Perilaku masyarakat dalam melakukan swamedikasi untuk sakit influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo tahun 2012 - USD Repository
PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN SWAMEDIKASI
UNTUK SAKIT INFLUENZA DI DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO,
TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :
Franciska Williasari NIM : 088114037
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya karena segala berkat dan limpahan kasih sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Survei Perilaku Masyarakat terhadap Penggunaan dan Pemilihan Obat Bebas dan Bebas Terbatas untuk Sakit Influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo Tahun 2012” dengan baik dan tepat waktu.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing utama yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
3. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu M.Kes., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta masukan yang membangun.
4. Ibu Maria Wisnu Donowati selaku dosen penguji yang juga telah memberikan bantuan, bimbingan serta masukan yang membangun.
5. Seluruh keluarga besar Somo Pawiro atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepada Penulis.
6. Irawan Candra Kusuma atas segala doa, dukungan, kasih sayang, semangat yang telah diberikan kepada Penulis.
7. Teman-teman Sinta, Linda, Monica, Hanum, Putri, Lucia, Vicka, Andrea, TH.
Sinta, atas berbagai keceriaan, kebersamaan, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
8. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2008 kelas A dan FKK A atas kebersamaan, keceriaan, dukungan selama ini.
9. Teman-Teman OMK Hyeronimus atas keceriaan dan kebersamaan, dukungan selama ini. Maz Arfi, Pina, Arum, Ino, Mas Encis, Galih, Leo, Rian, Vinda, Silvi, Ning, Ninik, Dimas, Intan, Hanung, Bayu, Budha, Anna, Robert, Anis, Risa, Zita, Clara.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk mencapai kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua lapisan masyarakat dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kefarmasian dan kesehatan.
Yogyakarta, 17 Maret 2012 Penulis
INTISARI Kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup yang kurang memperhatikan kesehatan menyebabkan perkembangan penyakit. Influenza merupakan penyakit yang sering dialami oleh manusia. Masyarakat menganggap bahwa influenza tergolong penyakit ringan sehingga mendorong masyarakat untuk melakukan swamedikasi. Terdapat faktor sosioekonomi (tingkat pendidikan dan penghasilan) yang berpengaruh pada peningkatan swamedikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat serta mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan terhadap perilaku swamedikasi sakit influenza.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional bersifat deskriptif analitik yang pengumpulan datanya dilakukan dengan kuesioner. Kuisioner terdiri karakteristik demografi responden, pengetahuan, sikap serta tindakan dalam melakukan swamedikasi. Digunakan pendekatan kuantitatif dan dengan method of summated rating, dimana setiap jawaban responden diberi nilai, kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai bagian, selanjutnya digunakan uji
Kruskal Wallis untuk melihat ada tidaknya hubungan antara pendidikan, pekerjaan
dan pendapatan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan dalam swamedikasi iInfluenza.
Karakteristik demografi responden secara mayoritas yaitu pendidikan terakhir SMA, pekerjaan pegawai swasta, dengan penghasilan >Rp. 2.400.000 per bulan. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap pengetahuan tentang swamedikasi influenza, pengetahuan responden pada tingkat tertinggi (91,67%), pengetahuan sedang (8,33%), pengetahuan rendah (0%). Sikap responden pada tingkat tertingi (77,38%), sikap sedang (22,62%), sikap rendah (0%).
Kata Kunci: swamedikasi, influenza, perilaku.
ABSTRACT
Swamedication is the choosing and using of medicine to heal the self- complaint of an illness. Influenza is an illness that often occurs on human. The society considers influenza as a usual illness so they prefer to heal themselves. Social-economy factor (education and income level) influence the increasing of swamedication’s importance. This research was aimed to find out the influence of education and income level toward the choosing and using of influenza medicine.
This research used descriptive analysis non-experimental with cross sectional research planning. It observed the society attitude towards the choosing and using of free and limited-free influenza medicine. This research used quantitative approach and questionnaire to collect the data. The quantitative data was analyzed by relating level of education, type of work, level of income to the level of knowledge and attitude. The swamedication action was analyzed using data tabulation and descriptive. The analysis used Kruskal Wallis and Mann Whitney statistic method.
The result showed that the highest respondents’ knowledge was 91.67%, the highest attitude was 77.38%. The respondents’ action had been related to how to use the medicine, dosage, information gathering, and the place of buying the medicine. The level of education and income influence the influenza swamedication Key words: Swamedication, influenza, attitude
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... v PRAKATA ........................................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... viii
INTISARI ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .........................................................................................................xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xviii
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1. Permasalahan ................................................................................................ 3
2. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
3. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum .............................................................................................. 5
2. Tujuan Khusus .............................................................................................. 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Swamedikasi atau Pengobatan Sendiri ............................................................. 7
D. Influenza ......................................................................................................... 24
F. Hipotesis ..................................................................................................... 35
E. Landasan Teori ........................................................................................... 33
5. Penatalaksanaan Terapi ........................................................................... 27
4. Gejala dan Tanda ..................................................................................... 26
3. Patofisiologi ............................................................................................. 25
2. Epidemologi dan Etiologi ....................................................................... 24
1. Definisi Influenza ..................................................................................... 24
3. Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur .................................................... 18
1. Definisi Swamedikasi ................................................................................. 7
2. Obat Wajib Apotek (O. W. A) ................................................................. 17
1. Penggolongan Obat .................................................................................. 15
C. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas............................................................ 15
2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Perilaku Masyarakat ................. 9
1. Definisi Perilaku ......................................................................................... 8
B. Perilaku Masyarakat ..........................................................................................8
2. Faktor-Faktor Dalam Pengobatan Mandiri ............................................... 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian .................................................................... 36
C. Definisi Operasional ....................................................................................... 36
D. Kriteria Inklusi Penelitian .............................................................................. 38
E. Populasi Dan Besar Sampel ........................................................................... 38
1. Populasi ...................................................................................................... 38
2. Besar Sampel ............................................................................................. 38
F. Waktu Dan Tempat Penelitian ..................................................................... .39
G. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 39
H. Tahapan Penelitian ......................................................................................... 42
1. Penentuan lokasi penelitian ..................................................................... 42
2. Pengurusan izin penelitian ....................................................................... 42
3. Pembuatan kuisioner ................................................................................ 43
4. Pengujian validasi dan reabilitas .............................................................. 43
5. Pengambilan data ..................................................................................... 44
I. Analisis Hasil ................................................................................................. 43
1. Analisis kuantitatif ................................................................................... 45
2. Pengujian normalitas data.......................................................................... 46
3. Analisis hasil kuesioner ........................................................................... 46
4. Pengujian hasil data...................................................................................47 J. Kelemahan Penelitian ....................................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Demografi Responden ........................................................ 49 B. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Swamedikasi Influenza ............. 53 C. Sikap Responden Terhadap Swamedikasi Influenza ..................................... 58
D. Tindakan Swamedikasi Influenza ................................................................... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................................... 73 B. Saran ................................................................................................................ 74 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75 LAMPIRAN ......................................................................................................... 75 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 118
DAFTAR TABEL halaman Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Bagian Pengetahuan
Responden dengan Jenis Pertanyaan Favourable dan
41 Unfavourable....................................................................... Tabel II. Kategori Item Pernyataan pada Bagian Sikap Responden dengan Jenis Pertanyaan Favourable dan
41 Unfavourable.............. Tabel III. Distribusi Jumlah Responden(%) Berdasarkan Pengetahuan
55 dengan Tingkat Pendidikan ................................................... Tabel IV. Distribusi Jumlah Responden(%) Berdasarkan Pengetahuan
56 dengan Jenis Pekerjaan .......................................................... Tabel V. Distribusi Jumlah Responden(%) Berdasarkan Pengetahuan
56 dengan Tingkat Pendapatan .................................................... Tabel VI. Distribusi Jumlah Responden(%) Berdasarkan Sikap dengan
58 Tingkat Pendidikan ............................................................... Tabel VII. Distribusi Jumlah Responden(%) Berdasarkan Sikap dengan Jenis Pekerjaan ............................................................................
