PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR BERORIENTASI WAWASAN KEBUDAYAAN NUSANTARA : Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

(1)

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR BERORIENTASI WAWASAN

KEBUDAYAAN NUSANTARA

(Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

AHMAD FUADIN NIM 1201023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA (S2) SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI

MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR BERORIENTASI

WAWASAN KEBUDAYAAN NUSANTARA

(Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

oleh Ahmad Fuadin S.Pd UPI Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

© Ahmad Fuadin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

AHMAD FUADIN

NIM 1201023

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR BERORIENTASI WAWASAN

KEBUDAYAAN NUSANTARA

(Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Iskandarwassid, M.Pd.

Pembimbing II,

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001

Diketahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Dr. Sumiyadi, M. Hum. NIP 196603201991031004


(4)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Metode dan Teknik Penelitian ... 6

G. Struktur Organisasi Tesis ... 7

BAB II PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI, MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR, DAN WAWASAN KEBUDAYAAN NUSANTARA ... 9

A. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi ... 9

1. Hakikat Pembelajaran Menulis ... 9

2. Karakteristik Pembelajaran Menulis ... 11


(5)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Penilaian Pembelajaran Menulis ... 14

5. Hakikat Teks Eksposisi ... 16

6. Struktur Organisasi dan Elemen Teks Ekposisi ... 18

7. Jenis-jenis Teks Eksposisi ... 19

8. Ciri-ciri Linguistik Teks Eksposisi ... 19

9. Metode-metode Pengembangan Teks Eksposisi ... 20

B. Model Induktif Kata Bergambar ... 22

1. Hakikat Model Induktif Kata Bergambar ... 22

2. Langkah-langkah Model Induktif Kata Bergambar ... 23

3. Dampak Intruksional Model Induktif Kata Bergambar ... 24

C. Wawasan Kebudayaan Nusantara ... 25

1. Hakikat Wawasan Kebudayaan Nusantara ... 25

2. Sifat-sifat Wawasan Kebudayaan Nusantara ... 28

3. Unsur-unsur Wawasan Kebudayaan Nusantara ... 28

D. Anggapan Dasar ... 31

E. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Metode Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 33

C. Prosedur Penelitian ... 35

D. Paradigma Penelitian ... 36

E. Definisi Operasional ... 38

F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38


(6)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Pengolahan Data ... 40

I. Instrumen Penelitian ... 40

J. Instrumen Tes ... 43

BAB IV DESKRIPSI PROFIL, IMPLEMENTASI MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR, DAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI ... 44

A. Deskripsi Profil Pembelajaran Menulis ... 44

1. Dokumen ... 44

2. Proses Belajar Mengajar ... 47

3. Kondisi Siswa ... 49

B. Implementasi Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara ... 49

1. Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan Pertama ... 50

a. Hasil dan Analisis Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 50

b. Hasil dan Analisis Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 52

c. Hasil dan Analisis Penggunaan Media Pembelajaran ... 53

2. Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan Kedua ... 55

a. Hasil dan Analisis Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 55

b. Hasil dan Analisis Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 57

c. Hasil dan Analisis Hasil Penggunaan Media Pembelajaran ... 59

3. Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga ... 61

a. Hasil dan Analisis Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 61


(7)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Hasil dan Analisis Penggunaan Media Pembelajaran ... 66

4. Respons Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara ... 67

C. Hasil Kemampuan Menulis Teks Eksposisi ... 68

1. Deskripsi Kemampuan Awal Menulis Teks Eksposisi di Kelas Eksperimen ... 70

a. Deskripsi Kualitas Teks Eksposisi Siswa ... 70

b. Rekapitulasi Hasil ... 81

2. Deskripsi Kemampuan Awal Menulis Teks Eksposisi di Kelas Kontrol ... 83

a. Deskripsi Kualitas Teks Eksposisi Siswa ... 83

b. Rekapitulasi Hasil ... 99

3. Deskripsi Kemampuan Akhir Menulis Teks Eksposisi di Kelas Eksperimen ... 99

a. Deskripsi Kualitas Teks Eksposisi Siswa ... 101

b. Rekapitulasi Hasil ... 116

4. Deskripsi Kemampuan Akhir Menulis Teks Eksposisi di Kelas Kontrol ... 117

a. Deskripsi Kualitas Teks eksposisi Siswa ... 117

b. Rekapitulasi Hasil ... 133


(8)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Uji Normalitas ... 134

2. Uji Homogenitas ... 136

a. Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 136

b. Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 139

c. Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen ... 141

d. Kemampuan Akhir Kelas Kontrol ... 143

E. Uji Hipotesis ... 145

1. Perbandingan Kemampuan Awal dan Akhir Menulis Teks Eksposisi di Kelas Eksperimen ... 145

2. Perbandingan Kemampuan Awal dan Akhir Menulis Teks Eksposisi di Kelas Kontrol ... 147

3. Perbandingan Kemampuan Akhir Menulis Teks Eksposisi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 149

F. Pembahasan ... 151

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 155

A. Simpulan ... 155


(9)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI MODEL INDUKIF KATA BERGAMBAR BERORIENTASI WAWASAN

KEBUDAYAAN NUSANTARA

(Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

oleh Ahmad Fuadin

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah pembelajaran menulis teks eksposisi. Padahal, menulis teks eksposisi merupakan salah satu kompetensi dasar siswa yang harus dikuasai sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum 2013. Masalah pembelajaran tersebut muncul dari segi proses dan hasil sehingga untuk memecahkan masalah tersebut memerlukan langkah pembelajaran yang efektif. Model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara diyakini dapat mengatasi masalah yang muncul. Dengan demikian, penilitian ini dilakukan dengan tujuan mengujicobakan model tersebut dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

Untuk mencapai tujuan tersebut metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen kuasi dengan teknik pengumpulan data berupa tes yang dilakukan sebelum dan sesudah penerapan model, wawancara, observasi dan angket. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 19 Bandung, dengan sampel kelas X IIS-1 dan X IIS-2.

Berdasarkan hasil penelitian, diproleh hasil bahwa pertama, selama ini pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan dokumen perencanaan yang telah disusun. Kedua, implementasi penerapan pembelajaran model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara dinilai mampu mengoptimalkan pembelajaran menulis teks eksposisi. Ini terbukti dari penilaian hasil observer yang dikategorikan baik dan sangat baik untuk kegiatan siswa dan guru serta penggunaan medianya. Ketiga, berdasarkan perhitungan statistik diproleh simpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini terbukti dari hasil thitung > ttabel, yakni 3,891 > 1,68. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Oleh karena itu, guru dan siswa dapat menggunakan model ini sebagai alternatif model pembelajaran menulis teks eksposisi.


(10)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci : Pembelajaran menulis, teks eksposisi, model induktif kata bergambar, kebudayaan nusantara.


(11)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TEACHING EXPOSITION WRITING THROUGH PICTURE-WORD INDUCTIVE MODEL IN THE CONTEXT OF NATIONAL CULTURE

(Quasi Experiment On X Grade In SMAN 19 Bandung Period 2013-2014)

By Ahmad Fuadin

Abstrak

Teaching exposition writing is one of important sub-materials being taught to the students in term of curriculum 2013. How ever, there is problom in the learning and teaching process. This is research invastigates the implementation of picture-word inductive model in the context of national culture to solve. This research employs quasi experiment which in volves X grade in SMA Negeri 19 Bandung. The sample that undertaken in this research are X IIS-1 XIIS-2. The result are; first, the pack that the lack of synchronisation between leson plan and its implamantation is exist. Second, the implamantion of picture-word inductive model could optimize teaching and learning to write exposition text. As the result of the observation shows that the students and teacher got a good effect during the activity of teaching and learning. Third, there is a significant difference between students in control class and experiment class as it shown in the result of statistical calculation. The result of the calculation shows that tscore > ttable; 3,891 > 1,68. It

can be condudet that picture-word inductive model is effective as it was applied in teaching and learning to write exposition text. Therefore, teachers and students can use this model as an alternative.

Key word: Teaching and learning to write, exposition text, picture-word inductive model, national culture.


(12)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pembelajaran di sekolah mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan pemerintah. Standar-standar itu ditetapkan dengan harapan siswa memiliki kompetensi dasar yang sama. Tahun 2013 ini merupakan tahun yang akan menjadi sejarah bagi dunia pendidikan karena mulai diberlakukannya kurikulum 2013. Meskipun menuai pro dan kontra, kurikulum 2013 harus terus berjalan sesuai dengan yang telah diamanatkan menteri pendidikan dan kebudayaan. Oleh karena itu, tugas para pengajar dan pembelajar sekarang ini adalah bagaimana mengoptimalkan kebijakan tersebut dalam pendidikan, khususnya pembelajaran di sekolah.

Sesuai dengan ketetapan yang ada dalam kurikulum 2013, salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas X SMA adalah menulis teks eksposisi (Permendikbud No. 29 Tahun 2013). Kompetensi ini juga tercantum dalam kurikulum sebelumnya, yakni menulis karangan eksposisi (BSNP, 2006). Pentingnya siswa menguasai teks eksposisi salah satunya berkenaan dengan adanya hak kebebasan berpendapat dalam bermasyarakat. Melalui teks eksposisi, siswa diharapkan tampil melakukan kegiatan berpendapat yakni membahas dan mengajukan pendapat dalam bahasa lisan dan tulis secara baik dan benar (Maryanto, dkk., 2013:77).

Kompetensi menulis teks eksposisi menduduki tempat yang cukup penting dalam kurikulum 2013. Hal ini ditandai dengan kedalaman materi eksposisi. Pada kurikulum 2006 materi eksposisi hanya sebatas permukaan. Proporsi materi ini pada kurikulum 2006 hanya sekitar 20% dari proporsi pada kurikulum 2013. Selain itu, terlihat juga dari alokasi waktu dan materi yang harus dikuasai siswa. Dalam kurikulum 2013, terdapat empat kegiatan mengenai teks


(13)

2

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksposisi dalam satu semester, sementara dalam kurikulum 2006 hanya satu kegiatan saja.

Berdasarkan studi pendahuluan, pembelajaran menulis termasuk menulis eksposisi menjadi momok bagi siswa. Keadaan ini disebabkan oleh kenyataan bahwa menurut siswa proses menulis itu sukar dan membosankan, apalagi jika dilakukan di dalam kelas. Perasaan sukar yang dikemukakan siswa ditengarai karena siswa tidak bisa menuangkan ide. Siswa sebagai makhluk yang berpikir sesungguhnya memiliki banyak ide yang hebat, namun kemudian mereka sulit menuangkannya ke dalam bentuk tulisan karena sulit memilih kata-kata.

Selain itu, siswa tidak tahu cara menghubungkan ide satu dengan ide yang lain. Kemudian siswa juga tidak tahu menyusun kalimat sesuai dengan pikirannya dan tidak tahu cara mengembangkan paragraf. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syarif, dkk. (2009:1) bahwa menulis termasuk aspek kegiatan berbahasa yang dianggap sulit. Senada dengan itu, Jauhari (2013:14) berpendapat sama bahwa dari keempat keterampilan berbahasa yang dianggap paling sukar dan membosankan ialah menulis.

Menulis seperti halnya kegiatan berbahasa lainnya merupakan keterampilan. Syarif, dkk. (2009:1) mengemukakan bahwa keterampilan hanya akan dapat diproleh melalui berlatih secara sitematis, terus-menerus dan penuh disiplin merupakan resep yang selalu disarankan oleh praktisi untuk dapat atau terampil menulis. Selanjutnya Syarif, dkk. (2009:1) menjelaskan bahwa bekal yang harus dimiliki ialah pengetahuan, konsep, prinsif dan prosedur yang harus ditempuh dalam kegiatan menulis. Dalam hal ini guru memegang peran dan tanggung jawab untuk membimbing siswa agar terampil menulis.

Dalam pembelajaran di kelas, pencapaian kompetensi mengenai teks eksposisi pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan dengan berbagai teknik dan metode pembelajaran. Setiap sekolah dan bahkan setiap guru memiliki cara dan gaya sendiri untuk membimbing siswa mencapai kompetensi tersebut. Setiap


(14)

3

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa juga memiliki cara sendiri dalam mempelajari dan mencapai kompetensi itu. Sayangnya, mengingat proporsi kegiatan mengenai teks ekpsosisi pada kurikulum 2013 ini, cara dan upaya yang telah dilakukan harus lebih ditingkatkan. Hal ini harus dilakukan guna terciptanya proses dan hasil pembelajaran yang optimal.

Joyce, Marsha, & Emily (2009:148) mengemukakan bahwa belajar bagaimana belajar (learning how to learn) terbangun dalam suatu proses pembelajaran. Pengembangan kontrol metakognitif merupakan inti. Inti merupakan sifat/tujuan belajar siswa saat mereka mengonstruksi pengetahuan tentang bahasa dan mengembangkan keterampilan memperluas dan mengelola informasi dalam semua bidang kurikulum.

Dalam Joyce, Marsha, & Emily (2009:148-150) apa yang diuraikan di atas berhubungan dengan proses membaca dan menulis dalam seni berbahasa. Model yang diusung untuk kegiatan itu adalah model induktif kata bergambar

yang merupakan salah satu “anggota” dalam kelompok model pengajaran

memproses informasi karena fokus pedagogiknya seputar penyusunan pelajaran-pelajaran sehingga siswa dapat meneliti bahasa, bentuk, penggunaan, seperti tentang bagaimana huruf, kata, frasa, kalimat, atau teks, yang lebih panjang bekerja untuk mendukung komunikasi.

Didasarkan pada penelitian-penelitian tentang strategi-strategi instruksional dan upaya peningkatan kemampuan membaca dan menulis, model ini memiliki banyak perangkat untuk membantu guru mempelajari kemajuan siswa agar mereka dapat membaca dan menulis dengan baik (Joyce, Marsha, & Emily, 2009:150). Model induktif kata bergambar ini juga pernah diujicobakan oleh Finsa (2013) dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca di sekolah dasar. Hasilnya, model induktif kata bergambar terbukti efektif meningkatkan kemampuan membaca siswa. Selain itu, penelitian lain dengan menggunakan model induktif kata bergambar juga pernah dilakukan oleh Agustiawati (2013).


(15)

4

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agustiawati (2013) mengujicobakan model induktif kata bergambar dalam kegiatan menulis eksposisi. Penelitian itu membuahkan simpulan bahwa model induktif kata bergambar efektif meningkatkan kemampuan menulis eksposisi pada siswa kelas X.

Jauh di samping hal yang telah diuraikan, berdasarkan observasi awal, siswa sekarang kurang memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap kebudayaan nusantara. Padahal, kebudayaan nusantara merupakan aset penting yang menjadi salah satu pemerkaya bangsa. Kebudayaan juga menjadi identitas yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Salah satu buktinya adalah banyaknya kasus pengakuan kebudayaan Indonesia oleh negara lain. Ini terjadi semata-mata karena bangsa Indonesia sendiri kurang merasa memiliki kebudayaan tersebut karena ketidaktahuannya. Ketidaktahuannya ditengarai karena kurangnya wawasan mengenai kebudayaan nusantara. Oleh sebab itu wawasan kebudayaan nusantara ini menjadi penting sehingga menjadi bagian fokus dalam penelitian ini. Melalui penelitian ini, selain mengetahui bagaimana hasil menulis eksposisi siswa melalui model induktif kata bergambar, tujuan lainnya adalah mengenalkan kebudayaan nusantara melalui model tersebut. Hal ini didasarkan pada pembelajaran yang menjadi salah satu media dan cara dalam mengenalkan kebudayaan nusantara kepada siswa. Dengan demikian, berdasarkan fokus-fokus penelitian yang telah diuraikan di atas, judul dari penelitian ini adalah “Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, terdapat beberapa masalah yang muncul yang kemudian penting untuk diteliti. Masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut.


(16)

5

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Menulis teks eksposisi merupakan salah satu kompetensi yang penting dikuasai oleh siswa. Sementara itu, siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis teks ekposisi.

2) Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran menulis teks eksposisi diperlukan model atau cara pembelajaran yang tepat dan menarik. Salah satu model alternatifnya adalah model induktif kata bergambar.

3) Kebudayaan merupakan salah satu aspek yang penting diketahui oleh siswa. Sementara itu, siswa masih kurang memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap wawasan kebudayaan nusantara. Hal ini terjadi karena siswa kurang wawasan mengenai kebudayaan nusantara.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah penelitian di atas, untuk memperjelas permasalahan yang diteliti. Masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah profil pembelajaran menulis teks eksposisi di SMA Negeri 19 Bandung?

2) Bagaimanakah implementasi pembelajaran menulis teks eksposisi melalui model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis

teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model induktif kata bergambar dalam pembelajaran menulis teks eksposisi yang berorientasi pada wawasan kebudayaan nusantara.


(17)

6

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) mendeskripsikan profil kemampuan menulis teks eksposisi di SMA Negeri 19 Bandung;

2) mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi melalui model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara;

3) mengetahui efektivitas hasil pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya untuk beberapa pihak terkait. Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa model induktif kata bergambar dapat didasari oleh kebudayaan nusantara.

2. Secara umum penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah alternatif dalam pembelajaran menulis di dalam kelas, baik itu untuk bagi pihak guru, pihak siswa maupun untuk peneliti-peneliti di bidang pembelajaran.

3. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun rencana pembelajaran sekaligus membimbing siswa dalam mencapai kompetensi, khususnya yang berkenaan dengan menulis teks eksposisi.

4. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif pembelajaran dalam mencapai kompetensi menulis teks eksposisi.

5. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai pemanfaatan model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Selanjutnya untuk peneliti-peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi peluang


(18)

7

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian lanjutan atau penelitian terkait lain yang sejenis untuk menemukan dan meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik dan variatif.

F. Metode dan Teknik Penelitian

Sebagai bentuk cara pemecahan masalah untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan, metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi (Quasi Experimental).

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak. Dalam desain ini subjek kelompok tidak dilakukan acak, misalnya eksperimen di suatu kelas tertentu dengan siswa yang telah ada atau sebagaimana adanya (Sudjana dan Ibrahim, 2012:44).

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Teknik Tes. Teknik tes yang digunakan yaitu prates dan pascates. Pretes

dilakukan untuk mengetahui kemampuan sebelum siswa menerima pembelajaran menulis teks ekposisi dengan menggunakan model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara. Sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menerima pembelajaran menulis teks ekposisi dengan menggunakan model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan.

2. Teknik uji coba. Teknik ini digunakan dalam rangka mengujicobakan pembelajaran menulis teks ekposisi dengan menggunakan model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara pada kelas eksperimen. Sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran menulis eksposisi seperti biasanya.

G. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini terdiri atas lima bab. Bab satu merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas uraian latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah


(19)

8

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Bab dua merupakan bab yang membahas ihwal teori yang mendasari penelitian. Sesuai dengan variabel penelitian, judul dari bab dua ini adalah “Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi, Model Induktif Kata Bergambar, dan Wawasan Kebudayaan Nusantara”. Dalam bab ini diuraikan teori mengenai pembelajaran menulis teks eksposisi mulai dari hakikat pembelajaran menulis, karakteristik pembelajaran menulis, media pembelajaran menulis, penilaian pembelajaran menulis, hakikat teks eksposisi, struktur organisasi dan elemen teks eksposisi, jenis-jenis teks eksposisi, ciri-ciri linguistik teks eksposisi, hingga metode-metode pengembangan teks eksposisi. Selain itu, dalam bab ini juga diuraikan teori mengenai model induktif kata bergambar, mulai dari hakikat model induktif kata bergambar, langkah-langkah model induktif kata bergambar, hingga dampak instruksional dan pengiring model induktif kata bergambar. Selanjutnya, teori sebagai landasan penelitian yang juga diuraikan dalam bab ini adalah ihwal kebudayaan nusantara, mulai dari hakikat kebudayaan nusantara, sifat-sifat kebudayaan nusantara, hingga unsur-unsur kebudayaan nusantara. Dengan berdasar pada uraian teori tersebut, dirumuskanlah anggapan dasar, hipotesis, dan paradigma penelitian.

Bab tiga merupakan bagian yang menguraikan metodologi penelitian. Struktur dalam bab ini dimulai dari metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, paradigma penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, instrumen penelitian, hingga instrumen tes.

Selanjutnya, bab empat merupakan bagian yang menguraikan hasil penelitian dan pembahasan. Struktur dalam bab ini dimulai dari pendeskripsian profil pembelajaran menulis, implementasi pembelajaran menulis teks eksposisi melalui model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan


(20)

9

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nusantara, hasil kemampuan menulis teks eksposisi, pendeskripsian kemampuan akhir menulis teks eksposisi di kelas eksperimen, pendeskripsian kemampuan akhir menulis teks eksposisi di kelas kontrol, uji persyaratan, uji hipotesis dan diakhiri oleh pembahasan.

Terakhir, bab lima merupakan bagian penutup. Bagian ini terdiri atas dua subbab, yakni subbab simpulan dan subbab saran atau rekomendasi.


(21)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Sebagai cara pemecahan masalah untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tujuan metode eksperimen adalah untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari metode eksperimen ini sendiri adanya percobaan terhadap suatu variabel. Percobaan ini berupa perlakuan terhadap suatu variabel. Dari perlakuan tersebut, diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel lain.

Selain untuk mengungkap dan mencari pengaruh terhadap variabel, metode ini mempunyai sifat prediktif. Peneliti dengan sengaja merencanakan, mengumpulkan data dan melakukan perlakuan serta pengamatan terhadap subjek kelompok juga pengujian hipotesis. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sudjana dan Ibrahim (2012:19) terdapat tiga ciri pokok dalam penelitian eksperimen antara lain adanya variabel bebas yang dimanipulasikan, adanya pengendalian/pengontrolan semua variabel lain kecuali variabel bebas dan adanya pengamatan/pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek variabel bebas.

Ketiga ciri tersebut, sesuai permasalahan dalam penelitian ini maka dibutuhkan metode eksperimen sebagai bentuk pemecahan masalahnya. Dengan demikian gajala atau masalah yang muncul dapat uji melalui perlakuan dan pengontrolan. Untuk melakukan perlakuan tertentu peneliti dapat merencanakan dan menentukan subjek/kelompok yang akan dijadikan percobaan serta pengontrolan. Hasil dari percoban tersebut adalah untuk membuktikan hipotesis yang diajukan.


(22)

35

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan kondisi dan masalah dalam penelitian ini bahwa desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak. Desain ini memungkinkan untuk kondisi yang ada dalam penelitian ini. Berdarsarkan subjek yang dikenai dalam penelitian ini adalah praktek pendidikan dengan para siswa di kelas dan dalam situasi interaksi antara manusia dengan manusia maka penugasan secara acak sulit dilakukan. Merujuk pada pendapat yang kemukakan Sudjana dan Ibrahim (2012:31) bahwa desain eksperimen menunjuk kepada kerangka konseptual, terdapat dua fungsi dalam desain eksperimen yakni: (1) memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian, (2) memungkinkan peneliti membuat interpretasi dari hasil studi melalui analisis data secara statistik.

Berdasarkan ciri tersebut, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak. Dalam desain ini subjek kelompok tidak dilakukan acak, misalnya eksperimen di suatu kelas tertentu dengan siswa yang telah ada atau sebagaimana adanya (Sudjana dan Ibrahim, 2012:44). Sesuai dengan kondisi yang ada bahwa kelas tempat mengkondisikan perlakuaan tidak memungkinkan pengontrolan yang demikian ketat, maka desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak ini sesuai dengan kondisi yang ada. Adapun desain yang dimaksud dapat dilukiskan seperti dalam diagram berikut.

Tabel 3.1

Desain Penelitian prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak

Kelompok Prates Perlakuan (Variabel bebas)

Pascates (Variabel terikat)

E Y1 X Y2

C Y1 - Y2

Diadaptasi dari Sudjana dan Ibrahim (2012:44).

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

C = Kelas kontrol


(23)

36

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y1 = Prates di kelas eksperimen

Y2 = Pascates di kelas eksperimen

Y3 = Prates di kelas kontrol

Y4 = Pascates di kelas kontrol

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak dengan menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian kedua kelompok tersebut sebelum diberikan perlakuan (X) untuk mengetahui kemampuan awal diberikan prates. Hasilnya diolah adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah itu, kelompok eksperimen diberikan perlakuan (X), sementara kelompok kontrol berjalan seperti biasa, kemudian diberikan pascates.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah dalam penelitin ini mengacu pada prosedur penelitian eksperimen yang dikemukakan oleh Sanjaya (2013:91-94). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1. Melakukan survei kepustakaan yang relevan dengan masalah penelitian. Langkah ini dilakukan untuk memahami degan benar secara teoretis tentang masalah penelitian.

2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah. Langkah ini penting dilakukan guna meyakinkan bahwa memang terdapat masalah yang perlu dipikirkan secara ilmiah atau dengan kata lain diteliti.

3. Merumuskan hipotesis berdasarkan penelaahan kepustakaan. Dalam metode ekperimen, merumuskan hipotesis sifatnya mutlak diperlukan, sebab proses pengumpulan dan analisis data selanjutnya adalah untuk membuktikan hipotesis, apakah hipotesis diterima atau ditolak.

4. Mendefinisikan pengertian-pengertian dasar dan variabel utama. Peneliti perlu mendefinisikan sendiri variabel-variabel penelitian. Mendefinisikan variabel penelitian penting dilakukan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan pembaca hasil penelitian.


(24)

37

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menyusun rencana eksperimen. Langkah ini adalah tahapan dalam menentukan langkah yang dilakukan peneliti. Adapun langkah-langkah untuk menyusun rencana eksperimen adalah sebagai berikut:

a. mengidentifikasi dan mennetukan variabel yang relevan;

b. mengidentifikasi dan menentukan caa-cara mengotrol variabel ekperimen yang mungkin akan memengarui atau mengganggu eksperimen;

c. menentukan rencana dan desain eksperimen;

d. memilih subjek sebagai anggota sample yang representatif bagi populasi serta menentukan siapa-siapa yang masuk ke kelompok kontrol secara random;

e. menyusun alat dan langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan oleh peneliti;

f. menyusun alat untuk mengukur hasil eksperimen; g. merancang prosedur pengumpulan data; dan h. menyusun hipotesis nol.

6. Melaksanakan eksperimen. Dalam langkah ini peneliti melakukan eksperimen sesuai dengan desain eksperimen yang dipilih.

7. Mengatur data kasar untuk mempermudah menganalisis data.

8. Menetapkan taraf signifikansi hasil eksperimen. Dalam langkah ini peneliti menetapkan tingkat kepercayaan penerimaan dan penolakkan hipotesis nol. 9. Membuat interpretasi mengenai hasil testing dan menuliskan dalam laporan

eksperimen.

D. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Paradigma penelitian diabdikan


(25)

38

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menjawab masalah dan menjelaskan pencapaian tujuan penelitian sesuai dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan, dan bukan sebaliknya.

Paradigma penelitian diartikan oleh Sugiyono (2012:42) sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang digunakan. Merujuk pada pengertian tersebut, paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(26)

39

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

PERLAKUAN DI KELAS

KONTROL EKSPERIMEN

Perencanaan Penelitian Identifikasi dan Perumusan

Masalah Perumusan Hipotesis Hasil proses TES AKHIR Per-banding -an hasil tes awal dan tes akhir kelas eks-perimen TES AWAL Kelas kontrol Kelas eksperimen

Perbandingan hasil tes akhir kelas kontrol dan

kelas eksperimen Pem- bela-jaran Me-nulis Teks Ekspo sisi Model Induk-tif Kata Ber-gambar Wawas an Kebud-ayaan Nusant ara Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Terlangsung Kelas kontrol Kelas eksperimen


(27)

40

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi mengenai beberapa konsep dasar, berikut ini diuraikan definisi operasional dari penelitian ini.

1. Pembelajaran menulis teks eskposisi merupakan sebuah proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai kompetensi siswa dalam menulis teks berupa pemaparan pendapat/informasi. Teks pemaparan pendapat/informasi ini terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat.

2. Kemampuan menulis teks eksposisi adalah kecakapan peserta didik dalam menuangkan ide dan gagasan terkait suatu permasalahan dengan menggunakan struktur yang tepat, yakni mulai dari adanya pernyataan (tesis) sebagai bagian pendahuluan, argumentasi sebagai bagian isi, dan penegasan ulang sebagai bagian simpulan/penutup. Selain itu, kemampuan menulis teks eksposisi ini juga dinilai dari penggunaan kosakata dan bahasa yang tepat serta unsur mekanik tulisan yang sesuai kaidah.

3. Model induktif kata bergambar adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pengidentifikasian dan pengklasifikasian kosakata yang kemudian menjadi sumber dalam melakukan kegiatan menulis. Dalam penelitian ini, sesuai dengan konsep tujuan penelitian, gambar yang digunakan adalah gambar yang mencerminkan suatu kegiatan mengenai kebudayaan sehingga mampu merangsang siswa untuk mengemukakan kosakata dan ide yang mendukung penulisan teks eksposisi yang berorientasi wawasan kebudayaan.

4. Kebudayaan nusantara adalah hasil cipta, rasa dan karsa yang dalam hal ini berupa kesenian daerah yang terdapat di Indonesia. Kesenian daerah sebagai wakil dari kebudayaan nusantara ini digunakan sebagai bahan media dalam gambar yang digunakan pada model induktif kata bergambar karena dalam gambar kesenian terdapat ilustrasi kegiatan yang dapat merangsang siswa mengemukakan ide-ide berupa pernyataan pendapat dan argumentasi.


(28)

41

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara


(29)

42

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diprolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain (Sudjana dan Ibrahim, 2012:84). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 19 Bandung.

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi (Sudjana dan Ibrahim, 2012:85). Adapun yang sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS-1 SMA Negeri 19 Bandung. Berdasarkan studi awal bahwa kelas X IIS-1 memerlukan penagangan dalam pembelajarn menulis khususnya menulis teks eksposisi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yakni melalui proses dan hasil. Adapun kedua cara tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Proses

Proses pengumpulan data proses dilakukan dengan tiga cara, yakni melaui observasi, wawancara dan pemberian angket.

a. Observasi

Observasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pendukung. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana jalannya pemberian perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen. Pemberian perlakuan ini penting diobservasi karena melalui teknik ini dapat dinilai apakah perlakuan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan atau tidak.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data pendukung berupa proses pembelajaran terlangsung sebagai kontrol dari eksperimen.


(30)

43

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sama dengan observasi dan wawancara, pemberian angket juga dilakukan untuk menjaring data pendukung. Angket akan dirancang sedemikian rupa agar dapat menjaring kesan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.


(31)

44

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil

Proses pengumpulan data hasil dilakukan dengan tes. Tes ini merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data utama, yakni hasil menulis teks eksposisi. Tes ini dilakukan dengan cara melakukan prates dan pascates pada siswa, baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Prates dan pascates berupa kegiatan menulis karangan eksposisi.

H. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data disesuaikan dengan data yang telah dikumpulkan. Adapun teknik pengolahan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan data hasil observasi

Pengolahan data hasil observasi dilakukan dengan cara mempresentasekan nilai yang diberikan observer untuk setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Setelah itu menarik simpulan berdasarkan hasil presentase tersebut.

2. Pengolahan data hasil wawancara

Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan cara mendeskripsikan keterangan dari narasumber terkait pembelajaran terlangsung. 3. Pengolahan data hasil angket

Pengolahan data hasil angket dilakukan dengan cara mempresentasekan perbandingan kesan positif dan kesan negatif dari siswa untuk setiap butir soal pada angket mengenai penggunaan model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

4. Pengolahan data hasil tes

Pengolahan data hasil tes dilakukan dengan perhitungan statistik. Data diolah melalui tiga tahap. Pertama, membandingkan nilai prates hasil menulis eksposisi siswa di kelas kontrol dan eksperimen. Kedua, membandingkan nilai pascates hasil menulis eksposisi siswa di kelas kontrol dan eksperimen. Ketiga,


(32)

45

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membandingkan nilai prates dan pascates hasil menulis kelas eksperimen hingga diperoleh simpulan. Ketiga tahap itu dilakukan dengan melakukan uji t.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yakni instrumen perlakuan dan instrumen tes.

1. Instrumen perlakuan

Instrumen perlakukan dalam penelitian ini merupakan alat yang digunakan dalam proses pengujicobaan model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Bagian instrumen penelitian ini yakni sebagai berikut.

a. Ancangan model

Ancangan model merupakan sebuah langkah awal dari landasan penyusunan instrumen. Dalam ancangan model ini diuraikan rasional, tujuan, prinsip dasar, sintaks, serta evaluasi dari model pembelajaran yang digunakan yakni model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara. Ancangan model terlampir di lampiran 1.

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Ancangan model selanjutnya dijadikan sebuah landasan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang telah disusun kemudian divalidasi oleh pakar pembelajaran untuk dinilai kesahihannya. RPP terlampir di lampiran 2.

c. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan format penilaian yang digunakan untuk mengetahui jalannnya proses perlakuan. Dalam lembar ini terdapat tiga hal besar yang diamati yakni, kegiatan guru, kegiatan siswa dan penggunaan media pembelajaran. Skala penilainnya terdiri atas empat kategori yakni, kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Lembar observasi diisi oleh tiga orang observer. Lembar ini terlampir di lampiran 3.


(33)

46

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen ini merupakan alat yang digunakan untuk menjaring respons siswa terhadaap proses perlakuan yang diberikan. Angket ini berisi pernyataan mengenai respons siswa terhadap kegiatan menulis eksposisi, pembelajaran dengan model induktif kata bergambar, dan wawasan kebudayaan. Angket terlampir di lampiran 4.

Instrumen perlakuan tersebut kemudian divalidasi oleh pakar. Pakar yang memvalidasi adalah Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd. sebagai ahli pembelajarn; Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd. sebagai ahli pembelajaran; Drs. H. Khoerudin Kurniawan, M.Pd. juga sebagai ahli pembelajaran; serta Laksmi Supartiningsih, S.Pd. dan Dr. Neneng Tintin, M.Pd. sebagai praktisi pembelajaran bahasa di SMAN 19 Bandung.

Adapun hasil validasi instrumen pembelajaran adalah sebagai berikut. Tabel 3.2

Hasil Validasi Instrumen Perlakuan

Expert Aspek yang

Dinilai Masukan

Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd.

Ancangan

model Evaluasi mohon diperbaiki RPP Dapat digunakan

Lembar

Observasi Dapat digunakan

Lembar Angket Gambar kebudayaan harus variatif

Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd.

Ancangan model

Model induktif belum menguat dalam ancangan model

RPP Dapat digunakan Lembar

Observasi Dapat digunakan Lembar Angket Dapat digunakan

Drs. H. Khoerudin Kurniawan,

M.Pd.

Ancangan

model Dapat digunakan

RPP

Penilaian harus sesuai dengan teori eksposisi yang digunakan dalam kurikulum 2013

Lembar

Observasi Dapat digunakan Lembar Angket Dapat digunakan


(34)

47

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Expert Aspek yang

Dinilai Masukan

Laksmi Supartiningsih,

S.Pd.

Ancangan

model Dapat digunakan

RPP Sesuaikan dengan format kurikulum 2013

Lembar

Observasi Dapat digunakan Lembar Angket Dapat digunakan

Dr. Neneng Tintin, M.Pd.

Ancangan

model Dapat digunakan

RPP Berikan langkah-langkah menulis eksposisi dan sertakan contohnya Lembar

Observasi Dapat digunakan Lembar Angket Dapat digunakan

2. Instrumen Tes

Instrumen tes merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama berupa hasil menulis teks eksposisi siswa. Instrumen tes ini terdiri atas lembar kerja siswa dan lembar pedoman penilaian.

a. Lembar tes menulis teks eksposisi

Lembar tes menulis teks eksposisi merupakan instrumen penelitian yang utama. Hal ini disebabkan karena instrumen inilah yang kemudian akan menjaring data utama berupa hasil menulis teks eksposisi siswa. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, lembar tes menulis teks eksposisi ini dirancang sedemikian rupa sehingga relevan dengan apa yang diteliti.

Berdasarkan kurikulum 2013, penilaian memang tidak lagi berpusat pada tes, tetapi berbasiskan penilaian autentik berupa portofolio, penugasan, atau proyek. Dalam penelitian ini, penilaian yang digunakan tidak berdasarkan pada hal itu, tetapi berdasarkan pada konsep metode penelitian yang digunakan, yakni penelitian eksperimen. Sesuai dengan konsep eksperimen, tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, tes ini dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan untuk menjaring data mengenai


(35)

48

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbedaan kondisi awal dan kondisi akhir kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi. Lembar tes menulis teks eksposisi terlampir pada lampiran 5.

b. Pedoman penilaian menulis teks eksposisi

Instrumen ini merupakan instrumen penting dalam penelitian. Instrumen ini hadir sebagai pedoman bagi penilai dalam menilai data yang diproleh dari lembar tes menulis teks eksposisi. Aspek dan kriteria dalam pedoman penilaian mengacu pada teori menulis teks eksposisi itu sendiri. Pedoman penilaian menulis teks eksposisi terlampir pada lampiran 6.


(36)

49

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Hasil Validasi Instrumen Tes

Expert Hasil yang harus

diperbaiki Masukan

Dr. Hj. Nuny Sulistiani Idris,

M.Pd

Tes

 Gambar sebaiknya

mencerminkan masalah atau gunakan gambar berangkai  Soal cukup 1, yaitu instruksi

menulis Pedoman penilaian Dapat digunakan

Dr. H. E. Kosasih, M.Pd

Tes

 Gunakan kata Anda dalam instruksi soal

 Gunakan gambar yang memunculkan masalah  Perintah harus efektif

 Soal no 5 tidak perlu digunakan Pedoman penilaian Gunakan teori genre texs untuk


(37)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini diuraikan simpulan dan saran yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil yang telah diuraikan, diperoleh beberapa simpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan.

Pertama, profil pembelajaran menulis teks eksposisi di SMA Negeri 19 Bandung

ditinjau dari segi dokumen telah direncanakan dengan baik sesuai dengan arahan kurikulum 2013. Meskipun demikian, ditemukan beberapa ciri ketidaksesuaian dokumen. Ketidaksesuaian ini terlihat dari adanya beberapa kejanggalan, seperti munculnya kegiatan yang mengarah pada kompetensi teks anekdot, padahal yang sedang dibidik adalah teks eksposisi. Lebih lanjut, hal lainnya dalam dokumen telah sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, terutama dari langkah-langkah pembelajaran yang berbasis pendekatan saintifik. Ini terlihat dari adanya kegiatan mengamati, mananya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Sementara itu, ditinjau dari proses belajar mengajar dapat ditarik simpulan bahwa proses tersebut belum berjalan secara optimal. Ini terbukti dari hasil wawancara baik kepada guru maupun siswa yang sama-sama mengaku bahwa pembelajaran yang berlangsung tidak sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan. Selanjutnya, ditinjau dari kondisi siswa, diperoleh simpulan siswa belum mampu menulis teks eksposisi secara optimal. Selain dari hasil wawancara dan observasi, kondisi ini juga dibuktikan oleh rata-rata nilai tes awal yang berkisar antara 58 (kelas eksperimen) sampai 61 (kelas kontrol).

Kedua, implementasi pembelajaran menulis teks eksposisi dengan model


(38)

162

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara lancar sesuai dengan instrumen yang telah dirancang dan divalidasi. Ini terbukti dari hasil penilaian tiga observer yang dikategorikan baik dan sangat baik. Penilaian tersebut ditinjau dari kegiatan guru, kegiatan siswa, dan penggunaan media sebagai salah satu komponen penting dalam penerapan model. Adapun langkah-langkah implementasi ditinjau dari kegiatan siswa sebagai subjek pembelajaran adalah dimulai dari mencermati gambar, mengemukakan ide, menyebutkan hal-hal yang terdapat dalam gambar, menandai hal-hal yang ada dalam gambar dengan menuliskannya melalui penarikan garis, mengasosiasikan kata yang sudah ditemukan dengan kehidupan nyata, menemukan masalah yang relevan dengan gambar/kata yang ditemukan, mengidentifikasi penyebab masalah, memunculkan solusi untuk mengatasi masalah, hingga pada akhirnya melakukan kegiatan menulis dengan cara mengembangkan hal-hal yang sudah ditemukan menjadi sebuah teks eksposisi.

Ketiga, berdasarkan penghitungan statistik, diperoleh simpulan bahwa

terdapat perbedaan yang siginifikan antara hasil pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol atau dengan kata lain di kelas yang mendapatkan perlakuan model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara dengan yang tidak. Ini terbukti dari adanya perbedaan selisih antara thitung dengan ttabel, yakni thitung > ttabel. Berdasarkan

penghitungan diperoleh thitung sebesar 3,891 sementara ttabel 1,68. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang diajukan sebagai rekomendasi untuk beberapa pihak terkait.


(39)

163

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guru sebagai perancang pembelajaran hendaknya menyesuaikan model pembelajaran dengan kompetensi, materi, kondisi kelas dan kondisi siswa. Rancangan ini harus disusun sedemikian rupa agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Ini terbukti dari hasil penelitian bahwa model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan yang dipersiapkan sedemikian rupa sebagai model pembelajaran ternyata lebih efektif dibandingkan dengan model tersutruktur yang biasa digunakan dalam setiap pembelajaran. Keberhasilan ini diyakini sebagai dampak dari penggunaan model yang tidak seperti biasanya sehingga membangkitkan minat siswa dalam belajar. Untuk itu, guru diharapkan agar lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan model-model pembelajaran.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari simpulan pertama, penyusunan rencana pembelajaran harus lebih dipersiapkan sematang mungkin dan seserius mungkin dengan memperhatikan keterkaitan antara komponen satu dengan komponen lainnya. Untuk perencanaan kegiatan menulis teks eksposisi, materi, bahan, media, dan langkah-langkah pembelajaran harus disusun sesuai dengan tujuan menulis teks eksposisi itu sendiri. Perencanaan yang telah disusun tersebut hendaknya tidak sekadar dijadikan alat untuk memenuhi tuntutan administrasi. Namun, betul-betul disusun untuk mengoptimalkan proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.

2. Penelitian membuktikan bahwa penggunaan media mampu mengefektifkan pembelajaran. Khususnya dalam menulis, media dapat memunculkan gagasan, kosakata, masalah, bahkan solusi, hingga akhirnya proses menulis dinilai lebih mudah. Ini terbukti dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan media gambar. Meskipun demikian, sebagai perancang, guru harus memperhatikan pemilihan gambar atau media lain karena harus disesuaikan dengan kompetensi yang dibidik, karakteristik peserta didik, serta isu-isu yang sedang hangat.


(40)

164

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Berdasarkan penelitian, model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara efektif digunakan dalam kegiatan menulis teks eksposisi. Untuk penelitian selanjutnya, kesempatan sangat terbuka lebar bagi siapa saja yang hendak meneliti model ini untuk diujicobakan pada kegiatan pembelajaran lainnya.


(41)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustiawati, R. (2013). Pengaruh model induktif kata bergambar terhadap

kemampuan menulis eksposisi siswa kelas X SMA Al Washliyah 3 Medan

Tahun Pembelajaran 2012/2013. Tersedia:

http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Undergraduate-sk130205/25850 [Diakses tanggal 07 November 2013].

Ahmadi, M. (1991). Penyusunan dan pengembangan paragraf serta penciptaan

gaya bahasa karangan. Malang: YA3 Malang.

Alwasilah, A. Ch. (2005). Pokoknya menulis: cara baru menulis dengan motode

kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bakker, J.W.M. (2005). Filsafat kebudayan sebuah pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Burhanuddin, E. Wibowo H. & Irmawati. (2009). Media. Jakarta: PPPPTK Bahasa.

Brown. H. D. (2008). Prinsif pembelajaran dan pengajaran bahasa. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Danusaputro, M. (1981). Wawasan nusantara: dalam pendidikan dan

kebudayaan. Bandung: Alumni.

Djuanda, D. (2014). Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Tersedia:https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=10&cad=rja&ved=0CGMQFjAJ&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu% 2FDirektori%2FJURNAL%2FPENDIDIKAN_DASAR%2FNomor_13-April_2010%2FPenilaian__dalam_Pembelajaran_Bahasa_Indonesia_di_Sek olah_DasarDadan_Juanda.pdf&ei=7GwLU_jWLNHyrQfrwoCADw&usg= AFQjCNFhutxFju_LCb2ru2hKLqKZ1NznsQ&bvm=bv.61725948,d.bmk [Diakses tanggal 25 Februari 2014].

Endraswara, S. (2006). Metode, teori, teknik penelitian kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.


(42)

165

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Finsa, V. (2013). Penggunaan model induktif kata bergambar melalui permainan

edukatif sebagai upaya peningkatan kemampuan membaca di Sekolah Dasar. Tesis pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Huda, M. (2014). Model-model pengajaran dan pembelajaran (isu-isu metodis

dan pragmatis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jauhari, H. (2013). Terampil mengarang: dari persiapan hingga presentasi, dari

karangan ilmiah hingga sastra. Bandung: Nuansa Cendikia.

Joyce, B., Marsha W, & Emily C. (2009). Models of teaching (model-model

pengajaran diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Keraf, G. (1983). Eksposisi dan deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah.

Koentjaraningrat. (1978). Bunga rampai: kebudayaan, mentalitet dan

pembangunan. Jakarta: P.T. Gramedia.

Kosasih. E. (2013). Cerdas berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.

Lemhannas, (1997). Wawasan nusantara. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).

Majid, A. (2011). Perencanaan pembelajaran: mengembangkan standar

kompetensi guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Maryanto, dkk. (2013). Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik (Kelas X). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurgianto, B. (2009). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurudin. (2012). Dasar-dasar penulisan. Malang: UMM Press.

Pusat Bahasa. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sanjaya, W. (2012). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.


(43)

166

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiadi, E. M., Hakam K. A., & Effendi R. (2013). Ilmu sosial budaya dasar. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Schunk. H. Dale. (2012). Learning theories an educational perspective teori-teori

pembelajaran perspektif pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subijakto, F. (2013). model induktif kata bergambar. Tersedia:

http://fajarsubijakto.wordpress.com/2013/02/14/model-induktif-kata-bergambar/ [Diakses tanggal 07 November 2013].

Sudjana, N. & Ibrahim. (2012). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulaeman. M. (2012). Ilmu budaya dasar: pengantar ke arah ilmu sosial budaya

dasar/ISBD/Social Culture. Bandung: PT. Refika Aditama.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: PT Refika Aditama.

Sutrisno, M & Putranto, H. (2005). Teori-teori kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Syarif, E. Zulkarnaini & Sumarmo. (2009). Pembelajaran menulis. Jakarta: PPPPTK Bahasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.


(1)

162

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara lancar sesuai dengan instrumen yang telah dirancang dan divalidasi. Ini terbukti dari hasil penilaian tiga observer yang dikategorikan baik dan sangat baik. Penilaian tersebut ditinjau dari kegiatan guru, kegiatan siswa, dan penggunaan media sebagai salah satu komponen penting dalam penerapan model. Adapun langkah-langkah implementasi ditinjau dari kegiatan siswa sebagai subjek pembelajaran adalah dimulai dari mencermati gambar, mengemukakan ide, menyebutkan hal-hal yang terdapat dalam gambar, menandai hal-hal yang ada dalam gambar dengan menuliskannya melalui penarikan garis, mengasosiasikan kata yang sudah ditemukan dengan kehidupan nyata, menemukan masalah yang relevan dengan gambar/kata yang ditemukan, mengidentifikasi penyebab masalah, memunculkan solusi untuk mengatasi masalah, hingga pada akhirnya melakukan kegiatan menulis dengan cara mengembangkan hal-hal yang sudah ditemukan menjadi sebuah teks eksposisi.

Ketiga, berdasarkan penghitungan statistik, diperoleh simpulan bahwa

terdapat perbedaan yang siginifikan antara hasil pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas eksperimen dan kelas kontrol atau dengan kata lain di kelas yang mendapatkan perlakuan model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara dengan yang tidak. Ini terbukti dari adanya perbedaan selisih antara thitung dengan ttabel, yakni thitung > ttabel. Berdasarkan penghitungan diperoleh thitung sebesar 3,891 sementara ttabel 1,68. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang diajukan sebagai rekomendasi untuk beberapa pihak terkait.


(2)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guru sebagai perancang pembelajaran hendaknya menyesuaikan model pembelajaran dengan kompetensi, materi, kondisi kelas dan kondisi siswa. Rancangan ini harus disusun sedemikian rupa agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Ini terbukti dari hasil penelitian bahwa model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan yang dipersiapkan sedemikian rupa sebagai model pembelajaran ternyata lebih efektif dibandingkan dengan model tersutruktur yang biasa digunakan dalam setiap pembelajaran. Keberhasilan ini diyakini sebagai dampak dari penggunaan model yang tidak seperti biasanya sehingga membangkitkan minat siswa dalam belajar. Untuk itu, guru diharapkan agar lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan model-model pembelajaran.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari simpulan pertama, penyusunan rencana pembelajaran harus lebih dipersiapkan sematang mungkin dan seserius mungkin dengan memperhatikan keterkaitan antara komponen satu dengan komponen lainnya. Untuk perencanaan kegiatan menulis teks eksposisi, materi, bahan, media, dan langkah-langkah pembelajaran harus disusun sesuai dengan tujuan menulis teks eksposisi itu sendiri. Perencanaan yang telah disusun tersebut hendaknya tidak sekadar dijadikan alat untuk memenuhi tuntutan administrasi. Namun, betul-betul disusun untuk mengoptimalkan proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.

2. Penelitian membuktikan bahwa penggunaan media mampu mengefektifkan pembelajaran. Khususnya dalam menulis, media dapat memunculkan gagasan, kosakata, masalah, bahkan solusi, hingga akhirnya proses menulis dinilai lebih mudah. Ini terbukti dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan media gambar. Meskipun demikian, sebagai perancang, guru harus memperhatikan pemilihan gambar atau media lain karena harus disesuaikan dengan kompetensi yang dibidik, karakteristik peserta didik, serta isu-isu yang sedang hangat.


(3)

164

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Berdasarkan penelitian, model induktif kata bergambar berorientasi wawasan kebudayaan nusantara efektif digunakan dalam kegiatan menulis teks eksposisi. Untuk penelitian selanjutnya, kesempatan sangat terbuka lebar bagi siapa saja yang hendak meneliti model ini untuk diujicobakan pada kegiatan pembelajaran lainnya.


(4)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agustiawati, R. (2013). Pengaruh model induktif kata bergambar terhadap

kemampuan menulis eksposisi siswa kelas X SMA Al Washliyah 3 Medan

Tahun Pembelajaran 2012/2013. Tersedia:

http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Undergraduate-sk130205/25850 [Diakses tanggal 07 November 2013].

Ahmadi, M. (1991). Penyusunan dan pengembangan paragraf serta penciptaan

gaya bahasa karangan. Malang: YA3 Malang.

Alwasilah, A. Ch. (2005). Pokoknya menulis: cara baru menulis dengan motode

kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bakker, J.W.M. (2005). Filsafat kebudayan sebuah pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Burhanuddin, E. Wibowo H. & Irmawati. (2009). Media. Jakarta: PPPPTK Bahasa.

Brown. H. D. (2008). Prinsif pembelajaran dan pengajaran bahasa. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Danusaputro, M. (1981). Wawasan nusantara: dalam pendidikan dan

kebudayaan. Bandung: Alumni.

Djuanda, D. (2014). Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Tersedia:https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=10&cad=rja&ved=0CGMQFjAJ&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu% 2FDirektori%2FJURNAL%2FPENDIDIKAN_DASAR%2FNomor_13-April_2010%2FPenilaian__dalam_Pembelajaran_Bahasa_Indonesia_di_Sek olah_DasarDadan_Juanda.pdf&ei=7GwLU_jWLNHyrQfrwoCADw&usg= AFQjCNFhutxFju_LCb2ru2hKLqKZ1NznsQ&bvm=bv.61725948,d.bmk [Diakses tanggal 25 Februari 2014].

Endraswara, S. (2006). Metode, teori, teknik penelitian kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.


(5)

165

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Finsa, V. (2013). Penggunaan model induktif kata bergambar melalui permainan

edukatif sebagai upaya peningkatan kemampuan membaca di Sekolah Dasar. Tesis pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Huda, M. (2014). Model-model pengajaran dan pembelajaran (isu-isu metodis

dan pragmatis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jauhari, H. (2013). Terampil mengarang: dari persiapan hingga presentasi, dari

karangan ilmiah hingga sastra. Bandung: Nuansa Cendikia.

Joyce, B., Marsha W, & Emily C. (2009). Models of teaching (model-model

pengajaran diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Keraf, G. (1983). Eksposisi dan deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah.

Koentjaraningrat. (1978). Bunga rampai: kebudayaan, mentalitet dan

pembangunan. Jakarta: P.T. Gramedia.

Kosasih. E. (2013). Cerdas berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.

Lemhannas, (1997). Wawasan nusantara. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).

Majid, A. (2011). Perencanaan pembelajaran: mengembangkan standar

kompetensi guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Maryanto, dkk. (2013). Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik (Kelas X). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurgianto, B. (2009). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurudin. (2012). Dasar-dasar penulisan. Malang: UMM Press.

Pusat Bahasa. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sanjaya, W. (2012). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.


(6)

Ahmad Faudin, 2014

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Melalui Model Induktif Kata Bergambar Berorientasi Wawasan Kebudayaan Nusantara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiadi, E. M., Hakam K. A., & Effendi R. (2013). Ilmu sosial budaya dasar. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Schunk. H. Dale. (2012). Learning theories an educational perspective teori-teori

pembelajaran perspektif pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subijakto, F. (2013). model induktif kata bergambar. Tersedia:

http://fajarsubijakto.wordpress.com/2013/02/14/model-induktif-kata-bergambar/ [Diakses tanggal 07 November 2013].

Sudjana, N. & Ibrahim. (2012). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulaeman. M. (2012). Ilmu budaya dasar: pengantar ke arah ilmu sosial budaya

dasar/ISBD/Social Culture. Bandung: PT. Refika Aditama.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: PT Refika Aditama.

Sutrisno, M & Putranto, H. (2005). Teori-teori kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Syarif, E. Zulkarnaini & Sumarmo. (2009). Pembelajaran menulis. Jakarta: PPPPTK Bahasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 1 23

PENGARUH MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA AL WASHLIYAH 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 15

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI: penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMA negeri 3 cimahi tahun ajaran 2014/2015.

0 5 50

Penerapan Model Induktif Kata Bergambar dalam Pembelajaran Menulis Teks Tanggapan Deskriptif : penelitian eksperimen kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Cimahi.

0 4 35

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI ; Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMAN 3 Bandung.

4 46 50

KEEFEKTIFAN TEKNIK MIND MAPPING BERORIENTASI MEDIA KARIKATUR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI: Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014.

0 5 36

Efektivitas Metode Pembelajaran Group To Group Exchange Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Pada Siswa Kelas X Sma Kartika Xix-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 7 50

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI.

0 4 96

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DELANGGU KLATEN.

0 0 206

Model Induktif Kata Bergambar Bergambar

0 0 12