MENGGAGAS PEMBELAJARAN HOTS PADA ANAK US

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

MENGGAGAS PEMBELAJARAN HOTS
PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Usmaedi
STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
usmaedikentlee@gmail.com
Abstrak. Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Dasar 2013 dilakukan melalui pembelajaran parsial
menuju pembelajaran terpadu, dengan tematik pendekatan terintegrasi dari Kelas I sampai Kelas
VI (Permendikbud No. 65 dan 67 tahun 2013). Pembelajaran Terpadu Tematik diimplementasikan
dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu. Integrasi materi agar kompetensi
tematik terkait satu sama lain, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari tumpang tindih dan
menjaga keselarasan belajar (interdisipliner) dan kontekstual (transdisciplinary). Integrated tematik
pembelajaran yang relevan untuk mengakomodasi perbedaan dalam belajar, dan diharapkan
menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Integrated pembelajaran
tematik memiliki pengaruh berbeda dengan model pembelajaran lainnya, karena memandu peserta
didik mencapai tingkat yang lebih tinggi dari berpikir untuk mengoptimalkan beberapa
kemampuan berpikir, proses inovatif untuk dimensi pengembangan sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Namun, kecenderungan memiliki telah mengajar di sekolah dasar lebih menekankan
pada (banyak) keterampilan berpikir tingkat rendah yang hanya mampu menjawab pertanyaan

faktual yang dengan alternatif satu jawaban dan jawabannya adalah biasanya sesuatu yang dapat
ditemukan secara langsung dalam buku atau menghafal. Tingkat rendah kemampuan berpikir
adalah media keterampilan berpikir yang lebih tinggi. Itulah sebabnya pola yang perlu dimulai
HOTS (Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi) belajar. Keterampilan ini perlu dilatih sejak usia SD
untuk membuat siswa terbiasa dengan cara berpikir yang akan menjadi modal belajar pada tingkat
pendidikan berikutnya. Keterampilan berpikir tingkat tinggi juga membuat siswa mampu
menyampaikan ide-ide argumentatif, logis, dan percaya diri, baik tertulis, lisan, dan tindakan.
Kata Kunci: pembelajaran, hots, keterampilan berfikir, anak usia sekolah dasar.

Abstact. The implementation of the Primary School Curriculum 2013 is done through partial
learning towards an integrated learning, with a thematic approach-integrated from Class I to
Class VI (Permendikbud No. 65 and 67 in 2013). Integrated Thematic learning is implemented
using the principles of integrated learning. The integration of the thematic order competency
materials related to one another, so as to be mutually reinforcing, avoid overlapping and maintain
alignment of learning (interdisciplinary) and contextual (transdisciplinary). Integrated thematic
learning relevant to accommodate differences in qualitative learning environment, and is expected
to inspire learners to acquire learning experience. Integrated thematic learning has a qualitatively
different with other learning model, because it guides learners achieve higher levels of thinking to
optimize multiple thinking skills, an innovative process for the development dimension of attitudes,
skills and knowledge. However, the tendency has been teaching in elementary schools put more

emphasis on (LOTS) Lower Order Thingking Skills are only able to answer factual questions
which alternative is only one answer and the answer is usually something that can be found
directly in the book or memorizing. Low-level thinking skills is the medium of higher thinking
skills. That is why learning patterns that need to be initiated HOTS (Higher Order Thinking
Skills). These skills need to be trained since elementary school age to make students familiar with
the way of thinking that would be a high level of capital in the next education level. High-level
thinking skills also make students able to convey ideas argumentative, logical, and self-confident,
whether written, oral, and action.
Keywords: learning, hots, thinking skills, children of primary school age.

82

A. Pendahuluan

Pentingnya

optimalisasi

pada daerah Lower Order Thingking


kemampuan

berfikir

dalam

Skills (LOTS). Pola belajar LOTS

pembelajaran

didasarkan

adanya

hanya akan menuntut siswa untuk

kenyataan bahwa sebagian siswa tidak

menjawab


mampu menghubungkan antara apa

faktual yang alternatif jawabannya

yang

kelas/di

hanya satu dan biasanya jawaban

bagaimana

tersebut berupa sesuatu yang dapat

kehidupan

ditemukan langsung di buku atau

mereka


sekolah

pelajari

di

dengan

pemanfaatannya

dalam

pertanyaan-pertanyaan

nyata. Pembelajaran di sekolah dasar

hapalan.

