STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT.

STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI
KAWASAN ECOTOURISM DI KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN
BANDUNG BARAT
ABSTRAK
Oleh :
Asep Agung Sumpena
0806091
Perkembangan pariwisata di kota Bandung di dukung dengan semakin
bervariasinya jenis wisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan. Salah satu jenis
wisata yang diminati oleh para wisatawan pada saat berkunjung ke Bandung adalah
wisata alam. Bandung, dengan keindahan alam dan kesegaran udaranya semakin
mendukung perkembangan dari wisata alam di Bandung. Salah sati objek wisata alam
yang ada di Bandung adalah Taman Wisata Alam Maribaya di Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Sayangnya, kondisi dari Taman Wisata Alam Maribaya pada saat ini
cukup memprihatinkan. Selain itu promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola
sangat lah minim, sehingga Taman Wisata Alam Maribaya saat ini mulai ditinggalkan
oleh para wisatawan dan sulit bersaing dengan jenis usaha sejenis di Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif Dengan
menggunakan metode ini, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai bagaimana
promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola Taman Wisata Alam Maribaya,
produk wisata apa saja yang dimiliki oleh Taman Wisata Alam Maribaya, siapakah

segmen pasar yang dituju oleh pengelola Taman Wisata Alam Maribaya, serta strategi
promosi apa yang tepat untuk dilaksanakan oleh pengelola Taman Wisata Alam
Maribaya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner,
hasil wawancara serta observasi.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa promosi yang telah dilakukan oleh
pengelola Taman Wisata Alam Maribaya dianggap belum efektif dan tidak dapat
menjangkau semua wisatawan. Pemilihan media promosi pun harus lebih diperbaiki,
karena media promosi yang dipilih sekarang dianggap belum efektif. Responden
menganggap daya tarik wisata yang dimiliki oleh Taman Wisata Alam Maribaya
adalah baik, namun tidak didukung oleh produk wisata dan kondisi fasilitas
pendukung yang baik. Taman Wisata Alam Maribaya memiliki pangsa pasar yang
rendah dan berada pada pasar yang perkembangannya tinggi.

Kata Kunci : Promosi, Strategi Promosi, Taman Wisata Alam Maribaya.

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI KECAMATAN
LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu


PROMOTION STRATEGY OF MARIBAYA AS ONE OF ECOTOURISM AREA
IN LEMBANG, WEST BANDUNG REGENCY
ABSTRACT
By :
Asep Agung Sumpena
0806091
The development of tourism in Bandung city, supported by the varied types of
tours that can be enjoyed by the tourists. One type of tourism demand by travelers
when visiting Bandung is nature. Bandung, with its natural beauty and the freshness
of the air support the development of nature tourism in Bandung. One of sati natural
attractions in Bandung is Maribaya in Lembang, West Bandung regency.
Unfortunately, the condition of the Maribaya at the moment is quite alarming. Besides
the campaign carried out by the manager so is minimal, so the Maribaya current
starting left by the tourists and to compete with similar business types in Bandung.
This research uses descriptive qualitative research method Using this method, we can
obtain a description of how the campaign has been carried out by the manager of the
Maribaya, any tourist product which is owned by the Maribaya, whose target market
segments by the Maribaya, as well as what is appropriate promotional strategies to
be implemented by Maribaya. The research instrument used in the study in which
questionnaires and interviews and observation. From the results of this research note

that the website features has a positive value in the decision tourist visiting Bandung.
On the hypothesis testing is also known that there are significant between the decision
to visit the website features. Features the decision to visit the website and there is a
study of the relationship.
From the results of this research note that the promotion has been done by the
Maribaya considered not effective and was not able to reach all the tourists. Election
media campaign must be corrected, because the media campaign which is now
considered to have been effective. Respondents considered a tourist attraction owned
by the Maribaya is good, but unfortunately not supported by tourism products and
facilities to support good condition. Maribaya have low market share and market
development are high on.
Keywords: Promotion, Promotion Strategy, Maribaya

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI KECAMATAN
LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr, Wb.

Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya.
Perkembangan pariwisata ini berkembang pesat hampir diseluruh wilayah Indonesia. Dengan
berkembangnya kepariwisataan Indonesia ini berdampak pada beragamnya destinasi wisata
yang ada. Bandung merupakan salah wilayah yang sedang berkembang karena miliki
berbagai macam kegiatan wisata yang bervariatif. Salah satunya adalah kegiatan wisata alam
seperti Taman Wisata Alam Maribaya di Kabupaten Bandung Barat.
Pada penelitian ini akan diteliti mengenai strategi promosi yang dilakukan oleh
pengelola Taman Wisata Alam Maribaya. Pada penelitian ini akan akan diketahui bagaimana
segmen pasar, dan juga promosi yang sudah dilakukan. Penelitian ini akan meneliti mengenai
strategi promosi apa yang baik guna meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke Taman
Wisata Alam Maribaya. Penetapan strategi penelitian ini akan di analisis berdasarkan hasil
pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan melihat data yang ada dan juga hasil
penyebaran kuisioner.
Semoga penelitian ini bisa membantu dalam pengembangan Taman Wisata Alam
Maribaya dan juga dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik atas penelitian ini dapat
membantu bagi penulis dipenelitian selanjutnya. Terima kasih.

Bandung, Juli 2013

Asep Agung Sumpena


Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI KECAMATAN
LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan orang-orang yang telah
berjasa selama penelitian ini dilakukan. Maka peneliti ingin mengucapkan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini. Yaitu kepada :
1.

Ibu Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si selaku Ketua program studi
Management Resort & Leisure.

2.

Bapak Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. selaku dosen pembimbing 1,
yang telah membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian ini.


3.

Ibu Lia Afriza S.E., M.M selaku dosen pembimbing 2, yang telah
membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

4.

Seluruh dosen-dosen prodi Manajemen Resort dan Leisure yang telah
memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat selama ini.

5.

Bapak Tatang Tarmedi dan juga Ibu Elis Kusmiati tercinta sebagai
orang tua serta adiku Raynanda Sukma Medina yang selalu
memberikan doa dan dukungan yang tiada henti agar penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu bukti
pengabdian anandamu untuk membuat bapa dan mama bahagia
walaupun ini hanya sebagian kecil dari pengabdianku.

6.


Dara Martyhelda Muarief tersayang yang selalu mendukung,
meluangkan waktu dan membantu penulis agar menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.

7.

Sales & Marketing Department di Sheraton Bandung Hotel & Towers,
terima kasih selalu mensupport penulis untuk segera menyelesaikan

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI KECAMATAN
LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

skripsi ini, terutama untuk Ibu Jasmine Maulidya selaku Director of
Sales & Marketing, Ibu Mala Komalawati selaku Director of Revenue
Management, serta Bapak Masri selaku General Manager yang selalu
memberikan dukungan terhadap penulis untuk segera menyelesaikan
studi.

8.

Seluruh rekan seperjuangan selama kuliah, khususnya kepada para
sahabat tercinta (Septian Mo Indragiri, Anton Jambon, Fajar Ableh,
Wisnu Leo, Dhani Lee Wank, Kiki Quyagaya, Zidni Maestro Akhpani,
Prasidha Uchip, Andhika Ustad Mochammad, Risha Sergio Ocha,
Nathan Budi, Zaeni Buluk, Farhan, Gilang Obosh, Erickson Sayur,
Endar Endru, Geraldus Dolak, Dia Soto, Mamang Fero)

Peneliti memohon maaf atas ketidak sempurnaan penelitian ini, dan juga
memohon maaf apabila ada pihak yang telah membantu namun tidak tersebutkan
dalam ucapan terima kasih. Peneliti tetap memberikan penghargaan sebesar-besarnya
bagi semua pihak yang telah membantu peneliti.
Bandung, Juli 2013

Asep Agung Sumpena

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI KECAMATAN
LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Pariwisata dewasa ini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu

sektor unggulan perekonomian di Indonesia. Hal ini didukung oleh sumber daya
Indonesia yang dikenal luas kaya akan keanekaragaman budaya, keindahan alam,
serta keramahan penduduknya. Potensi tersebut sangat beragam dan unik sehingga
menjadi keutungan tersendiri untuk menarik wisatawan. Setiap orang hampir
pasti pernah berwisata dan pasti membutuhkan kegiatan wisata setidaknya sebagai
ajang untuk melepas lelah dan penat setelah berkutat dengan rutinitas sehari- hari.
Pada saat ini, kegiatan wisata telah terdiferensiasi menjadi lebih luas, tidak
seperti zaman dahulu ketika istilah ini pertama kali muncul. Pergi di dalam satu

kota maupun ke kota lain dengan tujuan bukan untuk tinggal menetap atau
melakukan usaha yang teratur disebut berwisata. Tidak seperti zaman dahulu,
wisata diidentikan sebagai kegiatan yang harus dilakukan minimal lebih dari 1
hari ataupun harus menginap.
Pada dewasa ini, jenis- jenis wisata pun telah berkembang menjadi semakin
banyak, seperti wisata alam, wisata bahari, wisata religi dan budaya, wisata
belanja, wisata kuliner, dll. Semua jenis wisata tersebut, memiliki ke – khasan
serta keunikan masing- masing, yang menjadi suatu daya pikat tersendiri bagi
masyarakat. Namun kesemua potensi yang dimiliki oleh tiap jenis wisata
tersebut, akan terbuang percuma apabila para pelaku dunia usaha wisata tidak
dapat melakukan promosi secara tepat dan efisien. Promosi diperlukan agar
produk wisata yang akan dijual dapat dikenal oleh masyarakat, sehingga muncul
lah ketertarikan akan produk wisata tersebut.
Jawa Barat, merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang dianugerahi
dengan potensi wisata yang melimpah. Potensi wisata tersebut tersebar di
1
Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu


2

beberapa kota, baik potensi wisata alam, bahari, budaya, religi, kuliner dan
belanja. Salah satunya daerah yang menjadu daerah tujuan wisata Jawa Barat
adalah Bandung. Bandung merupakan ibu kota Jawa Barat, terkenal akan
kesejukan serta keindahan panorama alamnya. Selain itu, Bandung terkenal pula
sebagai kota pusat kebudayaan serta kota yang memiliki makanan khas yang
menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Berbagai jenis wisata dapat wisatawan temukan di Bandung, dimulai dari
wisata budaya, wisata belanja, wisata kuliner serta wisata alam. Keanekaragaman
wisata ini membuat Bandung selalu dipenuhi oleh wisatawan pada saat weekend,
baik oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Ini dapat terlihat
dari tingkat hunian kamar di hotel- hotel yang tersebar di Bandung selalu tinggi
dimulai dari hari Jum’at sampai dengan Minggu. Selain itu indikator lain yang
dapat menjadi acuan adalah selalu padatnya tempat- tempat wisata pada saat
weekend, serta kepadatan lalu lintas di kota Bandung pada saat weekend.
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung
Wisatawan

2010

2011

2012

Wisman

228.449

225.585

176.855

Wisnus

4.951.439

6.487.239

5.080.584

Sumber : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Bandung 2012
Ada satu daerah di Bandung yang menjadi salah satu daerah tujuan wisata
yang selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan, daerah tersebut adalah
Lembang. Lembang merupakan salah satu daerah yang termasuk kedalam wilayah
di Kabupaten Bandung Barat. Berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Bandung,
Lembang menjadi salah satu tempat favorit wisatawan untuk berwisata karena
kondisi alamnya yang masih hijau serta banyaknya pilihan atraksi wisata yang
disuguhkan, dimulai dari wisata alam, wisata kuliner hingga wisata minat khusus.
Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten
Bandung, mencakup 15 kecamatan yaitu Kecamatan Batujajar, Kecamatan
Cikalong Wetan, Kecamatan Cihampelas, Kecamatan Cililin, Kecamatan Cipatat,

3

Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan Cipongkor, Kecamatan Cisarua, Kecamatan
Gunung Halu, Kecamatan Lembang, Kecamatan Ngamprah, Kecamatan
Padalarang, Kecamatan Parongpong, Kecamatan Rongga, dan Kecamatan
Sindangkerta. Kabupaten Bandung Barat ini beribu kota di Ngamprah, berbatasan
dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara,
Kabupaten Bandung dan Cimahi di sebelah timur, Kota Bandung di sebelah
selatan, dan Kabupaten Cianjur di sebelah barat dan timur. Berdasarkan Peraturan
Daerah Jawa Barat no.1 Tahun 2008, Kabupaten Bandung Barat termasuk
kedalam Kawasan Bandung Utara. Kawasan Bandung Utara meliputi sebagian
wilayah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten
Bandung Barat dengan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh punggung
topografi yang menghubungkan puncak Gunung Burangrang, Masigit, Gedongan,
Sunda, Tangkubanparahu dan Manglayang, sedangkan di sebelah barat dan
selatan dibatasi oleh garis (kontur) 750 m di atas permukaan

laut (dpl) yang

secara geografis terletak antara 107º 27’ - 107 º Bujur Timur, 6º 44’ - 6º 56’
Lintang Selatan. Tujuan dari PERDA no.1 Tahun 2008 ini adalah mengatur
pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara berdasarkan asas
manfaat, keseimbangan, keserasian, keterpaduan, kelestarian, keadilan dan peran
serta masyarakat. Tujuan pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung
Utara adalah mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang di Kawasan
Bandung Utara untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan, serta
mewujudkan peningkatan fungsi lindung terhadap tanah, air, udara, flora dan
fauna. Sasaran pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung Utara
adalah :
1. perkuatan peran dan fungsi Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah
Kawasan Bandung Utara dalam pengendalian perkembangan Kawasan
Bandung Utara;
2. terwujudnya penataan, perlindungan dan keberlangsungan fungsi
konservasi air, tanah, flora dan fauna di Kawasan Bandung Utara serta
memulihkan daur karbon dan iklim mikro;

4

3. berfungsinya Kawasan Bandung Utara sebagai daerah tangkapan air,
peresap dan pengalir air bagi daerah bawahannya;
4. terkendalinya perubahan bentuk permukaan dan tutupan tanah.
Salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Bandung Barat adalah
Taman Wisata Alam Maribaya yang terletak di Kecamatan Lembang. Taman
Wisata Alam Maribaya mencatat total 26.459 kunjungan wisatawan selama tahun
2011. Taman Wisata Alam Maribaya memiliki potensi wisata berupa keindahan
panorama alam, air terjun dan juga pemandangan hutan yang masih alami.
Apabila wisatawan melakukan trekking di kawasan ini, wisatawan dapat
meneruskan perjalanan hingga Taman Hutan Raya Juanda yang terletak di daerah
Dago, Bandung. Banyak sekali tours & travel maupun individual travelers yang
menjadikan Lembang sebagai salah satu daerah tujuan untuk berwisata. Namun
ironis nya, hanya sedikit saja para wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata
Alam Maribaya. Ini merupakan kondisi yang sangat bertolak belakang dengan
kondisi terdahulu, dimana Taman Wisata Alam Maribaya merupakan salah satu
objek wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan.
Tabel 1.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Taman Wisata Alam Maribaya
Tahun

Jumlah Kunjungan

2010

27217

2011

26459

2012 (sampai dengan bulan Agustus 2012)

17202

Sumber : Pengelola Taman Wisata Alam Maribaya 2012
Dapat terlihat dari tabel diatas, jumlah kunjungan wisatawan ke Taman
Wisata Alam Maribaya dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Ada beberapa
faktor pemicu kemerosotan jumlah kunjungan ke Taman Wisata Alam Maribaya,
diantaranya adalah kondisi eksisting dari Taman Wisata Alam Maribaya itu
sendiri, semakin banyaknya objek wisata yang dapat dipilih oleh wisatawan yang
berkunjung ke Lembang, serta faktor minimnya promosi yang dilakukan oleh
pihak pengelola Taman Wisata Alam Maribaya. Promosi merupakan salah satu

5

aspek terpenting dalam rangka meraup kunjungan wisatawan ke sebuah objek
wisata. Promosi dapat dilakukan baik oleh pihak pengelola (internal) maupun
pihak luar (eksternal). Jenis promosi yang dilakukan pun harus disesuaikan
dengan segmentasi pasar yang dituju. Oleh karena itu, penyusunan strategi
promosi yang tepat sangat diperlukan untuk mencapai kunjungan wisatawan yang
maksimal.
Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian penulis dengan judul
Strategi Promosi Taman Wisata Alam Maribaya Sebagai Kawasan Ecotourism
Di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat..
B. Identifikasi Masalah
1. Promosi apa saja yang telah dilakukan oleh pihak pengelola Taman Wisata
Alam Maribaya?
2. Bagaimana kondisi bisnis Taman Wisata Alam Maribaya berdasarkan
analisis matriks BCG (Boston Consultant Group)?
3. Siapakah segmen pasar dari Taman Wisata Alam Maribaya?
4. Strategi promosi apa yang tepat untuk diterapkan oleh pihak pengelola
Taman Wisata Alam Maribaya?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan jenis- jenis promosi yang telah dilakukan oleh
pihak pengelola Taman Wisata Alam Maribaya.
2. Untuk menganalisis kondisi bisnis Taman Wisata Alam Maribaya
berdasarkan matriks BCG (Boston Consultant Group).
3. Untuk mendeskripsikan segmen pasar dari Taman Wisata Alam Maribaya.
4. Untuk mendeskripsikan strategi promosi yang tepat untuk diterapkan oleh
pihak pengelola Taman Wisata Alam Maribaya.
D. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada pihak pengelola Taman Wisata Alam
Maribaya dalam rangka meningkatkan promosi kawasan Maribaya.
2. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten

Bandung

Barat

dalam

rangka

pengembangan Taman Wisata Alam Maribaya.

menyusun

kebijakan

6

3. Sebagai bahan masukan kepada pelaku usaha pariwisata, dalam hal ini
adalah tours & travel untuk membantu mempromosikan Taman Wisata
Alam Maribaya sebagai kawasan ecotourism di Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat.
4. Sebagai bahan masukan kepada peneliti selanjutnya sebagai bahan
referensi dalam melakukan penelitian.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I – PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat, serta definisi operasional.
BAB II – KAJIAN TEORI
Berisi seputar teori yang digunakan selama penelitian dan kerangka
pemikiran.
BAB III – METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijabarkan mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian yang dilakukan.
BAB IV – PEMBAHASAN
Dalam bab ini semua hasil temuan selama penelitian akan dijelaskan
kemudian hasil temuan tersebut dibahas berdasarkan teori yang berlaku.
BAB V – KESIMPULAN & REKOMENDASI
Bab ini berisi kesimpulan hasil dari penelitian beserta rekomendasinya.

7

20

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka penulis
mendefinisi-operasionalkan hal sebagai berikut:
1. Fokus penelitian ini adalah penetapan strategi promosi Taman Wisata
Alam Maribaya Sebagai Kawasan Ecotourism di Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
2. Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert, Jr. (1995), konsep strategi
dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif berbeda, yaitu (1) dari
perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan
(2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually
does). Berdasarkan perspektif pertama, strtegi dapat didefinisikan
sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi
dan

mengimplementasikan

misinya.

Sedangkan

berdasarkan

perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau
respon

organisasi

terhadap

lingkungannya

sepanjang

waktu.

(Tjiptono;3,2008)
3. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk,
dan/ atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya
agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Promosi dipandang
sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran. (Tjiptono;219,2008)
Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

21

4. Dalam PP no 18 Tahun 1994 Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa wisata
alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
gejala keunikan dan keindahan alam, di taman nasional, taman hutan
raya dan taman wisata alam.
5. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas menyebutkan
bahwa kawasan (dari bahasa Jawa kuna, kawaśan yang berarti daerah
waśa, dari bahasa Sansekerta: "memerintah") artinya daerah yang
memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan
fungsional kegiatan tertentu, seperti kawasan industri, kawasan
perdagangan, dan kawasan rekreasi. (Wikipedia)

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Taman Wisata Alam Maribaya, Jalan Raya
Lembang no.105/212, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Secara
astronomis, Taman Wisata Alam Maribaya terletak di 6º 49’41”LS-6º 50’02”LS
dan 107º 39’14”BT- 107º 39’36” BT. Sedangkan secara geografis, Taman Wisata
Alam Maribaya berbatasan langsung dengan 4 desa, yaitu:
1. Desa Wangunharja disebelah Utara
2. Desa Mekarwangi disebelah Selatan
3. Desa Langensari disebelah Barat
4. Desa Cibodas disebelah Timur

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

22

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
Sumber : maps.google.com

C. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012 : 9) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional (masuk
akal, terjangkau oleh nalar manusia), empiris (dapat diamati oleh indera manusia),
dan sistematis (menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis).
Menurut Umar (2008:7), desain penelitian disesuaikan dengan tiga macam tujuan
penelitian, yaitu untuk mengetahui, mendeskripsikan, mengukur, atau kombinasi
ketiganya atas suatu fenomena tertentu, maka desain penelitianpun akan
disesuaikan dengan tujuan penelitian tersebut. Desain penelitian sendiri dapat
dibagi atas tiga macam, yaitu desain Ekploratif, Deskriptif dan Kausal.
1. Desain Ekploratif
Beberapa kegunaan penelitian penjajakan, misalnya adalah untuk
mengetahui apakah permasalahan yang diteliti dianggap masih relatif
baru atau belum jelas, untuk mengetahui apakah ada variabel-variabel
penting

yang

masih

mungkin

belum

diketahui

atau

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

belum

23

teridentifikasi dengan baik; untuk mengetahui apakah penelitian yang
akan dilakukan cukup layak; atau untuk mengetahui apakah peneliti
yakin mampu untuk melakukan penelitian yang sebenarnya atau
sebaliknya. Penelitian dengan desain ini tidak sampai pada tahapan
penyimpulan hasil, karena tujuan penelitiannya cenderung lebih
mengutamakan pada ketersediaan data yang dianggap relevan
sebanyak-banyaknya daripada ketajaman analisis datanya.
2. Desain Deskriptif
Tujuan penelitian ini bersifat suatu paparan pada variabel-variabel
yang diteliti, missalnya tentang siapa, yang mana, kapan, dan dimana,
maupun

ketergantungan

kepada

variabel

pada

sub-sub

variabelnya.Studi pada desain ini dapat dilakukan secara sederhana
atau rumit dan dapat melibatkan data kuantitaif yang dilengkapi
dengan data kualitatif. Dengan demikian, hasil penelitian dengan
desain ini akan menghasilkan informasi yang komprehensif mengenai
variabel yang diteliti.
3. Desain Kausal
Desain

kausal

berguna

untuk

mengukur

hubungan-hubungan

antarvariabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana
suatu variabel memengaruhi variabel lain. Desain kausal juga berguna
pada

penelitian

yang

bersifat

eksperimen

dimana

variabel

independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk
melihat dampaknya pada variabel dependen secara langsung.Desain ini
juga berguna pada riset yang bersifat ex-post-facto yang mencoba
mencari

hubungan-hubungan

atau

sebab-akibat

dari

variabel-

variabelnya yang datanya telah terjadi sebelumnya (bukan secara
langsung seperti pada desain eksperimen).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2012 : 14) menjelaskan
Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

24

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) yang menyatakan peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, teknik analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Metode Desktiptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2009:54).
D. Populasi dan Sampel
Dalam melakukan penelitian kegiatan pengumpulan data merupakan hal yang
sangat penting.Sebelum mengumpulkan data terlebih dahulu peneliti harus
menentukan populasi dari objek penelitian. Populasi merupakan sekelompok
objek yang dapat dijadikan sumber penelitian yang berbentuk benda-benda,
manusia ataupun peristiwa yang terjadi sebagai objek penelitian. Populasi juga
dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009; 115).
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian apabila seseorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi (Arikunto, 2006:130). Sudjana (2007:66), mendefinisikan
populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin

hasil menghitung atau

pengukuran kuantitatif maupun kualitas mengenai karakteristik-karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang dipelajari
sifat-sifatnya.
Berdasarkan uraian diatas populasi penelitian ini adalah wisatawan yang
berkunjung ke Taman Wisata Alam Maribaya. Menimbang banyaknya jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Alam Maribaya, penulis membatasi
Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

25

untuk populasi yang digunakan adalah wisatawan yang berkunjung selama bulan
Agustus 2012 yaitu sebanyak 5891 orang. Untuk mengefisienkan penelitian,
penulis melakukan sampling sebagai representasi dari populasi. Sampel disini
adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sampel menurut Sugiyono
(2012:116) ”merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tertentu”.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, penulis menggunakan
Rumus Slovin (Umar, 1999:49). Berikut adalah Rumus Slovin:

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan
Dari rumus diatas, dengan jumlah populasi 5891orang didapat jumlah sampel
sebanyak 100 orang, dengan nilai kritis yang digunakan sebesar 10 %. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan dibawah.
n = 5891 / 1 + 5891 (0,10)²
n = 1285 / 1 + 58,91
n = 1285 / 59,91
n = 98.33
n = 100
Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Cara untuk
menentukan sampel adalah accidental sampling, yaitu pemilihan sampel untuk
menjadi narasumber adalah setiap orang (wisatawan) yang berhasil dijumpai di
Maribaya, dengan batas usia minimal 17 tahun karena telah dianggap mampu
Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

26

mengambil keputusan secara rasional, serta dianggap telah mengunjungi obyek
wisata lain.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 38).
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam hal ini variabel diartikan
sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering
pula dinyataka variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam
peristiwa atau gejala yang diteliti (Wirartha, 2006:220). Variabel dalam penelitian
ini adalah :
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel
dependen (Sugiyono 2011:61). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah kondisi riil Taman Wisata Alam Maribaya.

2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varibel bebas
(Sugiyono 2011:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah objek
wisata yang bersangkutan yaitu Taman Wisata Alam Maribaya.
F. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel adalah penjelasan mengenai variabel yang diteliti
untuk mendapatkan indikator- indkator yang akan dibahas dan dijelaskan dalam
penelitian. Asep Hermawan (2006:118) mengemukakan bahwa operasionalisasi
variabel

adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel yang telah

dijelaskan secara rinci pada sub-sub sebelumnya (pengukuran variabel). Maka
operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

27

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel

Operasionalisasi Variabel
Strategi

Strategi Promosi

promosi

yang

didapat

dari

pertimbangan kondisi bisnis di Taman Wisata
Alam Maribaya berdasarkan analisis matriks
BCG (Boston Consultant Group)
Taman

Wisata

Alam Produk yang dimiliki, Promosi yang telah

Maribaya

dilakukan, Segmentasi Pasar

G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi
lapangan, wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan
data dimaksudkan untuk mendapatkan data- data yang diperlukan dalam
penelitian ini sebagai alat pendukung pembuktian hipotesis penelitian. Bila dilihat
dari sumber datanya, maka penumpulan data dapat mengunakan sumber primer,
dan sumber sekunder (Sugiyono, 2011:193). Sumber data primer adalah sumber
data yang memberikan data kepada pengumpul data. Data tersebut diperoleh dari
hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung melalui teknik
pengumpulan data tertentu.Sementara itu sember data sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang
diperoleh berasal dari dokumen-dokumen ataupun dari hasil penelitian orang lain.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
didapat dari hasil wawancara dengan pihak pengelola Taman Wisata Alam
Maribaya, observasi langsung di Taman Wisata Alam Maribaya dan hasil dari
penyebaran kuesioner kepada wisatawan yang berkunjung ke Lembang dan ke
Taman Wisata Alam Maribaya. Sedangkan data sekunder didapat dari sumberAsep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

28

sumber lain yang mendukung, namun tidak berhubungan langsung dengan objek
penelitian, yaitu melalui studi literartur dari data, dokumen-dokumen kantor yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian, buku-buku, laporan ilmiah.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Wawancara, adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Penulis
melakukan wawancara dengan pihak pengelola di Taman Wisata Alam
Maribaya, yang kemudian dirangkum menjadi pokok masalah yang akan
dibahas pada bab–bab selanjutnya.
2. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, disertai dengan pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2005:104). Orang yang
melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang
diobservasi disebut terobservasi (observe).
3. Studi Literatur, mempelajari buku-buku dari perpustakaan atau dari
internet sebagai data sekunder.
4. Dokumentasi, melakukan pemotretan terhadap objek wisata yang
diteliti dan akan dijadikan sebagai bahan lampiran pada hasil
penelitiannya.
5. Kuesioner dan data sekunder, merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Menurut Narbuko dan
Achmadi (2009:76) metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan
rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah dalam bidang yang akan
diteliti. Kuesioner dilakukan dengan menyerahakan form isian kepada
wisatawan yang berisikan tentang karakteristik pengunjung, karakteristik
perjalanan wista, objek wisata, dan preferensi pengunjung. Penyebaran
kuesioner dilakukan beberapa hari yaitu pada hari biasa (weekdays) dan
pada hari Sabtu dan Minggu (weekends).Lokasi penyebaran kuesioner
Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

29

dilakukan di beberapa tempat.Sedangkan data sekunder yaitu informasi
yang diperoleh tidak secara langsung dari responden tetapi dari pihak
ketiga dalam penelitian ini adalah pihak pengelola.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah proses penting dalam sebuah penelitian.
Analisis data digunakan untuk memproses data yang telah ditemukan oleh peneliti
sehingga data tersebut bisa menjadi sebuah kesimpulan yang dapat diterima secara
faktual. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2012 : 244).
Analisis data dalam penetian ini menggunakan dua metode yaitu analisis
kuesioner dan teknik analisis data menggunakan matriks BCG (Boston Consultant
Group).
1. Analisis Kuesioner
Teknik analisis kuesioner dilakukan karena adanya permintaan
wisatawan seperti berbagai keinginan, kebutuhan, kesukaan, dan
ketidaksukaan yang kadang-kadang berbaur dan bertentangan dalam diri
antara wisatawan maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
kuesioner untuk mengembangkan objek wisata yang berdasarkan
preferensi pengunjung.
Tata cara untuk mengolah data kuesioner adalah :
a) Pengklasifikasian pertanyaan dalam kuesioner
b) Penghitungan data yang telah didapat dari hasil pengisian
kuesioner
c) Tabulasi, memasukan data hasil kuesioner dalam bentuk tabel

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

30

d) Menganalisis hasil data keusioner yang telah diisi oleh
narasumber
Adapun rumus presentase yang digunakan untuk melihat berapa
banyak kecenderungan frekuensi jawaban responden :

F
P=

x 100%

Keterangan :
N
P = Presentase

F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel
100% = Konstanta
Setelah dilakukan perhitungan maka hasil presentase tersebut
ditafsirkan dengan kategori sebagai berikut :
0% = Tidak seorangpun
1% - 24% = Sebagian kecil
25% - 49% = Hampir setengahnya
50% = Setengahnya
51% - 47% = Sebagaian besar
75% - 99% = Hampir seluruhnya
100% = Seluruhnya
2. Analisis Matriks BCG (Boston Consultant Group)
BCG Matrix secara grafis menggambarkan secara jelas perbedaan di
antara SBU (Strategy Business Unit) melalui dua variabel, yaitu posisi
pangsa pasar dan rata- rata pertumbuhan industrinya. Berikut adalah
contoh matriks BCG.
High

Medium

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Low

31

1.0

.50

0.0

STARS

QUESTION MARKS

II

I

CASH COWS

DOGS

III

IV
Gambar 3.2 : Matriks BCG

a) Question Marks
Pada posisi ini SBU SBU memiliki pangsa pasar yang relatif
rendah dan bersaing dalam pasar industri yang pertumbuhannya
tinggi. Untuk menanggulanginya, perusahaan harus melaksanakan
strategi intensif, seperti strategi market penetration, market
development, atau product development.
b) Stars
Pada posisi ini memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki
long run opportunities terbaik dalam hal pertumbuhan dan laba.
SBU dengan pangsa pasar yang tinggi dan pertumbuhan industri
yang tinggi pula memerlukan investasi untuk memperkuat posisi
mereka. Forward Integration, backward integration, horizontal
integration, market penetration, market development, product
development, dan joint venture adalah strategi- strategi yang dapat
dipertimbangkan.
c)

Cash Cows

Pada posisi ini SBU memiliki pangsa pasar yang relatif tinggi,
tetapi mereka bersaing dalam pertumbuhan pasar yang lambat.
Strategi yang patut dipertimbangkan dalam posisi ini adalah
product development atau concentric diversification.
d)

Dogs

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

32

Pada posisi ini SBU memiliki pangsa pasar yang relatif rendah,
dan bersaing pada industri yang pertumbuhannya lemah atau
bahkan tidak ada pertumbuhan. Strategi yang layak untuk
diterapkan adalah retrenchment.

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Daluarti, Meitri H.C. (2010). Dalam Hand Out Mata Kuliah Planologi
Kepariwisataan. Bandung : Program Studi Manajemen Resort &
Leisure UPI
Fathoni, Abdurrahmat. (2005). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.
Hermawan, Asep. (2006). Penelitian Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nazir, Mohammad. (2009). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Pendit, Nyoman S. (2006). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana.
Jakarta: Pradnya Paramitha.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 Pengusahaan Pariwisata Alam Di
Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman
Wisata Alam
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Edisi 12. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tjiptono, Fandi. (2008). Strategi Pemasaran.Yogyakarta: Andi.

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Umar, Hussein. (1999). Metode Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Umar, Hussein. (2008). Strategic Management In Action. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Umar, Hussein. (2008). Desain Penelitian Karyawan MSDM Dan Perilaku
Karyawan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Undang- Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Keapariwisataan
Wirartha, I Made. (2006). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:
Andi.
Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

Asep Agung Sumpena, 2015
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA ALAM MARIBAYA SEBAGAI KAWASAN ECOTOURISM DI
KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu