KAJIAN SYSTEM JARINGAN JALAN DI WILAYAH

KAJIAN SISTEM JARINGAN JALAN DI WILAYAH
KOTA PEKANBARU
Arif Manotar Panjaitan1 dan Zulkarnain A.Muis2
1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: Arifmanotar_civil@yahoo.co.id
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: Mjrayazam@yahoo.com

ABSTRAK
Jalan merupakan prasarana transportasi yang penting buat pendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan
pertahanan keamanan. Evaluasi sistem jaringan jalan dilakukan guna menyelaraskan pertumbuhan penduduk dengan
prasarana yang ada sehingga tidak menimbulkan konflik lalulintas dan bisa membentuk jaringan jalan yang
berstandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja jaringan jalan di Kota Pekanbaru yang dilakukan
dengan 2 cara yaitu menggunakan Indeks Prasarana Jalan (IPJ) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Indeks
prasarana jalan menggunakan empat variabel yang juga merupakan indikator penilaian yaitu Ketersediaan Prasarana
Jalan (Ktj), Kinerja Jaringan Jalan (Knj), Beban Lalulintas (Bln) dan Pelayanan Prasarana Jalan (Pyp). Sedangkan
SPM ditinjau dari Indeks Aksesibilitas dan Indeks Mobilitas. Hasil nilai (skor) IPJ dan SPM akan dibandingkan
dengan beberapa wilayah. Hasil penelitian menunjukkan skor IPJ Kota Pekanbaru tahun 2010 (6,63) dikatakan baik

berdasarkan nilai minimum nasional (6,00) dan nilai rata-rata nasional (5,68). Sistem jaringan jalan Kota Pekanbaru
lebih baik dibandingkan Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang. SPM Kota Pekanbaru
untuk indeks aksesbilitas sudah memenuhi syarat (4,08>1,50) dan indeks mobilitas masih dibawah syarat yang ada
(2,871,50) and mobility index still below of requirement (2,871,5
TM = tidak memenuhi

M / TM
M

- Indeks mobilitas
Tabel 13. Analisa pencapaian SPM untuk indeks mobilitas
Jumlah
Panjang
Indeks Mobilitas (km/1000
Penduduk
Jalan (km)
penduduk)
M / TM
(jiwa)
Eksist

Syarat
897.768
2.578,22
2,87
>5,0
TM
Keterangan : M = memenuhi
TM = tidak memenuhi

Perbandingan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu

Ktj
Knj
Bln
Pyp
IPJ
Indeks
Aksesbilitas
Indeks
Mobilitas


Tabel 14. Perbandingan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu
Pekanbaru
Padangsidimpuan
Serang
Pandeglang
(2010)
(2009)
(2006)
(2006)
7,16
6,10
4,19
2,96
5,60
0,35
3,44
6,64
5,89
2,00

3,30
4,01
6,69
5,59
3,11
3,28
6,63
3,57
3,57
4,23
4,08
0,40
0,40
1,6
(>1,5)
(>1,5)
(>1,5)
(>1,5)
2,87
0,18

0,36
0,39
(>5,0)
(>2,0)
(>2,0)
(>1,0)

Jawa Barat
(2004)
0,77
(>1,5)
0,58
(>0,5)

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil seluruh pembahasan yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Skor Indeks Prasarana Jalan (IPJ) Kota Pekanbaru (6,63) sudah bisa dikatakan baik berdasarkan nilai
minimum nasional (6,00) dan nilai rata – rata nasional (5,68).
2. Pencapaian SPM jaringan jalan di Kota Pekanbaru, untuk indeks aksesibiltas sebesar 4,08 sudah lebih besar

dari persyaratan SPM yaitu > 1,5. Indeks aksesbilitas Kota Pekanbaru sudah lebih baik dari beberapa
wilayah yang dijadikan perbandingan. Untuk nilai indeks mobilitas, Propinsi Jawa Barat yang merupakan
penelitian pembanding memiliki nilai 0,58 dan telah memenuhi syarat (>0,5) dibandingkan dari Kota
Pekanbaru, Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang.
3. Kota Pekanbaru memiliki nilai (skor) IPJ yang baik, akan tetapi dibeberapa kawasan di Kota Pekanbaru
masih terdapat kemacetan. Beberapa wilayah yang merupakan pusat-pusat dari aktifitas warga sering
mengalami kemacetan terutama pada saat jam sibuk. Hal ini menunjukkan bahwa variabel IPJ tidak
sepenuhnya berhasil untuk menggambarkan situasi sebenarnya untuk jaringan jalan Kota Pekanbaru.
Variabel IPJ yang didasarkan dari perhitungan panjang jalan kurang tepat digunakan sebagai acuan kinerja
jaringan jalan karena kinerja jaringan jalan lebih ke arah kapasitas jalan untuk melayani dalam jaringan
jalan tersebut.
4. Mobilitas merupakan ukuran kualitas pelayanan jalan yang diukur oleh kemudahan individu masyarakat
melakukan perjalanan menuju suatu tempat. Nilai indeks mobilitas Kota Pekanbaru dalam SPM tidak
memenuhi syarat. Hal ini seperti yang ada di Kota Pekanbaru. Disaat jam sibuk masih terdapat kemacetan
dibeberapa jalan di Kota Pekanbaru.

5. DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, H. (2011). Kajian Standar Pelayanan Minimal Jalan untuk Jalan Umum Non-Tol. Pusat Litbang Jalan dan
Jembatan, Bandung.
Maulina, F. (2007). Evaluasi Kinerja Jaringan Jalan Kabupaten di Wilayah

Kabupaten Serang. Tesis Program
Magister Teknik Sipil Pengutamaan Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur ITB, Bandung.
Mujihartono, E. (1996). Studi Sistem Jaringan Jalan Kota Semarang. Laporan Hasil
Penelitian
Universitas
Diponegoro, Semarang.
PT. Reka Desindo Mandiri. (2004). Laporan Akhir Pengembangan Indikator Efektivitas Pelaksanaan Program
Prasarana Wilayah. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Sekretariat Jenderal, Jakarta.
Santosa, W. dan Joewono, TB. (2005). “An Evaluation Of Road Network Performance In Indonesia”. Proccedings
of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol. 5, pp. 2418-2433.
Wibowo, PA. (2008). Kajian Jaringan Jalan Kota Semarang. Wahana Teknik Sipil. Sekolah Tinggi Maritim dan
Transpor “AMNI”, Semarang.