ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PENGALA

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
PT. SURYA ABADI MAKMUR
Oleh :
Karnawi Kamar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan
dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan, baik secara parsial maupun simultan.
Desain penelitian yang digunakan yaitu desain penelitian asosiatif. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 87 responden yang semuanya merupakan
karyawan PT. Surya Abadi Makmur. Metode Pengumpulan data yang digunakan
dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada karyawan yang menjadi
responden. Analisis data yang digunakan adalah uji analisis regresi linier berganda dan
sederhana.
Hasil penelitian menunjukan pendidikan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Pengalaman kerja juga pengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara simultan pendidikan dan pengalaman
kerja pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pendidikan
mempengaruhi variabel kinerja karyawan sebesar 51,4% sedangkan pengalaman kerja
mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 44,9%. Pendidikan dan Pengalaman kerja
bepengaruh sebesar 62,8% terhadap kinerja karyawan.

Kata kunci: Pendidikan, Pengalaman, Kinerja Karyawan

1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh kinerja
karyawan. Kinerja adalah hasil dari pekerjaan organisasi yang dikerjakan oleh karyawan
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk, arahan yang diberikan oleh pimpinan
(manajer), kompetensi dan kemampuan karyawan mengembangkan nalarnya dalam bekerja.
Kinerja mengacu pada prestasi kerja karyawan diukur berdasarkan standard atau
kriteria yang telah ditetapkan organisasi. Pengelolaan untuk mencapai kinerja karyawan
yang sangat tinggi terutama untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Untuk menciptakan kinerja karyawan agar berjalan dengan efektif, hal tersebut tidak
hanya didorong dengan adanya tingkat pendidikan yang tinggi saja tetapi dengan
mempunyai pengalaman kerja yang baik.
Faktor yang juga mempengaruhi kemampuan kerja dan kinerja karyawan ialah seberapa
lama pengalaman seorang karyawan itu sendiri. Dalam peningkatan kemampuan dan kinerja
karyawan, pengalaman karyawan merupakan hal yang sangat diperlukan. Seperti kata
pepatah bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman kerja karyawan menunjukan

tingkat penguasaan keterampilan (softskill) karyawan. Pengalaman kerja merupakan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan karyawan yang diukur dari lama masa kerja,
tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Pengalaman hanya bisa
diperoleh melalui tempat kerja.
Mengingat kinerja karyawan sangat diperlukan agar kegiatan perusahaan dapat berjalan
dengan baik, maka sebaiknya perekrutan karyawan harus dilakukan dengan hati-hati, karena
kinerja akan mendasari kegiatan dalam hal pengembangan karier, hal ini dapat dilihat dari
kemampuannya dalam menjalankan tugas yang dibebankan perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul : Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Surya Abadi Makmur.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimanakah pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada
PT. Surya Abadi Makmur ?
b. Bagaimanakah pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi
pada PT. Surya Abadi Makmur ?
c. Bagaimanakah pengaruh pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan
bagian produksi pada PT. Surya Abadi Makmur ?

C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Adapun tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi
pada PT. Surya Abadi Makmur.
b. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan bagian
produksi PT. Surya Abadi Makmur.

c. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan
bagian produksi PT. Surya Abadi Makmur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktik bagi manajemen
perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan dan manfaat akademik bagi
kampus, mahasiswa dan peneliti yang ingin mengambangkan peneliti yang ingin melakukan
penelitian yang serupa.
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia sangat bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan
memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan
perusahaan. Anwar Prabu Mangkunegara (2013:2) menjelaskan bahwa manajemen sumber

daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pila sebagai suatu
pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai). Sejalan
dengan itu Hasibuan (2013:10) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Selanjutnya Edy
Sutrisno (2014:7) “Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, atas pengadaan pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk
mencapai tujuan perusahaan secara terpadu”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan,
evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan
hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
B. Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting dalam pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan dapat memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan bekerja yang mampu

meningkatkan kinerja karyawan.
Dalam arti luas, Redja Mudyahardjo (2014:11) menyatakan bahwa “Pendidikan adalah
usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah
sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah
pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal,
dan informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat
memainkan peranan hidup secara tepat.”

Sedangkan dalam arti sempit menyatakan bahwa pendidikan adalah sekolah.
Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka (Made Pidarta,
2014:10). Definisi yang lain adalah dari Dewantara yang mengatakan bahwa pendidikan
adalah menuntun segala kekuatan kuadrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Langeveld mengatakan bahwa mendidik adalah memberi pertolongan

secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya
menuju kearah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila
atas segala tindakannya menurut pilihannya sendiri.
Menurut Moben Pakpahan dan Sastra Tamami (2015:3) pendidikan merupakan ilmu
yang diperoleh seseorang untuk mendewasakan baik prilaku maupun pemikiran sehingga
dapat mengubah cara pandang, berpikir, berkomunikasi, dan mampu mengemukakan ide-ide
yang lebih baik. Pendidikan bukan hanya dapat diperoleh dari bangku sekolah namun
pengalaman hidup juga memberikan pendidikan yang sangat membangun kehidupan
seseorang. Orang-orang yang terdidik akan terlihat dari gaya bahasa yang baik, lebih
memikirkan bagaimana solusi menghadapi masalah bukan mengapa masalah tersebut dapat
terjadi, berwibawa, dapat beprilaku baik.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan beberapa definisi tentang pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Tujuan pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional berserta peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian
dengan pendidikan. Pada uraian berikut akan dikemukakan tujuan-tujuan pendidikan itu,
yang diakhiri dengan tujuan pendidikan secara umum.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 26 ayat 1 disebutkan pendidikan bertujuan untuk :
1) Kecerdasan
2) Pengetahuan
3) Kepribadian
4) Akhlak mulia
5) Keterampiran

