PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOM

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

USWATUN HASANAH
Abstrac
In ancient times communicating very difficult different from today. The development of communication technology
is very rapid and very easy. Almost everyone can now communicate quickly and easily. In accordance with the
development of the age of communication technology is growing and growing. With this increasingly sophisticated
development we can easily interact with others. Interpersonal communication is often done face-to-face, therefore
language and words are the primary means. Nevertheless the user in combination and simultaneously between
sharing other symbols such as hand gestures, facial expressions, and so on certainly more positive because it can
further reinforce the meaning of information in the komunication that is being done.
Kayward: komunication, interpersonal communication, tecnology, The development of technology
Abstrak
Pada zaman dulu berkomunikasi sangat sulit berbeda dengan zaman sekarang ini. Perkembangan teknologi
komunikasi sangat pesat dan sangat mudah. Hampir semua orang sekarang dapat berkomunikasi dengan cepat
dan mudah. Sesuai dengan perkembangan zaman teknoligi komunikasi semakin berkembang dan terus
berkembang. Dengan adanya oerkembangan yang semakin canggih ini kita dapat mudah berinteraksi dengan
orang lain. Kimunikasi antar pribadi sering dilakukan secara tatap muka oleh karena itu bahasa dan kata-kata
merupakan sarana utamanya. Sekalipun demikian pengguna secara kombinasi dan sekaligus antara berbagi
simbol-simbol lainnya seperti gerakan tangan, ekspresi wajah, dan sebagainya tentunya lebih positif karena dapat
lebih mempertegas makna informasi dalam kimunukasi yang sedang dilakukan.

Kata kunci : komunikasi, komunikasi antarpribadi, teknologi, perkembangan teknologi
Pendahuluan
Komunikasi bagi kehidupan manusia memang sudah tidak asing lagi. Dalam kegiatan sehari-hari kita selalu
berkomunikasi. Mulai dari saat bangun dipagi hari, mendengarkan adzan subuh, hadir di meja makan bersama
anggota keiuarga saat sarapan, bekerja, kuliah, diperjalanan, baik verbal maupun non-verbal, mematuhi aturanaturan, berhenti saat lampu berwarna merah saat dilampu merah, melaju saat warna lampu menjadi hijau di lampu
lalu lintas dan masih banyak lagi.

Komunikasi pun terlihat begitu mudah bagi kita. Kita tidak diharuskan untuk menjadi sarjana untuk
melakukannya. Bahkan setiap orang yang tidak mengenyam pendidikan pun dapat berkomunikasi. Pada dasarnya
komunikasi terdiri dari komunikator dan komunikan, si pengirim pesan dan si penerima pesan. komunikasi Akan
tetapi komunikasi menjadi sangat rumit ketika perkembangan zaman terus menerpa. Pesan yang disampaikan
oleh pengirim pesan mungkin menjadi sulit dipahami oleh penerima pesan apabila si penerima tidak mengerti
bahasa yang digunakan oleh si pengirim pesan, baik verbal maupun non-verbal.

Perkembangan zaman berdampak pada perkembangan komunikasi. Dalam perkembangannya,
komunikasi sangat mudah terlihat evolusinya. Akan tetapi bagaimana dengan revolusinya? Saya mengalaminya.
Revolusi komunikasi. Mungkin anda tidak menyadari bahwa komunikasi di zaman sekarang berubah sangat cepat.
Perkembangan komunikasi ini dapat berdampak buruk maupun baik, yang dimana salah penyebabnya adalah
perkembangan teknologi terutama media sosial. Komunikasi dapat menjadi efektif dan mungkin saja menjadi tidak
efektif.


Media sosial yang sering digunakan pada saat ini yaitu LINE Messenger, Facebook, Twitter dan Instagram.
Berdasarkan data yang saya dapat di website https://www.wearesocial.com pengguna media sosial di dunia
mencapai 2.789 milyar, 1.514 milyar di Asia-Pasifik, 305,9 milyar di Asia Tenggara, 106 milyar di Indonesia. Dalam
situs tersebut juga melansir data pengguna sosial media di Indonesia didominasi oleh masyarakat yang berkisar
diumur 20-29 tahun. Perkembangan teknologi dalam hal ini media sosial, membuat saya bertanya-tanya. Apakah
hal tersebut berdampak pada keefektifan komunikasi antar pribadi?
Tujuan saya menulis artikel ini adalah untuk mengetahu preses terjalinnya komunikasi antar pribadi dan
memahami peranan sosial media dalam komunikasi antar pribadi. Dari tujuan tersebuat kita bisa mengambil apa
saja komunikasi antar pribadi dan bagaimana perkembangan komunikasi antar pribadi pada pengguna sosial
media.

Pembahasan
Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Little john memberikan definisi komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi antar individu-individu. Agus M. Hardjana mengatakan, komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap

muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan
penerima pesan dapat menerima dan dapat menanggapai secara langsung1. Arni Muhammad mengatakan
komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan orang lain yang dapat
langsung diketahui balikannya. Berbeda dengan Deddy Mulyana yang mengungkapkan bahwa komunikasi

antarpribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.
Jurgen Ruesch dan Gregory Beteson mengungkapkan bahwa komunikasi antarpribadi ditandai oleh
adanya tindakan pengungkapan oleh seseorang pengamatan secara sadar ataupun tidak terhadap tindakan yang
dilakukan oleh pihak lain, dan kemudian melakukan kembali bahwa tindakan yang pertama sudah diamatai oleh
pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian yang mengisyaratkan terciptanya jalinan antarpribadi.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka komunikasi antarpribadi sesungguhnya baru akan tercipta kalau
terdapat kesadaran dari dua pihak untuk mengamati keadaan masing-masing pihak dan memberikan respon atas
keadaan tersebut sebagaimana sifat komunikasi, maka hubungan yang terjadi ditandai dengan adanya sikap
saling memperhatikan, saling memahami, penuh pengertian dan keakraban. Pemahaman yang dimaksud tidak
hanya terjadi pada materi komunikasi, tetapi juga pada pemahaman terhadap keunikan pribadi masing-masing.
Kesadaran akan perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan komunikasi itu menjadi tumbuh dan
berkembang. Komunikasi seperti ini akan berbeda dengan suasana komunikasi yang dilakukan dalam situasi lain,
misalnya komunikasi antara pembayar rekening listrik dengan pelayan di kantor PLN atau komunikasi antar
pembeli dengan penjual di pasar. Dua contoh komunikasi ini, tidak mungkin akan tumbuh dan berkembang
sebagaimana komunikasi antarpribadi, karena jalinan hubungan untuk menjadi akrab tidak menjadi tekanan
utama. Yang menjadi perhatian pada dua contoh komunikasi ini hanyalah pada pemahaman materi komunikasi. 2

1


Liliweri, Alo.. Komunikasi Antarpribadi. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991) hlm. 29

2

Ibid, hlm. 33

Komunikasi antarpribadi pada hakikatnya adalah suatu proses atau transaksi dan interaksi. Transaksi mengenai
gagasan ide, pesan, simbol, informasi, atau messege. Sedangkan istilah interaksi mengesankan adanya suatu
tindakan yang berbalaskan.

Terdapat tiga pendekatan utama mengenai pemikiran komunikasi antarpribadi:

1. Pemikiran Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Komponen-Komponen Utamanya
Pemikiran ini diawali oleh Bittner yang menerangkan bahwa komunikasi antarpribadi
berlangsung apabila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada penerima, dengan
menggunakan medium suara manusia (human voice). Sementara Barnlund mendifinisikan komunikasi
antrapribadi sebagai pertemuan antara dua, tiga orang, atau beberapa orang yang terjadi secara spontan
dan tidak berstruktur. Barnlund (dalam Liliweri, 1991: 34) mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali
komunikasi antarpribadi: (1) bersifat spontan, (2) tidak mempunyai struktur, (3) terjadi secara kebetulan,
(4) tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan, (5) identitas keanggotaan tidak jelas, (6) dapat terjadi

hanya samba lalu.

2. Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Hubungan Diadik
Hubungan diadik dimaksudkan sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang
mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Pemikiran mengenai bentuk hubungan diadik
dikemukakan oleh Laing, Phillipson, dan Lee, mereka menyatakan bahwa untuk memahami prilaku
seseorang, harus mengikutsertakan paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama.
Hubungan diadik ini harus menggambarkan interaksi dan pengalaman bersama mereka.
Thenholm dan Jensen mendifinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara dua orang yang
berlanngsung secara tatap muka, kata lain dari komunikasi ini adalah diadik.

3. Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Pengembangannya
Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai perkembangan dari komunikasi interpersonal pada satu
sisi, menjadi komunikasi pribadi atau intim disisi lain. Oleh karena itu derajat hubungan antarpribadi turut

berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi yang dikomunikasikan, sehingga
memudahkan perubahan sikap3.

Dalam komunikasi setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu. Dan dalam komunikasi antar pribadi juga
mempunyai tujuan-tujuan tertentu/ seperti yang dikemukakan oleh Liliweri bahwa tujuan komunikasi meliputi empat

hal, yaitu:
1. social change/social participation
2. Attitude Change
3. Opinion Change
4. Behavior Change

Tujuan pokok dalam komunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain dan menjadikan diri kita sebagai suatu
agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita yang menjadi sesuatu yang
kita maui. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan komunikasi antar pribadi diantaranya
adalah:
1. Untuk memehami dan menemukan diri sendiri
2. Menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
3. Memebentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain
4. Melalui komunikasi antar pribadi, individu dapat mengubah sikap dan perlaku sendiri dan orang lain
5. Komunikasi antar pribadi adalah proses belajar
6. Mengaruhi orang lain
7. Mengubah pendapat orang lain
8. Membantu orang lain4
Joseph A. Devito mengemukakan ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:
1. Keterbukaan (openness)


3

Ibid, hlm. 43

4

Sugiyo, Dasar- Dasar Komunikasi Antar Budaya. (Semarang: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 99

Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi
hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti
bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik,
tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar.
Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang
datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang
menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat
memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga
menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan

pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.5
2. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain
pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda
dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu
memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara
verbal maupun nonverbal.
3. Dukungan (supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan interpersonal
yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap
mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.
4. Rasa Positif (positiveness)
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif
berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.

5

Suranto, AW. Komunikasi Interpersonal. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm.77


5. Kesetaraan (equality)
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada pengakuan
secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting
untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat
kepada individu lain.6
Kesimpulan
Perkembangan teknologi komunikasi mempengaruhi perkembangan media-media yang digunakan untuk
berkomunikasi. Seiring dengan perkembangan itu, manusia memanfaatkan perkembangan ini dengan
menciptakan media-media komunikasi yang sesuai dengan zamannya. Media komunikasi ini lebih akrab disebut
dengan media sosial. Jenis-jenis media sosial yang digunakan oleh masyarakat ini mempegaruhi pola komunikasi
yang digunakan. Saat ini saja orang-orang tidak perlu saling bertemu langsung untuk menyampaikan suatu pesan
kepada orang lain. namun hal ini mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosialnya.
Daftar Pustaka
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sugiyo, 2005. Dasar- Dasar Komunikasi Antar Budaya. Semarang: Pustaka Pelajar
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suranto, AW. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

6


Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi.(Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hlm. 89