61 Tabel VIII. Distribusi Jumlah Responden(%) Berdasarkan Sikap dengan
62 Tingkat Pendapatan ............................................................... Tabel IX. Jumlah Responden (%) Berdasarkan Item Pertanyaan
63 Responden Mengalami Sakit Influenza..................................... Tabel X. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Item
Pertanyaan Produk Obat Flu yang Digunakan Ketika
66 Mengalami Influenza............................................................
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar1 . Proses Terbentuknya Sikap Dan Reaksi ......................................... 12 Gambar 2. Logo Obat Bebas Berwarna Hijau .................................................. 15 Gambar 3. Logo Obat Bebas Terbatas Berwarna Biru ..................................... 15 Gambar 4. Logo Obat Keras Berwarna Merah ................................................. 16 Gambar 5 . Logo Obat Narkotika ..................................................................... 16 Gambar 6. Tanda Dan Peringatan Obat Bebas Terbatas ...................................18 Gambar 7. Skema Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan
Pengetahuan dan Sikap.................................................................... 33 Gambar 8. Skema Hubungan Antara Jenis Pekerjaan dengan Pengetahuan dan
Sikap.................................................................................................. 34 Gambar 9. Skema Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dengan Pengetahuan dan Sikap........................................................................................... 34 Gambar 10. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Tingkat Pendidikan
.......................................................................................................... 50 Gambar 11. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Jenis Pekerjaan .....51
Gambar 12. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Tingkat Pendapatan .......................................................................................................... 53
Gambar 13. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Item Pertanyaan Hal Pertama yang Dilakukan Ketika Mengalami Flu .............................. 64
Gambar 14. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Item Pertanyaan Jumlah Tablet yang Dikonsumsi Sekali Minum............................... 67
Gambar 15. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Item Pertanyaan
Gambar 16. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Item Pertanyaan Waktu Mengkonsumsi Obat Influenza................................................69
Gambar 17. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Item Pertanyaan Sumber Informasi Obat Influenza.................................................. 70
Gambar 18. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Item Pertanyaan Tempat Pembelian Obat Influenza.................................................... 72
DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Fakultas Farmasi Sanata Dharma...........................................................
77 Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Bapeda .......................................
78 Lampiran 3. Surat Izin Lanjutan Penelitian Bapeda ........................
79 Lampiran 4. Peta Pedukuhan Krodan ..................................................
80 Lampiran 5. Peta Pedukuhan Krodan ..................................................
81 Lampiran 6 Validitas, Reliabilitas Pengetahuan dan Sikap...........................................................................
82 Lampiran 7. Uji Normalitas Variabel Tingkat Pengetahuan ..............
83 Lampiran 8. Uji Normalitas Variabel Sikap .......................................
83 Lampiran 9. Lembar Kuesioner .......................................................
84 Lampiran 10 Hasil Karakteristik Demografi dan Pengetahuan Responden .......................................................................
89 Lampiran 11. Hasil Karakteristik Demografi dan Sikap Responden.................................................................
92 Lampiran 12. Tindakan yang Dilakukan Saat Mengalami Flu ................................
95 Lampiran 13. Statistik Deskriptif Tingkat Pendidikan Responden....... 110 Lampiran 14 Statistik Deskriptif Jenis Pekerjaan Responden .............. 111
Lampiran 15. Hasil Uji Statistika Pengetahuan dengan Pendidikan.................................................................. 112
Lampiran 16. Hasil Uji Statistika Pengetahuan dengan Pendidikan
Lampiran 17. Hasil Uji Statistika Pengetahuan dengan Penghasilan................................................................. 114
Lampiran 18. Hasil Uji Statistika Sikap dengan Pendidikan........................................................................ 115 Lampiran 19. Hasil Uji Statistika Sikap dengan Pekerjaan..................
116 Lampiran 20. Hasil Uji Statistika Sikap dengan Penghasilan................ 117
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Berkembangnya kemajuan teknologi di bidang farmasi dan perubahan
pola hidup masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan maka perkembangan penyakit di masyarakat sangat banyak sekali jenisnya. Seiring berkembangnya kemajuan di bidang farmasi, hal ini mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri farmasi terutama di bidang produksi. Penyediaan dan pelayanan obat di Indonesia boleh dikatakan sudah cukup memuaskan. Hal ini dilihat dari banyaknya apotek, toko obat yang didirikan. Beberapa jenis obat yang dulu hanya dapat diperoleh di kota-kota besar kini dapat diperoleh secara luas di apotek dan pelosok desa.
Banyak masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri tidak terlepas dari informasi mengenai iklan obat bebas dan obat bebas terbatas. Tersedianya obat-obat yang dijual dipasaran memudahkan seseorang untuk melakukan pengobatan sendiri terhadap keluhan penyakit yang dialami, karena relatif lebih cepat, hemat biaya, dan praktis tanpa perlu periksa ke dokter. Namun untuk melakukan pengobatan sendiri di perlukan informasi yang benar dan tepat agar dicapai mutu pengobatan sendiri yang baik.
Swamedikasi didefinisikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat untuk mengobati segala keluhan pada dirinya sendiri, dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotek atau di toko obat atas inisiatif sendiri tanpa resep dokter.. Swamedikasi dapat dilakukan dengan menggunakan obat modern yaitu yang termasuk dalam obat bebas dan obat bebas terbatas. Perilaku masyarakat dalam menghadapi penyakit dalam berbagai macam cara yang sebagian besar masyarakat melakukan swamedikasi (Notoadmojo, 2007).
Salah satu penyakit yang pengobatanya dapat dilakukan sendiri adalah influenza. Influenza merupakan suatu infeksi virus saluran pernafasan yang menyerang saluran nafas bagian atas. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38,9-39,4°C, sakit kepala, hidung tersumbat, batuk kering, sakit tulang sendi dan otot, dan malaise. Masyarakat akan melakukan pengobatan sendiri apabila terserang influenza karena mudah dan praktis dalam pemilihan dan penggunaan obatnya.
Untuk menentukan pengambilan keputusan perawatan dan pengobatan mandiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan. Semakin tinggi pengetahuan memahami dan mengobati suatu penyakit, maka kecenderungan untuk melakukan pengobatan mandiri semakin meningkat (Covington, 2000).
Penyakit influenza merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada musim pancaroba. Sebagian besar masyarakatnya mengatasi penyakit influenza dengan cara pengobatan sendiri, baik secara non farmakologis ataupun membeli obat bebas dan obat bebas terbatas dipasaran karena mudah diperoleh, cepat, dan murah.
Hal inilah yang menarik penulis untuk meneliti Perilaku Masyarakat dalam Melakukan Swamedikasi untuk Influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo, Tahun 2012.
1. Permasalahan
a. Seperti apakah karakteristik demografi masyarakat di Dusun Krodan yang meliputi pendidikan, pekerjaan dan pendapatan? b. Apakah pendidikan, pekerjaan dan pendapatan mempengaruhi pengetahuan masyarakat dalam melakukan swamedikasi untuk sakit influenza? c. Apakah pendidikan, pekerjaan dan pendapatan mempengaruhi sikap masyarakat dalam melakukan swamedikasi untuk sakit influenza? d. Apa saja tindakan yang dilakukan masyarakat dalam melakukan swamedikasi untuk sakit influenza?
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis Digunakan sebagai acuan metode pengukuran tingkat pengetahuan, sikap serta tindakan yang dibutuhkan oleh peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa.
b. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumber informasi untuk para tenaga kesehatan agar dapat menentukan kebijakan di bidang kesehatan terutama dalam hal swamedikasi untuk sakit influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo.
3. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan:
a. Dasar Pertimbangan Masyarakat Pedukuhan Krodan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Produk Obat Influenza” oleh Agatha (1999). Hasilnya bahwa kecenderungan masyarakat melakukan swamedikasi dengan menggunakan OTR dipengaruhi oleh faktor pengalaman sebelumnya. Perbedaan dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan bersifat non eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian sebelumnya menggunakan metode yang bersifat non eksperimental dengan rancangan penelitian eksploratif deskriptif.
b. Penelitian yang berjudul ” Pola Pemilihan dan Penggunaan Obat Influenza pada Mahasiswa Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma” oleh Artanti (2000). Hasilnya bahwa tidak perbedaan pola pemilihan dan penggunaan obat influenza pada mahasiswa farmasi dan mahasiswa teknik. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu responden khususnya bapak atau ibu di Dusun Krodan dalam swamedikasi influenza, metode yang digunakan bersifat non eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian sebelumnya menggunakan metode yang bersifat non eksperimental dengan rancangan penelitian eksploratif deskriptif.
