BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 201
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:72) model penelitian eksperimen adalah model penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan. Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah model pembelajaran Make A Match. Lalu, jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian Quasi-Experimental
Research (Penelitian Eksperimen Semu).
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD yang terletak di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, namun yang dijadikan sebagai bahan penelitian hanya SD N Kalinegoro 5 kelas V A dan kelas V B. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 mulai dari bulan Januari sampai April 2015.
3.1.3 Prosedur Eksperimen Sesuai dengan desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur
eksperimennya yaitu sebagai berikut: a. Membuat kisi-kisi tes.
b. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
c. Menguji cobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk soal pilihan ganda
d. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas eksperimen untuk mengetahui validitas dan reabilitas soal.
e. Melakukan tes 1 pada kedua kelas untuk mengetahui kondisi awalnya.
f. Memberi perlakuan terhadap siswa kelas V A sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas V B sebagai kelas kontrol.
g. Memberi tes 2 pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. i. Menyusun laporan hasil penelitian.
Langkah yang selanjutnya adalah menyusun rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang akan dilakukan pertama adalah memastikan kedua kelompok memiliki kondisi awal yang sama dengan cara melakukan tes 1 pada kedua kelompok. Kemudian kelas kontrol pada kelas V B diberikan perlakuan dengan konvensional sedangkan kelas eksperimen kelas V A diberi perlakuan dengan model pembelajaran Make A Match dengan menggunakan kartu-kartu yang telah disediakan. Setelah itu dilakukan tes ke-2 untuk mengetahui hasil belajar masing-masing kelas, lalu dianalisis dan digunakan untuk menyusun laporan, terkait penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Secara sederhana rancangan penelitian dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Kondisi awal Kelas kontrol
Kelas eksperimen Perlakuan dengan Perlakuan dengan penggunaan kartu model konvensional
Make A Match
Hasil belajar
Tabel 3.1 Bagan Rancangan Penelitian Efektifitas Model Pembelajaran Make a-Match Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD N Kalinegoro 5 Semester II Tahun 2014/2015Dalam penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian ini kelas eksperimen ataupun kelas kelas kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010:79). Nonequivalent Control Group Design merupakan random, untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok sama (homogen) maka dilakukan tes 1, lalu uji homogenitas berdasarkan hasil tes 1. Setelah dapat dipastikan kedua kelas dalam kondisi sama (homogen) maka diberi perlakuan (x) kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak diberi perlakuan (konvensional) dengan materi ajar yang sama. Diberikan lagi tes yang ke-2 untuk mengetahui keadaan kedua kelompok setelah diberikan perlakuan (x) kepada kelompok eksperimen dan ceramah pada kelas kontrol. Setelah didapatkan hasil tes yang ke- 2, maka dilakukan uji terhadap hasil tes 2 (t-test) lalu dilakukan analisis untuk mengetahui keadaan kelas setelah perlakuan serta pertimbangan untuk mengambil kesimpulan. Desain penelitian secara lebih jelas dapat dilihat pada kolom di bawah ini:
O1
X O2 O3 O4
Tabel 3.2 Desain eksperimen Nonequivalent Control Group DesignKeterangan: X : perlakuan (penggunaan kartu dalam model pembelajaran Make A Match) O1 : pengukuran tes 1 hasil belajar kelas ekperimen O2 : pengukuran tes 2 hasil belajar kelas ekperimen O3 : pengukuran tes 1 hasil belajar kelas kontrol O4 : pengukuran tes 2 hasil belajar kelas kontrol
3.2 Variabel Penelitian
Variabel bebasnya yaitu penggunaan model pembelajaran Make A Match dengan langkah- langkah sebagai berikut: a. Guru menyiapkan dua kotak kartu yang berisi soal dan jawaban.
b. Siswa dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok soal dan jawaban.
c. Setiap siswa dalam kelompok soal dan kelompok jawaban masing-masing mendapat satu buah kartu. d. Kelompok soal memikirkan kemungkinan jawaban dari kartu soal yang mereka pegang.
e. Kelompok soal dan kelompok jawaban mulai mencari pasangan dari soal atau jawaban yang mereka pegang setelah terdengar perintah dari guru.
f. Kartu yang telah dipasangkan diberikan kepada guru untuk dikoreksi.
g. Guru memberikan poin jika kelompok tersebut benar dalam memasangkan kartu sebelum waktu yang telah ditentukan.
h. Siswa bersama guru menyimpulkan dan menutup pelajaran.
Variabel terikat atau dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas atau independen (Sugiyono, 2010:39). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Kalinegoro 5 semester II tahun 2013/2014.
Hasil belajar: besarnya skor yang diperoleh siswa kelas V dari nilai proses (pencarian kartu soal, kartu jawaban, dan penilaian), dan nilai atau hasil evaluasi (berbentuk tes formatif) di akhir kegiatan pembelajaran.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80). Populasi dalam penelitian ini yaitu SD Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang semester II tahun 2013/2014 yang terdiri dari SD N Kalinegoro. Data lebih rinci disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Data SD N Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten MagelangNo. Nama Sekolah
1 SD N Kalinegoro 1
2 SD N Kalinegoro 2
3 SD N Kalinegoro 3
4 SD N Kalinegoro 4
5 SD N Kalinegoro 5
6 SD N Kalinegoro 6
3.3.2 Sampel
Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak memakai semua SD N Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang yang ada. Penelitian ini menggunakan cluster sampling. Cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2010:83). Jadi, sampel yang digunakan yaitu SD N Kalinegoro 5 kelas V A dan kelas V B kelurahan Kalinegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang.
Data yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.4 Data Siswa Kelas V SD N Kalinegoro 5 Semester II Tahun Ajaran 2014/2015Kelas Total Perlakuan Kelas V A
23 Kelas eksperimen Kelas V B
25 Kelas kontrol Jumlah siswa
48
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelian ini sebagai berikut:
1. Tes Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes objektif pilihan ganda.
Jenis tes yang digunakan adalah instrumen achievement test atau tes hasil belajar/prestasi. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA. Peneliti akan melakukan pretest dan post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam penelitian ini, pretest diambil nilai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran IPA. Tabel 3.6 di bawah ini terdapat kisi-kisi instrumen post-test untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V SDN Kalinegoro 5, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Post-test IPA Kelas V SD Negeri Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Indikator Nomor Item Instrumen Jumlah Instrumen1. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubunggannya dengan penggunaan
7.1Mendeskrip sikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi nya
Mengurutkan proses daur air.
1, 2, 3, 4, 5
5 Menyebutkan manfaat air. 6, 7, 8, 9,
10
5 Membedakan kegiatan sehari- hari yang memanfaatkan air dan tidak
11, 12, 13, 14, 15,
5 sumber daya alam memanfaatkan air.
Menyebutkan cara menghemat air.
16, 17, 18,
19
4 Membedakan perilaku manusia yang termasuk cara menghemat air dan bukan cara menghemat air.
20, 21, 22, 23, 24,
5 Menyebutkan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air.
25, 26, 27, 28, 29, 30
6 Jumlah Instrumen
30
2. Non tes Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa yang dilakukan tanpa menggunakan tes.
Penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung. Menurut Sugiyono (2010:145) teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di kelas sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A
Match , untuk melakukan observasi tersebut maka perlu disusun terlebih
dahulu kisi-kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi dalam hal ini adalah model dan prosedur yang dipakai dalam pelaksanaan pembelajaran yang ada pada penelitian ini yaitu penggunaan model pembelajaran Make A Match. Untuk lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.6 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Make A Match
No ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK
I Pra pembelajaran
1. Perlengkapan dan kesesuaian media pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar
2. Kesiapan guru/ praktikan sebelum proses belajar mengajar dimulai
II Kegiatan awal pembelajaran
1. Memotivasi peserta didik sebelum proses belajar mengajar dimulai
2. Guru/ praktikan menyampaikan tujuan yang akan dicapai oleh siswa
3. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran
4. Mengembangkan pemahaman konsep
5. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri
III Kegiatan inti pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran dengan memberikan apersepsi terlebih dahulu
2. Meyakinkan seluruh siswa untuk berperan aktif
3. Menanggapi pertanyaan dan respon siswa
4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semua mengikuti pembelajaran dengan baik
5. Membimbing siswa saat pelaksanaan eksperimen
6. Memberi penjelasan akan manfaat kegiatan belajar kepada siswa
7. Keterampilan memnjawab berbagai pertanyaan dari siswa
8. Ketenangan guru/ praktikan dalam menyampaikan materi pelajaran (tidak grogi)
IV Kegiatan akhir
1. Memberikan penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar
2. Menutup proses belajar mengajar
3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien
V Kesesuaian pembelajaran dengan langkah model pembelajaran Make
A Match1. Guru mempersiapkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan tali di papan untuk meletakan kartu pasangan.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk mencari pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban.
4. Hasil pencarian pasangan, siswa memasangkan kartu soal dan jawaban urut sesuai soal.
5. Guru memeriksa hasil pasangan antara kartu soal dan jawaban.
6. Guru bersama siswa membalik setiap kartu yang sudah terpasang sehingga membentuk sebuah kalimat sesai dengan materi.
7. Kesimpulan/ rangkuman.
Jumlah
Tabel 3.7 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Konvensional
No ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK
I Pra pembelajaran
1. Perlengkapan dan kesesuaian media pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar
2. Kesiapan guru/ praktikan sebelum proses belajar mengajar dimulai
II Kegiatan awal pembelajaran
1. Memotivasi peserta didik sebelum proses belajar mengajar dimulai
2. Guru/ praktikan menyampaikan tujuan yang akan dicapai oleh siswa
3. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran
4. Mengembangkan pemahaman konsep
5. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri
III Kegiatan inti pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran dengan memberikan apersepsi terlebih dahulu
2. Meyakinkan seluruh siswa untuk berperan aktif
4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semua mengikuti pembelajaran dengan baik
5. Membimbing siswa saat pelaksanaan eksperimen
6. Memberi penjelasan akan manfaat kegiatan belajar kepada siswa
7. Keterampilan memnjawab berbagai pertanyaan dari siswa
8. Ketenangan guru/ praktikan dalam menyampaikan materi pelajaran (tidak grogi)
IV Kegiatan akhir
1. Memberikan penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar
2. Menutup proses belajar mengajar
3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien
3.5 Teknik Analisi Data
Menurut Sugiyono (2010:147), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.
Dalam analisis deskriptif menggunakan ukuran rata-rata hitung (mean), standar devisi, maksium, minimum, dan ukuran kenormalan data untuk masing- masing variabel penelitian. Untuk mengetahui penyebaran data masig-masing variabel, data yang telah terkumpul di klasifikasikan dan diberi skor.
Model dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan uji t- test, yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kalinegoro 5 yang berjumlah 23 siswa, pengolahan datanya dengan menggunakan SPSS 20 for windows.
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur telah teruji validitas dan reliabilitasnya (Sugiyono, 2010:102).
3.5.1.1 Uji Validitas
Menurut Sudijono (2001) dalam Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012:342) validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid, jika skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya.
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas
VI SD N Kalinegoro 3, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
Tabel 3.8 Koefisien Validitas InstrumenAngka Korelasi Makna 0.800 Sangat tinggi
- – 1.000 0.600 Tinggi – 0.800
0.400 Cukup
- – 0.6000 0.200 Rendah – 0.400
0.000 Sangat rendah
- – 0.200
windows adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9 Hasil Output Uji Validitas InstrumenD a r i v a l v V a l i d i t a s b e r b e r d a
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted Corrected Item - Total
Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
Keterangan
soal1 24,97 17,181 ,280 ,828 Tidak valid
soal2 25,03 18,272 -,062 ,843 Tidak valid
soal3 25,00 16,364 ,511 ,819Valid soal4 24,85 16,917 ,639 ,819 Valid soal5 24,91 16,628 ,560 ,819 Valid soal6 24,97 17,423 ,203 ,831
Tidak valid soal7 24,91 16,628 ,560 ,819 Valid soal8 25,03 15,969 ,603 ,815 Valid soal9 24,91 16,689 ,536 ,820
Valid soal10 25,00 16,848 ,360 ,825 Valid
soal11 24,97 17,363 ,222 ,830 Tidak valid
soal12 24,88 16,895 ,529 ,821Valid soal13 24,88 16,713 ,609 ,818 Valid
soal14 24,91 18,204 -,029 ,837 Tidak valid
soal15 24,94 17,027 ,362 ,825Valid soal16 24,88 17,501 ,268 ,828 Tidak valid
soal17 25,03 17,242 ,224 ,831 Tidak valid
soal18 24,79 18,229 ,000 ,832 Tidak valid soal19 24,94 16,906 ,404 ,824 Validsoal20 24,88 17,501 ,268 ,828 Tidak valid
soal21 25,03 17,787 ,071 ,837Tidak valid soal22 25,00 17,333 ,213 ,831 Tidak valid soal23 24,97 16,635 ,457 ,821 Valid soal24 25,00 16,606 ,435 ,822 Valid soal25 24,97 17,060 ,319 ,827 Valid soal26 24,94 17,087 ,341 ,826 Valid soal27 24,79 18,229 ,000 ,832
Tidak valid soal28 24,88 16,955 ,502 ,821 Valid soal29 24,88 16,289 ,799 ,813 Valid soal30 24,85 17,523 ,324 ,827 Valid Berdasarkan rentang koofisien validitas yaitu 0,3, menunjukkan bahwa dari 30 soal yang diuji cobakan ada 12 soal yang tidak valid yaitu nomer 1, 2, 6, 11, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 22, dan 27 dengan masing-masing koofisien validitasnya di bawah 0,3.