Sedangkan menurut TAP MPR No.11/MPR/1993 dalam Malayu S.P Hasibuan
(2014:69), Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja
profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan
Nasional juga harus mampu menumbuhkan jiwa patrioritik dan mempertebal rasa cinta
tanah air, menigkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran
pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi masa depan.
Iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar
dikalangan masyarakat harus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif,
inovatif, dan keinginan untuk maju.
Menurut Redja Mudyahardjo (2014:359) penjelasan Penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah (formal) dan jalur luar
sekolah.
1) Jalur Pendidikan Sekolah (Formal)
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah melalui
kegiatan belajar-mengajar secara jenjang dan berkesinambungan.
2) Jalur Pendidikan Luar Sekolah (Nonformal)
Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar
sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan.
Menurut Made Pidarta (2013:20) lembaga pendidikan di Indonesia dalam garis
besarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1) Lembaga pendidikan jalur formal
a) Lembaga pendidikan prasekolah
b) Lembaga pendidikan dasar
c) Lembaga pendidikan menengah SMA dan SMK
d) Lembaga pendidikan tinggi
2) Lembaga pendidikan jalur Nonformal
3) Lembaga pendidikan jalur Informal pada keluarga dan masyarakat.
Dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1989 pasal 11 dalam Redja Mudyahardjo
(2014:359-360) menjelaskan jenis pendidikan yang terdiri dari : Pendidikan umum,
pendidikan kejuruan, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu, pendidikan luar biasa, pendidikan
kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan professional.
Adapun menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1989 pasal 12 dalam Redja Mudyahardjo
(2014:359-360) menjelaskan mengenai jenjang pendidikan yang diuraikan sebagai berikut :
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
C. Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja merupakan jumlah masa kerja yang telah ditempuh seseorang untuk
melakukan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya dan hasil yang diperoleh adalah
keterampilan dan pengetahuan yang semakin baik terhadap pekerjaan tersebut. Dan dinilai
pengalaman kerja menjadi tolak ukur seseorang terhadap pemahaman dan analisa tugas

untuk mendorong efesiensi waktu dan tenaga dalam menghadapi suatu pekerjaan (Moben
Pakpahan dan Sastra Tamami, 2015:3).

Menurut Handoko (2014:24) pengalaman kerja merupakan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan karyawan yang diukur dari lama masa kerja, tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki karyawan. Pengalaman hanya bisa didapatkan melalui tempat
kerja.
Pengalaman dalam semua kegiatan sangat diperlukan, karena experience is the best
teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik. Maksud dari hal tersebut adalah bahwa
seseorang belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman dapat
memunculkan potensi seseorang. Potensi yang penuh akan muncul secara bertahap seiring
berjalannya waktu sebagai tanggapan terhadap bermacam-macam pengalaman. Jadi
sesungguhnya yang penting diperhatikan dalam hubungan tersebut adalah kemampuan
seseorang untuk belajar dari pengalamannya, baik pengalaman manis maupun pahit.
Pengalaman Kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan
seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat
pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Adapun faktor-fakor yang mempengaruhi
pengalaman kerja yaitu:
1) Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, kursus, latihan, bekerja. Untuk
menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang diwaktu yang lalu.

2) Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau kemampuan jawab dan
seseorang.
3) Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs) untuk meramalkan tanggung jawab dan
wewenang seseorang.
4) Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif untuk mempelajari kemampuan
penilaian dan penganalisaan.
5) Keterampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan
aspek-aspek teknik pekerjaan.
Ada beberapa hal juga untuk menentukan berpengalaman tidaknya seorang karyawan
yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja yaitu :
1) Lama waktu/ masa kerja
2) Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
3) Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
D. Kinerja
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
dituangkan melalui perencanaan strategi organisasi. Kinerja menurut Marwansyah
(2014:228) adalah pencapaian suatu prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya. Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2013:67) kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sejalan
dengan itu Moh Pabundu Tika (2014:121) menyatakan bahwa kinerja sebagai hasil-hasil
fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka disimpulkan bahwa kinerja adalah
pencapaian suatu prestasi yang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepada
karyawan untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi.

