BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh antara Penerapan Pembelajaran Diskusi Kelompok Berbantuan Game Puzzle dengan Pembe
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
4.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di 2 sekolah yaitu SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan SDN Karangggondang I Kab. Semarang. Langkah pertama dengan memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian kelas eksperimen diberi perlakuan berupa metode diskusi kelompok berbantuan game
puzzle dan kelas kontrol metode ceramah bervariasi berbantu game puzzle lalu
dilakukan posttest. Pretest kelas eksperimen dilakukan pada hari Selasa, 14 Mei 2013 sedangkan pretest kelas kontrol hari Senin, 20 Mei 2013. Setelah diberikan
pretest pada kedua kelas, selanjutnya diberikan pembelajaran dengan model
pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas tersebut, dimana kelas eksperimen pembelajarannya menggunakan model pembelajaran diskusi kelompok berbantuan game puzzle dan kelas kontrol menggunakan model ceramah dengan berbantuan game puzzle. Berikut ini akan diuraikan pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Penelitian pada kelas eksperimen telah dilaksanakan pada jam pertama pelajaran yaitu pukul 07.00 di SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga oleh Ibu Sri Suranti, S.Pd dengan alokasi waktu yakni 2 x 35 menit . Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut berdasarkan kesepakatan antara guru dan peneliti pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dimana pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 14 Mei 2013 dan pertemuan kedua pada hari Rabu, 15 Mei 2013.
Pertemuan I Hari Selasa, 14 Mei 2013
Pada pertemuan pertama guru mengajarkan tentang pengertian dan tujuan musyawarah. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam tegur sapa, berdoa, dan mengisi daftar hadir kelas. Masih pada kegiatan awal pembelajaran guru musyawarah. Untuk memotivasi siswa agar dalam proses kegiatan pembelajaran berjalan aktif guru berapersepsi dengan bercerita tentang hal-hal yang dekat dalam kehidupan keseharian siswa. Pada titik inilah siswa tampak antusias dalam mengikuti proses jalannya pembelajaran. Dalam kegiatan eksplorasi proses pembelajaran pun berjalan dengan lancar yang ditandai dengan guru menjadi pusat perhatian siswa, melakukan perintah yang dilisankan oleh guru, dan siswa bertanya tentang apa saja yang mereka belum pahami, dan mereka pun mulai kritis mengikuti jalannya proses pembelajaran.
Pada tahapan kegiatan elaborasi guru membentuk 6 kelompok secara heterogen, terdiri dari 5 siswa, kemudian mengintruksikan siswa untuk berkumpul pada kelompok masing-masing. Langkah ini diperlukan karena pada kegiatan diskusi siswa dapat bertukar pikiran dengan teman kelompoknya, bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru kelas. Mereka terlihat gembira, bercanda, namun aktif mengerjakan tugas dengan menggunting, menempelkan gambar-gambar yang merupakan aplikasi model pembelajaran game puzzle. Setelah selesai mngerjakan tugas kelompok mereka mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Dalam kegiatan presentasi Guru mengintruksikan siswa agar mereka memperhatikan jalannya presentasi dan siswa diminta menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Hingga tiba saatnya guru dalam kegiatan konfirmasi membagi soal evaluasi terhadap masing-masing siswa, memberi batas waktu pengerjaan dan mengumpulkannya jika batas waktu sudah habis atau bagi yang sudah menyelesaikan pretest. Dalam kegiatan akhir konfirmasi ini hasil soal tes yang sudah dikumpulkan, dibahas satu persatu dan kemudian dinilai. Sebelum menutup kegiatan pembelajaran guru bertanya pada siswa tentang apa saja yang mereka belum pahami. Jika sudah tidak ada pertanyaan guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan mendatang dan menutupnya dengan berdoa.
