Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  Penelitian dan pengembangan LKS Berbasis Model Inkuri Terbimbing pada materi pesawat sederhana telah dilaksanakan menggunakan metode

  

Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk

  mengembangkan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing pada materi pesawat sederhana dan untuk mengetahui kelayakan atau validitas LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing sebagai bahan ajar yang efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas V sekolah dasar. Pada subbab hasil penelitian ini akan disajikan proses pengembangan LKS, proses pertama kalinya adalah peneliti harus melakukan survey lapangan terlebih dahulu dengan mewawancarai guru kelas. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan ternyata guru masih mengalami kesulitan dan memerlukan sebuah LKS yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah. Setelah itu peneliti harus melakukan perencanaan konsep bahan ajar LKS, kemudian jika LKS tersebut sudah jadi maka peneliti harus melakukan validasi LKS oleh ahli desain pembelajaran yaitu berupa RPP, ahli bahan ajar, dan uji coba LKS. Dalam uji coba LKS disampaikan data tentang respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan dan hasil belajar siswa. Penelitian ini di uji cobakan menjadi dua tahap, Uji coba terbatas pada siswa kelas V SD N Tlogo, Uji coba lebih luas pada siswa kelas V SD N Simpar. Berikut ini merupakan uraian dari hasil penelitian.

4.1.1 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Desain Pembelajaran

  Data validasi ahli yaitu data yang diperoleh berdasarkan penilaian ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar melalui lembar evaluasi dan angket penilaian. Ahli desain pembelajaran menilai aspek perumusan tujuan pembelajaran, isi yang disajikan, bahasa, waktu, pemilihan materi pembelajaran. Dalam penghitungan hasil evaluasi ahli desain pembelajaran terhadap LKS IPA Berasis Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, di peroleh data sebagai berikut:

  

Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Desain Pembelajaran

Skor No. Aspek yang dinilai

  1

  2

  3

  4

  5 Perumusan tujuan pembelajaran 1.

  Kejelasan Standar Kompetensi dan Kompetensi  Dasar 2. Kesesuaian SK dan KD dengan tujuan 

  Pembelajaran A 3.

   Ketepatan penjabaran KD ke dalam indikator

  4. Kesesuaian penyusunan tujuan pem-belajaran  sebagai penjabaran dari indikator pembelajaran 5. indikator dengan tingkat

  Kesesuaian  perkembangan siswa

  Isi yang disajikan 6.

   Kelengkapan dan sistematika penyusunan RPP B 7.

  Kejelasan scenario pembelajaran (tahap-tahapan  pembelajaran) 8.

   Kelengkapan instrument evaluasi Bahasa C 9.

   Struktur kalimat dan penggunaan bahasa

  10.

   Bahasa yang digunakan komunikatif Waktu D 11.

  Kesesuaian alokasi waktu yang di-gunakan  dengan kegiatan pembelajaran.

  Pemilihan materi pembelajaran  12. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai

  E  13. Kesesuaian dengan karakteristik siswa 

14. Kesesuaian dan sistematika materi

  Jumlah

  56 Total

  56 Rata-rata

  4 Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli desain

  pembelajaran sebesar 4. Dan pada kesimpulan akhir Ahli desain pembelajaran menyatakan lembar kerja siswa IPA berbasis inkuiri terbimbing “Memenuhi

  syarat dan layak diujicobakan setelah perbaikan sesuai saran”. Dengan

  menggunakan rentang skor 1 sampai 5, rata-rata skor penilaian ahli desain pembelajaran untuk aspek perumusan tujuan pembelajaran, isi yang disajikan, bahasa, waktu, pemilihan materi pembelajaran sesuai dengan pedoman acuan konversi nilai skala 5 tergolong kriteria “Baik/ menarik”. Walaupun LKS sudah termasuk dalam criteria baik, namun masih terdapat beberapa saran dari ahli desain pembelajaran shingga LKS harus tetap direvisi agar dapat memperbaiki kualitas LKS beberapa saran yang diberikan oleh ahli materi sebagai berikut:

  

Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki

  Tujuan pembelajaran sesuai rumus (ABCD) Dampak pengiring kurang sesuai Kesesuaian waktu dalam kegiatan pembelajaran

  Penyusunan kalimat disesuaikan keadaan siswa

4.1.2 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Bahan Ajar

  Dalam penghitungan hasil evaluasi ahli bahan ajar terhadap LKS IPA Berasis Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, di peroleh data sebagai berikut:

  2. Kebahasaan 7.

  

   15. Kelengkapan informasi.

   14. Interaktivitas (stimulus dan respon).

   13. Pemberian motivasi.

   12. Urutan penyajian.

  Kejelasan tujuan.

