41
41 ≤50 tahun
34
59
59 >50 tahun
- 3. Pendidikan
- 26
24
33
57
57 Tinggi
17 -
43
43 Rendah
4 Pekerjaan
- 12
38
36
74
74 Bekerja
- Tabel 1 menunjukkan bahwa Hubungan antara konsumsi sebagian besar responden adalah makanan khas Aceh dengan kejadian perempuan, berusia lebih dari 50 diabetes melitus dapat dilihat pada tahun, berpendidikan yang tinggi, dan tabel berikut. bekerja. Tabel 2. Hubungan konsumsi makanan khas Aceh dengan kejadian diabetes mellitus
14
26
26 Tidak bekerja
Makanan khas No. Responden P Aceh 95% OR (Uji DM Non Dm CI Chi_square)
(%) (%)
1. Dodoi 1,315-
0,009 27 (66) 14 (34) 3,0 6,929 Konsumsi
- Tidak mengkonsumsi 23 (39) 36 (61)
- Konsumsi -
- Konsumsi -
18 Penelitian ini menunjukkan masih
0,157
0,798- 2,958
18 (42) 32 (56) 1,8
Tidak mengkonsumsi 25 (58) 25 (44)
3. Asoe kaya
0,039
1,035- 5,444
14 (37) 36 (58) 2,4
Tidak mengkonsumsi 24 (63) 26 (42)
2. Meuseukat
penyakit yang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol kadar glukosa darah agar tidak terjadi komplikasi. Konsumsi makanan adalah faktor langsung yang berkaitan dengan terjadinya suatu penyakit. Penyakit diabetes menghindari penggunaan gula dalam setiap konsumsi makanan.
Penganan Khas Aceh Pada Kejadian Diabetes Melitus(Abidah Nur, Nona Rahmaida Puetri)
17 Diabetes melitus merupakan
dari pendidikan dan pekerjaan, sebagian besar responden berpendidikan tinggi dan bekerja. Pendidikan mencerminkan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Pengetahuan merupakan faktor intern dalam membentuk perilaku terhadap pelayanan kesehatan. Dalam hal ini responden mempunyai perilaku kesehatan yang baik. Tindakan responden mengunjungi rumah sakit adalah respon yag baik untuk memelihara kesehatannya. Di samping itu, responden mempunyai penghasilan karena sebagian besar sudah bekerja.
15
14
merupakan faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif. Perempuan cenderung mengalami obesitas dikarenakan mempunyai cadangan lemak yang lebih besar dibanding laki- laki. Obesitas akan memicu berbagai penyakit degeneratif. Pada faktor risiko umur, kerja organ tubuh akan berkurang seiring bertambahnya umur. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin tinggi risiko terkena penyakit degeneratif.
13 Perempuan dan umur diatas 50 tahun
Kota bandung melaporkan sebagian besar kunjungan adalah perempuan dan berumur diatas 45 tahun.
12 Demikian pun penelitian di puskesmas
Pada hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden yang berobat di Rumah Sakit Umum dr.Fauziah Bireuen merupakan perempuan dan berusia lebih dari 50 tahun. Hasil penelitian Oroh menyebutkan hal yang sama, yaitu prempuan mendominasi kunjungan untuk berobat ke rumah sakit.
PEMBAHASAN
Hasil uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi dodoi dan meuseukat dengan kejadian diabetes melitus (p<0,05). Dari 41 responden yang mengkonsumsi dodoi, 66% menderita diabetes melitus. Pada konsumsi meuseukat, terdapat 63% responden yang menderita diabetes melitus dari 38 yang mengkonsumsi meuseukat. Penganan asoe kaya, terdapat 58% penderita diabetes melitus dari 43 responden yang mengkonsumsi asoe kaya.
16 Karakteristik responden ditinjau
SEL Vol. 3 No. 1 Juli 2016: 10-15
Dodoi, meuseukat, dan asoe kaya merupakan penganan khas Aceh. Penganan ini mempunyai rasa yang manis karena komposisi gula didalamnya paling bayak dibanding bahan baku lain.
9
5
10 Hasil penelitian
menunjukkan konsumsi dodoi, meuseukat, dan asoe kaya berhubungan secara signifikan dengan kejadian diabetes melitus. Pada penelitian Delima, konsumsi makanan manis berhubungan signifikan dengan penyakit jantung. Penyakit jantung termasuk dalam penyakit cardiovascular. Diabetes merupakan faktor risiko timbulnya penyakit cardiovaskuler.
UCAPAN TERIMAKASIH
16 Risiko konsumsi dodoi terhadap
kejadian diabetes melitus adalah 3 kali dan meuseukat 2,4 kali. Menurut Diana, konsumsi minuman dan makanan manis berisiko 1,1 kali obesitas.
