Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Prakata untuk edisi ke dua

Nama informal untuk naskah ini adalah “ Modul Dasar “. Informasi yang tercakup dalam modul ini dianggap sebagai dasar dari banyak Program Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/UNDRO (DMTP). Modul pelatihan ini menggambarkan komponen-komponen manajemen bencana dan hubungannya di dalam keseluruhan kerangka kerja agen-agen Perserikatan Bangsa Bangsa yang secara aktif terlibat dalam isu-isu emergensi dan bencana.

Modul pelatihan ini dibuat untuk Program Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/UNDRO oleh Pusat Manajemen Bencana Universitas Wisconsin. Partner-partner Operasional Teknis untuk DMTP telah memberikan saran yang berharga tentang format dan isi naskah ini. Sumber – sumber utama untuk isi mencakup Manual Bencana dan enam modul yang saling melengkapi yang disiapkan untuk DMTP. Intertect Training Services telah mengedit materi ini dan menyiapkan komponen – komponen pendidikan.

Bagi Anda yang sudah terbiasa dengan edisi pertama, Anda akan melihat banyak perubahan dalam edisi kedua ini. Edisi kedua ini secara siknifikan telah disusun kembali. Bab-bab yang memfokuskan pada PBB telah didekatkan pada bab-bab tentang topik-topik yang berhubungan – bukan hanya dikumpulkan bersama seperti pada bagian 4 yang lama.

Bab tentang Bahaya Alam telah dipadatkan. Setiap tipe bahaya diterangkan dalam satu halaman ringkasan. Peliputan lebih luas sekarang tersedia pada modul pendamping, Pengenalan terhadap Bencana.

Satu bab baru tentang Emergensi Kompleks dan Majemuk telah ditambahkan, yang menitik beratkan topik ini sebagai isu yang belakangan ini muncul ke dalam kesadaran bersama kita. Banyak bab lain telah dimodifikasi atau ditulis kembali dengan latihan-latihan dan tambahan ilustrasi-ilustrasi yang baru.

Kata pengantar untuk modul pelatihan ini Maksud dan cakupan

Tinjauan Manajemen Bencana dirancang untuk memperkenalkan subyek dari manajemen bencana kepada pembaca mitranya, para profesional PBB yang membentuk kelompok-kelompok manajemen bencana, dan badan- badan mitra pemerintah, LSM, dan lembaga donor. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran pembaca akan sifat dan manajemen bencana. Hal ini seharusnya bisa membawa ke pelaksanaan yang lebih baik dalam respon dan kesiapan bencana. Dengan menanyakan “hal yang tidak terelakan lagi “ dari bencana, kami berharap Anda dapat mulai melihat mitigasi bencana sebagai satu bagian dari pembangunan, dan bencana sebagai kesempatan untuk tujuan-tujuan pembangunan yang lebih jauh lagi.

Dalam pelatihan ini kita mengambil pandangan yang luas mengenai bencana. Kami tidak akan berusaha untuk memisahkan masalah-masalah yang mengakar dalam degradasi lingkungan sebagai satu kumpulan tanggung jawab yang jelas. Pelatihan ini juga mencakup emergensi-emergensi yang meliputi kebutuhan peyediaan bantuan untuk penduduk yang mengungsi karena perang saudara atau emergensi-emergensi lainnya.

Banyak bagian dari isi kursus ini didasarkan pada Manual Bencana UNDP/ UNDRO dan mengikuti prinsip-prinsip, prosedur, dan terminologinya.

Tujuan pembelajaran secara keseluruhan

Tujuan keseluruhan dari modul pelatihan ini adalah untuk : n menciptakan minat pada menejemen bencana

n mendorong motivasi n menghubungkan pembelajaran dengan aktivitas kerja Anda n menghubungkan pembelajaran dengan nilai-nilai dan sikap-sikap

mengenai manajemen bencana Kami berharap hal tersebut akan bisa dicapai lewat membaca naskah ini

dan menyelesaikan latihan-latihan yang dianjurkan. Secara khusus, Anda harus dapat melakukan hal –hal berikut ini :

n menggambarkan hubungan antara bahaya, kerentanan dan bencana n menggambarkan konsep dasar, tujuan, dan elemen-elemen bencana

dan manajemen emergensi n menggambarkan jarak dari kesiapan yang tersedia/tindakan

pengurangan, mempertimbangkan ketepatannya, kesempatan, batasan dan cara-cara pelaksanaan lewat kegiatan-kegiatan pembangunan

n mengklarifikasikan tujuan, fungsi dan sarana tanggapan dari badan- badan PBB yang terlibat dalam skenario emergensi dan khususnya

skenario dari Tim Manajemen Bencana PBB.

Q . Sebelum meneruskan, tulislah dua atau tiga alasan penting mengapa Anda mengikuti pelatihan yang membahas tentang manajemen bencana

Bandingkan alasan-alasan ini.

Anda dengan alasan- alasan lain yang ada pada

A _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ halaman berikut.

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Pentingnya pelatihan manajemen bencana

Mengapa bencana-bencana dan pelatihan manajemen bencana menjadi perhatian badan-badan pemerintahan, PBB, dan khususnya, UNDP dan UNDRO ? Bagaimana pemerintah dapat memberikan pembenaran dengan menambah manajemen bencana ke dalam daftar panjang prioritas yang saling bersaing ? Ada beberapa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini.

n Pemerintah semakin menuntut badan-badan PBB untuk mengkoordinasikan dalam negara tersebut semua bantuan paska

bencana dari PBB dan kadang-kadang semua bantuan internasional. Oleh karena itu, pemerintah dan PBB memerlukan komunikasi yang lebih baik tentang kemampuan dan kebutuhan bersama mereka.

n Bencana adalah masalah yang berkembang. Bancana akan menjadi perhatian yang semakin meningkat terhadap pemerintah dan bagian

yang meningkat dari aktivitas utama dari PBB. Di negara-negara yang cenderung terkena bencana, program-program negara UNDP sudah dapat dipastikan akan terpengaruh oleh bencana-bencana. Proyek- proyek menjadi mundur atau mengalami penundaan ketika satu negara sedang memulihkan diri dari konsekuensi satu bahaya.

n Bencana adalah kejadian yang tidak rutin yang memerlukan tanggapan yang tidak rutin juga. Pemerintah dan badan-badan pembangunan pada

umumnya tidak dapat menggantungkan pada prosedur normal untuk melaksanakan tanggapan yang memadai. Mereka perlu belajar dan mempraktekan ketrampilan dan perilaku khusus.

n Bencana secara erat terkait dengan paling tidak empat prioritas lain terhadap prioritas mana UNDP telah menerima, baik itu secara

langsung atau lewat peran dukungan : orang-orang yang terusir, pengungsi dan mereka yang kembali, wanita dalam pembangunan, dan perlindungan lingkungan. Isu-isu dari subyek-subyek ini secara siknifikan saling melengkapi. Program pelatihan dalam satu subyek akan mendukung pengembangan profesional dari para staf UNDP dalam semua subyek.

n UNDRO telah menetapkan mandat internasional di bidang ini. Mandat ini adalah untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang

mempromosikan kesiapan dan pengurangan dan juga tanggapan terhadap bencana. Minat-minat UNDRO diwakili di lapangan oleh UNDP. Hal ini wajib bagi kedua badan untuk mempromosikan peningkatan yang nyata dari kesadaran dan kompetensi dalam menangani bahaya, dan untuk melibatkan badan-badan PBB lain yang berkepentingan

n Dalam perannya sebagai Resident Coordinator, Resident Represen- tatives UNDP dan staf pelaksana lapangan perlu melatih badan-badan

setingkatnya tentang prosedur pelaksanaan dari satu tanggapan bencana yang tepat dan terkoordinasi.

n Masyarakat dunia menaruh minat yang sangat besar dalam bencana. Pemerintah dan sistim PBB memiliki profil yang tinggi dalam kejadian- kejadian ini yang diamati secara dekat oleh media. Badan-badan PBB

dan pemerintah harus membuktikan kemampuan mereka agar dapat memproyeksikan citra yang positif terhadap penyediaan dukungan yang memadai.

Metode pelatihan

Modul ini dimaksudkan untuk dua pembaca, sebagai modul untuk belajar sendiri dan peserta dalam satu loka karya pelatihan. Metode-metode pelatihan berikut ini dirancang untuk digunakan dalam loka karya dan disimulasikan dalam bentuk modul tertulis. Untuk yang belajar sendiri, naskah ini mendekati naskah tutorial karena dapat dicetak.

Metode-metode pelatihan loka karya meliputi • diskusi kelompok • simulasi/main peran • handout tambahan • video • sesi-sesi pengulangan • latihan-latihan penilaian diri

Anda diajak untuk menggunakan naskah ini sebagai buku kerja. Sebagai tambahan untuk catatan yang ada di pinggir halaman, Anda akan diberi kesempatan untuk berhenti dan mengevaluasi pelajaran Anda sepanjang naskah ini, lewat pertanyaan-pertanyaan yang termuat dalam naskah. Tulislah jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sebelum Anda meneruskanya untuk memastikan bahwa Anda sudah memahami poin-poin penting dari naskah ini.

Naskah ini dibagi ke dalam empat bagian.Bagian Pertama menggambarkan tentang apakah bahaya itu, mengapa bahaya menjadi bencana, dan bagaimana bencana bisa mempengaruhi pembangunan.

Bagian Kedua memberikan identifikasi cakupan dari manajemen bencana, kemungkinan peran Anda dalam manajemen bencana, dan memfokuskan pada aspek-aspek kesiapan.

Bagian yang Ketiga menerima adanya fakta bahwa beberapa bencana akan terjadi dan mengevaluasi bagaimana menanggapi bahaya-bahaya tersebut.

Bagian Keempat menyajikan mitigasi bencana sebagai satu kumpulan kegiatan yang mengurangi resiko dan dampak dari bencana.

Modul pelatihan ini dilengkapi dengan dua video pendek, “ PBB dan tanggapan terhadap bencana “ dan “Mitigasi Bencana: bagaimana mengurangi kerusakan melalui pembangunan yang tepat “. Anda akan mendapat manfaat dengan membuat rencana untuk melihat kedua video ini dan dengan mengulang pertanyaan-pertanyaan diskusi yang menyertainya.

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Sebelum melangkah lebih lanjut, kita harus menetapkan pemahaman umum dari istilah-istilah bahaya dan bencana.

Definisi bahaya

Bahaya adalah kejadian yang jarang atau ekstrim dari lingkungan karena ulah manusia atau karena alam yang secara merugikan mempengaruhi kehidupan manusia, properti atau aktivitas pada tingkat yang menyebabkan satu bencana.

Definisi bencana

Bencana adalah gangguan yang serius dari berfungsinya satu masyarakat, yang menyebabkan kerugian-kerugian yang besar terhadap lingkungan, material dan manusia, yang melebihi kemampuan dari masyarakat yang tertimpa bencana untuk menanggulangi dengan hanya menggunakan sumber- sumber daya masyarakat itu sendiri. Bencana sering diklasifikasikan sesuai dengan cepatnya serangan bencana tersebut ( secara tiba-tiba atau perlahan- lahan ), atau sesuai dengan penyebab bencana itu ( secara alami atau karena ulah manusia ).

Definisi dari fenomena alam

Bagian dari modul ini akan memfokuskan pada kedua istilah di atas akan tetapi kita perlu mengevaluasi kedua istilah itu dalam kaitannya dengan istilah lain : fenomena alam. Fenomena alam adalah proses klimatologis, hydrologis, atau ekologis yang ekstrim yang tidak menempatkan ancaman apapun terhadap orang-orang atau properti. Satu gempa bumi yang dahsyat pada satu area yang tidak berpenghuni, sebagai contoh, adalah satu fenomena alam, bukan satu bahaya. Demikian juga dengan banjir tahunan disepanjang sungai Nil, satu elemen penting bagi kesejahteraan dari orang-orang yang tinggal di dekat sungai itu.

Definisi emergensi

Istilah lain yang terkait erat dengan bencana dan digunakan diseluruh modul ini adalah emergensi. Satu bencana mungkin dianggap sebagai satu tipe khusus dari satu emergensi. “Bencana”, menunjuk pada satu periode waktu yang intens dan tingkat urgensi tertentu. Jika bencana terikat oleh satu periode khusus dimana kehidupan dan properti yang berharga seketika berada pada tingkat bahaya, satu emergensi dapat mencakup periode yang lebih umum dimana

n terdapat penurunan yang jelas dan nyata dari kemampuan penanganan

satu kelompok atau satu masyarakat, atau n kemampuan-kemampuan penanganan hanya bersifat bertahan karena adanya inisiatif-inisiatif kelompok atau masyarakat atau karena

intervensi dari luar.

Problem bencana

Bagian ini akan menerangkan fenomena tertentu yang mengakibatkan bencana dan emergensi-emergensi: tren-tren bencana, di mana bencana- bencana itu terjadi dan siapa yang paling terpengaruh oleh bencana-bencana itu.

B A G IA 1 terhadap Bencana

BAB 1

Kata Pengantar

Dari awal akan bermanfaat untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa bencana-bencana dan emergensi terlalu sering dianggap sebagai kejadian- kejadian menyimpang, yang dipisahkan dari “ kehidupan normal “. Dalam kenyataannya, bagaimanapun juga, yang sebaliknyalah yang benar. Bencana dan emergensi adalah refleksi-refleksi mendasar dari kehidupan yang nor- mal. Bencana adalah konsekuensi-konsekuensi dari cara-cara masyarakat membangun diri mereka sendiri, secara ekonomi dan sosial; cara-cara dimana masyarakat dan negara berinteraksi; dan cara-cara dimana hubungan antara para pembuat keputusan dilakukan. Dengan demikian, satu banjir atau gempa bumi bukanlah satu bencana dalam dan dari dirinya sendiri.

Bencana muncul dari fakta bahwa komunitas-komunitas atau kelompok- kelompok tertentu terpaksa untuk menetap di area-area yang rentan terhadap dampak dari sungai yang mengamuk atau letusan gunung berapi. Penting untuk membuat satu perbedaan antara bahaya dan bencana, dan untuk mengenali pengaruh dari bahaya terhadap bencana adalah tolok ukur yang penting untuk mengetahui kerentanan masyarakat.

Diagram berikut menggambarkan kombinasi dari kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan ini. Kerentanan dilihat sebagai gerak maju dari tiga tahapan:

1. Penyebab-penyebab yang mendasari : sekumpulan faktor-faktor yang sudah mengakar dalam masyarakat yang secara bersama membentuk dan menjaga kerentanan.

2. Tekanan-tekanan yang dinamis : satu proses perubahan yang memungkinkan penyebab negatif masuk ke dalam kondisi-kondisi yang tidak aman; proses ini disebabkan mungkin karena kurangnya

Gambar 1.1

pelayanan-pelayanan atau fasilitas dasar atau mungkin sebagai akibat Model kesulitan bencana

Materi ini diambil dari bab

dari serangkaian kekuatan makro.

pertama dari buku yang berjudul” Bencana dan

3. Kondisi-kondisi tidak aman : konteks kerentanan dimana orang-

kerentanan dan resiko”Piers

orang atau properti terbuka terhadap resiko bencana; lingkungan fisik

Blaike,Terry Cannon,Ian

yang mudah rusak adalah satu bagian; faktor-faktor lain mencakup

Davis dan Ben

ekonomi yang tidak stabil dan tingkat pendapatan yang rendah.

Wisner(Harper Collins, London and NewYork)

RANGKAIAN KERENTANAN

Penyebab yang Tekanan dinamis

Kejadian- mendasari

Kondisi tidak aman

kejadian pemicu Kemiskinan

Kurangnya

Lingkungan fisik yang

Gempa bumi Akses yang terbatas

-institusi lokal

rentan

BENCANA

Angin kencang terhadap.

-pendidikan

-lokasi yang berbahaya

Banjir - Struktur-struktur

-pelatihan

-infrastruktur dan

Letusan gunung tenaga listrik

-ketrampilan yang

bangunan yang berbahaya

berapi - sumber daya

memadai

Ekonomi lokal yang

Tanah longsor Idiologi

-investasi lokal

rentan

Kekeringan Sistem Ekonomi

KERENTANANAN

-pasar lokal

-kehidupan yang beresiko

Perang, konflik Faktor-faktor

-kebebasan pers

-tingkat pendapatan yang

sipil pra-kondisi umum

Kekuatan makro

rendah

-ekspansi penduduk

Kecelakaan -urbanisasi

Tindakan umum

tehnologi -degradasi lingkungan

BAHAYA

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Faktor-faktor sebab akibat dari bencana

Besarnya setiap bencana, diukur dari jumlah kematian, kerusakan, atau biaya- biaya untuk satu negara yang sedang berkembang meningkat dengan meningkatnya marjinalisasi populasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran yang tinggi, masalah-masalah status tanah dan peluang ekonomi, dan kurangnya atau penempatan yang salah dari sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dari satu populasi yang berkembang. Pada saat populasi meningkat, tanah terbaik yang ada di daerah-daerah kota maupun desa sudah terpakai, dan mereka yang mencari tanah untuk pertanian atau perumahan dipaksa untuk menerima tanah yang tidak memadai. Hal ini memberikan produktivitas yang lebih rendah dan tindakan yang lebih kecil dari keamanan fisik atau ekonomi. Bagian berikut ini mempertimbangkan masing-masing dari isu tersebut.

Kemiskinan

Pengaruh tunggal yang sangat penting terhadap dampak dari satu bencana adalah kemiskinan. Semua faktor yang lain dapat dikurangi jika populasi yang terkena pengaruh tidak juga dibatasi oleh kemiskinan. Sebenarnya semua kajian mengenai bencana menunjukan bahwa populasi yang paling kaya bisa bertahan hidup terhadap bencana tanpa terkena akibatnya atau dapat pulih kembali secara cepat. Pada spektrum yang luas dari bencana, kemiskinan pada umumnya menjadikan orang rentan terhadap dampak bahaya. Kemiskinan menjelaskan mengapa orang-or- ang di daerah-daerah perkotaan terpaksa hidup diatas bukit-bukit yang cenderung terkena bencana tanah longsor, atau mengapa orang-orang tinggal didekat gunung berapi atau sungai-sungai yang selalu membanjiri pinggirannya. Kemiskinan menerangkan mengapa kekeringan meminta petani-petani miskin sebagai korban dan jarang sekali terhadap yang kaya, dan mengapa kelaparan lebih sering dari pada tidak,

Photo credit: UNHCR/

adalah akibat dari kurangnya daya beli untuk membeli makanan dibandingkan

M.Vannappelghem

dengan tidak adanya makanan. Secara meningkat, kemiskinan juga menerangkan mengapa banyak orang dipaksa untuk pindah dari rumah mereka ke bagian-bagian lain dari negara mereka atau bahkan menyeberangi perbatasan-perbatasan untuk bisa bertahan hidup. Migrasi yang disebabkan karena krisis seperti itu menempatkan tantangan-tantangan yang besar baik yang terkait dengan bantuan yang bersifat segera sampai pada mereka yang harus dipindahkan dan pembangunan yang berjangka lebih lama.

Pertumbuhan penduduk

Terdapat hubungan yang jelas antara meningkatnya kerugian-kerugian dari satu bencana dan meningkatnya populasi. Jika ada lebih banyak orang atau bangunan dimana satu bencana terjadi, kemudian hal ini memberi kemungkinan akan adanya lebih banyak pengaruh. Pertumbuhan populasi sudah sebegitu spektakuler sehingga tidak bisa dihindari lagi bahwa lebih banyak orang akan terkena pengaruh dari bencana karena lebih banyak akan dipaksa untuk hidup dan bekerja di daerah-daerah yang tidak aman.

A G 1 B Kata Pengantar terhadap Bencana

IA BAB 1

Milyar

Total dunia

Gambar 1.2

Pertumbuhan penduduk 1750-2100 Sumber: Thomas Merrick, et.al, “World Population in

Daerah-daerah

Transition,” Population

yang sedang

Bulletin,Vol.42, No.2

berkembang

Daerah-daerah yang sudah berkembang

Bertambahnya jumlah penduduk akan menimbulkan perebutan jumlah sumber daya yang terbatas ( seperti, kesempatan kerja, dan lahan ) yang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Konflik ini bisa menyebabkan migrasi yang disebabkan karena krisis. Pertumbuhan semacam itu muncul terutama sekali di negara-negara yang sedang berkembang, yang menyebabkan berbagai faktor pendorong terhadap bencana-bencana.

Urbanisasi yang cepat

Migrasi dan pertumbuhan penduduk yang cepat terkait dengan phenomena besar dari urbanisasi yang cepat. Proses ini juga dipercepat di negara-negara yang sedang berkembang. Hal ini dicirikan dengan penduduk pedesaan yang miskin atau kaum sipil di satu daerah konflik yang pindah ke daerah-daerah metropolitan untuk mencari peluang-peluang ekonomi dan keamanan. Jumlah yang banyak sekali dari penduduk kota yang miskin yang secara meningkat mendapatkan pilihan-pilihan yang lebih sedikit terhadap tersedianya tempat- tempat yang aman dan diminati untuk membangun rumah-rumah mereka. Lagi-lagi, terjadi kompetisi untuk sumber-sumber daya yang sudah jarang, konsekuensi yang tidak bisa dielakan lagi dari urbanisasi yang cepat, dapat membawa ke bencana-bencana ciptaan manusia.

Proyeksi penduduk untuk semua kota

Resiko iklim

Gambar 1.3

Proyeksi penduduk untuk Populasi pada tahun 1984

besar tahun 2025

yang ekstrim

semua kota besar yang rawan bencana

Karachi

20-30 juta

Badai

Jakarta Badai/gempa

bumi

Kalkuta

Badai/banjir

Kota Meksiko

Gempa bumi

Dacca

Badai/banji r

Shanghai

Banjir

Sao Paolo

Banjir

Populasi dalam juta

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Banyak tanah longsor atau bencana-bencana banjir terkait erat dengan urbanisasi yang cepat dan tidak terkendalikan yang memaksa keluarga- keluarga berpenghasilan rendah untuk menetap pada lereng-lereng bukit yang terjal atau jurang-jurang, atau sepanjang tepian-tepian sungai yang cenderung mengalami banjir. Banyak korban gempa bumi di daerah-daerah perkotaan telah menjadi keluarga-keluarga yang miskin yang bidang tanahnya

telah gagal dan bukan dengan rumah-rumah mereka, biasanya melalui tanah

Gambar 1.4

Ketika penduduk terus

longsor yang menimpa diatas rumah mereka atau muncul dari bawah rumah

berkembang, tempat hunian

mereka.

menyebar ke daerah marginal yang tidak aman.

Lereng yang tidak stabil

Sungai

Sungai

Transisi-transisi di dalam praktek-praktek kultural

Banyak perubahan-perubahan yang tidak terelakan yang terjadi di semua masyarakat menyebabkan peningkatan kerentanan masyarakat terhadap bencana. Secara jelas, semua masyarakat secara konstan berubah dan dalam satu keadaan transisi yang terus-menerus. Transisi-transisi ini sering kali sangat merusak dan tidak adil, yang menimbulkan gap pada mekanisme penanggulangan dan teknologi. Transisi-transisi ini mencakup populasi nomaden yang menjadikan penduduk pedesaan yang hidup menetap pindah ke daerah-daerah perkotaan, dan baik orang-orang pedesaan maupun perkotaan yang pindah dari satu tingkat ekonomi ke tingkat ekonomi yang lain. Secara lebih luas, contoh-contoh ini adalah perpindahan umum dari masyarakat non-industri ke masyarakat industri.

Satu contoh dari dampak transisi-transisi ini adalah pengenalan akan materi-materi bangunan yang baru dan desain-desain bangunan dalam satu masyarakat yang sudah terbiasa dengan materi-materi dan desain tradisional. Hal ini sering menyebabkan materi baru yang digunakan secara salah. Di daerah-daerah yang rawan bencana, teknik-teknik bangunan baru yang tidak memadai bisa menjadikan rumah-rumah yang tidak dapat menahan gempa bumi atau badai angin ( lihat gambar berikut ).

Berkumpulnya masalah ini adalah komunitas baru dimana mereka yang selamat dari bencana mendapatkan dirinya sendiri mungkin tidak memiliki sistim bantuan sosial atau jaringan untuk dibantu dalam pemulihan dari bencana. Mekanisme penanggulangan tradisional mungkin tidak ada dalam struktur baru dan masyarakat menjadi semakin tergantung pada campur tangan dari luar untuk membantu proses ini.

Benturan dan praktek-praktek transisi kultural dapat juga mengakibatkan konflik sipil, sebagai contoh, sebagai akibat dari kekerasan umum yang dipicu oleh perbedaan-perbedaan agama.

N IA G BAB 1

A 1 B Kata Pengantar terhadap Bencana

Atap beton berkerangka baja

Gambar 1.5

yang terlalu kecil dan terlalu berat

Rumah baru yang dibangun dengan kualitas jelek yang

Bentuk asimetrik

menggunakan material

yang berbahaya

Sandaran dinding yang terlalu tinggi

modern

Sambungan yang jelek dari atap ke tembok

Jarak jendela yang terlalu dekat

Tembok

Kurangnya tembok

terlalu tinggi

yang berkerangka baja

Kualitas adukan semen yang jelek

Tembok yang terlalu panjang

Pintu yang

Pembuka pintu

terlalu dekat

yang terlalu lebar

dengan sudut

Serambi yang berbahaya

Degradasi lingkungan

Banyak bencana disebabkan atau diperburuk oleh degradasi lingkungan. Penggundulan hutan menyebabkan arus air atas yang cepat, yang ikut berperan terhadap terjadinya banjir. Rusaknya rawa-rawa bakau menurunkan kemampuan baris pantai untuk menahan angin tropis dan gelombang badai.

Terciptanya kondisi-kondisi kekeringan-dan kedahsyatan yang relatif dan lamanya waktu kekeringan berlangsung- semata-mata satu phenomena alam. Kondisi-kondisi kekeringan bisa diperburuk oleh : pola-pola tanam yang jelek, terlalu banyaknya lahan penggembalaan, hilangnya lapisan tanah bagian atas, teknik-teknik konservasi yang tidak baik, penipisan dibagian permukaan dan bagian bawah persediaan air, dan, pada satu tingkat, urbanisasi yang tidak terkendali.

Gambar 1.6

Penebangan hutan untuk pembangunan

N IA G BAB 2

A 1 B Fase-fase dan terminologi Bencana

BAB 2

Fase-fase dan terminologi bencana Istilah-istilah bencana

Beberapa terminologi manajemen bencana telah diperkenalkan di dalam modul ini. Daftar kata-kata yang ringkas juga disertakan untuk memberikan rincian terhadap beberapa difinisi yang berlaku ini.

Daftar kata ini memuat istilah-istilah manajemen bencana seperti digunakan pada “ Draft Ketiga “ dari “ Satu daftar istilah-istilah yang terkait dengan Manajemen Bencana dengan difinisi-definisi mereka untuk dimasukkan kedalam satu daftar kata multibahasa yang disepakati secara internasional “ yang disiapkan oleh UNDRO, dan didalam Manual Manajemen Bencana UNDP/UNDRO. Meskipun demikian, konsensus tidak muncul diantara semua praktisi menejemen bencana atau akademisi yang menanggapi definisi-definisi ini. Daftar kata yang secara umum dan terstandarisasi yang dapat diterima jelas akan sangat diminati, akan tetapi sepertinya ini tidak akan muncul dalam kurun waktu beberapa tahun yang akan datang. Konsekuensinya, difinisi-difinisi berikut ini akan mewakili satu usaha kearah pengembangan konsensus. Para pengguna dari materi-materi pelatihan DMTP diminta untuk menggunakan definisi-definisi yang berlaku ini demi keseragaman dan untuk memberikan toleransi terhadap definisi-definisi dari kelompok-kelompok lain.

Q . Dapatkah Anda memberikan satu contoh bagaimana menggunakan setiap istilah ini ? Tulislah contoh Anda pada ruangan dibawah setiap

definisi. Manajemen Bencana adalah sekumpulan kebijakan dan keputusan-

Manajemen

keputusan administratif dan aktivitas-aktivitas operasional yang berhubungan

bencana

dengan berbagai tahapan dari semua tingkatan bencana.

A ________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Bencana-bencana

Bencana karena ulah manusia adalah situasi-situasi bencana atau

karena ulah

emergensi dimana penyebab-penyebab utama langsung, adalah aksi-aksi

manusia

manusia yang dapat diidentifisir, secara sengaja atau sebaliknya. Lepas dari “ bencana-bencana “ teknologi “ dan “ ekologi “, hal ini terutama sekali melibatkan situasi-situasi dimana rakyat sipil menderita sebagai korban, kerugian properti, sarana dan pelayanan dasar dari kehidupan sebagai akibat dari perang atau kerusuhan sipil, sebagai contohnya. Emergensi/bencana ciptaan manusia dapat berupa tipe-tipe serangan yang cepat atau lambat, dan dalam kasus kerusuhan internal, dapat mengakibatkan “ emergensi- emegensi kompleks “ juga.

A __________________________________________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________

____________________________________________________________

N G IA

A B 1 Fase-fase dan terminologi Bencana

BAB 2

Fase-fase bencana

Bencana-bencana dapat dipandang sebagai serangkaian

Dampak bencana

fase-fase dari kontinum waktu. Mengidentifisir dan Fase pengurangan resiko pra-bencana memahami fase-fase ini membantu untuk menggambarkan

kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan bencana dan Kesiapan memberi konsep tentang aktivitas-aktivitas manajemen

bencana yang memadai.

Serangan bencana-bencana yang cepat Bantuan

Definisi-definisi dibawah ini berhubungan dengan urutan waktu yang mengikuti munculnya serangan bencana yang

Mitigasi

cepat. Lihat Gambar 2.1.

Rehabilitasi

Rekonstruksi

fase pemulihan pasca bencana

Gambar 2.1

Kontinum manajemen serangan bencana yang cepat

Fase pemulihan adalah periode yang munculnya mengikuti satu bencana

Fase pemulihan

yang tiba-tiba ( atau penemuan yang sudah terlambat dari situasi serangan yang lamban yang diabaikan) jika tindakan-tindakan pengecualiaan harus diambil untuk mencari dan menemukan mereka yang bertahan hidup dan juga memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar untuk tempat berteduh, air, makanan dan perawatan medis.

A ____________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Rehabilitasi adalah tindakan-tindakan atau keputusan-keputasan yang

Rehabilitasi

diambil setelah terjadi satu bencana dengan maksud untuk memulihkan kondisi-kondisi kehidupan sebelumnya dari satu masyarakat yang terkena bencana, sementara mendorong dan memfasilitasi penyesuaian-penyesuaian seperlunya terhadap perubahan-perubahan yang disebabkan oleh bencana.

A ____________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Q . Ujilah ingatanmu tentang dua diagram kontinum bencana. Berilah tanda pada setiap lingkaran dibawah dengan fase-fase dari satu serangan bencana yang lambat dan satu serangan yang cepat.

Serangan bencana yang cepat

Serangan bencana yang lambat

N G IA

A B 1 Hubungan Bencana dengan Pembangunan

BAB 3

BAB 3

Menghubungkan bencana dengan pembangunan 1 Pendahuluan

Modul pelatihan ini memberikan konsep baru tentang hubungan antara bencana dan pembangunan. Konsep baru ini telah berkembang dalam masyarakat pembangunan dalam beberapa tahun terakhir ini dan merupakan sokoguru utama dari Program Pelatihan Manajemen Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa. Jarang sekali satu minggu berlalu tanpa berita satu bencana besar di media. Yang menyebabkan kematian dan kerusakan adalah satu bencana yang sering kali menghapus program-program pembangunan yang bertahun-tahun lamanya dan menjadikan mundurnya pembangunan di negara-negara dunia ketiga, yang hanya memboroskan sumber-sumber daya yang berharga.

Untuk masa yang lama hubungan sebab dan akibat antara bencana dan pembangunan ekonomi dan sosial telah diabaikan. Para menteri Keuangan dan Perencanaan dan para perencana pembangunan sendiri tidak mempedulikan terhadap bencana-bencana. Hal paling baik, para perencana pembangunan berharap bahwa bencana tidak terjadi lagi, dan jika terjadi lagi, akan sangat efektif kalau hal itu ditangani pemulihannya oleh negara- negara donor dan organisasi-organisasi pemulihan. Program-program pembangunan tidak dinilai dalam konteks bencana, tidak dari pengaruh bencana pada program-program pembangunan atau dari titik apakah pro- gram-program pembangunan meningkatan kemungkinan terjadinya bencana atau meningkatkan pengaruh-pengaruh yang berpotensi merusak dari satu bencana.

Bencana dilihat dalam konteks respon emergensi- tidak sebagai bagian dari program pembangunan jangka panjang. Ketika satu bencana benar- benar terjadi, respon ditujukan ke kebutuhan-kebutuhan emergensi dan pembersihan. Komunitas yang berada dibawah tekanan bencana dilihat tidak

Gambar 3.1

layak untuk melaksanakan pembangunan. Lingkungan paska bencana

Gambar ini memetakan

dipandang sebagai terlalu bergolak untuk mempromosikan perubahan-

aspek-aspek pembangunan

perubahan institusi yang ditujukan pada peningkatan pembangunan jangka

masyarakat dan kerentanan

panjang.

+ terhadap bencana. Gambar

BIDANG PEMBANGUNAN

juga menunjukkan berbagai “orientasi” dengan orientasi

mana anda bisa menganalisa pembangunan dan kerentanan

T IF Pembangunan bisa Pembangunan

ID bahaya. Bidang dibagi ke

A menyebabkan

dalam aspek positif dan

E G kerentanan

bisa mengurangi

kerentanan

negatif dari bencana/

hubungan pembangunan

Bencana dapat

A Bencana dapat

IT

dengan sumbu vertikal.

ID memundurkan

memberikan

IF Separuh bagian kanan

B pembangunan

peluang

menunjukkan sisi positif atau

pembangunan

optimis tentang hubungan dan sisi kiri dari diagram berhubungan dengan aspek-

BIDANG BENCANA

aspek negatif dari hubungan.

Pernyataan pada setiap kuadran menyimpulkan

1 Sumber dari bab ini adalah Pembangunan dan Bencana, modul pelatihan UNDP/UNDRO yang disusun

konsep dasar yang diambil

oleh R.S. Stephenson dan Pengembangan dan Bencana: institusi study pembangunan yang disusun

dari dua bidang yang saling

untuk UNDP oleh INTERTECT, Januari 1991.

melengkapi.

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Kumpulan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang tentang hubungan antara bencana dan pembangunan memberikan indikasi empat thema dasar. Thema-thema yang disajikan pada gambar sebelumnya bisa dikembangkan sebagai berikut :

1. Bencana menunda program pembangunan dengan menghancurkan b

inisiatif pembangunan bertahun-tahun - Perbaikan infrastruktur misalnya transport dan sistim-sistim sarana

yang hancur karena banjir.

2. Pembangunan kembali setelah satu bencana memberikan peluang- peluang yang signifikan untuk memulai program-program pembangunan.

- Program perumahan mandiri untuk membangun kembali rumah yang rusak akibat gempa bumi mengajarkan ketrampilan- ketrampilan baru, memperkuat kebanggaan komunitas dan kepemimpinan dan mempertahankan dana pembangunan yang jika tidak begitu akan diekspor ke perusahaan-perusahaan konstruksi yang besar.

3. Program-program pembangunan dapat meningkatkan kerentanan satu

daerah terhadap bencana. - Peningkatan besar dalam bidang pembangunan peternakan

menyebabkan banyaknya lahan penggembalaan yang berpengaruh terhadap desertifikasi ( berubahnya hutan menjadi padang pasir ) dan meningkatkan kerentanan terhadap kelaparan.

4. Program-program pembangunan dapat dirancang untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana dan konsekuensi-konsekuensi negatifnya.

- Proyek-proyek perumahan yang dibangun dibawah undang-undang yang dirancang untuk bisa menahan angin kencang bisa menyebabkan kurangnya kerusakan selama badai tropis yang akan datang.

Para pembuat keputusan yang mengabaikan hubungan antara bencana dan pembangunan melakukan perbuatan yang merugikan terhadap orang- orang yang menaruh kepercayaan mereka kepada para pembuat keputusan. Secara meningkat, di seluruh dunia , Kementrian Perencanaan dan Keuangan yang berpikir maju dengan dukungan dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan Organisasi Non Pemerintah sedang melakukan penilaian proyek-proyek pembangunan dalam konteks pengurangan bencana dan sedang merancang program-program pemulihan bencana dengan memperhatikan kebutuhan- kebutuhan pembangunan jangka panjang.

Terganggunya pembangunan karena bencana

Bencana secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa cara, termasuk :

• Hilangnya sumber-sumber daya • Gangguan terhadap program-program • Pengaruh pada iklim investasi • Pengaruh pada sektor non-formal • Destabilisasi politik

B A G IA 1 Hubungan Bencana dengan Pembangunan

BAB 3

Hilangnya sumber-sumber daya

Sumber-sumber daya pembangunan hilang ketika satu bencana menghapus produk-produk investasi- hal itu juga memperpendek umur pembangunan investasi. Bencana mempengaruhi pembangunan lewat :

• Pengaruh pada inventaris dan cadangan modal • Kerugian produksi dan penyediaan pelayanan yang disebabkan oleh

kerusakan dan meningkatnya harga barang-barang dan jasa • Pengaruh-pengaruh sekunder dari bencana mencakup inflasi, masalah neraca pembayaran , meningkatnya pengeluaran fiskal, menurunnya

cadangan uang • Kerugian-kerugian secara tidak langsung, sebagai contoh : pengaruh pada posisi hutang negara dapat terjadi ketika beban pelayanan hutang

meningkat, negara memiliki sumber-sumber daya yang tersedia dalam jumlah yang lebih sedikit untuk diinvestasikan pada perusahaan- perusahaan yang produktif.

• Akibat kerugian-kerugian dari sumber-sumber daya ini meliputi: hilangnya pertumbuhan ekonomi, penundaan program-program pembangunan, pembatalan-pembatalan program, dan tidak adanya insentif terhadap investasi baru

• Mungkin juga ada pergeseran dalam sumber-sumber daya manusia yang trampil terhadap aktivitas pemulihan yang jelas – satu pengalihan dari kebutuhan jangka panjang ke kebutuhan jangka pendek

Gangguan terhadap program

Bencana menganggu program-program yang sedang berlangsung dan membelokan sumber-sumber daya dari penggunaan-penggunaan yang direncanakan sebelumnya.

Pengaruh pada iklim investasi

Bencana, khususnya pada saat hal itu telah terjadi secara berulang-ulang dalam satu periode waktu yang pendek, memiliki pengaruh negatif pada insentif untuk investasi lebih lanjut. Para investor membutuhkan iklim yang stabil dan kepastian untuk terdorong menginvestasikan uangnya. Bencana lebih lanjut menutupi gambar investasi ketika bencana tersebut menyebabkan hilangnya pekerjaan, dan oleh karena itu memberi tekanan pada tuntutan pasar, dan mengakibatkan stagnasi yang membatasi pertumbuhan secara keseluruhan.

Pengaruh pada sektor informal

Bencana mempunyai pengaruh-pengaruh negatif yang khusus pada sektor non-formal dimana perkiraan biaya-biaya dari bencana sering kali dianggap rendah. Bencana menekan ekonomi non-formal lewat biaya-biaya langsung dari hilangnya peralatan dan perumahan ( yang sering juga berfungsi sebagai tempat-tempat bisnis ). Biaya-biaya tidak langsung dari bencana termasuk hilangnya pekerjaan , dan hilangnya pendapatan. Kadang-kadang pemasukan barang-barang bantuan pemulihan menciptakan disinsentif kepada produsen.

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Destabilisasi politik

Tekanan pada satu negara yang disebabkan oleh bencana menyebabkan destabilisasi pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Sebagai contoh, pemerintah mungkin saja telah salah mengelola dana bantuan pemulihan bencana, yang menyebabkan ketidak puasan pada anggota masyarakat yang terkena bencana. Atau mereka yang selamat mungkin tidak bisa memenuhi harapannya, dengan berbagai alasan, kemudian menterjemahkan kedalam bentuk protes. Pemerintah dapat juga menjadi kambing hitam atas masalah-masalah di luar kontrolnya, lagi-lagi membawa ke kemungkinan kehancurannya . Sebenarnya, sangat umum terjadi suatu pemerintah bisa runtuh atau ditumbangkan dalam dua atau tiga tahun setelah bencana besar. Q . Ingatlah kembali bencana yang paling akhir menimpa di mana Anda sudah terbiasa dengan bencana itu. Berdasarkan pengalaman tersebut, berilah tanggapan terhadap hal-hal berikut ini.

1. Identifikasikan satu fasilitas yang kritis terhadap ekonomi setempat

yang lumpuh pelayanannya. _________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. Berilah nama satu proyek pembangunan yang terganggu. ________________________________________________________________________

3. Identifikasikan satu kasus dari satu investasi yang ditarik kembali atau

dikurangi karena adanya bencana. ________________________________________________________________________

4. Identifikasikan satu kasus dari pembangunan sektor non-formal yang dirugikan karena pemulihan bencana salah menempatkan kebutuhan untuk hal itu. ________________________________________________________________________

5. Terangkan dan berilah contoh bagaimana pemerintah bisa dibuat tidak

stabil oleh karena bencana. ________________________________________________________________________

Bagaimana pembangunan bisa menyebabkan bencana

Akibat-akibat sampingan dari upaya-upaya pembangunan yang bermaksud baik kadang-kadang mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang hebat. Proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan tanpa mempertimbangkan bahaya-bahaya lingkungan yang ada bisa meningkatkan kerentanan terhadap bencana alam. Sebagai contoh, proyek-proyek yang dirancang untuk meningkatkan peluang pekerjaan, dan dengan demikian meningkatkan pendapatan, biasanya menarik tambahnya pertumbuhan penduduk. Orang- orang yang berpenghasilan rendah mungkin harus mencari perumahan di daerah-daerah yang sebelunya dihindari, di lereng-lereng bukit atau di dataran- dataran. Biaya untuk bantuan pemulihan setelah adanya bencana tanah longsor atau banjir dapat melebihi keuntungan ekonomi yang dihasilkan karena tersedianya lebih banyak pekerjaan.Demikian juga halnya, proyek-proyek pembangunan bisa menyebabkan konsekuensi-konsekuensi politik yang negatif yang meningkatkan kerentanan terhadap konflik sipil.

besar dapat dibuat lebih cepat dibandingkan dengan pada saat berada dibawah kondisi-kondisi yang normal. Sebagai contoh, setelah terjadinya bencana, bisa saja tersedia peluang-peluang besar untuk melaksanakan program-pro- gram reformasi tanah, untuk memperbaikki cadangan perumahan secara keseluruhan, untuk menciptakan pekerjaan-pekerjaan dan ketrampilan- ketrampilan pekerjaan baru, dan untuk mengembangkan dan memajukan dasar ekonomi dari peluang-peluang komunitas yang pada saat tidak terjadi bencana hal ini tidak mungkin. Kemauan bersama untuk bertindak adalah merupakan satu keuntungan yang tidak seharusnya disia-siakan.

Bencana juga dapat menyoroti daerah-daerah beresiko tinggi dimana tindakan harus diambil sebelum bencana yang lain menghantam. Realisasi dari kerentanan dapat memotivasi para pembuat kebijakan dan publik untuk berpartisipasi didalam aktivitas-aktivitas mitigasi. Bencana juga dapat berfungsi untuk menyoroti fakta bahwa negara secara serius masih belum berkembang. Dengan demikian, bencana dapat membawa masuk pendanaan dan perhatian dari masyarakat donor untuk menerapkan kebutuhan pembangunan jangka panjang. ( Henderson, 1990 )

Gambar 3.1

Contoh pembangunan yang menyebabkan bencana atau meningkatkan kerentanan

Dari Bencana dan Pembangunan: Study dalam Pembangunan Institusi, Intertect, Januari,1991

Aktivitas pembangunan

Bangunan pabrik kimia yang menyediakan pekerjaan

Pengenalan spesies baru untuk mengontrol hama

Skema irigasi

Meningkatkan penggunaan pestisida atau pupuk untuk menambah hasil tanaman

Konstruksi bendungan listrik tenaga air

Penggalian sumur-sumur di daerah marginal

Pembangunan jalan di hutan tadah hujan

Pembangunan sekolahan pada garis patahan gempa

Sentralisasi proses perencanaan

Pemusatan fasilitas turis pada garis pantai yang rentan, bukit yang labil

Hasil

Kematian akibat ketidak hati- hatian terhadap pembuangan bahan kimia, meningkatnya, masalah kesehatan, kecela- kaan karena sampah beracun atau sampah berbahaya

Ekspansi yang tidak terkendali dari spesies baru ke dalam lingkungan, menyebabkan gagal panen

Banjir dimana kanal berhadapan dengan arus air alam

Cadangan air minum yang terkontaminasi

Pemindahan, pemasaman

Desertifikasi karena pengelompokan penduduk disekitar sumur

Tanah longsor, penggundulan hutan

Kematian/luka karena runtuhnya bangunan

Kelaparan karena kurangnya organisasi pemerintah lokal

Terbukanya populasi yang banyak terhadap resiko kematian luka/kerugian dari gelombang angin topan, angin kencang, tsunami, tanah longsor.

Industri

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Sumber daya Alam

Transportasi Komunikasi Pendidikan

Isu-isu pembangunan, kebijakan dan perencanaan

Sektor

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

B A G IA 1 Bahaya Alam

BAB 4

BAB 4

Bahaya alam

Pada bab-bab sebelumnya, diskusi mengenai bencana dan emergensi akibat dari bahaya ciptaan manusia dan ciptaan alam telah dikembangkan dalam istilah-istilah yang umum. Bagaimanapun juga, setiap bahaya mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri. Untuk memahami siknifikasi dan implikasi dari satu tipe khusus bencana, kita harus memiliki satu pemahaman dasar tentang alam, sebab dan akibatnya dari setiap tipe bahaya.

Daftar dari tipe-tipe bahaya sangatlah panjang. Banyak bahaya yang jarang muncul atau mempengaruhi hanya populasi yang sangat sedikit saja. Bahaya-bahaya yang lain, seperti badai salju yang dahsyat, sering kali terjadi di daerah-daerah yang memang sudah siap untuk menghadapi bahaya-bahaya itu dan bahaya-bahaya tersebut jarang menjadi bencana.Akan tetapi, dari perspektif korban bencana, hal ini secara khusus tidaklah bermanfaat untuk membedakan antara bencana kecil dan bencana besar. Sebagian bencana sekarang ini hanya menjadi perhatian kecil saja bagi komunitas internasional. Hal ini mencakup salju longsor, kabut, cuaca dingin, hujan es, petir, badai salju, dan tornado. Perhatian internasional menjadi berkurang terhadap bahaya-bahaya ini karena dampak dari bahaya-bahaya tersebut hanya relatif mempengaruhi sedikit orang dan negara-negara di mana bahaya-bahaya tersebut biasanya muncul, mempunyai sumber-sumber daya dan sistim-sistim yang memadai untuk merespon tanpa bantuan dari luar.

Ada beberapa tipe bahaya yang mendapatkan perhatian yang luas. Bahaya-bahaya tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :

Serangan bahaya yang mendadak – ( bahaya iklim dan geologis ) gempa bumi, tsunami, banjir, badai tropis, letusan gunung berapi, tanah longsor.

Serangan bahaya yang perlahan-lahan – ( bahaya lingkungan ) kekeringan, kelaparan, degradasi lingkungan, desertifikasi, penggundulan hutan, serbuan hama.

Teknologi/industri – kegagalan sistim/kecelakaan, tumpahan bahan kimia, letusan, kebakaran

Perang dan kerusuhan sipil – agresi bersenjata, pemberontakan, terorisme, dan tindakan-tindakan lain yang mengakibatkan berpindahnya orang-orang atau mengungsi

Epidemi – air dan/ makanan yang mengandung penyakit, penyakit yang menular dari satu orang ke orang lain ( lewat kontak dan pernapasan ), penyakit yang mengandung virus dan komplikasi-komplikasi dari luka

Tipe-tipe bahaya ini disoroti dalam materi pelatihan ini. Komunitas internasional menaruh minat terhadap bahaya-bahaya tersebut karena hal itu sering mempengaruhi populasi yang besar dan kebutuhan akan bantuan dari luar sangatlah jelas. Banyak bencana secara sendirinya merupakan kejadian-kejadian internasional dan mempunyai dampak terhadap seluruh daerah.

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Diskripsi singkat dari setiap tipe bahaya tersebut tersaji di bawah ini. Akan menjadi tanggung jawab Anda untuk menentukan bahaya mana yang menjadi perhatian negara Anda dan kemudian menentukan untu membaca meteri mengenai bahaya-bahaya itu.

Q . Bahaya mana yang menjadi perhatian negara Anda ?

A . Buatlah daftar bahaya-bahaya yang paling penting sesuai dengan tingkat dampak kedahsyatannya.

Sekarang pelajarilah lebih banyak tentang masing-masing bencana pada meteri berikut ini.

Bahaya Geologi

Gempa bumi Tsunami Letusan gunung berapi Tanah longsor

Bahaya Iklim

Badai tropis Banjir Kekeringan

Bahaya Lingkungan

Polusi lingkungan Penggundulan hutan Desertifikasi Penyerbuan hama

Epidemi Kecelakaan Industri

Karakteristik bahaya dan bencana khusus 1

Bagian ini memberikan satu indikasi dari karakteristik umum dari masing- masing tipe bahaya dan bermacam-macam tindakan menghadapi bencana yang mungkin diperlukan. Anda harus mencatat bahwa bencana mempunyai jaminan atau pengaruh-pengaruh tidak langsung yang bisa menahan bahkan setelah tipe bencana khusus secara langsung ditangani. Masalah pemindahan manusia setelah serangan bencana yang mendadak, seperti misalnya badai, mungkin berlanjut dengan baik setelah mendapatkan pertolongan segera, program-program pemulihan dan bahkan rehabilitasi yang sudah dilakukan. Dampak tambahan dapat merubah serangan bencana yang kelihatannya mendadak menjadi situasi emergensi yang berkesinambungan.

1 Materi dalam pencegahan bahaya dan populasinya dikutip dari Manual Manajemen

Bencana UNDP/UNDRO.

B A G IA 1 Bahaya Alam

BAB 4

Isu lebih lanjut yang harus diingat adalah mengenai konsekuensi dari satu serangan bencana yang mendadak ketika bantuan pertolongan terhalangi oleh karena adanya konflik sipil yang menyebabkan akses menjadi tidak mungkin. Dengan kata lain, terdapat banyak pertentangan. Meskipun demikian, karakteristik dasar dari tipe-tipe bencana khusus dan emergensi dan tindakan-tindakan respon yang memadai dapat disusun sebagai berikut:

n Phenomena sebab-akibat

n Pengaruh-pengaruh khusus

n Karakteristik umum

n Tindakan pengurangan resiko

yang mungkin

n Bisa diramalkan

n Tindakan kesiapan khusus

n Faktor penyumbang kerentanan

n Kebutuhan pasca bencana

yang khusus

Tipe-tipe yang berbeda dari bencana mempunyai pengaruh-pengaruh karakteristik sementara mempertahankan aspek-aspek yang unik. Tindakan– tindakan kesiapan dan pengurangan resiko, dan respon pasca bencana dan emergensi semua dapat difasilitasi oleh “ aturan main “ seperti yang diterangkan secara singkat di bagian ini- akan tetapi harus juga disesuaikan dengan kekhususan dari kondisi-kondisi setempat. Ingat :

(a.) dimana tipe-tipe bencana yang berbeda muncul secara gabungan- contoh : banjir yang menyertai badai tropis- pengaruh gabungannya harus dipertimbangkan; dan dimana satu bencana menyebabkan bencana lain ( sebagai contoh kelaparan yang menyebabkan perselisihan sipil ) pengaruh gabungannya harus diantisipasi.

(b) Kedahsyatan dari dampak aktualnya pada masyarakat tergantung pada faktor-faktor organisasi dan manusia dan juga faktor-faktor topografis dan alam.

Legenda

o Letusan gunung berapi

o Daerah daratan yang terpengaruh oleh

badai tropis

Gambar 4.1

o Garis pantai yang terbuka

o Desertifikasi aktif atau non aktif

Peta dunia dari terhadap gelombang tsunami bahaya yang sudah dipilihkan

o Jalur seismik

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

Gempa bumi