PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH PADA BMT SYAMIL - Test Repository

  

PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH

PADA BMT SYAMIL

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan Ekonomi Syariah (A.Md. E.Sy)

  

Oleh:

LAKSANA CANDRA KUSUMA

NIM: 201-14-041

  

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH

PADA BMT SYAMIL

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan Ekonomi Syariah (A.Md. E.Sy)

  

Oleh:

LAKSANA CANDRA KUSUMA

NIM: 201-14-041

  

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Tugas Akhir saudara: Nama : Laksana Candra Kusuma NIM : 201-14-041 Program Studi : D III Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Judul : PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH PADA BMT

  SYAMIL Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 14 September 2017 Pembimbing Dr. Hikmah Endraswati, M.Si.

  NIP. 19770507 200003 2 001 PENGESAHAN PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH PADA BMT SYAMIL

DISUSUN OLEH: LAKSANA CANDRA KUSUMA NIM: 201-14-041

  Telah dipertahankan di depan Panitian Dewan Penguji TUGAS AKHIR Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, pada tanggal 14 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  Susunan Panitia Penguji: Ketua Sidang : Dr. Hikmah Endraswati, SE, M.Si. ( ) Sekretaris Sidang : Qi Mangku Bahjatulloh, Lc,MSI. ( ) Penguji I : Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.S.I. ( ) Penguji II : Ari Setiawan, S.Pd., MM. ( )

  Salatiga, 14 September 2017 Dekan FEBI IAIN Salatiga

  Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si NIP. 197403320 200312 1 001

PERNYATAAN KEASLIAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Laksana Candra Kusuma NIM : 201-14-041 Program Studi : D III Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

  Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang telah dirujuk sumbernya.

  Salatiga, 14 September 2017 Saya yang menyatakan, Laksana Candra Kusuma NIM: 201-14-041

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Laksana Candra Kusuma NIM : 201-14-041 Program Studi : D III Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan bebas dari plagiasi.Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi maka saya siap ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  Salatiga, 14 September 2017 Saya yang menyatakan, Laksana Candra Kusuma NIM: 201-14-041

  

MOTTO

Percaya Bahwa Hasil Tak Akan Pernaah Mengkhianati Suatu Usaha

  

PERSEMBAHAN

  Alhamdulillahirrobbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT.Nikmat dan karunia-Mu sungguh tak terhingga, atas kebesaranmu Engkau mudahkan hamba dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita baginda Rosulullah SAW.

  Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada: Pertama

  Kepada kedua orang tuaku tercinta Ibu tersayang (Arin Kurniati) dan Ayah tersayang (Haryadi) yang telah merawatku, menyayangi dan mencintaiku saat aku dalam kandungan hingga aku besar, tiada cinta seindah cintamu, tiada hariku tanpa perhatian dan dukunganmu, kupersembahkan kepadamu karya sederhana ini sebagai rasa hormat dan baktiku kepadamu, terimakasih untuk doa yang selalu kau panjatkan untukku, dukungan yang tak henti-hentinya kau berikan padaku.

  Ke-dua Kedua adik-adikku (Wisnumurti Bagas Prakoso) dan (Arya Tirta Pamungkas) yang tak henti-hentinya mendoakanku dan juga selalu menyemangatiku dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Ke-tiga sahabat-sahabatku (Tri Heri Wibowo) dan (Deni Laksono Putro) yang selalu memberikan dukungan tulus kepadaku. Dan juga kepada (Novi Kiswandani, S.Kep, Ns) yang selalu menemaniku dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, dan juga selalu membantuku dalam memecahkan semua masalah yang kuhadapi saat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Ke-empat Teman-teman D3 Perbankan Syariah kelas B tak terasa kita sudah tiga tahun lamanya berjuanng bersama, menghabiskan waktu bersama dalam canda, tawa, bahagia, dan duka, sukses untuk kita semua. Almamaaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan D3 Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan kepada baginda Nabi agung Muhammad SAW, yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti.

  Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya jurusan Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. Dengan semangat dan kemampuan yang terbatas ini akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul yang “PERAN DEWAN PENGAWAS

  SYARIAH PADA BMT SYAMIL ”, dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak Drs. Alfred L., M.SI. selaku Ketua Program Studi D-III Perbankan Syari’ah

  4. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si. selaku pembimbing Tugas Akhir penulis, yang telah meluangkan waktu, memberi arahan dan masukan kepada penulis.

  5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika IAIN Salatiga khususnya kepada dosen-dosen di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.

