Ekonomi Agroindustri (S1 Agribisnis UWG Malang)
EKONOMI
AGROINDUSTRI
Oleh
Iwan Nugroho
iwanuwg@yahoo.com
http://iwanuwg.wordpress.com
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
Universitas Widyagama Malang
DAFTAR PUSTAKA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Drjen BPPHP. 2005. REVITALISASI PERTANIAN MELALUI AGROINDUSTRI PERDESAAN.
DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN,
DEPARTEMEN PERTANIAN
Supriati dan E. Suryani. 2006. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan
AGROINDUSTRI di Indonesia. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):92-106.
Amini Hidayati dan Mudrajad Kuncoro. 2004. KONSENTRASI GEOGRAFIS INDUSTRI
MANUFAKTUR DI GREATER JAKARTA DAN BANDUNG PERIODE 1980-2000: MENUJU SATU
DAERAH AGLOMERASI? Empirika, Vol. 17, No. 2, Desember 2004
Deptan. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009.
Thomas Darmawan (GAPMMI). 2004. The Linkages Between Agriculture Development,
Industry Development, and Regional Development”. Disajikan dalam Agriculture Policy for
The Future (UNSFIR) Jakarta, February 12-13, 2004
Iskandar A. Nuhung. 2002. Tantangan Usaha bagi UKM di Bidang Agribisnis. USAHAWAN
NO. 07 TH XXXI JULI 2002
Rusastra, I. W., B Rahman, Sumedi, dan T Sudaryanto. 2004. Struktur Pasar dan
Pemasaran Gabah-Beras dan Komoditi Kompetitor Utama. Forum Penelitian Agroekonomi.
24(2):227-260.
Daryanto, A dan H.K.S. Daryanto. 2000. MODEL KEPEMIMPINAN DAN PEMIMPIN
AGRIBISNIS DI MASA DEPAN. IPB BOGOR
Daryanto, A. 2007. EKONOMI POLITIK IMPOR CHICKEN LEG QUARTER (CLQ)
DI INDONESIA. IPB Bogor
Drajad, B. 2004. DINAMIKA LINGKUNGAN NASIONAL DAN GLOBAL PERKEBUNAN:
IMPLIKASI STRATEGIS BAGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN, LRPI Bogor
TUJUAN
Memahami karakteristik agroindustri
Memahami peran agroindustri
Memahami kebijakan agroindustri
Universitas Widyagama Malang
POKOK BAHASAN
•Peran agroindustri dalam perekonomian
nasional,
•Struktur, Perilaku dan Kekuatan Pasar,
•Integrasi perusahaan dan konglomerasi,
•Riset dan pengembangan teknologi,
•Perusahaan Multinasional,
•Eksternalitas dalam industri,
•Kebijakan publik bagi perusahaan.
Universitas Widyagama Malang
Definisi AGROINDUSTRI
Industri secara umum yang mengandalkan
SDA, teknologi, manajemen, skill yang
berbasis lokal
Universitas Widyagama Malang
PERAN AGROINDUSTRI
•Peran umum/strategis: transformasi
ekonomi
•Peran sosial: tenaga kerja, nilai-lokal
•Peran ekonomi: sektoral/makro
(pertanian dan industri manufaktur),
mikro (UMKM), struktur pasar, ekspor,
PDRB
•Peran Lingkungan: buffer SDA,
Universitas Widyagama Malang
MANFAAT AGROINDUSTRI
•MENDUKUNG kebijakan pertanian
•Menciptakan nilai tambah
•Menciptakan lapangan kerja
•Mendorong ekspor (export promotion)
•Menciptakan kesejahteraan: pendapatan
dan pemerataan
Universitas Widyagama Malang
AGROINDUSTRI vs
REVITALISASI PERTANIAN
•Agroindustri pedesaan: kluster
•Industri RT – UM/UB
•Komoditi pertanian yang berdaya
saing
•Transfer Teknologi
Universitas Widyagama Malang
SEKTOR SEKTOR AGROINDUSTRI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Padi
Jagung
Ketela pohon
Kedelai
Sayur-sayuran
Buah-buahan
Umbi-umbian
Kacang tanah
Kacang-kacangan lainnya
Tebu
Kelapa
Cengkeh
The
Tembakau
Kopi
Kelapa Sawit
Karet
T Perkebunan
Sapi Potong
Pemot. Hewan
Kambing
Telur
Unggas
Kerbau
Susu
26
Peternakan lain
27
Kayu Pertuk. Jati
28
Kayu Pertuk. Rimba
29
Gondorukem
30
Hasil hutan lain
31
Perikanan Laut
32
Perikanan Tambak
33
Perikanan darat lain
34
Pengeringan dan penggaraman
35
Minyak bumi
36
Gas Bumi
37
Belerang
38
Penggalian
Ind. Pengol&Pngwet daging, susu, sayur&buah
39
40
Ind. Minyak dan Lemak
41
Ind. Penggilingan Padi-padian
42
Ind Tepung segala jenis
43
Ind Makanan dari Tepung
44
Ind Gula
45
Ind Makanan lain
46
Ind Makanan Hewan
47
Ind minuman
48
Ind. Rokok
Universitas Widyagama
Malang
49
Ind. Tembakau
50
Ind Tekstil dan pakaian jadi
SEKTOR SEKTOR AGROINDUSTRI
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
Ind Pengolahan dan Penyamakan kulit
76
Angk KA
77
Bus
Ind Bambu, kayu dan rotan
78
Truk
Ind Kertas
79
Ang darat lain
Ind Barang dari Kertas dan Karton
80
Angk penyebrangan
Ind Pupuk dan Pestisida
81
Angk. Laut
Ind obat-obatan dan jamu
82
Angk. Udara
Ind kimia lain
83
Jasa penunjang angkutan
Ind Pengilangan minyak
84
Pos dan Giro
Ind barang karet dan plastik
85
Telekomunikasi
Ind barang dari mineral bukan logam
86
Jasa Penunjang Komunikasi
Ind semen dan kapur
87
Bank dan lembaga Keuangan
Ind Logam dasar
88
Koperasi Simpan Pinjam
Ind barang dari logam
89
Asuransi
Ind mesin
90
Pasar Modal
Ind barang elektronika
91
Jasa Penunjang keuangan lain
Ind Alat angkut&perbaikan kecuali kapal
92
Sewa Bangunan
Ind kapal dan perbaikannya
93
Jasa Perusahaan
Ind Barang yang tidak digolongkan
94
Pemerintahan Umum dan Pertahanan
Listrik
95
Jasa Hiburan dan kebudayaan
Gas kota
96
Jasa Pendidikan
air bersih
97
Jasa Kesehatan
bangunan/konstruksi
98
Jasa Kemasyarakatan lain
Perdagangan
99
Jasa Perorangan dan Rumahtangga
Hotel
100 kegitan yang tidak jelas batasannya
Restoran
Universitas Widyagama Malang
AGROINDUSTRI DAN Industri yang Memiliki Potensi Ekspor
Universitas Widyagama Malang
AGROINDUSTRI DAN Industri yang Memiliki Potensi Ekspor
Universitas Widyagama Malang
