Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus/ kondisi awal, deskripsi siklis I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk didalamnya tanggung jawab dan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi. Sama halnya dengan deskripsi siklus I, pada siklus II juga menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

1. Tanggung Jawab Kondisi Awal

  Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I terlebih dahulu menyebar lembar kuesioner tanggung jawab kepada semua siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa yang berjumlah 38 responden. Kuesioner tersebut berjumlah 26 item pernyataan mengenai tanggung jawab siswa. Hasil analisis kuesioner tanggung jawab siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tanggung Jawab Siswa Setiap Indikator pada Kondisi Awal Siswa yang Minimal Cukup Bertanggung Rata-

  

No. Indikator Skor Jawab Kriteria

rata Frekuensi Persentase (siswa) (%)

  Membuat laporan setiap kegiatan Cukup yang dilakukan

  1. 60 1,6 23 60,5 Bertanggung dalam bentuk Jawab lisan maupun tulisan.

  Cukup Melakukan tugas

  2. 117 3,0 31 81,6 Bertanggung tanpa disuruh.

  Jawab Menunjukkan prakarsa untuk

  Cukup 3. mengatasi 112 2,9 29 76,3 Bertanggung masalah dalam

  Jawab lingkup terdekat. Menghindarkan

  Cukup kecurangan dalam 4. 113 2,9 28 73,7 Bertanggung pelaksanaan

  Jawab tugas. Pelaksanaan tugas

  Cukup 5. piket secara 86 2,3 33 86,8 Bertanggung teratur.

  Jawab Peran serta aktif

  Cukup 6. dalam kegiatan 112 2,9 27 71,1 Bertanggung sekolah.

  Jawab Mengajukan usul

  Cukup 7. pemecahan 140 3,7 24 63,2 Bertanggung masalah.

  Jawab Berdasarkan tabel 4.1 di atas, hasil analisis lembar kuesioner tanggung jawab pada kondisi awal indikator 1 memperoleh skor 60 dengan nilai rata-rata

  1,6; dan terdapat 23 siswa (60,5%) yang minimal cukup bertanggung jawab; sehingga termasuk kriteria Cukup Bertanggung Jawab. Pada indikator 2 memperoleh skor 117 dengan nilai rata-rata 3,0; dan terdapat 31 siswa (81,6%) yang minimal cukup bertanggung jawab; sehingga termasuk kriteria Cukup

  Bertanggung Jawab. Pada indikator 3 memperoleh skor 112 dengan nilai rata-rata 2,9; dan terdapat 29 siswa (76,3%) yang minimal cukup bertanggung jawab; sehingga termasuk kriteria Cukup Bertanggung Jawab. Pada indikator 4 memperoleh skor 113 dengan nilai rata-rata 2,9; dan terdapat 28 siswa (73,7%) yang minimal cukup bertanggung jawab; sehingga termasuk kriteria Cukup Bertanggung Jawab. Pada indikator 5 memperoleh skor 86 dengan nilai rata-rata 2,3; dan terdapat 33 siswa (86,8%) yang minimal cukup bertanggung jawab; sehingga termasuk kriteria Cukup Bertanggung Jawab. Pada indikator 6 memperoleh skor 112 dengan nilai rata-rata 2,9; dan terdapat 27 siswa (71,1%) yang minimal cukup bertanggung jawab; sehingga termasuk kriteria Cukup Bertanggung Jawab. Pada indikator 7 memperoleh skor 140 dengan nilai rata-rata 3,7; dan terdapat 24 siswa (63,2%) yang minimal cukup bertanggung jawab; sehingga termasuk kriteria Cukup Bertanggung Jawab. (Data hasil setiap indikator kuesioner tanggung jawab siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada lampiran 16).

  Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, kemudian dapat dijabarkan ke dalam analisis tanggung jawab pada setiap siswa secara keseluruhan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tanggung Jawab Siswa Secara Keseluruhan Tingkat

  Rentang Jumlah Persentase Penguasaan Kriteria Skor Siswa (%) Kompetensi

  Bertanggung Jawab 80% - 89% 20,8 15 39,5

  • – 23,1

  (B) Cukup Bertanggung

  65% - 79% 16,9 18 47,4

  • – 20,5

  Jawab (CB) Tidak Bertanggung

  55% - 64% 14,3 5 13,1

  • – 16,6

  Jawab (TB)

  Jumlah 38 100

  Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui tanggung jawab siswa pada kondisi awal tidak ada siswa yang masuk pada kriteria Sangat Bertanggung Jawab, 15 siswa dengan persentase 39,5% termasuk kriteria Bertanggung Jawab, sedangkan 18 siswa dengan persentase 47,4% termasuk kriteria Cukup Bertanggung Jawab, dan 5 siswa dengan persentase 13,1 termasuk pada kriteria Tidak Bertanggung Jawab. (Data hasil kuesioner tanggung jawab siswa pada kondisi awal secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 17).

  Oleh karena itu, hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti yaitu minimal semua siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa harus memiliki kriteria Cukup Bertanggung Jawab. Sehingga perlu diadakan penyebaran kuesioner lagi pada akhir siklus II atau setelah diadakannya tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem

  

Based Learning (PBL). Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui peningkatan

tanggung jawab siswa.

2. Hasil Belajar Kondisi Awal

  Sebelum melakukan tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan studi awal dengan melakukan wawancara dengan guru kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa, untuk mengetahui tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas 2.

  Penelitian ini dilakukan di kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa semester 2 tahun pelajaran 2017/ 2018. Subjek penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa yang berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Karakteristik tanggung jawab dan pemahaman terhadap pembelajaran siswa kelas 2 itu termasuk heterogen. Sehingga memerlukan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar tanggung jawab dan hasil belajar siswa dapat tercapai dengan baik.

  Studi awal penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggung jawab dan hasil belajar siswa. Pada studi awal ini dapat diketahui bahwa tanggung jawab dan hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya kegiatan yang dapat mengasah karakter tanggung jawab siswa. Seperti kegiatan mencontek pekerjaan teman, membuang sampah di laci meja, tugas prakarya yang masih dikerjakan orang tua, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, hal tersebut masih sering dilakukan oleh siswa. Serta belum adanya penerapan model pembelajaran yang dapat menunjang peningkatan hasil belajar siswa.

  Padahal sebuah model pembelajaran juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan dari guru, tetapi siswa juga harus berperan langsung dalam proses pembelajaran. Beberapa hal tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SDN Panjang 02 Ambarawa, hambatan- hambatan yang ada tersebut menyebabkan tanggung jawab siswa kurang terasah dan pembelajaran kurang efektif menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam memahami pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa rendah.

  Kondisi tersebut menyebabkan hasil belajar muatan Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Batas nilai KKM untuk muatan PPKn adalah

  75, sedangkan batas nilai KKM untuk muatan Bahasa Indonesia dan Matematika adalah

  65. Data hasil belajar siswa sebelum dilakukannya tindakan diperoleh dari nilai ulangan harian pada tema 6. (Data nilai ulangan dapat dilihat dalam lampiran). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Tema 6 Muatan Bahasa Indonesia PPKn, dan Matematika Kondisi Awal Frekuaensi Persentase (%) Rentang Nilai

B. Indo PPKn Mat

  B. Indo PPKn Mat

  95

  3

  2 2 7,9 5,3 5,3

  • – 100

  85

  5

  7 3 13,2 18,4 7,9

  • – 94

  75

  3

  9 4 7,9 23,7 10,5

  • – 84

  65

  8

  20

  6 21 52,6 15,8

  • – 74

  19

  23 50 60,5 - - < 65

  Jumlah 38 100

  Berdasarkan tabel 4.1 distribusi niai ulangan pada Tema 6 menunjukkan hasil belajar yang masih rendah. Siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada muatan Bahasa Indonesia sebanyak 19 siswa dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 19 siswa, nilai rata-rata kelasnya 72,1 dengan belum mencapai KKM dan 18 siswa yang sudah mencapai KKM, nilai rata-rata kelasnya 70,7 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 68. Sedangkan untuk muatan Matematika yang belum mencapai KKM sebanyak 23 siswa dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 15 siswa, nilai rata-rata kelasnya 69,2 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 60. (Daftar nilai kondisi awal dapat dilihat pada lampiran 37).

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) muatan PPKn adalah 75 sedangkan untuk muatan Bahasa Indonesia dan Matematika adalah 65, data nilai hasil belajar pada kondisi awal atau sebelum dilaksanakan tindakan dapat disajikan dalam tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Kondisi Awal Jumlah Siswa Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) Belajar

B. Indo PPKn Mat

  B. Indo PPKn Mat

  Nilai f Nilai f Nilai f

  Tuntas

  50 47,4 39,5 65 19 65 18 75 15

  Belum Tuntas < 65

  19 < 65 20 < 75

  23 50 52,6 60,5

  Jumlah

  38 100 Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan minimal. Hal tersebut dikarenakan banyak siswa yang kurang memahami materi yang diberikan.

  Berdasarkan hasil belajar yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan Tema 6 pada muatan Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa, maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

  Learning (PBL) sebagai upaya untuk meningkatkan tanggung jawab dan hasil

  belajar siswa melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua

4.1.2 Deskripsi Tindakan Siklus I

  Pada siklus I ini akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan yang masing-masing pertemuan berlangsung selama 6 x 35 menit.

4.1.2.1 Perencanaan

  Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan soal evalusi yang akan dilakukan saat pertemuan terakhir pada setiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3. Dimana masing-masing pertemuan berlangsung selama 6 x 35 menit, dengan rincian sebagai berikut. 1)

  Pertemuan 1 Setelah peneliti memperoleh data dari hasil wawancara, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 2 mengenai materi pembelajaran pada

  Tema 7 Subtema 2 pada Pembelajaran 3 yang akan disajikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Dessy Purnamasari selaku guru kelas 2 sekaligus sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan mengenai waktu pelaksanaan penelitian, penyusunan indikator, dan penyusunan tujuan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan saat pelaksanaan pembelajaran. Selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 2 agar pembelajarannya dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (RPP Siklus I pertemuan 1

  2) Pertemuan 2

  Rencana tindakan siklus I pada pertemuan 2 merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, Kompetensi Dasar yang digunakan sama dengan Kompetensi Dasar pada pertemuan pertama. Hanya saja pembelajaran yang digunakan yaitu Pembelajaran 4 Subtema 2 pada Tema 7. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan saat pelaksanaan pembelajaran. Selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 2 agar pembelajarannya dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (RPP Siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada lampiran 19). 3)

  Pertemuan 3 Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 merupakan tindak lanjut dari pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pembelajaran pada pertemuan 3 ini digunakan untuk melaksanakan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 3 dan 4 muatan Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem

  

Based Learning (PBL) pada siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Materi

  evaluasi ialah materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu Subtema 2 Kebersamaan di Sekolah. Soal yang diujikan berjumlah 25 butir soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah RPP, lembar soal evaluasi siklus I, dan lembar jawab. Sebelum mengadakan tes evaluasi siklus I, guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. (RPP Siklus I pertemuan 3 dapat dilihat pada lampiran 20).

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 35 menit. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut.

  1) Pertemuan 1

  Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret 2018, yang dimulai pukul 07.00

  • – 11.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Dessy Purnamasari selaku guru kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu Bapak Arminanto Suharsono. Pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP siklus I pada pertemuan 1. Selama proses pembelajaran berlangsung guru yang ditunjuk sebagai observer mengamati aktivitas yang dilakukan guru dan siswa.

  Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 28 indikator aktivitas guru dan 28 indikator aktivitas siswa sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil observasi aktivitas guru yang diperoleh pada pertemuan 1 ini yaitu pada kegiatan awal masih terdapat langkah-langkah yang belum dilaksanakan oleh guru seperti tidak mengajak siswa untuk menyanyikan lagu nasional sebelum pembelajaran dimulai, guru belum mampu menarik perhatian siswa dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengikuti pembelajaran, belum dapat menampung semua pernyataan siswa sebagi hipotesis pemecahan masalah, dan guru tidak menyampaiakan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada hari ini. Kemudian pada kegiatan inti guru belum mampu menjelaskan materi dengan media yang memudahkan siswa memahami materi, guru tidak membimbing siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan laporan. Lalu pada kegiatan akhir guru belum mampu merefleksi kegiatan pemecahan masalah.

  Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada pertemuan 1 ini yaitu pada kegiatan awal siswa tidak menyanyikan lagu nasional sebelum pemeblajaran dimulai, siswa tidak menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pendapat dalam proses pemecahan masalah, dan siswa belum memahami tujuan pemebelajaran yang akan dipelajari pada hari ini. Kemudian pada kegiatan inti siswa belum mampu menyelesaikan permasalahan, siswa juga tidak dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu, sehingga siswa belum bisa saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan laporan. Lalu pada kegiatan akhir siswa belum mampu merefleksi kegiatan pembelajaran pada hari ini.

  2) Pertemuan 2

  Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Maret 2018 yang dimulai pukul 07.00

  • – 11.00 WIB oleh guru kolabolator yaitu Ibu Dessy Purnamasari selaku guru kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu Bapak Arminanto Suharsono. Pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP siklus I pada pertemuan 2. Selama proses pembelajaran berlangsung guru yang ditunjuk sebagai observer mengamati aktivitas yang dilakukan guru dan siswa.

  Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 28 indikator aktivitas guru dan 28 indikator aktivitas siswa sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil observasi aktivitas guru yang diperoleh pada pertemuan 2 pada kegiatan awal yaitu guru sudah mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Namun pada kegiatan inti guru belum mampu mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi pemecahan masalah dalam pembelajaran, dan guru juga belum mampu membimbing siswa untuk membantu dalam menyelesaikan laporan. Begitupula dengan kegiatan akhir guru belum mampu merefleksi kegiatan pemecahan masalah.

  Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 2 yang diperoleh yaitu, siswa sudah mampu melaksanakan kegiatan awal dengan baik. Namun pada kegiatan inti siswa belum mampu mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dengan baik, dan siswa juga belum mampu untuk saling membantu dalam menyelesaikan laporan. Sedangkan pada kegiatan akhir, sudah dilakukan dengan baik oleh siswa, hanya saja siswa belum mampu merefleksi proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.

  3) Pertemuan 3

  Pertemuan 3 merupakan akhir pelaksanaan dari siklus I yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 31 Maret 2018. Pada pertemuan 3 siswa bersama guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Siswa bersama guru juga melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami oleh siswa dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

  Setelah itu dilanjutkan dengan melaksanakan tes evaluasi siklus I. Soal evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 25 butir soal. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi siklus I tersebut pada lembar kerja siswa yang telah dibagikan oleh guru. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.

4.1.2.3 Observasi

  Berikut ini akan diuraikan mengenai hasil tindakan pembelajaran berupa hasil belajar Tema 7. Kebersamaan, Subtema 2. Kebersamaan di sekolah, Pembelajaran 3 dan 4 yang memuat matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dilakukan oleh guru.

  Hasil belajar Tema 7. Kebersamaan, Subtema 2. Kebersamaan di sekolah, Pembelajaran 3 dan 4 yang memuat matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus I yaitu pada pertemuan 3. Berikut tabel distribusi frekuensi hasil belajar Tema 7. Kebersamaan, Subtema 2. Kebersamaan di sekolah, Pembelajaran 3 dan 4 yang memuat matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I Frekuaensi Persentase (%) Rentang Nilai

B. Indo PPKn Mat

  B. Indo PPKn Mat

  95

  4

  5 3 10,5 13,2 7,9

  • – 100

  85

  8

  15 6 21,1 39,5 15,8

  • – 94

  75

  6 9 15,8 23,7 - -

  • – 84

  65

  3 18 7,9 47,3 - -

  • – 74

  17 20 44,7 52,6 - - < 65

  Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 4.5 diatas, distribusi frekuensi hasil belajar Tema 7.

  Kebersamaan, Subtema 2. Kebersamaan di sekolah, Pembelajaran 3 dan 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal. Dapat diketahui nilai rata-rata siswa kelas 2 muatan Bahasa Indonesia pada kondisi awal 72,1 menjadi 74,5; untuk muatan PPKn pada kondisi awal 70,7 menjadi 80,3; sedangkan pada muatan Matematika yang semula 69,2 menjadi 72 pada siklus I. (Daftar nilai siklus I dapat dilihat pada lampiran 38).

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) muatan PPKn adalah 75 sedangkan untuk muatan Bahasa Indonesia dan Matematika adalah 65, data nilai hasil belajar pada siklus I dapat disajikan dalam tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus I Jumlah Siswa Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) Belajar

B. Indo PPKn Mat

  B. Indo PPKn Mat

  Nilai f Nilai f Nilai f

  Tuntas

  55,3 52,6 47,4 65 21 65 20 75 18

  Belum Tuntas < 65

  17 < 65 18 < 75 20 44,7 47,4 52,6

  Jumlah

  38 100 Berdasarkan tabel 4.6 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM untuk muatan Bahasa Indonesia sebanyak 17 siswa atau 44,7% dari jumlah siswa kelas 2, sedangkan yang mencapai KKM sebanyak 21 siswa dengan persentase 55,3% dari jumlah siswa kelas 2. Lalu untuk muatan PPKn siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 18 siswa atau 47,4% dari jumlah siswa kelas 2, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 20 siswa atau 52,6% dari seluruh siswa kelas 2. Kemudian untuk muatan Matematika siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 20 siswa atau 52,6% dari jumlah siswa kelas 2, sedangkan siswa yang sudah melampaui KKM sebanyak 18 siswa dengan presentase 47,4%.

  Hasil tersebut menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar Tema 7. Kebersamaan, Subtema 2. Kebersamaan di sekolah, Pembelajaran 3 dan 4 yang memuat matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika. Namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 100% atau hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa tuntas KKM semua.

4.1.2.4 Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindaakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I yang nantinya akan digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditentukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi yang dilakukan oelh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari siswa kelas 2. Dimana diskusi tersebut membahas mengenai evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

  

Problem Based Learning (PBL). Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa

  dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan baru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, pembelajaran dengan baik. Sementara itu bagi siswa, dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa merasakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan karena dikemas dalam suasana belajar sambil bermain, siswa merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Kegiatan diskusi dan kerjasama atar anggota kelompok menjadikan materi pembelajaran mudah dipahami oleh siswa.

  Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui kegiatan observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 diketahui bahwa masih ada beberapa indikator langkah-langkah pembelajaran yang belum mampu dilaksanakan dengan baik. Pada pertemuan 2 juga masih ada langkah-langkah pembelajaran yang belum dapat dilaksanakan dengan baik, namun tidak sebanyak pada saat pertemuan 1. Dari hasil observasi siklus I yang mengalami meningkatan adalah yang awalnya guru belum mampu mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pemecahan masalah, pada pertemuan 2 guru sudah mampu mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Selanjutnya yang awalnya guru belum mampu membimbing siswa dalam menyelesaikan laporan, pada pertemuan 2 guru sudah mampu membimbing siswa dalam menyelesaikan laporan pembelajaran. Kemudian yang awalnya guru belum mampu merefleksi siswa terhadap proses pemecahan masalah, menjadi sudah mampu membantu merefleksi siswa dalam proses pemecahan masalah.

  Sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) secara aktif dengan bimbingan guru.

  Dari hasil observasi pada tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut.

  1) Kelebihan a.

  Langkah-langkah pembelajaran sudah tersusun dengan baik. Siswa sudah mampu memahami materi dengan baik meskipun belum mencapai hasil belajar yang maksimal.

  

Problem Based Learning (PBL). Penyususnan RPP didiskusikan dengan Ibu

  Pertemuan 1 Setelah peneliti memperoleh data dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 2 mengenai materi pada Tema 7. Kebersamaan, Subtema 4. Kebersamaan di Tempat Wisata, Pembelajaran 3 di dalamnya terdapat muatan Bahasa Indonesia, PPKn, dan Mtematika yang akan disajikan dengan menggunakan model pebelajaran

  Pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran siklus I. Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut. 1)

  Pada deskripsi siklus II ini, akan diuraikan mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan pembelajaransiklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.

  Masih terdapat siswa yang malu dalam menyampaikan pendapatnya.

  c.

  Masih terdapat siswa yang belum dapat bekerjasama dengan baik.

  b.

  Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) belum terbiasa dilaksanakan oleh siswa, sehingga pada awal pembelajaran siswa masih merasa kebingungan.

  Kekurangan a.

  Guru mendominasi dalam pembelajaran menjadi berkurang karena guru mengarahkan siswa untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. 2)

  d.

  Siswa mampu berkerjasama antar anggota kelompok.

  c.

  Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

  b.

4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II

4.1.3.1 Perencanaan Rencana tindakan siklus II juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.

  dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan mengenai waktu pelaksanaan penelitian, penyusunan indikator, dan penyusunan tujuan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan saat pelaksanaan pembelajaran. Selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 2 agar pembelajarannya dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (RPP Siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 22). 2)

  Pertemuan 2 Rencana tindakan siklus II pada pertemuan 2 merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, Kompetensi Dasar yang digunakan sama dengan Kompetensi

  Dasar pada pertemuan pertama. Hanya saja pembelajaran yang digunakan yaitu Pembelajaran 4 Subtema 4 pada Tema 7. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan saat pelaksanaan pembelajaran. Selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 2 agar pembelajarannya dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (RPP Siklus II pertemuan 2 dapat dilihat pada lampiran 23). 3)

  Pertemuan 3 Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 3 merupakan tindak lanjut dari pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pembelajaran pada pertemuan 3 ini digunakan untuk melaksanakan tes evaluasi siklus II, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Tema 7 Subtema 4 Pembelajaran 3 dan 4 muatan Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem

  

Based Learning (PBL) pada siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Materi

  evaluasi ialah materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu Subtema 4 Kebersamaan di Tempat Wisata. Soal yang diujikan berjumlah pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah RPP, lembar soal evaluasi siklus II, dan lembar jawab. Sebelum mengadakan tes evaluasi siklus II, guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. (RPP Siklus II pertemuan 3 dapat dilihat pada lampiran 24).

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

  Pada tahap pelaksanaan tindakan ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut.

  1) Pertemuan 1

  Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2018, yang dimulai pukul 07.00

  • – 11.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Dessy Purnamasari selaku guru kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu Bapak Arminanto Suharsono. Pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP siklus II pada pertemuan 1. Selama proses pembelajaran berlangsung guru yang ditunjuk sebagai observer mengamati aktivitas yang dilakukan guru dan siswa.

  Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 28 indikator aktivitas guru dan 28 indikator aktivitas siswa sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil observasi aktivitas guru yang diperoleh pada pertemuan 1 ini yaitu pada kegiatan awal langkah-langkah pembelajarannya sudah dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik. Kemudian pada kegiatan inti masih terdapat beberapa langkah pembelajaran yang belum dilaksanakan yaitu, guru belum mampu mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pemecahan masalah, dan guru juga tidak membimbing siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan laporan. Lalu pada kegiatan akhir guru sudah mampu menyelesaikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang

  Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada pertemuan 1 ini yaitu pada kegiatan awal siswa sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam RPP. Kemudian pada kegiatan inti siswa belum mampu mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pemecahan masalah, sehingga siswa belum bisa saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan laporan. Lalu pada kegiatan akhir siswa sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPP siklus II.

  2) Pertemuan 2

  Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 5 April 2018 yang dimulai pukul 07.00

  • – 11.00 WIB oleh guru kolabolator yaitu Ibu Dessy Purnamasari selaku guru kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu Bapak Arminanto Suharsono. Pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP siklus II pada pertemuan 2. Selama proses pembelajaran berlangsung guru yang ditunjuk sebagai observer mengamati aktivitas yang dilakukan guru dan siswa.

  Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 28 indikator aktivitas guru dan 28 indikator aktivitas siswa sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil observasi aktivitas guru yang diperoleh pada pertemuan 2 pada kegiatan awal, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir guru sudah mampu melaksanakan langkah- langkah pembelajaran dengan baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 2 yang diperoleh yaitu, pada kegiatan awal, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir sudah mampu dilaksanakan siswa sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP siklus II.

  3) Pertemuan 3

  Pertemuan 3 merupakan akhir pelaksanaan dari siklus II yang dilaksanakan pada hari Jumat, 6 April 2018. Pada pertemuan 3 siswa bersama guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Siswa bersama guru juga melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami oleh siswa dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

  Setelah itu dilanjutkan dengan melaksanakan tes evaluasi siklus II. Soal evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 25 butir soal. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi siklus II tersebut pada lembar kerja siswa yang telah dibagikan oleh guru. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.

4.1.3.3 Observasi 1. Hasil Belajar

  Berikut ini akan diuraikan mengenai hasil tindakan pembelajaran berupa hasil belajar Tema 7. Kebersamaan, Subtema 4. Kebersamaan di Tempat Wisata, Pembelajaran 3 dan 4 yang memuat matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dilakukan oleh guru.

  Hasil belajar Tema 7. Kebersamaan, Subtema 4. Kebersamaan di Tempat Wisata, Pembelajaran 3 dan 4 yang memuat matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus II yaitu pada pertemuan 3. Berikut tabel distribusi frekuensi hasil belajar Tema 7. Kebersamaan, Subtema 4. Kebersamaan di Tempat Wisata, Pembelajaran 3 dan 4 yang memuat matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Disajikan dalam tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II Frekuaensi Persentase (%)

  Rentang Nilai

B. Indo PPKn Mat

  B. Indo PPKn Mat

  95

  7

  13 5 18,4 34,2 13,2

  • – 100

  85

  13

  25 7 34,2 65,8 18,4

  • – 94

  75 - - 11 - 28,9

    • – 84

  65

  18 15 47,4 39,5

  • Jumlah
    • – 74

  38 100 Berdasarkan tabel 4.7 diatas, distribusi frekuensi hasil belajar Tema 7.

  Kebersamaan, Subtema 4. Kebersamaan di Tempat Wisata, Pembelajaran 3 dan 4 mengalami peningkatan dari siklus I. Dapat diketahui nilai rata-rata siswa kelas 2 muatan Bahasa Indonesia pada siklus I 74,5 menjadi 81,1; untuk muatan PPKn pada siklus I 80,3 menjadi 90,1; sedangkan pada muatan Matematika pada siklus I 72 menjadi 81,6 pada siklus II. (Daftar nilai siklus II dapat dilihat pada lampiran 39).

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) muatan PPKn adalah 75 sedangkan untuk muatan Bahasa Indonesia dan Matematika adalah 65, data nilai hasil belajar pada siklus II dapat disajikan dalam tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus II Jumlah Siswa Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) Belajar

B. Indo PPKn Mat

  B. Indo PPKn Mat

  Nilai f Nilai f Nilai f

  Tuntas

  100 100 100 65 38 65 38 75 38

  Jumlah

  38 100 Berdasarkan tabel 4.8 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa untuk muatan Bahasa Indonesia muatan PPKn ketuntasan siswa juga naik menjadi 100% atau semua siswa tuntas KKM. Kemudian untuk muatan Matematika ketuntasan siswa juga naik menjadi 100% atau semua siswa tuntas KKM.

  Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memahami materi yang disampaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

  Learning (PBL), siswa sangat antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

  Sehingga hasil belajar siswa meningkat menjadi 100%.

2. Tanggung Jawab Kondisi Akhir

  Setelah siklus II selesai dilakukan, kemudian peneliti menyebar kembali lembar kuesioner kepada siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dengan tujuan untuk mengetaui perubahan kondisi tanggung jawab siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

  Learning (PBL). Lembar kuesioner yang disebar masih sama dengan lembar

  kuesioner pada kondisi awal yaitu terdiri dari 26 item pernyataan. Hasil analisis kuesioner tanggung jawab siswa pada kondisi akhir dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tanggung Jawab Siswa Setiap Indikator pada Kondisi Akhir Siswa yang Minimal Cukup Bertanggung

  

Rata-

No. Indikator Skor Jawab Kriteria

rata

Frekuensi Persentase

  (siswa) (%) Membuat laporan setiap 1. kegiatan yang dilakukan

  Sangat 69 1,8 31 81,6 dalam bentuk lisan maupun

  Bertanggung Jawab tulisan. Melakukan tugas tanpa

  Sangat 2. 140 3,7 37 97,4 disuruh.

  Bertanggung Jawab Menunjukkan prakarsa untuk Sangat 3. mengatasi masalah dalam 139 3,7

  38 100 Bertanggung Jawab lingkup terdekat. Menghindarkan kecurangan

  Sangat 4. 136 3,6 36 94,7 dalam pelaksanaan tugas.

  Bertanggung Jawab Pelaksanaan tugas piket secara 5. 101 2,7 37 97,4 Bertanggung Jawab teratur.

  Peran serta aktif dalam Sangat 6. 136 3,6

  37 97,4 kegiatan sekolah.

  Bertanggung Jawab Mengajukan usul pemecahan 7. 157 4,1 37 97,4 Bertanggung Jawab masalah. Berdasarkan tabel 4.9 di atas, hasil analisis lembar kuesioner tanggung jawab pada kondisi akhir mengalami peningkat dari kondisi awal yaitu pada indikator 1 skornya menjadi 69 dengan nilai rata-rata 1,8; dan siswa yang minimal cukup bertanggung jawab meningkat menjadi 31 siswa (81,6%); sehingga masuk ke dalam kriteria Sangat Bertanggung Jawab. Pada indikator 2 skornya menjadi 140 dengan nilai rata-rata 3,7; dan siswa yang minimal cukup bertanggung jawab meningkat menjadi 37 siswa (97,4%); sehingga masuk ke dalam kriteria Sangat Bertanggung Jawab. Pada indikator 3 skornya menjadi 139 dengan nilai rata-rata 3,7; dan siswa yang minimal cukup bertanggung jawab meningkat menjadi 38 siswa (100%); sehingga masuk ke dalam kriteria Sangat Bertanggung Jawab. Pada indikator 4 skornya menjadi 136 dengan nilai rata-rata 3,6; dan siswa yang minimal cukup bertanggung jawab meningkat menjadi 36 siswa (94,7%); sehingga masuk ke dalam kriteria Sangat Bertanggung Jawab. Pada indikator 5 skornya menjadi 101 dengan nilai rata-rata 3,7; dan siswa yang minimal cukup bertanggung jawab meningkat menjadi 37 siswa (97,4%); sehingga masuk ke dalam kriteria Bertanggung Jawab. Pada indikator 6 skornya menjadi 136 dengan nilai rata-rata 3,6; dan siswa yang minimal cukup bertanggung jawab meningkat menjadi 37 siswa (97,4%); sehingga masuk ke dalam kriteria Sangat Bertanggung Jawab. Pada indikator 7 skornya menjadi 157 dengan nilai rata-rata 4,1; dan siswa yang minimal cukup bertanggung jawab meningkat menjadi 37 siswa (97,4%); sehingga masuk ke dalam kriteria Bertanggung Jawab. (Data hasil setiap indikator kuesioner tanggung jawab siswa pada kondisi akhir dapat dilihat pada lampiran 27).

  Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, kemudian dapat dijabarkan ke dalam analisis tanggung jawab pada setiap siswa secara keseluruhan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tanggung Jawab Siswa Secara Keseluruhan pada Kondisi Akhir

  Tingkat Jumlah Persentase Penguasaan Rentang Skor Kriteria Siswa (%) Kompetensi

  Sangat Bertanggung 90% - 100% 23,4 16 42,1

  • – 26

    Jawab (SB)

    Bertanggung Jawab 80% - 89% 20,8

  22 57,9

  • – 23,1 (B)

  Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 16 siswa dengan persentase 42,1% termasuk kedalam kriteria Sangat Bertaggung Jawab, kemudian terdapat 22 siswa dengan persentase 57,9% termasuk kriteria Bertanggung Jawab, dan tidak ada siswa yang termasuk ke dalam kriteria Cukup Bertanggung Jawab, Tidak Bertanggung Jawab, dan Sangat Tidak bertanggung Jawab. (Data hasil kuesioner tanggung jawab siswa pada kondisi akhir secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 28).

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa seluruh siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa sudah mampu bertanggung jawab. Seluruh indikator dalam tanggung jawab sudah mampu dilaksanakan siswa dengan baik.

4.1.3.4 Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi dilakukan dengan guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan beberapa siswa kelas 2. Pada pelaksanaan tindakan siklus II berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.

  Dari refleksi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa guru kolaborator yaitu guru kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa sudah mampu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan baik. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) juga menjadikan siswa terlibat

  Dari hasil observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 guru sudah dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan baik. Begitupun dengan siswa juga sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan baik. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 1 Banyukembar

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 1 Banyukembar

0 33 154

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga

0 0 19

3.1 Jenis dan Setting 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik

0 0 17

4.2 Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blot

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga

0 1 81

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

0 0 27