6. Ibu Sumiyati, S.Hi selaku menejer, mas Eko, mbak Eva, mbak Fitri, mbak

  Ayuk karyawan BMT Syamil yang telah berkenan memberikan informasi dan memberikan ijin penelitian kepada penulis

  7. Para Staff Perpustakaan IAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

  8. Kepada kedua orang tuaku tercinta Ibu tersayang (Arin Kurniati) dan Ayah tersayang (Haryadi) yang telah merawatku, menyayangi dan mencintaiku saat aku dalam kandungan hingga aku besar, tiada cinta seindah cintamu, karya sederhana ini sebagai rasa hormat dan baktiku kepadamu, terimakasih untuk doa yang selalu kau panjatkan untukku, dukungan yang tak henti-hentinya kau berikan padaku. Semoga ini menjadi langkahku untuk membuat ibu dan ayah bangga.

  9. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga, khususnya pada Prodi D-

  III Perbankan Syari’ah angkatan tahun 2014 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  10. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang dengan senang hati telah membantu, dalam penyelesaian Tugas Akhirini. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang kurang. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat kontruktifbagi diri penulis.Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luas.Amin! Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 14 September 2017 Penulis Laksana Candra Kusuma NIM : 201-14-041

  

ABSTRAK

  Kusuma, Laksana Candra. 2017. Peran Dewan Pengawas Syariah pada BMT

  Syamil. Tugas Akhir , Fakultas Ekonomi dan Bisni Islam program studi

  D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Hikmah Endraswati, M.Si

  Latar belakang penelitian ini adalah Perkembangan praktek ekonomi syariah khususnya dalam pemanfaatan lembaga keuangan, didorong oleh kesadaran kaum muslimin untuk menjalankan syariat Islam dalam segenap aspek kehidupan termasuk bidang ekonomi. Kesadaran untuk menjauhi sistem riba yang dianggap ada dalam sistem bunga direspon secara kreatif oleh para ahli ekonomi Islam dengan menciptakan berbagai instrumen keuangan yang konsisten pada prinsip- prinsip syariah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil dan untuk mengetahui kendala Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil.

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Data diperoleh dari data primer dan data sekunder.Data primer berupa sumber data yang langsung diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah BMT Syamil, sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada, Buku, Jurnal, Tugas Akhir, Internet.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Dewan Pengawas Syariah BMT Samil adalah memastikan produk dan jasa yang ada pada BMT Syamil sudah sesuai dengan Syariat Islam, DPS melalukan survey langsung pada produk dan jasa yang ada pada BMT Syamil untiuk memastikan apakah produk dan jasa yang ada pada BMT Syamil sudah sesuai dengan Syariat islam, peran DPS yang lainnya adalah menghadiri rapat rutin bulanan dan menghadiri rapat anggota tahunan. Kendala yang dihadapi Dewan Pengawas Syariah BMT Syamil adalah masih banyak anggota BMT Syamil yang kurang memahami dalam bidang Syariah. Solusi terhadap kendala yang dihadapi Dewan Pengawas Syariah BMT Syamil adalah Dewan Pengawas Syariah BMT Syamil memberikan penjelasan secara langsung dan lebih rinci kepada anggota BMT Syamil yang masih minim pemahamannya tentang sisi Syariah, supaya anggota yang masih minim pengetahuannya dalam bidang Syariah dapat memahaminya dengan lebih mudah.

  Kata Kunci: Peran Dewan Pengawas Syariah, Dewan Pengawas Syariah, BMT

  Syamil

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .............................................................. v

MOTTO ............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

ABSTRAK ......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6 E. Metode Penelitian ................................................................................... 7 F. Jenis Data ................................................................................................ 7 G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 8 H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 11 B. Kajian Teoritik ........................................................................................ 16 1. Dewan Pengawas Syariah ................................................................. 16

  2. Baitul Maal wat Tamwil

  ..................................................................... 21

  BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum BMT Syamil .............................................................. 23 Visi dan Misi ........................................................................................... 24 Struktur Organisasi ................................................................................. 24 Susunan Manajemen BMT Syamil ........................................................ 24 Tugas dan Wewenang Jabatan ................................................................ 25 BAB IV ANALISA DATA 1. Peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil ................................... 61 2. Kendala yang dialami Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil ........ 63 3. Solusi terhadap kendala yang dihadapi Dewan Pengawas Syariah BMT Syamil ..................................................................................................... 64 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 65 B. Saran ........................................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan praktek ekonomi syariah khususnya dalam

  pemanfaatan lembaga keuangan, didorong oleh kesadaran kaum muslimin untuk menjalankan syariat Islam dalam segenap aspek kehidupan termasuk bidang ekonomi.Kesadaran untuk menjauhi sistem riba yang dianggap ada dalam sistem bunga direspon secara kreatif oleh para ahli ekonomi Islam dengan menciptakan berbagai instrumen keuangan yang konsisten pada prinsip-prinsip syariah, sekaligus mempunyai andil dan peran sosial yang penting untuk menggerakkan aktifitas ekonomi dan kebutuhan khusus masyarakat. Dalam konteks inilah, fiqh muamalah dituntut dinamis dalam arti, tidak hanya sekedar menjadi bahan ilmu yang menjadi kajian di dalam kelas, tetapi dapat diaplikasikan dalam praktik muamalah di lembaga tuntutan kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat muslimIndonesia saat ini Nurhasanah (2011).

  Untuk menjaga supaya Lembaga Keuangan Syariah (LKS) pada tataran implementasi tidak menyimpang dari prinsip-prinsip syariah, maka dalam menjalankan aktivitasnya selalu berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Sementara posisi DPS itu sendiri secara organisatoris berada pada setiap struktur kepengurusan/organisasi LKS, sehingga model struktur organisasi inilah yang membuat LKS mempunyai ciri khas atau sebagai pembeda dari lembaga keuangan konvensional.

  Dewan Pengawas Syariah bertugas memastikan semua produk dan kegiatan lembaga keuangan syariah telah memenuhi prinsip syariah.DPS dipercaya untuk memastikan agar Lembaga Keuangan Syariah patuh pada aturan dan prinsip Islam. Diantara cara menjamin bahwa Lembaga Bisnis Syariah (LBS)/Lembaga Keuangan Syariah (LKS) tidak menyimpang dari tuntunan syariah adalah: 1) mengangkat manajer atau pimpinan LBS/LKS yang menguasai/memahami fikih muamalah; dan 2) membentuk DPS untuk mengawasi operasional LBS/LKS dari sudut syariah. DPS adalah suatu dewan yang segaja dibentuk untuk mengawasi jalannya perusahaan sehingga senantiasa berjalan sesuai dengan syariah.Dengan demikian DPS adalah ujung tombak Lembaga Keuangan Syariah dalam menjaga aktivitas dan operasionalnya agar tetap sesuai syariah Nurhasanah(2011).

  Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupaka pelaku ekonomi baru menggunakan prinsip syariah dimana Baitul Maal wat Tamwil (BMT) bersifat sosial, namun dalam pelaksanaannya juga berorientasi untuk kepentingan bisnis, namun operasional dan transaksi sesuai dengan aturan yang telah detetapkan dalam Hukum Islam Aziz, Faturrahman, Prihutama (2015).

  Untuk menjaga agar tidak menyimpang dari aturan dan prinsip syariah, maka harus ada pengawasan tentang hal tersebut.Maka untuk melakukan pengawasan tersebut didalam BMT terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS), seperti halnya pada Perbankan Syariah. Terdapat peraturan bahwa Lembaga Keuangan yang menjalankan bidang usahanya berdasarkan prinsip syariah harus terdapat Dewan Pengawas Syariah di dalamnya, khususnya pada keputusan DSN-MUI No. 3 tahun 2000 tentang petunjuk pelaksanaan penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah pada Lembaga Keuangan Mikro disebutkan pula bahwa Lembaga keuangan mikro yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah harus terdapat Dewan Pengawas SyariahAziz, Faturrahman, Prihutama(2015).

Table 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu

  Nama Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian Penulis

  Eko Adi 2010 Peran Independensi Dewan Pengawas Independensi DPS Wijayanto Syariah Terhadap Loyalitas Penerapan dilihat dari ketaaataan

  Syariah Islam suatu organisasi/badan usaha (bank Syariah) dalam meneraapkan komitmen pada prinsip- prinsip bisnis yang sesuai dengan syaariat Islam. Neneng 2011 Optimalisasi Peran Dewan Pengawas DPS sebagai salah satu Nurhasanah representasi dari peran

  Syari’ah (DPS) di Lembaga Keuangan ulama harus ditingkatkan Syari’ah laagi perannya kaarena selain untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk lembaga keuangan

  Akhmad 2014 Optimalisasi Peran Dewan Pengawas Dewan Pengawas Faozan Syariah pada Lembaga Keuangan Syaariah dalam

  Syariah Lembaga Keuangan Syariah bertugas untuk mengawasi dan menjamin bahwa operasional lembaga yang diawasinya sudah berjalan sesuai ddengan prinsip-prinsip syariah. Nikmah 2014 Peran dan Fungsi Dewan Pengawas Dewan Pengawas Rahmawati

  Syariah (DPS) pada Syariah (Shari’a Supervisory Board) dalam Perbankan Syariah di Indonesia dasarnya merupakan perpanjangan tanngan Dewan Pengawas Nasional (DSN) dalam merealisasikan fatwa- fatwa yang telah diputuskan oleh DSN.

  Abdul Aziz, 2015 Peran Dewan Pengawas Syariah dalam Peran Dewan Pengawas Faturrahma Pengawasan Operasional Baitul Maal Syariah BMT Alfa Dinar n, Wat Tamwil (Studi di BMT Alfa Dinar yang pertama adalah Prihutama Karanganyar) memastikan dan mengawasi bahwa terdapat kesesuaian kegiatan operasional

  BMT dengan fatwa DSN-MUI, serta pedoman Akad Syariah BMT.

  Dari tabel di atas, penelitian yang penulis lakukan berbeda, karena penulis melakukan penelitian tentang Peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil, meskipun dalam penarikan judul hampir sama dengan penelitian yang pernah penulis jumpai, tetapi penelitian ini berbeda karena penelitian ini lebih berfokus kepada peran Dewan Pengawas Syariah dan penulis juga penulis ingin mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh Dewan Pengawas Syariah yang berada di BMT Syamil.

  Peran DPS pada BMT Syamil tidak jauh berbeda dengan apa yang terdapat pada Perbankan Syariah. Dewan Pengawas Syariah ini berperan untuk mengawasi dan mengarahkan aktivitas lembaga keuangan tersebut agar tetap berada pada koridor yang ditetapkan dalam Hukum Islam.Permasalahan yang kemudian timbul yaitu apakah DPS yang ada pada BMT Syamil sekarang ini telah sesuai dengan syariat Islam.

  Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI

BMT SYAMIL.

B. Rumusan Masalah

  Dewan Pengawas Syariah diberi kewenangan untuk mengawasi dan mengarahkan aktivitas lembaga keuangan agar tetap berada pada koridor yang ditetapkan Hukum Islam. Permasalahan yang kemudian timbul adalah sebaagai berikut:

  1. Apa peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil ? 2.

  Apa kendala yang dialami Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil ? 3. Apasolusi terhadap kendala yang dihadapi Dewan Pengawas Syariah

  BMT Syamil.? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil.

  2. Untuk mengetahui kendala Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil.

  3. Untuk mengetahui Solusi terhadap kendala yang dihadapi Dewan Pengawas Syariah BMT Syamil..

D. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi penulis a.

  Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Diploma III.

  b.

  Untuk mengetahui langsung peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil.

2. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga a.

  Memperkaya literature penelitian tentang peran Dewan Pengawas Syariah. b.

  Menambah wawasan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa FEBI

  IAIN Salatiga progam studi Perbankan Syariah 3. Bagi BMT Syamil a.

  Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dewan Pengawas Syariah BMT Syamil dalam menjalankan tugas sebagai pengawas Syariah.

  b.

  Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan 4. Bagi pembaca a.

  Menambah wawasan dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengetahui lebih lanjut peran Dewan Pengawas Syariah.

E. Metode Penelitian

  Deskriptif Kualitatif Penelitian Deskriptif kualitatif menurut Anwaris Nur yang dikutip oleh Lestari (2014, 7) adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif (menggambarkan) dan cenderung menggunakan analisis dengan ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar penelitian sesuai fakta lapangan.Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

F. Jenis Data 1.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Sumber ini dapat diperoleh peneliti melalui wawancara dan observasi secara langsung dengan Dewan Pengawas Syariah BMT Syamil.

2. Data Sekunder

  Sumber data yang diperoleh penulis adalah data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada dan juga data yang telah dipublikasi di internet seperti jurnal-jurnal dan juga Tugas Akhir.

G. Teknik Pengumpulan Data 1.

  Observasi Fathoni (2011:104) Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan- pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.Orang yang melakukan pengamatan langsung di BMT Syamil dan juga melakukan pencatatan terkait dengan peran Dewan Pengawas Syariah.

2. Wawancara

  Fathoni (2011:105) Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara langsung kepada pihak Dewan Pengawas Syariah (DPS) BMT Syamil.

3. Dokumentasi

  Adalah metode pengumpulan data atau bahkan melengkapi data yang sudah ada dengan melihat catatan-catatan data serta melihat pada brosur-brosur. (Lestari, 2014: 8)Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data secara tertulis dan melihat secara langsung bukti-bukti data yang ada seperti sejarah, visi misi, struktur organisasi, jumlah karyawan dan perkembangan BMT Syamil.

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis membuat sistematikapenulisan sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN BAB ini merupakan bab pembuka yang berisi dari beberapa sub, yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan dan kegunaan, penulisan

  BAB II LANDASAN TEORI BAB ini membahas tentang telaah pustaka yang berisi landasan teoritis dan terhadap masalah dan ditinjau terhadap hasil karya lain sebelumnya dilakukan.

  Kerangka teoritik yang membahas tentang konsep-konsep teoritik yang muncul dalam telaah pustaka dalam rangka menjelaskan masalah- masalah yang dipilih.

  BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN BAB ini membahas tentang gambaran umum, yang berisi sejarah berdirinya BMT SYAMIL, visi dan misi BMT SYAMIL, tujuan dan fungsi BMT SYAMIL.

  Selanjutnya meliputi data-data diskriptif yang berisi usaha-usaha yang dilakukan BMT Syamil, produk-produk, struktur organisasi, badan hukum, lokasi dan permodalan.

  BAB IV ANALISIS DATA BABini menjelaskan tentang peran Dewan Pengawas Syariah di BMT Syamil BAB V PENUTUP BAB ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Sejauh ini pembahasan mengenai Dewan Pengawas Syariah (DPS)

  telah banyak dibahas sebagai karya ilmiah dan untuk mendukung persoalan yang lebih mendalam terhadap literature yang relevan bagi masalah yang menjadi objek penelitian, sehingga dapat diketahui posisi penyusun dalam melakukan penelitian. Penelitian yang pernah penyusun jumpai yang berkaitan dengan Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) yaitu :

  Rahmawati(2014) menyimpulkan dalam jurnal yang berjudul “Peran dan Fungsi Dewan Pengaswas Syariah (Syari’ah Supervisory

  Board)

  Dalam Perbankan Syariah di Indonesia”, Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada dasarnya merupakan perpajangan tangan Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam merealisasikan fatwa-fatwa yang telah diputuskan oleh DSN. DPS berperan sebagai pengawas dari lembaga-lembaga keuangan syariah; Bank syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, dan lain-lain, agar semua lembaga tersebut berjalan sesuai dengan tuntutan syariat Islam.Pengawasan selain pada aspek produk-produk keuangan syariah, juga meliputi manajemen dan administrasi lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariah. DPS tidak terlibat secara langsung dalam pelaksanaan manajemen lembaga keuangan syariah, karena hal ini sudah menjadi tanggungjawab langsung di bawah wewenang direksi suatu lembaga keuangan syariah, namun DPS berhak memberikan masukan (input) kepada pihak pelaksana lembaga tersebut. Masih banyak lembaga-lembaga keuangan syariah, misalnya bank syariah yang belum memanfaatkan secara maksimal peran dan fungsi DPS di lembaganya, namun disisi lain peningkatan profesionalisme sebagai anggota DPS dalam mengemban amanah ummah masih dirasakan belum maksimal. Diharapkan pada masa yang akan datang DPS benar-benar menjadi suatu badan yang benar-benar dapat dioptimalkan peran dan fungsinya bagi pengembangan perbankan syariah di Indonesia.

  Aziz, Faturrahman, Prihutama(2015)dalam jurnal yang berjudul “Peran Dewan Pengawas Syariah Dalam Pengawasan Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (Studi BMT Alfa Dinar Karanganyar)” menyimpulakan wewenangnya dengan cukup baik. Secara keseluruhan, proses pengawasan dari Dewan Pengawasan Syariah telah dilakukan sesuai dengan patokan, mulai dari mengawasi kesesuaian kegiatan operasional BMT terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI serta pedoman Akad Syariah BMT, dan juga penilaian aspek Syariah terhadap pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan oleh BMT. Pengawasan ini meliputi pemeriksaan terhadap jenis akad yang akan diterapkan pada produk BMT agar tidak terjadi penyimpangan transaksi syariah, serta pengawasan pada saat proses transaksi sedang dilakukan.

  Nurhasanah(2011) dalam yang berjudul “Optimalisasi Peran Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) di Lembaga Keuangan Syari’ah” menyimpulkan peran ulama sangat penting dalam pengembangan ekonomi syari’ah di Indonesia.DPS sebagai salah satu representasi dari peran ulama harus ditingkatkan lagi perannya karena selain untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk lembaga keuangan syari’ah juga untuk mengoptimalkan peran DPS selain di bidanng pengawasan juga dalam hal pengembangan LKS.

  Tiga hal yang dapat dilakukan dalam upaya pengoptimalisasian peran DPS tersebut, yaitupertama,berkaitan dengan penguatan regulasi bagi keberadaan DPS di Lembaga Keuangan Syari’ah, khususnya selain perbankan Syari’ah. Kedua, berkaitan dengan pemerataan pemahaman tentang peran penting DPS dalam mendorong pengembangan ekonomi Syari’ah yang bukan hanya sebagai supervisor, tapi juga sebagai advisor,

  

marketing , supportet dan playerkepada kalangan internal, seperti pelaku

  ekonomi syari’ah (LBS/LKS) maupun kalangan eksternal seperti nasabah, institusi Islam seperti perguruan tinggi Islam, asosiasi seperti Asbisindo dan MES. Organisasi kemasyarakatan Islam dan masyarakat muslim sengan melakukan program sosialisasi oleh pihak-pihak terkait yang disebut diatas. Ketiga, berkaitan dengan SDI, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia seperti melakukan penguatan kurikulum pada program studi muamalah di Perguruan Tinggi Islam, atau membuat program khusus seperti pelatihan untuk kaderisasi DPS yang dapat diselenggarakan pihak-pihak terkait seperti perguruan tinggi Islam, asosiasi, MUI dan yang lainnya, disamping menetapkan kriteria penguasaan dua bidang sekaligus dengan lebih spesifik, tegas dan konsekuen dalam pelaksanaannya, yaitu menguasai fiqh muamalah sekaligus menguasai sistem ekonomi, bisnis dan keuangan dengan segala permasalahannya bagi calon Dewan Pengawas Syariah.

  Faozan(2014) dalam jurnal yang berjudul “Optimalisasi Peran Dewan Pengawas Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah” menyimpulkan bahwa Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah bertugas untuk mengawasi dan menjamin bahwa operasional yang diawasinya sudah berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Untuk melaksanakan tugas tersebut anggota DPS dituntut untuk menguasai ilmu fiqh muamalah, keuangandan ekonomi.Dalam praktiknya, bidang keilmuan tersebut, sehingga terkadang pengawasan yang dilakukan tidak maksimal.

  Menurut Faozan (2014) Untuk mengatasi masalah ini, dapat ditempuh melalui beberapa cara, a). DPS harus mendapatkan pelatihan khusus untuk menjunnjung profesinya, b).DPS harus professional bekerja penuh waktu (full time), c).anggota DPS mempunyai dan menjadi anggota asosiasi profesi, d). anggota DPS mempunyai komitmen untuk meningkatkan kualitas ilmu dan ketrampilan, dan e). berani menegur pengelola LKS yang menyimpang.

  Wijayanto (2010) dalam jurnalnya yang berjudul “Peran Independensi Dewan Pengawas Syariah Terhadap Loyalitas Penerapan Syariat Islam” menyimpulkan bahwa Independensi DPS dilihat dari ketaatan suatu organisasi/badan usaha (bank syariah) dalam menerapkan komitmen pada prinsip-prinsip bisnis yang sesuai dengan syariat Islam.Atas dasar tersebut, dalam hal ini manajemen di bank tempat DPS bekerja meski ketegangan antara pihak manajemen bank dengan DPS kadangkala masih terjadi.Tekanan pada umumnya disebabkan karena pihak manajemen bank lebih banyak memberikan penekanan pada aspek finansial ekonomi dibanding dengan aspek religious.Hal ini merupakan dilema bagi DPS. Laporan yang menghasilkan pelanggaran akan merugikan badan usaha tempat DPS bekerja. Selain itu juga motif untuk melindungi tempat bekerja mungkin saja memberikan motivasi

  Menurut Wijayanto(2010) Bank Indonesia yang membawahi divisi syariah perlu mencari solusi bagaimana hal yang mungkin bisa menjadi perdebatan ini dapat diselesaikan dengan segera. Langkah-langkah preventif bisa diawali dengan cara memberikan wacana untuk membentuk sebuah lembaga independen yang khusus mengawasi ketaatan penerapan prinsip syariah yang konsisten tanpa harus menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya pelanggaran prinsip syariah dikemudian hari. Dengan tindakan ini diharapkan tingkat kepercayaan masyarakat akan perbankan syariah di Indonesia dapat lebih baik dari sebelumnya. Lebih penting dari tersebut, hal ini diharapkan akan dapat mengembangkan kepercayaan terhadap perbankan syariah di Indonesia secara signifikan.

B. Kajian Teoritik 1.

  Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah merupakan dewan pakar ekonomi dan ulama ya ng menguasai bidang fiqh mu’amalah (Islamic commercial

  jurisprudence) yang berdiri sendiri dan bertugas mengamati dan

  mengawasi operasional lembaga keuangan syariah dan produk-produknya agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah Islam, yaitu dengan mengawasi secara teliti bagaimana bentuk-bentuk perikatan/akad yang dilaksanakan oleh lembaga keuangan syariah. Agar dewan tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dengan tetap berpijak pada fungsi amanah tersebut, maka keanggotaannya disyaratkan terdiri dari orang- positif serta sudah berpengalaman dalam penyelenggaraan kontrak-kontrak bisnis Aziz, Faturrahman, Prihutama(2015).

  MenurutAziz, Faturrahman, Prihutama(2015) Dalam keputusan DSN-MUI Nomor 3 Tahun 2000, terdapat pengaturan mengenai Dewan Pengawas Syariah terhadap Lembagaa Keuangan Syariah. Diantaranya adalah Keanggotaan DPS: a.

  Setiap lembaga keuangan syariah harus memiliki setidaknya tiga orang anggota DPS.

  b.

  Salah satu dari jumlah tersebut ditetapkan sebagai ketua.

  c.

  Masa tugas anggota DPS adalah 4 (empat) tahun dan akaan mengalami pergantian antar waktu apabila meninggal dunia, minta berhenti, diusulkan oleh lembaga keuangan syariah yang bersangkutan, atau telah merusak citra DSN. sedangkan untuk syarat anggota DPS adalah a.

  Memiliki akhlaq karimah.

  b.

  Memiliki kompetensi kepakaran di bidang syariah syariah muamalah dan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara umum.

  c.

  Memiliki komitmen untuk mengembangkan keuangan berdasarkan syariah.

  d.

  Memiliki kelayakan sebagai pengawas syariah yang dibuktikan Kemudian, untuk tugas dan fungsi DPS menurut keputusan DSN MUINomor 3 Tahun 2000 adalah: a.

  Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN. b.

  Fungsi utama DPS adalah: 1.

  Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, piimpinan unit usaha syariah dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang berkaaitan dengan aspek syariah.

  2. Sebagai mediator antar lembaga keuangan syariah dengan DSN dalam mengommunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari lembaga keuangan syariah yang memerlukan kajian dan fatwa dari DSN. Dewan Pengawas Syariah juga diatur dalam Peraturan Menteri

  Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16/PER/M/KUKM/IX/15 tentang Dewan Pengawas Syaariah yang terdapat pada pasal 14 yang diantaranya adalah:

  1. KSPPS dan koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha simpan pinjam pembiayaan syariah wajib memiliki Anggota.

  2. Jumlah Dewan Pengawas Syariah paling sedikit berjumlah 2 orang dan setengahnya memiliki sertifikasi DSN-MUI.

  3. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengawas Syaariah meliputi: a.

  Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara, dan/tidak yang berkaikan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan; b. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai sederajat kesatu dengan pengurus.

  4. Dewan Pengawas Syariah diutamakan dari anggota koperasi dan dapat diangkat luar anggota koperasi untuk masa jabatan paling lama 2 (dua) tahun.

  5. Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada nomor 1 bertugas: a.

  Memberikan nasihat dan saran kepada pengurus dan pengawas serta mengawasi kegiataan KSPPS agar sesuai dengan prinsip syariah; b. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan oleh KSPPS;

  Mengawasi pengembangan produk baru; d. Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru yang belum ada fatwanya; e.

  Melakukan review secara berkala terhadap produk- produk simpanan dan pembiayaan. Hubungan DPS (Dewan Pengawas Syariah) dan DSN (Dewan Syariah Nasional)

  Dengan adanya Dewan Pengawas Syariah pada setiap Bank Umum Syariahyang berpusatdiibukotanegaraIndonesia- Jakarta,makatidakmenolak kemungkinantimbulnyaberbagaiperbedaanpendapat(ijtihad)tentang beberapa produkperbankan syariahantarasatubanksyariahdenganbanksyariahyang lain. Hal iniakanmembingungkan paranasabah (customers) dan menyukarkan untuk menyatukan persepsiumatIslam terhadap perbankan syariah diIndonesia.

  Oleh sebabitu didirikanlahDewan Syariah Nasional(DSN)yang mengetuaisemua institusikeuangan syariah diIndonesia.Berdasarkan peraturan yang diberlakukan di negara Indonesia, Bank Umumsyariah, UnitUsahaSyariah (UUS) danBPRSwajib mempunyaidewan pengawas syariahyang berkedudukandikantorpusatbankumumsyariah,UUS dan ditetapkanoleh DewanSyariahNasional.Dewan iniberfungsimengawasikegiatanusahaBPRS agar sesuaidengan prinsip syariah dengan berpedoman kepadafatwaDewan Syariah Nasional.DewanSyariahNasionaldibentukpadatahun1997yang merupakanhasil rekomendasi LokakaryaNasional Reksandana Syariah pada bulanJulai 1997. Majelis Ulama Indonesia telah membentuk suatu badan berdiri sendiri yang bekerjasecaraotonomdibawahMajelis

  UlamaIndonesia,dipimpinolehKetua UmumMUIdansetiausaha(ex- officio).Kegiatansehari-hariDewanSyariah Rahmawati (2014).

2. Baitul Maal wat Tamwil

  BMT atau baitul maal wat tamwil merupakan padanan kata dari Balai Usaha Mandiri Terpadu.Baitul mall berfungsi menampung dan menyalurkan dana berupa zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) dan mentasrufkan sesuai amanah. Sedangkan baitul tamwil adalah pengembangan usaha-usaha produktif investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil serta mendorong kegiatan menabung dalam menunjang ekonomi sedangkan Lubis mendefinisikan baitul maal secara harfiah yang berarti rumah harta benda atau kekayaan.Namun demikian, kata Baitul maal bisa diartikan sebagai perbendaharaan umum atau negara.Baitul maal dilihat dari istilah fikih adalah suatu lembaga atau badan yang bertugas untuk mengurusi kekayaan negara terutama keuangan, yang berkenaan dengan soal pemasukan dan pengelolaan, maupun yang berhubungan dengan masalah pengeluaran lain.

  Sedang Baitul tamwil berupa rumah penyimpanan harta milik pribadi yang dikelola oleh suatu lembaga Yusuf(2014).

  Sejarah Baitul Maal Wat Tamwil Masa Rasululullah SAW - Ali bin Abi Thalib. Pada masaa

  Rasulullah SAW ini Baitul Maallebihmempunyai pengertiansebagaipihak(Al-Jihat)yang menanganisetiapharta benda kaummuslimin,baikberupapendapatanmaupunpe MasaKhalifah- Khalifah Sesudahnya. Ketika Dunia Islam berada di bawah kepemimpinan Khilafah Bani Umayyah, kondisiBaitulMalberubah.AlMaududimenyebutkan,jika pada masa sebelumnyaBaitul Mal dikelola dengan penuh kehati-hatian sebagaiamanatAllah SWT dan amanatrakyat, maka pada masa pemerintahanBaniUmayyahBaitulMalberada sepenuhnya dibawah kekuasaanKhalifah tanpadapat dipertanyakanatau dikritik oleh rakyat (Dahlan, 1999). Mulaidikembangkantahun1984olehmahasiswaITB diMasjidSalmanyang mencobamenggulirkanlembagapembiayaanberdasarkansyariahbagiusah a kecil.Di Jakartajugadibentuklembaga serupa dalambentukkoperasi,yaknikoperasiRidhoGusti. Makapadatahun1992 lahirlahsebuahlembagakeuangan yang beroperasimenggunakan gabungankonsepBaitulMaldanBaitutTamwil,yangtarget,sasaran,serta

  BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum BMT Syamil BMT Syamil merupakan nama baru dari BMT Syariah Sejahtera Cabang Ampel yang berdiri tahun 2009. BMT Syamil beralamat di Jl. Ampel-Candi No. 8 ( Timur Tugu Lilin ) Ampel, Boyolali 57352. Visi dan Misi Visi Komitmen dalam syariah, amanah dan muamalah. Misi 1. Meningkatkankesejahteraan dan tarafhidupanggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

  2. Sebagaiwadahpemberdayaanekonomianggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

  Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tataran perekonomian nasional.

  4. Sebagai alternatif pilihan model pengelolaan usaha koperasi. Struktur Organisasi Bagan Sturuktur Organisasi Sumber: SOP BMT Syamil

  Susunan Manajemen BMT SYAMIL Pengurus a.

  Ketua : Joko Purnomo, M.Pd b.

  Sekretaris : Nur Arifin c.

  Bendahara : Catur Riyanto

  Rapat Anggota PENGURUS

  Kabag Operasional Pengawas syari’ah

  Kabag Pemasaran Pembukuan/

  Akunting Teller SDM dan

  Umum Admin

  Pembiayaan Staff

  Pemasaran Staff

  Penagihan MANAJER

2. Pengawas a.

  Manajer : Sumiyati, S.Hi b.

  Oleh karena itu badan ini bekerja sesuai dengan pedoman-

  Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan yang dibentuk untuk melakukan fungsi pengawasan kesyariahan.

  Identitas Jabatan 1)

  Dewan Pengawas Syariah a.

  Tugas dan Wewenang Jabatan 1.

  Marketing : Eva Hindun Khasanah A.Md Fitriana Ayu Lestari

  Teller& Admin : Fitri Yunia Romadhoni, A.Md.Ei c.

  Susunan pengawas KJKS BMT SYAMIL adalah sebagai berikut: 1. Dewan Pengawas Syariah

  a) Ketua

  2. Slamet Wahyudi 3. Pengelola

  : 1. Drs. Abdul Rachman

  b) Anggota

  : Ahmad Hasyim, S.Si

  a) Ketua

  : H. Bajuri 2. Pengawas Manajemen

  b) Anggota

  : Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si

  Susunan Pengelola KJKS BMT SYAMIL adalah sebagai berikut: a. pedoman yang telah ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia, dalam hal ini Dewan Syariah Nasional (DSN);

  2) Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus terdiri dari para alim ulama dibidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum di bidang “baytut tamwiil” (keuangan bank dan atau koperasi). Persyaratan lebih lanjut mempertimbangkan ketentuan Dewan Syariah Nasional (DSN); dan

  3) Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa DSN dalam rangka kesesuaian produk atau jasa

  KJKS dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam.

  b.

  Fungsi Utama Jabatan DPS adalah: Melakukan pengawasan terhadap keseluruhan aspek organisasi dan usaha KJKS sehingga benar-benar sesuai dengan prinsip syariah Islam. Tanggung Jawab DPS adalah:

  1) Memastikan produk atau jasa KJKS sesuai dengan syariah;

  2) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan syariah; dan

  3) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan dan membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan konsisten bermuamalah secara Islami melalui wadah KJKS. d.

  Tugas-Tugas Pokok DPS adalah: 1)

  Memastikan produk dan jasa KJKS sesuai dengan syariah; 2)

  Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan syariah; 3)

  Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan dan membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan konsisten bermuamalah secara Islam melalui wadah KJKS; dan

  4) Membantu terlaksananya pendidikan anggota yang dapat meningkatkan kualitas aqidah, syariah dan akhlaq anggota.

  e.

  Wewenang DPS adalah: 1)

  Meneliti barang, catatan, berkas, bukti-bukti dan dokumen lainnya yang ada pada KJKS; 2)