BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Partisipatif Dalam Peningkatan Kompetensi Pedagogis Guru SMAN 1 Boja

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang di dalamnya terdapat warga sekolah (siswa, guru, karyawan, kepala sekolah) yang berinteraksi satu sama lain dan hidup di tengah masyarakat. Sekolah sebagai organisasi di dalamnya terhimpun kelompok kelompok manusia yang masing masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan. Kelompok tersebut adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, tenaga administrasi, peserta didik dan orang tua siswa (Wahjo Suwijo, 2011 : 145-146). Ini berarti bahwa sekolah merupakan sebuah organisasi yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Pencapaian tujuan sekolah bergantung pada kinerja orang orang dalam sekolah tersebut di mana kepala sekolah selaku pemimpin memiliki peran yang penting dan strategis yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah.

  Banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan, namun guru dipandang sebagai faktor penentu yang utama. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan menengah (Ditjen PMPTK, 2010). Ini berarti bahwa pendidikan yang bermutu sangat bergantung pada profesionalisme, kinerja dan kompetensi gurunya. Untuk menghasilkan siswa berkualitas diperlukan guru yang berkualitas, memiliki kompetensi, dan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Guru memegang kendali pembelajaran dan mengelola pembelajaran siswa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Pentingnya peran guru dalam penyelenggaraan pendidikan menuntut guru untuk memiliki kompetensi-kompetensi, di antaranya adalah kompetensi pedagogis, sosial, personal, dan profesional.

  Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kompetensi-kompetensi guru tersebut harus senantiasa ditingkatkan. Para guru telah mengikuti serangkaian uji kompetensi yang diselenggarakan pemerintah. Salah satunya di tahun 2012, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh mengumumkan bahwa hasil penilaian Uji Kompetensi Guru (UKG) masih jauh dari standar. Rata-rata capaian kompetensi guru adalah 44,5 dari nilai mimimum yang ditetapkan seharusnya 70 (Zakaria, 2012). Hal ini merupakan fenomena yang cukup memprihatinkan. Upaya meningkatkan kompetensi guru merupakan usaha bersama yang harus didukung semua pihak. Sekolah juga harus mendukung program peningkatan kompetensi guru melalui kepemimpinan kepala sekolahnya. Dalam hal ini, peran kepala sekolah sangat penting dalam mendukung peningkatan kompetensi guru di sekolahnya.

  Menurut Mulyasa (2012:5) “Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah (who is behind the school)”. Ini berarti bahwa untuk menjalankan peran kepemimpinannya secara berhasil, kepala sekolah mutlak harus memiliki gaya kepemimpinan yang tepat.

  Gaya kepemimpinan kepala sekolah mencerminkan sikap dan perilaku kepala sekolah dalam berinteraksi dengan bawahan seperti dalam pengambilan keputusan, konsultasi, dan delegasi wewenang. Gaya kepemimpinan yang efektif diperlukan dalam pengelolaan sekolah. Keefektifan kerja sekolah tergantung pada kerja sama antara kepala sekolah dengan seluruh stakeholder pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, kepemimpinan partisipatif sangat tepat diterapkan di sekolah.

  Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah bersama dengan bawahan, dengan caramelakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. Partisipasi yang dilakukan warga sekolah dapat meringankan beban sekolah. Sekolah memiliki tanggung jawab menjalankan proses pendidikan yang kompleks. Partisipasi warga sekolah dan stakeholder dalam penerapan kebijakan sekolah dapat menjaga kepercayaan dan menumbuhkan rasa memiliki sekolah di kalangan warga sekolah. Kepemimpinan partisipatif berkaitan erat dengan penggunaan berbagai macamprosedur pengambilan keputusan, yang memberikan kepada orang lain suatupengaruh tertentu terhadap keputusan- keputusan pemimpin tersebut. Istilah lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan ,desentralisasi, dan manajemen demokratis.

  SMAN 1 Boja merupakan salah satu sekolah menengah atas di lingkungan Kabupaten Kendal. Sekolah tersebut sudah berumur 29 tahun sejak didirikan pada bulan Juli 1985. Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif juga diperlukan di SMAN 1 Boja dalam menghadapi perubahan lingkungan yang dinamis.

  Kepemimpinan kepala sekolah sangat berperan penting dalam memajukan SMAN 1 Boja. Melalui gaya kepemimpinannya, kepala sekolah menerapkan aktivitas dalam pengambilan keputusan, konsultasi dan delegasi wewenang. Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia di sekolah melalui gaya kepemimpinan partisipatif.

