PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMPN 2 PONTANG SERANG BANTEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

(1)

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... ... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... ...

A. Latar Belakang Masalah…...………... B. Indentifikasi dan Rumusan Masalah...………... C. Definisi Operasional…………...…...………... D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……...……...…... E. Prosedur Penelitian... BAB II BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN

MOTIVASI BERPRESTASI... A. Perbedaan Makna Motif dan Motivasi...……... B. Teori-teori Motivasi... C. Faktor-faktor Motivasi Berprestasi... D. Fungsi Motivasi... E. Ciri-ciri Motivasi Tinggi... F. Strategi Pengembangan Motivasi... G. Definisi Bimbingan dan Konseling... H. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling... I. Azas-azas Bimbingan dan Konseling... J. Tugas-tugas Bimbingan dan Konseling... BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

A. Metode Penelitian...…………... B. Teknik Pengumpulan Data Penelitian...………... C. Penyebaran dan Pengumpulan Data... D. Analisis Data Penelitian... BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN………

A. Profil Umum Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 2 Pontang Serang.…... B. Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi

Berprestasi ……… C. Uji Coba Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan

Motivasi Berprestasi SMPN 2 Pontang kabupaten Serang………... BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………...

A. Kesimpulan... B. Rekomendasi... DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN-LAMPIRAN


(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, definisi operasional, tujuan dan manfaat penelitian, serta prosedur penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktivitas. Semangat ini secara sederhana dinamakan motivasi.

Pendidikan merupakan fasilitas yang ideal dalam menumbuhkembangkan keinginan untuk berprestasi, sebab pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan kehidupan bangsa dan negara. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (pasal 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. Lebih lanjut, dalam pasal 3 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab besar untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Karena itu, di sekolah dikembangkan


(3)

2

semangat untuk meraih tujuan-tujuan pendidikan yang secara langsung merupakan prestasi yang diraih.

Semangat untuk meraih sesuatu tujuan, semangat menjalankan aktivitas, semangat untuk belajar, mengerjakan tugas-tugas, bahkan semangat dalam keseluruhan hidupnya. Karena semangat ini pula hasil usaha menjadi maksimal, maka tak jarang usahanya itu melahirkan suatu prestasi. Motivasi melahirkan prestasi dan prestasi melahirkan motivasi. Ini mengisyaratkan betapa pentingnya suatu motivasi, karena prestasi adalah suatu kebanggaan.

Bagi para siswa, prestasi belajar merupakan suatu hal yang harus mereka raih, mereka perjuangkan, dan mereka banggakan, bagi mereka yang memiliki semangat (motivasi) belajar yang tinggi, prestasi belajar akan didapatnya. Namun bagi yang semangat belajarnya rendah, tentu sulit mendapatkan prestasi.

Fenomena unik hasil dua riset tentang motivasi berprestasi. Pertama penelitian Hari Utomo (2005) tentang,” Perbedaan Motivasi Berprestasi Siswa

antara Siswa yang Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang Bukan Pengurus

OSIS,” dengan sampel 20 siswa yang menjadi pengurus OSIS dan 25 siswa yang

bukan pengurus OSIS. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan nyata antara motivasi berprestasi siswa yang menjadi pengurus OSIS cenderung mempunyai motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang bukan menjadi pengurus OSIS.

Penelitian Tina Aquarista (2005) dengan judul,” Analisis Faktor yang

Berhubungan dengan Motivasi Berprestasi pada anak jalanan Usia 15-16 Tahun

di Rumah Singgah Alang-Alang Surabaya.” Penelitian ini menggunakan cross


(4)

3

3

penelitian ini adalah (1) tidak terdapat hubungan antara kebudayaan dengan motivasi berprestasi, (2) tidak terdapat hubungan antara keluarga dengan motivasi berprestasi, (3) tidak terdapat hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi, (4) tidak terdapat hubungan antara pengakuan pencapaian dengan motivasi berprestasi, (5) tidak terdapat hubungan antara peran gender dengan motivasi berprestasi. Kesimpulannya kesemua faktor (kebudayaan, keluarga, konsep diri, pengakuan pencapaian, dan peran gender tidak terdapat hubungan dengan motivasi berprestasi.

Hasil dua penelitian di atas terdapat kontradiktif yang nyata tentang pengaruh motivasi berprestasi terhadap faktor lain. Hal ini menjadi semakin menarik untuk mengkaji lebih jauh tentang peranan motivasi berprestasi ini.

Berdasarkan pengamatan dan informasi dari para pendidik, bahwa ada indikasi terjadinya penurunan motivasi berprestasi pada siswa SMPN 2 Pontang, gejala ini terefleksikan dari kegiatan siswa sebagai berikut:

1. Siswa lebih senang duduk-duduk santai dan bergerombol dibandingkan

membaca buku menjelang ujian.

2. Siswa saling menjiplak dan membuat asal ada dalam mengerjakan tugas.

3. Siswa tidak menyukai membaca buku di ruang perpustakaan, mereka lebih

senang ngerumpi di kantin pada saat istirahat.

4. Bila diadakan pelajaran tambahan (les) di sore hari, hanya sedikit siswa yang datang.

5. Di saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, siswa jarang yang

aktif bertanya, namun saat ulangan mereka aktif bertanya-tanya.


(5)

4

7. Siswa tidak malu saat mendapat nilai rendah.

8. Berdasarkan laporan orang tua siswa banyak yang tidak belajar di rumah.

Kondisi demikian merupakan tantangan bagi guru Bimbingan dan Konseling, untuk mampu menciptakan suatu kegiatan yang menjadikan siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Karena sesuai dengan tujuan pemberian layanan Bimbingan ialah agar siswa dapat: (1) merencanakan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, dan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi (Yusuf, 2009: 49).

Dengan demikian pengembangan Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motif Berprestasi Siswa SMPN 2 Pontang Serang menjadi relevan dengan keadaan sekolah.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain; (1) Bagaimana meningkatkan motivasi berprestasi, salah satu permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah usaha guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi berprestasi. Usaha ini dipandang penting karena motivasi berprestasi akan sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar siswa dan semangat belajar para siswa. Usaha yang diwujudkan dalam meningkatkan motivasi berprestasi diantaranya dengan bimbingan dan konseling, pemberian penghargaan dan hukuman, atau melalui permainan; (2) Sehubungan di SMPN 2 Pontang belum ada guru bimbingan dan konseling, maka cara-cara yang selama ini dilakukan


(6)

5

5

oleh guru pada umumnya adalah dengan pemberian hadiah pada saat pembagian raport; (3) Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi berprestasi pada umumnya bersifat klasik, yakni pemberian nasihat. Hasilnya tidak dapat diukur dengan pasti, karena penanganannya insidental dan tanpa dukungan data; (4) Inilah peranan penting guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi berprestasi, karena guru bimbingan dan konseling telah memiliki konsep dan bekerja secara professional, sehingga permasalah siswa yang berkenaan dengan motivasi berprestasi dapat ditangani secara benar.

Seperti yang dijelaskan oleh McClelland tentang Motivasi berprestasi (McClelland, 1985:224) merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai sukses dalam suatu persaingan berdasarkan suatu keunggulan yang didasarkan pada prestasi orang lain ataupun prestasi diri sebelumnya. Motivasi ini terefleksikan dalam perilaku-perilaku, seperti pencapaian tujuan yang sulit, penentuan rekor baru, ingin sukses dalam penyelesaian tugas sulit dan mengerjakan sesuatu yang belum selesai sebelumnya. Individu tersebut menyukai tugas-tugas yang kesuksesannya tergantung pada usaha dan kemampuan maksimal mereka.

Dengan identifikasi masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah seperti apa Program Bimbingan dan Konseling yang dapat mengembangkan Motivasi Berprestasi siswa SMP Negeri 2 Pontang Serang.

Rumusan masalah dijabarkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Seperti apakah profil umum motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang Serang?


(7)

6

2. Bagaimanakah penyusunan program Bimbingan dan Konseling yang tepat

bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 2 Pontang Serang?

3. Bagaimanakah hasil uji coba program bimbingan dan konseling bagi

pengembangan motivasi berprestasi siswa? C. Definisi Operasional

1. Program Bimbingan dan Konseling

Program merupakan rancangan asas-asas atau usaha-usaha, sedangkan istilah bimbingan berasal dari kata guidance dengan kata dasar guide ini mempunyai arti menunjukan, menentukan, atau mengemudikan, selanjutnya kata bimbingan dimanaknai secara beragam, diantaranya: Mortensen and Schmuller (Yusuf & Juntika, 2008: 6) mengemukakan,”Guidance may be defined as that

part of the total educational program that helps provide the personal

opportunities and specialized staff services by which each individual can develop

to the fullest of his abilities and capacities in terms of the democratic idea;

Shertzer and Stone (Yusuf & Juntika, 2008: 6) memandang sebagai Process of

helping and individual to understand himself and his word. Uman Suherman

(2009:10) mengemukakan bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu (konseli) sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga akhli (konselor) agar individu (konseli) mampu memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sedangkan istilah konseling secara etimologis berasal dari bahasa latin ‘consilium’ yang berarti “dengan” atau “bersama”. Menurut Winkel (1991: 62), Counseling berasal dari kata counsel, yang berarti nasehat (to abtain counsel), ajuran (to give counsel),


(8)

7

7

pembicaraan (to take counsel), jadi konseling adalah upaya pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran, menurut Patterson (1967 : 227), konseling adalah upaya mempengaruhi perubahan tingkah laku secara sadar pada pihak klien, dan Natawijaya (1987 : 32 ), konseling adalah hubungan timbal balik anatara dua individu, dimana yang satu sebagai konselor, berusaha membantu klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalahmasalah yang dihadapi untuk menyongsong masa depan. Lebih lanjut Kottler dan Brown (1985 : 8 ), menjelaskan bahwa konseling adalah proses untuk merangsang berpikir agar ide- ide mengendap, berkembang dan tumbuh ke arah konsepsi pribadi, ditambahkan Uman Suherman (2009: 15), konseling merupakan hubungan yang bersifat membantu agar klien dapat tumbuh ke arah yang dipilihnya juga agar dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya; lebih lanjut S.Wilis (2004: 18), menjelaskan konseling sebagai upaya bantuan terhadap individu agar berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang senantiasa berubah. Berdasarkan pengertian ahli di atas dapat dikemukakan bahwa Program Bimbingan dan Konseling merupakan rancangan usaha-usaha pemberian bantuan kepada konseli (siswa) oleh konselor (guru) agar konseli mampu mengembangkan diri secara optimal dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya

2. Motivasi berprestasi (Achievement Motivation )

Beberapa ahli mendefinisikan Motivasi berprestasi: McClelland dan Atkinson (Buck, 1988) adalah upaya untuk mencapai sukses dengan berkompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Standar keunggulan yang dimaksud adalah


(9)

8

berupa prestasi orang lain atau prestasi sendiri yang pernah diraih sebelumnya. Heckhausen (1967) memberi pengertian motivasi berprestasi sebagai usaha keras individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding. Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas (berkaitan dengan tugas), perbandingan dengan prestasi sendiri (berkaitan dengan diri sendiri) dan perbandingan dengan orang lain (berkaitan dengan orang lain). Nana Syaodih (2007: 70) mendefinisikan motivasi berprestasi adalah motif untuk berkompetensi baik dengan dirinya atau pun dengan orang lain dalam mencapai prestasi yang tertinggi. Berdasarkan uraian di atas motivasi berprestasi adalah upaya individu (siswa) untuk meningkatkan kecakapan dirinya dalam berkompetensi dengan standar keunggulan tertentu baik dengan dirinya maupun dengan orang lain.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui profil umum motivasi berprestasi siswa SMPN 2

Pontang Serang.

b. Untuk menyusun program layanan bimbingan dan konseling bagi

pengembangan motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang Serang. c. Untuk menguji coba efektivitas program bimbingan dan konseling bagi

pengembangan motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang Serang..

2. Manfaat Penelitian


(10)

9

9

1)Pengembangan khasanah baru pemberian layanan bimbingan dan

konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi.

2)Memperkaya studi keilmuan tentang bimbingan dan konseling

berfokus pada pengembangan motivasi berprestasi. b. Secara Praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi :

1) Guru Bimbingan dan Konseling untuk lebih memaksimalkan

pelayanan dalam pengembangan motivasi berprestasi.

2) Wali Kelas, untuk memperhatikan pengelompokan siswa sehingga

dapat mendorong berkembangnya motivasi berprestasi yang secara tidak langsung akan meningkat prestasi belajar siswa.

3) Kepala Sekola ketika mengambil kebijakan sekolah untuk

mengembangkan motivasi berprestasi karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa juga meningkatkan kinerja guru.

E. Prosedur Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka Prosedur Penelitian ini akan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seberapa tinggi motivasi berprestasi mereka, yang kemudian akan dijadikan bahan awal dalam pemberian Bimbingan dan Konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran/deskripsi tentang motivasi berprestasi serta bagaimana bentuk program Bimbingan dan Konseling itu dilakukan.


(11)

10

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif, tujuannya adalah mengetahui gambaran tinggi rendahnya motivasi berprestasi siswa.

Populasi adalah seluruh siswa SMPN 2 Pontang dengan menggunakan Sampel Unrestricted Random Sample dengan teknik Sistematic Sampling, maksudnya adalah sampel ditarik langsung dari populasi dan secara sistematis sampel diambil dari sebagian populasi dengan teknik pengurutan yang sistematis. Intrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dan wawancara.

1. Langkah-langkah

Langkah-langkah dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan a. Identifikasi awal, ini dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif di

lapangan sehingga mendapat gambaran awal tingkat motivasi berprestasi mereka,meliputi observasi, wawancara, dan penyebaran inventoring.

b. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling bagi pengembangan

motif berprestasi siswa.

c. Pelaksanakan Program Bimbingan dan Konseling bagi pengembangan

motivasi berprestasi siswa. Tujuannya adalah mengupayakan terjadinya peningkatan motivasi berprestasi.


(12)

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian, penyebaran dan pengumpulan data, serta pengolahan dan analisis data penelitian.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh program bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi siswa.

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Berkenaan dengan bagaimana kondisi, proses, karakteristik, hasil dari suatu variabel.

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: (1) motivasi berprestasi siswa, (2) program bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi siswa.. Untuk mendapatkan data peneliti menentukan subjek penelitian yaitu siswa SMP Negeri 2 Pontang Kabupaten Serang pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 yang tersebar di 10 rombongan belajar (kelas). Dengan pertimbangan efesiensi waktu, biaya dan tenaga, maka subjek penelitian (siswa) tersebut diambil sebagian atau wakil dari setiap tingkatan yang membentuk sampel penelitian atau unit penelitian.

Sebagai deskripsi jumlah keseluruhan subjek, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1

SUBJEK (POPULASI) PENELITIAN MOTIVASI BERPRESTASI

NO KELAS 7 JUMLAH KELAS 8 JUMLAH KELAS 9 JUMLAH JML TOTAL

1 A 38 A 35 A 34

2 B 38 B 35 B 34

3 C 38 C 34 C 33

4 D 38 D D

152 104 101 357


(13)

Dalam pengumpulan data, peneliti menghubungi sampel/subjek yang memenuhi persyaratan, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek, yang terpenting mudah dihubungi dan terpenuhinya jumlah quota yang ditetapkan (Arikunto, 1998:114).

Untuk menentukan besarnya subjek/sampel penelitian, peneliti menggunakan rumus Yamane (Jalaludin, 1989: 82), yaitu sebagai berikut:

Keterangan: N = Ukuran Populasi

n = Ukuran Sampel Minimal

d = presisi

1 = Angka konstan

Secara kuantitatif disebut kesalahan baku, standar error yang dalam penelitian sosial besarnya antara 5% sampai 10%, dan pada penelitian ini yang diambil adalah 5%, sehingga diperoleh:

= 188,92 dibulatkan menjadi 189 siswa

Jadi jumlah sampel penelitian 189, sedangkan untuk penentuan sampel tiap kelas ditentukan secara proposional, perhitungannya sebagai berikut:

Kelas VII N= 152 X 188,92 = 80,74 dibulatkn 81 358

Kelas VIII N= 104 X 188,92 = 54,88 dibulatkn 55 358

Kelas IX N= 101 X 188,92 = 53,30 dibulatkn 53 358


(14)

52

Dengan demikian penentuan jumlah sampel untuk tiap kelas jumlahnya ditentukan secara proporsional. Penyebaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

DISTRIBUSI SAMPEL PENELITIAN

NO KELAS 7 JUMLAH KELAS 8 JUMLAH KELAS 9 JUMLAH

JML TOTAL

1

A

21

A

19

A

18

2

B

20

B

18

B

18

3

C

20

C

18

C

17

4

D

20

D

D

81

55

53

189

JUMLAH

Selanjutnya untuk mendapatkan data tentang program bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi.

Tabel 3.3

RESPONDEN VALIDASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAGI PENGEMBANGAN MOTIVASI BERPRESTASI

NO RESPONDEN JUMLAH KETERANGAN

1 Kepala Sekolah 1

2 Komite Sekolah 1

3 Guru Mata Pelajaran 5

4 Siswa 3 dari pengurus OSIS

Jumlah 10

B. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Berdasarkan cara atau teknik pengumpulan data, dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya.


(15)

memberikan jawaban “ Ya” atau “Tidak” pada setiap pertanyaan. Dalam penyekoran, kedua instrumen yang dipergunakan dengan nilai berkisar 1 dan 0. Perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4

KRETERIA PENILAIAN

ALTERNATIF JAWABAN SETIAP ITEM

NO OPTION

Positif Negatif

1 Ya 1 0

2 Tidak 0 1

SKOR

Dalam menyusun alat pengumpul data, peneliti berpedoman pada ruang lingkup variabel-variabel yang terkait. Untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpulan data, maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan ditanyakan

pada responden berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada bab II.

2. Menentukan instrumen alat pengumpul data.

3. Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel.

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang

5. akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah dibuat.

6. Menetapkan kreteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot


(16)

54

7. Membuat petunjuk pengisian angket, responden mubuhkan tanda ceklist (√) pada jawaban yang sesuai.

Aspek-aspek penelitian dijabarkan sejumlah indikator yang direalisasikan dalam bentuk pertanyaan angket yang pilihan jawabannya adalah” ya” dan “tidak”.Pilihan jawaban dua option dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pada responden untuk menjawab dan memudahkan peneliti dalam pengolahan data. Pertanyaan yang pararelkan dengan indikator sehingga mampu mengukur data penelitian.

Di bawah ini disajikan kisi-kisi instrumen dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.5

KISI-KISI MOTIVASI BERPRESTASI

Aspek Sub

Aspek Indikator

No. Pernyataan + - Motiva si Ber- Prestasi A.Mempunyai tanggung jawab pribadi

1. Bertanggung jawab

terhadap tugas-tugas/pekerjaan yang diterimanya. 1,2,4,5,6,8 9,10,12 3,7 11

2. Puas dengan hasil pekerjaan karena hasil usaha sendiri.

13,14,15 16

B.Menetapkan

nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan

1.Menetapkan nilai yang akan dicapai.

17,18,19,20 22,23,2,,26

21 25

2.Berupaya menguasai materi pelajaran secara tuntas.

27,29,30,31 32,33,34 28 C.Berusaha bekerja kreatif.

1.Gigih /giat mencari cara untuk menyelesaikan tugas.

35,36,37,38

2. Menampilkan sesuatu yang

berbeda/bervariasi

39,41,42,43 40

D.Berusaha

mencapai cita-cita.

1. Rajin mengerjakan tugas 44,45,46,47

48

2. Belajar dengan keras 49,50,51,52


(17)

Untuk menyusun program bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi, maka terlebih dahulu disusun rancangan program bimbingan. Rancangan program bimbingan tersebut kemudian dirapatkan/dimusyawarahkan untuk mendapatkan masukan dari seluruh peserta. Secara garis besar rancangan program bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang Serang akan meminta pendapat tentang hal-hal sebagai berikut.

4. Ulet dalam belajar. 63,64,65,66

67

5. Menetapkan cita-cita 68,69,70,71

E.Memiliki

tugas yang moderat.

1.Mempunyai cara untuk

mempermudah tugas-tugas yang sukar.

72,73,74,75 76

2.Memilih tugas pada tingkat kesukaran yang sedang.

77,78,79

F. Melakukan

kegiatan sebaik-baiknya

1.Tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan.

80,81,82

2.Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaati jadwal tersebut.

83,84,86,87 88

86

3.Berinisiatif untuk belajar mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru

89,90,91, 9392

4. Memiliki buku pelajaran

dan alat tulis yang

dibutuhkan dalam belajar.

94,95,96,97

G. Mengadaka

n antisipasi.

1.Mengantisipasi kegagalan

atau kesulitan yang

mungkin terjadi,

98,99,100, 101,102,104 105

103

2. Membuat persiapan belajar

.

106,108,109 ,110,111


(18)

56

Tabel 3.6

KISI-KISI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI PENGEMBANGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

TUJUAN ASPEK SUB ASPEK

Mempero leh gambaran pendapat dan saran tentang Program Bimbinga n dan Konselin g bagi Pengemb angan Motivasi Berpresta si Siswa di SMPN 2 Pontang

1.Pendapat dan saran tentang Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi Siswa

a. Pendapat tentang Program Bimbingan dan

Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi

b. Kebijakan tentang Program Bimbingan dan

Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi

c. Prospek Program Bimbingan dan Konseling bagi

Pengembangan Motivasi Berprestasi

d. Hakikat Program Bimbingan dan Konseling bagi

Pengembangan Motivasi Berprestasi

e. Kontribusi Program Bimbingan dan Konseling

bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi

f. Faktor pendukung dan penghambat Program

Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi

g. Upaya meningkatkan pelaksanaan layanan

Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi

h. Kinerja guru Pembimbing

2.Sistem Pengelolaan

Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motif Berprestasi

a. Keikutsertaan personel dalam Program

Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi

b. Jalinan hubungan personel sekolah dengan guru

pembimbing

3. Pengembangan

Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motif Berprestasi

a. Dasar Penyusunan Program (1) Perencanaan, (2)

Pengorgani- sasian, (3) Sarana, (4) Anggaran, (5) Koordinasi, (6) Pelaksanaan, (7) Penilaian

b. Keikutsertaan Personil Sekolah dalam penyusunan

program.

4.Bidang Layanan a.Aspek-aspek layanan

b.Keterlasanaan penyampaian Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi

5. Populasi layanan

Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi

a.Keluasan cakupan sasaran layanan


(19)

C. Penyebaran dan Pengumpulan Data

Ada dua kegiatan yang dilakukan penelitian sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan: Pertama, kegiatan untuk memperoleh data tentang motivasi berprestasi siswa siswa, dilakukan dengan penyebaran angket kepada seluruh responden SMPN 2 Pontang pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 mulai tanggal, 26 April 2010. Pengumpulan angket dilaksanakan secara bersamaan, data dikumpulkan dari responden dan dihitung kesesuaian jumlahnya yaitu 189 responden, kemudian dilakukan pengolahan data

Kedua, penyusunan Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motif

Berprestasi siswa, yan dilaksanakan melalui focus group discussion. 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Ukuran memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data yang mengukur variabel penelitian harus mempunyai syarat utama, yaitu validitas atau kesahihan dan relianilitas atau keajegan.

Dalam penelitian ini instrumen yang telah dinilai ahli (judgement experts) disebarkan kepada sampel yakni siswa SMPN 2 Pontang kelas VII, VIII, dan IX pada semester genap 2009/2010 , berjumlah 189 yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapaun pelaksanaan uji coba instrumen dilaksanakan sejak hari Senin, 26 April 2010 sampai dengan Sabtu, 1 Mei 2010.


(20)

58

Seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (1998: 136) bahwa, tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana variabel data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan pengujian validitas tiap butir item. Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen, peneliti mengunakan rumus koefesien korelasi (r) dengan teknik Spearman yang dengan ’

r

ho

Spearman’ Rumus ini untuk mengkorelasikan urutan tingkatan (M.Ali.1993:193),

rumusnya adalah sebagai berikut:

Arikunto (1987:211) Keterangan:

r

hoxy = koefisien korelasi tata jenjang

D = Diference (pembeda) antarjenjang setiap subjek.

N = banyaknya subjek

Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi (

r

), menggunakan teknik korelasi seperti yang dikemukakan Masrun (Sugiono, 1999:106) sebagai berikut.

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat hádala kalau

r

= 0,3 jadi

kalau korelasi antarinstrumen dengan skor total kurang 0,3 maka butir dalam instruyen tersebut tidak valid.


(21)

seleksi angket dan membuang pernyataan/ítem yang tidak valid yakni yang skor korelasinya kurang dari 0,3. Item/pernyataan yang valid yakni yang skor korelasinya sama atau lebih besar dari 0,3. Dilakukan pengolahan data lebih lanjut.

Dari hasil pengujian sitem Excel dan program SPSS for Windows versi 12.0, dengan análisis korelasi bivariat Pearson, dapat diketahui dari jumlah subjek sebanyak 40 siswa, dari seluruh ítem yang berjumlah 111, yang dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% sampai 99% sebanyak 94 item dan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 17 item, terdiri dari ítem nomor 1, 5, 11, 19, 25, 29, 31, 36, 42, 53, 61, 67, 72, 84, 85, 104, dan 107 karena berada pada tingkat kepercayaan di bawah 95%.Dengan demikian 94 item yang valid langsung bisa dipakai untuk pengumpulan data serta diolah lebih lanjut, sedangkan 17 item yang dinyatakan tidak valid langsung dibuang. Oleh karena itu, ítem alat pengungkapan data motivasi berprestasi yang dipergunakan dalam penelitian ini sebanyak 94 item. Perhitungan validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian derajat konsistensi (keajegan) instrumen pengumpul data. Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketetapan setiap item yang digunakan. Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan internal consistency sehingga pengujian tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode belah dua (split half methode) Spearman Brown, yaitu membelah dua instrumen menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.


(22)

60

(Sugiono, 1999:104) Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua

Setelah koefisiensi korelasi dan reliabilitas diperoleh, kemudian dikonsultasikan menggunakan tabel r dari product moment. Jika r hitung > dari r tabel pada taraf kepercayaan tertentu maka instrumen tersebut reliabel, dan sebaliknya, jika r hitung < dari r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Dari hasil perhitungan untuk instrumen Motivasi Berprestasi siswa, diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0,939 dengan tingkat kepercayaan 99%.

Kemudian dari hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien relibilitas total

(r

tt)

sebagai berikut.

(Arikunto, 1998)

Hasil perhitungan menunjukan bahwa

r

tt sebesar 0,9685 dengan tingkat

kepercayaan 99% atau p < 0,01. Hal ini berarti instrumen penelitian Motivasi Berprestasi memiliki tingkat ketepatan yang sangat signifikan. Dengan demikian instrumen ini dapat dipergunakan untuk penelitian. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

D. Analisis Data Penelitian

Dalam penelitian ini, difokuskan pada dua analisis data, pertama analisis data hasil diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) dan penyebaran angket untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang Serang , kedua menganalisis data dalam rangka penyusunan program bimbingan dan konseling yang tepat bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 2. Pontang Serang.

.r

tt = 2 x 0,939 1 + 0,939


(23)

bersumber dari responden (data angket motivasi berprestasi) terkumpul. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, perhitungan modus, median, mean, pengukuran tendensi sentral, perhitungan desil, persentil, deviasi, dan perhitungan prosentase.

Sedangkan untuk menganalisis data Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi Siswa adalah bersifat kualitatif. Data yang diperoleh melalui focus group discussion yaitu diskusi kelompok yang terfokus pada penyusunan program layanan bimbingan serta observasi lapangan.

Tabel 3.7

HASIL UJI COBAPROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK PENGEMBANGAN MOTIVASI BERPRESTASI

N

O Aspek Indikator

Persentase Keberhasilan

Sebelum Sesudah Kenaikan

1

Mempunyai tanggung jawab pribadi

a.Bertanggung jawab

terhadap tugas-tugas/pekerjaan yang diterimanya.

44,68% 55,97% 11,29%

b.Puas dengan hasil pekerjaan karena hasil usaha sendiri

46,30% 59,39% 13,09%

2 Menetapkan

nilai yang

akan dicapai atau

menetapkan standar unggulan

a. Menetapkan nilai

yang akan dicapai.

46,56% 60,38% 13,82%

b. Berupaya menguasai

materi pelajaran secara tuntas.

45,33% 59,79% 13,82%

3

Berusaha bekerja kreatif.

a. Gigih /giat mencari cara untuk

menyelesaikan tugas.


(24)

62

b. Menampilkan sesuatu

yang

berbeda/bervariasi.

45,37% 55,03% 9,66%

4

Berusaha mencapai cita-cita.

a.Rajin mengerjakan tugas

44,23% 53,65% 9,42%

b. Belajar dengan keras 43,39% 55,45% 12.06%

c. Tekun dalam belajar 46,41% 56,31% 9,9%

d. Ulet dalam belajar 49,47% 55,95% 6.48%

e. Menetapkan cita-cita 46,83% 52,91%

5

Memiliki

tugas yang

moderat

a. Mempunyai cara

untuk mempermudah tugas-tugas yang sukar.

52,12% 55,56% 3,44%

b.Memilih tugas pada tingkat kesukaran yang sedang.

49,91% 54,14% 4,23%

6

Melakukan kegiatan sebaik-baiknya

a.Tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan.

50,09% 54,67% 4,58%

b. Membuat jadwal

kegiatan belajar dan mentaati jadwal tersebut.

47,35% 53,17% 5,82%

c.Berinisiatif untuk belajar mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru

55,03% 65,71% 10,68%

d. Memiliki buku

pelajaran dan alat tulis yang

dibutuhkan dalam belajar.

52,91% 65,40% 12,49%

7 H.Mengadaka n antisipasi. a. Mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi,

47,75% 58,82% 11,07%

b. Membuat persiapan

belajar .


(25)

125

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan rekomndasi. A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan tafsiran penelitian yang diuraikan pada Bab IV, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum motivasi berprestasi SMPN 2 Pontang kabupaten Serang di

atas, posisi motivasi berprestasi dikategorikan kurang baik atau rendah.

2. Profil aspek motivasi berprestasi tertinggi sebelum dilaksanakan

bimbingan ada pada aspek melakukan kegiatan sebaik-baiknya, dan terendah pada aspek tanggung jawab.

3. Sebagai solusi atas rendahnya motivasi berprestasi siswa berdasarkan temuan penelitian, maka disusunlah suatu program layanan bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi siswa terutama untuk meningkatkan tanggung jawab.

4. Berdasarkan hasil uji coba program bimbingan dan konseling hasilnya cukup efektif. Terjadi peningkatan secara signifikan terhadap seluruh aspek motivasi berprestasi.

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian , membahas dan kemudian menyimpulkan hasil penelitian, di akhir tesis ini penulis mengajukan beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan pembahasan sebelumnya, sebagai berikut.


(26)

126

1. Bagi Kepala Sekolah

Setelah telaah kajian penelitian ini, akan menjadi moment yang baik apabila terus ditindaklanjuti untuk menyusun program bimbingan secara komprehensif. Kepala sekolah dapat memulainya dengan membuat kebijakan tentang penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di SMPN 2 Pontang kabupaten Serang, penunjukan personel, penyusunan program, penyediaan ruang BK, pengadaan sarana prasarana, sosialisasi dan penyediaan anggaran.

Berkenaan dengan hasil penelitian tentang motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang kabupaten Serang yang secara keseluruhan berada pada tingkat

yang rendah/kurang, maka hal ini harus menjadi perhatian untuk

menyelenggarakan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Sebab melalui uji coba program bimbingan terjadi peningkatan yang cukup signifikan, oleh karena itu penyelenggaran program layanan bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi layak untuk diterapkan di SMPN 2 Potang Kabupaten Serang.

2. Bagi Guru Bimbingan

Berkenaan dengan hasil penelitian yang menunjukkan terjadi peningkatan motivasi berprestasi secara signifikan pada seluruh aspek motivasi berprestasi. Untuk itu, direkomendasikan untuk menggunakan program bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi di sekolah.

3. Bagi Guru Mata Pelajaran

Guru Mata Pelajaran hendaknya lebih memicu motivasi berprestasi siswa melalui pemberian reward dan punismen yang tepat. Melakukan proses pembelajaran yang mampu mengondisikan siswa berperilaku tanggung jawab,


(27)

berlomba untuk unggul, kreatif, moderat, melakukan kegiatan sebaik-baiknya dan memiliki antisipasi dalam menghadapi masalah.


(28)

128

Daftar Pustaka

ACCEL, (2009) David McClelland’s Research Into Achievement

Motivation. tersedia (on line) , http//amazon.com.

Ali, Muhammad. (1993). Prosedur dan Strategi Penelitian Kependidikan. Bandung:Angkasa.

Aquarista, Tina. (2005). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan

Motivasi Berprestasi pada anak jalanan Usia 15-16 Tahun di Rumah Singgah Alang-Alang Surabaya. Jurnal Psikologika:

Pemikiran dan Penelitian Psikologi.

Arikunto,(2002).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: RinekaCipta

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi

Konselor Indonesia. Bandung: ABKIN

Depdiknas .(2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta.

Djumhur,I &.Surya, Moh. (1994). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Bandung: CV.ILMU .

DPR-RI. (2003).Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara.

Esti, Sri. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Gibson R.L. & Mitchel M.H. (1986). Introduction to Counseling and

Guidance. New York : MacMillan Publishing Company.

Gunarsa, Singgih. (1996) .Psikologis Praktis Anak, Renaja, danKelurga, Jakarta:PT. BPK Gunung Mulia. 11

Haditono, SR. (1989). Achievment Motivation, Parent’s Educational Level

andChild Learning Practice in from Occupational Groups.

Yogyakarta:Fakultas Psikologi.UGM.

Hurlock, Alizabeth B. (1980). DEVELOMENTAL PSYKOLOGY (Psikologi

Perkembangan) Jakarta: Erlangga.

Kartono, K.(1985). Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan

Industri.Jakarta: CV. Rajawali.

Koswara, E. (1995). Motivasi Teori dn Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Kottler, Jeffry & Brown, Robert.W, (1985). Introduction to therapeutic

Counseling California: Cole Publishing Company.

Mappiare, Andi. (1984).Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah Surabaya: Usaha Nasional.

Martaniah, Sri Mulyati. (1984). Motif Sosial Remaja Suku Jawa dan

Keturunan Cina diBeberapa SMA Yogyakarta Suatu Studi Perbandingan. Yogyakarta : GadjahMada University Press.


(29)

Mendiknas. (2006). Peraturan Menteri Nomor 23 tentang Standar

Kompetensi Lulusan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Natawidjaya, Rochman. (1987). Pendekatan – pendekatan Dalam

Penyuluhan Kelompok. Bandung: CV Diponegoro.

__________. (2009). Konseling Kelompok Konsep dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi

Petersen, Lindy. (2005). Stop and Think Learning ( Bagamana Memotivasi

Belajar), Jakarta: Gramedia

Prayitno (1999). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Jakarta:Penerbit Reina Cipta dan Depdikbud.

________.(1999), Profesionalisme Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Purwanto,E. (1993). Pengaruh Balikan Sosial terhadap Motivasi

Berprestasi. Tesis. Sadli, Saparinah. 1991. Intelegensi Bakat dan Tes-IQ. Gaya Favorit Press FakultasPsikologi Universitas

Indonesia. Jakarta.

Rasimin, B.S. (1982). Motivasi dalam Belajar. Jakarta:Depdikbud. Rusmana, Nandang (2009).Permainan (Game & Play).Bandung:Rizqi. ________. (2009). Konseling Kelompok bagi Anak Pengalaman Traumatis.

Bandung:Rizqi.

________. (2009).Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode,

Teknik, dan Aplikasi).Bandung:Rizqi.

Sardiman A.M, (2000) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Shertzer, Bruce dan Stone-Shelly C., (1974). Fundamental of Counseling

.Boston: Ho ugton Mifflin Company.

Sudijono, Anas. (1987). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada

Sugiono. (2008).Metoda Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyo, E. Purwanto, T.E, Budiningi, M Nasrun dan S Haryanto. (1995).Menungkatkan Motivasi Berprestasi siswa melalui

Pelatihan AtribusiKausal. IKIP Semarang.

Suherman (editor ). (2008). Konsep & Aplikasi Bimbingan & Konseling. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Suherman, Uman. (2009). Manajemen Bimbingn dan Konseling.Bandung .

Bandung: Rizki.

________. (2007). Materi Layanan Informasi dalam manajemen Bimbingn


(30)

130

Sukardi, Dewa Ketut,(200) Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

dan Konseling di Sekolah.

Sukmadinata, Nana Syaodih.(2007). Landasan Psikologi Proses

Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi (1983). Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada

_________. (1995),Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press..

Swenson, David X. (2000). ”David McClelland’s 3-Need Theory

Achievement,Affiliation, Power” dalam www.ccs.edu/

users/dswenson/web/ LEAD/McClelland.html

Tabrani, A.Rusyan, dkk, (1998). Pendekatan dalam Proses Belajar

Mengajar.Bandung: PT. Remadja Karya.

Trihendradi, Cornelius. (2005). SPSS 12 Statistik Inferen Teori dasar dan

Aplikasinya. Yogyakarta: Andi

Utomo, Hari Agus. (2005) Perbedaan Motivasi Berprestasi Antara Siswa

yang Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang bukan Pengurus OSIS di SMU YPE (Yayasan Pendidikan Ekonomi) Semarang Tahun 2004-2005. Skripsi: Universitas Negeri

Semarang.

Wasty, Soemanto , (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Willis, Sofyan S.. (2004). Konseling Individu Teori dan Praktek. Bandung :

Afabeta.

Winardi, 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajeman. Jakarta: PT.Grafindo Persada

Winkel, W.S.(1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gresindo.

Yusuf, Syamsu & Nurhisan, A Juntika. (2008).Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung : Program Pascasarjana UPI & PT Remaja

Rosdakarya.

________. (2005). Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah/Madrasah. Bandung : CV Bani Qureys.

________. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja . Bandung : Rosda

________.(2009).Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press.


(1)

125

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan rekomndasi. A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan tafsiran penelitian yang diuraikan pada Bab IV, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum motivasi berprestasi SMPN 2 Pontang kabupaten Serang di atas, posisi motivasi berprestasi dikategorikan kurang baik atau rendah. 2. Profil aspek motivasi berprestasi tertinggi sebelum dilaksanakan

bimbingan ada pada aspek melakukan kegiatan sebaik-baiknya, dan terendah pada aspek tanggung jawab.

3. Sebagai solusi atas rendahnya motivasi berprestasi siswa berdasarkan temuan penelitian, maka disusunlah suatu program layanan bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi siswa terutama untuk meningkatkan tanggung jawab.

4. Berdasarkan hasil uji coba program bimbingan dan konseling hasilnya cukup efektif. Terjadi peningkatan secara signifikan terhadap seluruh aspek motivasi berprestasi.

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian , membahas dan kemudian menyimpulkan hasil penelitian, di akhir tesis ini penulis mengajukan beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan pembahasan sebelumnya, sebagai berikut.


(2)

1. Bagi Kepala Sekolah

Setelah telaah kajian penelitian ini, akan menjadi moment yang baik apabila terus ditindaklanjuti untuk menyusun program bimbingan secara komprehensif. Kepala sekolah dapat memulainya dengan membuat kebijakan tentang penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di SMPN 2 Pontang kabupaten Serang, penunjukan personel, penyusunan program, penyediaan ruang BK, pengadaan sarana prasarana, sosialisasi dan penyediaan anggaran.

Berkenaan dengan hasil penelitian tentang motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang kabupaten Serang yang secara keseluruhan berada pada tingkat yang rendah/kurang, maka hal ini harus menjadi perhatian untuk menyelenggarakan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Sebab melalui uji coba program bimbingan terjadi peningkatan yang cukup signifikan, oleh karena itu penyelenggaran program layanan bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi layak untuk diterapkan di SMPN 2 Potang Kabupaten Serang.

2. Bagi Guru Bimbingan

Berkenaan dengan hasil penelitian yang menunjukkan terjadi peningkatan motivasi berprestasi secara signifikan pada seluruh aspek motivasi berprestasi. Untuk itu, direkomendasikan untuk menggunakan program bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi di sekolah.

3. Bagi Guru Mata Pelajaran

Guru Mata Pelajaran hendaknya lebih memicu motivasi berprestasi siswa melalui pemberian reward dan punismen yang tepat. Melakukan proses pembelajaran yang mampu mengondisikan siswa berperilaku tanggung jawab,


(3)

127

berlomba untuk unggul, kreatif, moderat, melakukan kegiatan sebaik-baiknya dan memiliki antisipasi dalam menghadapi masalah.


(4)

128

Daftar Pustaka

ACCEL, (2009) David McClelland’s Research Into Achievement Motivation. tersedia (on line) , http//amazon.com.

Ali, Muhammad. (1993). Prosedur dan Strategi Penelitian Kependidikan. Bandung:Angkasa.

Aquarista, Tina. (2005). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Berprestasi pada anak jalanan Usia 15-16 Tahun di Rumah Singgah Alang-Alang Surabaya. Jurnal Psikologika: Pemikiran dan Penelitian Psikologi.

Arikunto,(2002).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: RinekaCipta

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: ABKIN

Depdiknas .(2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta.

Djumhur,I &.Surya, Moh. (1994). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Bandung: CV.ILMU .

DPR-RI. (2003).Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara.

Esti, Sri. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Gibson R.L. & Mitchel M.H. (1986). Introduction to Counseling and Guidance. New York : MacMillan Publishing Company.

Gunarsa, Singgih. (1996) .Psikologis Praktis Anak, Renaja, danKelurga, Jakarta:PT. BPK Gunung Mulia. 11

Haditono, SR. (1989). Achievment Motivation, Parent’s Educational Level andChild Learning Practice in from Occupational Groups. Yogyakarta:Fakultas Psikologi.UGM.

Hurlock, Alizabeth B. (1980). DEVELOMENTAL PSYKOLOGY (Psikologi Perkembangan) Jakarta: Erlangga.

Kartono, K.(1985). Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri.Jakarta: CV. Rajawali.

Koswara, E. (1995). Motivasi Teori dn Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Kottler, Jeffry & Brown, Robert.W, (1985). Introduction to therapeutic

Counseling California: Cole Publishing Company.

Mappiare, Andi. (1984).Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah Surabaya: Usaha Nasional.

Martaniah, Sri Mulyati. (1984). Motif Sosial Remaja Suku Jawa dan Keturunan Cina diBeberapa SMA Yogyakarta Suatu Studi Perbandingan. Yogyakarta : GadjahMada University Press.


(5)

129

Mendiknas. (2006). Peraturan Menteri Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Natawidjaya, Rochman. (1987). Pendekatan – pendekatan Dalam

Penyuluhan Kelompok. Bandung: CV Diponegoro.

__________. (2009). Konseling Kelompok Konsep dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi

Petersen, Lindy. (2005). Stop and Think Learning ( Bagamana Memotivasi Belajar), Jakarta: Gramedia

Prayitno (1999). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Jakarta:Penerbit Reina Cipta dan Depdikbud.

________.(1999), Profesionalisme Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Purwanto,E. (1993). Pengaruh Balikan Sosial terhadap Motivasi Berprestasi. Tesis. Sadli, Saparinah. 1991. Intelegensi Bakat dan Tes-IQ. Gaya Favorit Press FakultasPsikologi Universitas Indonesia. Jakarta.

Rasimin, B.S. (1982). Motivasi dalam Belajar. Jakarta:Depdikbud. Rusmana, Nandang (2009).Permainan (Game & Play).Bandung:Rizqi. ________. (2009). Konseling Kelompok bagi Anak Pengalaman Traumatis.

Bandung:Rizqi.

________. (2009).Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi).Bandung:Rizqi.

Sardiman A.M, (2000) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Shertzer, Bruce dan Stone-Shelly C., (1974). Fundamental of Counseling .Boston: Ho ugton Mifflin Company.

Sudijono, Anas. (1987). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada

Sugiono. (2008).Metoda Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyo, E. Purwanto, T.E, Budiningi, M Nasrun dan S Haryanto. (1995).Menungkatkan Motivasi Berprestasi siswa melalui Pelatihan AtribusiKausal. IKIP Semarang.

Suherman (editor ). (2008). Konsep & Aplikasi Bimbingan & Konseling. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Suherman, Uman. (2009). Manajemen Bimbingn dan Konseling.Bandung .

Bandung: Rizki.

________. (2007). Materi Layanan Informasi dalam manajemen Bimbingn dan Konseling . Bekasi: Madani.


(6)

Sukardi, Dewa Ketut,(200) Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Sukmadinata, Nana Syaodih.(2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi (1983). Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada

_________. (1995),Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press..

Swenson, David X. (2000). ”David McClelland’s 3-Need Theory Achievement,Affiliation, Power” dalam www.ccs.edu/

users/dswenson/web/ LEAD/McClelland.html

Tabrani, A.Rusyan, dkk, (1998). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remadja Karya.

Trihendradi, Cornelius. (2005). SPSS 12 Statistik Inferen Teori dasar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Andi

Utomo, Hari Agus. (2005) Perbedaan Motivasi Berprestasi Antara Siswa yang Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang bukan Pengurus OSIS di SMU YPE (Yayasan Pendidikan Ekonomi) Semarang Tahun 2004-2005. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Wasty, Soemanto , (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Willis, Sofyan S.. (2004). Konseling Individu Teori dan Praktek. Bandung :

Afabeta.

Winardi, 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajeman. Jakarta: PT.Grafindo Persada

Winkel, W.S.(1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gresindo.

Yusuf, Syamsu & Nurhisan, A Juntika. (2008).Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Program Pascasarjana UPI & PT Remaja Rosdakarya.

________. (2005). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung : CV Bani Qureys.

________. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja . Bandung : Rosda

________.(2009).Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press.