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas InstrumenHasil Uji Validitas Item Soal Item
Indikator Tidak yang akan Soal Valid
Valid digunakan Mengurutkan 1, 2, 3, 4,
3, 4, 5 1, 2 3, 4, 5 proses daur air.
5 Menyebutkan 6, 7, 8, 9, 7, 8, 9, 10 6 7, 8, 10 manfaat air.
10 Membedakan kegiatan sehari- 11, 12, hari yang 13, 14, memanfaatkan
12, 13, 15 11, 14 12, 13, 15 air dan tidak 15 memanfaatkan air. Menyebutkan 16, 17, 19 16, 17, 18 19 cara menghemat
18, 19 air. Membedakan 20, 21,
23, 24 20, 21, 22 23, 24 perilaku 22, 23, manusia yang termasuk cara
24 menghemat air dan bukan cara menghemat air. Menyebutkan 25, 26,
25, 26, 28, 27 26, 28, 29 kegiatan 27, 28,
29, 30 manusia yang dapat 29, 30 mempengaruhi daur air.
3.5.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes (Wardani, Naniek Sulistya dkk, 2012:344)
Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besar koofisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahap uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual. Kriteria untuk menentukan besarnya koofisien reliabilitas menggunakan pedoman dalam Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012:346) sebagai berikut:
Tabel 3.11 Rentang Indeks ReliabilitasNo. Indeks Interpretasi 1 0,80 Sangat reliabel
- – 1,00 2 < 0,80 Reliabel – 0,60 3 < 0,60 Cukup reliabel
- – 0,40 4 < 0,40 Agak reliabel
- – 0,20 5 < 0,20 Kurang reliabel
Cronbach's N of Items
Alpha
,87118 Berdasarkan tabel 3.12 Cronbach’s Alpha dari 18 soal yang
valid adalah 0,871 sehingga dengan kata lain reliability di atas 0,8 yang berarti hasil uji reliability berada dalam kategori baik.
3.5.2 Uji Normalitas
Uji normalitas varian bertujuan apakah kedua varian memiliki distribus normal atau tidak. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini merupaka teknik Shapiro-Wilk. Ketentuan yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran adalah jika nilai P > 0,05 maka sebenarnya normal, sebaliknya jika nilai P < 0,05 maka sebenarnya tidak normal.
3.5.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang dijadikan penelitian merupakan kelas yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus t test, dengan bantuan SPSS 20.0 for windows.
Data yang digunakan untuk menguji homogenitas dari hasil pretest mata pelajaran IPA kelas eksperimen (kelas V A) dan kelas kontrol (kelas V B) dengan soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji homogenitas menggunakan rumus t-test. Dengan F hitung levene test dan ketentuan probabilitas jika signifikan > 0,05 maka kedua kelas tersebut memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen.
Homogen statistik dapat dirimuskan sebagai berikut:
1. Ho = kedua kelas tersebut memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen
2. Ha = kedua kelas tersebut tidak memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut tidak homogen
3.5.4 Uji Hipotesis
Untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan analisis data uji t-test. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-
test adalah uji normalitas. Uji t-test yang digunakan adalah uji dua sampel
tidak berhubungan (Independent Samples T-Test. Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ho : artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Make A Match ditinjau dari hasil belajar IPA kelas V SD semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
2. Ha : artinya terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Make A Maatch ditinjau dari hasil belajar IPA kelas V SD semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan signifikansi adalah sebagai berikut:
1. Apabila sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
2. Apabila sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima