STANDAR PENGELOLAAN PADA STANDAR NASIONA

STANDAR PENGELOLAAN PADA STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pengelolaan Pendidikan

Disusun Oleh :
Arip Mahpudin
Gian Kusuma Amarullah
Sona Adi Pratama
Kelas : 4B

PROGAM STUDY PENJASKESREK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karna berkat rahmat,
hidayah, dan karunianya penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah “Pengelolaan
Pendidikan”.

Makalah ini penulis buat mengenai “Standar Pengelolaan Pada Standar
Nasional Pendidikan”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih atas segala dukungan,
bantuan, dan bimbingan dari beberapa pihak selama proses study dan juga selama
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa
mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak
pihak.

Cirebon, April 2015

Penulis

1

DAFTAR ISI

Halaman


Kata Pengantar .........................................................................................

i

Daftar Isi ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................
1.3 Manfaat ..................................................................................

1
3
3

BAB 2 ANALISIS/PEMBAHASAN
2.1 Kajian Empirik Standar Pengelolaan Pendidikan ..................
2.2 PermenDiknas Standar Pengelolaan ......................................

4
8


BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut perubahan dalam sistem supervisi
yang bukan saja mengemban fungsi pengawasan tetapi juga fungsi pembinaan terhadap
penyelenggaraan pendidikan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemeritah Nomor 25 tentang Kewenangan Pusat dan
Daerah, telah mendorong perubahan besar pada sistem pengelolaan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah, sementara
pemerintah pusat sebatas menyusun acuan dan standar yang bersifat nasional.
Dalam kerangka itu, Direktorat Pembinaan Taman kanak kanak dan Sekolah
dasar melakukan pengembangan sekolah dasar menjadi sekolah standar nasional, dan

disebut Sekolah Dasar Standar Nasional (SD-SN). Dengan adanya SD-SN, diharapkan
dapat menjadi wujud nyata SD yang dimaksudkan dalam SNP dan menjadi acuan atau
rujukan bagi sekolah dasar lain dalam pengembangan sekolah sesuai standar nasional.
Sekolah lain yang sejenis, yang berada pada daerah yang sama, diharapkan dapat
terpacu untuk memperbaiki dan mengembangkan diri dalam menciptakan iklim psikososial sekolah untuk menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang bermakna,
menyenangkan sekaligus berprestasi dalam berbagai bidang sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
Terkait dengan standar yang bersifat nasional , Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat (1) menyebutkan bahwa
Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
pendidikan yang meliputi kurikulum, proses, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan dan pembiayaan pendidikan. Dilanjutkan pada ayat (2)
menyebutkan standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan. Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan adanya pemetaan sekolah menjadi
sekolah kategori standar dan sekolah kategori mandiri, maka setiap sekolah masih
1

tergolong kategori standar diharuskan untuk memenuhi ke delapan aspek standar yang

telah ditentukan dalam SNP tersebut untuk menjadi sekolah standar nasional (SSN).
Untuk memudahkan bagi sekolah maupun masyarakat pada umumnya dalam
memahami bagaimana wujud sekolah yang telah memenuhi SNP diperlukan contoh
nyata, berupa keberadaan Sekolah Standar Nasional.

2

1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud penulis membuat makalah ini yaitu untuk menyelesaikan Tugas Mata
Kuliah Pengelolaan Pendidikan. Adapun tujuan penulis yaitu :
1. Dapat mengetahui standar nasional pendidikan.
2. Dapat mengetahui PermenDiknas tentang Standar Pengelolaan.
3. Bisa mengetahui standar pengelolaan pendidikan.

1.3. Manfaat
1. Sebagai wacana bagi mahasiswa maupun pembaca.
2. Sebagai wacana awal bagi makalah-makalah selanjutnya.
3. Sebagai pedoman atau bahan pembelajaran bagi mahasiswa.

3


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Kajian Empirik Standar Pengelolaan Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 1);
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan menjadi
tanggung jawab kepala satuan pendidikan.
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh
satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah. Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang
mengatur tentang:
1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus.
2. Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas
satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan
3.

4.
5.
6.
7.

minggu.
Struktur organisasi satuan pendidikan.
Pembagian tugas di antara pendidik.
Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan.
Peraturan akademik.
Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana.
8. Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan
pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat.
9. Biaya operasional satuan pendidikan.
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan
yang meliputi masa 4 (empat) tahun yaitu:

4

1. kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan,
ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur.
2. jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun ajaran
berikutnya.
3. mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan pada semester gasal, semester
4.
5.
6.
7.
8.

genap, dan semester pendek bila ada.
penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan lainnya.
buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran.
jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran.
pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai.
program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi


sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara program.
9. jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang
tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite
sekolah/madrasah, untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
10. jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat Senat Akademik untuk jenjang pendidikan
tinggi.
11. rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja
satu tahun; l. jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan
pendidikan untuk satu tahun terakhir.
Dalam melaksanakan penjaminan mutu standar pengelolaan, sekolah perlu
memperhatikan dua hal. Pertama, kriteria minimal yang harus dicapai berdasarkan
Permendiknas No. 19 Tahun 2007, indikator operasional, dan kriteria pencapaian tujuan.
Kedua, sekolah perlu memperhatikan indikator dan kriteria keunggulan tingkat satuan
pendidikan sehingga sekolah dapat memiliki target yang lebih tinggi daripada kriteria
pada standar nasional pendidikan (SNP). Sekolah idealnya memiliki program
peningkatan mutu dan instrumen pengukuran antara lain:
A. Standar
Pengelolaan satuan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, otonomi, akuntabel,
jaminan mutu, dan evaluasi yang trasparan.

B. Kegiatan

5

Evaluasi, pengembangan, dan pejaminan mutu dalam penerapan prinsip-prinsip
manajemen berbasis sekolah dengan menitik beratkan pada kegiatan di bawah ini
Menerapkan standar berbasis data.
1.
2.
3.
4.

Meningkatkan otonomi sekolah.
Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu.
Melaksanakan sistem penjaminan mutu.
Melakukan evaluasi berkelanjutan.

C. Indikator Kinerja
Indikator Target Kinerja Pengawas
1. Melaksanakan tugas sesuai jadwal pelaksanakan tugas dengan jadwal yang

disepakati bersama dengan sekolah.
2. Memiliki bukti kehadiran.
3. Mendapatkan data profil penerapan standar pengelolaan sekolah binaan melalui
pengisian instrumen penjaminan mutu kinerja.
4. Mengelola sistem informasi kinerja pembinaan.
5. Melaporkan hasil supervisi kepada Kepala Dinas Pendidikan
Indikator Target Kinerja Sekolah
Melalui kegiatan supervisi sekolah meningkatkan kinerja dalam meningkatkan
mutu dan melaksanakan penjaminan mutu standar pengelolaan dengan indikator
operasional sebagai berikut;
1. Menerapkan standar berbasis data.
2. Melakukan evaluasi kinerja.
3. Mengolah data hasil evaluasi kinerja.
4. Mengelola data kinerja yang diintegrasikan pada sistem informasi sekolah.
5. Menafsirkan hasil evaluasi.
6. Menggunakan hasil evaluasi untuk mengambil keputusan perbaikan mutu.
7. Meningkatkan otonomi sekolah.
8. Menetapkan keputusan bersama.
9. Meningkatkan akurasi keputusan berbasis data.
10. Menetapkan target mutu dengan dasar pertimbangan hasil evaluasi.
11. Menetapkan standar pengelolaan tingkat satuan pendidikan..
12. Mensosialisasikan data secara trasparan.
13. Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu.
14. Menetapkan indikator pencapaian target.
15. Menetapkan kriteria minimal pencapai target.
16. Mengembangkan pentahapan kegiatan meliputi plan, do, chek, dan act.

6

7

2.2. PermenDiknas Tentang Standar Pengelolaan
Berikut ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang
berkaitan dengan Standar Pengelolaan.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007
tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan
pada Pasal 1 ayat (1) “Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan
pendidikan yang berlaku secara nasional”
Tentang standar nasional pengelolaan, dijelaskan pada lampiran Permendiknas
19/2007. Isi pokok lampiran ini adalah sebagai berikut:
A. PERENCANAAN PROGRAM
1.
2.
3.
4.

Visi Sekolah/Madrasah.
Misi Sekolah/Madrasah.
Tujuan Sekolah/Madrasah.
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah.

B. PELAKSANAAN RENCANA KERJA
1. Pedoman Sekolah/Madrasah.
2. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah.
3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah.
4. Bidang Kesiswaan.
5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran.
6. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
7. Bidang Sarana dan Prasarana.
8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan.
9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah.
10. Peran serta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/Madrasah.
C. PENGAWASAN DAN EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.

Program Pengawasan.
Evaluasi Diri.
Evaluasi dan Pengembangan KTSP.
Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Akreditasi Sekolah/Madrasah.

D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADRASAH
1. Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah.
2. Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah berdasarkan
ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan.
8

3. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala
sekolah/madrasah.
4. Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil kepala sekolah/madrasah untuk
bidang akademik, sarana-prasarana, dan kesiswaan. Sedangkan kepala SMK
dibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidang akademik, sarana-prasarana,
kesiswaan, dan hubungan dunia usaha dan dunia industri. Dalam hal tertentu
atau sekolah/madrasah yang masih dalam taraf pengembangan, kepala
sekolah/madrasah dapat menugaskan guru untuk melaksanakan fungsi wakil
kepala sekolah/madrasah.
5. Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewan pendidik, dan proses
pengangkatan serta keputusannya, dilaporkan secara tertulis oleh kepala
sekolah/madrasah kepada institusi di atasnya. Dalam hal sekolah/madrasah
swasta, institusi dimaksud adalah penyelenggara sekolah/madrasah.
6. Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan memimpin
yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki,
dihayati,

dikuasai,

dan

diwujudkannya

dalam

melaksanakan

tugas

keprofesionalan sesuai dengan Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan.
7. Kepala sekolah/madrasah.
8. Kepala sekolah/madrasah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan
kepada wakil kepala sekolah/madrasah sesuai dengan bidangnya.
E. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. Sekolah/Madrasah.
2. Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di lingkungan sekolah/madrasah
dilaksanakan secara efesien dan efektif.

F. PENILAIAN KHUSUS
Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada
Standar Nasional Pendidikan dapat memperoleh pengakuan Pemerintah atas dasar
rekomendasi BSNP.

9

10

BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari penulisan hasil makalah di atas, maka penulis dapat menyimpulkan :
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang didukung oleh
standar-standar: isi, proses, penilaian, kompetensi kelulusan, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, dan pengelolaan.
Standar pengelolaan pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
adalah standar pengelolaan pendidikan untuk sekolah/madrasah yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat, pemerintah telah menetapkan Standar Pengelolaan Pendidikan
pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu Permendiknas No. 19 Tahun 2007.
Permendiknas tersebut membahas tentang: a). Perencanaan Program, b). Pelaksanaan
Rencana Kerja, c). Pengawasan dan Evaluasi, d). Kepemimpinan Sekolah/Madrasah,
e).Sistem Informasi Manajemen, dan f). Penilaian Khusus.
Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berdasarkan
kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah
satunya adalah dengan menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah. Tujuan utama
Manajemen Berbasis Sekolah adalah untuk meningkatkan kinerja sekolah, melalui
pemberian kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik yaitu partisipasi,
transparansi, dan akuntabilitas.

11

DAFTAR PUSTAKA

http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=111
http://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Nasional_Pendidikan
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/05/download-permen-8-standarnasional-pendidikan.html
http://rienysusilowati.blogspot.com/2012/12/standar-pengelolaan-pendidikan.html
http://ya-guru.blogspot.com/2013/05/standar-pengelolaan-pendidikan.html

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124