Menurut Marwansyah (2014:234) kinerja dalam organisasi dapat ditimbulkan oleh
beberapa faktor yaitu:
1) Pengetahuan dan keterampilan. Karyawan tidak tahu bagaimana menjalankan tugastugas secara benar, kurangnya keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan.
2) Lingkungan. Masalah tidak berhubungan dengan karyawan tetapi disebabkan oleh
lingkungan, kondisi kerja, proses yang buruk, ergonomika dan lain-lain.
3) Sumber daya. Kurangnya sumber daya atau teknologi
4) Motivasi. Karyawan tahu bagaimana menjalankan pekerjaan, tetapi tidak melakukan
secara benar. Ini mungkin saja disebabkan oleh proses seleksi yang tidak sempurna.
Sedangkan Ma’ruf Abdullah (2014:145) menyatakan bahwa indikator kinerja adalah
nilai atau kakakteristik tertentu yang digunakan untuk mengukur output atau Outcome suatu
kegiatan. Menurut Moeheiono dalam Ma’ruf Abdullah (2014:152) kategori ukuran kinerja
adalah sebagai berikut :
1) Efektifitas, indikator ini mengukur derajat kesesuaian yang dihasilkan dalam mencapai
sesuatu yang diinginkan.
2) Efisiensi, indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses menghasilkan output dengan
biaya serendah mungkin.
3) Kualitas, indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan dengan kebuthan dan harapan konsumen.
4) Ketepatan waktu, indikator ini mengkur apakah pekerjaan telah diselesaikan secara
benar dan tepat waktu.
5) Produktivitas, indikator ini mengkur tingkat efektifitas suatu organisasi.
6) Keselamatan, indikator ini mengukur kesehatan organisasi secara keseluruhan serta
lingkungan kerja para karyawan ditinjau dari aspek kesehatan.
Menurut Ma’ruf Abdullah (2014:201) penilaian kinerja dilakukan dengan dua cara yaitu
:
1) Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian kinerja ketika para karyawan sedang melakukan
tugasnya. Penilaian formatif ini bertujuan untuk melihat kemungkinan terjadinya
ketimpangan antar kinerja karyawan dibandingkan dengan standar kinerja dalam waktu
tertentu.
2) Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir periode penilaian. Dalam
penilaian ini manajer penilai membandingkan kinerja akhir karyawan dengan standar
kinerja yang sudah disepakati dan ditetapkan.
Hasil penilaian berupa kinerja akhir itu selanjutnya oleh manajer dibahas dengan
karyawan yang bersangkutan. Menurut M Ma’ruf Abdullah (2014:202) tujuan dari penilaian
kinerja yaitu :
1) Untuk mengetahui dan menggali lebih jauh lagi tentang sebab-sebab kelemahan kinerja
karyawan, sehingga dapat dicarikan solusi untuk memperbaiki kinerja pada tahun
berikutnya.
2) Untuk tujuan menyusun dan menyepakati target kinerja tahun kerja yang baru yang akan
dimulai setelah berakhirnya tahun kerja yang berjalan.
E. Kerangka Kerja Teoritis.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan pada tinjauan pustaka tersebut, maka
kerangka kerja teoritis dalam penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Pendidikan
(X1)
Pengalaman Kerja
(X2)

Kinerja Karyawan
(Y)

Gambar 1 Kerangka Kerja Teoritis
F. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2014:99) adalah suatu jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana runusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesa dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Terdapat pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Surya
Abadi Makmur.
2) Terdapat pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT.
Surya Abadi Makmur.
3) Terdapat pengaruh pendidikan dan pengalaman kerja secara simultan terhadap kinerja
karyawan bagian produksi pada PT. Surya Abadi Makmur.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yag lebih sempit, desain penelitian hanya
mengenal pengumpulan dan analisis data saja. Berikut macam desain penelitian menurut
Noor (2013:108), yaitu :
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian komperatif
c. Penelitian asosiatif
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan
pengalaman kerja pada PT. Surya Abadi Makmur.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga akan memperoleh atau diperoleh informasi yang kemudian
diolah dengan metode yang tepat dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulannya menurut
Sugiyono (2014:38). Variabel dalam penelitian ini meliputi :
1. Pendidikan (X1)

Redja Mudyahardjo (2014:11) menyatakan bahwa Pendidikan adalah pengalamanpengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan
informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari
dapat memainkan peranan hidup secara tepat.”
2. Pengalaman Kerja (X2)
Menurut Handoko (2014:24) pengalaman kerja merupakan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan karyawan yang diukur dari lama masa kerja, tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki karyawan. Pengalaman hanya bisa didapatkan melalui tempat
kerja.
3. Kinerja (Y)
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2013:67) pengertian kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
C. Pemilihan Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2016:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel merupakan
bagian dari populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah probability
sampling. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah karyawan PT Selamat Sempurna
Tbk. Pengambilan teknik yang digunakan yaitu sample random sampling karena
pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperlihatkan strata yang ada
dalam populasi itu. Strata yang diambil dengan rumus Slovin dalam Riyadi (2014:24)
sebagai berikut :
n=

N
1+ Ne2

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi
e2 = Margin of error 10%
Berdasarkan rumus di atas maka, dapat dihitung besarnya sampel dari jumlah populasi
yang ada yaitu :
688
n=
=87,3
1+688(0,1)2
Berdasarkan perhitungan di atas, maka ukuran sampel dalam penelitian ini ditetapkan
dengan menggunakan batas toleransi kesalahan/margin error 10% atau dengan tingkat
kepercayaan 90% dengan demikian jumlah sampel (n) yang diperoleh dalam penelitian ini
87 orang.
D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Menurut Burhan Bungin (2014:132), data primer adalah data yang langsung diperoleh dari
sumber data pertama dilokasi penelitian atau obyek penelitian. Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : wawancara (interview), angket
(kuesioner), pengamatan (observasi) dan studi kepustakaan.
E. Metode Analisa Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : uji validitas dan
reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas), uji
korelasi dan koefisien determinasi, uji regresi dan uji hipotesis
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Data dan Pembahasan
1. Uji Validitas
a) Uji Validitas Pendidikan (X1)
Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur
memang benar-benar variabel yang hendak diteliti. Uji validitas ini digunakan untuk
mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Tabel 1
Hasil Rekapitulasi Validitas Pendidikan (X1)
No
Item Pertanyaan
r-hitung
r-tabel
Keterangan
1
Item 1
,606**
0,210
Valid
2
Item 2
,667**
0,210
Valid
**
3
Item 3
,748
0,210
Valid
**
4
Item 4
,841
0,210
Valid
**
5
Item 5
,850
0,210
Valid
6
Item 6
,713**
0,210
Valid
**
7
Item 7
,822
0,210
Valid
8
Item 8
,828**
0,210
Valid
**
9
Item 9
,483
0,210
Valid
**
10 Item 10
,655
0,210
Valid
Sumber : Data primer diolah 2017
Hasil uji validitas pada variabel pendidikan menunjukkan bahwa 10 item yang ada pada
variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah lebih
besar dari r-tabel (0,210).
b) Pengalaman Kerja (X2)
Tabel 2
Hasil Rekapitulasi Validitas Pengalaman Kerja (X2)
No
Item Pertanyaan
r-hitung
r-tabel
Keterangan
**
,571
1
Item 1
0,210
Valid

2
Item 2
,410**
0,210
Valid
**
,646
3
Item 3
0,210
Valid
4
Item 4
,553**
0,210
Valid
**
5
Item 5
,741
0,210
Valid
**
,539
6
Item 6
0,210
Valid
**
7
Item 7
,367
0,210
Valid
**
8
Item 8
,682
0,210
Valid
**
9
Item 9
,683
0,210
Valid
10 Item 10
,586**
0,210
Valid
Sumber : Data primer diolah 2017
Hasil uji validitas pada variabel pengalaman kerja menunjukkan bahwa 10 item yang
ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah
lebih besar dari r-tabel (0,210).
c) Kinerja Karyawan (Y)
Tabel 3
Hasil Rekapitulasi Validitas Kinerja Karyawan (Y)
No
Item Pertanyaan
r-hitung
r-tabel
Keterangan
**
1
Item 1
,571
0,210
Valid
**
2
Item 2
,410
0,210
Valid
3
Item 3
,646**
0,210
Valid
**
4
Item 4
,553
0,210
Valid
**
5
Item 5
,741
0,210
Valid
6
Item 6
,539**
0,210
Valid
**
7
Item 7
,367
0,210
Valid
8
Item 8
,682**
0,210
Valid
**
9
Item 9
,683
0,210
Valid
10
Item 10
,586**
0,210
Valid
**
11
Item 11
,517
0,210
Valid
Sumber : Data primer diolah 2017
Hasil uji validitas pada variabel Kinerja karyawan menunjukkan bahwa 10 item yang
ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah
lebih besar dari r-tabel (0,210).
2. Uji Realibilitas
Berikut merupakan hasil dari uji realibilitas terhadap variabel penelitian yang meliputi:
a) Pendidikan (X1)
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas Pendidikan (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
,901
Sumber : Data primer diolah 2017

N of Items
10

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan variabel
pendidikan (X1), menunjukkan tingkat reabilitas sebesar 0,901 yang artinya variabel tersebut
signifikan karena memiliki nilai cronbach’s alpha > 0,60 sehingga dinyatakan reliabel dan
dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.
b) Pengalaman Kerja (X2)
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,828
10
Sumber : Data primer diolah 2017
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpukan bahwa pada pertanyaan variabel
pengalama
n kerja(X2), menunjukkan tingkat reabilitas yang signifikan karena memiliki
nilai cronbach’s alpha > 0,60 sehingga dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk
pengujian selanjutnya.
c) Variabel Kinerja karyawan (Y)
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,772
10
Sumber : Data primer diolah 2017
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpukan bahwa pada pertanyaan variabel Kinerja
Karyawan (Y) menunjukkan tingkat reabilitas yang signifikan karena memiliki nilai
cronbach’s alpha > 0,60 sehingga dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk pengujian
selanjutnya.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas

Gambar 2
Hasil Uji Normalitas P-Plot

Berdasarkan grafik 4.1 di atas menunjukkan bahwa variabel pendidikan (X1) dan
pengalaman kerja (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y) dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan grafik 4.2 scatter plot di atas tampak bahwa titik-titik menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu, dengan demikian tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolineritas
Tabel 7
Hasil Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized
Collinearity
d
Coefficients
Statistics
Coefficients
Model
t
Sig.
Std.
Toleranc
B
Beta
VIF
Error
e
1 (Constant)
20,63
2,036
10,13
,
2
3 000
Pendidikan
,308
,048
,501 6,363
,
,712 1,40
000
4
Pengalaman
,292
,057
,401 5,092
,
,712 1,40
000
4
a. Dependent Variable: Kinerja
(Sumber : Data primer diolah 2017)
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolineritas
menunjukkan bahwa variabel independen pendidikan dan pengalaman kerja memiliki nilai
VIF0.10 yaitu 0.712, maka tidak terdapat multikolineritas
antara variabel independen dalam model regresi
3. Uji Korelasi dan Uji Determinasi
a. Uji Korelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu antara variabel bebas dan
variabel terikat. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan apliksi SPSS versi 20.0.

1) Uji Korelasi Sederhana X1Y
Tabel 8
Hasil Uji Korelasi Sederhana X1Terhadap Y
Correlations
Pendidikan
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
87
Kinerja
Pearson Correlation
,717**
Sig. (2-tailed)
,000
N
87
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pendidikan

Kinerja
,717**
,000
87
1
87

(Sumber : Data primer diolah 2017)
Berdasarkan hasil uji korelasi antara pendidikan (X 1) terhadap kinerja karyawan (Y)
didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,717. Dengan arah positif yang berarti tingkat
hubungan antara pendidikan dan kinerja karyawan adalah kuat yang terdapat pada tingkat
(0,60 – 0,799).
2) Uji Korelasi Sederhana X2Y
Tabel 9
Hasil Uji Korelasi Sederhana X2 Terhadap Y
Correlations
Pengalaman
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
87
Kinerja
Pearson Correlation
,670**
Sig. (2-tailed)
,000
N
87
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
(Sumber : Data primer diolah 2017)
Pengalaman

Kinerja
,670**
,000
87
1
87

Berdasarkan hasil korelasi antara pengalaman kerja (X 2) terhadap kinerja karyawan (Y)
didapat nilai koefisien korelasi sebesar -0,670. Dengan arah positif yang berarti tingkat
hubungan antara pengalaman kerja dan kinerja karyawan adalah kuat yang terdapat pada
tingkat (0,60-0,799).
3) Uji Korelasi Simultan X1X2Y
Tabel 10
Hasil Uji Korelasi Simultan X1X2 terhadap Y
Model Summary
Model

R

R Square

1
,793a
,628
a. Predictors: (Constant), Pengalaman, Pendidikan

Adjusted R
Square
,620

Std. Error of the
Estimate
2,344

(Sumber : Data primer diolah 2017)

Berdasarkan hasil uji korelasi Simultan antara pendidikan (X 1) dan pengalaman (X2)
dengan kinerja karyawan (Y) diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,793 dengan arah
positif yang berarti tingkat hubungan antara pendidikan (X 1) dan pengalaman kerja (X2)
terhadap kinerja karyawan (Y) adalah kuat yang terdapat pada tingkat (0,60-0,799).
b. Uji Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar pengaruh pendidikan (X 1) dan pengalaman
kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Hasil dari Pengelolaan yang telah disajikan pada
tabel sebagai berikut :
1) Uji Determinasi Sederhana X1 terhadap Y
Berdasarkan hasil uji data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS v.20.0,
maka hasil koefisien determinasi X1 terhadap Y sebagai berikut :
Tabel 11
Hasil Uji Koefisien Determinasi Sederhana X1 terhadap Y
Model Summary
Model

R

R Square

1
,717a
,514
a. Predictors: (Constant), Pendidikan
(Sumber : Data primer diolah 2017)

Adjusted R
Square
,508

Std. Error of
the Estimate
2,665

Berdasarkan tabel di atas, pengaruh variabel pendidikan (X 1) terhadap kinerja karyawan
(Y) dengan koefisien determinasi adalah sebesar 51,4% , yaitu artinya variabel pendidikan
mempengaruhi variabel kinerja karyawan 51,4% dan sisanya 48,6% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti.
2) Uji Determinasi Sederhana X2 terhadap Y
Berdasarkan hasil uji data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS v.20.0,
maka hasil koefisien determinasi X2 terhadap Y adalah sebagai berikut :
Tabel 12
Hasil Uji Koefisien Determinasi Sederhana X2 terhadap Y
Model Summary
Model

R

R Square

1
,670a
,449
a.Predictors: (Constant), Pengalaman
(Sumber : Data primer diolah 2017)

Adjusted R
Square
,443

Std. Error of
the Estimate
2,837

Berdasarkan tabel di atas, pengaruh variabel pengalaman kerja (X2) terhadap kinerja
karyawan (Y) dengan koefisien determinasi adalah sebesar 44,9%, yaitu artinya variabel
Konflik mempengaruhi variabel kinerja karyawan 44,9% dan sisanya 55,1% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti.
3) Uji Determinasi Berganda X1 X2 terhadap Y
Berdasarkan hasil uji data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS v.20.0,
maka hasil koefisien determinasi X1 X2 terhadap Y adalah sebagai berikut :

Tabel 13
Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda X1 X2 terhadap Y
Model Summary
Adjusted
R Square
1
,793a
,628
,620
a. Predictors: (Constant), Pengalaman, Pendidikan
(Sumber: Data primer diolah 2017)
Model

R

R Square

Std. Error of the
Estimate
2,344

Berdasarkan tabel di atas, pengaruh variabel pendidikan (X1) dan pengalaman kerja (X2)
terhadap kinerja karyawan (Y) dengan koefisien determinasi adalah sebesar 62,8% , yaitu
artinya variabel stres kerja mempengaruhi variabel kinerja karyawan 62,8% dan sisanya
37,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
4. Uji Regresi
a. Uji Regresi Sederhana X1 terhadap Y
Berikut ini merupakan hasil uji regresi X1 terhadap Y dilakukan dengan menggunakan
program SPSS v.20.0 sebagai berikut :
Tabel 14
Hasil Uji Regresi Sederhana X1 terhadap Y
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
(Constant)
26,264
1,944
1
Pendidikan
,440
,046
,717
a.
Dependent Variable: Kinerja
(Sumber: Data primer diolah 2017)

t
13,511
9,475

Sig.
,000
,000

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana X1 terhadap Y didapat persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = a + b1 (X1)
Y = 26,264 + 0,440 X1
Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
X1 = Pendidikan
Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh diatas, maka model regresi dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1) Nilai konstanta sebesar 26,264, hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan
pendidikan (X1), maka tingkat atau besarnya kinerja karyawan (Y) adalah sebesar
26,264unit.
2) Nilai koefisien regresi sebesar 0,440, hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan
sebesar 1 unit untuk pendidikan (X) maka akan menaikan kinerja karyawan (Y) sebesar
0,440 unit. Dan sebaliknya jika pendidikan meningkat sebesar 1 unit, maka kinerja
karyawan (Y) akan meningkat sebesar 0,440 unit.

b. Uji Regresi Sederhana X2 Terhadap Y
Berikut ini merupakan hasil uji regresi X2 terhadap Y dilakukan dengan menggunakan
program SPSS v.20.0 sebagai berikut :
Tabel 15
Hasil Uji Regresi Sederhana X2 terhadap Y
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
t
B
Std. Error
Beta
(Constant)
25,937
2,248
11,538
1
Pengalaman
,488
,059
,670 8,327
a.
Dependent Variable: Kinerja
(Sumber : Data primer diolah 2017)

Sig.
,000
,000

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana X2 terhadap Y didapat persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = a + b2 (X2)
Y = 25,937 + 0,488 X2
Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
X2 = Pengalaman Kerja
Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh di atas, maka model regresi dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1) Nilai konstanta sebesar 25,937, hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada pengalaman
kerja (X2), maka tingkat atau besarnya kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 25,937 unit.
2) Nilai koefisien regresi sebesar 0,488, hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan
sebesar 1 unit pengalaman kerja (X2) ,maka akan meningkatkan kinerja karyawan (Y)
sebesar 0,488 unit, dan sebaliknya jika pengalaman kerja turun sebesar 1 unit, maka
kinerja karyawan (Y) akan meningkat sebesar 0,488 unit.
c. Uji Regresi Berganda X1 X2 Terhadap Y
Berikut ini merupakan hasil uji regresi X 1 X2 terhadap Y dilakukan dengan
menggunakan program SPSS v.20.0 sebagai berikut :
Tabel 16
Hasil Uji Regresi Berganda X1 X2 terhadap Y
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
(Constant)
20,632
2,036
1 Pendidikan
,308
,048
,501
Pengalaman
,292
,057
,401
a. Dependent Variable: Kinerja
(Sumber : Data primer diolah 2017)

t
10,133
6,363
5,092

Sig.
,000
,000
,000

Berdasarkan hasil uji regresi berganda X1 X2 terhadap Y didapat persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = a + b1 (X1) + b2 (X2)
Y = 20,632 + 0,308 X1 + 0,292 X2
Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
X1 = Pendidikan
X2 = Pengalaman Kerja
Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh di atas, maka model regresi dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1) Nilai konstanta sebesar 20,632 hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada pendidikan (X 1)
dan pengalaman kerja (X2) maka, tingkat atau besarnya kinerja karyawan sebesar 20,632.
2) Nilai koefisien regresi sebesar 0,308 hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan
sebesar 1 unit untuk pendidikan (X1) maka, akan menaikan kinerja karyawan (Y) Sebesar
0,308 unit. Dan sebaliknya jika pendidikan (X 1) meningkat sebesar 1 unit maka, kinerja
karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,308 unit, saat mana pengalaman kerja
(X2) cateris paribus.
3) Nilai koefisien regresi sebesar 0,292 hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan
sebesar 1 unit untuk pengalaman kerja (X 2) maka, akan meingkatkan kinerja karyawan
(Y) sebesar 0,292 unit. Dan sebaliknya, jika pengalaman kerja (X 2) turun sebesar 1 unit
maka, kinerja karyawan akan menurun sebesar 0,292 unit. Saat mana pendidikan (X 1)
cateris paribus.
5. Uji Hipotesis (Uji t dan Uji F)
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y) secara parsial (sederhana) membandingkan nilai t hitung dengan
ttabel. Jika nilai thitung > nilai ttabel maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara
parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Dan sebaliknya, jika nilai t hitung < ttabel maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap
variabel terikat.Uji t ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS v 20.0.
1) Uji t hipotesis sederhana X1 terhadap Y
Berikut ini merupakan hasil uji t hipotesis sederhana X1 terhadap Y sebagai berikut :
Tabel 17
Hasil Uji t Hipotesis Sederhana X1 terhadap Y
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
26,264
1,944
Pendidikan
,440
,046
,717
a.Dependent Variable: Kinerja
(Sumber : Data primer diolah 2017)

t
13,511
9,475

Sig.
,000
,000

Berikut ini merupakan hasil uji hipotesis sederhana ttabel perhitungan manual: dk: n-2 =
0,05 ; 87-2 = 85 = 1,988. Berdasarkan hasil t hitung dan ttabel tersebut maka, dapat disimpulkan
bahwa thitung = 9,475 > 1,988. Nilai positif menunjukkan bahwa variabel pendidikan (X 1)
mempunyai hubungan yang searah dengan variabel kinerja karyawan (Y). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian terdapat pengaruh secara
parsial variabel pendidikan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y).
2) Uji t hipotesis sederhana X2 terhadap Y
Berikut ini merupakan hasil uji t hipotesis sederhana X1 terhadap Y sebagai berikut :
Tabel 18
Hasil Uji t Hipotesis Sederhana X2 terhadap Y
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
(Constant)
25,937
2,248
1
Pengalaman
,488
,059
,670
a.Dependent Variable: Kinerja
(Sumber : Data primer diolah 2017)

t

Sig.

11,538
8,327

,000
,000

Berikut ini merupakan hasil uji hipotesis sederhana ttabel perhitungan manual: dk: n-2 =
0,05 ; 87-2 = 85 = 1,988. Berdasarkan hasil t hitung dan ttabel tersebut maka, dapat disimpulkan
bahwa thitung = 8,327 > 1,988. Nilai positif menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja
(X2) mempunyai hubungan yang searah dengan variabel kinerja karyawan (Y). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian terdapat pengaruh secara
parsial variabel pengalaman kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y).
b. Uji F
Uji F hipotesis ini dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
simultan variabel bebas (X1) dan (X2) terhadap variabel terikat (Y) dengan membandingkan
Fhitung dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika nilai F hitung < Ftabel maka, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel
terikat. Berikut ini merupakan hasil uji F hipotesis berganda X1 X2 terhadap Y.
Tabel 19
Hasil Uji Hipotesis Berganda X1 X2 terhadap Y
Model
Sum of Squares
1 Regression
780,244
Residual
461,480
Total
1241,724
a. Dependent Variable: y
b.
Predictors: (Constant), X2, X1
(Sumber : Data primer diolah 2017

ANOVAa
df
Mean Square
2
390,122
84
5,494
86

F
71,011

Sig.
,000b

Berikut ini merupakan hasil uji hipotesis berganda F tabel dengan perhitungan manual : dk
pembilang – k : penyebut = n-k-1 = 87-2-1 = 84 : 0,05 = 2 : 84 : 0,05 = 3,11. Berdasarkan
hasil Fhitung dan Ftabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Fhitung = 71,011 > Ftabel = 3,11.
Nilai positif menunjukkan bahwa variabel pendidikan (X1) dan pengalaman kerja (X2)
mempunyai hubungan yang searah dengan variabel kinerja karyawan (Y). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian terdapat pengaruh secara
simultan antara variabel pendidikan (X1) dan pengalaman kerja (X2) terhadap variabel terikat
kinerja karyawan (Y).
B. Penyelesaian Masalah
Setelah menghitung dan menganalisa data yang ada, maka hasil yang diperoleh untuk
menjawab beberapa rumusan masalah pada bab 1 (satu) diantaranya :
1. Bagaimanakah pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada
PT. Surya Abadi Makmur ?
Hasil dari perhitungan koefisien determinasi pendidikan dengan kinerja karyawan
diperoleh nilai koefisien determinasi 51,4% hal ini menunjukkan bahwa pendidikan (X 1)
berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 51,4% dan sisanya 48,6% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Bedasarkan regresi Y = 26,264 + 0,440 X1, Maka nilai konstanta sebesar 26,264 hal ini
menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan pendidikan maka tingkat atau besarnya
kinerja karyawan (Y) sebesar 26,264 unit. Nilai koefisien regresi sebesar 0,440 hal ini
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 unit pendidikan (X1) maka akan menaikkan kinerja
karyawan (Y) sebesar 0,440 unit, dan sebaliknya jika pendidikan turun sebesar 1 unit maka
kinerja karyawan (Y) akan menurun sebesar 0,440.
Berdasarkan perhitungan hipotesis thitung didapat nilai 9,475 > ttabel sebesar 1,988. Nilai
positif menunjukkan bahwa variabel pendidikan (X1) mempunyai hubungan yang searah
dengan variabel kinerja karyawan (Y) Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
pengaruh antara pendidikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Surya Abadi Makmur.
2. Bagaimanakah pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi
pada PT. Surya Abadi Makmur ?
Hasil dari perhitungan koefisien determinasi pengalaman kerja dengan kinerja
karyawan diperoleh nilai koefisien determinasi 44,9% hal ini menunjukkan bahwa
pengalaman kerja (X2) berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 44,9% dan
sisanya 55,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Bedasarkan regresi Y = 25,937 + 0,488 X 1, Maka nilai konstanta sebesar 25,937 hal ini
menyatakan bahwa jika tidak ada pengalaman kerja maka tingkat atau besarnya kinerja
karyawan (Y) sebesar 25,937 unit. Nilai koefisien regresi sebesar 0,488 hal ini menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 unit pengalaman kerja (X2) maka akan menaikkan kinerja
karyawan (Y) sebesar 0,488 unit, dan sebaliknya jika pengalaman kerja turun sebesar 1 unit
maka kinerja karyawan (Y) akan menurun sebesar 0,488.
Berdasarkan perhitungan hipotesis thitung didapat nilai 8,327 > ttabel sebesar 1,988. Nilai
positif menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja (X2) mempunyai hubungan yang
searah dengan variabel kinerja karyawan (Y) Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
terdapat pengaruh antara pengalaman terhadap kinerja karyawan pada PT. Surya Abadi
Makmur.

3. Bagaimanakah pengaruh pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan
bagian produksi pada PT. Surya Abadi Makmur?
Hasil dari perhitungan koefisien determinasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan
kinerja karyawan diperoleh nilai koefisien determinasi 62,8% hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan (X1) dan pengalaman kerja (X2) berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y)
sebesar 62,8% dan sisanya 37,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, seperti :
kedisiplinan, motivasi, lingkungan kerja, dll.
Berdasarkan hasil uji regresi didapat Y = 20,632 + 0,308 X 1 + 0,292 X2. Maka Nilai
konstanta sebesar 20,632 hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada pendidikan (X 1) dan
pengalaman kerja (X2) maka, tingkat atau besarnya kinerja karyawan sebesar 20,632. Nilai
koefisien regresi sebesar 0,308 hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan sebesar 1 unit
untuk pendidikan (X1) maka, akan menaikan kinerja karyawan (Y) Sebesar 0,308 unit. Dan
sebaliknya jika pendidikan (X1) meningkat sebesar 1 unit maka, kinerja karyawan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,308 unit, saat mana pengalaman kerja (X 2) cateris
paribus. Nilai koefisien regresi sebesar 0,292 hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan
sebesar 1 unit untuk pengalaman kerja (X 2) maka, akan meningkatkan kinerja karyawan (Y)
sebesar 0,292 unit. Dan sebaliknya, jika pengalaman kerja (X 2) turun sebesar 1 unit maka,
kinerja karyawan akan menurun sebesar 0,292 unit. Saat mana pendidikan (X 1) cateris
paribus.
Berdasarkan perhitungan hipotesis Fhitung 71,011 > Ftabel = 3,11. Nilai positif
menunjukkan bahwa variabel pendidikan (X1) dan pengalaman kerja (X2) mempunyai
hubungan yang searah dengan variabel kinerja karyawan (Y). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima dengan dengan demikian terdapat pengaruh secara simultan
antara variabel pendidikan (X1) dan pengalaman kerja (X2) terhadap variabel terikat kinerja
karyawan (Y).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari keseluruhan teori dan pembahasan yang telah dilakukan. Adapun kesimpulan dan saran
yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan ini diuraikan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh penelitian ini menunjukkan bahwa
pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan memiliki pengaruh positif dan terdapat
pengaruh yang signifikan antara pendidikan terhadap kinerja karyawan.
2. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh penelitian ini menunjukkan bahwa
pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan memiliki pengaruh positif dan
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengalaman kerja terhadap kinerja
karyawan.
3. Berdasarkan hasil perhitungan secara simultan yang diperoleh, penelitian ini
menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja
karyawan memiliki pengaruh positif dan terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa masukan yang
penting diantaranya:
1. Tingkat pendidikan karyawan mempengaruhi kinerja karyawan, oleh sebab itu
manajemen perusahaan dalam melakukan perekrutan karyawan perlu mempertimbangkn
pendidikan karyawan, selain itu dalam rangka pengembangan, manajemen perusahaan
harus mendorong karyawan untuk melanjutkan studi yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
2. Pengalaman kerja kerja karyawan juga mempengaruhi kinerja karyawan, oleh sebab itu
manajemen PT. Surya Abadi Makmur harus mempertahankan karyawan yang sudah
berpengalaman, karena karyawan yang sudah memiliki pengalaman akan memiliki
keahlian dan keterampilan untuk meminimalisir kesalahan.
3. Guna pengembangan ilmu, penulis juga menyarankan kepada peneliti berikutnya agar
melakukan penelitian tentang kinerja karyawan dengan variabel bebas yang lain
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, Bungin. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
Hani, Handoko. (2014). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
BPFE.
Hasibuan, Malayu.(2013). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
Ma’ruf, Abdullah. (2016). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, Yogyakarta:
Aswaja Pressindo
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marwansyah. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Alfabeta.
Mudyahardjo, Redja. (2014). Pengantar Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo persada.
Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Noor , Juliansyah. (2013). Metode Penelitian. Jakarta : Peranda Media Group.
Pabundu, Tika. (2014). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Jakarta:
Remaja Rosdakarya.
Pakpahan, Moben. (2015). Pengaruh Pendidikan dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja
Karyawan, Riau: Universitas Riau Kepulauan.
Pidarta, Made. (2014). Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, Yogyakarta:
Mediakom.
Soentoro, Ali Idris. (2015). Metode Penelitian Dengan Aplikasi Statistika. Depok : PT
Tramedia Bakti Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development.
Bandung: CV Alpabeta
Sutrisno, Edy. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Prenadamedia Group.