Indonesian Food Business
Characteristics
9
9
INDONESIAN
CONSUMER PROFILE
9
Food staples remain the most important (Rice, Corn,
Cassava)
Continued importance of fresh produce and unbranded
products (75%)
Rise of modern retail outlets (Supermarket, hypermarket,
minimarket)
215 million people
17,500 islands
65% rural, 35% urban
87% moslem
300 ethnics
58% live in Java, 21% live
in Sumatera
More than 30 types of food
cuisine
99% people still consume
rice as main food
Competitive Environment
9 Highly fragmented
9 Huge consumer base and low
cost factors attract foreign
players
9 Private labels in infancy
Universitas Widyagama Malang
Source: Euromonitor 2003 & USDA 2003
Indonesia Negara Agraris
dengan Impor Terbesar
Beras
3,7 juta ton/th (terbesar di dunia)
Gula
1,6 juta ton/th (no 2 di dunia)
Kedelai
1,3 juta ton/th + bungkil 1 juta ton/th
Gandum
4,5 juta ton/th
Jagung
1,2 juta ton/th
Ternak sapi
450.000 ekor/th + daging & jeroan
Tepung telur
30.000 ton/th
Susu bubuk
170.000 ton/th
Makanan olahan
US$ 1,5 miliar
Garam
1,5 juta ton/th
singkong
0,85 juta ton/th
Kacang tanah
100.000 ton/th
Universitas Widyagama Malang
Industri Pangan & Tembakau
Ö Strategis dalam perekonomian bangsa
Ö Total output
G
A
: Rp. 167,7 triliun ( tahun 2001)
Ö Hanya sekitar 25% dari total konsumsi pangan
Ö Jumlah industri : 916.000 (besar, UKM &RT)
Ö Tenaga Kerja : 3,2 juta orang
P
M
M
I
Ö Nilai Tambah : Rp. 64,6 triliun
Ö Berpengaruh kepada :
• HULU : Pertanian, Industri Kimia Dasar
• HILIR : Industri Kemasan, BTP,
Distribusi, Transportasi, Perdagangan, dsb.
Universitas Widyagama Malang
ARAH INDUSTRI PANGAN
PRIMER
Bibit/Benih
Bahan Baku
Tanam/Breeding
SEKUNDER
Pengolahan
Pangan
TERTIER
Olah Mix
Bahan Pangan
Tradisional
Tradisional
Modern
Modern
Panen
Pasca Panen
Universitas Widyagama Malang
K
O
N
S
U
M
E
N
PERAN AGROINDUSTRI vs industri
pengolahan vs pertanian
•Share thd PDB 25 persen
•Share thd TK 30 persen
Pada sektor pertanian
•Share thd PDB 14 persen
•Share thd TK 40 persen
Pada sektor industri manufaktur
•Share thd PDB 26 persen
•Share thd TK 9 persen
Universitas Widyagama Malang
Pangsa Agribisnis dalam GDP di Beberapa Negara (persen)
Universitas Widyagama Malang
Jumlah Industri Pangan Indonesia
(Skala Besar/Menengah, Kecil & Rumah Tangga) Th 19982002
Jenis
Industri
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
Besar dan
Menengah
4.573
4.666
4.661
4.544
4.553
Kecil
52.524
67.253
63.613
60.020
49.530
Rumah
Tangga
719.668 790.946
814.037
798.201
789.251
Total
776.765 862.865
882.311
862.765
843.334
Sumber : BPS (2003)
Penurunan jumlah Industri Kecil (1999-2002)->17.723 (26,35 %)
Penurunan industri skala RTUniversitas
(2000
– 2002)->24.786 (3,04%)
Widyagama Malang
Penurunan skala Besar & Mngh (2000-2002)->108 (2,31%)
Jumlah Tenaga Kerja Industri Pangan Indonesia
(Skala Besar, Menengah, Kecil dan Rumah Tangga)
Tahun 1998-2002
Jenis
Industri
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
Besar dan
Menengah
600.390
571.230
597.373
581.720
582.869
Kecil
402.558
521.586
480.643
474.356
391.450
Rumah
Tangga
1.487.258
1.646.955
1.671.698
1.641.979
1.623.568
Total
2.490.206
2.739.771
2.749.714
2.698.055
2.597.887
Sumber : BPS (2003)
Jumlah total penurunan tenaga kerja pada industri pangan dari
thn 2000– 2002 sebanyak 151.827 orang (5,5%). Untuk B/M relatif
Universitas Widyagama Malang
stabil, skala kecil turun 130.136 ( 24,9%) dan RT 48.130 (2,87%)
EKONOMI AGROINDUSTRI BRAZIL
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
Daerah Aglomerasi di DKI Jakarta dan Jawa Barat, 1980-2000
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
Konsentrasi Industri Manufaktur di Jawa Berdasarkan
Universitas Widyagama
Malang
Tenaga
Kerja,
1995
STRUKTUR PASAR
KRITERIA TENAGA KERJA
•MIKRO/RMH TNGGA 1-4 ORANG
•KECIL 5 -19 ORANG
•MENENGAH 20 – 99 ORANG
•BESAR LEBIH DARI 100 ORANG
AGROINDUSTRI MENENGAH/BESAR
•JUMLAH 0.5 %
•TK 29 %
•OUTPUT 88 %
•NILAI TAMBAH 91 %
AGROINDUSTRI KECIL
•JUMLAH 95 %
•TK 60 %
•OUTPUT 7 %
•NILAI TAMBAH 6 %
Universitas Widyagama Malang
Jalur Pemasaran Beras di Beberapa Kabupaten
Universitas Widyagama Malang
SEKTOR EKONOMI DOMINAN, ATAS
DASAR NILAI TAMBAH
MAKAN-MINUMAN, TEMBAKAU 25 %
KAYU, OLAHAN HASIL HUTAN 88 %
TEKSTIL, BRG KULIT & ALAS KAKI 15 %
INDUSTRI NON PERTANIAN 30 %
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
MULTIPLIER SEKTOR AGROINDUSTRI DI INDONESIA
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
Kapasitas produksi agoindustri
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
AGROINDUSTRI SEDANG/BESAR
•JUMLAH 0.5 %
•TK 29 %
•OUTPUT 88 %
•NILAI TAMBAH 91 %
AGROINDUSTRI KECIL
•JUMLAH 95 %
•TK 60 %
•OUTPUT 7 %
•NILAI TAMBAH 6 %
KRITERIA TENAGA KERJA
•MIKRO/RMH TNGGA 1-4 ORANG
•KECIL 5 -19 ORANG
•MENENGAH 20 – 99 ORANG
•BESAR LEBIH DARI 100 ORANG
Universitas Widyagama Malang
Neraca Produksi dan Konsumsi Beras, beberapa Kabupaten,19952001
Universitas Widyagama Malang
Neraca Produksi dan Konsumsi Beras, beberapa provinsi,19952001
Universitas Widyagama Malang
Penyebab kenaikan harga pangan oleh
produsen
1. Kenaikan harga bahan baku & kemasan
2. Kenaikan biaya transportasi & distribusi barang
3. Daya beli konsumen (adanya kenaikan upah/UMP, tunjangan
guru/pegawai negeri & panen oleh petani)
