PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN PERADABAN

PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN PERADABAN KARAKTER PADA
GENERASI INTERNET
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya dengan dosen
M. Januar Ibnu Adam, M.Pd.

OLEH :

1510631050045

ERVITA AYU PRATIWI

1510631050051

FITRI AYU LESTARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2017

PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN PERADABAN KARAKTER PADA

GENERASI INTERNET
ErvitaAyuPratiwi 1, FitriAyu Lestari 2, M. JanuarIbnu Adam 3
1) 2)
Mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Singaperbangsa Karawang
3)
Dosen Pendidikan Sosial Budaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Singaperbangsa Karawang
email :fitriayulestari5@gmail.com/ervitayu@gmail.com

Abstrak - Tahun-tahun pertama kehidupan manusia merupakan periode yang sangat penting dan
kritis. Keberhasilan tubuh kembang anak ditahun-tahun pertama akan sangat menentukan masa
depan anak. Kelainan atau penyimpangan apapun jika tidak di tangani secara dini dengan
baik,dan apalagi yang tidak terdeteksi akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak
dikemudian hari. Untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal diperlukan peran orang
tua yang paling dominan, karena di lingkungan keluargalah anak akan mendapatkan pendidikan
paling utama, terutama di zaman yang serba teknologi ini. Jangan sampai anak tumbuh dan
berkembang tanpa perhatian orangtua. Karena pengaruh perkembangan teknologi pula munculah
istilah Generasi internet pada anak-anak yang fasih menggunakan dan memanfaatkan internet.
Generasi Internet merupakan anak yang dihasilkan dari generasi X akhir dan generasi Y awal.

Dan dapat dikatakan bahwa Generasi Internet ini merupakan generasi yang sangat membutuhkan
perhatian orang tua yang tinggi, karena generasi ini merupakan generasi yang rentang terhadap
pengaruh teknologi. Jika pemanfaatan teknologi disalah gunakan maka akan berdampak buruk
bagi kualitas sumber daya manusia kelak dikemudian hari.
Kata kunci : Peran Keluarga, Pendidikan Karakter, Generasi Internet
Abstract - The first years of human life are a very important and critical period. The success of
the child's body in the first year will determine the future of the child. Any disorder or deviation
if not handled early with good, and moreover undetected will reduce the quality of human
resources later in the day. To achieve the optimal growth of children is needed the most dominant
role of parents, because in the family environment children will get the most important
education, especially in this technological era. Do not let children grow and develop without the
attention of parents. Because of the influence of technological developments also emerged the
term Generation of internet on children who are fluent in using and utilizing the internet. The
generation of the Internet is a child produced from the late X generation and early Y generation.
And it can be said that this generation of the Internet is a generation that is in need of high
parental attention, because this generation is a generation that spans the influence of
technology. If the use of technology is misused then it will be bad for the quality of human
resources in the future.
Keywords: Family Role, Character Education, Internet Generation


PENDAHULUAN
Di Era Globalisasi ini teknologi berkembang dengan pesat pada semua bidang kehidupan
manusia.Dan pada masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia dengan
teknologi, bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia.Menurut Martono (2012) bahwa
Teknologi menjanjikan beberapa hal, yaitumenjanjikan perubahan, menjanjikan kemajuan,
menjanjikan kemudahan, menjanjikan peningkatan produktifitas, menjanjikan kecepatan, dan
menjanjikan popularitas.Bagi masyarakat yang mampu menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman maka masyarakat dapat memanfaatkan teknologi sehingga masyarakat menjadi
individu maju dan berkembang, khususnya untuk para generasi muda.Perkembangan teknologi
dapat menciptakan generasi muda yang aktif, kreatif, dan inovatif.
Sedangkan bagi masyarakat yang tidak mampu menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman maka masyarakat akan dibudaki oleh teknologi dan membuat masyarakat
terpinggirkan dari sebuah kebutuhan mendasar. Sehingga masyarakat mudah terbawa oleh
pengaruh perkembangan teknologi kearah yang negatif.Misalnya saja dalam era modern saat ini
banyak alat elektronik dan alat informasi yang canggih untuk memudahkan masyarakat, seperti
televisi dan handphone. Tetapi dalam kenyataannya masyarakat kurang dapat memanfaatakan
teknologi dengan baik. Contohnya banyak aksi-aksi nakal para anak muda yang menyalah
gunakan internet, dengan melihat jutaan video porno yang dapat dengan mudah diupload dan
didownload melalui internet.Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi karakter generasi muda.
Sedangkan Anak merupakan aset yang menentukan keberlangsungan hidup, kualitas dan

kejayaan suatu bangsa dimasa mendatang. Oleh karena itu anak perlu dikondisikan agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar dimasa depan dapat
menjadi generasi penerus yang berkarakter serta berkepribadian yang baik. Keluarga adalah
lingkungan pertama dan utama yang dikenal oleh anak.Karenanya keluarga sering dikatakan
sebagai primary group. Alasannya, institusi terkecil dalam masyarakat ini telah mempengaruhi
perkembangan individu anggota-anggotanya, termasuk sang anak. Kelompok inilah yang
melahirkan individu dengan berbagai bentuk kepribadiannya di masyarakat.Oleh karena itu
tidaklah dapat dipungkiri bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya
terbatas sebagai penerus keturunan saja. Mengingat banyak hal-hal mengenai kepribadian
seseorang yang dapat dirunut dari keluarga (Mardiya,2000:10).

KAJIAN TEORI
Pengertian Generasi Internet (iGENERATION atau Generasi Z )
Menurut psikolog Elly Risman, Psi., Gen Z adalah generasi yang banyak mengandalkan
teknologi untuk berkomunuikasi, bermain, dan bersosialisasi.Jadi Generasi Z adalah generasi
yang sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi, dan apapun yang mereka lakukan
berhubungan dengan dunia maya.
Pengertian Peran Keluarga
Menurut Maftuhin pada kalangan manapun lembaga keluarga banyak memberikan kontribusi
pendidikan kepada anak-anak, terutama dalam pembentukan kepribadiannya.Lembaga keluarga

menjadi agen sosialisasi dan agen pembentukan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi,
peran lembaga keluarga menjadi dominan dalam proses pendidikan kepribadian dan watak bagi
anak. Atas dasar itu pendidikan dalam keluarga merupakan fungsi dari lembaga keluarga.
Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak (Tim Bahasa Pustaka Agung
Harapan, 2003:300).Menurut Kepmendiknas, karakter adalah sebagai nilai-nilai yang khas baik
(tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap
lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa, 2010). Menurut Syarkawi (2006) dalam bukunya “Pembentukan
kepribadian Anak”menyatakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah proses pendidikan yang
ditunjukan untuk mengembangkan nilai,sikap dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau
budi pekerti luhur.
Jadi, Pendidikan karakter ini merupakan salah satu alat yang paling penting dan harus
dimiliki oleh setiap orang. Sehingga tingkat pengertian pendidikan karakter seseorang juga
merupakan salah satu alat terbesar yang akan menjamin kualitas hidup seseorang dan
keberhasilan pergaulan di dalam masyarakat. Di samping pendidikan formal yang kita dapatkan,
kemampuan memperbaiki diri dan pengalaman juga merupakan hal yang mendukung upaya

pendidikan seseorang di dalam bermasyarakat. Tanpa itu pengembangan individu cenderung

tidak akan menjadi lebih baik.

GENERASI INTERNET (iGENERATION atau Generasi Z)
Menurut Karl Mannheim, “The Problem of Generations”, 1923: “the most systematic and
fully develoved” and “the seminal theoretical treatment of generations as a sociological
phenomenon”; Mannheim: “generasi adalah kelompok yang terdiri dari individu yang memiliki
kesamaan dalam rentang usia, dan mengalami peristiwa sejarah penting dalam suatu periode
waktu yang sama”.
Dalamteori generasi (Generation Theory) hingga saat ini dikenal ada lima generasi yaitu :
1. Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964
2. Generasi X, lahir 1965-1980
3. Generasi Y, lahir 1981-1994
4. Generasi Z, lahir 1995-2010
5. Generasi Alpha, lahir 2011-2025.
Generasi Z (disebutjugaiGeneration, Generasi Net, atauGenerasi Internet) terlahirdarigenerasi X
danGenerasi Y.
Generasi Z adalah generasi saat ini, dimana generasi ini memiliki kemampuan lebih cepat
dalam mengakses informasi, walaupun usia mereka masih tergolong anak-anak. Mereka sejak
kecil sudah diperkenalkan dengan teknologi canggih seperti computer, laptop, handphone, iPad
dan Perangkat Elektronik lainnya.Menurut psikolog EllyRisman, Psi., Gen Z adalahgenerasi

yang banyakmengandalkanteknologiuntukberkomunuikasi, bermain, danbersosialisasi. Hal
tersebut diperkuat oleh studi Goldman Sachs menemukan bahwa hampir setengah dari Gen Z
terhubung secara online selama 10 jam sehari atau lebih. Studi lain menemukan bahwa seperlima
dari Z Gen mengalami gejala negative ketika dijauhkan dari perangkat smartphone mereka
Generasi Z memiliki karakteristik perilaku dan kepribadian yang berbeda dengan generasi
sebelumnya. Beberapa karakteristik dari Generasi Z diantaranya adalalah

1. Fasih teknologi
Mereka adalah “generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi
informasi dan berbagai aplikasi computer. Mereka dapat mengakses berbagai informasi
yang mereka butuhkan secara mudah dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan
maupun kepentingan hidup kesehariannya.
2. Menyukai berinterksi melalui jejaring sosial
Mereka sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua kalangan,
khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai situs jejaring, seperti: Facebook,
Twitter, atau melalui SMS. Melalui media ini, mereka bisa mengekspresikan apa yang
dirasakan dan dipikirkannya secara sepontan. Mereka juga cenderung toleran dengan
perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan.
3. Multitasking
Mereka terbiasa dengan berbagai aktivitas


dalam

satu

waktu

yang

bersamaan.Mereka menginginkan segala sesuatunya dapat dilakukan dan berjalan serba
cepat.Nereka tidak menginginkan hal-hal yang bertele-tele dan berbelit-belit.
4. Mandiri
Mereka tidak menunggu orang tua untuk mengajari hal-hal atau memberi tahu
mereka bagaimana membuat keputusan.Apabila diterjemahkan ke tempat kerja, generasi
ini berkembang untuk memilih bekerja dan belajar sendiri.
5. Toleran dengan perbedaan Kultur
Mereka akan menjadi generasi yang paling beragam atau terdiri dari berbagai
bagian dari kelompok rasa tau etnis. Mereka juga dibesarkan untuk lebih menerima dan
menghormati lingkungan dibandingkan generasi orang-orang sebelumnya.


PENGARUH NEGATIF TEKNOLOGI TERHADAP GENERASI Z
Menurut Tuhana Taufiq Amdrianto, sebagaimana disampaiakn oleh jusuf AN dalam
tulisannya yang berjudul “Masa Depan Anak-Anak Generasi Z” bahwa anak cenderung
berkurang dalam komunikasi secara verbal, cenderung bersikap Egosentris dan Individualis,
cenderung menginginkan hasil yang serba cepat,serba instan dan serba mudah, tidak sabaran dan
tidak menghargai proses. Dan banyak yang menyalahgunakan teknologi, Lihat saja jutaan video
porno yang dapat dengan mudah diupload dan didownloadmelalui internet. Hal ini semakin menguatkan pendapat bahwa kita dapat berbuat apa saja dengan teknologi. Kita dapat memperoleh
keuntungan, sekaligus kita juga dapat memperoleh banyak kerugian.Jadi perkembangan

teknologi dapat membuatKecerdasan Intelektual (IQ) mereka mungkin berkembang baik tetapi
tidak dengan Kecerdasan Emosional (EQ) dan Spiritualnya (SQ).

PENDIDIKAN KARAKTER
Tidak dapat dipungkiri bahwa modernisasi telah memberi pengaruh yang sangat
signifikan pada warna dan nuansa kehidupan masyarakat, terlepas positif atau negatifnya
pengaruh yang ditimbulkan.Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan merevitalisasi peran
pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu elemen yang penting dalam membentuk peradaban
manusia yang lebih beradab, sesuai dengan kelayakannya dan keputusannya sebagai manusia
ciptaan tuhan.Untuk menciptakan manusia yang beradab tersebut maka dapat diberlakukan
Pedidikan Karakter. Pendidikan karakter bukan merupakan hal yang baru dilaksanakan saat ini,

penanaman nilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu
kala. Akan tetapi seiring perubahan zaman menuntut adanya penanaman kembali nilai-nilai
dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pengajaran.
Menurut Sukmadinata (2004 : 150) penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan
(embeded) dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah
karakter yang saat inikian memudar. Pendidikan karakter ini merupakan salah satu alat yang
paling penting dan harus dimiliki oleh setiap orang. Sehingga tingkat pengertian pendidikan
karakter seseorang juga merupakan salah satu alat terbesar yang akan menjamin kualitas hidup
seseorang dan keberhasilan pergaulan di dalam masyarakat. Di samping pendidikan formal yang
kita dapatkan, kemampuan memperbaiki diri dan pengalaman juga merupakan hal yang
mendukung upaya pendidikan seseorang di dalam bermasyarakat. Tanpa itu pengembangan
individu cenderung tidak akan menjadi lebih baik. Pendidikan karakter diharapkan tidak
membentuk siswa yang suka tawuran, nyontek, malas, pornografi, penyalahgunaan obat-obatan
dan lain-lain.

PERAN KELUARGA
Keluarga adalah sistem sosial terkecil, dalam interaksi itu terjadi proses belajar,
pembinaan, pembimbingan atau proses pendidikan. Lembaga keluarga menjadi agen sosialisasi

dan agen pembentukan ketaqwaan kepada tuhan yang Maha Esa. Pada mulanya dalam

keluargalah pendidikan seorang anak didapatkan. Keluarga merupakan pendidikan utama bagi
seorang anak dalam perkembangan kepribadiannya. Karena anak akan belajar mengenal dunia
diawal kehidupan dalam lingkungan keluarga. Usia balita (bawah tiga tahun) dan balita (Bawah
lima tahun) merupakan usia kritis dalam perkembangan anak, dalam artian pada usia tersebut
anak benar-benar membutuhkan peran orang tua karena usia tersebut anak mulai belajar hal-hal
mendasar bagi kehidupan mereka kelak. Oleh karena itu, orang tua seharusnya memiliki peran
yang besar dan bahkan tidak tergantikan dalam mendidik anak pada usia kritis ini.
Perkembangan Teknologi mengakibatkan dampak yang luar biasa pada kehidupan
manusia. Kita bisa melihat bagaimana perkembangan teknologi mengakibatkan mobilitas
manusia semakin cepat sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat.
Perubahan ini berdampak pula terhadap peran orang tua dalam kehidupan anak. Dalam teori
Generasi yang diungkapkan Strauss, dimana peralatan digital telah menjadi bagian yang
sepertinya tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Anak-anak generasi Z dilahirkan oleh
orang tua yang merupakan Generasi X akhir dan Generasi Y awal. Generasi X akhir dan
Generasi Y awal merupakan generasi workaholic (pecandu Kerja) tipikalnya pekerja keras.Kedua
generasi saat

ini sudah berada

dalam kemapamanan

ekonomi

dibanding

generasi

sebelumnya.Generasi X akhir dan Generasi Y awal merupakan generasi yang sangat besar secara
kuantitas dan para Pasukan / Angkatan Pekerja (workforce).
Dalam hal ini, Orang tua juga harus belajar bagaimana mendidik anak agar orang tua
mengetahui kebutuhan anak dalam belajar. Bukan menentukan anak untuk belajar apa sesuai
dengan keinginan orang tua. Orang tua menjadi orang tua helicopter yang mengontrol anak dan
memberikan anak semua tetapi tanpa didasari pengetahuan tentang kebutuhan nyata anak dalam
belajar yaitu kehadiran kehangatan dari orang tua, bukan materi yang hadir Anak yang cerdas
dan Sholeh menjadi sebuah dambaan dari tiap keluarga, anak cerdas yang sholeh juga lahir
dalam keluarga yang berbudaya dan mampu mendidik. Keluarga harus menjadi tempat belajar
yang nyaman dan aman bagi anak dalam mengembangkan potensinya, bukan menjadi tempat
diktator yang mengatur hidup anak.Sebagaimana yang diungkap Sayling wen (2003) bahwa
peran keluarga bukan menjadi atap bagi anak, tetapi menjadi tanah yang suburdimana anak-anak

itu merupakan benih.Benih itu diawal pertumbuhhannya harus hidup di tanah yang memberikan
banyak mineral untuk benih itu bertumbuh.
Hal tersebut senada dengan Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara, biarkan anak-anak
menjadi sebuah taman taman yang berbunga cantik. Beberapa fungsi keluarga selain sebagai
tempat mendapatkan pendidikandiantaranya :
a. Mempersiapkan anak-anak bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
aturan-aturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada (sosialisasi).
b. Mengusahakan terselenggaranya kebutuhan ekonomi rumah tangga (ekonomi) sehingga
keluarga sering disebut unit produksi.
c. Melindungi anggota keluarga yang tidak produksi lagi (jompo).
d. Meneruskan keturunan (reproduksi).
Pada masa sekarang ini, pengaruh keluarga mulai melemah karena terjadi perubahan
sosial, politik, dan budaya. Keadaan ini memiliki andil yang besar terhadap terbebasnya anak
dari kekuasaan orang tua. Keluarga telah kehilangan fungsinya dalam pendidikan. Tidak seperti
fungsi keluarga pada masa lalu yang merupakan kesatuan produktif sekaligus konsumtif. Ketika
kebijakan ekonomi pada zaman modern sekarang ini mendasarkan pada aturan pembagian kerja
yang terspesialisasi secara lebih ketat, maka sebagaian tanggung jawab keluarga beralih kepada
orang-orang yang menggeluti profesi tersebut. Uraian tersebut cukup menjelaskan apa arti
keluarga yang sesungguhnya. Keluarga bukan hanya wadah untuk tempat berkumpulnya ayah,
ibu dan anak.Lebih dari itu, keluarga merupakan wahana awal pembentukan moral serta karakter
manusia.
Berhasil atau tidaknya seoarang anak dalam menjalani hidup bergantung pada berhasil
atau tidaknya peran keluarga dalam menanamkan ajaran moral kehidupan.Keluarga lebih dari
sekedar pelestarian tradisi, keluarga bukan hanya menyangkut hubungan orang tua dengan anak,
keluarga merupakan wadah mencurahkan segala inspirasi.Keluarga menjadi tempat pencurahan
segala keluh kesah. Keluarga merupakan suatu jalinan cinta kasih yang tidak akan terputus.
Begitupun dengan seorang anak, anak merupakan bagian dari generasi muda, penerus cita-cita
dan perjuangan bangsa. Disamping itu anak merupakan sumber daya manusia yang perlu

mendapatkan perhatian dan perlindungan dari berbagai ancaman dan gangguan agar supaya hakhaknya tidak terabaikan (Sri Sugiharti, 2005 : 1). Perserikatan Bangsa-Bangsa telah
mengeluarkan resolusi No. 44/25 tentang konvensi hak-hak anak (convention on the right of the
child) tanggal 20 November 1989.Konvensi ini telah diretifikasi Indonesia pada tanggal 25
Agustus 1990. Sekarang ini Indonesia sudah mempunyai UU No. 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak yang didalamnya memuat 4 hak dasar anak yaitu :
1. Hak untun memperoleh keberlangsungan hidup
2. Hak untuk tumbuh dan berkembang
3. Hak untuk berpatisipasi
4. Hak untuk memperoleh perlindungan
Menurut Noor Siswanto (2002 : 5) secara lebih terinci ada sebelas hak yang dimiliki oleh
anak antara lain :
1. Hak untuk didaftar sejak kelahirannya, ha katas nama, memperoleh kewarganegaraan,
dan sejauh mungkin mengetahui dan dipelihara oleh orang tuanya
2. Hak mempertahankan identitas
3. Hak tidak dipisahkan dengan orang tua
4. Hak berhubungan dengan orang tua
5. Hak menyatakan pendapat, kemerdekaan, berpikir dan beragama
6. Hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul
7. Hak memperoleh bantuan khusus dari Negara bagi anak yang kehilangan lingkungan
keluarga
8. Hak menikmati norma kesehatan tertinggi dan hak memperoleh pendidikan
9. Hak memperoleh pemeliharaan, perawatan serta perlindungan
10. Hak untuk beristirahat, bersantai, bermain, dan hak turut ikut serta dalam kegiatan
rekreasi
11. Hak untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi, eksploitasi seksual, dan kegiatan yang
bersifat pornografis serta pemakaian narkoba.
Hak-hak tersebut perlu diwujudkan agar tubuh kembang anak dapat berlangsung
optimal. Dengan adanya hak-hak tersebut sudah menjadi kewajiban keluarga, masyarakat dan
bangsa (termasuk didalamnya institusi pendidikan) untuk memenuhinya. Keberhasilan bangsa ini

dalam mencetak generasi yang berkualitas ( Tyas, 2005:10). Dan langkah mendidik Generasi Z,
yaitu:
a) Ketahui dulu karakter mereka
b) Pendekatan berpikir kritis (Critical Thinking)
c) Mendekati anak lewat peralatan digital, dengan langkah ini, orangtua atauguru menjadi
setara dengan si anak dan nyambung dengan kemampuan sianak.
d) Orang tua dan pendidik harus mengajari dan memberikan pengertian yanggamblang
mengenai seluk belum dunia gadget dan cara memanfaatkannyadengan benar.
e) Memberikan keseimbangan perkembangan otak kepada anak. Menurutpara ahli aneka
peralatan digital hanya akan membuat salah satu sisi otakmanusia yang terstimulasi.
Padahal seharusnya kedua belahan otak, baikbelahan otak kanan maupun kiri distimulasi
secara seimbang. Caramenyeimbangkannya antara lain dengan melibatkan anak-anak
dalamkegiatan seni, seperti melukis, menari, musik dan lain sebagainya.
f) Jangan melarang mereka untuk menjadi generasinya! Tetapi yang palingpenting adalah
upaya membelajarkan mereka untuk dapat hidup denganbaik dan benar. Oleh karena itu,
Anda harus dapat membimbing danmemfasilitasi agar Gen Z dapat tumbuh dan
berkembang sesuai denganjamannya dan dapat memanfaatkan kehadiran teknologi secara
tepat danbenar.
g) Menumbuhkan kebersamaan si anak dalam keluarga. Kita tidak boleh membiarkan anak
berlarut-larut dalam kesendirian dan terlalu akrab dengan peralatan digitalnya. Oleh
karena itu orang tua harus menciptakan suasana yang hangat dalam keluarga sehingga
anak menjadi pribadi yang peduli, dan senang bersosialisasi dengan orang.
KESIMPULAN
Teknologi berkembang dengan pesat pada semua bidang kehidupan manusia dan pada
masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi, bahkan
sudah merupakan kebutuhan manusia. Salah satunya generasi muda, banyak generasi muda yang
merasa sangat dipermudah dengan adanya teknologi. Generasi yang banyak menikmati
perkembangan teknologi adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1995-2010 dimana generasi
tersebut disebut Generasi Z atau Generasi Internet. Karena generasi itulah yang mudah mendapat
pengaruh dan banyak memanfaatkan teknologi. Pada kenyataannya banyak generasi muda yang

tidak mampu menyikapi dan memanfaatkan teknologi secara baik.Sehingga perkembangan
teknologi banyak memberikan pengaruh yang negatif terhadap tumbuh kembang dan kualitas
generasi muda itu sendiri. Contohnya terdapat beberapa generasi muda yang nakal dan
memanfaatkan teknologi untuk membuka situs-situs yang tidak baik seperti film porno, video
tindak kejahatn dan sebagainya. Jadi pemanfaat teknologi yang salah dapat mempengaruhi nilai,
moral dan karakter siswa.
Sedangkan Anak merupakan aset yang menentukan keberlangsungan hidup, kualitas dan
kejayaan suatu bangsa dimasa mendatang. Oleh karena itu anak perlu dikondisikan agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar dimasa depan dapat
menjadi generasi penerus yang berkarakter serta berkepribadian yang baik. Keluarga adalah
lingkungan pertama dan utama yang dikenal oleh anak.Keluarga bukan hanya wadah untuk
tempat berkumpulnya ayah, ibu dan anak. Lebih dari itu, keluarga merupakan wahana awal
pembentukan moral serta karakter manusia, sesuai dengan salah satu fungsi keluarga yaitu dapat
mempersiapkan anak-anak bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma aturanaturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada (sosialisasi).
Karena berhasil atau tidaknya seoarang anak dalam menjalani hidup bergantung pada
berhasil atau tidaknya peran keluarga dalam menanamkan ajaran moral kehidupan.Jadi keluarga
harus menerapkan pola asuh yang disesuai dengan perkembangan zaman dimana orang tua harus
mau berubah, harus siap, harus paham, harus menerima tantangan bahwa mereka membesarkan
Generasi Z yaitu Generasi yang fasih akan teknologi. Tetapi bukan berarti dengan merubah pola
asuh,

keluarga

juga

merubah

tujuan

mereka

dalam

membentuk

generasi

yang

berkarakter.Dimana keluarga tetap melaksanakan pendidikan karakter yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Online :
Faris, Zakir. (2016). Mengenal Generasi Z. Diperoleh dari

http://rubrik.okezone.com/read/39201/mengenal-generasi-z. Diakses tanggal 7 Desember
2017 pukul 16.30 WIB
Ngafifi, Muhammad.(2014). Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif
Sosial Budaya. Diperoleh dari http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/2616.
Diakses tanggal 6 Desember 2017 pukul 14.00 WIB
Putra, Mohkamad Riyo Dwi.(2016). Ilmu Pendidikan “ Generasi Z”. Diperoleh dari
http://pgsdtrunojoyo.blogspot.co.id/2016/12/generasi-z.html?m=1. Diakses tanggal 7
Desember 2017 pukul 17.30 WIB
Sudrajat,Akhmad. (2012). Generasi Z dan Implikasinya terhadap Pendidikan. Diperoleh dari

https://www.google.co.id/amps/s/akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/10/05/generasi-zdan-implikasinya-terhadap-pendidikan/amp/. Diakses tanggal 7 Desember 2017 pukul
16.00 WIB
Wikipedia [2013]. Generasi Z. Diperoleh dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/Generasi_Z.
Diakses tanggal 6 Desember 2017 pukul 14.20 WIB
Yoga, Dyah Satya., dkk.(2015). Peran Keluarga Sangat Penting dalam Pendidikan Mental,
Karakter Anak serta Budi Pekerti Anak. Diperoleh dari
http://iptek.its.ac.id/index.php/jsh/article/view/1241. Diakses tanggal 7 Desember 2017
pukul 17.00 WIB
Buku :
Hartono, Agung.(2013). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: RINEKA CIPTA
Maftuhin.,dkk.(2016). Pendidikan Sosial Budaya. Bandung: CV. MAULANA MEDIA
GRAFIKA