IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA:Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh RINI LESTARI

0810355

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

Oleh Rini Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rini Lestari. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi)

Oleh, Rini Lestari

0810355

Disetujui dan Disahkan oleh : Pembimbing I

Drs, Muslim, M.Pd NIP. 196406061990031003

Pembimbing II

Drs. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 195509271985031001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Indonesia

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd NIP. 195803051984031002


(4)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN

DAN KEGUNAANNYA Oleh

RINI LESTARI 0810355

Penelitian ini di latar belakangi oleh hasil observasi awal pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Citigeu Sukabumi.Hasil ulangan IPA masih banyaksiswa yang mencapai nilai dibawah KKM yaitu 63, padahal target yang diharapkan 70.demikian pula cara guru melaksanakan pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Penelitian ini ditujukan pada penggunaan model Cooperative Learning Tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: (1) mengungkap bagaimana perkembangan kerjasama siswadalam pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya.(2) mengungkap peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis& Mc. Taggart dengan dua siklus, yang pada setiap siklus nya dilakukan dua tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Citigeu Sukabumi yang berjumlah 20 orang.Intsrumen yang digunakan dalam teknik pengumpulan data adalah lembar observasi, Lembar KerjaSiswa (LKS), dan lembar evaluasi.Hasil penelitian dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD menunjukan adanya peningkatan proses pembelajaran, terlihat siswa sangat senang bekerja dalam kelompoknya masing-masing, demikian pula perolehan nilai siswa dalam hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus pertama nilai rata-rata mencapai nilai 75 atau sebanyak 85%.Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 78,5 atau sebanyak 100% siswa mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Cooperative Learning Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya. Dari hasil penelitian selama dua siklus diperoleh indikasi bahwa pembelajaran dengan model cooperative learning Tipe STAD memerlukan waktu lebih banyak daripada pembelajaran konvensional.Oleh sebab itu, pengaturan waktu untuk pelaksanaan diskusi kelompok dan presentasi antar kelompok perlu dibuat secara cermat.


(5)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION MODEL TYPE STAD COOPERATIVE LEARNING TO IMPROVE STUDENT LEARNING ABOUT NATURE MATERIALS AND

USEFULNESS By RINI:LESTARI

0810355

The research was motivated by the results of preliminary observations on the subjects of science in the fourth grade SDN CitigeuSukabumi. Results IPA replicates many students who achieve value under KKM is 63, whereas the expected target of 70. as well as how teachers implement learning is still using only conventional lecture method. This research aimed at using the model type STAD cooperative learning to improve student learning outcomes of Nature Materials and usefulness. Based on these problems, the research objectives to be achieved are: (1) reveal how the development cooperation of the students in the learning style of STAD cooperative learning to improve student learning outcomes on the properties of materials and their use. (2) reveal an increase in student learning outcomes after using the model type STAD cooperative learning to improve student learning outcomes of Nature Materials and usefulness. The method used in this study was Classroom Action Research (CAR), which adapt the model Kemmis& Mc. Taggart with two cycles, which in each cycle performed two acts. The subjects were fourth grade students of SDN CitigeuSukabumi totaling 20 people. Intsrumen used in the data collection techniques is the observation sheet, Student Worksheet (BLM), and the evaluation sheet. The results using the model STAD Cooperative Learning Study showed an increase in the learning process, the students looked very happy in their own group, as well as the students' grades in the student learning outcomes has increased. In the first cycle the average value reaches a value of 75 or as much as 85%. In the second cycle increased with the average value of 78.5 or as much as 100% of students achieving grade KKM. Based on the above results it can be concluded that the use of the model type STAD cooperative learning can improve student learning outcomes in science subjects of Nature Materials and usefulness. From the results obtained during the two cycles indicate that learning style model STAD cooperative learning requires more time than conventional learning. Therefore, the timing for the implementation of inter-group discussions and group presentations need to be made carefully.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI UCAPAN TERIMA KASIH

ABSTRAK. ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …. ... 1

B. Rumusan Masalah …. ... 5

C. Hipotesis Tindakan………... 5

D. Tujuan……….. ... 6

E. Manfaat Penelitian ... . 6

F. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning) …. ... 8

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. ... 11

C. KeterampilanKerjasama………. 14

D. Hasil Belajar ... 16

E. Pembelajaran IPA……… 16

F. Konsep Sifat Bahan dan Kegunaannya... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24


(7)

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Prosedur Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA……….. 71


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun intelektual. Dengan kedewasaannya manusia diharapkan mampu bertanggungjawab atas dirinya maupun berperan aktif di dalam kehidupan masyarakat.

Upaya-upaya dalam dunia pendidikan telah banyak dilakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan terus dilaksanakan dan dikembangkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu bentuk penelitian yang sering dilakukan PTK perlu dilakukan karena masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dirasakan dalam proses pembelajaran masih bersifat konvensional, sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan dengan dilakukannya PTK diharapkan akan dapat diketahui bagaimana harusnya pembelajaran dilaksanakan agar mampu meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum dengan menggunakan model dan teknik pembelajaran yang tepat.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD).IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi. Pembelajaran IPA diharapkan bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari.


(9)

Siswa sebagai subjek pendidikan, di tuntut supaya aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan.

Pada kenyataan di lapangan terutama kelas IV B SDN Citigeu pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang disukai.Hal ini terlihat dari hasil ulangan tengah semester (UTS) yang di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari 20 siswa, hanya 40 % yang mendapatkan nilai UTS di atas KKM dan 60% mendapatkan nilai UTS di bawah KKM. Siswa yang mencapai nilai dibawah KKM yaitu 63, padahal target yang diharapkan 70.dan setelah di identifikasi ternyata ada beberapa masalah yang terjadi di dalam pembelajaran IPA yaitu:

1. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Hal ini dapat terlihat ketika proses pembelajaran, siswa tidak mau untuk bertanya dan kurang berani mengungkapkan pendapatnya.

2. Kurangnya perhatian siswa saat belajar, hal ini terbukti saat guru menyampaikan materi, sebagian siswa malah asik bicara dengan temannya dan ketika guru mengajukan pertanyaan siswa tidak mampu menjawabnya.

Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani menjawab, jika ada itu hanya beberapa siswa saja dan jika ada kendala siswa tidak berani bertanya. Nilai yang di peroleh siswa masih di bawah standar ketuntasan belajar, dimana standar


(10)

yang di gunakan adalah 70. Namun masih terdapat 60 % dari siswa dalam pembelajaran IPA mendapat nilai di bawah standar yaitu ( 40 – 60 ).

Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SDN Citigeu merupakan masalah yang harus di tanggulangi. Salah satu model pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu model pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran kooperatif ini siswa dapat belajar lebih aktif mengeluarkan pendapatnya dan suasana yang kondusif untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial seperti keterampilan bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat .

Slavin (dalam Nurasma 2008 : 1) menyatakan bahwa“ Cooperative learning methods share the idea that students work together to learn and are responsible for their teammates learning as their own” yang berarti bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok”.

Banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat di gunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif pada penelitian ini di batasi pada model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model STAD diadakan untuk pencapaian hasil belajar, Penerimaan terhadap perbedaan individu dan juga untuk pengembangan sosial.

Menurut slavin (dalam Nurasma, 2008 : 50), Model STAD adalah siswa di tempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya.


(11)

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran tipe STAD adalah model pembelajaran kelompok dengan anggota yang heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran.Model STAD ini membantu dan memotivasi semangat siswa untuk berhasil memecahkan suatu masalah secara bersama. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model yang paling sederhana, sehingga model pembelajaran tersebut dapat di gunakan oleh guru-guru yang baru memulai menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa di tuntut untuk bekerja sama, dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah memahami materi tersebut karena melalui belajar dari teman sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang di pelajari. Hal ini di dukung oleh pendapat Nur Asma (2008:3) bahwa “ Siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya”. Selanjutnya Ari (2007:96)

berpendapat bahwa “Anak-anak lebih mengerti bahasa anak daripada bahasa yang

digunakan oleh orang dewasa”.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa belajar berkelompok dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, sehingga yang di pelajari menjadi lebih bermakna bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekelilingnya. Selain itu dengan belajar kelompok akan membawa pengaruh positif terhadap diri siswa, sesuai dengan hasil penelitian.

Slavin (dalam Nurasma, 2008:44) mengatakan bahwa “ Unsur tujuan

kelompok dan tanggung jawab individual menunjukkan pengaruh positif yang nyata pada hasil belajar siswa kelas dua sampai kelas duabelas dalam seluruh mata pelajaran dan pada seluruh jenis sekolah “.


(12)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini di batasi pada materi “Sifat ahan dan Kegunaannya” pada mata pelajaran IPA kelas IV Semester I. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik membuat penelitian yang berjudul “ Implementasi Model Kooperatif Learning STAD untuk meningkatkan Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar “

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar siswa tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya melalui pembelajaran cooperative learning Tipe STAD di Kelas IV SDN Citigeu Desa Tanjungsari Kecamatan

jampangtengah Kabupaten Sukabumi” Sedangkan sub pertanyaan yang akan menjadi

fokus penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran cooperative learningtipe STAD

untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?

2. Bagaimanakah perkembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran

cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?

3. Seberapa besar hasil belajar melalui implementasi model cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?

C.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian rumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini akan diajukan rumusan hipotesis tindakan yaitu: “ melalui implementasi model Cooperative Learning tipe STAD pembelajaran IPA tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu, maka hasil belajar siswa akan meningkat”.


(13)

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk meneningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya melalui model cooperative learning Tipe STAD di Kelas IV SDN Citigeu Desa Tanjungsari Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas secara khusus adalah untuk :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran cooperative learningtipe

STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu

2. Mendeskripsikan perkembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran

cooperative learningtipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu

3. Mendeskripsikan besarnya peningkatan hasil belajar siswa melalui

implementasi model pembelajaran cooperative learningtipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu

E. Manfaat Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA di kelas IV SDN Citigeu terutama tentang sifat bahan dan kegunaannya

1. Bagi Penulis, mendapat gambaran tentang pembelajaran cooperative

learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SD.

2. Bagi siswa, Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar

menggunakan model STAD.

3. Bagi guru, bermanfaat Sebagai bahan masukan dalam menjalankan proses


(14)

4. Bagi Sekolah, di harapkan dengan dilakaukannya penelitian ini akan memberikan motivasi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.

F. Definisi Operasional

1. Model cooperative learningadalah sebuah model pembelajan

berkelompok dan data siswa kerja sama dalam memecahkan masalah atau tugas-tugas kelompoknya.

2. Tipe STAD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran siswa dalam sebuah kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang yang heterogen dalam prestasi dan jenis kelamin. Dalam pelaksanaan pembelajaran STAD, meliputi beberapa langkah yakni pertama guru memberikan materi, kedua siswa melakukan kerja kelompok dalam mengerjakan lembartugas bisa memahami materi, ketiga tes individu berupa soal evaluasi, dan yang keempat atau terakhir penghargaan kelompok pada kelompok memiliki nilai tertinggi.

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar yang dapat dilihat perubahannya menuju kearah yang lebih positif yang berkaitan dengan kemampuan kognitif dan afektif siswa. Hasil belajar dalam asfek afektif, peneliti menggunakan penelitian secara kelompok. Alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif adalah pretest dan post-test berupa essay dan dinyatakan dalam skor test. Sedangkan alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur hasi belajar afektif berupan pedoman observasi aktivitas kelompok.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal belajar siswa di kelas kemudian bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan selama ini, serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode yang digunakan penelitian dalam proses pengambilan data adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif.

Metode kulaitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis / lisan dari orng-orang dan perilaku yang diamati.

PTK merupakan salah satu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru sebagai pengelola program pendidikan.Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau kualitas pembelajaran. Dengan melakukan PTK berarti guru akan dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan dalam upaya meningkatkan pembelajaran kelas selama ini. PTK merupakan salah satu upaya untuk guru dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.Selain itu, PTK juga merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kepada sekelompok siswa di dalam sebuah ruangan atau kelas yang, yang bertujuan untuk mengelola pembelajaran sehingga kegiatan dan hasil pembelajarantersebut dapat mengalami peningkatan.


(16)

B. Model Penelitian

Rancangan model Penelitian TindakanKelas yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis & MC Taggart (Zainal Aqib 2006:23) yaitu model siklus. Pada model ini, apabila pada awal penelitian tindakan ditemukan kekurangan maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya sampai target yang diinginkan.Model ini mempunyai empat tahapan pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Secara skematis ke empat tahapan tersebut dapat digambarkan dalam bagan PTK sebagai berikut:

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc. Taggart

pelaksanaan

perencanaan pengamatan

refleksi

Siklus 3

refleksi

Siklus 1

pelaksanaan

perencanaan pengamatan

Siklus 2

pelaksanaan

perencanaan pengamatan


(17)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV terhadap konsep sifat bahan dan kegunaannya dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model siklus menurut Kemis dan Mc. Taggart ( Aqib 2006: 23). Tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam setiap tindakan dengan berpatok pada refleksi awal.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang ditetapkan adalah siswakelas IV B SDN Citigeu Desa Tanjungsari Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.Tahu pelajaran 2011-2012. Ditinjau dari letak geografis, SDN Citigeu berlokasi lumayan jauh dari pusat kota Sukabumi sehingga keberadaan fasilitas umum belum terlalu maju.

Latar belakang ekonomi masyarakat sebagian besar dari golongan ekonomi menengah kebawah. Hal tersebut dapat dilihat dari absensi harian siswa yang menunjukkan bahwa orangtua wali murid sebagian besar adalah petani, buruh, dan wiraswasta.

Siswa kelas IV B keseluruhan berjumlah 20 siswa. Bahasa ibu yang digunakan siswa sehari-hari adalah bahasa sunda

Tabel 3.1Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Sept Okt Nop Des

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Identifikasi masalah

2 Perencanaan

tindakan

3 Persiapan

4 Pelaksanaan siklus I 5 Pelaksanaan siklus II

6 Penyusunan laporan


(18)

D. Prosedur Penelitian

Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Permintaan izin dari kepala sekolah SDN Citigeu

b. Obserrvasi dan wawancara untuk mengetahui situasi dan kondisi siswa c. Identifikasi permasalahan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji buku sumber kelas IV, model-model pembelajaran dan membuat perencanaan sesuai dengan model-model pembelajaran kooperatif tipe STAD

d. Mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran dengan model

kooperatif tipe STAD

e. Membuat kesepakatan bersama guru kelas dalam pemanfaatan waktu

pelaksanaan

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru sekaligus praktis dalam pembelajaran dikelas dalam kolaborasi dengan guru kelas IV SD N citigeu yang berperan sebagai observer.Di dalam hal ini selaku praktis peneliti melakukan tindakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas IV.Sedangkan observer adalah mengamati pembelajaran atau aktivitas siswa dalam kelompok.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melakukan rencana pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut:

Siklus 1

a. Perencanaan penelitian


(19)

2) Merencanakan dan menyusun lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung

3) Merencanakan bahan soal pretes untuk menentukan nilai awal siswa 4) Merencanakan bahan diskusi dan tugas untuk kegiatan kelompok

melakukan praktek

5) Merencanakan pengelompokan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dikelas

b. Kegiatan pendahuluan

1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2) Guru dan siswa berdo’a untuk memusatkan perhatian

3) Guru mengecek kehadiran siswa

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

dengan cara menghubungkan yang telah dipelajari siswa dengan

hal-hal penting bagi mereka dan memberitahukan tentang

reward/penghargaan bagi siswa yang mendapat skor tertinggi

5) Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan pertanyaan

- Apa nama perubahan wujud dari berbagai benda?

- Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perubahan wujud benda?

6) Guru memberikan motivasi dengan menggali pengetahuan awal siswa

tentang benda yang tahan api dan kedap air

- Apakah jenis bahan jembatan yang kalian ketahui? - Apakah besi mudah terbakar oleh api?

- Apakah kegunaan dari jembatan?

- Apakah jenis bahan stoples yang kamu ketahui? - Apakah plastik mudah menyerap air?

- Apakah kegunaan dari stoples?

7) Guru membagikan soal pre-test kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari


(20)

8) Guru mendemonstrasikan pengujian bahan benda yang tahan api dengan cara membakar paku sambil memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke benda yang tahan api

9) Guru menyajikan materi tentang benda yang tahan api dan benda yang

kedap air

10)Siswa dikelompokan menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 5 anggota yang heterogen

11)Guru memberikan tugas pada tiap kelompok untuk melakukan

percobaan dan mengamati kegiatan dengan menggunakan LKS c. Observasi

1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan anggota

kelompoknya dan melakukan Tanya jawab dalam kelompoknya

2) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, melakukan tanyajawab,

bekerja sama melakukan percobaan, mengisi LKS, serta membantu kelompoknya apabila ada hal yang belum dimengerti.

3) Perwakilan kelompok menyampaikan laporan hasil kerja kelompok

4) Kelompok lain memberikan tanggapan tanggapan tentang presentasi dari kelompok yang mendapat giliran presentasi

5) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang masih belum dipahami

6) Guru memberikan koreksi tentang jawaban dan pendapat siswa

kemudian memberikan penguatan tentang benda yang tahan api dan kedap air

7) Guru memberikan penghargaaan (reward) terhadap kelompok yang

menjawab dengan benar dan member motivasi kepada semua siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

8) Siswa mengerjakan soal post-test secara individu d. Refleksi


(21)

2) Peneliti berdiskusi dengan observer

3) Peneliti mengevaluasi LKS dalam tugas kelompok

4) Peneliti mengevaluasi hasil pretes dan postes

5) Hasil refleksi dari siklus 1 yang masih memiliki kekurangan akan diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya

Siklus II

a. Perencanaan Penelitian

1) Pada siklus kedua, peneliti merencanakan rencana pembelajaran

2) Merencanakan dan menyusun lembar observasi untuk mengetahui

aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung

3) Merencanakan bahan soal pretes untuk menentukan nilai awal siswa 4) Merencanakan bahan diskusi dan tugas untuk kegiatan kelompok

melakukan praktek

5) Merencanakan pengelompokan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dikelas

b. Kegiatan pendahuluan

1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2) Guru dan siswa berdo’a untuk memusatkan perhatian

3) Guru mengecek kehadiran siswa

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

dengan cara menghubungkan yang telah dipelajari siswa dengan

hal-hal penting bagi mereka dan memberitahukan tentang

reward/penghargaan bagi siswa yang mendapat skor tertinggi

5) Guru memberikan apersepsi dengan menyajikan pertanyaan:

- Sebutkan benda-benda yang memiliki sifat tahan api? - Sebutkan benda-benda yang memiliki sifat kedap air?

6) Guru memberikan motivasi dengan menggali pengetahuan awal siswa


(22)

- Apakah bahan pembuat kaca jendela yang kalian ketahui? - Apakah kaca jendela dapat dilalui cahaya?

- Apa nama benda yang sering digunakan untuk pondasi rumahmu? - Kenapa besi sering digunakan sebagai rangka jembatan?

7) Guru membagikan soal pre-testkepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari

8) Guru mendemonstrasikan pengujian bahan benda yang tembus

pandang dengan cara menyalakan lampu senter kemudian diarahkan ke kaca sambil memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke benda yang tembus pandang

9) Guru menyajikan materi tentang benda yang tembus pandang dan benda yang kuat dan keras

10)Siswa dikelompokan menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 5 anggota yang heterogen

11)Guru memberikan tugas pada tiap kelompok untuk melakukan

percobaan dan mengamati kegiatan dengan menggunakan LKS c. Observasi

1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan anggota

kelompoknya dan melakukan Tanya jawab dalam kelompoknya

2) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, melakukan tanyajawab,

bekerja sama melakukan percobaan, mengisi LKS, serta membantu kelompoknya apabila ada hal yang belum dimengerti.

3) Perwakilan kelompok menyampaikan laporan hasil kerja kelompok

4) Kelompok lain memberikan tanggapan tanggapan tentang presentasi dari kelompok yang mendapat giliran presentasi


(23)

6) Guru memberikan koreksi tentang jawaban dan pendapat siswa kemudian memberikan penguatan tentang benda yang tembus pandang dan benda yang kuat dan keras

7) Guru memberikan penghargaaan (reward) terhadap kelompok yang

menjawab dengan benar dan member motivasi kepada semua siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

8) Siswa mengerjakan soal post-test secara individu d. Refleksi

1) Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa 2) Peneliti berdiskusi dengan observer

3) Peneliti mengevaluasi LKS dalam tugas kelompok

4) Peneliti mengevaluasi hasil pre-test dan post-test

5) Hasil refleksi dari siklus 2 yang masih memiliki kekurangan akan diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya

e. Observasi

Observasi yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan pengamatan terhadap seluruh aktivitas pembelajaran. Observer mencatat kejadian-kejadian penting untuk

kemudian dihimpun sebagai catatan lapangan lapangan selama proses

berlangsungnya pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk melihat proses dan dampak dari tindakan guru terhadap proses dan hasil belajar.

f. Refleksi Tindakan

Dalam tahap ini observer dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru di lakukan. Hal-hal yang di diskusikan adalah : menganalisis tindakan yang baru di lakukan, menjelaskan kelemaham-kelemahan penyimpangan pelaksanaan pembelajaran yang sudah di rancang, melakukan intervensi, penyimpulan data yang di peroleh selama proses pembelajaran. Hasil refleksi sebagai masukan untuk merancang pembelajaran pada tindakan selanjutnya.


(24)

Jika penelitian dilakukan melalui beberapa siklus, maka refleksi terakhir peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain untuk melanjutkan dalam kesempatan lain.

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang menginventansikan data tentang sikap dan dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya dan dilakukan dengan mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara langsung.

Observasi dalam penelitian tindakan ini betujuan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang terkait ke tindakan selanjutnya sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada tindakan atau siklus berikutnya. Dalam lembar observasiada dua aspek yang diamati yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa yang berisi indikator-indikator dari aspek yang harus ada dalam pembelajaran.

2. Lembar Kerja Kelompok

Lembar kerja kelompok yang digunakan selama penelitian ini adalah pengujian mengenai sifat benda dan kegunaannya dari benda-benda yang telah disediakan.Lembar kerja kelompok dibuat untuk mendapatkan hasil belajar secara kelompok sebagai mana yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Penilaian Kemampuan Kerjasama Individu dalam Kelompok

Selama siswa melaksanakan kerja kelompok, setiap individu akan diambil data mengenai kemampuan kerjasamanya, pengambilan data ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak siswa yang aktif atau berapa banyak siswa yang pasif/lemah melalui beberapa indikator seperti memotivasi temaan, aktif sebagai tutor, dan bertanya/meminta bantuan.


(25)

Tabel 3.2

Lembar Observasi Kerjasama Siswa

Kode Siswa

Aspek yang diamati

Temuan Memotivasi

teman

Aktif sebagai tutor

Bertanya/ meminta bantuan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Jumlah


(26)

Tes hasil belajar adalah alat untuk menggambarkan siswa dan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sifta bahan dan kegunaannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tes ini tetulis terdiri dari Postes yang dilakukan untuk memperoleh data kemampua pemahaman siswa terhadap materi setelah pembelajaran siswa terhadap materi setelah pembelajaran yang disertai dengan LKS yang dikerjakan secara berkelompok.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pada dasarnya prosedur pengolahan data dilakukan sepanjang penelitian secara berkelanjutan dari hasil pendahuluan, pelaksanaan dan akhir pelaksanaan program tindakan.Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam menyusun dan mengkaji data yang diperoleh sehingga mampu menyajikan informasi untuk menjawab masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini.

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, hal yang selanjutnya dilakukan dalah pengolahan data. Dalam pengolahan data peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data dari soal pre-test

b. Menganalisis data dari hasil kerja kelompok yang dituangkan dalam tes kinerja dalam bentuk tugas kelompok

c. Mengidentifikasi data dari penilaian individu dalam kerja kelompok d. Mengumpulkan data dari soal post-test

e. Menyiapkan hasil penelitian 2. Analisis Data


(27)

Data yang terkumpul kemudian dianalisis.Data-data tersebut berawal dari beberapa sumber yang telah dikumpulkan yaitu dari hasil observasi, kegiatan atau aktivitas siswa dan guru saat melakukan pembelajaran serta nilai siswa dalam soal tes hasil belajar dan kerja kelompok.

Analaisis data baik yang bersifat kualitatif ataupun yang bersifat kuantitatif sebelumnya dianalisis kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data yang kemudian dipresentasikan dan akan ditarik sebuah kesimpulan.

Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorikan, kemudian peneliti mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, diantaranya:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan

b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus

c. Menganalisis data dari hasil belajar siswa pada setiap siklus. Untuk mengukur pemahaman siswa dan partisipasi siswa, peneliti menggunakan pedoman skala penilaian yang di adaptasi Arikunto (2009:35) dengan modifikasi penulis sendiri yang tertera pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 yaitu sebagai berikut

Tabel 3.3 Pedoman Nilai

Nilai Kategori

85-100 Sangat baik

75-84 Baik

60-74 Cukup

40-55 Kurang

<39 Sangat kurang

Tabel 3.4


(28)

Persentase Tafsiran

100 Seluruhnya

90-99 Hampir seluruhnya

70-89 Sebagian besar

51-69 Lebih dari setengahnya

50 Setengahnya

30-49 Hamper setengahnya

1-29 Setengah kecil


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiantindakankelasyang dilakukanpadamatapelajaran

IPA tentangSifatBahandanKegunaannya di kelas IV SDN Citigeu,

dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut:

1. Penerapan model Cooperative Learningtipe

STADterbuktidapatmeningkatkanhasilbelajarsiswamerupakansuatu model belajar

yang tepatuntukdigunakandalampembelajaran IPA.

TepatnyapadamateriSifatBahandanKegunaannya.

2. Penerapan model Cooperative Learningtipe STADditerimaolehseluruhsiswa,

karenainimerupakanhal yang

barubagimerekasehinggamerekaaktifdanbersemangatdalambelajardanjugadengan

penerapan model pembelajaraninikerjasamaantarsiswamenjaditinggi.

Tanggungjawabmasing-masinganggotalebihbesar,

sertakemampuanberkomunikasimerekamenjadilebihbaikdarisebelumnya. Hal

tesebutdapatdilihatdari data observasisiswa (NA, RBA, RH, dan AR) padasikluspertamamendapatjumlahaspek yang dilakukantidaklebihbanyakdari yang tidakdilakukan, danpadasikluskeduasiswa (NA, RBA, RH, dan AR) Aspek yang dilakukannyameningkatmenjadilebihbanyakdaripada yang tidakdilakukan.

3. Hasilbelajarsiswamengalamipeningakatanpadasetiapsiklusnya. Padasiklus

Idiperolehhasilberdasarkantabel 4.6makaperolehanhasilbelajarsiswapadasiklus I yaitunilai rata-rata postessebesar 75Denganjumlahsiswa yang mencapainilai KKM IPA (70) ialah 17 orang atausebesar 85 %. Padasiklus II

diperolehhasilberdasarkan table 4.10 yaitunilai rata-rata postessebesar

87,5Denganjumlahsiswa yang mencapainilai KKM IPA (70) ialah 20 orang atausebesar 100 %.


(30)

B. Saran

SetelahmemperhatikankesimpulandalamkegiatanPenelitianTindakanKelasini makadapatdiajukanbeberapa saran sebagaiberikut:

1. PembelajaranCooperative Learning Tipe STAD

memerlukanwaktulebihbanyakdaripadapembelajarankonvesional, olehsebabitu,

pengaturanwaktuuntukpelaksanaandiskusikelompokdanpresentasiantarkelompokp erludibuatsecaracermat.

2. Guru diharapkandapatmencobamengkajidanmengimplementasikan model

pembelajarantersebuttentangmaterilainnyapadapembelajaran IPA.

3. Pendekatanpribadi guru terhadapsiswaperludilakukanagar

siswamemperolehkepercayaandiridanmerasaadasuasanabarudalampembelajaran.

4. Sebaiknyasegalabentukpersiapanterkaitpelaksanaantahapan-tahapan STAD

dipersiapkandenganlebihmatang,

terutamapadasaatpembagiankelompokbelajarkarenabiasanyasiswamemilih-milihtemanuntukmenjadikanyasatukelompok.

5. Denganterjalinnyahubungansosialdiantarasiswa, guru

diharapkandapatmembaurkankembalikelompoksiswa agar

diantarasemuasiswadapatterjalinhubungan yang baikdlam proses pembelajaran. 6. Penelitihanyamambatasipenelitianpadaaktivitaskerjasamasaatpelaksanaanya,

adabaiknyaapabilauntukpenelitianmendatang, diamatipadaaktivitas yang


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.(2006). PenelitianTindakanKelas.Jakarta :BumiAksara.

Aqib, Zaenal. (2009). PenelitianTindakanKelasUntuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung :YramaWidya.

Cooperative Learning.(2008). KeunggulanPembelajaran.(Online).Tersedia

Http://yankcute.blogspot.comkeunggulan-dan-keuntungan-pembelajaran-html (Akses 05 Nopember 2012)

DepartemenPendidikanNasional.(2006).Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta : BPCipta Jaya.

Iyus.(2008). ImplementasiPendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) UntukMeningkatkanAktivitasBelajarSiswaPadaPembelajaran IPS di SekolahDasar.Skripsi.FIP UPI Bandung.Tidakditerbitkan.

KementrianPendidikanNasional.(2010). PengembanganPendidikanBudayadan KarakterBangsa. Jakarta :Tidakditerbitkan.

Kesuma, Darma. (2011). PerencanaanPembelajaran (Bahan Ajar Mata Kuliah PerencanaanPembelajaranSekolahDasar. Bandung : FIP.

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruangKelas. Jakarta :Grasindo.

Muslichah, Asy’ari. (2006). Keterampilan Proses dalamPembelajaran IPA.Jakarta : Trenada Media.

Poejadi. (2005). KeterampilanDasar Proses. Bandung :SinarBaru.

Riani, Tita. (2012). Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipe STAD untuk MeningkatkanHasilBelajarSiswadalamPembelajaran IPA.Skripsi. FIP UPI Bandung :Tidakditerbitkan.

Rohayati, Yeyet. (2012). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk MeningkatkanHasilBelajarsiswakelas IV SDN 1 Suntajaya.Skripsi.FIP UPI Bandung.Tidakditerbitkan.


(32)

Rositawati, S. danMuharam, Aris.(2008). BSE IPA untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta :PendidikanNasional.

Slavin, Robert.(2008). Cooperative Learning (Teori, Riset, danPraktik).Bandung : Nusa Media

Trianto.(2007). Mendesain Model PembelajaranInovatifdanProgresif.Jakarta : KencanaPrenada Media Group.

Wiraatmaja, R. (2005). Model PenelitianTindakanKelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(1)

Rini Lestari, 2013

Data yang terkumpul kemudian dianalisis.Data-data tersebut berawal dari beberapa sumber yang telah dikumpulkan yaitu dari hasil observasi, kegiatan atau aktivitas siswa dan guru saat melakukan pembelajaran serta nilai siswa dalam soal tes hasil belajar dan kerja kelompok.

Analaisis data baik yang bersifat kualitatif ataupun yang bersifat kuantitatif sebelumnya dianalisis kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data yang kemudian dipresentasikan dan akan ditarik sebuah kesimpulan.

Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorikan, kemudian peneliti mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, diantaranya:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus

c. Menganalisis data dari hasil belajar siswa pada setiap siklus. Untuk mengukur pemahaman siswa dan partisipasi siswa, peneliti menggunakan pedoman skala penilaian yang di adaptasi Arikunto (2009:35) dengan modifikasi penulis sendiri yang tertera pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 yaitu sebagai berikut

Tabel 3.3 Pedoman Nilai

Nilai Kategori

85-100 Sangat baik

75-84 Baik

60-74 Cukup

40-55 Kurang

<39 Sangat kurang

Tabel 3.4


(2)

Persentase Tafsiran

100 Seluruhnya

90-99 Hampir seluruhnya

70-89 Sebagian besar

51-69 Lebih dari setengahnya

50 Setengahnya

30-49 Hamper setengahnya

1-29 Setengah kecil


(3)

Rini Lestari, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiantindakankelasyang dilakukanpadamatapelajaran IPA tentangSifatBahandanKegunaannya di kelas IV SDN Citigeu, dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut:

1. Penerapan model Cooperative Learningtipe

STADterbuktidapatmeningkatkanhasilbelajarsiswamerupakansuatu model belajar

yang tepatuntukdigunakandalampembelajaran IPA.

TepatnyapadamateriSifatBahandanKegunaannya.

2. Penerapan model Cooperative Learningtipe STADditerimaolehseluruhsiswa,

karenainimerupakanhal yang

barubagimerekasehinggamerekaaktifdanbersemangatdalambelajardanjugadengan penerapan model pembelajaraninikerjasamaantarsiswamenjaditinggi. Tanggungjawabmasing-masinganggotalebihbesar,

sertakemampuanberkomunikasimerekamenjadilebihbaikdarisebelumnya. Hal tesebutdapatdilihatdari data observasisiswa (NA, RBA, RH, dan AR) padasikluspertamamendapatjumlahaspek yang dilakukantidaklebihbanyakdari yang tidakdilakukan, danpadasikluskeduasiswa (NA, RBA, RH, dan AR) Aspek yang dilakukannyameningkatmenjadilebihbanyakdaripada yang tidakdilakukan. 3. Hasilbelajarsiswamengalamipeningakatanpadasetiapsiklusnya. Padasiklus

Idiperolehhasilberdasarkantabel 4.6makaperolehanhasilbelajarsiswapadasiklus I yaitunilai rata-rata postessebesar 75Denganjumlahsiswa yang mencapainilai KKM IPA (70) ialah 17 orang atausebesar 85 %. Padasiklus II diperolehhasilberdasarkan table 4.10 yaitunilai rata-rata postessebesar 87,5Denganjumlahsiswa yang mencapainilai KKM IPA (70) ialah 20 orang atausebesar 100 %.


(4)

B. Saran

SetelahmemperhatikankesimpulandalamkegiatanPenelitianTindakanKelasini makadapatdiajukanbeberapa saran sebagaiberikut:

1. PembelajaranCooperative Learning Tipe STAD

memerlukanwaktulebihbanyakdaripadapembelajarankonvesional, olehsebabitu, pengaturanwaktuuntukpelaksanaandiskusikelompokdanpresentasiantarkelompokp erludibuatsecaracermat.

2. Guru diharapkandapatmencobamengkajidanmengimplementasikan model pembelajarantersebuttentangmaterilainnyapadapembelajaran IPA.

3. Pendekatanpribadi guru terhadapsiswaperludilakukanagar siswamemperolehkepercayaandiridanmerasaadasuasanabarudalampembelajaran. 4. Sebaiknyasegalabentukpersiapanterkaitpelaksanaantahapan-tahapan STAD

dipersiapkandenganlebihmatang,

terutamapadasaatpembagiankelompokbelajarkarenabiasanyasiswamemilih-milihtemanuntukmenjadikanyasatukelompok.

5. Denganterjalinnyahubungansosialdiantarasiswa, guru

diharapkandapatmembaurkankembalikelompoksiswa agar

diantarasemuasiswadapatterjalinhubungan yang baikdlam proses pembelajaran. 6. Penelitihanyamambatasipenelitianpadaaktivitaskerjasamasaatpelaksanaanya,

adabaiknyaapabilauntukpenelitianmendatang, diamatipadaaktivitas yang laindalampembelajaranCooperative Learning tipe STAD ini.


(5)

Rini Lestari, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.(2006). PenelitianTindakanKelas.Jakarta :BumiAksara.

Aqib, Zaenal. (2009). PenelitianTindakanKelasUntuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung :YramaWidya.

Cooperative Learning.(2008). KeunggulanPembelajaran.(Online).Tersedia

Http://yankcute.blogspot.comkeunggulan-dan-keuntungan-pembelajaran-html (Akses 05 Nopember 2012)

DepartemenPendidikanNasional.(2006).Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta : BPCipta Jaya.

Iyus.(2008). ImplementasiPendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

UntukMeningkatkanAktivitasBelajarSiswaPadaPembelajaran IPS di SekolahDasar.Skripsi.FIP UPI Bandung.Tidakditerbitkan.

KementrianPendidikanNasional.(2010). PengembanganPendidikanBudayadan

KarakterBangsa. Jakarta :Tidakditerbitkan.

Kesuma, Darma. (2011). PerencanaanPembelajaran (Bahan Ajar Mata Kuliah

PerencanaanPembelajaranSekolahDasar. Bandung : FIP.

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di

Ruang-ruangKelas. Jakarta :Grasindo.

Muslichah, Asy’ari. (2006). Keterampilan Proses dalamPembelajaran IPA.Jakarta :

Trenada Media.

Poejadi. (2005). KeterampilanDasar Proses. Bandung :SinarBaru.

Riani, Tita. (2012). Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipe STAD untuk

MeningkatkanHasilBelajarSiswadalamPembelajaran IPA.Skripsi. FIP

UPI Bandung :Tidakditerbitkan.

Rohayati, Yeyet. (2012). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk

MeningkatkanHasilBelajarsiswakelas IV SDN 1 Suntajaya.Skripsi.FIP UPI


(6)

Rositawati, S. danMuharam, Aris.(2008). BSE IPA untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta :PendidikanNasional.

Slavin, Robert.(2008). Cooperative Learning (Teori, Riset, danPraktik).Bandung : Nusa Media

Trianto.(2007). Mendesain Model PembelajaranInovatifdanProgresif.Jakarta : KencanaPrenada Media Group.

Wiraatmaja, R. (2005). Model PenelitianTindakanKelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

Penerapan Cooperative Learning Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

0 4 21

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 1 38

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 1 24