15 Gula merupakan turunan
karbohidrat dengan nilai indeks glikemik sedang (58-65). Gula mengandung sukrosa yang memiliki tingkat kemanisan tertinggi diantara karbohidrat lain. Kemanisan sukrosa disebabkan perbedaan susunan atom hydrogen dan oksigen di sekitar atom karbon.
SARAN
Kadar gula yang tinggi dalam penganan khas Aceh menjadi rambu bagi penderita diabetes melitus untuk menjadikan makanan tersebut sebagai makanan yang harus dihindari. Di samping itu, risiko terkena diabetes bila mengkonsumsi makanan tersebut minimal hampir 2 kali lipat. Dengan demikian, diharapkan kepada penderita diabetes melitus untuk menghindari konsumsi dodoi dan meuseukat, atau memodifikasi makanan tersebut menjadi tanpa gula.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Kepala Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis Aceh, pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr.Fauziah Bireuen, dan pasien yang berobat di rumah sakit tersebut serta teman-teman yang terlibat dalam penelitian.
terdapat pasien diabetes yang mengkonsumsi makanan yang mengandung gula. Bahkan komposisi gula paling banyak dibanding bahan baku lain dalam pembuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
(Upacara Kematian) Daerah Istimewa Aceh . Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1984.
3. Arifin M. Islam dan Akulturasi Budaya Loka di Aceh (Studi terhadap Ritual Rah Ulei di Kuburan dalam Masyarakat Pidie Aceh). J Ilm Islam Futur .
2016;15(2):251-284.
4. Bappeda. Evaluasi Pelaksanaan 4
Tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Banda Aceh Tahun 2007-2010 . Banda
Aceh: Badan Perencanaan
2. Depdikbud. Upacara Tradisional
19 Konsumsi gula yang tinggi
Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi dodoi dan meuseukat dengan kejadian diabetes melitus dengan nilai p<0,05. Konsumsi dodoi berisiko 3 kali dan meuseukat 2,4 kali, terkena dibetes melitus.
KESIMPULAN
sama halnya dengan konsumsi karbohidrat. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 Kcal energi. Oleh sebab itu, konsumsi gula yang tinggi bisa menyebabkan obesitas.
1. Puteh MJ. Sistem Sosial Dan Budaya Masyarakat Aceh. Islam Stufies J . 2013;1(2):81-102.
Penganan Khas Aceh Pada Kejadian Diabetes Melitus(Abidah Nur, Nona Rahmaida Puetri)
Bull Penelit Kesehat .
14. Ghani L, Mihardja LKD. Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di Indonesia. Bul Penelit Kesehat.
2016;44(1):49-58.
15. Diana R, Yuliana I, Yasmin G, Hardinsyah. Faktor Risiko Kegemukan pada Wanita Dewasa Indonesia. J Gizi dan pangan.
2013;8(1):1-8.
16. Delima., Mihardja L, Siswoyo H.
Prevalensi dan Faktor Determinan Penyakit Jantung di Indonesia.
2009;37(3):142-159. doi:10.1017/CBO9781107415324 .004.
H. Penggunaan Genogram dalam Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Degeneratif dan Keganasan di Masyarakat. MKB .
17. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni .
Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
18. World Health Organization.
Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 .
Geneva, Switzerland; 2011.
19. Linder M. Biokimia Nutrisi Dan
2016;48(2):118-122.
13. Arisanti N, Gondodiputro S, Djuhaeni
Pembangunan Daerah Pemerntah Kota Banda Aceh; 2011.
Diabetes . Geneva, Switzerland; 2016.
5. Lubis, Yanti Meldasari. Rohaya, Syarifah. Dewi HA. Pembuatan Meuseukat Menggunakan Tepung Komposit dari Suku (Artocarpus altitis) dan Terigu serta Penambahan Nenas (Ananas comosus L.). J Teknol dan Ind
Pertan Indones . 2012;4(2):7-14.
6. Manan A. The Ritual of Marriage (An Ethnographic Study in Wesr Labuhan Haji-South Aceh). J Ilm Peuradeun . 2014;2(2):17-44.
7. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 .
Jakarta; 2013. doi:10.3406/arch.1977.1322.
8. World Health Organization Department. Global Report on
9. Rudianto. Harun, Noviar. Efendi R. Evaluasi Mutu Dodol BerbasisTtepung Ketan dan Buah Pedada (Sonneratia caseolaris).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Keperawatan Di Ruang Interna RSUD Noongan . Manado; 2014.
Jom Faperta . 2015;2(2):1-15.
10. Yunita, Dewi. Husna NER.
Perbaikan Tekstur Timphan Instan Melalui Modifikasi Cairan pada Adonan Timphan, Tingkat Gelatinisasi, dan Perlakuan Membeku. 2013;12(2):17-22.
11. Idris, Andi Mardhiyah. Jafar, Nurhaedar. Indriasari R.
Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pasien Jalan DM Type 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Makassar .
Makassar; 2014.
12. Oroh ME, Rompas S, Pondaag L.
Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinis .; 2006.