T2 832010003 BAB III

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dalam bab ini, peneliti akan menguraikan skala yang digunakan dalam mengukursubjective well-being, school connectedness dan dukungan teman sebaya. Bersamaan dengan itu, akan diuraikan pula populasi dan sampel, serta teknik analisa data yang akan digunakan.

1.1. VARIABEL PENELITIAN

1.1.1. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini, yaitu :

1) Variabel tergantung :Subjective well-beingsiswa 2) Variabel bebas :School connectednessdan,

Dukungan sosial teman sebaya

1.1.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1) Subjective Well-Being adalah evaluasi subjektif individu akan pengalaman emosi yang menyenangkan (perasaan positif), level rendah dari suasanan hati yang negatif (perasaan negatif), dan tingginya kepuasan hidup. Meliputi komponen kognitif, berkaitan dengan aspek kepuasan hidup individu dan komponen emosi yang terdiri dari perasaan positif dan perasaan negatif (Diener, 2008).

a. Kepuasan hidup, digambarkan sebagai penilaian kognitif individu mengenai hidupnya dalam domain keluarga, teman, sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan pada diri sendiri.


(2)

b. Komponen emosi meliputi perasaan positif (tertarik, waspada, penuh perhatian, bergairah, antusias, terinspirasi, bangga, teguh pendirian, kuat, dan aktif), perasaan negatif (tertekan, bingung, perasaan bersalah, malu, bermusuhan, lekas marah, gugup, gelisah, takut, dan khawatir) (Watson, Clark dan Tellegen dalam Ayyash-Abdo & Alammudin, 2007).

Untuk mengetahui subjective well-being remaja, digunakan dua alat ukur. Pertama untuk mengukur kepuasan hidup dan yang kedua untuk mengukuraffective well-being.

Kepuasan hidup dinilai dengan menggunakan skala kepuasan hidup yang diadaptasi dari Huebner (2001) yang telah mengalami modifikasi oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian, yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Diener (2008). Kepuasan hidup dikalkulasikan dengan menghitung penilaian siswa atas 35 pernyataan yang ada. 10 pernyataan yang ada dijumlahkan secara berkebalikan (reverse scored) dari 25 pernyataan yang lain. Jumlah respon aitem yang dihasilkan, menunjukkan total skor secara keseluruhan.

Affective well-being diukur dengan menggunakan 20 kata sifat mengenai suasana hati (mood) dari positive and negative affect schedule (PANAS; Watson Clark & Tellegen dalam Ayyash-Abdo & Alammudin, 2007). Pernyataan PANAS menggambarkan emosi dan perasaan yang berbeda-beda dan bisa dikelompokkan menjadi skala

positive affect dan skala negative affect. Kalkulasi secara keseluruhan skor PANAS dilakukan melalui penjumlahan total nilai dari 10 kata sifat yang menggambarkan emosi positif (PA): penuh perhatian,


(3)

tertarik, waspada, bergairah, antusias, terinspirasi, bangga, teguh pendirian, kuat, dan aktif, dan 10 kata sifat yang menggambarkan emosi negatif (NA): tertekan,bingung, memiliki perasaan bermusuhan, lekas marah, takut, khawatir, malu, bersalah, gugup, dan gelisah.

2) School Connectedness

School connectednessmerupakan persepsi siswa mengenai penerimaan dirinya di sekolah oleh guru di sekolah dan pengidentifikasian serta keterlibatan aktif dirinya sebagai bagian dari sekolah. Aspek-aspek dari

school connectedness, antara lain:

a. Social support, khususnya dukungan guru, didasarkan pada sejauh mana siswa merasa dekat dan bernilai oleh guru di sekolah. Biasanya diukur melalui laporan siswa mengenai apakah gurunya menyukai dirinya atau tidak, kepedulian mereka terhadap guru, kenyamanan ketika berbicara dengan guru, seberapa sering guru memuji mereka (Resnick dkk., 1997)

b. Belonging, didefinisikan sebagai rasa yang dimiliki oleh siswa mengenai dirinya sebagai bagian dari sekolah. Mengukur belongingness ini sering meliputi tingkat di mana siswa merasa dihormati di sekolahnya, menjadi bagian dari sekolahnya, merasa orang-orang yang ada di sekolah peduli dengannya, dan memiliki teman di sekolah (Voelkl, 1996).

c. Engagement, merefleksikan resiprokasi siswa atas rasa memiliki (belonging) dan dukungan yang didapat melalui kepedulian yang aktif dan keterlibatan di dalam bagiannya (Karcher 2003).


(4)

Skala school connectedness diadaptasi dan dimodifikasi dari Resnick, dkk. (Resnick, dkk. dalam Libbey, 2004) dan Simmons-Morton dan Crump (2003).

3) Dukungan Sosial Teman Sebaya

Dukungan sosial teman sebaya merupakan persepsi remaja terhadap tingkat dukungan yang diberikan oleh temannya, meliputi dimensi dukungan emosional, instrumental, penilaian,dan informasi.

a. Dukungan emosional, keberadaan seseorang atau lebih yang bisa mendengarkan secara simpati ketika seorang individu mengalami masalah dan bisa menyediakan indikasi kepedulian dan penerimaan.

b. Dukungan penilaian, meliputi ketersediaan informasi yang berguna dalam rangka evaluasi diri – dengan kata

lain, memberikan umpan balik dan penguatan atau penegasan.

c. Dukungan informasi, meliputi ketersediaan pengetahuan yang berguna dalam menyelesaikan masalah, seperti menyediakan informasi mengenai sumber-sumber dan layanan komunitas atau menyediakan nasehat dan tuntunan mengenai suatu aksi atau hal-hal tertentu untuk menyelesaikan masalah.

d. Dukungan instrumental, melibatkan bantuan nyata atau praktis yang secara langsung dapat membantu seseorang yang membutuhkan.

Untuk menilai persepsi dukungan emosi, penilaian, informasi dan instrumental yang diterima dari teman sebaya, skala diadaptasi dari Malecki & Demaray (2002), yang telah mengalami modifikasi oleh penulis sesuai dengan tujuan penelitian, yang disusun berdasarkan


(5)

empat aspek tersebut. Semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi dukungan sosial yang diterima.

1.2. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X, XI dan XII SMU Negeri 1 Ambon yang berjumlah 738 siswa. Sampel penelitian diambil dari populasi dengan teknik random sampling, dan yang dirandom adalah kelas/kelompoknya. Langkah-langkah dalam menentukan sampel:

1. Menghitung jumlah kelas dan jumlah siswa dari tiap tingkatan 2. Menyusun sampling frame berdasarkan kelas, dalam hal ini ada 21

kelas

3. Menentukan jumlah kelas (5 kelas) yang akan dirandom.

4. Kelas yang terpilih dari hasil random yakni, kelas X-1, X-5, XI IPA-3, XI IPS-2, dan XII IPA-3 yang berjumlah 176 siswa, dengan perincian sebagai berikut:

• Kelas X-1 : 34 siswa

• Kelas X-5 : 34 siswa

• Kelas XI-IPA3 : 38 siswa • Kelas XI-IPS2 : 34 siswa • Kelas XII-IPA3 : 36 siswa

1.3. INSTRUMEN PENELITIAN

Data tentang variabel-variabel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa skala yang harus diisi oleh siswa.

Ada empat jenis skala yang digunakan, yaitu:

1). Untuk menguji komponen evaluasi terhadap kepuasan hidup, digunakan skala kepuasan hidup siswa yang diadaptasi dari Huebner (2001), sedangkan untuk komponen menguji


(6)

komponen evaluasi terhadap afek, digunakan Positive and Negative Affect Schedule (Clark & Tellegan dalam Ayyash-Abdo & Alammudin, 2007) yang telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel distribusi aitem bisa dilihat pada halaman berikutnya.

Tabel 3.1

Distribusi aitem SWB sebelum uji coba

Komponen Indikator No. Pernyataan Jumlah


(7)

1. Evaluasi terhadap kepuasan hidup 1. Kepuasan pada keluarga 2. Kepuasan pada teman 3. Kepuasan pada sekolah 4. Kepuasan pada lingkungan tempat tinggal 5. Kepuasan pada diri sendiri 6,7,15,16,18 ,24,26 10,25,34 5,17,21,22 13,27,32,33 1,4,9,12, 14,29,31 3,19,20 2,8,11 23,28,30, 35 7 6 7 8 7 2. Evaluasi terhadap afek 1. Perasaan positif (Positive affect) 2. Perasaan negatif (Negative affect)

1, 12, 17, 3, 9, 14, 10,

16, 5, 19

2, 4, 6, 13, 18, 11, 15, 18, 7, 20

10

10

Jumlah 35 20 55

Data skala komponen kognitif (evaluasi terhadap kepuasan hidup siswa) menggunakan empat tingkat penilaian (skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4, yang pernyataannya disusun dalam bentuk

favourable dan unfaourable. Respon-respon subyek untuk pernyataanfavourablediberikan bobot masing-masing nilai 4 untuk


(8)

jawaban sangat sesuai, nilai 3 untuk jawaban sesuai, nilai 2 untuk jawaban tidak sesuai, nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Sebaliknya pernyataan unfavourable diberi bobot 1 untuk jawaban sangat sesuai, nilai 2 untuk jawaban sesuai, nilai 3 untuk jawaban tidak sesuai, nilai 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Jumlah total skor yang dihasilkan menunjukkan kepuasan hidup secara keseluruhan. Skala untuk komponen emosi terdiri dari 20 kata yang melambangkan perasaan, yang juga menggunakan empat tingkat penilaian yaitu nilai 1 sampai 4, yang perasaannya terdiri dari perasaan-perasaan positif dan perasaan-perasaan negatif. Respon-respon subyek untuk setiap kata yang mewakili perasaan positif diberikan bobot masing-masing nilai 4 untuk jawaban sangat sering, nilai 3 untuk jawaban sering, nilai 2 untuk jawaban tidak sering, dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sering atau sangat jarang. Sebaliknya untuk perasaan negatif diberikan nilai 1 untuk jawaban sangat sering, nilai 2 untuk jawaban sering, nilai 3 untuk jawaban tidak sering, dan nilai 4 untuk jawaban sangat tidak sering atau jarang sekali. Total skor afektif diperoleh dengan menjumlahkan skor PA (Positive Affect) dan skor NA (Negative Affect).

2). Skala School connectedness diadaptasi dari Resnick, dkk. (Resnick dkk. dalam Libbey, 2004) dan Simmons-Morton dan Crump (2003), kemudian dimodifikasi oleh peneliti sesuai tujuan penelitian.

Tabel 3.2.

Distribusi aitem school connectedness scalesebelum uji coba.

Aspek Indikator

No. Pernyataan

Jumlah


(9)

1. Social support 1. Relasi dengan guru 2. Sikap guru terhadap

siswa

4, 10

6, 12

2

2 2. Belonging 1. Perasaan positif

siswa terhadap sekolah

2. Rasa menjadi bagian dari sekolah

3, 14, 5, 15

1,. 2, 13

4

3

3. Engagement 1. Sikap positif di sekolah

2. Komitmen terhadap sekolah

7, 8

9, 11

2

2

Jumlah 15 15

Skala school connectedness menggunakan empat tingkat penilaian (skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4, yang pernyataannya disusun dalam bentuk pernyataan favourable. Respon-respon subyek untuk setiap pernyataan diberikan bobot masing-masing nilai 4 untuk jawaban sangat sesuai, nilai 3 untuk jawaban sesuai, nilai 2 untuk jawaban tidak sesuai, dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Total skor didapatkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari semua pernyataan. Makin tinggi total skor yang diperoleh menunjukkan tingginya level school connectednessataupun sebaliknya.

3). Skala dukungan sosial teman sebaya diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti dari Malecki & Demaray (2002).

Tabel 3.3.

Distribusi aitem skala dukungan sosial teman sebaya sebelum uji coba.

Aspek Indikator

No.


(10)

F 1. Dukungan

emosi

1. Penerimaan

2. Perhatian/kepedulian

1, 6, 7 12, 20, 11

3 3 2. Dukungan

penilaian

1. Pemberian umpan balik

2. Pemberian penguatan 8, 2 9, 10 2 2 3. Dukungan informasi 1. Memberikan penjelasan mengenai suatu hal tertentu 2. Memberikan nasehat/tuntunan 5, 19 18,16 2 2 4. Dukungan instrumental

1. Menghabiskan waktu bersama

2. Memberikan bantuan

13, 3, 15

4, 17, 14

3

3

Jumlah 20 20

Skala dukungan sosial teman sebaya menggunakan empat tingkat penilaian (skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4, yang pernyataannya disusun dalam bentukfavourable. Respon-respon subyek untuk pernyataan diberikan bobot masing-masing 4 untuk jawaban sangat sesuai, nilai 3 untuk jawaban sesuai, nilai 2 untuk jawaban tidak sesuai, dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Skor total didapatkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari semua pernyataan. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, menunjukkan tingkat dukungan yang makin tinggi, dan makin rendah skor total yang diperoleh menunjukkan tingkat dukungan yang rendah.

3.4. TEKNIK ANALISIS DATA 3.4.1. Analisis uji instrumen


(11)

Untuk mengetahui validitas dan relialitas instrumen penelitian, dilakukan uji coba. Dalam penelitian ini akan digunakan validitas isi, seleksi aitem dan reliabilitas.

Validitas isi dilakukan melalui pendapat dosen pembimbing dalam proses telaah soal dengan menggunakan spesifikasi alat ukur yang telah ada, kemudian skala juga disebarkan pada 10 siswa dari SMU Negeri 3 Salatiga untuk melihat kejelasan struktur bahasa yang digunakan dalam skala tersebut. Pengujian seleksi aitem dilakukan melalui diskriminasi daya beda aitem (corrected item-total correlation) dan berdasarkan hasil korelasi itu ditentukan butir-butir yang valid dan gugur. Dalam uji coba, penulis menggunakan angka korelasi 0.30 sebagai batas validitas butir (Azwar,

2008). Dengan demikian apabila korelasi antar skor aitem pernyataan dengan skor total aitem berada di bawah 0.30 maka aitem dinyatakan gugur.

Sesudah proses validitas, dilakukan analisa reliabilitas terhadap butir-butir yang valid dengan teknikalpha Cronbach.

Selanjutnya perhitungan daya beda aitem dan reliabilitas akan menggunakan program SPSS versi 18 (PASW Statistic 18). Kategori tingkatan reliabilitas dengan koefisien alpha yang dikutip dari Sugiyono (2005) dan akan menjadi pedoman penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman penilaian reliabilitas skala

Alpha Kriteria

0,000, 199 Sangat rendah

0,200,399 Rendah

0,400,599 Sedang


(12)

0,801,000 Sangat kuat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala psikologi diperoleh hasil penelitian seperti tertera pada halaman berikut:

a. Skala SWB (Kepuasan hidup dan PANAS)

Tabel 3.5

Hasil uji coba skala SWB

Komponen Indikator No. Pernyataan Jumlah


(13)

*aitem gugur

Hasil uji validitas pada skala kepuasan hidup menunjukkan bahwa ada beberapa aitem yang gugur yakni aitem nomor 1, 4, 5, 8, 9, 14, 17, 19, 20, 23, 25, 29, 30, 31, 34. Dari proses pembuangan ini, tersisa 20 aitem yang valid. Adapun nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.300 0.600 dengan koefisien alpha cronbach0.848 yang termasuk dalam kategori SANGAT KUAT.

Hasil uji validitas positive and negative affect scale

menunjukkan bahwa ada 2 aitem yang gugur yakni aitem nomor 5 dan 1. Evaluasi terhadap kepuasan hidup 1 Kepuasan pada keluarga 2 Kepuasan pada teman 3 Kepuasan pada sekolah 4 Kepuasan pada lingkungan tempat tinggal 5 Kepuasan pada diri sendiri 6,7,15,16,18, 24,26 10,25*,34* 5*,17*,21,22 13,27,32, 33 1*,4*,9*,12, 14*,29*,31* 3,19*,20* 2,8*,11 23*,28,30*, 35 7 6 7 8 7 2. Evaluasi terhdadap afek 1. Perasaan positif 2. Perasaan negatif

1, 12, 17, 3, 9, 14*, 10, 16, 5*, 19

2, 4, 6, 13, 8, 11, 15, 18, 7, 20

10

10


(14)

14, sehingga tersisa 18 aitem yang valid. Adapun nilai r (corrected item total-correlation) bergerak dari 0.310 0.707 dengan koefisien

alpha cronbach 0.865 yang termasuk dalam kategori SANGAT KUAT.

b. Skalaschool connectedness Tabel 3.6

Hasil uji coba skalaschool connectedness

Aspek Indikator No.

Pernyataan

Jumlah

F 1. Social

support

1 Relasi dengan guru 2 Sikap guru terhadap

siswa

4, 10

6, 12

2

2 2 Belonging 1. Perasaan positif

siswa terhadap sekolah

2. Rasa menjadi bagian dari sekolah

3, 14, 5, 15

1,2, 13*

4

3

3. Engagement 1. Sikap positif di sekolah

2. Komitmen terhadap sekolah

7, 8

9, 11

2

2

Jumlah 15 15

*aitem gugur

Hasil uji validitas pada skala school connectedness

menunjukkan bahwa terdapat 1 aitem yang gugur yakni aitem nomor 13, sehingga tersisa 14 aitem yang valid. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.3500.615 dengan koefisien

alpha cronbach0.820 termasuk dalam kategori SANGAT KUAT. c. Skala dukungan sosial teman sebaya


(15)

Tabel 3.7

Hasil uji coba skala dukungan sosial teman sebaya

Aspek Indikator No.

Pernyataan Jumlah F 1. Dukungan emosi 1 Penerimaan 2 Perhatian/ kepedulian

1, 6, 7

12, 20, 11

3

3 2. Dukungan

penilaian

1. Pemberian umpan balik 2. Pemberian penguatan 8, 2 9, 10 2 2 3. Dukungan informasi 1 Memberikan penjelasan mengenai suatu hal tertentu 2 Memberikan nasehat/tuntunan 5, 19 18*,16 2 2 3 Dukungan instrumental 1 Menghabiskan waktu bersama 2 Memberikan bantuan

13, 3, 15

4, 17, 14*

3

3

Jumlah 20 20

*aitem gugur

Hasil uji validitas pada skala dukungan sosial teman sebaya menunjukkan bahwa terdapat 2 aitem yang gugur yaitu aitem nomor 14 dan 18. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.300 0.586 dengan koefisienalpha cronbach0.851 termasuk dalam kategori SANGAT KUAT.

Penelitian ini menggunakan data uji coba terpakai yang artinya hasil uji coba (try out) tersebut juga sekaligus digunakan sebagai data


(16)

penelitian di mana aitem skala yang dinyatakan gugur tidak digunakan dalam penelitian.

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

1). Uji normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan melihat gambar grafik normal P-P Plot. Normalitas di deteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Bila titik-titik tersebut mengikuti garis diagonal atau berada searah sekitar garis diagonal, berarti data terdistribusi secara normal dan analisis dapat dilanjutkan. Normalitas juga dilihat melalui uji model regresi dan Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05. (Santoso, 2010).

2). Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan ( > 0.05), dan signifikansi linearitas signifikan ( < 0.05), maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi, 2000).


(17)

3). Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinearitas dapat diketahui dengan Variance Inflation Factor

(VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut Santoso (2010) adalah sebagai berikut:

a.) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 b.) Mempunyai angkatolerancemendekati 1 4). Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui goodness of fit(kesesuaian model). Uji ini dilakukan untuk melihat hasil grafik

scatterplot, hasil perhitungan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

3.4.3. Uji Hipotesa

Teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis ini bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (Sugiyono, 2005). Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.


(1)

0,801,000 Sangat kuat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala psikologi diperoleh hasil penelitian seperti tertera pada halaman berikut:

a. Skala SWB (Kepuasan hidup dan PANAS) Tabel 3.5

Hasil uji coba skala SWB

Komponen Indikator No. Pernyataan Jumlah


(2)

*aitem gugur

Hasil uji validitas pada skala kepuasan hidup menunjukkan bahwa ada beberapa aitem yang gugur yakni aitem nomor 1, 4, 5, 8, 9, 14, 17, 19, 20, 23, 25, 29, 30, 31, 34. Dari proses pembuangan ini, tersisa 20 aitem yang valid. Adapun nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.300 0.600 dengan koefisien alpha cronbach0.848 yang termasuk dalam kategori SANGAT KUAT.

Hasil uji validitas positive and negative affect scale

menunjukkan bahwa ada 2 aitem yang gugur yakni aitem nomor 5 dan

1. Evaluasi terhadap kepuasan hidup 1 Kepuasan pada keluarga 2 Kepuasan pada teman 3 Kepuasan pada sekolah 4 Kepuasan pada lingkungan tempat tinggal 5 Kepuasan pada diri sendiri 6,7,15,16,18, 24,26 10,25*,34* 5*,17*,21,22 13,27,32, 33 1*,4*,9*,12, 14*,29*,31* 3,19*,20* 2,8*,11 23*,28,30*, 35 7 6 7 8 7 2. Evaluasi terhdadap afek 1. Perasaan positif 2. Perasaan negatif

1, 12, 17, 3, 9, 14*, 10, 16, 5*, 19

2, 4, 6, 13, 8, 11, 15, 18, 7, 20

10

10


(3)

14, sehingga tersisa 18 aitem yang valid. Adapun nilai r (corrected item total-correlation) bergerak dari 0.310 0.707 dengan koefisien

alpha cronbach 0.865 yang termasuk dalam kategori SANGAT KUAT.

b. Skalaschool connectedness

Tabel 3.6

Hasil uji coba skalaschool connectedness

Aspek Indikator No.

Pernyataan

Jumlah

F 1. Social

support

1 Relasi dengan guru 2 Sikap guru terhadap

siswa

4, 10

6, 12

2

2

2 Belonging 1. Perasaan positif siswa terhadap sekolah

2. Rasa menjadi bagian dari sekolah

3, 14, 5, 15

1,2, 13*

4

3

3. Engagement 1. Sikap positif di sekolah

2. Komitmen terhadap sekolah

7, 8

9, 11

2

2

Jumlah 15 15

*aitem gugur

Hasil uji validitas pada skala school connectedness

menunjukkan bahwa terdapat 1 aitem yang gugur yakni aitem nomor 13, sehingga tersisa 14 aitem yang valid. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.3500.615 dengan koefisien

alpha cronbach0.820 termasuk dalam kategori SANGAT KUAT. c. Skala dukungan sosial teman sebaya


(4)

Tabel 3.7

Hasil uji coba skala dukungan sosial teman sebaya

Aspek Indikator No.

Pernyataan Jumlah F 1. Dukungan emosi 1 Penerimaan 2 Perhatian/ kepedulian

1, 6, 7

12, 20, 11

3

3 2. Dukungan

penilaian

1. Pemberian umpan balik 2. Pemberian penguatan 8, 2 9, 10 2 2 3. Dukungan informasi 1 Memberikan penjelasan mengenai suatu hal tertentu 2 Memberikan nasehat/tuntunan 5, 19 18*,16 2 2 3 Dukungan instrumental 1 Menghabiskan waktu bersama 2 Memberikan bantuan

13, 3, 15

4, 17, 14*

3

3

Jumlah 20 20

*aitem gugur

Hasil uji validitas pada skala dukungan sosial teman sebaya menunjukkan bahwa terdapat 2 aitem yang gugur yaitu aitem nomor 14 dan 18. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.300 0.586 dengan koefisienalpha cronbach0.851 termasuk dalam kategori SANGAT KUAT.

Penelitian ini menggunakan data uji coba terpakai yang artinya hasil uji coba (try out) tersebut juga sekaligus digunakan sebagai data


(5)

penelitian di mana aitem skala yang dinyatakan gugur tidak digunakan dalam penelitian.

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

1). Uji normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan melihat gambar grafik normal P-P Plot. Normalitas di deteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Bila titik-titik tersebut mengikuti garis diagonal atau berada searah sekitar garis diagonal, berarti data terdistribusi secara normal dan analisis dapat dilanjutkan. Normalitas juga dilihat melalui uji model regresi dan Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05. (Santoso, 2010).

2). Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan ( > 0.05), dan signifikansi linearitas signifikan ( < 0.05), maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi, 2000).


(6)

3). Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinearitas dapat diketahui dengan Variance Inflation Factor

(VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut Santoso (2010) adalah sebagai berikut:

a.) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 b.) Mempunyai angkatolerancemendekati 1 4). Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui goodness of fit(kesesuaian model). Uji ini dilakukan untuk melihat hasil grafik

scatterplot, hasil perhitungan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

3.4.3. Uji Hipotesa

Teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis ini bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (Sugiyono, 2005). Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.