STUDI SISTEM MANAJEMEN PADA KEGIATAN

STUDI SISTEM MANAJEMEN PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATUAN BEKU ULTRABASA DI KAMPUNG YOKA KOTA JAYAPURA

Oleh :

MEIYER NIM.0090640114

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2016

BAB I

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan usaha pertambangan merupakan salah satu sektor industri primer yang langsung berhubungan dengan pengolahan sumber daya alam untuk bahan keperluan hidup manusia, salah satunya sumber daya mineral yang sering dibutuhkan ialah batuan beku ultrabasa, jenis batuan ini memiliki struktur yang kompak dan tahan terhadap pelapukan yang disebabkan oleh air, maka itu jenis batuan ini sering dipakai untuk keperluan pembuatan infrastruktur jalan dan bahan bangunan lainnya.

Keterdapatan batuan beku ultrabasa pada Kota Jayapura sering dijumpai di Jayapura bagian barat tepatnya di daerah Kampung Yoka. Cadangan batuan beku

ultrabasa di lokasi tersebut sangat melimpah yaitu 110.316,31 m 3 dan saat ini pada lokasi tersebut sedang dilakukan kegiatan penambangan, komoditas tambang yang

diproduksi pada kegiatan tersebut ada 2 yaitu batuan beku ultrabasa yang biasa dijual Rp.550.000,- per Ret dan lapisan tanah penutup atau sering disebut tanah timbunan dijual dengan harga Rp.120.000,- per Ret. Kegiatan penambangan pada Kampung Yoka tersebut sangat memiliki prospek yang baik oleh karena aktifitas pembangunan infrastruktur jalan di Kota Jayapura dan di sekitarnya semakin banyak. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu sistem manajemen yang nantinya dapat menjadi acuan untuk mengelolah kegiatan penambangan tersebut.

Pengertian umum dari manajemen ialah proses mengkoordinasi kegiatan atau aktifitas kerja sehingga dapat diselesaikan secara efisien dan efektif, maka pengelolaan manajemen yang baik dan benar dapat menghasilkan suatu proses manajemen yang efisiendan efektif, sehingga keuntungan yang di dapatkan dari kegiatan penambangan sesuai dengan yang diharapakan dan keuntungan tersebut dapat dibagikan dengan pemilik tanah pada kampung tersebut, oleh sebab itu perlu dilakukan perencanan sistem manajemen guna mendukung kegiatan penambangan batuan beku ultrabasa yang sedang berlangsung di Kampung Yoka.

1.2. Permasalahan

1.2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka

permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana sistem manajemen yang tepat untuk mendukung kegiatan penambangan batuan beku ultra basa di Kampung Yoka.

2. Bagaimana sruktur organisasi yang baik agar kegiatan penambangan tersebut dapat terlakasana dengan baik.

1.2.2. Batasan Masalah Agar pembahasan tidak meluas maka penulis membatasi ruang lingkup

pembahasan yaitu

1. Bagaimana sistem manajemen tambang yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan pada kegiatan penambangan di Kampung Yoka.

2. Komoditas batuan beku ultrabasa.

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu merencanakan sistem manajemen

seperti struktur organisasi, jumlah karyawan dan gaji karyawan.

1.3.2. Manfaat

1. Untuk peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah sebagai pembelajaran dalam merancang sistem manajemen tambang.

2. Untuk akademisi, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai konsumsi ilmiah bagi kaum akademis dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang lain dalam mengembangkan penelitian tentang manajemen tambang.

3. Untuk perusahaan, laporan ini dapat dilihat sebagai masukan bagi perusahaan untuk menjalankan aktifitas manajemen pada kegiatan penambangan.

1.4. Keadaan Lingkungan

14.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak didaerah Kampung Yoka yang berada dalam

wilayah pemerintahan Kota Jayapura Distrik Herem.Lokasi penelitian ini bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat kurang lebih 10 menit dari kampus Universitas Cenderawasih Waena .

Jayapura N

Yoka

Keterangan : Batas Area Penambangan

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian Kampung Yoka

1.4.2. Topografi Keadaan topografi Kota Jayapura sangat bervariasi mulai dataran rendah

dengan lereng yang landai sampai dengan daerah bergunung-gunung. Secara topografi, wilayah daerah penyelidikan lebih didominasi kemiringan lereng yang sangat curam (40-65 %), sedangkan ketinggian daerah sebagian besar berada dibawah 100 meter diatas permukaan air laut.

1.4.3. Morfologi Berdasarkan hasil pengamatan pada lokasi penelitian, morfologi yang ada

didaerah penelitian terdiri dari perbukitan dengan keadaan vegetasi heterogen.

1.4.4. Litologi Batuan yang berada di Kampung Yoka adalah batuan beku ultrabasa karena

tersusun oleh mineral-mineral ferromagnesium sehinggan kenampakan sangat gelap atau hitam. Batuan ini mengandung < 45% SiO 2 dan didominasi oleh mineral- mineral berat Seperti Fe dan Mg.

1.4.5. Geologi Berdasarkan geologi regional daerah yoka termasuk kedalam Formasi Makats

(Tmm) yaitu terdiri dari greiwek, berselingan dengan batulanau dan batulempung ; sisipan napal dan konglomerat ; lensa dan puncak batugamping ; bagian bawah bersisipan dengan tuf dan breksi gunung api. Greiwek dijumpai setempat gampingan, urat kalsit mengisi rekahan lebar sampai 0,5 cm ; struktur lapisan, lengseran, lapisan sejajar, silang-siur, dan lapisan perulangan. Konglomerat, bercampur aneka batuan, permineralan ; fragmen andesit, batugamping, rijang, lempung terkersikan, sediment malih, berukuran 2 – 15 cm, dominan 4 – 5 cm. Batugamping, sebagian terkristal, setempat kalkarenit. Tuf, bersusunan andesit – basalt, berlapis baik, tebal tiap lapisan 1 – 2 cm. Breksi gunung api berkomponen andesit – basalt.

BAB II

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Batuan Beku

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari proses pendinginan magma gunung berapi yang mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi yang berada bawah permukaan bumi yang disebut sebagai batuan instrusif ataupun di atas permukaan bumi disebut sebagai batuan ekstrutif. igneus (dibaca ignis) adalah bahasa latin dari batuan beku yang berati api.

1. Batuan beku instrusif Batuan beku instrusif (biasa disebut instrusi atau plutonik) adalah batuan beku yang berubah menjadi kristal dari sebuah lelehan magma dibawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton.

2. Batuan beku ekstrusif Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi pada proses keluarnya magma ke permukaan bumi kemudian menjadi lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan.

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari proses-proses berikut ini : penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi. Terdapat 700 lebih tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan

sebagian besar batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. Beberapa ahli geologis seperti Turner dan Verhoogen tahun 1960, F.F Groun Tahun 1947, Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan silikat kental pijar yang terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan 2.500 derajat celcius serta memiliki sifat yang dapat bergerak dan terletak di kerak bumi bagian bawah.

Dalam magma terdapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat volatile / gas (antara lain air, CO 2 , chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya) yang magma dapat bergerak, dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku. Dalam perjalanan menuju bumi magma mengalami penurunan suhu, sehingga mineral-mineral pun akan terbentuk.

Peristiwa ini disebut dengan peristiwa penghabluran. Sebagian besar struktur batuan beku hanya dapat dilihat di lapangan saja, berikut dibawah beberapa struktur batuan beku.

1. Pillow lava atau lava bantal yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.

2. Skoria yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang- lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

3. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.

4. Xenolitis yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi. Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-

struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

1. Joint struktur merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:

2. Masif yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.

3. Vesikuler yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

Cara menentukan kandungan mineral pada batuan beku, dapat dilakukan dengan menggunakan indeks warna dari batuan kristal. Berdasarkan warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Mineral Felsik dan Mineral Mafik.

1. Mineral felsik, merupakan mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.

2. Mineral mafik, merupakan mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.

Berdasarkan cara terjadinya, kadungan SiO 2 dan indeks warna batuan beku dapat diklasifikan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama. Menurut Rosenbusch (1877-1976) Klasifikasi batuan beku berdasarkan cara terjadinya dapat dibagi menjadi sebagai berikut :

1. Effusive rock, merupakan batuan beku yang terbentuk di permukaan.

2. Dike rock, merupakan batuan beku yang terbentuk dekat permukaan. Deep seated rock, merupakan batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh

W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), antara lain :

1. Batuan beku asam, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.

2. Batuan beku intermediate, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 52% – 66%. Contohnya adalah dasit.

3. Batuan beku basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 45% – 52%. Contohnya adalah andesit.

4. Batuan beku ultra basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 kurang dari 45%.

2.2. Pemanfaatan Batuan Beku

Batuan Beku Tak semua batuan beku mempunyai nilai ekonomis, hal ini tergantung pada sifa, komposisi mineral, kekeutan fisik, daya tahan, cara penggalianya, dan lain-lain. Tiap jenis mineral mempunyai sifat dan komposisi mineral tertentu, tidak semua jenis batuan dapat digunakan untuk semua jenis pekerjaan. Batuan mempunyai kegunaan sendiri tergantung sifatnya, misalnya :

1. Batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan tidak porus sangat baik untuk keperluan pekerjaan di laut.

2. Batuan yang tidak terpengaruh oleh asam, baik untuk digunakan didaerah industri.

3. Batuan yang berat, keras, dan mempunyai daya tahan yang besar sesuai untuk digunakan sebagai fondasi bangunan pengeras jalan juga bahan lantai.

4. Batuan yang berwarna indah dan tidak porus dapat digunakan untuk pelapis dinding atau lantai.

5. Batuan yang umumnya mempunyai berat jenis ± 2,6, baik untuk digunakan sebagai bahan pekerjaan teknik berat.

2.3. Manajemen

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin, mengendalikan usaha – usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. (Stoner, James A. F. & C. Wankel, 1986)

Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia, dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Terry, George R. & S. G. Franklin, 1986)

Dalam manajamen, efisiensi dan efektifitas merupakan dua aspek penting yang mempunyai kekhasan pendekatan tersendiri. Efesiensi menunjukan peranan manajemen sebagai instrumens (alat) yang berarti menekan kerugian atau kehilangan serendah mungkin dari sumber daya yang digunakan. (Jono. M.

Munandar, Lindawati Kartika, Yusrina Permanasari, R. Dikky Indrawan, M. Syaefudin Andrianto, Edward Siregar, 2014)

Manajemen berarti proses mengordinasi kegiatan atau aktifitas kerja sehingga dapat diselesaikan secara efisien serta efektif dengan dan melalui orang lain. (Jono. M. Munandar, Lindawati Kartika, Yusrina Permanasari, R. Dikky Indrawan, M. Syaefudin Andrianto, Edward Siregar, 2014)

Manajemen adalah seni dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktifitas yanng diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah yang telah ditentukan sebelumnya. (Appley dan Oey Liang Lee 2010)

Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. (G. R. Terry 2010)

Jadi dapat disimpulakan bahwa, manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan melalui pemanfaatan sumber daya dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. (Athoillah, 2010)

2.3.1. Unsur – unsur Manajemen Dari pengertian manajemen di atas dikemukakan bahwa manajemen adalah

suatu proses untuk memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya manusia dan sumber daya yang lain yang diperlukan tersebut disebut sebagai unsur-unsur manajemen.

Lebih lengkapnya, unsur-unsur manajemen ini dapat dikelompokkan menjadi:

4. Metode/cara kerja.

5. Modal uang.

Bahan (materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam industri manufaktur logam misalnya. Ia juga bisa berarti informasi yang diolah misalkan dalam manajemen perkantoran.

Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya ini harus diingat bahwa semua itu tidak tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat dan secermat mungkin. Dengan demikian proses manajemen yang baik harus bisa memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.2. Jenis – jenis Manajemen Manajer dapat dikelompokan berdasarkan tingkat dan bidangnya,

1. Berdasarkan Hirarki

Manajemen Menengah / Middle Level Management

Manajemen Tingkat Bawah / Lower Level atau First Line

Gambar 2.1 Jenis-jenis Manajemen

a. Manajemen Puncak Manajer tingkat atas bertanggung jawab terhadap perusahaan secara keseluruhan biasanya terdiri dari kelompok kecil manajer. Tugas mereka menentukan tujuan strategi dan kebijakan perusahaan secara umum, yang kemudian di terjemahkan lebih spesifik oleh manajer dibawahnya. Mereka menentukan keputusan – keputusan utama dengan strategis yang akan menentukan kelangsungan hidup organisasi seperti memasuki pasar international. Nama untuk posisi tersebut dapat bermacam – macam mulai dari presiden direktur dan wakil presiden direktur, pimpinan direksidan wakil a. Manajemen Puncak Manajer tingkat atas bertanggung jawab terhadap perusahaan secara keseluruhan biasanya terdiri dari kelompok kecil manajer. Tugas mereka menentukan tujuan strategi dan kebijakan perusahaan secara umum, yang kemudian di terjemahkan lebih spesifik oleh manajer dibawahnya. Mereka menentukan keputusan – keputusan utama dengan strategis yang akan menentukan kelangsungan hidup organisasi seperti memasuki pasar international. Nama untuk posisi tersebut dapat bermacam – macam mulai dari presiden direktur dan wakil presiden direktur, pimpinan direksidan wakil

b. Manajemen Menengah Manajer menengah terdiri dari sekelompok manajer yang lebih besar di bandingkan dengan manajer puncak. Tugas mereka melaksanakan tujuan, strategi, dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajer puncak serta mengkoordinasikan dan mengarahkakn aktifitas manajer tingkat bawah dan juga operasional. Posisi manajer menengah berada diantara manajer puncak dan menajer tingkat bawah. Mereka menjadi penghubung antara manajer puncak dan manajer tingkat bawah. Nama untuk posisi tersebut bisa bervariasi, manajer pemasaran, manajer keuangan, manajer operasional dan lain – lain.

c. Manajemen Tingkat Bawah Manajer tingkat bawah mengawasi karyawan secara langsung. Mereka tidak mengawasi manajer lainnya. Tugas mereka mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan operasional yang dilakukan oleh karyawan. Posisi tersebut di namakan pengawas atau supervisor.

2. Berdasarkan Fungsi

a. Manajer Umum Manajer umum bertanggung jawab mengenai unit tertentu yang mempunyai beberapa bidang sekaligus. Manjer suatu divisi adalah contoh manajer umum.

b. Manajer Fungsional Manajer fungsional bertanggung jawab terhadap satu aktifitas organisasi tertentu, sebagai contoh : manajer pemasaran mengawasi aktifitas pemasaran organisasi. Dia tidak bertanggung jawab terhadap aktifitas keuangan organisasi, meskipun melakukan koordinasi dengan manajer keuangan dan manajer bidang lainnya. Sebaliknya, manajer keuangan bertanggung jawab terhadap aktifitas keuangan organisasi seperti mencari dana dan mengalokasikannya.

c. Tingkat Manajemen dan Keterampilan Manajemen

Meskipun manajer pada setiap organisasi melakukan manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) tetapi manajer – manajer tersebut dalam alokasi waktu untuk aktifitas mereka. Manjer puncak akan lebih banyak duduk di ruangan kerjanya untuk merumuskan strategi, banyak bertemu dengan relasi lain, dan banyak melakukan rapat. Sedangkan manajer operasional (tingkat bawah) lebih banyak di lapangan, banyak bertemu dengan karyawan operasional.

Gambar 2.2 Hubungan Tingkatan Manajemen

d. Keterampilan Analitis dan Konseptual Disamping keterampilan konseptual, manajer juga memerlukan analitis. Manajer dalam menganalisis persoalan, diharapakan mampu memecahkan persoalan yang besar, ke dalam bagian yang kecil, kemudian memberikan solusi (pemecahan dari masalah tersebut).

e. Peranan Manajerial Pada prakteknya manajer bergerak tidak sesuai dengan urutan proses manajemen. Proses manajemen lebih bersifat interaktif. Henry Minsberg melakukan pengamatan sehari perilaku manajer. Dari hasil pengamatannya, Minsberg berkesimpulan bahwa manajer melakukan peran – peran (roles) tertentu.

Gambar 2.3 Hubungan Antara Peranan Manajerial

f. Peranan Hubungan Manusia Peranan hubungan manusia mencakup tiga macam peranan, diantaranya:  Peranan Figure Bapak,

Peranan figure bapak lebih merupakan manajer sebagai simbol pimpinan perusahaan. Peranan tersebut bersifat seremonial, contohnya : membuka acara resmi (menggunting pita) pembukaan pabrik baru, menyambut tamu dan hal – hal yang bersifat penting untuk di seremonial. Manajer menjadi simbol dan personifikasi organisasi yang di pimpinnya. Manajer bertanggung jawab terhadap kejadian yang menimpa organisasinya, meskipun kejadian tersebut di luar kendalinya.

 Peranan Pimpinan Manajer diharapkan menjadi pemimpin bagi anak buahnya.

Manajer melakukan penarikan (rekrutment) dan motivasi karyawan untuk bekerja mencapai tujuan organisasi. Sampai tahap tertentu, sukses tidaknya bawahan merupakan cerminan kemampuan sebagai pimpinan.

 Peranan Penghubung Manajer juga sering memainkan peranan penghubung baik

dengan pihak organisasi maupun dengan puhak di luar organisasi. Jika aturan yang kurang menguntungkan organisasi, manajer dapat melakukan pendekatan terhadap pihak – pihak yang berkaitan untuk meminimalkan efek peraturan yang menguntungkan tersebut. Manajer juga menjadi penghubung organisasi dengan pesaingnya.

Karena itu terjadi aliansi antara dua perusahaan sebelumnya saling berkompetisi.

g. Peranan Pengambilan Keputusan Informasi merupakan input penting dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian konsekuensi logis dari peranan informasi adalah peranan pengambilan keputusan. Perananpengambilan keputusan terdiri dari tiga macam,di antaranya ; kewirausahaan (enterpreunership), penyelesai gangguan (distrubance handler), pembagi sumber daya (resource allocator) dan perundingan (negotiator).

2.3. Tingkat Manajemen

Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu sama lain. Ada tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau pelaksanaan misalkan dalam suatu kegiatan industri adalah operator-operator mesin, ada tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi.

Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi inilah dapat dibedakan pula tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen, yaitu :

1. Manajemen tingkat terbawah yaitu tingkatan manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional. Jika dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka jangkauan perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini.

2. Manajemen tingkat menengah adalah tingkatan manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah. Perencanaan yang dibuat di sini jangkauan waktunya bersifat menengah. Manajemen tingkat atas adalah tingkatan paling tinggi dari manajemen yang

biasanya terdiri atas beberapa orang saja. Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan meliputi kurun waktu rencana jangka panjang.

2.4. Proses Manajemen

Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas yang lebih dikenal sebagai proses manajemen. Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi :

1. Penetapan tujuan.

6. Pengendalian. Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapan-tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian.

Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer memerlukan prasarana dan sarana, di antaranya memerlukan kekuasaan, tujuan orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan oleh seorang manager untuk mempengaruhi orang lain. Terdapat beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di antaranya adalah :

1. Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu.

2. Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum.

3. Kekuasaan untuk memberikan penghargaan.

4. Kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau melakukan peniruan.

Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan keterampilan.

2.5. Organisasi

Organisasi (Yunani: organ non alat) adalah suatu kelompok orang dalalm suatu wadah untuk tujuan bersama.Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang – orang berkumpul, bekerjasama secara rasional sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalalm memanfaatkan sumber daya secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:

1. James D. Money (D, Ratna Wilis, 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga) mengemukakan bahwa, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

2. Chester I. Bernard (Horton, Paul B. Dan Chester L. Hunt 1984. Sociologi. Edisi keenam. International Student Edition. Tokyo: Mc.Graw-Hill Book Company Inc) mengemukakan bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktifitas kerja sama yang dikemukana oleh dua orang atau lebih.

3. Stephen P. Robbins (Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta : Arcan : 1994) menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

2.6. Konsep Organisasi

Dari berbagai macam criteriapandangan tentanng organisasi, dapat dikemukankan beberapa pendapat para ahli. Menurut pendapat Rosenzweig organisasi dapat dipandang sebagai :

1. Sistem sosial, (yaitu, orang – orang dalam kelompok)

2. Integrasi atau kesatuan dari aktifitas – aktifitas orang – orang yang bekerja sama,

3. Orang – orang yang berorientasi atau bertujuan pada pedoman bersama. Pendapat Allen tentang organisasi adalah sebagai beriku t, “Organisasi adalah

suatu proses identifikasi dan pembentukan pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawabdan menettapkan hubungan – hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang – ornag bekerja sama secara efek tif dalam menuju tujuan yanng ditetapkan”.

Dari uraian tentang batasan organisasi seperti diatas dapat dilihat, bahwa organisasi dapat dipandang dari berbagai segi dan dapat dirumuskan sesuai dengan titik pandangnya.

2.7. Prinsip Organisasi

Organisasi mempunyai tujuan tertentu dan organisasi merupakan wadah untuk mencapai tujuan tersebut. Suatu organisasi yang dianggap baik mempunyai ciri – ciri tertentu, adapun ciri – ciri tersebut antara lain adalah :

1. Adanya tujuan yang jelas,

2. Tujuan organisasi harus dapat dipahami oleh setiap orang yang ada di dalam organisasi itu,

3. Adanya kesatuan arah dalam organisasi,

4. Adanya kesatuan perintah

5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab

6. Adanya pembagian tugas yanng merata

7. Struktur organisasi yang sesederhana mungkin

8. Pola dasar organisasi harus mantap

9. Penempatan orang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya

10. Adanya jaminan jabatan

11. Koordinasi

2.8. Bentuk – bentuk Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri fungsi – fungsi dan hubungan – hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri fungsi – fungsi dan hubungan – hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran

Penggambaran organisasi dalam satu bagan merupakan suatu hasil yang telah dicapai tentang struktur organisasi yang bersangkutan. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan bagan organisasi, adalah:

1. Bagan organisasi dapat memperlihatkan karakteristik utama dari perusahaan yang bersangkutan.

2. Bagan organisasi dapat memperlihatakan gambaran pekerjaan dan hubungan – hubungan yang ada didalam perusahaan,

3. Bagan organisasi dapat dibedakan untuk mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan.

2.8.1. Organisasi Garis Organisasi garis merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana.

Organisasi dengan jumlah karyawan sedikit dan pemiliknya merupakan pimpinan tertinggi yang mempunyai hubungan langsung dengan bawahan. Di sini setiap bagian-bagian utama langsung berada dibawah seorang pemimpin serta pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hirarki yang ada. Kebaikan-kebaikan organisasi garis adalah :

1. Bentuknya sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan.

2. Pembagian tugas, tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas.

3. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan perintah sehingga mempermudah pemeliharaan disiplin dan tanggung jawab.

4. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat karena komunikasi cukup mudah.

5. Kekurangan-kekurangan organisasi garis adalah :

6. Bentuk organisasi tidak fleksibel.

7. Kemungkinan pemimpin untuk bertindak otokratis besar.

8. Ketergantungan pada seseorang cukup besar sehingga mudah terjadi kekacauan bila seseorang dalam garis organisasi “hilang”

Gambar 2.4 Bagan Organisasi garis

2.8.2. Organisasi Garis dan Staf Dalam organisasi ini terdapat dua kelompok orang – orang yang berpengaruh

di dalam menjalankan organisasi, yaitu :

1. Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka pencapaian tujuan, yang di gambarkan dengan garis atau lini.

2. Orang yang menjalankan tugasnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya, orang ini berfungsi hanya untuk memberikan saran-saran pada unit operasional. Orang – orang tersebut disebut staf. Di dalam organisasi garis dan staf terdapat spesialisasi yang beraneka ragam

yang di gunakan secara maksimal. Dalam rangka melaksanakan pekerjaannya, anggota garis atau lini dapat meminta pengarahan serta informasi dari staf. Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana. Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan. Kelebihan organisasi garis dan staf adalah :

a. Adanya pembagaian tugas yang jelas antara orang – orang yang melaksanakan tugas pokok dan penunjang.

b. Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang oleh segenap orang yang terdapat dalam organisasi, termasuk staf.

c. Adanya kemampuan dan bakat yang berbeda – beda dari anggota organisasi memungkinkan dikembangkannya spesialisasi keahlian.

d. Adanya ahli – ahli dalam staf akan menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih baik.

e. Disiplin para anggota tinggi karena tugas yang dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan bakat kealian, pendidikan dan pengalamannya.

Gambar 2.5 Bagan Organisasi Garis dan Staf

Kekurangan – kekurangan organisasi garis dan staf adalah :

1. Bagi para pelaksana operasional perbedaan antara perintah dan saran tidak selalu jelas. Maksudnya dalam melaksanakan tugas-tugas operasional, orang- orang lini/garis dihadapkan pada dua macam atasan, yaitu atasan yang terdapat dalam jalur komando yang mempunyai hak memerintah dan pimpinan staf yang meskipun hanya berhak memberikan saran, namun perlu pula ditaati karena sarannya didasarkan pada keahlian dan wewenang fungsional.Saran serta nasihat dari staf mungkin kurang tepat atau sulit dilaksanakan, karena kurang adanya tanggung jawab terhadap pekerjaan.

2. Pejabat garis cenderung untuk mengabaikan gagasan dari staf sehingga gagasan tersebut tidak berguna.

2.8.3. Organisasi Fungsional Organisasi fungsional adalah bentuk organisasi yang mendasarkan

pembagian tugas serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh pejabat- pejabatnya. Organisasi yang berbentuk fungsional tidak terlalu menekankan pada hirarki struktural, tetapi lebih pada sifat dan macam fungsi yang perlu dijalankan.

Dalam organisasi seperti ini seorang bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari beberapa pejabat serta harus mempertanggung jawabkannya pada masing-masing pejabat yang bersangkutan.

Gambar 2.6 Bagan Organisasi Fungsional

Kebaikan – kebaikan organisasi fungsional adalah :

1. Adanya spesialisasi menyebabkan perencanaan tugas dapat dilakukan dengan baik.

2. Spesialisasi karyawan dapat dilakukan secara maksimal.

3. Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dilakukan atau dijalankan.

4. Pekerjaan mental dapat dipisahkan dari pekerjaan fisik.

Kekurangan – kekurangan organisasi fungsional adalah :

1. Tanggung jawab terbagi-bagi, sehingga jika terjadi suatu masalah tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab.

2. Ditinjau dari segi karyawan, banyaknya atasan akan membingungkan.

3. Terjadinya saling mementingkan fungsi masing-masing menyebabkan koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan. Pertukaran (mutasi) pekerjaan sukar dilakukan, karena anggota organisasi

terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang keahliannya saja, sehingga untuk mengadakan pertukaran jabatan harus dilakukan suatu pendidikan yang intensif terlebih dahulu.

2.8.4. Organisasi Komite / Panitia Pendapat dari sekumpulan orang biasanya akan lebih baik dari pada hasil

pemikiran satu orang. Cara yang terbaik untuk menimbulkan kerja sama dari pemikiran satu orang. Cara yang terbaik untuk menimbulkan kerja sama dari

Komite adalah suatu badan yang terdiri dari sekumpulan orang yang diberi kekuasaan tertentu dan dengan berunding mereka dapat membuat keputusan bersama-sama. Dengan adanya komite, diharapkan akan dapat meghilangkan iri hati atau pertentangan diantara anggota kelompok dan dapat dihindari hambatan- hambatan yang timbul akibat adanya perintah-perintah yang simpang siur antara pimpinan yang setingkat. Komite dapat dibagi atas 4 (empat) macam, yaitu :

1. Komite yang mempunyai kekuasaan penuh untuk bertindak (biasanya terdapat pada tingkat-tingkatan institusional).

2. Komite yang tidak mempunyai kekuasaan, tetapi mempunyai hak untuk menolak (hak veto).

3. Komite penasehat.

4. Komite pendidikan yang merupakan kelompok diskusi.

2.9. Organisasi Industri Penambangan

2.9.1. Karakteristik Industri Penambangan Industri penambangan memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri

lainnya, di manapada industri penambangan :

1. Pemasok utama bahan baku ( bahan tambang ) adalah dari sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui, sehingga selalu diperlukan kegiatan eksplorasi untuk menjamin ketersedian bahan baku yanng mencukupi.

2. Diperlukan tahapan dan jangka waktu yang panjang mulai dari tahap penyelidikan umum, eksplorasi detail, studi kelayakan, persiapan penambangan, penambangan, pengangkutan, pengolahan, pemasaran dan reklamasi. Hampir pada setiap tahap (terutama pada tahap-tahap awal) terdapat ketidak-pastian yang sangat menentukan kelangsungan suatu perusahaan pertambangan. Ketidak-pastian sangat tinggi pada tahap-tahap awal dan semakin berkurang pada tahap-tahap berikutnya.

3. Sebagai akibat dari banyak dan panjangnya tahapan yang harus dilalui maka diperlukan modal yang sangat besar dan waktu investasi yang lama.

4. Selain itu perusahaan pertambangan hanya memiliki sedikit bahkan tanpa pengendalian sama sekali terhadap harga pruduknya di pasaran dan sangat dipengaruhi oleh campur tangan pengendalian dari pemerintah terutama masalah perpajakan dan lingkungan hidup. Kondisi seperti disebut diatas mengakibatkan industri penambangan memiliki

karakteristik unik yang menuntut pertimbangan khusus dalam manajemen suatu perusahaan pertambangan. Termasuk dalam hal ini adalah pemilihan struktur organisasi perusahaan yang sesuai.

Dalam perusahaan pertambangan yang menjadi penghubung antara pemilik perusahaan dan pekerja adalah direktur. Otoritas direktur akan teruskan kepada pekerja melalui para senior. Dengan demikian dalam suatu struktur organisasi perusahaan, kemampuan dari perusahaan akan sangat mempengaruhi oleh bagaimana para direktur dan pekerja senior mengelola sumber daya manusianya.

2.9.2. Kegiatan – Kegiatan Dalam Perusahaan Pertambangan Tahapan kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi kegiatan mencari

bahan galian, mengambil, dan mengolahnya agar nisa bermanfaat bagi manusia. Beberapa bidang kegiatan yang umum terdapat pada perusahaan pertambangan berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Eksplorasi dan Pengembanganyaitu mencari dan memastikan cebakan baru.

2. Produksiyaitu penambangan dan pengolahan bahan tambang.

3. Pengangkutan dan pemasaranyaitu mengangkut produksi keluar tambang dan memasarkannya.

4. Perhitungan Finansial dan Pengontrolan yaitu menangani masalah keuangan perusahaan dan kontrol terhadap seluruh kegiatan perusahaan.

5. Personaliayaitu mengurus penerimaan pegawai, pelatihan, dan memotivasi pegawai.

6. Hubungan ke Luaryaitu menghadirkan perusahaan keluar (kepemerintah, ahli lingkungan, perusahaan lain, masyarakat setempat, dan lain – lain).

2.10. Pemberian Imbalan

Pemberian imbalan atau kompensasi merupakan masalah yang sangat penting, mengingat setiap pekerja dalam organisasi mempunyai penghargaan atas sesuatu dari organisasi, sebagai penghargaan atas jerih payah mereka.

Kompensasai selain berbentuk upah (Uang), dapat juga berupa fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, atau bentuk – bentuk lain yang dapat di nilai dengan uang.

Masalah pengolahan kompensasi bukan hanya penting karena merupakan dorongan utama seseorang untuk menjadi karyawan, tetapi juga karena kompensasi yang diberikan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap semangat dan kegiatan para personil organisasi.

Menurut Netisemito beberapa hal yang perlu di pertimbangkan dengan sistem pemberian imbalan (kompensasi) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Agar kompensasi yang diberikan mempunyai dampak yang positif, maka jumlah minimum yang diberikan haruslah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal dan sesuai dengan peraturan yang sedang berlaku.

2. Selain harus dapat memenuhi kebutuhan minimal, maka kompensasi yang di berikan hendaknya dapat mengikat personil yang ada, sehingga kemungkinan terjadi keluar dan masuknya karyawan sangatlah kecil.

3. Kompensasi yang di berikan harus mampu pula meningkatkan semangat dan kegairahan kerja, sehingga efektifitas dan efesiensi kerja para tenaga kerja dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

4. Untuk dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja, meka dalam menetapkan jumlah kompensasi harus selalu bersifat dinamis, artinya sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi yang terjadi.

5. Selain jumlah kompensasi yang diberikan, perlu pula dipikirkan komposisi dari kompensasi yang diberikan, sebab dengan komposisi yang tepat maka akan memberikan dampak yang positif baik terhadap personil maupun terhadap organisasi secara keseluruhan.

a. Cara menghitung upah kerja minimum sesuai UMP Provinsi.

Sesuai dengan SK Gubernur Provinsi Papua Nomor 188.4/383 Tahun 2014. Upah Minimum Provinsi (UMP) Papua adalah sebesar Rp. 2.193.000,00 naik 7,5 % dari UMP sebelumnya yaitu Rp. 2.040.000,00. Cara menghitung UMP Provinsi adalah :

Upah = 75% UMP + 25% tunjangan

Keterangan : 75% dari UMP adalah gaji pokok yang harus di terima oleh para pekerja sebagi upah kerja mereka. Sedangkan 25% tunjangan adalah tunjangan tetap yang telah ditentukan oleh perusahaan dalam memberikan reward kepada karyawan, seperti tunjangan transportasi, tunjangan hari raya, lembur karyawan selama satu bulan berjalan, dan lain – lain yang bersifat reward kepada karyawan. Sedangkan bonus, dan sejenisnya itu adalah kebijakan manajemen perusahaan.

b. Cara menghitung upah lembur karyawan. Upah lembur karyawan dihitung berdasarkan jam kerja karyawan di luar jam kerja utama. Cara menghitung upah sejam adalah 1/207 kali upah selama sebulan (bulan berjalan).

Upah sejam = 1/207 x UMP

Keterangan : Angka 1/207 didasarkan pada perhitungan sebagai berikut.

1 tahun = 52 minggu

1 bulan = 52/12 = 4,33 minggu Total jam kerja perminggu = 48 jam Jadi total jam kerja dalam 1 bulan = 48 x 4,33 = 207,84 = 208 Maka untuk menghitung upah per jam yaitu :

Contoh : Diketahui : Upah = gaji pokok + tunjangan tetap = Rp. 2.193.000,00 Upah sejam = 1/207 x Rp. 2.193.000 = Rp. 10.594 Hari senin dan Kamis lembur masing – masing selama 2 jam. Ditanya : cara menghitung upah kerja lembur untuk :

a. Pada hari kerja ? Untuk waktu kerja 7 atau 8 jam sehari dan 42 jam dalam seminggu : Untuk jam pertama dibayar = 1,5 x upah sejam 1,5 x Rp. 10.594 = Rp.15.823 Untuk jam berikutnya dibayar, = 2 x upah sejam

2 x Rp. 10.594 = Rp.21.098 Total : Rp. 36.921 x 2 = Rp.73.842

b. Pada hari istirahat mingguan dan hari libur resmi ? Untuk 8 jam sehari dan 48 jam seminggu,

 8 jam pertama dibayar 2 x upah sejam

8 x 2 x Rp. 10.594 = Rp. 169.504  Jam kesembilan dibayar 3 x upah sejam

3 x Rp. 10.549 = Rp. 31.647  Jam kesepuluh dibayar 4 x upah sejam

4 x Rp. 10.549 = Rp. 42.196 Total : Rp.169.504 + Rp. 31.647 + Rp. 42.196 x 2 = Rp. 285.543

BAB III

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rencana Penelitian

Adapun rencana penelitian yang akan dilakukan menggenai Sistem manajemen yang dilakukan pada kegiatan penambangan di Kampung Yoka dengan data yang diambil berupa data primer dan data sekunder dapat dilihat pada Gambar

3.1. Diagram alir penelitian.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ialah.

1. Laptop

2. Alat tulis

3. Papan data

4. Kamera

3.2.2. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian yaitu kertas A4

3.3. Tahapan Metode dan Teknik Penelitian

3.3.1. Tahapan

1. Persiapan Persiapan dilakukan dengan mencari, mengumpulkan pustaka dan studi literatur. Studi litelatur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang sistem ventilasi tambang bawah tanah, buku, jurnal dan data perusahaan yang menunjang, membuat proposal kemudian di konsultasi dan ujian proposal.

2. Pengambilan Data Data yang di pakai dalam penelitian ini ada 2 yaitu : (a) Data Primer berupa jumlah peralatan mekanik (b) Data Sekunder berupa harga jual bahan galian dan target produksi.

3. Pengolahan Data Data yang diperoleh diolah menggunakan teori dan prinsip-prinsip manajemen untuk menrencanakan tahapan manajemen dan struktur organisai.

4. Hasil Hasil Pengolahan data merupakan suatu sistem manajemen untuk menjalankan kegiatan penambangan.

5. Penyusunan Laporan Laporan Tugas Akhir ini dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut :

a. BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan, permasalahan dan keadaan daerah penelitian.

b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan teori mengenai Manajemen, Konsep Organisasi dan Pengupahan.

c. BAB III METODELOGI Bab ini mengurai metode, cara, tahapan yang dipakai untuk menjawab permasalahan dan sampai pada penyusunan skripsi.

d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil yang diperoleh dari setiap tahap penelitian. Pembahasan dilakukan terhadap hasil yang diperoleh.

e. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan yang diharapkan dapat menjawab tujuan dari penelitian ini.

3.3.2. Metode dan Teknik Penelitian

a. Diagram Alir Penelitian

Latar Belakang

1. Pemilihan Judul

2. Pengumpulan Literature danPustaka

3. PengurusanAdministrasi

4. Konsultasi dan Seminar Proposal Persiapan

Data Primer Data Sekunder

1. Jumlah Peralatan Harga Jual Bahan Galian

2. Target Produksi

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Teori/Prinsip-prinsip Manajemen Tambang

Pengolahan Data

MANAJEMEN

1. Profil Perusahaan

2. Struktur Organisasi 3. Jumlah Karyawan

4. Jumlah Gaji Karyawan

Hasil

Kesimpulan & Saran

Gambar 3.1 Diagram Alir

BAB IV

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Profil Perusahaan Perusahaan yang bertempat didaerah kampung Yoka yang berada dalam

wilayah pemerintahan Kota Jayapura Distrik Herem ini mengelola pertambangan batuan dengan material yang ditambang berjenis pasir batu (Sirtu). Jumlah cadangan yang dimiliki perusahaan ini adalah sebesar 110.316,31 m 3 dengan

rencana waktu penambangan adalah 5 tahun. Cadangan bahan galian ini akan di tambang sebagai salah satu bahan baku utama pada proyek pembangunan yang ada di sekitar Kota dan Kabupaten Jayapura. Terkait produksi dan harga jual, perusahaan mampu memproduksi ± 50 Ret per hari apabila banyak permintaan dan menjual produk seharga Rp.550.000,- per Ret dengan sistem penjualan ditempat.

Tabel 4.1 Perkiraan Produksi dan Pemasukan Perminggu

Pemasukan (Rp)

Rencana penambangan akan dilakukan menggunakan system penambangan terbuka dengan metode penambangan Quarry. Ketinggian setiap bench adalah 4

meter, lebar bench 2 meter dan kemiringan lereng 60 0 . Total alat berat yang dipakai pada aktivitas penambangan yang merupakan milik perusahaan adalah 1 unit

Excavator.

4.1.2. Struktur Organisasi Dalam melakukan kegiatan penambangan suatu perusahaan membutuhkan

struktur organisasi garis dan staf dalam hal ini staf yang dibutuhkan yaitu seorang ahli tambang yang dapat menjalankan dan mengontrol aktifitas penambangan.

Direktur

Sekertaris

Kepala Teknik

Kepala Keuangan & Pemasaran

Operator I

Operator II

Gambar 4.1 Struktur Organisasi garis dan staf

4.1.3. Jumlah Karyawan Secara umum dapat digambarkan kebutuhan personil perusahaan dapat di

urut mulai dari :

1. Direktur Direktur merupakan pemilik perusahaan atau pemberi modal untuk mendukung segala aktifitas penambangan.

2. Sekertaris Sekertaris bertanggung jawab atas manajemen perusahaan dan sebagai perantara antara staf dan Direktur.

3. Kepala Keuangan dan Pemasaran Keuangan dan Pemasaran bertangung jawab terhadap transaksi penjualan bahan galian serta mengatur pengupahan karyawan.

4. Kepala Teknik Kepala Teknik bertanggung jawab terhadap segala aktifitas produksi, mulai dari pemindahan lapisan penutup (Operator), pengalian, pemuatan dan pengangkutan material serta perencanaan dan pemeliharaan armada, dan pengolahan kontrak pemeliharaan.

5. Operator Operator bertanggung jawab terhadap aktifitas penambangan dan operasional alat.

4.1.4. Pembagian Jam Kerja Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu

40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu.Penulis memilih untuk menggunakan

8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam

1 minggu, atau satu shift.Ketentuan – ketentuan jam kerjanya adalah :

Tabel 4.2 Pembagian Jam Kerja

Pulang No

Masuk

Istrahat

Hari Kerja

17.00 5 Jum’at

Keterangan jam kerja:

1. Karyawan tiba di kantor pada pukul 08.30, untuk melakukan segala rangkaian pekerjaan pembuka, diataranya :

a. Operator diharuskan mengecek dan memeriksa segala macam alat kerja, agar apabila kerja di mulai tidak ada kendala yang dapat mengganggu pekerjaan.

b. Lima belas menit sebelum bekerja karyawan diwajibkan melakukan breafing.

2. Tepat pukul 09.00 segala aktifitas pekerjaan dimulai.

3. Pukul 12.00 sampai 13.00 karyawan beristrahat.

4. Setelah itu dilanjutkan bekerja lagi sampai pada pukul 17.00 atau jam 05.00 sore.

Tabel 4.3 Hari Kerja dalam 1 tahun

Hari Bulan

Hari Libur

Hari

Hari/Bulan

January 31 1 5 25 February

17 52 296 (Sumber : Kalender Tahun 2016 daerah Papua)

Tabel 4.4 Keterangan jumlah hari kerja

KETERANGAN WAKTU BANYAK HARI / TAHUN

Jam Kerja Tersedia Dalam Sehari 7 Jam Jam Kerja Tersedia Dalam Setahun

2.072 Jam

4.1.5. Jumlah Gaji Karyawan

Tabel 4.5 Gaji Direktur

Direktur

Gaji Pokok

Rp 4.000.000,00 Tunjangan

a Tunjangan Transportasi

Rp 150.000,00 b Tunjangan Konsumsi

Rp 150.000,00 c Tunjangan Kesehatan

Rp 300.000,00 PPN / PPH

Rp 400.000,00

TOTAL GAJI + PPN / PPH

Rp 5.000.000,00

Tabel 4.6 Gaji Staf

Staf Keuangan dan Kepala Teknik

Gaji Pokok

Rp 2.800.000,00 Tunjangan

a Tunjangan Transportasi

Rp 150.000,00 b Tunjangan Konsumsi

Rp 150.000,00 c Tunjangan Kesehatan

Rp 300.000,00 PPN / PPH

Rp 280.000,00

TOTAL GAJI + PPN / PPH

Rp 3.680.000,00

Tabel 4.7 Gaji Operator

Operator

Gaji Pokok

Rp 2.500.000,00 Tunjangan

a Tunjangan Transportasi

Rp 150.000,00 b Tunjangan Konsumsi

Rp 150.000,00 c Tunjangan Kesehatan

Rp 300.000,00 PPN / PPH

Rp 250.000,00

TOTAL GAJI + PPN / PPH

Rp 3.350.000,00

Tabel 4.8 Daftar Gaji Pimpinan dan Karyawan

No Jabatan Struktural

Pendidikan

Jumlah

Gaji / Bulan Total gaji /

1 Direktur 1 5.000.000 60.000.000 2 Sekertaris

1 3.680.000 44.160.000 3 Keuangan dan Pemasaran

S1

1 3.680.000 44.160.000 4 Kepala Teknik

SMA/SMK

4.2. Pembahasan

4.2.1. Proses Manajemen Dalam suatu organisasi, baik itu dalam pemerintahan maupun dalam suatu

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25