  Berdasarkan observasi awal dan wawancara terbatas dengan beberapa orang guru, diperoleh informasi bahwa penguasaan kompetensi pedagogis guru masih belum mendapat perhatian yang serius karena guru cenderung hanya mengejar materi yang harus disampaikan kepada siswa. Guru belum mampu menerapkan cara mengajar yang efektif serta belum menerapkan pembelajaran yang inovatif. Guru hanya memperdalam materi dengan membaca materi pelajaran, tidak membaca dan memperdalam cara mengajar yang baik. Hal ini merupakan tantangan bagi kepala sekolah untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kompetensi pedagogis guru. Kepala sekolah yang menerapkan gaya partisipatif harus mengetahui kebutuhan dan kelemahan guru. Dalam merespon fenomena lemahnya kompetensi pedagogis guru, kepala sekolah harus mengarahkan guru untuk kompetensi pedagogisnya.

  Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, diperoleh pengetahuan bahwa hasil supervisi guru oleh kepala sekolah berkaitan dengan kompetensi pedagogis menunjukkan bahwa guru masih harus meningkatkan kompetensi pedagogisnya secara terus menerus. Pengamatan peneliti menunjukkan bahwa kepala sekolah yang sedang menjabat selalu turun ke bawah untuk meninjau siswa, guru-guru dan sekaligus menjalin hubungan sosial dan emosional. Konsultasi dilakukan dengan siswa, guru dan karyawan juga rutin dilakukan baik jika terdapat permasalahan maupun tidak.

  Model kepemimpinan partisipatif sangat berkaitan erat dengan performa kompetensi pedagogis yang dimiliki guru. Kompetensi pedagogis pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogis merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Ketika kepala sekolah jarang turun ke bawah untuk mengetahui keluhan keluhan serta masukan dari siswa dan guru, kompetensi pedagogis guru tidak dapat dikontrol dengan baik.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengevaluasi implementasi gaya kepemimpinan partisipatif yang diterapkan oleh kepala sekolah di SMA Negeri 1 Boja. Gaya kepemimpinan kepala sekolah tersebut ditelaah dari sudut pandang konteks, input, proses, dan produknya. Gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMAN 1 Boja ini penting dievaluasi karena kepemimpinan sebagai salah satu kompetensi yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah. Agar dapat terwujud secara sistematis, kepemimpinan harus menjadi program sekolah guna meningkatkan kompetensi pedagogis guru di SMAN 1 Boja.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimana konteks kepemimpinan partisipatif dalam peningkatan kompetensi pedagogis di kalangan guru SMAN 1 Boja ?

  (2) Bagaimana input kepemimpinan partisipatif dalam peningkatan kompetensi pedagogis di kalangan guru SMAN 1 Boja ?

  (3) Bagaimana proses kepemimpinan partisipatif dalam peningkatan kompetensi pedagogis di kalangan guru SMAN 1 Boja ?

  (4) Bagaimana produk kepemimpinan partisipatif dalam peningkatan kompetensi pedagogis di kalangan guru SMAN 1 Boja ?

  1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

  (1) mengevaluasi konteks kepemimpinan partisipatif dalam peningkatan kompetensi pedagogis di kalangan guru SMAN 1 Boja;

  (2) mengevaluasi input kepemimpinan partisipatif dalam peningkatan kompetensi pedagogis di kalangan guru SMAN 1 Boja;

  (3) mengevaluasi proses kepemimpinan partisipatif dalam peningkatan kompetensi pedagogis di kalangan guru SMAN 1 Boja;

  (4) mengevaluasi produk kepemimpinan partisipatif dalam peningkatan kompetensi pedagogis di kalangan guru SMAN 1 Boja.

  1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan pengetahuan tentang masalah kepemimpinan kepala sekolah khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca yang ingin melakukan penelitian yang temanya berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru.

1.4.2 Manfaat Praktis

  Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut. (1) Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pentingnya penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan menyadari pentingnya kepala sekolah sebagai agen pembaharu untuk memajukan sekolahnya. (2) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran kepemimpinan bagi guru sebagai seorang pendidik dan memunculkan sikap guru yang mau menghormati pemimpin dan berpartisipasi aktif terhadap keputusan bersama dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi pedagogis guru.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 25

3.1.2. Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 39

i UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GENDONGAN 02 SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian Uni

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 78

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konseling Kelompok Behavioral untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo Kendal

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konseling Kelompok Behavioral untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo Kendal

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konseling Kelompok Behavioral untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo Kendal

0 0 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konseling Kelompok Behavioral untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo Kendal

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konseling Kelompok Behavioral untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo Kendal

0 0 81