4. Adanya produk substitusi (roti/mie dg warteg)
5. Adanya produk pesaing
6. Adanya produk impor dari luar negeri (resmi & illegal).
7. Pungutan dan pajak yg harus dibayar ( pusat & daerah)
8. Biaya tenaga kerja dan kenaikan upah (UMP)
9. Supply dan Demand (khusus untuk produk pertanian)
Universitas Widyagama Malang
Pengaruh Kenaikan Bea Masuk dan Tataniaga Gula
• Bea masuk 30% pada Jan 2000, naik Rp 550/700/kg (45%)
dan tata niaga pada tahun 2002.
• Terjadi kenaikan harga eceran & kelangkaan gula dipasar dari
Rp 3.100 – 3.500 jadi Rp 5.000 – 5.500/kg sebesar 40 – 60%
• Kenaikan ongkos produksi pangan yg memakai gula 15 –
35% (rata2 : 30% utk roti & biskuit. 60% utk permen,
sirop,manisan).
• Pengaruh kenaikan pada bahan pemanis lainnya seperti gula
kelapa, gula merah, dll ikut meningkat tinggi
• Untuk menaikan harga jual sangat sulit karena daya beli
konsumen yg rendah dan adanya ancaman dari produksi
industri besar/multinasional serta barang impor.
• Kelangkaan akan berpengaruh pada produk pertanian
(buah2an unt manisan/dodol/ampyang) krn penjualan turun
Universitas Widyagama Malang
banyak yg stop produksi.
MENGAPA
INDUSTRI IMPORT GULA
PERTIMBANGAN :
z
z
z
z
z
z
z
GULA INDUSTRI LOKAL TIDAK MEMENUHI SPESIFIKASI GULA
INDUSTRI – DOUBLE REFINED/REFINED SUGAR (WARNA,
KEMURNIAN, BENDA ASING)
GULA INDUSTRI LOKAL YANG DAPAT DIGUNAKAN OLEH
INDUSTRI HANYA DARI 3 INDUSTRI YANG KAPASITASNYA
HANYA 450,000 MT/TH (KEBUTUHAN 850,000 MT/TH)
MENJAGA KELANCARAN PROSES PRODUKSI MAKANAN /
MINUMAN SEPANJANG TAHUN
PANGAN OLAHAN PERLU BERTAHAN DALAM WAKTU LAMA (3-4
TH) DIMANA WARNA DAN RASA HARUS STABIL
GULA LOKAL TERBATAS PRODUKSINYA (1,5-1,7 JUTA TON)
DAN HABIS DISERAP UNTUK KONSUMSI LANGSUNG SERTA
INDUSTRI KECIL & RUMAH TANGGA
YG MAMPU IMPOR HANYA MULTINASIONAL / BESAR KRN
PUNYA MODAL, KAPASITAS HARUS BESAR, KONTINYU &
SUPLIER YG BAIK
UKM HARUS MEMBELI LEWAT IMPORTIR & PEDAGANG.
Universitas Widyagama Malang
KEPENTINGAN INDUSTRI
MENJUAL PRODUCT YANG COMPETITIVE HARGANYA
BAIK DI PASAR LOCAL MAUPUN PASAR
INTERNATIONAL
2 MEMPERTAHANKAN KWALITAS PRODUCT DENGAN
CARA MENJAGA KWALITAS BAHAN BAKUNYA
3 MELINDUNGI KARYAWAN DARI PHK (JUMLAH
KARYAWAN INDUSTRI MAKANAN/MINUMAN = 2,7 JUTA
ORANG)
4 INDUSTRI PANGAN MEMERLUKAN GULA UNTUK
:PEMANIS(ROTI,BISKUIT,SIROP,MINUMAN, SKM)
PENGAWETAN (MANISAN, NATA DE COCO) DAN
PENGERASAN (PERMEN, DODOL), DAN TIDAK BISA
DIGANTI DENGAN YANG LAIN
1
Universitas Widyagama Malang
KEPENTINGAN PEMERINTAH
1
2
3
4
5
6
7
8
MELINDUNGI PETANI
TEBU DAN PABRIK GULA
NASIONAL (2 JUTA ORANG)
MELINDUNGI
RAKYAT
AGAR
HARGA
BAHAN
KEBUTUHAN POKOK TERJANGKAU (210 JUTA ORANG)
MENGEFISIENKAN PABRIK GULA DI INDONESIA AGAR
DAPAT BERSAING DI PASAR BEBAS
MENCEGAH INFLASI YANG TERLALU TINGGI
MELINDUNGI INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
DALAM NEGERI
MENGUSAHAKAN INVESTASI ASING MASUK KE
INDONESIA
MENINGKATKAN CADANGAN DEVISA NEGARA
MENJAGA AGAR TIDAK ADA DISTORSI & MEMATIKAN
INDUSTRI KECIL & RUMAH TANGGA
Universitas Widyagama Malang
Leadership dalam Agroindustri
KEPEMIMPINAN dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para
anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang
dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
IMPLIKASI DEFINISI KEPEMIMPINAN
• kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu
para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau
bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan
dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan
atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga.
• seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang
dengan kekuasaannya (his or her power) mampu menggugah
pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan.
Universitas Widyagama Malang
Daryanto and Daryanto (2000)
Model Kepemimpinan
• Model Watak. Memperhatikan kepada watak individu para
pemimpin, misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan,
ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, dll
• Model Situasional. Memperhatikan lebih berdasarkan fungsi
melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien.
• Model Efektif. Memperhatikan kepada dua dimensi, yaitu struktur
kelembagaan (mengorganisasikan kelompok) dan konsiderasi
(menjalin komunikasi dan human relation).
• Model Kontingensi. Gabungan dari model watak (gaya) dan
situasi.
• Model Transformasional. kepemimpinan (modern/luwes,
breakthrough leadership) yang mampu mendefinisikan,
mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan
bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.
Lawan dari model transaksional (birokratis)
Universitas Widyagama Malang
Daryanto and Daryanto (2000)
Kebutuhan Kepemimpinan Agroindustri
• Pemimpin transformasional yang karismatik, inspirasional
dan visioner merupakan kombinasi yang ideal, guna
meningkatkan daya saing perusahaan agribisnis dan
merupakan modal dasar yang kuat untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas, dan inovasi usaha dalam dunia yang
lebih bersaing.
• Pemimpin atau manajer agribisnis/agroindustri di masa
depan harus mempunyai kecakapan antarpribadi dan
kecakapan komunikasi yang tangguh, serta kemampuan
bekerja secara tim (team skills).
Universitas Widyagama Malang
Daryanto and Daryanto (2000)
EKSTERNALITAS; dampak buruk agroindustri
1. Dualisme ekonomi, yaitu usaha besar vs usaha rakyat, pada sektor
perkebunan, peternakan, Perbedaan keduanya tidak jarang menimbulkan
konflik ekonomi yang berkembang menjadi konflik sosial (Drajad, 2004)
2. Rekayasa genetik. Genetically Modified Organism (GMO) atau rekayasa
teknologi genetika untuk meningkatkan kualitas produksi hasil pertanian,
termasuk tahan hama dan penyakit; meskipun belum terbukti hasilnya. Isu
GMO ini dianggap sebagai proteksi terselubung oleh negara maju dengan
tujuan untuk menghambat perdagangan produk pertanian dari negara-negara
berkembang
3. Unfair trade. Impor CHICKEN LEG QUARTER (CLQ) Bagi Agroindustri
Perunggasan Indonesia, harga per kg CLQ di USA sekitar 20 % dari harga per
kg dada ayam, atau harga ayam utuh 5 kali lipat dari harga CLQ. Berakibat
buruk bagi industri unggas nasional, pengangguran, kemiskinan dan hilangnya
pajak. (Daryanto, 2007).
Universitas Widyagama Malang
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Lingkungan Strategis,
• Perluasan basis pertumbuhan dengan mempercepat inovasi teknologi.
• Pengembangan kelembagaan untuk mengakses manfaat globalisasi dan
mengurangi resiko kemungkinan munculnya dampak negatif.
• Perbaikan akses masyarakat thd aset produktif dan kesempatan kerja demi
percepatan pertumbuhan pendapatan dan pengurangan tingkat
kemiskinan.
• Perubahan yang cepat dari pola konsumsi dan urbanisasi ; serta
• Perubahan politik, termasuk kebijaksanaan pembangunan yang berkaitan
dengan demokratisasi dan desentralisasi.
Penataan Kembali Industri Perdesaan
• Percepatan pembangunan sumberdaya manusia dan kewirausahaan
• Memperkuat modal sosial melalui desentralisasi, gerakan kolektif dan
pemberdayaan masyarakat.
• Revitalisasi peroduktivitas pertanian berspektrum luas melalui peningkatan
penerapan teknologi dan diversifikasi
• Mendukung agribisnis dan sistem usahatani dan industri pertanian yang
berkemampuan daya saing
Universitas Widyagama Malang
• Meningkatkan manajemen sumberdaya
alam
KEBUTUHAN STRATEGI
1. Aspek Kebijakan: pembangunan agribisnis (hulu-hilir)
BERBASIS pedesaan.
2. Koordinasi Lintas Sektoral: sinkronisasi kelembagaan
dan program-2 di tingkat pusat dan daerah; mencakup
penyuluhan, .penanganan pascapanen, pengolahan dan
pemasaran hasil
3. Aspek Teknologi: pengembangan teknologi alsin tepat
guna didukung fasilitas kredit berbunga rendah dan persyaratan
lunak.
4. Aspek Kelembagaan: sistem perekonomian pedesaan
terutama di bidang teknologi alsin dan manajemen usaha agar
mereka mampu meraih nilai tambah
5. Aspek Sumber Daya Manusia: Peningkatan mutu SDM
dalam kewirausahaan, manajemen dan perencanaan usaha.
6. Aspek Permodalan. Pengembangan kelembagaan
permodalan untuk pascapanen/pengolahan, berbunga rendah
dan persyaratan lunak Universitas Widyagama Malang
AGENDA DAN PROGRAM AGROINDUSTRI
(1) Perluasan kesempatan kerja; Program Penumbuhan
Industri Pertanian di Perdesaan, didukung teknologi,
infrastruktur dan permodalan;
(2) Peningkatan nilai tambah; Program Peningkatan Teknologi
dan Pengembangan Produk, didukung upaya-upaya (i)
Peningkatan teknologi proses dan sarana pengolahan, (ii)
Diversifikasi produk, (iii) Peningkatan teknologi kemasan
(3) Peningkatan daya saing; dilaksanakan melalui (i) Program
Peningkatan Mutu dan Standardisasi, dan (ii) Program
Pengembangan Pemasaran
(4) Pemberdayaan usaha; dilaksanakan melalui (i) Program
Pengembangan Infrastruktur Publik dan (ii) Program
peningkatan produktivitas dan kesejahteraan sosial.
(5) Modernisasi penggunaan alat dan mesin pertanian;
dilaksanakan melalui (i) kerjasama dengan dunia usaha,
Widyagama Malang
(ii) Program pelatihanUniversitas
ketrampilan,
dan (iii) sertifikasi alsin
AGROINDUSTRI
Oleh
Iwan Nugroho
iwanuwg@yahoo.com
http://iwanuwg.wordpress.com
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
Universitas Widyagama Malang
DAFTAR PUSTAKA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Drjen BPPHP. 2005. REVITALISASI PERTANIAN MELALUI AGROINDUSTRI PERDESAAN.
DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN,
DEPARTEMEN PERTANIAN
Supriati dan E. Suryani. 2006. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan
AGROINDUSTRI di Indonesia. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):92-106.
Amini Hidayati dan Mudrajad Kuncoro. 2004. KONSENTRASI GEOGRAFIS INDUSTRI
MANUFAKTUR DI GREATER JAKARTA DAN BANDUNG PERIODE 1980-2000: MENUJU SATU
DAERAH AGLOMERASI? Empirika, Vol. 17, No. 2, Desember 2004
Deptan. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009.
Thomas Darmawan (GAPMMI). 2004. The Linkages Between Agriculture Development,
Industry Development, and Regional Development”. Disajikan dalam Agriculture Policy for
The Future (UNSFIR) Jakarta, February 12-13, 2004
Iskandar A. Nuhung. 2002. Tantangan Usaha bagi UKM di Bidang Agribisnis. USAHAWAN
NO. 07 TH XXXI JULI 2002
Rusastra, I. W., B Rahman, Sumedi, dan T Sudaryanto. 2004. Struktur Pasar dan
Pemasaran Gabah-Beras dan Komoditi Kompetitor Utama. Forum Penelitian Agroekonomi.
24(2):227-260.
Daryanto, A dan H.K.S. Daryanto. 2000. MODEL KEPEMIMPINAN DAN PEMIMPIN
AGRIBISNIS DI MASA DEPAN. IPB BOGOR
Daryanto, A. 2007. EKONOMI POLITIK IMPOR CHICKEN LEG QUARTER (CLQ)
DI INDONESIA. IPB Bogor
Drajad, B. 2004. DINAMIKA LINGKUNGAN NASIONAL DAN GLOBAL PERKEBUNAN:
IMPLIKASI STRATEGIS BAGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN, LRPI Bogor
TUJUAN
Memahami karakteristik agroindustri
Memahami peran agroindustri
Memahami kebijakan agroindustri
Universitas Widyagama Malang
POKOK BAHASAN
•Peran agroindustri dalam perekonomian
nasional,
•Struktur, Perilaku dan Kekuatan Pasar,
•Integrasi perusahaan dan konglomerasi,
•Riset dan pengembangan teknologi,
•Perusahaan Multinasional,
•Eksternalitas dalam industri,
•Kebijakan publik bagi perusahaan.
Universitas Widyagama Malang
Definisi AGROINDUSTRI
Industri secara umum yang mengandalkan
SDA, teknologi, manajemen, skill yang
berbasis lokal
Universitas Widyagama Malang
PERAN AGROINDUSTRI
•Peran umum/strategis: transformasi
ekonomi
•Peran sosial: tenaga kerja, nilai-lokal
•Peran ekonomi: sektoral/makro
(pertanian dan industri manufaktur),
mikro (UMKM), struktur pasar, ekspor,
PDRB
•Peran Lingkungan: buffer SDA,
Universitas Widyagama Malang
MANFAAT AGROINDUSTRI
•MENDUKUNG kebijakan pertanian
•Menciptakan nilai tambah
•Menciptakan lapangan kerja
•Mendorong ekspor (export promotion)
•Menciptakan kesejahteraan: pendapatan
dan pemerataan
Universitas Widyagama Malang
AGROINDUSTRI vs
REVITALISASI PERTANIAN
•Agroindustri pedesaan: kluster
•Industri RT – UM/UB
•Komoditi pertanian yang berdaya
saing
•Transfer Teknologi
Universitas Widyagama Malang
SEKTOR SEKTOR AGROINDUSTRI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Padi
Jagung
Ketela pohon
Kedelai
Sayur-sayuran
Buah-buahan
Umbi-umbian
Kacang tanah
Kacang-kacangan lainnya
Tebu
Kelapa
Cengkeh
The
Tembakau
Kopi
Kelapa Sawit
Karet
T Perkebunan
Sapi Potong
Pemot. Hewan
Kambing
Telur
Unggas
Kerbau
Susu
26
Peternakan lain
27
Kayu Pertuk. Jati
28
Kayu Pertuk. Rimba
29
Gondorukem
30
Hasil hutan lain
31
Perikanan Laut
32
Perikanan Tambak
33
Perikanan darat lain
34
Pengeringan dan penggaraman
35
Minyak bumi
36
Gas Bumi
37
Belerang
38
Penggalian
Ind. Pengol&Pngwet daging, susu, sayur&buah
39
40
Ind. Minyak dan Lemak
41
Ind. Penggilingan Padi-padian
42
Ind Tepung segala jenis
43
Ind Makanan dari Tepung
44
Ind Gula
45
Ind Makanan lain
46
Ind Makanan Hewan
47
Ind minuman
48
Ind. Rokok
Universitas Widyagama
Malang
49
Ind. Tembakau
50
Ind Tekstil dan pakaian jadi
SEKTOR SEKTOR AGROINDUSTRI
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
Ind Pengolahan dan Penyamakan kulit
76
Angk KA
77
Bus
Ind Bambu, kayu dan rotan
78
Truk
Ind Kertas
79
Ang darat lain
Ind Barang dari Kertas dan Karton
80
Angk penyebrangan
Ind Pupuk dan Pestisida
81
Angk. Laut
Ind obat-obatan dan jamu
82
Angk. Udara
Ind kimia lain
83
Jasa penunjang angkutan
Ind Pengilangan minyak
84
Pos dan Giro
Ind barang karet dan plastik
85
Telekomunikasi
Ind barang dari mineral bukan logam
86
Jasa Penunjang Komunikasi
Ind semen dan kapur
87
Bank dan lembaga Keuangan
Ind Logam dasar
88
Koperasi Simpan Pinjam
Ind barang dari logam
89
Asuransi
Ind mesin
90
Pasar Modal
Ind barang elektronika
91
Jasa Penunjang keuangan lain
Ind Alat angkut&perbaikan kecuali kapal
92
Sewa Bangunan
Ind kapal dan perbaikannya
93
Jasa Perusahaan
Ind Barang yang tidak digolongkan
94
Pemerintahan Umum dan Pertahanan
Listrik
95
Jasa Hiburan dan kebudayaan
Gas kota
96
Jasa Pendidikan
air bersih
97
Jasa Kesehatan
bangunan/konstruksi
98
Jasa Kemasyarakatan lain
Perdagangan
99
Jasa Perorangan dan Rumahtangga
Hotel
100 kegitan yang tidak jelas batasannya
Restoran
Universitas Widyagama Malang
AGROINDUSTRI DAN Industri yang Memiliki Potensi Ekspor
Universitas Widyagama Malang