c. Penelitian yang berjudul “Pola Pengobatan Mandiri pada Penyakit Influenza di Kalangan Perawat Bagian Anak Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” oleh Asri (2004). Hasilnya adalah peran apoteker sangat diperlukan dalam pemberian informasi dalam pemilihan obat. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu rancangan penelitian yang bersifat non eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional dan pengolahan data secara kuantitatif. Penelitian sebelumnya menggunakan jenis dan rancangan penelitian survei epidemologi (non eksperimental) deskriptif non analitik.
Sejauh pengetahuan peneliti penelitian tentang Perilaku Masyarakat dalam Melakukan Swamedikasi untuk Influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo, Tahun 2012 belum pernah dilakukan oleh peneliti lain .
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam melakukan swamedikasi untuk sakit influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo.
2. Tujuan khusus
a. Mendapatkan gambaran mengenai profil karakteristik demografi responden di Dusun Krodan, Maguwoharjo.
b. Mengukur hubungan tingkat pendidikan , pekerjaan dan pendapatan terhadap pengetahuan masyarakat dalam melakukan swamedikasi untuk sakit influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo. c. Mengukur hubungan tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan terhadap sikap masyarakat dalam melakukan swamedikasi untuk sakit influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo
d. Melakukan identifikasi tindakan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam melakukan swamedikasi untuk sakit influenza di Dusun Krodan, Maguwoharjo.
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Swamedikasi atau Pengobatan Sendiri
1. Definisi swamedikasi
Swamedikasi didefinisikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat untuk mengobati segala keluhan pada dirinya sendiri, dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotek atau di toko obat atas inisiatif sendiri tanpa resep dokter. Penderita mediagnosis jenis penyakitnya sendiri dan bebas untuk memilih produk obat tanpa resep yang akan digunakan untuk mengatasi penyakitnya sendiri. Pada umumnya, perawatan sendiri tidak hanya ditujukan untuk diri sendiri, tetapi juga ditujukan kepada orang lain, misalnya keluarga dan teman. Tindakan perawatan sendiri, termasuk tindakan pengobatan sendiri tidak mendapatkan pengawasan dari tenaga medis (Tjay dan Raharja, 2010).
2. Faktor-faktor dalam pengobatan mandiri
Perawatan dan pengobatan mandiri menurut Covington (2000) dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
a. Perilaku konsumen, antara lain penghargaan terhadap nilai kesehatan, motivasi dan tanggungjawab untuk mempelajari penyakit yang diderita dan cara perawatannya, keseriusan menerima penyakit yang berpengaruh pada keputusan perawatan kesehatan yang akan dipilih dan dipengaruhi dari orang lain (teman, saudara, dan tenaga kesehatan). b. Karakter demografi yang meliputi usia, jumlah keluarga, jenis kelamin, dan status sosial dan ekonomi dari masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah atau daerah tertentu.
c. Keadaan ekonomi yang meliputi status ekonomi seseorang, biaya perawatan kesehatan (produk dan pelayanan) ketersedian dan kemudahan mendapatkan produk perawatan kesehatan.
d. Pendidikan dan pengetahuan konsumen yang meliputi ketersediaan informasi yang berguna dari farmasi atau tenaga kesehatan lainnya maupun dari media informasi dan lebel dalam kemasan obat, serta adanya alternatif perawatan kesehatan akupungtur dan herbal.
B. Perilaku Masyarakat
1. Definisi perilaku
Perilaku masyarakat dalam pengobatan mandiri dapat disebut sebagai perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam memperoleh dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Dhammesta dan Handoko, 2000).
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organism) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan (Notoadmojo, 2007).
2. Faktor-Faktor yang berpengaruh dalam perilaku masyarakat
Faktor-faktor dalam perilaku yang mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan yaitu faktor internal yang berasal dari individu itu sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari luar individu. Faktor internal terdiri dari motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian, konsep diri serta sikap. Faktor eksternal terdiri atas kebudayaan, adanya perbedaan tingkat sosial, keluarga dan individu itu sendiri (Dhammesta dan Handoko, 2000).
Faktor-Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku masyarakat menurut Dhamesta dan Handoko (2000) adalah sebagai berikut.
a. Faktor budaya. Perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupi dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan atau perkembangan zaman dari masyarakat tersebut.
b. Faktor kelas sosial. Masyarakat Indonesia pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga kelas sosial, yaitu golongan atas, golongan menengah dan golongan menengah ke bawah. Perilaku konsumen atas kelas sosial yang satu akan berbeda dengan kelas lain karena menyangkut aspek- aspek sikap yang berbeda-beda.
c. Faktor kelompok sosial. Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu untuk berinteraksi satu sama lain. Ada 3 bentuk kelompok sosial yang terjadi dalam masyarakat yaitu primer, sekunder, formal, dan informal. Kelompok primer adalah keluarga, kelompok teman dekat dan kelompok teman sekerja yang selalu melibatkan individu dalam berinteraksi. Kelompok sekunder adalah kelompok besar dari banyak orang dan hubungan diantara anggota yang tidak perlu mengenal secara pribadi. Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan antar anggota, sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu.
d. Faktor kelompok referensi. Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.
e. Faktor keluarga. Keluarga mempunyai peran terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku manusia. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku masyarakat menurut Dhammesta dan Handoko (2000) adalah sebagai berikut.
a. Faktor motivasi. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi seseorang akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan guna mencapai sasaran kepuasan.
b. Faktor pengalaman. Pengalaman merupakan proses ketika manusia menyadari dan menginterprestasikan aspek lingkungannya. Hasil dari pengamatan individu akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu produk yang akan menciptakan proses pengamatan dan perilaku pembelian yang berbeda-beda. c. Faktor belajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia yang bersifat individual dengan lingkungan tertentu. Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan atau sebaliknya, tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik.
d. Faktor kepribadian dan konsep diri. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang dapat mempengaruhi perilaku pembelinya. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten atau bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian berkaitan dengan konsep diri atau citra pribadi. Konsep pribadi konsumen berhubungan dengan menyukai merk sesuatu yang digunakan.
e. Faktor sikap. Sikap memberikan suatu penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek atau produk yang dihadapinya. Sikap merupakan evaluasi, perasan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menggantung atau tidak diuntungkan yang bertahan lama dari seseoranng terhadap obyek atau gagasan tertentu.
Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni : a) kognitif (cognitive), b) afektif (affective), c) psikomotor (pschyomotor). Dalam perkembangannya teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo, 2007).
Penelitian Roger cit Notoadmojo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yag berurutan yakni:
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Roger menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas (Notoadmojo, 2007).
2. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoadmojo, 2007).
Stimulus Stimulus Stimulus Stimulus Stimulus Proses Proses Proses Reaksi Tingkah Reaksi Tingkah Reaksi Tingkah Reaksi Tingkah Reaksi Tingkah Rangsangan Stimulus Laku (terbuka)
Rangsangan Rangsangan Rangsangan Rangsangan Stimulus Stimulus Laku (terbuka) Laku (terbuka) Laku (terbuka) Laku (terbuka) Sikap Sikap
(tertutup) (tertutup) Gambar 1. Proses terbentuknya sikap dan reaksi (Notoadmojo, 2007)
3. Praktik atau tindakan (practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior ). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas.Menurut Notoadmojo (2007), praktik ini mempunyai beberapa tingkatan: a. Persepsi (perception). Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided response). Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
c. Mekanisme (mechanism). Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption). Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
Teori Perilaku
a. Teori Weber
Max Weber seorang ahli sosiologi dan ekonomi yang ternama mengembangkan teori aksi yang dikenal sebagai teori bertindak (action theory).
Weber berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsirannya atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu ini merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana yang paling tepat (Ritzer, 1983, cit, Sarwono,2007).
b. Teori Weber dikembangkan lebih lanjut oleh Talcott Parsons, yang menyatakan bahwa aksi bukanlah perilaku. Aksi merupakan tanggapan/respon mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons yang utama bukanlah tindakan individual melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku (Poloma, 1987, cit, Sarwono, 2007). Parsons melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem yaitu sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian masing-masing individu. Dalam setiap sistem sosial individu menduduki suatu tempat (status) tertentu dan bertindak (berperan) sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem tersebut dan perilaku individu ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya (Sarwono, 2007).
C. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
1. Penggolongan obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan, termasuk kontrasepsi dan sediaan biologis (Tjay & Rahardja, 2002). Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
a. Obat Bebas Salah satu jenis obat yang beredar dipasaran adalah obat tanpa resep.
Obat tanpa resep atau sering dikenal sebagai bebas adalah obat yang telah ditegaskan aman dan manjur bagi pengguna bila digunakan mengikuti petunjuk penggunaan dan peringatan pada label.
Tanda khusus untuk obat bebas adalah lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh: Paracetamol (Tjay & Rahardja, 2002).
Gambar 2. Logo obat bebas berwarna hijau
b. Obat Bebas Terbatas Pada jaman Belanda, kelompok ini juga disebut daftar W (W:
Waarschuwing = peringatan). Dalam golongan ini dimaksudkan obat-obatan yang
diperuntukkan jenis penyakit yang pengobatannya dianggap telah dapat ditetapkan sendiri oleh masyarakat. Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus untuk obat bebas adalah lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh: CTM (Tjay & Rahardja, 2002).
Gambar 3. Logo obat bebas terbatas berwarna biru
c. Obat Keras Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Phenobarbital, Diazepam (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian, 2006).
Gambar 4. Logo obat keras berwarna merah
d. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian, 2006).
Gambar 5 . Logo obat narkotika
2. Obat Wajib Apotek (O. W. A)
Obat-obat wajib apotek termuat dalam S.K. Menkes yang telah dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter dalam jumlah dan potensi terbatas. Pasien harus memberikan nama dan alamatnya, yang didaftarkan oleh apoteker bersama nama obat yang diserahkan. Daftar tersebut meliputi, antara lain pil anti hamil, salep sariawan triamsinolon, sejumlah antihistaminika (antara lain klorfeniramin, astemizol) dan obat cacing mebendazol (Tjay & Rahardja, 2010).
3. Informasi kemasan, etiket dan brosur
Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman.
Informasi tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas terbatas. Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan:
- Nama obat
- Komposisi • Indikasi • Informasi cara kerja obat
- Aturan pakai
- Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas)
- Perhatian • Nama produsen
- Nomor batch/lot
- Nomor registrasi
- Tanggal kadaluarsa
Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edar absah yang diberikan oleh pemerintah pada setiap kemasan obat (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian, 2006).
4. Tanda peringatan
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan putih sebagai berikut :
Gambar 6. Tanda dan peringatan obat bebas terbatas (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian, 2006).
5. Cara pemilihan obat
Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan :
a. Gejala atau keluhan penyakit
b. Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus dan lain-lain.
c. Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.
d. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat.
e. Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan obat yang sedang diminum.
Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap, tanyakan kepada apoteker di apotek (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian, 2006).
6. Cara Penggunaan Obat
a. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus
b. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur
c. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan hentikan penggunaan dan tanyakan kepada apoteker dan dokter d. Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama
e. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap tanyakan kepada apoteker Cara Pemakaian Obat Yang Tepat. Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran. Minum obat sesuai waktunya
Gunakan obat sesuai dengan cara penggunaannya (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian, 2006).
7. Efek samping
Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah : a. Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang mungkin timbul.
b. Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan pada apoteker.
c. Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain.
d. Menggunakan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter dan apoteker (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian, 2006).
8. Cara penyimpanan obat a. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
b. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung seperti yang tertera pada kemasan c. Simpan obat di tempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan d. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat e. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak
f. Jauhkan dari jangkauan anak-anak (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian, 2006).
9. Kadaluarsa dan obat rusak
Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat.
Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti : a. Tablet
Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah Retak, menjadi bubuk Kaleng atau botol rusak
Perubahan warna isi kapsul
Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain
c. Tablet salut Pecah-pecah, terjadi perubahan warna Basah dan lengket satu dengan lainnya Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
d. Cairan Menjadi keruh atau timbul endapan Konsistensi berubah Warna atau rasa berubah Botol plastik rusak atau bocor
e. Salep Warna berubah