Metode


dan

pola

selama ini cenderung menekankan pada

pembelajaran yang dominan LOTS,

aspek hafalan semata, tanpa diikuti

pada perkembangan selanjutnya akan

dengan pemahaman dan pengertian

memposisikan

yang mendalam. Dengan kata lain,

siswa sebagai objek belajar pasif.


pembelajaran yang telah siswa lakukan

Pada posisi ideal siswa di tempatkan

seolah-olah tidak sama atau terpisah

sebagai subjek belajar aktif, bukan

dari

objek pembelajaran pasif. Pada proses

kehidupan

menjadikan

nyata

sehingga


pembelajaran

pembelajaran

siswa

tidak bermakna karena mereka tidak

kesempatan

untuk

dapat menerapkan apa yang telah

pengetahuan dan pemahaman baru dari

mereka pelajari apabila dihadapkan

pengalaman yang nyata dan bukan


pada situasi berbeda yang mereka

memproduksi

temui di luar kelas/sekolah.

Siswa diajak menggunakan berbagai

Berdasarkan
studi

pendahuluan

tersebut

pengamatan
selama

sumber


belajar,

proses

kepada

pengalaman

diberi

membangun

ulang

dan

pembimbingan PPL tentang kondisi

perlu


pengetahuan.

yang

ditekankan

belajar

serta

pemahaman yang mendalam.

keterampilan berfikir, didapati bahwa

Kondisi pembelajaran yang ada

pembelajaran di sekolah dasar yang ada

umumnya hanya membiasakan siswa

menunjukan

menuntut

untuk bersikap pasif dalam menerima

keterampilan berfikir siswa atau berada
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

fakta, informasi dan materi dari guru
Usmaedi

kurang

83

tanpa banyak menuntut berfikir. Gejala

standar kompetensi lulusan dan standar

ini nampak pada gaya belajar sebagian

isi yang menyatakan bahwa prinsip

besar siswa Sekolah Dasar. Menggagas

pembelajaran yang
digunakan

Pembelajaran HOTS Pada Anak Usia

dari

pembelajaran

Sekolah Dasar memberikan pilihan

parsial menuju pembelajaran terpadu.

alternatif dalam proses pembelajaran

Hal

guna mengoptimalisasi potensi dan

terbitkannya Permendikbud 67 tentang

kemampuan siswa.

kerangka dasar dan struktur kurikulum

ini

dipertegas

dengan

di

Implementasi Kurikulum 2013

yang menyatakan bahwa “Pelaksanaan

untuk sekolah dasar menghendaki ada

Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan

dan terciptanya pembelajaran yang

melalui

lebih sesuai dengan tuntutan zaman,

pendekatan tematik-terpadu dari Kelas

dimana

I sampai Kelas VI.”

telah

terjadi

pergerseran

pembelajaran

dengan

Berdasarkan

paradigma belajar abad 21 dalam hal

pemaparan latar belakang pemahaman

informasi, komputasi, otomasi dan

tersebut, bahwa pendekatan tematik -

komunikasi. Di pendidikan dasar hal

terpadu dalam pembelajaran ini dapat

ini di legalisasi dengan di terbitkannya

di

Permendikbud

pembelajaran dengan pola HOTS.

nomor

65

tentang

implementasikan

dalam

B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Praktik Pembelajaran kurikulum

maya/abstrak menuju konteks dunia

2013 menghendaki terciptanya suasana

nyata; dari kontrol terpusat pada guru

pembelajaran yang ideal sesuai dengan

menuju

kebutuhan siswa. Perubahan paradigma

memberikan otonomi dan kepercayaan

pendidikan menuju abad 21st telah

kepada siswa dan dari belajar hafalan

membawa

proses

faktual menuju kemampuan berpikir

signifikan.

kritis-kreatif. Pembelajaran diarahkan

Perubahan itu diantaranya dari satu

untuk mendorong peserta didik mencari

arah menuju interaktif; dari pasif

tahu dari berbagai sumber observasi,

menuju
aktif-menyelidiki;
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

bukan diberi tahu; mampu merumuskan
Usmaedi

eskalasi

pembelajaran

dalam

secara

dari

84

pembelajaran

yang

masalah

(menanya),

bukan

hanya

dipadukan

sedemikian

rupa.

menyelesaikan masalah (menjawab);

Pembelajaran terpadu menggunakan

melatih berfikir analitis (pengambilan

tema sebagai kegiatan pembelajaran

keputusan) bukan berfikir mekanistis

yang

(rutin) dan menekankan pentingnya

pelajaran

kerjasama

memberikan

dan

kolaborasi

dalam

memadukan

2014).

(tematik-terpadu)
pengalaman

Keterpaduan

pembelajaran

paradigma
menuntut

mata
untuk

bermakna

(meaningful learning) bagi siswa.

menyelesaikan masalah (Kemdikbud,

Perubahan

beberapa

terpadu

merupakan

pada

tematik

penggabungkan

upaya

kompetensi-kompetensi dasar beberapa

perubahan yang sama dalam prosesnya,

mata pelajaran agar terkait satu dengan

dalam implementasi kurikulum 2013

yang lainnya, sehingga dapat saling

pendidikan

memperkuat, menghindari terjadinya

dasar

hal

tersebut

dilegalisasi melalui Permendikbud 65

tumpang

dan 67. Berdasarkan Permendikbud 65

keselarasan

dan 67 pembelajaran dilakukan dengan

(interdisipliner). Hal ini dapat di

menggunakan

prinsip

visualisasikan dalam bentuk gambar

terpadu

dari

pembelajaran

parsial,

konten

materi

kurikulum

(tema)

pembelajaran

tindih,

dan

menjaga

pembelajaran

berikut:

Gambar 1
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

Usmaedi
85

Selain itu, keterpaduan pada

permasalahan

yang

dijumpai

tematik terpadu juga dengan cara

sekitarnya

mengaitkan

berbagai

matapelajaran

menjadi kontekstual (transdisipliner)

yang

dengan

permasalahan-

(Kemdikbud, 2014).

ada

sehingga

di

pembelajaran

Gamabr 2
Pembelajaran
relevan

tematik

untuk

terpadu

dengan

mengoptimasi

kecerdasan

mengakomodasi

ganda (multiple thinking skills), sebuah

kualitatif

proses inovatif bagi pengembangnan

perbedaan-perbedaan

lingkungan belajar, dan diharapkan

dimensi

sikap,

mampu menginspirasi peserta didik

pengetahuan.

untuk memperoleh pengalaman belajar.

Urgensi

keterampilan,

proses

dan

pembelajaran

Pembelajaran tematik terpadu memiliki

dalam kurikulum 2013 di akomodir

perbedaan

(qualitatively

dengan

implementasi

pendekatan

different) dengan model pembelajaran

tematik

terpadu

pendekatan

lain, karena sifatnya memandu peserta

scientific dalam proses pembelajaran

didik mencapai kemampuan berpikir

pada

tingkat

kualitatif

tinggi

(higher

levels

of

thinking) atau keterampilan berpikir
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
86

anak

dan

usia

Kurikulum

2013

optimalisasi

proses

sekolah

dasar.

menghendaki
dan
hasil
Usmaedi

pembelajaran

melalui

penerapan

menerima banyak hal dan mengolah

standar proses kompetensi lulusan dan

dan

standar isi. Pendekatan tematik terpadu

Sehingga mengajarkan secara holistik

menjadi penting karena 1) berdasarkan

terpadu

hasil penelitian menunjukkan bahwa

bagaimana

anak melihat dunia sebagai suatu

informasi.

keutuhan yang terhubun g, bukannya
penggalan-penggalan

adalah
otak

Mengacu

menjadi

sejalan
anak

pada

satu.

dengan
mengolah

pemaparan

dan

tentang alur berfikir, manfaat dan pola

pelajaran-mata

belajar tematik terpadu maka guru

pelajaran sekolah dasar dengan definisi

perlu menggagas pembelajaran yang

kompetensi

berbeda

mampu mengoptimalisasi kemampuan

menghasilkan banyak keluaran yang

berfikir siswa salah satunya dengan

sama. 3) keterkaitan satu sama lain

HOTS. Menjadi suatu keharusan anak

antar mata pelajaran menyebabkan

usia sekolah dasar saat ini mampu

keterpaduan konten pada berbagai mata

belajar berfikir (learn to think) dan

pelajaran dan arahan bagi siswa untuk

bagaimana belajar (how to learn)

mengaitkan

melalui

terpisah.

2)

Mata

lepas

merangkumnya

yang

antar

meningkatkan

hasil

mapel

akan

pengalaman

(learning experience).

pembelajaran

siswa.

Menurut

Adapun

beberapa

belajarnya

Sukmadinata

(2004:

manfaat

101) pembelajaran adalah upaya untuk

pembelajaran dengan tematik terpadu

mengembangkan potensi, kecakapan,

diantaranya merefleksikan dunia nyata

dan kepribadian siswa. Hal ini sesuai

yang dihadapi anak di rumah dan

dengan

lingkungannya,

menyatukan

Oliva, 1992: 10) yang menyatakan

pembelajaran siswa untuk konvergensi

(instruction) as the interaction between

pemahaman yang diperolehnya sambil

a teaching agent and one or more

mencegah

individuals intending to learn. Hamalik

terjadinya

inkonsistensi

antar mata pelajaran dan selaras dengan

(2000:57)

cara

anak

penelitian

berfikir,
otak

pendapat

Johnson

(dalam

mendefinisikan

dimana

hasil

pembelajaran sebagai suatu kombinasi

mendukung

teori

yang tersusun meliputi unsur-unsur

pedagogi dan psikologi bahwa anak
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

manusia,

87

material,

fasilitas,
Usmaedi

perlengkapan dan prosedur yang saling

sejalan dengan tujuan dan prinsip

mempengaruhi

mencapai

tujuan

pembelajaran tematik terpadu (Suhaya,

pembelajaran.

Pembelajaran

pada

2014),

namun

bukan

berarti

dasarnya adalah proses penambahan

kemampuan berfikir tingkat rendah ini

informasi dan kemampuan baru. Ketika

harus

kita berpikir informasi dan kemampuan

berfikir tingkat rendah ini harus di

apa yang harus dimiliki oleh siswa,

kembangkan

maka pada saat itu juga kita semestinya

berpikir tingkat rendah merupakan

berpikir

perantara untuk mencapai kemampuan

strategi

apa

yang

harus

dilakukan agar semua itu dapat tercapai

dihilangkan.

Kemampuan

karena

kemampuan

berpikir yang lebih tinggi.

secara efektif dan efisien. Ini sangat

HOTS selain relevan dengan

penting untuk dipahami, sebab apa

tematik terpadu, HOTS juga memiliki

yang harus dicapai akan menentukan

korelasi yang tidak dapat dipisahkan

bagaimana cara mencapainya.

dengan

Kemampuan

berfikir

Kurikulum

(learn to think) dan bagaimana belajar

penerapan

pendekatan

scientific

(how to learn) melalui pengalaman

(meliputi:

mengamati,

menanya,

experience)

mencoba,

belajarnya

belajar

scientific.

pendekatan

(learning

2013

mengolah,

menekankan

menyajikan,

merupakan upaya kompleks yang harus

menyimpulkan, dan mencipta untuk

dilakukan oleh siswa. Pembelajaran di

semua mata pelajaran) (Sudarwan,

SD saat ini lebih menekankan

2013).

pada

penggunaan Lower Order Thingking
Skills

(LOTS)

atau

Komponen-komponen

kemampuan

dalam

mengajar

penting

menggunakan

berpikir tingkat rendah yang hanya

pendekatan scientific (McCollum :

mampu

2009)

pertanyaan

menjawab
faktual

pertanyaanyang

alternatif

a. Menyajikan

pembelajaran

yang

meningkatkan

rasa

jawabannya hanya satu dan biasanya

dapat

jawaban tersebut berupa sesuatu yang

keingintahuan (Foster a sense of

dapat ditemukan langsung di buku atau

wonder).

hapalan, seperti pertanyaan Siapa?
Kapan? Dimana?. Hal ini kurang
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

Usmaedi
88

b. Meningkatkan

keterampilan

hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya

mengamati

(Encourage

dengan bantuan guru atau teman dalam

observation),
c. Melakukan

bahasa Indonesia lisan dan tulis yang
analisis

(Push

for

dapat diisi dengan kosa kata bahasa

analysis) dan

daerah untuk membantu pemahaman.

d. Berkomunikasi

KD 4.2 Mengamati dan mencoba

(Require

communication)

menyajikan teks laporan sederhana
tentang alam sekitar, hewan, dan

Pendekatan saintifik ini biasanya
tampak jelas ketika siswa terlibat

tumbuhan

dalam model pembelajaran tertentu,

mandiri dalam bahasa Indonesia lisan

seperti (1) Project Based Learning, (2)

dan tulis yang dapat diisi dengan kosa

Problem Based Learning, atau (3)

kata bahasa daerah untuk membantu

Discovery

Learning.

Model

penyajian.

pembelajaran

Discovery

Learning

Untuk memahami KD tersebut

adalah model pembelajaran penemuan,

dapat diterapkan model pembelajaran

dengan

Discovery Learning dipadukan dengan

cara

memecahkan

mengekplorasi
masalah

menciptakan,

dan

serta

jumlahnya

secara

pendekatan saintifik seperti berikut ini.

untuk

Fase 1 : Pemberian Rangsangan

menggabungkan

pengetahuan baru dan pengetahuan

 Guru memberikan stimulus kepada

yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan

siswa dengan cara meminta siswa

teori belajar bermakna (meaningful

mengamati gambar pemandangan

learning theory) yang di kemukakan

pantai yang ada di Buku Siswa

oleh David Ausubel.

halaman 1.

Berikut

 Kemudian, siswa diminta untuk

Discovery

contoh

Learning diterapkan pada tema 6 “Air,

berpendapat

Bumi, dan Matahari”, subtema 1 “Air”,

tersebut.

mengenai

gambar

 Kegiatan pengamatan gambar itu

pembelajaran 1, halaman 1 – 5. Pada
pembelajaran 1 ini diharapkan siswa

untuk

mampu

pemahaman pentingnya air bagi

mencapai

KD

Bahasa

menstimulus

siswa

pada

kehidupan manusia.

Indonesia, KD 3. 1 Mengenal teks

Fase 2 : Identifikasi Masalah

laporan sederhana tentang alam sekitar,
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

Usmaedi
89

 Pada Buku Siswa halaman 2 siswa
diminta

mengamati

bacaan yang harus dijawab. Dari

gambar

jawaban-jawaban pertanyaan akan

kekeringan dan kebanjiran. Pada

didapat

saat

mengenai sumber air dan manfaat

itu

siswa

mengidentifikasi

permasalahan-permasalahan
timbul

bila

kekeringan

yang

pengolahan

data

air.

dan

Fase 5 : Pembuktian
 Setelah

permasalahan yang timbul pada saat
kebanjiran.
 Kemudian,

hasil

menjawab

pertanyaan

tentang sumber air dan manfaat air,
siswa

merenungkan,

siswa dapat membuktikan hal itu

seandainya sehari saja tidak ada air.

dalam kehidupan sehari-hari melalui

Fase 3 : Pengumpulan Data

kegiatan diskusi yang dilakukan.

 Pada Buku Siswa halaman 3 dan 4

Topik diskusi adalah tentang sumber

terdapat kegiatan pengumpulan data.

air dan manfaat air dalam kehidupan

 Pada halaman 3 siswa diminta untuk

siswa sehari-hari.

mengamati gambar dan menuliskan

Fase 6 : Menarik Kesimpulan

hal-hal yang sesuai dengan gambar

 Siswa

sehubungan

manfaat

air

yang

mengenai

membuat

kesimpulan

permasalahan

yang

sedang dibahas. Data-data mengenai

sedang dibahas, yaitu sumber air

sumber air di daerah sekitar akan

dan manfaat air bagi kehidupan

diperlukan

manusia.

dalam

pemahaman

mengenai sumber air.

Uraian di atas salah satunya

 Pada halaman 4, siswa diminta

menggunaan acuan pada buku siswa.

untuk membaca teks tentang banjir

Buku-buku siswa mengarahkan yang

di suatu daerah.

harus dilakukan siswa bersama guru

 Data-data

yang

diperoleh

pada

untuk mencapai kompetensi tertentu,

bacaan tersebut diperlukan dalam

bukan buku yang materinya dibaca,

pemahaman

diisi,

siswa

mengenai

manfaat air.

atau

dihapal.

Buku

siswa

merupakan buku panduan sekaligus

Fase 4 : Pengolahan Data

buku aktivitas yang akan memudahkan

 Siswa mengolah data yang didapat

para

berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

pembelajaran. Buku siswa dilengkapi
Usmaedi
90

siswa

terlibat

aktif

dalam

dengan penjelasan lebih rinci tentang

such as critical thinking and problem

isi

solving. Higher order thinking is more

dan

penggunaan

sebagaimana
Guru.

difficult to learn or teach but also more

Kegiatan pembelajaran yang ada di

valuable because such skills are more

buku siswa lebih merupakan contoh

likely to be usable in novel situations

kegiatan yang dapat dipilih guru dalam

(i.e., situations other than those in

melaksanakan

untuk

which the skill was learned). Dari

mencapai kompetensi tertentu. Guru

definisi tersebut maka dapat diketahui

diharapkan mampu mengembangkan

bahwa

ide-ide kreatif lebih lanjut dengan

membutuhkan

memanfaatkan

alternatif-alternatif

langkah pembelajaran dan pengajaran

kegiatan yang ditawarkan di dalam

yang berbeda dengan hanya sekedar

Buku Guru, atau mengembangkan ide-

mempelajari fakta dan konsep semata.

ide pembelajaran sendiri.

Dalam berpikir tingkat tinggi meliputi

dituangkan

dalam

Buku

pembelajaran

Merujuk

definisi

berpikir

aktivitas

dalam

tingkat

berbagai

pembelajaran

tinggi
langkah-

terhadap

Wikipedia Indonesia, berpikir tingkat

keterampilan dalam memutuskan hal-

tinggi adalah a concept of Education

hal yang bersifat kompleks semisal

reform based on learning taxonomies

berpikir kritis dan berpikir dalam

such as Bloom’s Taxonomy. The idea is

memecahkan masalah. Meski memang

that some types of learning require

berpikir tingkat tinggi sulit untuk

more cognitive processing than others,

dipelajari

but

kegunaannya sudah tidak diragukan

also

have

more

generalized

benefits. In Bloom’s taxonomy, for

example,

skills

diajarkan,

namun

lagi.

analysis,

Alice Thomas dan Glenda (2009)

evaluation and synthesis (creation of

menyatakan bahwa berpikir tingkat

new knowledge) are thought to be of a

tinggi adalah berpikir pada tingkat

higher

lebih

order,

involving

dan

requiring

different

tinggi

daripada

sekedar

learning and teaching methods, than

menghafalkan fakta atau mengatakan

the learning of facts and concepts.

sesuatu kepada seseorang persis seperti

Higher order thinking involves the

sesuatu itu diceritakan kepada kita.

learning of complex judgmental skills
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

Pada saat seseorang menghafalkan dan
Usmaedi
91

menyampaikan

kembali

Berkenaan

informasi

dengan

berpikir

tersebut tanpa harus memikirkannya,

tingkat tinggi, ada beberapa fakta

disebut memori hafalan (rote memory).

singkat yang perlu ketahui sebagai

Orang tersebut tak berbeda dengan

berikut:

robot, bahkan ia melakukan apapun

1. Menghafal

sesuatu

dengan

memikirkan

yang

diprogram

dilakukannya,

tidak

sama
sesuatu.

sehingga ia juga tidak dapat berpikir

Menghapalkan merupakan aktifitas

untuk dirinya sendiri. Berpikir tingkat

dalam merekam sesuatu apa adanya,

tinggi secara singkat dapat dikatakan

tak kurang dan tak lebih. Sedangkan

sebagai pencapaian berpikir kepada

memikirkan

pemikiran tingkat tinggi dari sekedar

mempergunakan

pengulangan

dalam

tingkat

fakta-fakta.

tinggi

Berpikir

mengharuskan

berarti

daya

pikirnya

rangka

memahami,

kita

sesuatu

mengetahui,
membandingkan,

melakukan sesuatu atas fakta-fakta.

menerapkan dan menilai sesuatu

Kita

tersebut. Dalam menghapal aktivitas

harus

memahamnya,

menghubungkan satu sama lainnya,

pikir

mengkategorikan,

dibandingkan dengan memikirkan.

memanipulasi,menempatkannya

Mengingat sholat tentu berbeda

bersama-sama dengan cara-cara baru,

dengan memikirkan sholat!
2. Kita

dan menerapkannya dalam mencari
solusi

baru

terhadap

bersifat

dapat

lebih

sederhana

mengingat

sesuatu

dengan tanpa memahaminya. Salah

persoalan-

satu

persoalan baru.

kelebihan

kemampuan

Pencarian fakta-fakta atau upaya

manusia
manusia

adalah
dalam

dalam mengatasi persoalan-persoalan

merekam apapun yang didengar,

baru dapat tempuh melalui cara-cara

dilihat dan dirasakannya apalagi

ilmiah

diperoleh

pada saat proses perekaman tersebut

melalui HOTS dengan cara observasi,

terdapat kesan yang memperkuat,

trial and error, eksperimen, metode

meski kadang apa yang kita dengar,

statistik, metode sampling dan metode

kita lihat dan kita rasakan itu tidak

berfikir reflektif (Titus, 1956 79-85).

pernah kita mengerti.

yang

tentu

saja

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

Usmaedi
92

3. Berpikir

dilakukan

dalam

dua

hubungan.

Tujuan dari

berpikir

bentuk: kata dan gambar. Kata

kreatif adalah merangsang rasa ingin

maupun gambar adalah simbol-

tahu dan menampakkan perbedaan.

simbol

otak

Inti

dan

sebagaimana dikemukakan Edward

dalam

De Bono adalah bagaimana pikiran

yang

manusia

mendorong

untuk

menyelami

mengingat

maknanya

dari

berpikir

kegiatan berpikir. Kata merupakan

itu

simbol dari apa yang kita dengar

seorang

dan kita baca, sedangkan gambar

sesuatu itu dapat bekerja.

merepresentasikan dari apa yang

filosof

(analitic,

4. Ada tiga jenis utama inteligen dan
berpikir:

bukan

bagaimana

berpikir

bahwa

5. Ketiga kecerdasan dan cara berpikir

kita lihat dan kita bayangkan.

kemampuan

bekerja,

praktis,

kreatif

dan

praktis)

berguna dalam kehidupan sehari-

analitis,

hari.

Dalam

kenyataannya

kita

kreatif dan praktis. Berpikir analisis

terpaku terhadap salah satu cara

disebut juga berpikir kritis. Ciri

berpikir saja. Dalam kondisi dan

khusus

adalah

keadaan tertentu, kita lebih banyak

melibatkan proses berpikir logis dan

menggunakan cara berpikir analitis

penalaran termasuk keterampilan

ketimbang lainnya. Dalam kondisi

seperti

lainnya

berpikir

analisis

perbandingan,

klasifikasi,

berpikir

kreatif

lebih

pengurutan, penyebab/efek, pola,

dituntur oleh kita, sedangkan dalam

anyaman,

kondisi tertentu pula kita lebih

analogi,

penalaran

deduktif dan induktif, perkiraan,

memilih

perencanaan, hyphothesizing, dan

praktis.

critiquing. Berpikir kreatif adalah

6. Kita

untuk

berpikir

dapat

secara

meningkatkan

proses berpikir yang melibatkan

kemampuan berpikir dengan cara

menciptakan sesuatu yang baru atau

memahami

asli. Ini melibatkan keterampilan

melibatkan

fleksibilitas, orisinalitas, kefasihan,

Dengan membiasakan diri dalam

elaborasi, brainstorming, modifikasi,

kegiatan-kegiatan

citra, pemikiran asosiatif, atribut

membutuhkan

daftar, berpikir metaforis, membuat
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

proses-proses
kegiatan

aktivitas

yang

berpikir.

yang
berpikir,

otak kita akan terdidik dan terbiasa
Usmaedi
93

untuk berpikir. Dengan kebiasaan

lain

ini,

metamemory

maka

akan

menghasilkan

yang

hampir

sama,

yang

yaitu

didefinisikan

peningkatan kemampuan kita dalam

sebagai “knowing about memory”

berpikir.

dan

7. Berpikir

metakognisi

“memoric

merupakan

merupakan

strategy”,

bentuk

ia

penting dari

metakognisi.

bagian dari berpikir tingkat tinggi.
didefinisikan

Pemaparan fakta–fakta tersebut

“cognition about cognition” atau

sekiranya dapat dijadikan sebagai dasar

“knowing about knowing”. Dalam

pentingnya menggagas pembelajaran

kata lain, meta cognition dapat

HOTS untuk siswa usia sekolah dasar.

diartikan “learning about learning”

Implementasi Higher Order Thinking

(belajar

Skills (HOTS) dalam pembelajaran

Metakognisi

tentang

Metakognisi
banyak
mencakup

dapat

bentuk,

belajar).
terdiri
tetapi

pengetahuan

dari

merupakan salah satu bentuk dari learn

juga

to think. HOTS dapat di lakukan dalam
empat

tentang

tahap

yakni

organisational

kapan dan bagaimana menggunakan

thinking (pengorganisasian berfikir),

strategi-strategi khusus untuk belajar

analytical thinking (berfikir analitis),

atau untuk pemecahan masalah.

evaluative thinking (berfikir evaluatif)

Selain metakognisi terdapat istilah

dan creative thinking (berfikir kreatif).

C. Simpulan

(evaluation). Keenam tingkatan ini

Kognitif, dimana dalam hirarki
Bloom terdiri dari tingkatan-tingkatan.

merupakan

Bloom mengkalisifikan ranah kognitif

berpikir

manusia.

ke

(1)

tingkatan

tersebut,
bahwa

dalam

enam

tingkatan:

pengetahuan

(knowledge);

(2)

diketahui

pemahaman

(comprehension);

(3)

mengetahui

rangkaian

tingkatan
Berdasarkan

maka

dapat

berpikir

untuk

merupakan

tingkatan

penerapan (application); (4) mengalisis

berpikir yang paling bawah (lower)

(analysis);

sedangkan.

(5)

mensintesakan

(synthesis);
dan
(6)
menilai
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

Usmaedi
94

Tingkatan
tertinggi
HOTS

(higher)
sesuai

berpikir

paling

adalah

menilai.

dengan

active learning dan student centered
leaning.

pelaksanaan

Daftar Pustaka

Asrori,
M,
(2009),
Psikologi
Pembelajaran, Bandung: Wacana
Prima.
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.2014.
Panduan
Teknis Pendampingan di SD,
Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2014.
Materi
Pelatihan
Implementasi
Kurikulum 2013 Jenjang SD.
Jakarta: BPSDMPK dan PMP.
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2014.
Press
Workshop:
Implementasi
Kurikulum 2013 Jenjang SD.
Jakarta: BPSDMPK dan PMP.
Langrehr, Jhon (2008), Learn to think:
basic exercises in the core
thinking skills for ages 6-11. New
York : A David Fulton book
Lestari, Tri Kurniah (2015) Higher
Order Thinking Skill (HOTS)
[Online].
Tersedia:
http://trikurniahlestari-ririn-

mpm.blogspot.co.id/2015/10/hots
-metode-pembelajaranmatematika.html
Suhaya, Pembelajaran dan Penilaian di
Sekolah
Dasar
[Online].
Tersedia:
http://suhayasip.blogspot.co.id/20
14/10/
pembelajaran-danpenilaian.html (visited Oct 20,
2015)
Titus, H Harold. (1959), Living Issues
In Philosophy. New York:
American Book
Thomas, Alice and Thorne, Glenda,
(2009) How To Increase Higher
Level
Thinking
[Online].
Tersedia:
http://www.cdl.org/articles/howto-increase-high-order-thinking/
(visited Oct 20, 2015)
Wikipedia, Higher order thinking
[Online].
Tersedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/Hig
her-order_thinking (visited Oct
20, 2015)

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

Usmaedi
83
95

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25