Teori sewa tanah sawah dari

Teori sewa tanah dari David Ricardo dan Von Thunen
1.
Teori sewa tanah dari David Ricardo
Dalam teori sewa tanah, David Ricardo mengatakan bahwa jenis tanah berbeda-beda. Produktivitas
tanah yang subur lebih tinggi, berarti untuk menghasilkan satu satuan unit produksi diperlukan biaya
rata-rata dan biaya marjinal yang lebih rendah. Makin rendah tingkat kesuburan, maka makin tinggi pula
biaya-biaya untuk mengolah tanah dan dengan sendirinya keuntungan per hektar tanah semakin kecil
pula. Jadi sewa tanah yang lebih subur lebih tinggi dibanding sewa tanah yang kurang subur.
2.
Teori sewa tanah dari Von Thunen
Von Thunen (1826) hanya menambah kekurangan teori sewa tanah David Ricardo yaitu mengenai jarak
tanah dari pasar. Apakah tanah subur yang jaraknya dekat dengan pasar dan yang jauh dari pasar akan
sama sewanya? Hal ini setelah dikaji ternyata beda karena semakin jauh dari pasar semakin mahal biaya
transportasinya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi sewa tanah:
a) Kualitas tanah yang disebabkan oleh kesuburan tanah, pengairan, adanya fasilitas listrik, jalan dan
sarana lainnya;
b) Letaknya strategis untuk perusahaan/industri; dan
c)

Banyaknya permintaan tanah yang ditujukan untuk pabrik, bangunan rumah, perkebunan.


Von Thunen juga mengidentifikasi tentang perbedaan lokasi dari berbagai kegiatan pertanian atas
dasar perbedaan sewa lahan (pertimbangan ekonomi). Menurut Von Thunen tingkat sewa lahan
adalah paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar. Von Thunen
menentukan hubungan sewa lahan dengan jarak ke pasar dengan menggunakan kurva
permintaan.
Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya produksi, masing-masing jenis
produksi memiliki kemampuan yang berbeda untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi
kemampuannya untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi
dekat ke pusat pasar.
Dalam model tersebut, Von Thunen membuat asumsi sebagai berikut :
a)

Wilayah analisis bersifat terisolir sehingga tidak terdapat pengaruh pasar dari kota lain;

b) Tipe permukiman adalah padat di pusat wilayah dan semakin kurang padat apabila menjauh dari
pusat wilayah;
c)

Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah dan topografi yang seragam;


d) Fasilitas pengengkutan adalah primitive (sesuai dengan zaman-nya) dan relative seragam. Ongkos
ditentukan oleh berat barang yang dibawa; dan
e) Kecuapi perbedaan jarak ke pasar semua factor alamiah yang mempengaruhi penggunaan tanah
adalah seragam dan konstan.