UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CTL DI SDN 018 BINJAI RENGAT BARAT 20172018 Sri Kayati SDN 018 Binjai Rengat Barat

  JMP Online Vol 2, No. 9, 938-950. © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CTL DI SDN 018 BINJAI RENGAT BARAT 2017/2018 Sri Kayati SDN 018 Binjai Rengat Barat

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 06 September 2018 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Revisi pertama : 08 September 2018 Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas V Dengan Diterima : 09 September 2018 Menggunakan Model Pembelajaran CTL Di SDN 018 Tersedia online : 27 September 2018 Binjai Rengat Barat 2017/2018 dilatarbelakangi oleh nilai pembelajaran IPS siswa banyak di bawah KKM. KKM IPS adalah 75. Dari 27 siswa hanya 12 orang yang mencapai Kata Kunci : Model Pembelajaran

  CTL, Proses Belajar, Hasil Belajar KKM.Tujuan penulisan perbaikan pembelajaran adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 018 Email : kayatisri66@gmail.com Binjai Rengat Barat. Pelaksanaan penulisan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penulisan menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa SDN 018 Binjai Rengat Barat pada siklus I sebesar 66,7%. Pada siklus II sebesar 88,9%. Hasil belajar-mengajar juga meningkat. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran CTL untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 018 Binjai Rengat Barat.

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Dalam era globalisasi atau zaman dimana dunia menyatu, perkembangan ilmu pengetahuan alam sebagai dasar dan penunjang penemuan teknologi baru bersifat dinamis dan makin lama makin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan alam yang terjadi saat ini jauh melebihi perkembangan dalam kurun waktu sebelumnya. Oleh sebab itu penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya menstranfer sejumlah konsep dan hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang dipelajari sebagai bekal dalam kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  Pembelajaran IPS sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

  

inquiry ) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan sikap ilmiah serta

  mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

  Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekarang ini terutama di kecamatan Seberida adalah masih rendahnya daya serap siswa terhadap materi IPS. Hal ini ditunjukkan, rerata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah.

  Kenyataan serupa juga terjadi di SDN 018 Binjai Rengat Barat. Berdasarkan pengamatan, nilai tes sumatif (akhir semester), nilai tes Formatif (ulangan harian) rata-

  • rata menurun. Hasil belajar siswa dibawah dari kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar IPS, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dikelola selama ini kurang berkualitas. Kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah ketepatan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan Pembelajaran IPS sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2006, yakni melatih dan menumbuhkan cara berpikir secara sistematis, kritis, logis, analitis, serta mengembangkan sikap ilmiah dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah. Metode pembelajaran yang digunakan oleh para guru di lapangan pada umumnya, merupakan metode pembelajaran konvensional.

  Guru lebih suka menerapkan model pembelajaran konvensional (metode ceramah), sebab dengan alat dan bahan praktek serta media yang terbatas proses pembelajaran dapat dilaksanakan. Guru cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada di buku ajar. Disamping itu pengajaran IPS masih didominasi dengan pemberian soal- soal jawaban singkat dan jarang sekali diberikan dalam bentuk penalaran, sehingga siswa merasa pelajaran IPS itu hanya merupakan pelajaran hafalan. Hal ini berpengaruh pula terhadap motivasi siswa dalam mempelajari IPS. Bila motivasi siswa dapat ditimbulkan maka siswa akan merasakan bahwa mempelajari IPS itu bukanlah suatu beban, melainkan suatu keasyikan tersendiri. Oleh karena siswa kurang termotivasi untuk belajar IPS dan merasakan bahwa mempelajari IPS adalah beban maka hasil yang diperoleh kurang begitu memuaskan.

  Guru profesional adalah guru yang mampu menciptakan suatu pembelajaran yang mengasyikkan dan merangsang keaktifan siswa. Agar siswa bisa belajar lebih aktif dan menyenangi materi pelajaran, guru harus memunculkan strategi yang tepat dalam memotivasi siswa. Guru harus memfasilitasi siswa agar siswa mendapat informasi yang bermakna. Guru seharusnya juga menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental-emosional, dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode yang yang dipilih dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran. Tetapi kenyataannya guru belum dapat menggunakan metode yang tepat yang sesuai dengan bahan ajar dan minat siswa.

  Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang peneliti uraikan di atas, maka peneliti terdorong untuk mela kukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil

  Belajar IPS Kelas V dengan Menggunakan Model Pembelajaran CTL di SDN 018 Binjai Rengat Barat 2017/2018”.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.

  Apakah dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa?

  2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran IPS ?

  Tujuan Penelitian

  Dengan mempertimbangkan adanya rumusan masalah diatas maka Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk : 1.

  Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 018 Binjai Rengat Barat 2017/2018 menggunakan model pembelajaran CTL.

2. Meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran CTL.

  Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam rangka menunjang tujuan pengajaran IPS di SD sehingga menambah khasanah keilmuan dan pengetahuan guru. Bagi para pengembang pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya, terutama dalam melakukan supervisi di sekolah.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Guru Sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung.

  Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas

  • Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran
  • Meningkatkan rasa percaya diri.
  • b.

  Bagi sekolah Membantu kepala sekolah dalam mengefektifkan pembinaan dan

  • peningkatan pengetahuan proses belajar mengajar yang ada di SD.
  • pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

  Memberikan motivasi kepada guru untuk melaksanakan proses

  • KAJIAN PUSTAKA Pengertian Belajar

  Membantu sekolah guna meningkatkan hasil pembelajaran

  Pada keseluruahan proses pembelajaran di sekolah, baik di tingkat SD, SLTP, SLTA maupun Perguruan Tinggi (PT), belajar adalah kegiatan yang sangat pokok Artinya keberhasilan tujuan pendidikan nasional sampai tujuan pembelajaran khusus bergantung kepada bagimana proses belajar itu berlangsung dan dilaksanakan.

  Sardiman (2011:21): “Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

  Garret dalam Sagala (2010: 13): “Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada perubahan diri dan perubah an cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.

  Mengkaji dari ke dua teori diatas dapat disimpulkan bahwa belajar secara singkat adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

  Pengertian Pembelajaran

  Hardini dan Puspitasari (2012: 10): “Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum”.

  Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono (2008:19): Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa yang belajar. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakekatnya suatu proses dalam upaya sosialisasi siswa baik dengan rekannya, guru, sumber atu fasilitas belajar dan lingkungan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

  Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

  Menurut Syaiful Sagala (2010) konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Lebih lanjut dijelaskan bahwa konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengalaman baru.

  Pendekatan kontextual dalam pembelajaran, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan materi ajar dengan situasi dunia nyata si siswa, yang dpat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Proses pembelajarannya akan berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

  Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran

  yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

  Dari pendapat di atas, memberikan pemahaman kepada kita tentang penjelasan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran dengan menggunakan tindakan kelas, dengan mengaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dan model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

  

Langkah-Langkah Pembelajaran Model Contextual Teaching and Learning

(CTL)

  Urutan langkah-langkah pembelajaran CTL yang dapat diuraikan sebagai berikut:

  

Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Model CTL

FASE TINGKAH LAKU

Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

menyampaikan tujuan dan yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut memotivasi dan memotivasi siswa belajar.

  

Fase 2 Guru menyajikan informasi materi pelajaran

Menyajikan materi pelajaran tersebut kepada siswa dengan menjelaskan, mendemonstrasikan,atau menggunakan bahan bacaan (Modul). Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana Mengorganisasikan siswa cara membentuk kelompok belajar kedalam kelompok-kelompok belajar Fase 4 Guru berperan memfasilitasi siswa dalam Membimbing kelompok menemukan sesuatu pengetahuan dan bekerja dan belajar. keterampilan melalui pembelajaran secara sendiri bukan apa kata guru

  Guru bertindak sebagai fasilitator, membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

  

Lanjutan Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Model CTL

Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar secara Evaluasi authentic tentang materi yang dipelajari Fase 6 Guru memberikan remedial kepada siswa

Refleksi yang belum memenuhi standar kelulusan dan

pengayaan kepada siswa yang sudah lulus.

   Sumber : Data Primer (2018) METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan Kelas (PTK). Karakteristik dari penellitian ini merupakan tindakan tertentu untuk melihat sejauh mana proses pembelajaran dengan menggunakan Model CTL terhadap hasil belajar Siswa.

  Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Sekolah SDN 018 Binjai Rengat Barat pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam kurun waktu 2 Bulan, yakni Februari hingga Maret 2018. Siswa yang menjadi sasaran penelitian ini berjumlah 27 Siswa terdiri dari 12 orang siswa putra dan sebanyak 15 orang siswa putri dengan tingkat kemampuan akademik relatif sama.

  Faktor yang Diselidiki

  Untuk lebih memudahkan dalam pemecahan masalah, ada beberapa faktor yang akan diselidiki antara lain:

  1. Faktor siswa, yaitu; akan dilakukan pemantauan dengan memperhatikan perkembangan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

2. Faktor guru, yaitu; akan dilakukan pemantauan dan memperhatikan guru dalam menyajikan materi pelajaran dalam menerapkan model pembelajaran.

  3. Faktor sumber pelajaran, yaitu; dengan melihat sumber atau bahan pelajaran yang digunakan apakah sudah sesuai dengan tujuan, Relevansi materi yang hendak dicapai dalam pembelajaran CTL.

  Prosedur Penelitian

  Yang menjadi prosedur penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang pelaksanaannya sebanyak dengan menggunakan pola Siklus, dimana setiap siklus membutuhkan 2 atau 3 kali pertemuan dan tingkat penyelesaian penelitian tergantung pada sejauh mana tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran yang di sesuaikan dengan standar penilaian. Sebelum pelaksanaan tindakan terlebih dahulu diberikan tes awal yaitu untuk melihat kemampuan awal siswa mengenai materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. “Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari tahapan kegiatan: 1) perencanaan; 2) pelaksaaan tindakan; 3) observasi dan evaluasi, serta 4) refleksi. secara rinci setiap tahapan kegiatan dijelaskan berikut ini:

  1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: (i) membuat skenario pembelajaran, (ii) membuat lembar observasi, (iii) membuat alat bantu pembelajaran, (iv) membuat alat evaluasi, dan (v) menyiapkan jurnal untuk refleksi diri.

  2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran, yaitu 3 (tiga) kali pertemuan untuk setiap siklus.

  3. Observasi dan Evaluasi Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melihat apakah pelaksanaan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat. Setelah itu dilakukan evaluasi, yaitu untuk melihat keberhasilan pelaksanaan tindakan.

  4. Refleksi Hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, didiskusikan dan dilihat kelemahan-kelemahan yang ada pada setiap siklus dan akan diperbaiki pada perencanaan siklus berikutnya.

  Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data

  Sumber data adalah siswa kelas V SDN 018 Binjai Rengat Barat. Data dalam penelitian ini terdiri atas Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun Tehnik pengumpulan data yaitu Data dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diambil dengan menggunakan tes hasil belajar, sedangkan data kualitatif diambil dengan menggunakan lembar observasi dan jurnal refleksi diri. Tekhnik pengumpulan data yaitu data tentang pelaksanaan pembelajaran CTL diperoleh melalui lembar observasi, sedangkan data tentang hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar siswa.

  Teknik Analisa Data

  Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas (PTK), ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti,

  1. Data kuantitatif, (nilai hasil belajar) yang dapat dianalisis secara deskriktif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriktif. Misalnya, mencari nilai rerata, persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.

  2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (Kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias, dalam belajar, kepercayan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.

  Indikator Kinerja

  Sebagai stándar keberhasilan penelitian ini adalah merujuk pada standar KKM yang sudah ada di SDN 018 Binjai Rengat Barat, yaitu meningkatkan Aktivitas terhadap materi pelajaran dalam hal ini hasil belajar siswa pada pelajaran IPS, yaitu apabila ketuntasan belajar siswa secara individu/perorangan apabila mendapatkan skor nilai 75 ke atas, dan ketuntasan secara klasikal tercapai apabila memenuhi ketuntasan 75%.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pra Siklus

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dipilih karena mempunyai beberapa keistimewaan yaitu mudah dilakukan oleh guru, tidak mengganggu jam kerja guru, selain itu sambil mengajar guru dapat sekaligus melakukan penelitian.

  Pada penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran CTL di kelas V semester genap tahun ajaran 2017/2018 pada mata pelajaran IPS. Penelitian tindakan kelas ini meliputi dua siklus. Siklus I terdiri dari 2x pertemuan dan siklus II terdiri dari 2x pertemuan. Dalam satu siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dari penelitian ini dapat dideskripsikan hasil ketercapaian pembelajaran sebelum diadakannnya penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan, hasil penelitian pra siklus ini dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :

  

Tabel 2. Ketercapaian KKM Pra Siklus

No KKM Jumlah Siswa Ketercapaian KKM (%)

Mencapai KKM Belum Tuntas 44,44 %

  1

  75

  12

  15 Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018)

  Siklus I a. Perencanaan

  Setelah ditetapkan untuk menerapkan model pembelajaran CTL pada pembahasan persiapan kemerdekaan Indonesia, maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan hal-hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan. Peneliti bersama guru mengadakan pembentukan kelompok yang disesuaikan dengan model pembelajaran CTL dengan berpatokan pada nilai awal siswa, kemudian peneliti melakukan hal-hal berikut :

  1. Membuat RP/skenario pembelajaran untuk tindakan siklus I.

  2. Membuat lembar observasi 3.

  Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa agar lebih cepat memahami materi pelajaran.

  4. Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, siswa telah siap belajar dengan model pembelajaran CTL.

  Selanjutnya kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengajarkan materi pelajaran pokok bahasan persiapan kemerdekaan indonesia, yakni: masa perjuangan.

  Pada kegiatan awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, serta mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman dan pengetahuan umum siswa yang telah diperoleh dalam lingkungan kehidupan siswa sehari-hari yang erat kaitannya dengan materi yang sedang disajikan. Hal ini sesuai dengan konsep belajar yang menggunakan pendekatan pembelajaran CTL dimana guru harus senantiasa memberikan tugas kelompok dan menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas pada saat proses pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang sedang disampaikan. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi untuk belajar karena siswa menganggap materi yang sedang disampaikan akan sangat berguna bagi kehidupan.

  Dalam proses pembelajaran, siswa secara berkelompok berdiskusi menyelesaikan soal-soal yang tercantum dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) sedangkan guru memantau kegiatan kerja kelompok tersebut serta memberikan bimbingan bagi kelompok-kelompok yang menemukan kesulitan dalam menyelesaikan soal. Selanjutnya hasil rumusan siswa dalam berkelompok guru meminta untuk mempertanggungjawabkan dalam diskusi dengan mempresentasikannya di depan kelas yang diamati selama proses pembelajaran dengan kontrol pengamatan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

c. Observasi dan Evaluasi 1.

  Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa kaku dalam pelaksanaan pembelajaran CTL b.

  Ada siswa yang kurang aktif dalam kelompok karena mereka terbiasa belajar secara sendiri-sendiri. Namun siswa kelihatan sangat termotivasi untuk belajar, mereka sangat antusias memperhatikan sikap penjelasan guru. Ini disebabkan karena guru selalu menyertai contoh-contoh setiap materi yang disampaikannya dengan memperhatikan hal-hal konkrit atau selalu mengaitkannya dengan pengalaman yang telah diperoleh siswa.

  c.

  Siswa masih sering pergi ke kelompok lain untuk bertanya, dalam hal ini siswa belum memahami sepenuhnya hakekat belajar secara berkelompok.

  d.

  Siswa mulai berani mengungkapkan pendapatnya, hal ini terlihat karena guru bertanya tentang materi pelajaran, mereka selalu mengacungkan tangan untuk menjawabnya.

  Observasi Hal-hal yang diobservasi dalam proses pembelajaran adalah sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran, yakni; keaktifan siswa selama belajar kelompok, sikap dan cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang disesuaikan dengan penerapan model pembelajaran CTL. Hasil observasi terhadap siswa dan guru menunjukkan hal-hal sebagai berikut: a.

  Guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

  f.

  Penjelasan guru tentang cara penilaian dalam belajar secara kelompok masih kurang.

  g.

  Guru belum mengelola kelompok secara baik, hal ini terlihat pada saat guru masih kewalahan memberikan bimbingan kepada kelompok yang menemui masalah dalam kegiatan diskusi kelompok.

  h.

  Hasil observasi terhadap siswa dan guru diamati dengan instrumen yang sudah disiapkan (pedoman observasi guru dan siswa).

  e.

2. Evaluasi

  Setelah dua kali pertemuan, pertemuan ketiga diadakan evaluasi atau tes tindakan siklus I secara perorangan untuk melihat sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran setelah menerapkan pendekatan pembelajaran konstekstual dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Berikut ini data perolehan nilai pada hasil tes siklus I penerapan model pembelajaran CTL, yakni :

  

Tabel 3. Ketercapaian KKM Siklus I

No KKM Jumlah Siswa Ketercapaian KKM (%)

Mencapai KKM Belum Tuntas 66,7 %

  1

  75

  18

  9 Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018) Berdasarkan pada tabel 3 diatas bahwa hasil tes pada siklus I menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPS mengalami peningkatan dari tes awal. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 18 orang atau sebesar 66,7% Dalam hal ini mengalami peningkatan sebesar 26% dari hasil pra siklus.

d. Refleksi

  Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, penerapan pembelajaran CTL belum sepenuhnya berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan antara peneliti dan guru secara kolaboratif disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.

  Pihak siswa, kelemahan yang ada adalah siswa sebelum memahami secara mendalam hakekat belajar secara kelompok CTL sehingga interaksi siswa dalam kelompok belum maksimal, masih ada siswa yang kurang aktif belajar dalam kelompok.

  Pihak guru, kelemahan yang ada adalah pemantauan guru terhadap kegiatan kelompok yang kurang efektif sehingga kadang-kadang kelompok yang membutuhkan bimbingan guru tidak diperhatikan. Guru juga masih kurang menjelaskan cara penilaian dalam belajar secara berkelompok.

  Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan refleksi diatas, maka penelitian ini dilanjutkan dengan tindakan siklus II karena indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini belum tercapai.

  Siklus II a. Perencanaan

  Berdasarkan hasil observasi, evaluasi refleksi pada tindakan siklus I, maka penelitian bersama guru merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan tindakan siklus I akan diperbaiki pada siklus II ini dengan harapan agar pemahaman siswa terhadap pokok bahasan persiapan kemerdekaan indonesia, dapat ditingkatkan. Hal-hal yang akan diperbaiki dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah:

  1. Guru akan berusaha menciptakan suasana saling membutuhkan yang positif di antara anggota-anggota kelompok, sehingga diharapkan semua siswa dalam kelompok akan aktif selama proses pembelajaran.

  2. Guru akan selalu mengingatkan kepada siswa tentang tujuan belajar kontextual sekaligus cara penilaian hasil belajar.

  3. Guru akan memberikan bimbingan kepada kelompok-kelompok tertentu yang mengalami kesulitan dan menghindari intervensi yang berlebihan kepada kelompok yang bisa bekerja secara mandiri.

  Pada tahap perencanaan ini, penelitian menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan siklus II, yaitu :

  1. Membuat skenario pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan siklus II.

  2. Menyiapkan lembar observasi.

  3. Menyiapkan bahan atau media pembelajaran.

  4. Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan sikluas II.

  b. Pelaksanaan Tindakan

  Proses pembelajaran melalui model pembelajar CTL dilakukan kembali sebagai rangkaian pelaksanaan penelitian ini dengan memperhatikan hasil refleksi pada tindakan siklus I. Pada siklus II ini guru melaksanakan pembelajaran di kelas dengan mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pada pertemuan siklus kedua, materi yang diajarkan adalah persiapan kemerdekaan kemerdekaan indonesia pada pokok bahasan perumusan naskah proklamasi. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sama seperti pelaksanaan tindakan siklus I dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus I. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti terus mengobservasi jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa.

  c. Observasi dan Evaluasi 1.

  Observasi Proses pembelajaran pada tindakan siklus II ini telah mengalami peningkatan dari siklus I, dari hasil observasi, guru dan siswa sudah bersama- sama melaksanakan proses pembelajaran model pembelajaran CTL. Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal berikut: a.

  Siswa sudah aktif dalam kelompok, mereka senantiasa saling berbagi tugas dalam kegiatan kelompok b.

  Sebagian besar siswa selalu menunjukkan keinginan mereka untuk menjawab setiap pertanyaan guru dalam hal ini model pembelajaran CTL sudah semakin terarah.

2. Evaluasi

  Kegiatan selanjutnya adalah mengadakan tes tindakan siklus II secara individual untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran setelah belajar melalui model pembelajaran CTL. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

  

Tabel 4. Ketercapaian KKM Siklus II

No KKM Jumlah Siswa Ketercapaian KKM (%)

  Mencapai KKM Belum Tuntas 88,9 %

  1

  75

  24

  3 Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018) Pada Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran pokok bahasan Membiasakan Perilaku Terpuji, pada pokok bahasan perumusan naskah proklamasi mengalami peninngkatan dari hasil tes tindakan siklus I. Banyaknya siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 adalah sebanyak 24 orang siswa atau sebesar 88,9% ,maka hasil tes meningkat hingga sebesar 22,2% dari tindakan siklus I ke siklus II.

d. Refleksi

  Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah menunjukkan kesempurnaan baik dari pihak guru maupun siswa. Guru telah melaksanakan skenario pembelajaran sepenuhnya. Siswa juga memperlihatkan keaktifan dan kekompakan mereka dalam belajar kelompok. Walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mampu mengemukakan pendapatnya ketika ditanya oleh guru namun mereka sudah menunjukkan sikap yang baik terhadap penerapan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran IPS. Dan dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan maka pelaksanaap penelitian di hentikan sampai pada siklus

  II. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua (2) siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengalami peningkatan hasil belajar siswa dari setiap siklus. Pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebesar 66,7% yang memperoleh nilai ≥ 75, penelitian masih dilanjutkan pada siklus II karena belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan (75%). Salah satu penyebab sehingga hasil penelitian belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah siswa belum sepenuhnya aktif dalam diskusi kelompok.

  Pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh hasil belajar siswa sebesar 88,9% yang memperoleh nilai ≥ 75. Dari siklus I (66,7%) ke siklus II (88,9%) meningkat sebesar 22,2%. Kenaikan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan karena semakin sempurnanya pelaksanaan skenario pembelajaran dan semakin pahamnya siswa terhadap hakekat pembelajaran CTL. Dengan melihat hasil tes pada tindakan siklus II, maka penelitian ini dihentikan sampai dengan siklus II karena indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai. Dengan demikian upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada Pokok Bahasan persiapan kemerdekaan indonesia melalui model pembelajaran CTL telah tercapai dengan baik.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil pengelolaan data, dan hasil pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa melalui

  

Cooperatif Learning and Teaching merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa

  kelas V SDN 018 Binjai Rengat Barat. Maka dapat memberikan dampak positif terhadap siswa itu sendiri baik dalam peningkatan pemahaman maupun peningkatan kepedulian antar anggota kelompok.

  Penerapan Cooperative learning and Teaching pada awal pembelajaran masih belum nampak bentuk pembelajaran yang diharapkan, tetapi setelah beberapa tindakan dalam siklus, hasil prestasi belajar siswa kelas V SDN 018 Binjai Rengat Barat dari tiap tindakan mengalami peningkatan.

  Setelah beberapa tindakan dalam pembelajaran melalui Cooperatif Learning and Teaching terjadi peningkatan dalam kelompok dengan adanya kerjasama, diskusi, saling membantu dan merasa bertanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.

  Saran

  Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini dan dalam upaya peningkatan pembelajaran IPS di SDN 018 Binjai Rengat Barat direkomendasi sebagai berikut :

  1. Pembelajaran IPS melalui Cooperatif Learning and Teaching ini dapat diuji cobakan dan dikembangkan di kelas

  2. Dalam pembelajaran Cooperatif Learning and Teaching guru harus tetap berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan suatu pendekatan dengan memperhatikan karakter atau perbedaan, kemampuan dan tahap perkembangan siswa di SD.

3. Penyampaian materi pembelajaran dengan berdasarkan dari soal yang mudah sampai ke yang sulit.

  4. Memberikan bimbingan dan latihan terus pada siswa yang mengalami kesulitan dalam perkalian dan pembagian yang merupakan dasar, yang akan mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

  Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas. Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan Implementasi) . Yogyakarta: Familia. Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar . Bandung: Alfabeta. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Siddiq, M. Djauhar, Isniatun Munawaroh, dan Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan

  Pembelajaran SD . Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA 8 SUBTEMA 1 MUATAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

0 0 10

PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK XI IBB SMAN2 SIDOARJO PADA MATERI PERSEBARAN HEWAN DAN TUMBUHAN MELALUI PETAINLEK Soegiarto SMA Negeri 2 Sidoarjo

0 0 9

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK ROUND ROBIN PADA SISWA KELAS VIB SD NEGERI 004 TELUK BINJAI Yusniar SD Negeri 004 Teluk Binjai

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PROGRAM JTV PADA MATERI SPLDV PADA KELAS VIII-3 SMPN 5 PENAJAM PASER UTARA Fitrawati SMPN 5 Penajam Paser Utara

0 0 11

PENERAPAN PERMAINAN BONEKA MAGNET DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBAHASA PADA ANAK TUNA GRAHITA DI KELAS B TK NEGERI PEMBINA 3 KUALA TUNGKAL Siti Aisyah TK Negeri Pembina 3 Kuala Tungkal

0 0 13

PENGARUH METODE TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK Marsya Naqiya Azzahra

0 2 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Bambang Winarto SMK Negeri 3 Probolinggo

0 1 11

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERSTRUKTUR KOMPETENSI DASAR MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRAT DENGAN MEMFAKTORKAN PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMKN 1 DLANGGU Totok Sugianto SMK Negeri 1 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS III SDN 013 TALANG SEI LIMAU Suliyem SDN 013 Talang Sei Limau

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V MENGGUNAKAN METODE TUTORIAL TEMAN SEBAYA DI SDN 022 TITIAN TINGGI KECAMATAN RENGAT BARAT Sri Martini SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat

0 0 13