AGROINDUSTRI DAN Industri yang Memiliki Potensi Ekspor
Universitas Widyagama Malang
Indonesian Food Business
Characteristics
9
9
INDONESIAN
CONSUMER PROFILE
9
Food staples remain the most important (Rice, Corn,
Cassava)
Continued importance of fresh produce and unbranded
products (75%)
Rise of modern retail outlets (Supermarket, hypermarket,
minimarket)
215 million people
17,500 islands
65% rural, 35% urban
87% moslem
300 ethnics
58% live in Java, 21% live
in Sumatera
More than 30 types of food
cuisine
99% people still consume
rice as main food
Competitive Environment
9 Highly fragmented
9 Huge consumer base and low
cost factors attract foreign
players
9 Private labels in infancy
Universitas Widyagama Malang
Source: Euromonitor 2003 & USDA 2003
Indonesia Negara Agraris
dengan Impor Terbesar
Beras
3,7 juta ton/th (terbesar di dunia)
Gula
1,6 juta ton/th (no 2 di dunia)
Kedelai
1,3 juta ton/th + bungkil 1 juta ton/th
Gandum
4,5 juta ton/th
Jagung
1,2 juta ton/th
Ternak sapi
450.000 ekor/th + daging & jeroan
Tepung telur
30.000 ton/th
Susu bubuk
170.000 ton/th
Makanan olahan
US$ 1,5 miliar
Garam
1,5 juta ton/th
singkong
0,85 juta ton/th
Kacang tanah
100.000 ton/th
Universitas Widyagama Malang
Industri Pangan & Tembakau
Ö Strategis dalam perekonomian bangsa
Ö Total output
G
A
: Rp. 167,7 triliun ( tahun 2001)
Ö Hanya sekitar 25% dari total konsumsi pangan
Ö Jumlah industri : 916.000 (besar, UKM &RT)
Ö Tenaga Kerja : 3,2 juta orang
P
M
M
I
Ö Nilai Tambah : Rp. 64,6 triliun
Ö Berpengaruh kepada :
• HULU : Pertanian, Industri Kimia Dasar
• HILIR : Industri Kemasan, BTP,
Distribusi, Transportasi, Perdagangan, dsb.
Universitas Widyagama Malang
ARAH INDUSTRI PANGAN
PRIMER
Bibit/Benih
Bahan Baku
Tanam/Breeding
SEKUNDER
Pengolahan
Pangan
TERTIER
Olah Mix
Bahan Pangan
Tradisional
Tradisional
Modern
Modern
Panen
Pasca Panen
Universitas Widyagama Malang
K
O
N
S
U
M
E
N
PERAN AGROINDUSTRI vs industri
pengolahan vs pertanian
•Share thd PDB 25 persen
•Share thd TK 30 persen
Pada sektor pertanian
•Share thd PDB 14 persen
•Share thd TK 40 persen
Pada sektor industri manufaktur
•Share thd PDB 26 persen
•Share thd TK 9 persen
Universitas Widyagama Malang
Pangsa Agribisnis dalam GDP di Beberapa Negara (persen)
Universitas Widyagama Malang
Jumlah Industri Pangan Indonesia
(Skala Besar/Menengah, Kecil & Rumah Tangga) Th 19982002
Jenis
Industri
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
Besar dan
Menengah
4.573
4.666
4.661
4.544
4.553
Kecil
52.524
67.253
63.613
60.020
49.530
Rumah
Tangga
719.668 790.946
814.037
798.201
789.251
Total
776.765 862.865
882.311
862.765
843.334
Sumber : BPS (2003)
Penurunan jumlah Industri Kecil (1999-2002)->17.723 (26,35 %)
Penurunan industri skala RTUniversitas
(2000
– 2002)->24.786 (3,04%)
Widyagama Malang
Penurunan skala Besar & Mngh (2000-2002)->108 (2,31%)
Jumlah Tenaga Kerja Industri Pangan Indonesia
(Skala Besar, Menengah, Kecil dan Rumah Tangga)
Tahun 1998-2002
Jenis
Industri
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
Besar dan
Menengah
600.390
571.230
597.373
581.720
582.869
Kecil
402.558
521.586
480.643
474.356
391.450
Rumah
Tangga
1.487.258
1.646.955
1.671.698
1.641.979
1.623.568
Total
2.490.206
2.739.771
2.749.714
2.698.055
2.597.887
Sumber : BPS (2003)
Jumlah total penurunan tenaga kerja pada industri pangan dari
thn 2000– 2002 sebanyak 151.827 orang (5,5%). Untuk B/M relatif
Universitas Widyagama Malang
stabil, skala kecil turun 130.136 ( 24,9%) dan RT 48.130 (2,87%)
EKONOMI AGROINDUSTRI BRAZIL
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
Daerah Aglomerasi di DKI Jakarta dan Jawa Barat, 1980-2000
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
Konsentrasi Industri Manufaktur di Jawa Berdasarkan
Universitas Widyagama
Malang
Tenaga
Kerja,
1995
STRUKTUR PASAR
KRITERIA TENAGA KERJA
•MIKRO/RMH TNGGA 1-4 ORANG
•KECIL 5 -19 ORANG
•MENENGAH 20 – 99 ORANG
•BESAR LEBIH DARI 100 ORANG
AGROINDUSTRI MENENGAH/BESAR
•JUMLAH 0.5 %
•TK 29 %
•OUTPUT 88 %
•NILAI TAMBAH 91 %
AGROINDUSTRI KECIL
•JUMLAH 95 %
•TK 60 %
•OUTPUT 7 %
•NILAI TAMBAH 6 %
Universitas Widyagama Malang
Jalur Pemasaran Beras di Beberapa Kabupaten
Universitas Widyagama Malang
SEKTOR EKONOMI DOMINAN, ATAS
DASAR NILAI TAMBAH
MAKAN-MINUMAN, TEMBAKAU 25 %
KAYU, OLAHAN HASIL HUTAN 88 %
TEKSTIL, BRG KULIT & ALAS KAKI 15 %
INDUSTRI NON PERTANIAN 30 %
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
MULTIPLIER SEKTOR AGROINDUSTRI DI INDONESIA
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
Kapasitas produksi agoindustri
Universitas Widyagama Malang
STRUKTUR PASAR
AGROINDUSTRI SEDANG/BESAR
•JUMLAH 0.5 %
•TK 29 %
•OUTPUT 88 %
•NILAI TAMBAH 91 %
AGROINDUSTRI KECIL
•JUMLAH 95 %
•TK 60 %
•OUTPUT 7 %
•NILAI TAMBAH 6 %
KRITERIA TENAGA KERJA
•MIKRO/RMH TNGGA 1-4 ORANG
•KECIL 5 -19 ORANG
•MENENGAH 20 – 99 ORANG
•BESAR LEBIH DARI 100 ORANG
Universitas Widyagama Malang
Neraca Produksi dan Konsumsi Beras, beberapa Kabupaten,19952001
Universitas Widyagama Malang
Neraca Produksi dan Konsumsi Beras, beberapa provinsi,19952001
Universitas Widyagama Malang
Penyebab kenaikan harga pangan oleh
produsen
1. Kenaikan harga bahan baku & kemasan
2. Kenaikan biaya transportasi & distribusi barang
3. Daya beli konsumen (adanya kenaikan upah/UMP, tunjangan
guru/pegawai negeri & panen oleh petani)
4. Adanya produk substitusi (roti/mie dg warteg)
5. Adanya produk pesaing
6. Adanya produk impor dari luar negeri (resmi & illegal).
7. Pungutan dan pajak yg harus dibayar ( pusat & daerah)
8. Biaya tenaga kerja dan kenaikan upah (UMP)
9. Supply dan Demand (khusus untuk produk pertanian)
Universitas Widyagama Malang
Pengaruh Kenaikan Bea Masuk dan Tataniaga Gula
• Bea masuk 30% pada Jan 2000, naik Rp 550/700/kg (45%)
dan tata niaga pada tahun 2002.
• Terjadi kenaikan harga eceran & kelangkaan gula dipasar dari
Rp 3.100 – 3.500 jadi Rp 5.000 – 5.500/kg sebesar 40 – 60%
• Kenaikan ongkos produksi pangan yg memakai gula 15 –
35% (rata2 : 30% utk roti & biskuit. 60% utk permen,
sirop,manisan).
• Pengaruh kenaikan pada bahan pemanis lainnya seperti gula
kelapa, gula merah, dll ikut meningkat tinggi
• Untuk menaikan harga jual sangat sulit karena daya beli
konsumen yg rendah dan adanya ancaman dari produksi
industri besar/multinasional serta barang impor.
• Kelangkaan akan berpengaruh pada produk pertanian
(buah2an unt manisan/dodol/ampyang) krn penjualan turun
Universitas Widyagama Malang
banyak yg stop produksi.
MENGAPA
INDUSTRI IMPORT GULA
PERTIMBANGAN :
z
z
z
z
z
z
z
GULA INDUSTRI LOKAL TIDAK MEMENUHI SPESIFIKASI GULA
INDUSTRI – DOUBLE REFINED/REFINED SUGAR (WARNA,
KEMURNIAN, BENDA ASING)
GULA INDUSTRI LOKAL YANG DAPAT DIGUNAKAN OLEH
INDUSTRI HANYA DARI 3 INDUSTRI YANG KAPASITASNYA
HANYA 450,000 MT/TH (KEBUTUHAN 850,000 MT/TH)
MENJAGA KELANCARAN PROSES PRODUKSI MAKANAN /
MINUMAN SEPANJANG TAHUN
PANGAN OLAHAN PERLU BERTAHAN DALAM WAKTU LAMA (3-4
TH) DIMANA WARNA DAN RASA HARUS STABIL
GULA LOKAL TERBATAS PRODUKSINYA (1,5-1,7 JUTA TON)
DAN HABIS DISERAP UNTUK KONSUMSI LANGSUNG SERTA
INDUSTRI KECIL & RUMAH TANGGA
YG MAMPU IMPOR HANYA MULTINASIONAL / BESAR KRN
PUNYA MODAL, KAPASITAS HARUS BESAR, KONTINYU &
SUPLIER YG BAIK
UKM HARUS MEMBELI LEWAT IMPORTIR & PEDAGANG.
Universitas Widyagama Malang
KEPENTINGAN INDUSTRI
MENJUAL PRODUCT YANG COMPETITIVE HARGANYA
BAIK DI PASAR LOCAL MAUPUN PASAR
INTERNATIONAL
2 MEMPERTAHANKAN KWALITAS PRODUCT DENGAN
CARA MENJAGA KWALITAS BAHAN BAKUNYA
3 MELINDUNGI KARYAWAN DARI PHK (JUMLAH
KARYAWAN INDUSTRI MAKANAN/MINUMAN = 2,7 JUTA
ORANG)
4 INDUSTRI PANGAN MEMERLUKAN GULA UNTUK
:PEMANIS(ROTI,BISKUIT,SIROP,MINUMAN, SKM)
PENGAWETAN (MANISAN, NATA DE COCO) DAN
PENGERASAN (PERMEN, DODOL), DAN TIDAK BISA
DIGANTI DENGAN YANG LAIN
1
Universitas Widyagama Malang
KEPENTINGAN PEMERINTAH
1
2
3
4
5
6
7
8
MELINDUNGI PETANI
TEBU DAN PABRIK GULA
NASIONAL (2 JUTA ORANG)
MELINDUNGI
RAKYAT
AGAR
HARGA
BAHAN
KEBUTUHAN POKOK TERJANGKAU (210 JUTA ORANG)
MENGEFISIENKAN PABRIK GULA DI INDONESIA AGAR
DAPAT BERSAING DI PASAR BEBAS
MENCEGAH INFLASI YANG TERLALU TINGGI
MELINDUNGI INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
DALAM NEGERI
MENGUSAHAKAN INVESTASI ASING MASUK KE
INDONESIA
MENINGKATKAN CADANGAN DEVISA NEGARA
MENJAGA AGAR TIDAK ADA DISTORSI & MEMATIKAN
INDUSTRI KECIL & RUMAH TANGGA
Universitas Widyagama Malang
Leadership dalam Agroindustri
KEPEMIMPINAN dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para
anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang
dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
IMPLIKASI DEFINISI KEPEMIMPINAN
• kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu
para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau
bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan
dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan
atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga.
• seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang
dengan kekuasaannya (his or her power) mampu menggugah
pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan.
Universitas Widyagama Malang
Daryanto and Daryanto (2000)
Model Kepemimpinan
• Model Watak. Memperhatikan kepada watak individu para
pemimpin, misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan,
ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, dll
• Model Situasional. Memperhatikan lebih berdasarkan fungsi
melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien.
• Model Efektif. Memperhatikan kepada dua dimensi, yaitu struktur
kelembagaan (mengorganisasikan kelompok) dan konsiderasi
(menjalin komunikasi dan human relation).
• Model Kontingensi. Gabungan dari model watak (gaya) dan
situasi.
• Model Transformasional. kepemimpinan (modern/luwes,
breakthrough leadership) yang mampu mendefinisikan,
mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan
bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.
Lawan dari model transaksional (birokratis)
Universitas Widyagama Malang
Daryanto and Daryanto (2000)
Kebutuhan Kepemimpinan Agroindustri
• Pemimpin transformasional yang karismatik, inspirasional
dan visioner merupakan kombinasi yang ideal, guna
meningkatkan daya saing perusahaan agribisnis dan
merupakan modal dasar yang kuat untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas, dan inovasi usaha dalam dunia yang
lebih bersaing.
• Pemimpin atau manajer agribisnis/agroindustri di masa
depan harus mempunyai kecakapan antarpribadi dan
kecakapan komunikasi yang tangguh, serta kemampuan
bekerja secara tim (team skills).
Universitas Widyagama Malang
Daryanto and Daryanto (2000)
EKSTERNALITAS; dampak buruk agroindustri
1. Dualisme ekonomi, yaitu usaha besar vs usaha rakyat, pada sektor
perkebunan, peternakan, Perbedaan keduanya tidak jarang menimbulkan
konflik ekonomi yang berkembang menjadi konflik sosial (Drajad, 2004)
2. Rekayasa genetik. Genetically Modified Organism (GMO) atau rekayasa
teknologi genetika untuk meningkatkan kualitas produksi hasil pertanian,
termasuk tahan hama dan penyakit; meskipun belum terbukti hasilnya. Isu
GMO ini dianggap sebagai proteksi terselubung oleh negara maju dengan
tujuan untuk menghambat perdagangan produk pertanian dari negara-negara
berkembang
3. Unfair trade. Impor CHICKEN LEG QUARTER (CLQ) Bagi Agroindustri
Perunggasan Indonesia, harga per kg CLQ di USA sekitar 20 % dari harga per
kg dada ayam, atau harga ayam utuh 5 kali lipat dari harga CLQ. Berakibat
buruk bagi industri unggas nasional, pengangguran, kemiskinan dan hilangnya
pajak. (Daryanto, 2007).
Universitas Widyagama Malang
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Lingkungan Strategis,
• Perluasan basis pertumbuhan dengan mempercepat inovasi teknologi.
• Pengembangan kelembagaan untuk mengakses manfaat globalisasi dan
mengurangi resiko kemungkinan munculnya dampak negatif.
• Perbaikan akses masyarakat thd aset produktif dan kesempatan kerja demi
percepatan pertumbuhan pendapatan dan pengurangan tingkat
kemiskinan.
• Perubahan yang cepat dari pola konsumsi dan urbanisasi ; serta
• Perubahan politik, termasuk kebijaksanaan pembangunan yang berkaitan
dengan demokratisasi dan desentralisasi.
Penataan Kembali Industri Perdesaan
• Percepatan pembangunan sumberdaya manusia dan kewirausahaan
• Memperkuat modal sosial melalui desentralisasi, gerakan kolektif dan
pemberdayaan masyarakat.
• Revitalisasi peroduktivitas pertanian berspektrum luas melalui peningkatan
penerapan teknologi dan diversifikasi
• Mendukung agribisnis dan sistem usahatani dan industri pertanian yang
berkemampuan daya saing
Universitas Widyagama Malang
• Meningkatkan manajemen sumberdaya
alam
KEBUTUHAN STRATEGI
1. Aspek Kebijakan: pembangunan agribisnis (hulu-hilir)
BERBASIS pedesaan.
2. Koordinasi Lintas Sektoral: sinkronisasi kelembagaan
dan program-2 di tingkat pusat dan daerah; mencakup
penyuluhan, .penanganan pascapanen, pengolahan dan
pemasaran hasil
3. Aspek Teknologi: pengembangan teknologi alsin tepat
guna didukung fasilitas kredit berbunga rendah dan persyaratan
lunak.
4. Aspek Kelembagaan: sistem perekonomian pedesaan
terutama di bidang teknologi alsin dan manajemen usaha agar
mereka mampu meraih nilai tambah
5. Aspek Sumber Daya Manusia: Peningkatan mutu SDM
dalam kewirausahaan, manajemen dan perencanaan usaha.
6. Aspek Permodalan. Pengembangan kelembagaan
permodalan untuk pascapanen/pengolahan, berbunga rendah
dan persyaratan lunak Universitas Widyagama Malang
AGENDA DAN PROGRAM AGROINDUSTRI
(1) Perluasan kesempatan kerja; Program Penumbuhan
Industri Pertanian di Perdesaan, didukung teknologi,
infrastruktur dan permodalan;
(2) Peningkatan nilai tambah; Program Peningkatan Teknologi
dan Pengembangan Produk, didukung upaya-upaya (i)
Peningkatan teknologi proses dan sarana pengolahan, (ii)
Diversifikasi produk, (iii) Peningkatan teknologi kemasan
(3) Peningkatan daya saing; dilaksanakan melalui (i) Program
Peningkatan Mutu dan Standardisasi, dan (ii) Program
Pengembangan Pemasaran
(4) Pemberdayaan usaha; dilaksanakan melalui (i) Program
Pengembangan Infrastruktur Publik dan (ii) Program
peningkatan produktivitas dan kesejahteraan sosial.
(5) Modernisasi penggunaan alat dan mesin pertanian;
dilaksanakan melalui (i) kerjasama dengan dunia usaha,
Widyagama Malang
(ii) Program pelatihanUniversitas
ketrampilan,
dan (iii) sertifikasi alsin