Perancangan Busana Siap Pakai bagi Masyarakat Urban Kelas Atas dengan Karakter Aktif dan Dinamis.

(1)

i ABSTRAK

Dalam laporan ini dibahas mengenai realisasi pakaian ready-to-wear dengan judul “Urban Activ-Fast”. Inspirasi berasal dari isu yang berkaitan dengan gaya hidup masyarakat dan perkembangan teknologi, khususnya yang ada di kota-kota besar dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Isu tersebut menjadi dasar untuk melakukan inovasi dalam pakaian agar sesuai dengan gaya hidup masyarakat perkotaan.

Konsep desain menggunakan unsur yang diadaptasi dari bentuk-bentuk geometris eksterior dan interior kendaraan bermotor, serta bangunan khas kota metropolitan yang direalisasikan pada reka bahan dan siluet pakaian. Unsur eksterior yang dipakai seperti grill dan tire print.

Proses perancangan busana diawali dengan membuat konsep, melakukan observasi dan eksperimen untuk menentukan target market pakaian ready-to-wear yang dibuat. Data primer yang diperoleh berupa hasil pengalaman, observasi, dan eksperimen. Data sekunder adalah studi kepustakaan yang membantu proses desain dan produksi. Setelah menghimpun data yang diperlukan, kemudian proses yang dilakukan adalah ekseperimen reka bahan seperti teknik sablon puff, quilting dan

tucking. Proses dilanjutkan dengan realisasi dari pakaian yaitu tahap pembuatan pola

dan finalisasi koleksi. Desain busana ready-to-wear yang dibuat memiliki siluet geometris namun tetap ergonomis, sehingga nyaman digunakan oleh masyarakat perkotaan. Target konsumen yang ingin dicapai adalah wanita dewasa muda dengan rentang usia 21-30 tahun.

Tujuan yang ingin diperoleh adalah memenuhi kebutuhan sandang yang tidak hanya indah dipakai, namun menekankan juga pada fungsional pakaian. Pakaian yang dipakai oleh masyarakat dengan gaya hidup aktif, khususnya wanita dibuat dengan memperhatikan fungsi kenyamanan dan keamanan.


(2)

ABSTRACT

In this report discussed the realization of ready-to-wear clothing with title " Urban Activ-Fast". Inspiration comes from the issue related to people's lifestyles and technological developments, especially those in large cities with high population density. The issue became the basis for innovation in clothing to fit the lifestyle of the urban community.

The concept of design uses elements adapted from geometric shapes from interior and exterior of motor vehicles, also buildings in metropolis city that made into clothing materials and silhouettes. Exterior element that used is grill and tire print.

Fashion design process begins with a concept, observation and experimentation to determine the target. Primary data were obtained as the result of experience, observation, and experimentation . The secondary data is a literature study that used to support the design and production process. After collect some required data, then the process is manipulating fabric experiment such as puff screen printing technique, quilting and tucking. The production continued with the realization by making the pattern and finalize the collection. Ready - to-wear design has a geometric silhouette but still ergonomic, so it convenient to use by urban communities. The market targeting is to achieve a young adult female with an age range of 21-30 years old .

The purpose is to fulfill the needs of clothing that are not only good to wear, but also emphasizes the functional clothing. The clothes worn by people with an active lifestyle, especially for women that made with comfort and safety functions.


(3)

iii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 3

1.5 Metode Perancangan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Teori Fashion ... 6

2.2 Teori Desain ... 6

2.2.1 Unsur Desain ... 7

2.2.2 Prinsip Desain ... 7

2.3 Teori Busana ... 9

2.3.1 Jenis-jenis Busana ... 10


(4)

2.3.3 Busana berdasarkan waktu dan kesempatan ... 12

2.3.4 Fungsi Busana ... 13

2.4 Teori Warna ... 14

2.5 Teori Pola Jahit ... 16

2.5.1 Pengertian pola ... 16

2.6 Teori Reka Bahan ... 18

2.6.1 Reka Rakit (structure) ... 18

2.6.2 Reka Latar (surface)... 19

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI PERANCANGAN ... 20

3.1 Fenomena Masyarakat Perkotaan ... 20

3.1.1 Permasalahan Perkotaan ... 20

3.1.2 Perilaku Individualis Masyarakat Perkotaan... 20

3.1.3 Perwujudan Perilaku Individualis Masyarakat Kota ... 21

3.1.4 Gaya Hidup Masyarakat Perkotaan ... 21

3.2 Cardiomind sebagai Tema Trend Fashion 2014 ... 23

3.3 Busana Ready-to-Wear sebagai Jenis Busana yang Diproduksi ... 24

3.4 Reka Bahan ... 25

3.4.1 Teknik Sablon Puff ... 25

3.4.2 Teknik Quilting ... 26

3.4.3 Teknik Tucking/Obnesel ... 27

3.5 Target Market ... 27

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 29

4.1 Perancangan Umum ... 29


(5)

v

4.1.2 Material ... 31

4.1.3 Sketsa Koleksi ... 32

4.1.4 Tahapan Perancangan Umum ... 33

4.2 Perancangan Khusus ... 37

4.2.1 Desain 1 ... 37

4.2.2 Desain 2 ... 38

4.2.3 Desain 3 ... 39

4.2.4 Desain 4 ... 40

4.3 Perancangan Detail ... 41

BAB V PENUTUP ... 42

5.1 Kesimpulan ... 42

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44

BIODATA PENULIS ... 46


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.5. Skema metode perancangan secara umum ... 4

Gambar 2.3.2. Siluet H,A, dan Y ... 12

Gambar 2.4. Teori Warna... 14

Gambar 2.6.1. Teknik Reka Rakit Macramé... 18

Gambar 2.6.2. Teknik Reka Latar Sablon Puff ... 19

Gambar 3.2. Gambar Contoh Sub-Tema Machina... 24

Gambar 3.4.1. Contoh Sablon Puff ... 26

Gambar 3.4.2. Contoh Teknik Quilting ... 26

Gambar 3.4.3. Contoh Teknik Tucking/Obnesel ... 27

Gambar 3.5. Moodboard Target Market ... 28

Gambar 4.1. Moodboard Urban Activ-Fast ... 29

Gambar 4.1.1. Color Chart ... 30

Gambar 4.1.2. Material ... 31

Gambar 4.1.3. Sketsa Koleksi ... 32

Gambar 4.1.4. Tahap Pembuatan Pola ... 33

Gambar 4.1.5 .Tahap Cutting ... 34

Gambar 4.1.6. Tahap Sablon Puff , Quilting dan Tucking/Obnesel ... 35

Gambar 4.1.7. Tahap Penjahitan ... 36

Gambar 4.2.1. Ilustrasi Desain 1 ... 37

Gambar 4.2.2. Ilustrasi Desain 2 ... 38


(7)

vii

Gambar 4.2.4. Ilustrasi Desain 4 ... 40 Gambar 4.3. Ankle Boots ... 41


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: Ukuran Pola Dasar dan Pola Kecil ... 47

LAMPIRAN B: Material ... 64

LAMPIRAN C: Dokumentasi Busana ... 65

LAMPIRAN D: Gambar Teknik ... 69

LAMPIRAN E: Ilustrasi Fashion ... 85

LAMPIRAN F: Reka Bahan ... 89

LAMPIRAN G: Proses Pembuatan ... 90

LAMPIRAN H: Rincian Harga Material ... 92


(9)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang.

Modernitas berbagai segi kehidupan menuntut manusia lebih aktif serta produktif. Manusia sebagai subjek utama yang mengambil peran utama dari berbagai perubahan, termasuk perubahan lingkungan serta gaya hidup. Arti kata „modern‟ umumnya menunjukkan sesuatu yang up-to-date, baru, atau kontemporer. Pada kota modern, modernitas tidak hanya menitik beratkan pada fisik kota saja, tetapi lebih menyeluruh dengan pandangan bahwa kota membentuk satu keasatuan unsur di dalamnya yang harus nyaman untuk ditinggali, berorientasi ke masa depan, dengan aktivitas yang beragam.

Lebih spesifik pada aktivitas manusia, gambaran nyata modernitas dapat dilihat dari kehidupan kota metropolitan, dengan berkembangnya teknologi transportasi sebagai penunjang aktivitas manusia agar lebih aktif, cepat, serta produktif. Dengan berkembangnya teknologi transportasi ini menyebabkan mobilitas semakin meningkat, sehingga overpopulasi manusia serta kendaraan menjadi cerminan kehidupan perkotaan. Walaupun demikian, teknologi transportasi dapat menjadi inspirasi untuk diadaptasi dalam kebutuhan sandang manusia.

Dunia fashion merupakan salah satu aspek yang perubahanan trennya sangat cepat, serta ditentukan oleh gaya hidup manusia. Dengan peningkatan interaksi sosial akibat dari tuntutan gaya hidup tersebut, memunculkan ide-ide baru dalam dunia fashion. Inspirasi fashion yang berkaitan dengan kehidupan sosial serta lingkungan ini menjadi perhatian dan merupakan bagian dari pertumbuhan filosofi desain yaitu desain yang memperhatikan fungsionalitas yang lebih baik, kinerja, kenyamanan, efisiensi, estetika, dan sebagainya.

Pengaruh modernitas tersebut mengubah peranan wanita menjadi lebih meluas, kompleks, dan lebih dinamis. Berbeda dengan zaman dahulu dimana wanita

terkungkung dalam paradigma “dapur, sumur, kasur”. Peran wanita seolah dibatasi


(10)

berperan penting dalam hidup sosial bermasyarakat. Kini wanita memiliki peran sosial dimana dapat berkarir dalam bidang apapun dan mampu melakukan aktivitas yang beragam. Wanita modern di perkotaan di negara maju cenderung berdikari, tangguh, serta dinamis. Karakter dan gaya hidup wanita tersebut digabungkan dengan tren 2014 Machina yang menampilkan unsur teknologi transportasi masinal. Tema tersebut digunakan karena dapat mendukung karakter wanita yang ingin dimunculkan, yaitu karakter tangguh, dinamis, aktif dan cepat.

Inovasi desain pada koleksi “Urban Activ-Fast”menggunakan panduan trend

2014 BD+A, yaitu Cardiomind dengan sub-tema Machina. Sub tema Machina digunakan karena berkaitan erat dengan karakter desain visual koleksi, yaitu dari teknologi transportasi masinal. Detail eksterior dan interior mobil diadaptasi untuk desain visual dan manipulating fabric. Selain itu, karakter bold, comfort, shockproof,

durable, future oriented, serta outdoor leisure pada trend Machina juga menjadi

inspirasi karakter fungsional pada koleksi ini.

Koleksi desain yang diilhami dari gaya hidup wanita perkotaan serta sarana transportasi hadir dalam koleksi ready-to-wear, dengan target market wanita yang tinggal di perkotaan. Wanita dewasa usia produktif dari berbagai latar belakang dan pekerjaan, yang menyukai style berkarakter edgy. Kemudian karakter yang cenderung memiliki aktivitas yang padat dan mobilitas yang tinggi, serta tinggal di negara empat musim.

1.2Identifikasi masalah.

Identifikasi masalah yang menjadi indikator dalam pembuatan koleksi busana sebagai berikut;

1. Bagaimana cara menciptakan busana yang tidak hanya berkarakter secara visual, namun juga nyaman.

2. Kurangnya pakaian yang dapat memunculkan karakter tangguh, aktif dan dinamis seorang wanita.

3. Kurangnya rasa aman dan nyaman dalam hidup di kota-kota besar, khususnya masyarakat modern yang cenderung individualis. Timbul rasa


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha kecurigaan yang menimbulkan rasa tidak aman bila berinteraksi dengan orang lain.

1.3Batasan masalah.

Batasan masalah yang menjadi indikator dalam pembuatan koleksi busana sebagai berikut;

1. Jenis busana yang dibuat adalah busana ready-to-wear. 2. Desain edgy untuk wanita perkotaan di negara empat musim.

3. Reka bahan teknik sablon puff, quilting, dan tucking untuk memunculkan efek shockproof.

4. Material kain wool-cotton, kulit sintetis dan katun, dirancang untuk digunakan pada musim dingin.

1.4 Tujuan Perancangan.

Adapun perancangan koleksi yang berjudul Urban Activ-fast ini memiliki tujuan spesifik sebagai berikut;

1. Membuat koleksi dengan karakter visual yang khas, namun nyaman. 2. Membuat pakaian yang dapat memunculkan karakter tangguh seorang wanita.

3. Memberikan alternatif busana ready-to-wear kaum wanita aktif perkotaan yang menyukai style edgy di negara empat musim dengan aktivitas yang aktif dan produktif.


(12)

1.5Metode Perancangan.

Proses perancangan terbagi ke dalam 3 tahapan produksi, yakni:

1.6Sistematika Penulisan.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir, penulis melakukan pembagian yang terdiri dari lima bab, dengan urutan pembahasan sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, berisikan penjelasan latar belakang konsep yang diangkat, identifikasi masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, hingga sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Teori, menjelaskan teori yang berkaitan dengan konsep desain secara mendalam. Teori-teori yang dipakai berasal dari referensi data primer seperti observasi dan wawancara, sedangkan referensi data sekunder seperti buku, jurnal dan laporan.

Bab 3 Deskripsi objek studi perancangan, menjelaskan deskripsi inspirasi dan unsur yang digunakan dalam konsep perancangan.

Pra-produksi. Proses riset data untuk konsep yang akan diangkat. Pembuatan konsep. Pembuatan mindmap dan moodboard. Membuat sketsa desain. Menentukan material busana. Produksi. Membuat pola. Membuat toile. Cutting kain yang digunakan. Proses reka bahan. Proses penjahitan. Pasca-Produksi. Dokumentasi koleksi. Revisi dan finishing koleksi. Penyusunan portofolio dan pengesahan laporan.

Gambar 1.5 Skema metode perancangan secara umum.


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha Bab 4 Konsep perancangan, menjelaskan konsep perancangan busana mulai dari perancangan umum hingga perancangan detail.

Bab 5 Penutup, merupakan bab yang menjelaskan kesimpulan yang didapat dari serangkaian proses pembuatan koleksi busana. Selain itu terdapat kesimpulan dan saran yang diharapkan penulis dalam pengembangan rancangan yang lebih baik untuk selanjutnya.


(14)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.

Setelah melalui serangkaian proses perancangan koleksi busana berjudul Urban

Activ-Fast, maka keseimpulan yang didapat ialah tercapainya tujuan awal pembuatan

busana ready-to-wear ini. Tujuannya adalah membuat pakaian yang dapat menunjang gaya hidup serta memberikan kesan tangguh seorang wanita dengan gaya yang edgy. Selain itu menciptakan pakaian yang menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pemakainya. Hal tersebut dimunculkan lewat bahan yang tebal, reka bahan dan siluet yang longgar.

Dari berbagai proses realisasi desain yang telah dilalui, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu:

a. Kendala dalam membuat konsep yang matang dan berkesinambungan dengan desain.

b. Kendala teknis dalam proses pecah pola dari pola dasar.

c. Kendala berupa penentuan bahan dan material yang tepat agar sesuai dengan karakter yang ingin dimunculkan.

d. Kendala teknis dalam proses pembuatan reka bahan yang memakan waktu yang lama, sehingga memperlambat proses penjahitan baju utama.

Berbagai kendala tersebut tidak menjadikan percancang berhenti dalam menghasilkan koleksi busana dengan tema yang dilatarbelakangi oleh fenomena gaya hidup wanita di kota besar. Perancang menjadikan kendala tersebut sebagai tantangan yang harus diatasi dalam menghasilkan koleksi busana yang inovatif.

5.2 Saran.

Berdasarkan proses realisasi karya yang telah dilalui perancang, tentunya terdapat beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan pengalaman perancang, yaitu:

a. Pola dasar yang telah dipecah sebaiknya dicoba terlebih dahulu dengan


(15)

43

Universitas Kristen Maranatha b. Pemilihan material yang sesuai dengan karakter busana yang ingin

ditampilkan.

c. Perhatikan penggunaan bahan dan cara merawatnya. Sebagai contoh, pengunaan bahan dari kulit sebaiknya tidak terkena pemanasan berlebihan/ disetrika. Gunakan bahan kulit yang memiliki campuran kain, sehingga saat terkena pemanasan tidak cepat rusak karena mengelupas.

d. Pengunaan kain dengan karakter serat benang yang cepat terlepas, sebaiknya dilapisi dengan kain keras terlebih dahulu, dengan ketebalan yang disesuaikan.

e. Pembuatan reka bahan tucking/obnesel sebaiknya menggunakan kain yang mudah dilipat dan tidak licin, agar pada saat dijahit dan tidak meleset. f. Sebaiknya proses cutting furing dan facing dilakukan setelah penjahitan

potongan kain utama rampung. Apabila terjadi sedikit perubahan, maka furing dan facing dapat disesuaikan dengan bentuk pakaian yang telah dijahit.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aldrich, Winifred. 2008. Metric Pattern Cutting for Women’s Wear. Oxford: Blackwell Publishing.

Barthes, Roland. 1990. The Fashion System. New York: Farrar, Straus and Giroux, Inc.

Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Kennedy, Alicia, dkk. 2013. Fashion Design, Referenced: A Visual Guide to the

History, Language, and Practice of Fashion. Beverly: Rockport Publishers.

Muliawan, Porrie. 2006. Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Noe’man, Irvan, dkk. 2013. Trend Forecasting 2014: Tradition Revolution. Jakarta:

BD+A Design.

Sarlito. WS. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Schoorl, JW. 1980. Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara

Berkembang. Jakarta: PT. Gramedia.


(17)

45

Universitas Kristen Maranatha Daftar Situs untuk Pustaka:

http://angelasancartier.net/theories-of-fashion, diakses pada tanggal 12 April 2014 pukul 20.15 WIB.

http://digital.library.upenn.edu/women/eagle/congress/shermanck.html, diakses pada tanggal 5 April 2014 pukul 11.50 WIB.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/16/filosofi-desain-dan-definisi-569344.html, diakses pada tanggal 28 Mei 2014 pukul 17.40 WIB.

http://smart-pustaka.blogspot.com/2010/12/teori-warna.html, diakses pada tanggal 15 April 2014 pk 22.00 WIB.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131873964/MAKALAH%20Cakrawala%20pe nddk%20;PERMASALAHAN%20PERKOTAAN.doc, diakses pada tanggal 28 Mei 2014 pukul 18.10 WIB.


(1)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.5Metode Perancangan.

Proses perancangan terbagi ke dalam 3 tahapan produksi, yakni:

1.6Sistematika Penulisan.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir, penulis melakukan pembagian yang terdiri dari lima bab, dengan urutan pembahasan sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, berisikan penjelasan latar belakang konsep yang diangkat, identifikasi masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, hingga sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Teori, menjelaskan teori yang berkaitan dengan konsep desain secara mendalam. Teori-teori yang dipakai berasal dari referensi data primer seperti observasi dan wawancara, sedangkan referensi data sekunder seperti buku, jurnal dan laporan.

Bab 3 Deskripsi objek studi perancangan, menjelaskan deskripsi inspirasi dan unsur yang digunakan dalam konsep perancangan.

Pra-produksi. Proses riset data untuk konsep yang akan diangkat. Pembuatan konsep. Pembuatan mindmap dan moodboard. Membuat sketsa desain. Menentukan material busana. Produksi. Membuat pola. Membuat toile. Cutting kain yang digunakan. Proses reka bahan. Proses penjahitan. Pasca-Produksi. Dokumentasi koleksi. Revisi dan finishing koleksi. Penyusunan portofolio dan pengesahan laporan.

Gambar 1.5 Skema metode perancangan secara umum.


(2)

Bab 4 Konsep perancangan, menjelaskan konsep perancangan busana mulai dari perancangan umum hingga perancangan detail.

Bab 5 Penutup, merupakan bab yang menjelaskan kesimpulan yang didapat dari serangkaian proses pembuatan koleksi busana. Selain itu terdapat kesimpulan dan saran yang diharapkan penulis dalam pengembangan rancangan yang lebih baik untuk selanjutnya.


(3)

42

Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.

Setelah melalui serangkaian proses perancangan koleksi busana berjudul Urban

Activ-Fast, maka keseimpulan yang didapat ialah tercapainya tujuan awal pembuatan

busana ready-to-wear ini. Tujuannya adalah membuat pakaian yang dapat menunjang gaya hidup serta memberikan kesan tangguh seorang wanita dengan gaya yang edgy. Selain itu menciptakan pakaian yang menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pemakainya. Hal tersebut dimunculkan lewat bahan yang tebal, reka bahan dan siluet yang longgar.

Dari berbagai proses realisasi desain yang telah dilalui, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu:

a. Kendala dalam membuat konsep yang matang dan berkesinambungan dengan desain.

b. Kendala teknis dalam proses pecah pola dari pola dasar.

c. Kendala berupa penentuan bahan dan material yang tepat agar sesuai dengan karakter yang ingin dimunculkan.

d. Kendala teknis dalam proses pembuatan reka bahan yang memakan waktu yang lama, sehingga memperlambat proses penjahitan baju utama.

Berbagai kendala tersebut tidak menjadikan percancang berhenti dalam menghasilkan koleksi busana dengan tema yang dilatarbelakangi oleh fenomena gaya hidup wanita di kota besar. Perancang menjadikan kendala tersebut sebagai tantangan yang harus diatasi dalam menghasilkan koleksi busana yang inovatif.

5.2 Saran.

Berdasarkan proses realisasi karya yang telah dilalui perancang, tentunya terdapat beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan pengalaman perancang, yaitu:

a. Pola dasar yang telah dipecah sebaiknya dicoba terlebih dahulu dengan


(4)

b. Pemilihan material yang sesuai dengan karakter busana yang ingin ditampilkan.

c. Perhatikan penggunaan bahan dan cara merawatnya. Sebagai contoh, pengunaan bahan dari kulit sebaiknya tidak terkena pemanasan berlebihan/ disetrika. Gunakan bahan kulit yang memiliki campuran kain, sehingga saat terkena pemanasan tidak cepat rusak karena mengelupas.

d. Pengunaan kain dengan karakter serat benang yang cepat terlepas, sebaiknya dilapisi dengan kain keras terlebih dahulu, dengan ketebalan yang disesuaikan.

e. Pembuatan reka bahan tucking/obnesel sebaiknya menggunakan kain yang mudah dilipat dan tidak licin, agar pada saat dijahit dan tidak meleset. f. Sebaiknya proses cutting furing dan facing dilakukan setelah penjahitan

potongan kain utama rampung. Apabila terjadi sedikit perubahan, maka furing dan facing dapat disesuaikan dengan bentuk pakaian yang telah dijahit.


(5)

44

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Aldrich, Winifred. 2008. Metric Pattern Cutting for Women’s Wear. Oxford: Blackwell Publishing.

Barthes, Roland. 1990. The Fashion System. New York: Farrar, Straus and Giroux, Inc.

Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Kennedy, Alicia, dkk. 2013. Fashion Design, Referenced: A Visual Guide to the

History, Language, and Practice of Fashion. Beverly: Rockport Publishers.

Muliawan, Porrie. 2006. Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Noe’man, Irvan, dkk. 2013. Trend Forecasting 2014: Tradition Revolution. Jakarta:

BD+A Design.

Sarlito. WS. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Schoorl, JW. 1980. Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara

Berkembang. Jakarta: PT. Gramedia.


(6)

Daftar Situs untuk Pustaka:

http://angelasancartier.net/theories-of-fashion, diakses pada tanggal 12 April 2014 pukul 20.15 WIB.

http://digital.library.upenn.edu/women/eagle/congress/shermanck.html, diakses pada tanggal 5 April 2014 pukul 11.50 WIB.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/16/filosofi-desain-dan-definisi-569344.html, diakses pada tanggal 28 Mei 2014 pukul 17.40 WIB.

http://smart-pustaka.blogspot.com/2010/12/teori-warna.html, diakses pada tanggal 15 April 2014 pk 22.00 WIB.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131873964/MAKALAH%20Cakrawala%20pe nddk%20;PERMASALAHAN%20PERKOTAAN.doc, diakses pada tanggal 28 Mei 2014 pukul 18.10 WIB.