  3. Sajian 11.

  

   10. Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien.

   9. Kesesuaian dengan kaidah.

   8. Kejelasan informasi.

  Keterbacaan.

  

  Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Ahli Bahan Ajar No Aspek Penilaian

Indikator

Skor

   Selanjutnya penilaian dari ahli bahan ajar yang meliputi aspek kelayakan isi materi, kebahasaan, sajian, kegrafikan, aspek kegiatan dan aspek penilaian.

   5. Manfaat penambahan wawasan.

   4. Kebenaran substansi materi.

   3. Kesesuaian dengan bahan ajar.

   2. Kesesuaian dengan kebutuhan siswa.

  Kesesuaian dengan SK / KD.

  1. Kelayakan Isi 1.

  5

  4

  3

  2

  1

   6. Kesesuaian dengan nilai- nilai moral dan moralitas, dan sosial.

  4. Kegrafikan 16.

   6. Aspek Pengembangan kompetensi hasil belajar 23.

  93 Rata-rata 3,87

  84 Total

  9

  Jumah

  

   24. Mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan standar kompetensi.

  Mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

   22. Kesesuaian kegiatan atau tugas siswa dengan materi.

  Penggunaan font (jenis dan ukuran).

   21. Mendorong siswa men- yimpulkan fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan nilai.

  Memberikan pengalaman langsung.

  Aspek kegiatan/ tugas siswa 20.

   5.

   19. Desain tampilan

   18. Ilustrasi, Grafis, Gambar dan Foto

   17. Lay out, tata letak.

  Rata-rata skor penilaian ahli bahan ajar untuk kelayakan isi materi, kebahasaan, sajian, kegrafikan, aspek kegiatan, dan aspek penilaian sebesar 3.87. Rata-rata skor penilaian ahli bahan ajar tergolong kriteria Baik/ menarik dan

“Memenuhi syarat dan layak diujicobakan setelah perbaikan sesuai saran”.

Walaupun LKS sudah termasuk didalam kriteria baik dan layak namun masih terdapat beberapa saran dan masukan dari ahli bahan ajar untuk memperbaiki kualitas LKS meliputi:

  

Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki

  Pembelajaran 1 kesesuaian petunjuk dan materi Belum terdapat Tujuan dari percobaan dan tulisan sumber gambar kurang kecil.

  Jawaban soal kurang jelas.

  Tampilan dan cetakan kurang tebal Dengan hasil-hasil tersebut di atas yang telah divalidasi oleh ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa

  IPA Berbasis Model Inkuri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar layak digunakan dalam pembelajaran baik ditinjau dari aspek isi dan desain pembelajaran maupun dari aspek tampilan karena memperoleh nilai rata-rata keseluruhan B atau tergolong kriteria Baik. Kesimpulan ini diambil sesuai dengan nilai kelayakan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu apabila ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar memberi nilai minimal C atau dengan kriteria cukup, produk yang dikembangkan dianggap layak digunakan dalam pembelajaran.

4.1.3 Hasil Penilaian Kelayakan LKS oleh Guru

4.1.3.1 Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Terbatas

  Guru menilai dari aspek tampilan, isi materi, dan kebahasaan. Dalam penghitungan hasil penilaian oleh guru mata pelajaran IPA dari SD N Tlogo- Temanggung terhadap Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, di peroleh data sebagai berikut:

  

Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Terbatas

Skor Aspek No Indikator Penilaian

  1

  2

  3

  4

  5

  1. Judul sesuai dengan materi. 

  2. Kepadatan halaman LKS  layak.

  3. Teks atau tulisan pada LKS  ini mudah dibaca.

  4. Gambar yang disajikan

  1. Tampilan menarik sesuai dengan  materi.

  5. Penomoran materi atau sub unit atau kegiatan-kegiatan  dalam LKS teratur dan sesuai.

  6. Kesesuaian materi dengan  SK, KD, dan Indikator.

  7. Ketepatan materi dengan  tingkat pemahaman siswa.

  8. Kejelasan konsep materi Isi Materi

   2. sifat-sifat cahaya pada LKS.

  9. Kesesuaian materi dengan  kebutuhan siswa.

  10. pengalaman Memberikan

   langsung kepada siswa.

  11. Bahasa yang digunakan  mudah dipahami.

  12. Penggunaan bahasa secara  efktif dan efisien.

  13. Penggunaan petunjuk belajar membantu dalam 

  3. Kebahasaan penggunaan LKS.

  14. informasi Penjelasan pendukung mempermudah  pemahaman materi LKS.

  15. Penjabaran tugas berupa langkah-langkah kerja runtut  dan jelas.

  8

  65 Jumlah Total

  73 Rata-rata 4,86

  Setelah dilakukan analisis, maka diperoleh rata-rata skor penilaian guru kelas V matapelajaran IPA sebesar 4, 86. Dan pada kesimpulan akhir Guru mata pelajaran menyatakan bahan ajar yang berupa Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar tergolong dalam kriteria Sangat Baik dan layak untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran.

4.1.3.2 Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Lebih Luas

  Sedangkan dalam penghitungan hasil penilaian oleh guru mata pelajaran

  IPA dari SD N Simpar-Temanggung terhadap Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Kelas V Sekolah Dasar, diperoleh data sebagai berikut:

  Hasil Penilaian oleh Guru Saat Ujicoba Lebih Luas Skor Aspek No Indikator Penilaian

  1

  2

  3

  4

  5

  1. Judul sesuai dengan materi. 

  2. Kepadatan halaman LKS  layak.

  3. Teks atau tulisan pada LKS  ini mudah dibaca.

  1. Tampilan

  4. Gambar yang disajikan menarik sesuai dengan  materi.

  5. Penomoran materi atau sub unit atau kegiatan-kegiatan  dalam LKS teratur dan sesuai.

  6. Kesesuaian materi dengan  SK, KD, dan Indikator.

  7. Ketepatan materi dengan  tingkat pemahaman siswa.

  2. Isi Materi

  8. Kejelasan konsep materi  sifat-sifat cahaya pada LKS.

  9. Kesesuaian materi dengan  kebutuhan siswa.

  10. pengalaman Memberikan

   langsung kepada siswa.

  11. Bahasa yang digunakan  mudah dipahami.

  12. Penggunaan bahasa secara  efektif dan efisien.

  3. Kebahasaan 13.

  Penggunaan petunjuk belajar membantu dalam  penggunaan LKS.

  14. Penjelasan informasi pen-  dukung mempermudah pemahaman materi LKS.

  15. Penjabaran tugas berupa langkah-langkah kerja runtut  dan jelas.

  12 60 Jumlah Total

  72 Rata-rata 4,80

  Setelah dilakukan analisis, rata-rata skor penilaian oleh guru mata pelajaran dari SD N Simpar sebagai sekolah untuk ujicoba lebih luas untuk aspek tampilan, isi materi, dan kebahasaan memperoleh skor sebesar 4,80. Rata-rata skor penilaian oleh guru mata pelajaran tergolong dalam kriteria Sangat Baik, dan layak digunakan untuk sebagai bahan pembelajaran di dalam kelas saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada uji coba lebih luas yang melibatkan SD N Simpar ini, LKS IPA mendapatkan masukan dari guru yang menitik beratkan pada kelanjutan dari LKS yang telah dibuat, mengapa LKS ini hanya menyediakan 1 bab saja dari 4 bab yang ada di dalam semester II ini. Namun karena penelitian dan pengembangan ini bertujuan hanya untuk menyajikan materi tentang pesawat sederhana saja, maka pada LKS untuk ujicoba lebih luas sudah tidak lagi ada perubahan.

4.1.4 Data Hasil Angket Siswa

4.1.4.1 Hasil Angket Siswa pada Uji Coba Terbatas Data angket uji coba terbatas di SD N Tlogo terdapat pada lampiran.

  Rekap untuk hasil angket secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

  Hasil Angket Siswa pada Ujicoba Terbatas Nilai Aspek

No Indikator Ket

Penilaian

  Rata-rata

  Teks atau tulisan pada LKS ini

  4,5 mudah dibaca.

  Gambar yang disajikan jelas tidak

  4,5

  Sangat

  1. Tampilan buram. 4,48 baik/ Gambar yang disajikan sudah

  4,3 menarik

  sesuai (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit). Adanya keterangan pada setiap

  4,4

  gambar yang disajikan dalam LKS ini.

  4,4 Gambar yang disajikan menarik.

  Gambar yang disajikan sesuai

  4,8 dengan materi.

  LKS ini menjelaskan suatu konsep menggunakan ilustrasi

  4,8

  masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. LKS ini menggunakan contoh- contoh soal yang berkaitan

  4,4

  dengan masalah kehidupan sehari- hari. Jika dalam proses pembelajaran menggunakan LKS ini saya menghadapi masalah, maka saya

  4,5

  berani bertanya dan mengemukakan masalah yang Sangat saya hadapi kepada guru.

  2. Isi Materi 4.43 baik/ menarik

  Penyajian materi dalam LKS ini mendorong saya untuk melakukan

  4,6

  diskusi dengan teman-teman yang lain. Penyajian materi dalam LKS ini berkaitan dengan IPA yang lain

  4,5

  atau dengan matapelajaran yang lain dalam pemecahan masalah dan penerapannya Saya dapat memahami materi

  4,4 dengan mudah. 3,9

  Materi yang disajikan dalam LKS ini sudah runtut Saya dapat mengikuti kegiatan

  4,4

  belajar tahap demi tahap dengan mudah. Saya dapat memahami lambang

  4,1

  atau simbol yang digunakan dalam LKS ini. Saya lebih dapat mengerti apa saja yang termasuk dari sifat-sifat

  4,5

  cahaya dan penerapannya untuk kehidupan sehari-hari setelah belajar menggunakan LKS ini. Saya merasa lebih mudah belajar

  4,6 dengan menggunakan LKS ini.

  Saya tertarik menggunakan LKS

  4,3 ini.

  Dengan menggunakan LKS ini

  4,6

  saya lebih tertarik dalam belajar IPA. Dengan adanya ilustrasi disetiap awal materi dapat memberikan

  4,4

  motivasi saya untuk mempelajari sifat-sifat cahaya. Saya lebih rajin belajar dengan

  4,5 menggunakan LKS ini.

  Saya dengan mudah memahami

  4,3

  kalimat yang digunakan dalam LKS ini.

  Sangat Tidak ada kalimat yang

  3. Kebahasaan 4,27 baik/

  3,9

  menimbulkan makna ganda dalam menarik LKS ini.

  Saya dapat memahami istilah-

  4,3

  istilah yang digunakan dalam

  LKS ini karena ada kamus/ glosarium. Penggunaan bahasa secara efektif

  4,6 dan efisien sesuai dengan EYD.

  Contoh soal yang digunakan

  4,9

  dalam LKS ini sudah sesuai dengan materi LKS ini memberikan pengalaman

  Aspek Sangat

  4,4 yang baru bagi saya.

  4. kegiatan/ 4,66 baik/ tugas siswa menarik

  Memudahkan saya menyimpulkan materi dan dapat mengerjakan

  4,7 soal secara mandiri.

  Mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan Aspek

  4,5 5. standar kompetensi.

  penilaian/ Sangat hasil belajar

  Mengukur kemampuan siswa 4,6 baik/ siswa

  4,7

  melalui pengetahuan, sikap, dan menarik ketrampilan. Hasil dari angket uji coba terbatas di SD N Tlogo-Temanggung yang berjumlah 10 siswa, menunjukkan bahwa siswa berpendapat tampilan lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing kelas V Sekolah Dasar sudah sangat baik dan sangat menarik yang ditunjukkan dengan nilai 4,48 (nilai maksimum 5), isi materi dalam LKS tersebut sangat baik dan sangat menarik yang ditunjukkan dengan nilai 4,43 (nilai maksimum5), siswa berpendapat bahwa bahasa yang digunakan di dalam LKS sangat baik dan sangat menarik ditunjukkan dengan nilai 4,27 (nilai maksimum 5), siswa berpendapat bahwa LKS ini sudah memuat aspek-aspek kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa dalam pembelajaran, ini ditunjukkan dengan nilai 4,66 (nilai maksimal 5) sedangkan dari aspek penilaian sendiri siswa berpendapat bahwa LKS ini sudah memberikan penilaian secara pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, hal ini ditunjukkan dengan nilai 4,6 (nilai maksimum 5). Pada uji coba terbatas sudah dinyatakan sangat baik dan sangat menarik, tetapi ada yang perlu diperbaikan lagi dikarena beberapa tulisan dan gambar/ ilustrasi yang ada di dalam LKS tersebut mengalami perpindahan/ pergeseran gambar sehingga ada yang menutupi teks berikutnya dan halaman yang ada dibawahnya.

4.1.4.2 Hasil Angket Siswa pada Uji Coba Lebih Luas SD N Simpar

  Data angket uji coba lebih luas terdapat pada lampiran. Rekap untuk hasil angket secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

  Hasil Angket Siswa pada Ujicoba Terbatas Nilai Aspek

No Indikator Ket

Rata-

  Penilaian rata

  Teks atau tulisan pada LKS ini 4,6 mudah dibaca.

  Gambar yang disajikan jelas tidak 4,5 buram.

  Gambar yang disajikan sudah sesuai (tidak terlalu banyak dan 4,4 Sangat tidak terlalu sedikit).

  1. Tampilan 4,4

  Baik Adanya keterangan pada setiap gambar yang disajikan dalam 4,5 LKS ini.

  Gambar yang disajikan menarik. 4,2 Gambar yang disajikan sesuai

  4,7 dengan materi. LKS ini menjelaskan suatu

  2. konsep menggunakan ilustrasi 4,4

  Sangat masalah yang berkaitan dengan Isi Materi

  4,3 Baik kehidupan sehari-hari.

  LKS ini menggunakan contoh- 4,2 contoh soal yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari- hari. Jika dalam proses pembelajaran menggunakan LKS ini saya menghadapi masalah, maka saya

  4,5 berani bertanya dan mengemukakan masalah yang saya hadapi kepada guru.

  Penyajian materi dalam LKS ini mendorong saya untuk melakukan 4,4 diskusi dengan teman-teman yang lain. Penyajian materi dalam LKS ini berkaitan dengan IPA yang lain atau dengan matapelajaran yang 4,5 lain dalam pemecahan masalah dan penerapannya Saya dapat memahami materi

  4,5 dengan mudah. Materi yang disajikan dalam LKS

  4,5 ini sudah runtut Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap dengan 4,4 mudah. Saya dapat memahami lambang atau simbol yang digunakan 4,2 dalam LKS ini. Saya lebih dapat mengerti apa saja yang termasuk dari sifat-sifat cahaya dan penerapannya untuk 4,5 kehidupan sehari-hari setelah belajar menggunakan LKS ini. Saya merasa lebih mudah belajar 4,4 dengan menggunakan LKS ini.

  Saya tertarik menggunakan LKS 4,3 ini.

  Dengan menggunakan LKS ini saya lebih tertarik dalam belajar 4,3

  IPA. Dengan adanya ilustrasi disetiap awal materi dapat memberikan

  4,2 motivasi saya untuk mempelajari sifat-sifat cahaya. Saya lebih rajin belajar dengan

  4,5 menggunakan LKS ini. Saya dengan mudah memahami kalimat yang digunakan dalam 4,6 LKS ini. Tidak ada kalimat yang menimbulkan makna ganda dalam 4,3 LKS ini.

  Sangat

  3. Kebahasaan 4,4

  Baik Saya dapat memahami istilah- istilah yang digunakan dalam

  4,3 LKS ini karena ada kamus/ glosarium.

  Penggunaan bahasa secara efektif 4,5 dan efisien sesuai dengan EYD.

  Contoh soal yang digunakan dalam LKS ini sudah sesuai 4,4 dengan materi

  Aspek Sangat

  4. kegiatan/ 4,4

  LKS ini memberikan pengalaman Baik

  4,5 tugas siswa yang baru bagi saya.

  Memudahkan saya menyimpulkan 4,3 materi dan dapat mengerjakan soal secara mandiri. Mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan 4,3

  Aspek standar kompetensi. penilaian/

  Sangat 5. 4,4 hasil belajar

  Baik Mengukur kemampuan siswa siswa melalui pengetahuan, sikap, dan 4,5 ketrampilan.

  Hasil dari angket uji coba lebih luas di SD N Simpar-Temanggung yang berjumlah 22 siswa, menunjukkan bahwa siswa berpendapat tampilan lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing kelas V Sekolah Dasar sudah baik dan menarik yang ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimum 5), isi materi dalam LKS tersebut sangat baik dan sangat menarik yang ditunjukkan dengan nilai 4,3 (nilai maksimum5), siswa berpendapat bahwa dari segi bahasa yang digunakan di dalam LKS sudah baik dan menarik ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimum 5), siswa berpendapat bahwa LKS ini sudah memuat aspek- aspek kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa dalam pembelajaran, ini ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimal 5) sedangkan dari aspek penilaian sendiri siswa berpendapat bahwa LKS ini sudah memberikan penilaian secara pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, hal ini ditunjukkan dengan nilai 4,4 (nilai maksimum 5).

4.2 Hasil Belajar

4.2.1 Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Terbatas a. Kondisi Awal

  Kondisi awal merupakan kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V sebelum menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana yang dikembangkan. Dari hasil pengamatan dan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada kelas V SD Negeri Tlogo-Temanggung yang berjumlah 10 siswa, pada mata

  pelajaran IPA materi pesawat sederhana masih menunjukkan hasil belajar yang rendah. Terlihat dari hasil tes yang diberikan yaitu hanya beberapa siswa yang mancapai nilai KKM secarayang diterapkan di sekolah tersebut yaitu 68. Hal ini juga ditunjukkan oleh besarnya skor maksimal 93 skor minimal 43 dan skor rata rata 6,6. Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan LKS IPA yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Pesawat Sederhana

  No Interval Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

  30 Tidak Tuntas

  • – 39 1 0 %

  40 Tidak Tuntas

  • – 49

  2 1 10 %

  50 Tidak Tuntas

  • – 59

  3 3 30 %

  60 Tidak Tuntas

  • – 69

  4 3 30 %

  70 Tuntas

  • – 79

  5 1 10 %

  80 Tuntas

  • – 89

  6 1 10 %

  90 Tuntas

  • – 100

  7 1 10 % Jumlah 10 100

  Nilai Rata-rata 6,6 Nilai Tertinggi

  93 Nilai Terendah

  43 Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 68. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 40-49 frekuensinya ada 1 dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, 50-59 frekuensinya ada 3 dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai anatara 60-69 frekuensinya ada 3 dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 ada 1 dengan presentase 10% dari keseluruhan siswa, dan skor nilai nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram 4.2 sebagai berikut :

Gambar 1.21 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM≥68) data hasil perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10

Tabel 1.22 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  Skor Kriteria Frekunsi Persentase (%) Tuntas

  3

  30 ≥ 68 < 68 Tidak tuntas

  7

  70 Jumlah 10 100 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

  ( KKM≥68) sebanyak 7 siswa atau 70%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 3 siswa dengan persentase 30%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih sedikit daripada jumlah siswa yang tidak tuntas.

  Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.3 berikut:

Gambar 1.23 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  Berdasakan gambar 4.3 tentang distribusi ketuntasan belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo mencapai 30% yang tuntas ditunjukkan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 70% yang ditunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

  Pada kondisi ini dalam pembelajaran tidak menggunakan lembar kerja siswa IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana. Hal ini nampak pada penggunaan sumber belajar yang digunakan hanya sebatas buku paket. Pembelajaran yang bersifat konvensional yakni pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak aktif terlibat dalam pembelajaran yakni siswa tidak pernah membentuk kelompok, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri.

  b.

  

Kondisi setelah menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Ter-

bimbing Materi Pesawat Sederhana pada Uji Terbatas

  Hasil pengamatan hasil belajar siswa pada uji coba terbatas diperoleh setelah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan LKS

  IPA yang dikembangkan pada kelas V SD Negeri Tlogo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung, sebagai berikut:

Tabel 1.24 Distribusi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

  30 Tidak Tuntas

  • – 39 1 0 %

  40 Tidak Tuntas

  • – 49 2 0 %

  50 Tidak Tuntas

  • – 59 3 0 %

  60 Tidak Tuntas

  • – 69

  4 1 10 %

  70 Tuntas

  • – 79

  5 4 40 %

  80 Tuntas

  • – 89

  6 3 30 %

  90 Tuntas

  • – 100

  7 2 20 % Jumlah 10 100

  Nilai rata-rata 79,9 Nilai tertinggi

  95 Nilai terendah

  65 Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana setelah menggunakan lembar kerja siswa IPA yang dikembangkan dapat dikatakan hasil belajar meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana yaitu diatas KKM 68. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 1 dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, 70-79 frekuensinya ada 4 dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 3 dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 90-100 frekuensinya ada 2 dengan presentase 20% dari jumlah siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam gambar 4.4 sebagai berikut :

Gambar 1.25 Diagram Batang Distribusi Hasil IPA Materi Pesawat Sederhana dengan menggunakan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing

  Berdasarkan gambar 4.4 nampak bahwa hasil belajar IPA materi pesawat sederhana setelah menggunakan LKS yang dikembangkan paling banyak terdapat pada interval skor 70-79 yakni terdapat 4 siswa, sedangkan siswa yang paling sedikit terdapat pada interval skor 60-69 ada 1 siswa. Berdasa rkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥68) data hasil perolehan nilai setelah menggunakan LKS IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 1.26 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  

dengan menggunakan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

  Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) Tuntas

  9

  90 ≥ 70 < 70 Tidak tuntas

  1

  10 Jumlah 10 100 Ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (

  KKM≥68) sebanyak 1 siswa atau 10%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase 90%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut :

Gambar 1.27 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Setelah Menggunakan LKS

  

Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

  Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa ketuntasan belajar siswa kelas V di SD Negeri Tlogo mencapai 90% yang ditentukan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 10% yang di tunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

  Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika pada kondisi awal sebelum tindakan dan setelah tindakan dengan menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.28 Perbandingan Persentase Hasil Belajar IPA Kondisi Awal dan Kondisi Setelah Menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri

  1

Gambar 1.29 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Kondisi Awal dan Hasil Belajar Menggunakan

  65 Dari perbandingan pada tabel 4.7, dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana dari kondisi awal dan setelah dilakulan tindakan dengan menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing. Peningkatan yang terjadi sebesar 60% ketuntasan belajar mencapai 90%. Perbandingan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana kondisi awal dan setelah tindakan dengan menggunakan LKS IPA ynag dikembangkan, disajikan dalam grafik berikut ini:

  43

  5 Skor minimum

  95

  93

  4 Skor maksimum

  3 Skor rata-rata 6,6 79,9

  10

  70

  

Terbimbing

  7

  2 Tidak tuntas

  90

  9

  30

  3

  1 Tuntas

  F % F %

  No. Kriteria Kondisi awal Dengan LKS

  

LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

4.2.2 Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Lebih Luas a. Kondisi Awal

  Kondisi awal yang dimaksud adalah kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V sebelum menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana yang dikembangkan. Dari hasil pengamatan dan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada kelas V SD Negeri Simpar-Temanggung yang berjumlah 22 siswa, pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana masih menunjukkan hasil belajar yang rendah. Terlihat dari hasil tes yang diberikan yaitu hanya beberapa siswa yang mancapai nilai KKM secarayang diterapkan di sekolah tersebut yaitu 70. Hal ini juga ditunjukkan oleh besarnya skor maksimal 96 skor minimal 42 dan skor rata rata 74,27. Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan LKS IPA yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.30 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Pesawat Sederhana

  No Interval Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

  30 Tidak Tuntas

  • – 39 1 0 %

  40 Tidak Tuntas

  • – 49

  2 2 9,09%

  50 Tidak Tuntas

  • – 59

  3 2 9,09%

  60 Tidak Tuntas

  • – 69

  4 2 9,09%

  70 Tuntas

  • – 79

  5 5 22,72%

  80 Tuntas

  • – 89

  6 8 36,36%

  90 Tuntas

  • – 100

  7 3 13,63% Jumlah 22 100

  Nilai Rata-rata 74,27 Nilai Tertinggi

  96 Nilai Terendah

  42 Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 40-49 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, 50-59 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai anatara 60-69 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 ada 5 dengan presentase 22,72% dari keseluruhan siswa, skor nilai anatara 80-89 ada 8 dengan presentase 36,36% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai anatara 90-100 ada 3 dengan presentase 13,63% dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.14 dapat digambarkan dalam diagram 4.7 sebagai berikut :

Gambar 1.31 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM≥70) data hasil perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.9

Tabel 1.32 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  Skor Kriteria Frekunsi Persentase (%) Tuntas 16 72,71

  ≥ 68 < 68 Tidak tuntas 6 27,27

  Jumlah 22 100 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

  ( KKM≥70) sebanyak 6 siswa atau 27,27%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase

  72,71%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.9 dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.8 berikut:

Gambar 1.33 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  Berdasakan gambar 4.8 tentang distribusi ketuntasan belajar siswa kelas 5 SD Negeri Simpar mencapai 72,71% yang ditunjukkan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 27,27% yang ditunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

  Pada kondisi ini dalam pembelajaran tidak menggunakan lembar kerja siswa IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana. Hal ini nampak pada penggunaan sumber belajar yang digunakan hanya sebatas buku paket. Pembelajaran yang bersifat konvensional yakni pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak aktif terlibat dalam pembelajaran yakni siswa tidak pernah membentuk kelompok, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri.

  b.

  

Kondisi setelah menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Ter-

bimbing Materi Pesawat Sederhana pada Uji Terbatas

  Hasil pengamatan hasil belajar siswa pada uji coba lebih luas diperoleh setelah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan LKS

  IPA yang dikembangkan pada kelas V SD Negeri Simpar Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung, sebagai berikut:

Tabel 1.34 Distribusi Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

  30 Tidak Tuntas

  • – 39 1 0 %

  40 Tidak Tuntas

  • – 49 2 0 %

  50 Tidak Tuntas

  • – 59 3 0 %

  60 Tidak Tuntas

  • – 69

  4 1 4,54 %

  70 Tuntas

  • – 79

  5 3 13,63%

  80 Tuntas

  • – 89

  6 11 50 %

  90 Tuntas

  • – 100

  7 7 31,81 % Jumlah 22 100

  Nilai rata-rata 85,09 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah

  68 Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana setelah menggunakan lembar kerja siswa IPA yang dikembangkan dapat dikatakan hasil belajar meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana yaitu diatas KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 1 dengan persentase 4,54% dari jumlah keseluruhan siswa, 70-79 frekuensinya ada 3 dengan persentase 13,63% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 11 dengan persentase 50% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 90-100 frekuensinya ada 7 dengan presentase 31,81% dari jumlah siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.10 dapat digambarkan dalam gambar 4.9 sebagai berikut :

Gambar 1.35 Diagram Batang Distribusi Hasil IPA Materi Pesawat Sederhana dengan menggunakan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing

  Berdasarkan gambar 4.9 nampak bahwa hasil belajar IPA materi pesawat sederhana setelah menggunakan LKS yang dikembangkan paling banyak terdapat pada interval skor 80-89 yakni terdapat 11 siswa, sedangkan siswa yang paling sedikit terdapat pada interval skor 60-69 ada 1 siswa. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥70) data hasil perolehan nilai setelah menggunakan LKS IPA berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 1.36 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana

  

dengan menggunakan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

  Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) Tuntas 21 95,45

  ≥ 70 < 70 Tidak tuntas 1 4,54

  Jumlah 22 100 Ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (

  KKM≥70) sebanyak 1 siswa atau 4,54%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa dengan persentase 95,45%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.11 dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut :

Gambar 1.37 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Setelah Menggunakan LKS

  

Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa ketuntasan belajar siswa kelas V di SD Negeri Simpar sebagai uji coba lebih luas mencapai 95,45% yang ditentukan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 4,54% yang di tunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

  Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika pada kondisi awal sebelum tindakan dan setelah tindakan dengan menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.38 Perbandingan Persentase Hasil Belajar IPA Kondisi Awal dan Kondisi Setelah Menggunakan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri

  

Terbimbing

  Kondisi awal Dengan LKS No. Kriteria

  F % F %

  1 Tuntas 16 72,71 21 95,45

  2 Tidak tuntas 6 27,27 1 4,54

  3 Skor rata-rata 74,27 85,09

  4 Skor maksimum 96 100

  5 Skor minimum

  42

  68 Dari perbandingan pada tabel 4.12, dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana dari kondisi awal dan setelah dilakulan tindakan pada uji coba lebih luas dengan menggunakan LKS IPA berbasis model inkuiri terbimbing. Peningkatan yang terjadi sebesar 22,74% sehingga ketuntasan belajar pada kondisi awal 74,27% mampu meningkatkan ketuntasan belajar mencapai 95,45%. Perbandingan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana kondisi awal dan setelah tindakan dengan menggunakan LKS IPA ynag dikembangkan, disajikan dalam grafik berikut ini:

Gambar 1.39 Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Kondisi Awal dan Hasil Belajar Menggunakan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

4.3 Pembahasan

  Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains, dengan model penelitian Research and Development. Data yang diambil dalam penelitian meliputi data proses pengembangan LKS, proses validasi LKS oleh ahli Desain Pembelajaran, Ahli Bahan Ajar, data tanggapan guru, dan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan dan hasil belajar siswa.

  LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersamaan dengan sumber belajar yang lain. LKS dapat menjadi sumber belajar atau media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang. Peran LKS didalam pembelajaran sangat banyak, Andi Prastowo (2013:205) mengungkapkan LKS selain sebagai media pembelajaran juga mempunyai beberapa fungsi lain, yaitu: a) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan RME dengan Teori Bruner Kelas IV SD N 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 2 88

2.1.1.2. Pengertian Hasil belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun untuk Meningkatkan Daya Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD R

0 1 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun untuk Meningkatkan Daya Kreativitas dan Hasil Bel

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun untuk Meningkatkan Daya Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Rajawali Juwana Semester II Tahun Pel

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun untuk Meningkatkan Daya Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Rajawali Juwana Semester II Tahun Pel

0 0 16

METAMORFOSIS ADMIISTRASI NEGARA Oleh: Lina Marliani Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis Abstrak - METAMORFOSIS ADMIISTRASI NEGARA | Marliani | Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun untuk Meningkatkan Daya Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Rajawali Juwana Semester II Tahun Pel

0 3 153

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar

0 0 13

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar

0 0 24

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Kelas V Sekolah Dasar

0 0 23