Pertemuan II Hari Rabu, 15 Mei 2013
Pada pertemuan kedua materi yang dipelajari adalah mau menampilkan sikap mau menerima kekalahan. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam pembelajaran guru mengulas materi sebelumnya untuk menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran yaitu bagaimana sikap ketika dalam musyawarah pendapat kita tidak diterima apakah tetap pada pendirian atau menerima pendapat dari anggota musyawarah, sikap tersebut merupakan salah satu sikap mau menerima kekalahan. Untuk memotivasi siswa agar dalam proses kegiatan pembelajaran berjalan aktif guru berapersepsi dengan bercerita tentang hal-hal yang dekat dalam kehidupan keseharian siswa. Siswa tampak antusias dalam mengikuti proses jalannya pembelajaran. Dalam kegiatan eksplorasi proses pembelajaran pun berjalan dengan baik yang ditandai dengan guru menjadi pusat perhatian siswa, melakukan perintah guru, dan siswa bertanya tentang apa saja yang mereka belum pahami, dan siswa mulai kritis mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Pada tahapan kegiatan elaborasi sama pada pertemuan yang pertama yaitu dengan mengintruksikan siswa untuk berkumpul sesuai kelompok masing-masing. Dengan belajar kelompok siswa dapat bertukar pikiran dengan teman kelompoknya, bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru kelas. Mereka terlihat lebih riang gembira, bercanda, namun aktif mengerjakan tugas. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok mereka mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Dalam kegiatan presentasi Guru mengintruksikan siswa agar mereka memperhatikan jalannya presentasi dan siswa diminta menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Langkah kegiatan pembelajaran masuk dalam kegiatan konfirmasi, dalam kegiatan ini guru membagi soal evaluasi terhadap masing-masing siswa, memberi batas waktu pengerjaan dan mengumpulkannya jika batas waktu sudah habis atau bagi yang sudah menyelesaikan pretest. Dalam kegiatan akhir konfirmasi ini hasil soal tes yang sudah dikumpulkan, dibahas satu persatu dan kemudian dinilai. Sebelum menutup kegiatan pembelajaran guru bertanya pada siswa tentang apa saja yang mereka belum pahami. Jika sudah tidak ada pertanyaan guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan mendatang dan menutupnya dengan berdoa. Setelah guru melakukan pembelajaran di SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dalam dua hari pertemuan kemudian guru memberikan posttest hasil belajar siswa selama mengikuti dua hari proses pembelajaran dan sebagai tindak lanjut dalam proses pembelajaran. Posttest dilaksanakan pada hari Kamis,
16 Mei 2013.
4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol, guru merancang pembelajaran dalam dua pertemuan, dimana pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin, 20 Mei 2013 dan pertemuan kedua pada hari Selasa, 21 Mei 2013. Pertemuan pertama guru mengajarkan tentang pengertian dan tujuan musyawarah. Kemudian pada pertemuan kedua mengajarkan tentang sikap mau menerima kekalahan.
Pertemuan pertama dan kedua pada dasarnya sama yaitu: sebelum guru mengajar di kelas guru merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menyediakan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran berupa karton yang digunakan sebagai peta konsep dan puzzle yang digunakan di pertemuan berikutnya. Guru menjelaskan materi yang dibahas, kemudian melalui tanya jawab guru meminta kepada siswa untuk bertanya sehubungan dengan media
puzzle mengenai materi yang dibahas. Setelah guru melakukan pembelajaran di
kelas kontrol kemudian guru memberikan postest kepada siswa. Posttest dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Mei 2013.
Pertemuan I Hari Senin, 20 Mei 2013
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam tegur sapa, berdoa, dan mengisi daftar hadir kelas. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran yaitu pengertian dan tujuan musyawarah. Untuk memotivasi siswa agar dalam proses kegiatan pembelajaran berjalan aktif guru berapersepsi dengan bercerita tentang hal-hal yang dekat dalam kehidupan keseharian siswa. Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan musyawarah serta macam-macam musyawarah. Kemudian melalui tanya jawab guru menginstruksikan siswa untuk memberikan contoh macam-macam musyawarah dengan menggunakan media puzzle.
Pada tahapan kegiatan elaborasi siswa bertanya jawab dengan guru tentang masuk dalam kegiatan konfirmasi, guru membagi soal evaluasi terhadap masing- masing siswa, memberi batas waktu pengerjaan dan mengumpulkannya jika batas waktu sudah habis atau bagi yang sudah menyelesaikan pretest. Dalam kegiatan akhir konfirmasi ini hasil soal tes yang sudah dikumpulkan, dibahas satu persatu dan kemudian dinilai. Sebelum menutup kegiatan pembelajaran guru bertanya pada siswa tentang apa saja yang mereka belum pahami. Jika sudah tidak ada pertannyaan guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan mendatang dan menutupnya dengan berdoa.
Pertemuan II Hari Selasa, 21 Mei 2013
Pada pertemuan kedua materi yang dipelajari adalah mau menampilkan sikap mau menerima kekalahan. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam tegur sapa, berdoa, dan mengisi daftar hadir kelas. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran yaitu menampilkan sikap mau menerima kekalahan. Guru memotivasi siswa agar dalam proses kegiatan pembelajaran berjalan aktif guru berapersepsi dengan bercerita.. Dalam kegiatan exsplorasi proses pembelajaranpun berjalan dengan baik siswa mulai aktif mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Pada tahapan kegiatan elaborasi guru mengintruksikan siswa untuk bekerjasama dengan teman bangkunya masing-masing. Siswa diminta menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru kelas. Setelah selesai mngerjakan tugas merangkum hasil pekerjaan kelompok. Kemudian kegiatan pembelajaran masuk dalam kegiatan konfirmasi, dalam kegiatan ini guru membagi soal evaluasi terhadap masing-masing siswa, memberi batas waktu pengerjaan dan mengumpulkannya jika batas waktu sudah habis atau bagi yang sudah menyelesaikan pretest. Dalam kegiatan akhir konfirmasi ini hasil soal tes yang sudah dikumpulkan, dibahas satu persatu dan kemudian dinilai. Sebelum menutup kegiatan pembelajaran guru bertanya pada siswa tentang apa saja yang mereka belum pahami. Jika sudah tidak ada pertannyaan guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan mendatang dan menutupnya dengan berdoa.
4.2 Hasil Kemampuan Pretest
4.2.1 Kemampuan Awal Kelas Eksperimen
87
80
6
20.7
20.7
58.6
83
7
24.1
24.1
82.8
6.9
2
13.8
6.9
89.7
90
2
6.9
6.9
96.6
93
1
3.4 3.4 100.0 Total
29 100.0 100.0
37.9
Data kemampuan awal kelas eksperimen yang belum mendapat perlakuan diperoleh rentang skor 30. Rentang skor merupakan nilai selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah. Harga rata-rata hitung atau mean adalah 79,79 dengan simpangan baku 6,543. Sedangkan median atau nilai tengah dari data yang telah diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 80 dengan modus atau nilai yang paling sering keluar yaitu 83.
Tabel 4.1 Statistik Kemampuan Awal Kelas Eksperimen3.4
KELAS EKSPERIMEN N Valid
29 Missing Mean
79.79 Std. Error of Mean 1.215 Median
80.00 Mode
83 Std. Deviation 6.543 Range
30 Sum 2314
Tabel 4.2 Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid63
1
3.4
3.4
4
70
1
3.4
3.4
6.9
73
5
17.2
17.2
24.1
77
13.8
Grafik 4.1
Kemampuan Awal Kelas Eksperimen
4.2.2 Kemampuan Awal Kelas Kontrol
Data kemampuan awal kelas kontrol yang belum mendapat perlakuan diperoleh rentang skor 30. Rentang skor merupakan nilai selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah. Harga rata-rata hitung atau mean adalah 78,21. dengan simpangan baku 7,336. Sedangkan median atau nilai tengah dari data yang telah diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 80 dengan modus atau nilai yang paling sering keluar yaitu 73.
Tabel 4.3 Statistik Kemampuan Awal Kelas KontrolKELAS KONTROL N Valid
29 Missing Mean
78.21 Std. Error of Mean 1.362 Median
80.00 Mode
73 Std. Deviation 7.336 Range
30
Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Kontrol6.7
20.0
20.0
70.0
83
4
13.3
13.3
83.3
87
2
6.7
80
90.0
90
2
6.7
6.7
96.7
93
1
3.3 3.3 100.0 Total
30 100.0 100.0
Grafik 4.2
Kemampuan Awal Kelas Kontrol
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menerapkan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan metode diskusi kelompok berbantuan game
6
50.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid70
63
1
3.3
3.3
3.3
67
2
6.7
6.7
10.0
1
10.0
3.3
3.3
13.3
73
8
26.7
26.7
40.0
77
3
10.0
4.3 Hasil Kemampuan Postest
puzzle dan kelas kontrol dengan metode ceramah berbantuan game puzzle. Proses
pembelajaran diakhiri dengan tes akhir (postest).4.3.1 Kelas Eksperimen
Tabel 4.5 Statistik Postest Kelas Eksperimen20.7
87
5
17.2
17.2
65.5
90
6
20.7
86.2
20.7
93
3
10.3
10.3
96.6
97
1
3.4 3.4 100.0 Total
29 100.0 100.0
48.3
20.7
Kelas Eksperimen N Valid
3
29 Missing Mean
85.52 Std. Error of Mean 1.017 Median
87.00 Mode
83 Std. Deviation 5.475 Range
20 Sum 2480
Tabel 4.6 Frekuensi Nilai Postest Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid77
10.3
Data kemampuan siswa kelas eksperimen setelah diterapkan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle diperoleh rentang skor 20. Rentang skor merupakan nilai selisih nilai siswa yang tertinggi dan nilai terendah. Harga rata- rata hitung (mean) adalah 85,52 dengan simpangan baku 5,475. Sedangkan median atau nilai tengah dari data yang telah diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 87 dengan modus atau nilai yang paling sering keluar yaitu 83.
10.3
10.3
80
5
17.2
17.2
27.6
83
6
Grafik 4.3
Postest Kelas Eksperimen
4.3.2 Kelas Kontrol
Data kemampuan siswa kelas kontrol setelah diterapkan metode ceramah berbantuan game puzzle diperoleh rentang skor 20. Rentang skor merupakan nilai selisih nilai siswa yang tertinggi dan nilai terendah. Harga rata-rata hitung atau mean adalah 81,34 dengan simpangan baku 5,340. Sedangkan mediannya atau nilai tengah dari data yang telah diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 80 dengan nilai yang paling sering keluar yaitu 80.
Tabel 4.7 Statistik Postest Kelas KontrolKelas Kontrol N Valid
29 Missing Mean
81.34 Std. Error of Mean .992 Median
80.00 Mode
80 Std. Deviation 5.340 Range
20
Tabel 4.8 Frekuensi Nilai Postest Kelas Kontrol2
87
4
13.8
13.8
89.7
90
6.9
20.7
6.9
96.6
93
1
3.4 3.4 100.0 Total
29 100.0 100.0
Grafik 4.4
Postest Kelas Kontrol
Hipotesis 1 (satu) mengatakan bahwa ada pengaruh metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle terhadap hasil belajar siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga pada mata pelajaran PKn.
75.9
20.7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid6
73
4
13.8
13.8
13.8
77
4
13.8
13.8
27.6
80
8
27.6
27.6
55.2
83
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Hipotesis 1 (Satu)
Tabel 4.9 Data Kemampuan Siswa Kelas Eksperimen No Nama Nilai Beda87
73
23 RRAR
83 80 -3
22 RIP
90 87 -3
21 RI
4
77
73
20 RSW
14
73
10
19 PRA
4
77
73
18 JAAP
3
83
80
17 IF
87 83 -4
16 IF
83
24 RF
80
28 YNP
63
97 Nilai Terendah
93
Rata-rata 79,79 85,52 5,72 Nilai Tertinggi
2314 2480 166
Jumlah
93 87 -6
29 YS
3
80
77
77
77
77
27 TFR
7
90
83
26 SP
10
93
83
25 SW
13
90
10
70
Pretest Postest
4 Z
7
80
73
6 ASK
10
93
83
5 AL
27
90
63
3
83
80
77
3 K
3
83
80
2 WN
10
90
80
1 PEV
7 AIH
83
15 HS
90
7
87
80
14 GK
83
83
13 FAK
14
97
83
12 FM
90
8 AMR
11 ERS
13
93
80
10 BJ
3
90
87
9 BSA
7
87
80
77 Sumber : Hasil Penelitian, 2014, diolah peneliti. Proses pembelajaran metode metode diskusi kelompok berbantuan game
puzzle ini diterapkan dalam kelas eksperimen, sehingga hipotesis ini diberlakukan
bagi kelas eksperimen. Setelah pretes dan proses pembelajaran, kemudian diakhiri postes dalam kelas eksperimen ini diperoleh data hasil belajar PKn siswa. Kemudian data-data tersebut diuji dengan Paired Samples Test menggunakan program SPSS 16.0 dan hasilnya terlihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Paired Samples Test Kelas Eksperimen
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std.
Difference Std. Error Sig. (2- Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed) Pair 1 PRETES KELAS
EKSPERIMEN -
- 5.724 6.948 1.290 -8.367 -3.081 -4.436 28 .000 POSTES KELAS EKSPERIMEN
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh nilai t hitung = -5,724 dengan p = 0,000 (p < 0,05), hal ini berarti ada perbedaan signifikan hasil belajar PKn antara pretes dan postest pada kelas eksperimen. Selisih rata-rata (mean difference) antara pretes dan postest pada kelas eksperimen menunjukkan hasil negatif sebesar - 5,724, artinya terjadi kecenderungan kenaikan hasil belajar PKn sesudah dilakukan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle. Rata-rata kenaikannya adalah sebesar 5,724.
Berdasarkan pengujian tersebut maka H ditolak dan H
1 diterima. Hal ini
menandakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kemampuan awal siswa (pretest) dengan kemampuan setelah diberi perlakuan
(postest), sehingga dapat disimpulkan bahwa metode diskusi kelompok
berbantuan game puzzle berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar PKn siswa. Hasil pengujian membuktikan bahwa hipotesis 1 (satu) diterima dan benar.
4.4.2 Hipotesis 2 (Dua)
Hipotesis 2 (dua) mengatakan bahwa ada pengaruh metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle terhadap hasil belajar siswa kelas II SDN
Tabel 4.11 Data Kemampuan Siswa Kelas Kontrol80
23 MZ
83 80 -3
22 PAS
6
73
67
21 ML
80 77 -3
20 MR
7
73
83
19 MFS
73
73
18 LA
13
80
67
17 MAEP
80 77 -3
16 LA
80
3
77
63
63
93 Nilai Terendah
93
Nilai Tertinggi
91 Rata-rata 78,21 81,34 3,138
77 Jumlah 2268 2359
77
29 ANR
17
80
28 YAL
24 RDL
73
73
27 YAL
83 80 -3
26 FR
90
90
25 SAS
3
80
77
4
73
No Nama Nilai Beda Pretest Postest
4 ETF
80
73
6 IW
13
93
80
5 S
4
87
83
73
7 IA
73
3 ADS
3
83
80
2 ADS
10
87
77
1 S
7
93 83 -10
15 HNW
12 ERA
10
80
70
14 HWH
3
83
80
13 FH
83
83
3
8 DIS
90
87
11 EBS
14
87
73
10 AF
90 83 -7
9 WW
87
87
73 Sumber : Hasil Penelitian, 2014, diolah peneliti. Proses pembelajaran metode pembelajaran ceramah bervariasi berbantuan
game puzzle ini diterapkan dalam kelas kontrol, sehingga hipotesis ini
diberlakukan bagi kelas kontrol. Kemudian proses pembelajaran diakhiri postes dan diperoleh data hasil belajar PKn siswa. Kemudian data-data tersebut diuji dengan Paired Samples Test menggunakan program SPSS 16.0 dan hasilnya terlihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Paired Samples Test Kelas Kontrol
Paired Differences
95% Confidence Interval of the Std.Difference Std. Error Sig. (2- Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed) Pair 1 PRETES KELAS
KONTROL -
- 3.138 6.362 1.181 -5.558 -.718 -2.656 28 .013 POSTES KELAS KONTROL
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh nilai t hitung = -2.656 dengan p = 0,013 (p < 0,05), hal ini berarti ada perbedaan signifikan hasil belajar PKn antara pretes dan postes pada kelas kontrol. Selisih rata-rata (mean difference) antara pretes dan postes pada kelas kontrol menunjukkan hasil negatif sebesar -3,138, artinya terjadi kecenderungan kenaikan hasil belajar PKn sesudah dilakukan metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle. Rata-rata kenaikannya adalah sebesar 3,138.
Berdasarkan pengujian tersebut maka H ditolak dan H
1 diterima. Hal ini
menandakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kemampuan awal siswa (pretest) dengan kemampuan setelah diberi perlakuan
(postest), sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ceramah bervariasi
berbantuan game puzzle berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar PKn siswa. Hasil pengujian membuktikan bahwa hipotesis 2 (dua) diterima dan benar.
4.4.3 Hipotesis 3 (Tiga)
Hipotesis 3 (tiga) menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh antara metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle pada siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan ceramah bervariasi berbantuan game puzzle pada siswa kelas II SDN Karanggondang 1 Kab Semarang terhadap peningkatan
Tabel 4.13 Data Nilai Postest Kelas Eksperimen Dan Kontrol77
83
83
23
80
80
22
14
73
87
21
77
20
90
7
80
87
19
4
73
77
18
3
80
83
24
80
6
80
73
77
4 Terendah
93
97
Rata2 85,52 81,34 4,17 Tertinggi
10 Jumlah 2480 2359 121
77
87
29
80
28
10
4
73
77
27
10
80
90
26
3
90
93
25
17
77
No Nilai Postest Beda Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
87
8
83
83
7
80
80
6
93
93
5
3
90
87
4
7
73
80
3
83
83
2
3
87
90
1
87
9
83
13
16
3
77
80
15
7
80
87
14
83
83
14
90
83
97
12
90
90
11
6
87
93
10
7
83
4 Sumber: hasil penelitian, 2014, diolah. Perbedaan pada hipotesis 3 (tiga) akan diuji dengan Independent Samples
Test menggunakan Program SPSS 16.0. Berikut ini adalah hasil pengujian
perbandingan nilai rata-rata kelas yang diperlakukan dengan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle dan ceramah bervariasi berbantuan game
puzzle terhadap hasil belajar PKn siswa.
Tabel 4.14 Independent Samples TestLevene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2- Mean Std. Error F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper NILAI Equal variances .369 .546 2.938
56 .005 4.172 1.420 1.327 7.017 POSTES assumed Equal variances 2.938 55.965 .005 4.172 1.420 1.327 7.017 not assumed
Pada hasil pengujian
Levene’s test, diperoleh nilai Levene’s Test sebesar
0,369 dengan signifikasi sebesar 0,546 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa varian dari dua kelompok yang diteliti adalah homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi varian sama (equal variance assumed). Parameter pengujian uji beda t-test dengan Independent Samples Test yaitu Jika p > 0,05 maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara dua kelompok sampel. Jika p < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara dua kelompok sampel.
Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh nilai t hitung = 2,938 dengan p = 0,005 (p < 0,05), hal ini berarti ada perbedaan signifikan pengaruh antara metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle pada siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan ceramah bervariasi berbantuan game puzzle pada siswa kelas II SDN Karanggondang 1 Kab Semarang terhadap peningkatan prestasi belajar PKn.
Berdasarkan pengujian tersebut, maka H ditolak dan H
1 diterima. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa hipotesis 3 (tiga) diterima dan benar.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Berdasarkan Nilai Rata-Rata
Proses pembelajaran yang mengunakan penerapan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle pada kelas eksperimen dan ceramah bervariasi berbantuan game puzzle terhadap hasil belajar PKn siswa pada kelas kontrol terjadi perbedaan dari segi nilai rata-rata baik pada pretest maupun postest. Pada kelas eksperimen rata-rata kemampuan awal siswa adalah 79,79. Sementara pada kelompok kontrol rata-rata nilai pretesnya adalah 78,21. Dapat dilihat bahwa di antara kedua nilai rata-rata kelas tersebut terdapat selisih 1,58 point, dimana kelas ekperimen berada pada level 1,58 point di atas kelas kontrol.
Setelah dilakukan perlakuan, dimana salah satu kelas tersebut diterapkan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle dan ceramah bervariasi berbantuan game puzzle terhadap hasil belajar PKn siswa, keduanya dites ulang dengan soal yang sama dengan soal waktu pretest. Pada kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 85,52 dan kelas kontrol nilai rata-ratanya 81,34. Hal ini berarti bahwa kelas eksperimen yang menggunakan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle terdapat 4,17 point di atas kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle.
Jadi berdasarkan nilai rata-rata, nilai kelas ekperimen yang menggunakan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle dalam proses pembelajaran PKn.
4.5.2 Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan SDN Karanggondang 1 Kab Semarang menerapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas II yaitu 65. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah 65 termasuk dalam kategori belum mencapai KKM dan itu berarti siswa tersebut harus melakukan remidi serta belum diperbolehkan untuk melanjutkan materi pelajaran berikutnya. Siswa yang mendapatkan nilai
≥ 65 digolongkan ke dalam kategori mencapai KKM atau melampaui KKM dan itu berarti siswa Kemampuan awal siswa pada kelas ekperimen, dari 29 siswa hanya satu siswa yang tidak mencapai KKM. Sementara pada kelas kontrol, dari 29 siswa hanya satu siswa yang tidak mencapai KKM. Beberapa waktu kemudian setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran kedua kelas tersebut dites lagi dengan soal yang sama. Hasil belajar PKn siswa dalam bentuk angka-angka menunjukkan perbedaan di antara kedua kelas tersebut. Hanya persamaannya mereka sama- sama menunjukkan peningkatan hasil belajarnya.
Pada kelas eksperimen, setelah diadakan postest, semua siswa mencapai atau melampaui KKM. Ada 22 siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar PKn pada nilai postes. Hal tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan hasil belajar PKn dengan menggunakan metode diskusi kelompok berbantuan game
puzzle mencapai 75,86%. 120 100 80 40 60 Postes Pretes
20 1 3 5 7 9 11 13 15
17
19 21 23 25 27 29 Grafik 4.5Grafik Peningkatan Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen
Pada kelas kontrol, setelah diadakan postest, semua siswa mencapai atau melampaui KKM. Namun hanya 16 siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar PKn pada nilai postes. Hal tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan hasil belajar PKn dengan menggunakan metode ceramah bervariasi berbantuan
game puzzle hanya mencapai 55,17%.
100 80 90 50 60
70 Pretes 20 30 40 Postes
10 1 3 5 7 9 11 13 15
17
19 21 23 25 27 29 Grafik 4.6Grafik Peningkatan Hasil Belajar PKn Kelas Kontrol
Jadi berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM), kelas yang menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok berbantuan game puzzle lebih memungkinkan siswa untuk mencapai nilai KKM sampai 75,86% bila dibandingkan dengan kelompok yang menerapkan metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle yang hanya memungkinkan siswa untuk mencapai KKM sampai 55,17% saja.
4.5.3 test ) Berdasarkan Pembuktian Uji T (T
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 (satu) dan 2 (dua) dengan uji
Paired Samples Test terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
kemampuan awal (pretest) dan kemampuan setelah diberi perlakuan (postest) baik itu pada metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle maupun pada metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle terhadap hasil belajar PKn siswa.
Berdasarkan pembuktian terhadap kelas eksperimen yang menggunakan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle, diperoleh nilai t hitung sebesar
- 5,724 dengan p = 0,000 (p < 0,05), hal ini berarti ada perbedaan signifikan hasil belajar PKn antara pretes dan postes pada kelas eksperimen. Sedangkan pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah bervariasi berbantuan
game puzzle , diperoleh nilai t hitung sebesar -2.656 dengan p = 0,013 (p < 0,05), hal ini berarti ada perbedaan signifikan hasil belajar PKn antara pretes dan postes pada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 (tiga), ternyata antara penerapan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle dan ceramah bervariasi berbantuan game puzzle terhadap hasil belajar PKn siswa terdapat perbedaan secara signifikan. Hal ini berarti bahwa nilai rata-rata kelas II di SDN Siderejo Lor 04 Kota Salatiga sebagai kelas ekperimen yang mendapat perlakuan metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle jauh berbeda hasil belajarnya apabila dibandingkan dengan kelas II di SDN Karanggondang 1 Kab Semarang sebagai kelas kontrol yang mendapat perlakuan metode ceramah bervariasi berbantuan
game puzzle .
Hal tersebut dibuktikan dengan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,938 dengan p = 0,005 (p < 0,05), yang berarti ada perbedaan signifikan pengaruh antara metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle pada siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan ceramah bervariasi berbantuan game puzzle pada siswa kelas II SDN Karanggondang 1 Kab Semarang terhadap peningkatan hasil belajar PKn. Berdasarkan pengujian tersebut maka H diterima dan H
1
ditolak. Hal ini menandakan bahwa pada uji beda pun menunjukkan bahwa metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle lebih unggul dari metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa.