PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA.
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V A SD Negeri 1 Cikidang) Tahun Ajaran 2013-2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Agys Violentina
1003349
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
Indonesia untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa
Oleh Agys Violentina
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Agys Violentina 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V A SD Negeri 1 Cikidang) Tahun Ajaran 2013-2014
Oleh Agys Violentina
1003349
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 196110141986011001
Pembimbing II
Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. NIP. 198204262010121005
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP. 195905081984031002
(4)
v
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Hipotesis Tindakan ... 5
F. Definisi Operasional ... 5
BAB II KAJIAN TEORI ... 6
A. Hakikat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 6
B. Metode Bermain Peran (Role Playing)... 10
C. Keaktifan Belajar Siswa ... 15
(5)
vi
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
A. Metode Penelitian ... 20
B. Model penelitian ... 20
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 22
D. Prosedur Penelitian ... 22
E. Instrumen Penelitian ... 24
F. Pengolahan Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
A. Deskripsi Awal ... 28
B. Hasil Penelitian ... 30
C. Pembahasan ... 51
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 57
A. Simpulan ... 57
B. Rekomendasi ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN A Instrumen Pembelajaran dan Penelitian ... 62
LAMPIRAN B Data Hasil Penelitian ... 86
LAMPIRAN C Administrasi Penelitian ... 115
LAMPIRAN D Dokumentasi Penelitian ... 121
(6)
vii
Agys Violentina, 2014
(7)
ii
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Oleh, Agys Violentina
NIM. 1003349
Abstract: Implementing of Role Playing Methods in Materials Preparing Leaders Struggle for Indonesian Independence to Improve Student Motivation. This research is motivated by the low activity of the learning of students in the Social Studies material in Preparing Leaders Struggle for Indonesian Independence. This study examines how active student learning using Role Playing. The subjects of this study were 5th grade students of SDN 1 Cikidang 2013-2014 school year, amounting to 28 people. The research method used was Classroom Action Research (CAR) with Kemmis and Mc. Taggart model (Wiriaatmadja, 2005). Each cycle includes action planning, implementation, observation and reflection. Data collected through observation, tests, and kuiseoner. The results showed that pre-cycle observations of student motivation only reaches 33.93%, in the category of Less. In the first cycle the activity increased to 67.85% in the good category and the second cycle increased to 83.03% at Very Good category.
Abstrak: Penerapan Metode Role Playing dalam Materi Perjuangan Para Tokoh dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Perjuangan Para Tokoh dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini mengkaji bagaimana keaktifan belajar siswa dengan menggunakan metode Role Playing. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SDN 1 Cikidang tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 28 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005). Setiap siklus meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes, dan kuiseoner. Hasil pengamatan pra siklus menunjukkan bahwa kekatifan belajar siswa hanya mencapai 33,93%, berada pada kategori Kurang. Pada siklus I keaktifan meningkat menjadi 67,85% berada pada kategori Baik dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 83,03% berada pada kategri Baik Sekali.
(8)
iii
(9)
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian
IlmuPengetahuanSosial (IPS)menurutSapriya (2009 : 12), di tingkatsekolahpadadasarnyabertujuanuntuk:
Mempersiapkan para pesertadidiksebagaiwarganegara yang menguasaipengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikapdannilai
(attitudes and values) yang
dapatdigunakansebagaikemampuanmemecahkanmasalahpribadiataumasala hsosialsertakemampuanmengambilkeputusandanberpartisipasidalamberba gaikegiatankemasyarakatan agar menjadiwarganegara yang baik.
Pembelajaran IPS di
sekolahdasarbertujuanuntukmendidikdanmemberibekalkemampuandasarkepadasis
wauntukmengembangkandirisesuaidenganbakat, minat,
kemampuandanlingkungannya,
sertasebagaibekalbagisiswauntukmelanjutkanpendidikankejenjang yang lebihtinggi.Untukitusiswamembutuhkansuatupolapembelajaranaktif yang mampumemfasilitasisiswauntukdapatmengembangkanbakat,
minatdankemampuan yang adapadadirisiswaitusendiri.
Belajarsecaraaktifberartiketerlibatansiswadalamaktivitaspembelajaransang
atdominan.Keaktifansiswaselama proses
belajartergantungpadainteraksisiswadenganlingkungannya, seperti yang
dikemukakanT. Raka Joni (dalamSudjana, 2008 : 25),
“Peristiwabelajarterjadiapabilasubjekdidiksecaraaktifberinteraksidenganlingkunga
nbelajar yang diaturoleh guru.”Belajarmerupakanupayamenciptakanlingkungan agar
siswadapatmemperolehpengetahuanmelaluiketerlibatannyasecaraaktifdalamkegiat anbelajar.
Padakenyataannya, pembelajaran IPS di
(10)
hanyamentransferkanilmunyapadasiswadantidakmelibatkansiswasecaraaktifdalam
proses pembelajaran. Guru berusahamenyajikan, memberikan,
memindahkandanmenanamkanpengetahuan IPS
sebanyak-banyaknyakepadapesertadidikdantidakmemberikankesempatankepadamerekauntu kmengkonstruksipengetahuannyasendiri. Hal iniserupadenganapa yang ditemukanpenelitisaatmelakukanobservasi di kelas V A SDN 1 CikidangdalammateriPerjuangan Para TokohdalamMempersiapkanKemerdekaan Indonesia padatanggal 7 Maret 2014. Berikutbeberapapermasalahan yang ditemukanpeneliti.
1. Pembelajaranhanyaberpusatpada guru. Selamapembelajaranberlangsung, guru hanyaberceritadanmemintasiswamencatatapa yang ada di papantulis.
Siswatidakterlibatsecaralangsungdalam proses
pembelajarandanhanyaberperansebagaipenerimailmu.
2. Metode yang digunakankurangvariatif. Metodepembelajaran yang digunakanhanyaceramah, tanyajawabdanpenugasan. Materi IPS yang terlalubersifatinformatifdanmenuntutaspekkognitif (hapalan) sajamembuatsiswabosandankurangantusiasdalammengikutipembelajaran.
Banyaksiswa yang tidakmemperhatikanpenjelasan guru
dancenderungmelakukankegiatannyamasing-masing.
3. Guru tidakmemfasilitasisiswauntukmelakukanaktivitasbelajar. Tidakadasiswa
yang bertanyaataupunmenanggapipenjelasan guru
saatpembelajaranberlangsungwalaupunadabagian yang belummerekapahami. Saatdiberikankesempatanuntukbertanyamerekahanyaberdiamdiriterlihattakutm engajukanpertanyaan, tidakterdoronguntukmelakukanaktivitas yang memberikanpengalaman yang dibutuhkanuntukpengembangankonsep.
Kondisiinimenunjukanbahwapembelajaran IPS di SDN 1
Cikidangmasihbelummampumenciptakansuasanabelajaraktif di kelas, padahalkeaktifansiswadalambelajarberdampak pula padahasilbelajar yang
diperolehsiswapadaakhirpembelajaranataukompetensidasar yang
diharapkantercapai.Semakinaktifsiswadalam proses pembelajaran, makaakansemakinpahamsiswadenganmateri yang dipelajari.
(11)
3
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untukmengatasikondisitersebut, diperlukansuatumetodepembelajaran yang
dapatmelibatkansiswasecaraaktifdandominandi dalam proses
pembelajaranagarsiswamampumengembangkanbakat, minat, dankemampuan
yang adapadadirinya. Metoderelevan yang
diharapkanmampumengatasimasalahiniadalahmetodebermainperan (Role Playing).
MetodeRole
Playingmerupakanmetodemengajardimanapesertadidikdimintauntukmemerankant okohhidupataubendamatisesuaidenganimajinasidanpenghayatannya.Metodeinime milikikelebihansepertimenarikperhatianbelajarsiswa,
memudahkansiswamemahamimateripelajaran, mengembangkanbakatseni yang terpendamdaridirisiswa, melatihkerjasama, menumbuhkan rasa percayadiri, melatihkomunikasidanmembantusiswamengambilnilai moral dariperan yang dimainkan.
Metodeinimelibatkansiswasecaraaktifdalam proses pembelajaran, karenaselamapembelajaransiswaakandituntutuntukselalumelakukanaktivitasbelaja r. Dimulaidariberdiskusiuntukmemilihperan, menghafal dialog danberlatih dialog bersamateman, melakukanpemeranan, danmenjadipengamatpemeranan, sehinggadiharapkandenganmetodeinipesertadidikdapatmemperolehpengalamandar iperan yang merekaperankandandapatturutberperanaktif di dalam proses pembelajaran.
Berdasarkanlatarbelakangmasalahtersebut,
penelititertarikuntukmelakukanpenelitiantindakankelas yang
berjudul,“PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI
PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA.”
B. RumusanMasalahPenelitian
Berdasarkanuraian di atas, makapermasalahan yang
(12)
a. BagaimanapelaksanaanpembelajaranmetodeRole Playingpadamatapelajaran
IPS denganmateriPerjuangan Para
TokohdalamMempersiapkanKemerdekaanIndonesia
dalammeningkatkankeaktifanbelajarsiswakelas V A di SD Negeri 1 Cikidang? b. Bagaimanakeaktifanbelajarsiswakelas V A padamatapelajaran IPS
denganmateriPerjuangan Para TokohdalamMempersiapkanKemerdekaan
Indonesia di SD Negeri 1
CikidangdenganmenggunakanmetodepembelajaranRole Playing?
C. TujuanPenelitian
Tujuandilakukannyapenelitianiniadalahsebagaiberikut: a. UntukmendeskripsikanpelaksanaanpembelajaranmetodeRole
Playingpadamatapelajaran IPS denganmateriPerjuangan Para
TokohdalamMempersiapkanKemerdekaan Indonesia
dalammeningkatkankeaktifanbelajarsiswakelas V A di SD Negeri 1 Cikidang, b. Untukmenganalisisdanmendeskripsikankeaktifanbelajarsiswakelas V
Apadamatapelajaran IPS denganmateriPerjuangan Para Tokoh Masa dalamMempersiapkanKemerdekaan Indonesia di SD Negeri 1 CikidangdenganmenggunakanmetodepembelajaranRole Playing.
D. ManfaatPenelitian
Manfaat yang diharapkandaripenelitianiniadalahsebagaiberikut: 1. BagiSiswa
DenganmenggunakanmetodeRole Playingpadamatapelajaran IPS
diharapkansiswalebihtermotivasiuntukbelajar IPS
dandapatlebihberperanaktifdalamkegiatanpembelajaran. 2. Bagi Guru
PenggunaanmetodeRole Playingpadamatapelajaran IPS
diharapkandapatmemberimasukandanpertimbanganbagi guru
untukmenggunakanmetodepembelajaran yang
lebihbervariasigunameningkatkankeprofesionalannyadalammelaksanakanpembela jaran yang efektif.
(13)
5
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. BagiSekolah
Hasilpenelitiandapatdijadikansumberinformasidalamrangkaperbaikan
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
sehinggatujuanpenyelenggaraanpendidikan di sekolahdapatdicapaisecara optimal. 4. BagiPenulis
Manfaatpenelitianbagipenulisadalahuntukmenambahwawasandalampembe
lajaran IPS danmemberikanpengalaman yang
dapatdijadikanbekaldalammenghadapitugas di lapangan, sertapeningkatankualitas proses pembelajarandanhasilbelajar di kelas.
E. HipotesisTindakan
Hipotesistindakandalampenelitianiniadalah, “MetodeRole Playingdalampembelajaran IPS materiPerjuangan Para TokohdalamMempersiapkanKemerdekaan
Indonesiadapatmeningkatkankeaktifanbelajarsiswa.” F. DefinisiOperasional
1. MetodeRole
Playingmerupakanmetodemengajardimanapesertadidikdimintauntukmemeran kantokohhidupataubendamatisesuaidenganimajinasidanpenghayatannya. DalammetodeRole Playing, siswadilibatkansecaraaktifdalam proses pembelajaran.
Siswadiberikankesempatanuntukmemahamipengalamandariperan yang sedangdiperankannya.MetodeRole Playingdapatditerapkanpadapengajaran IPS
pokokbahasanperanantokoh-tokohataupun masa-masa
kerajaankarenaselainmelibatkanaspekkognitif, metodeinijugamelibatkanaspekafektifdanpsikomotor. Aspekkognitifmeliputipemecahanmasalah,
aspekafektifmeliputisikapdanmengembangkanempatiatasdasartokoh yang merekaperankan, sertaaspekpsikomotorsaatsiswamelakukankegiatanRole Playing.
(14)
2. Keaktifansiswadalambelajarmerupakankegiatan yang dilakukansiswabaikituaktivitasfisikmaupunnonfisikdimanasiswaturutberpartisi pasidalam proses pembelajaranuntukmengkonstruksipengetahuannyasendiri. Belajarsecaraaktifberartiketerlibatansiswadalamaktivitaspembelajaransangatdo minan.
(15)
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas sendiri difokuskan pada penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan sengaja oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran mereka selama di dalam kelas. Proses perbaikan pembelajaran tersebut dapat berupa perbaikan hasil belajar siswa, aktivitas siswa, pengelolaan kelas dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas. Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.
B. Model Penelitian
Model yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah model siklus Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005) yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan perencanaan pelaksanaan dan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Rencana dibuat berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah kegiatan pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan observasi. 3. Observasi
Tahap observasi adalah tahap pengamatan kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan dilaksanakan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Tahap ini dilaksanakan dengan bantuan wali kelas dan teman sejawat yang menjadi observer. Tugas observer adalah
(16)
mengamati aktivitas guru dan keaktifan siswa. Peneliti juga turut mengobservasi keaktifan siswa. Hasil dari observasi didiskusikan untuk melihat tindakan apa yang dilaksanakan selanjutnya. Hasil diskusi dijadikan renungan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
4. Refleksi
Dalam tahap ini peneliti harus memahami, memaknai, dan membuat suatu perubahan pembelajaran atas dasar permasalahan yang terjadi. Peneliti harus dapat menemukan cara untuk perbaikan pembelajaran agar lebih baik lagi. Hasil dari refleksi ini memunculkan suatu perencanaan yang baru untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.
Berikut bagan prosedur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005).
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan / Pengumpulan
Data I Refleksi I
Permasalahan Baru Hasil Refleksi
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pengamatan / Pengumpulan
Data II
Siklus I
Siklus II
(17)
22
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Cikidang pada semester genap di bulan Mei 2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas V A SDN 1 Cikidang tahun ajaran 2013-2014 berjumlah 28 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Alasan dipilihnya kelas V A sebagai subjek penelitian adalah karena rendahnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini berbentuk siklus, banyaknya siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti. Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. 1. Perencanaan
a. Melakukan observasi di kelas V A SDN 1 Cikidang
b. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 1 Cikidang untuk mengadakan penelitian di bulan Mei
2. Siklus I
a. Tahap perencanaan
1) Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian, yaitu Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI dengan metode bermain peran 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I
3) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran dengan metode bermain peran
4) Membuat lembar evaluasi siswa
5) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi keaktifan siswa
6) Mempersiapkan kuesioner untuk mengetahui kesan siswa terhadap metode pembelajaran bermain peran
(18)
7) Menyiapkan observer pembelajaran di siklus I
b. Tahap pelaksanaan
1) Melaksanakan pembelajaran sesuai perencanaan 2) Melakukan evaluasi pembelajaran
3) Mencatat semua kejadian pada saat tindakan untuk dijadikan sumber data yang akan akan digunakan pada tahap refleksi
4) Diskusi dengan observer untuk membahas pelaksanaan tindakan sehingga diketahui kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki
c. Tahap observasi
Tahap observasi atau tahap pengamatan dilakukan bersamaan pada saat tindakan dilaksanakan. Pada tahap ini observer mengamati pengaruh pelaksaan pembelajaran terhadap keaktifan belajar siswa yang kemudian dicatat pada lembar observasi.
d. Tahap refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melakukan pengkajian terhadap proses pelaksanaan pembelajaran dan tingkat keaktifan belajar siswa setelah menggunakan metode bermain peran. Hasil pengamatan itu kemudian dideskripsikan dan dijadikan dasar untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II.
3. Siklus II
a. Tahap perencanaan
1) Mengkaji kembali hasil dari siklus I sebagai acuan untuk perbaikan pada siklus II
2) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan pada siklus II yaitu Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI dengan metode bermain peran
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II
4) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran dengan metode bermain peran
(19)
24
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi keaktifan siswa
7) Menyiapkan observer pembelajaran di siklus II b. Tahap pelaksanaan
1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan perbaikan-perbaikan dari siklus I untuk dilaksanakan pada siklus II 2) Melakukan evaluasi pembelajaran siklus II
c. Tahap observasi
Pada tahap ini sama seperti kegiatan pengamatan pada siklus I yaitu mengamati keterlaksanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dan pengaruhnya terhadap keaktifan belajar siswa.
d. Tahap refleksi
Seluruh data pada pelaksanaan tindakan siklus I dan II dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi untuk kemudian dibuat kesimpulan.pada akhir siklus II. Bila hasil refleksi siklus I dan II belum memperlihatkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa maka akan dibuat siklus III.
E. Instrumen Penelitian
Dalam tahap ini, untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti akan terefleksikan dengan baik.
1. Lembar observasi
Lembar observasi ini terdiri dari dua macam., yaitu lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi keaktifan siswa. Lembar observasi kegiatan guru digunakan untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran.
Sedangkan lembar observasi keaktifan siswa menjelaskan bagaimana keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS saat menggunakan metode bermain peran dengan indicator-indikator yang telah ditetapkan.
(20)
Tes merupakan instrumen penilaian siswa yang berguna untuk mengukur kemampuan siswa sesudah proses belajar mengajar dilakukan. Tes ini digunakan untuk melihat pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap hasil evaluasi siswa.
3. Kuiseoner
Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran.
F. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melihat hasil instrumen penelitian yang telah dibuat. Berikut penjabarannya.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi kegiatan guru dan keaktifan siswa yang sifatnya naratif. Setelah data terkumpul, peneliti dan observer melakukan diskusi untuk merefleksikan temuan-temuan baik itu kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan observer.
Kriteria yang digunakan dalam lembar observasi kegiatan guru adalah jawaban ya atau tidak. Pada lembar observasi kegiatan guru terdapat kolom deskripsi proses pembelajaran untuk membantu peneliti mendeskripsikan hasil pengamatan.
Pengolahan data lembar observasi keaktifan siswa ini dilakukan untuk mengetahui kategori keaktifan siswa. Kriteria yang digunakan adalah kualitas baik, cukup, dan kurang. Pengkategorian keaktifan siswa bergantung dari jumlah kualitas baik yang didapat siswa dari setiap indikator. Kualitas baik akan diperoleh siswa apabila 2 – 3 item dimunculkan pada setiap indikator. Item-item indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi Keaktifan Siswa
Indikator Item
1. Turut serta dalam
melaksanakan tugas belajar
1.1Memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang akan didramakan
(21)
26
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2Menghafal dialog tokoh yang akan diperankan
1.3Berlatih dialog tokoh yang akan diperankan dengan teman kelompok 2. Melaksanakan diskusi
kelompok
2.1Mengemukakan pendapat/saran saat membagi peran dengan teman kelompok 2.2Mendengarkan pendapat/saran teman saat
membagi peran dengan teman kelompok 2.3Melakukan kegiatan tanya-jawab seputar
naskah drama dengan teman kelompok
3. Menilai kemampuan diri dan hasil yang diperoleh
3.1 Menyebutkan apa saja hasil yang telah diperoleh dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
3.2 Menyimpulkan kembali materi yang disampaikan oleh guru
3.3 Mengerjakan tes/evaluasi yang diberikan oleh guru
4. Menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas (melakukan unjuk kerja)
4.1Mengucapkan dialog tokoh yang diperankan dengan suara yang jelas
4.2Melakukan kegiatan bermain peran dengan percaya diri di depan kelas
4.2 Mengerjakan evaluasi yang diberikan guru berdasarkan instruksi yang diberikan
Pengkategorian keaktifan siswa dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. Tabel 3.2
Kategori Keaktifan Siswa
Kategori Ketentuan
Aktif Kualitas Baik (B) yang muncul dari setiap indikator adalah 3-4
Kurang Aktif Kualitas Baik (B) yang muncul dari setiap indikator adalah 2
Tidak Aktif Kualitas Baik (B) yang muncul dari setiap indikator adalah 0-1
2. Data Kuantitatif
Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunakan statistik sederhana sebagai berikut.
(22)
a. Penilaian keterlaksanaan pembelajaran
Penilaian keterlaksanaan seluruh proses pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase : � � � ℎ
� � x 100
b. Persentase keaktifan siswa
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase tingkat keaktifan belajar siswa secara keseluruhan adalah:
� ℎ � � � � ℎ
� ℎ � � �
x 100
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase keaktifan siswa per indikator adalah:
� ℎ � � � � ℎ � �
� ℎ � � � � �
x 100
Data tersebut kemudian diklasifikasikan pada pedoman kriteria yang dikelompokan ke dalam lima kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali seperti tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Kriteria Penentuan Tingkat Keaktifan Siswa
Rentang Penilaian Kriteria Penilaian
81% - 100% Baik sekali
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang
0% - 20% Kurang Sekali
Sumber: Koentjaraningrat, 2009
c. Penilaian evaluasi belajar
Jumlah soal setiap tes evaluasi belajar adalah 5 soal uraian. Setiap soal diberi bobot 20, sehingga skor maksimal setiap evaluasi adalah 100. Untuk menghitung nilai yang diperoleh siswa digunakan penjumlahan setiap skor soal
(23)
28
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang didapat. Setelah menghitung nilai yang diperoleh siswa, dihitung rata-rata kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
x = ∑ Keterangan :
(24)
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan mengenai penggunaan metode pembelajaran Role Playing dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing pada siklus I belum mencapai 100%, karena terdapat langkah metode Role Playing yang terlewat. Namun di siklus II pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing sudah mencapai 100% dan tidak ada langkah metode
Role Playing yang terlewat. Langkah-langkah Role Playing yang dapat digunakan adalah a) pemilihan topik; b) persiapan tempat; c) pemilihan peran; d) berlatih dialog; e) menyiapkan pengamat; f) pemeranan; dan g) diskusi dan evaluasi.
2. Keaktifan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran Role Playing
meningkat 49, 1% dari pra siklus. Keaktifan belajar siswa pada saat pra siklus hanya mencapai angka 33,93% dengan kategori Kurang, kemudian mengalami kenaikan pada siklus I menjadi 67,85% dengan kategori Baik. Keaktifan belajar siswa kembali meningkat di siklus II menjadi 83,03% dengan kategori Baik Sekali. Keaktifan belajar juga mempengaruhi hasil belajar yang didapat siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas yang meningkat seiring peningkatan keaktifan belajar siswa. Pada saat pra siklus nilai rata-rata kelas hanya mencapai 49,11 dan belum mencapai KKM yaitu 60. Di siklus I, nilai rata-rata kelas naik menjadi 60,36 dan sudah mencapai KKM. Di siklus II nilai rata-rata kelas kembali naik menjadi 71,25. Dengan peningkatan keaktifan belajar siswa yang muncul dari hasil penelitian maka dapat dinyatakan bahwa metode pembelajaran Role Playing mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V A SDN 1 Cikidang di dalam pembelajaran IPS.
(25)
58
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi
Berdasarkan keberhasilan penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan penggunaan metode pembelajaran Role Playing, yaitu:
1. Guru
Metode pembelajaran Role Playing dapat dijadikan alternatif bagi para guru untuk dapat menciptakan suatu model pembelajaran aktif di kelas yang melibatkan siswa secara langsung di dalam proses pembelajaran. Selain itu metode ini juga membantu guru untuk meningkatkan minat belajar siswa di dalam pembelajaran IPS.
2. Kepala Sekolah
Kepada kepala sekolah untuk dapat merekomendasikan metode pembelajaran ini kepada guru-guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, serta memberikan wawasan yang lebih luas mengenai metode-metode pembelajaran lainnya.
3. Peneliti Selanjutnya
Metode Role Playing terbukti mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa. Untuk itu bagi peneliti yang ingin menggunakan metode ini sebaiknya benar-benar mempelajari langkah-langkah pembelajaran Role Playing dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Metode ini membutuhkan waktu yang sangat banyak, sehingga untuk mengefektifkan waktu sebaiknya pembagian naskah drama dilakukan 2 sampai 3 hari sebelum kegiatan pemeranan. Agar kegiatan pemeranan dapat dilakukan secara maksimal. Selain itu sebelum melakukan kegiatan Role Playing, sebaiknya guru menyampaikan peraturan kegiatan bermain peran agar kelas tetap kondusif.
(26)
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Depdiknas.
Faiq, M. (2013). Bermain Peran (Role Playing), Sebuah Strategi Pembelajaran
Efektif. [Online]. Tersedia:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/strategi-bermain-peran-role-playing.html
Handayani, T. R. (2012). “Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Aktivitas Ekonomi pada Mata Pelajaran IPS.” UPI: tidak diterbitkan.
Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Yogyakarta: UNY.
Ischak, dkk. (2005). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antopologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lestari, I. N. (2012). “Penggunaan Metode Mengajar Role Playing pada
Pembelajaran IPS di Kelas V SDN Haruman I.” UPI: tidak diterbitkan.
Mardiyan, R. (2012). “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Bukittinggi dengan Metode Bermain Peran (Role Playing).”
Pakar Pendidikan: tidak diterbitkan.
Nasution, S. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
(27)
60
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nurmansyah, I. (2012). “Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perjuangan Para Tokoh Masa Penjajahan Jepang.” UPI: tidak diterbitkan.
Paulina, U. (2010). “Perbandingan Metode Role Playing dengan Metode Ceramah Ekspositori terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Tata Surya di Kelas 6
SD.” UPI: tidak diterbitkan.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sudjana, N. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production
Sudjana, N. (2008). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Susilawati, S. (2012). “Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kegiatan Ekonomi Penduduk dalam Mat
Pelajaran IPS.” UPI: tidak diterbitkan.
Syah, M. (2009). Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(28)
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM Zuhairini, dkk. (1983). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
(29)
62
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN
PENELITIAN
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A.2 Lembar Observasi Kegiatan Guru
A.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa
A.4 Lembar Tes Evaluasi Siswa
(30)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SDN 1 Cikidang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : V/ 2
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
A. Indikator Capaian Kompetensi (ICK)
1. Menyebutkan 3 nama anggota BPUPKI 2. Menjelaskan tugas utama BPUPKI
3. Menyimpulkan hasil sidang resmi BPUPKI
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan bermain peran, diharapkan siswa mampu: 1. Menyebutkan 3 nama anggota BPUPKI
2. Menjelaskan tugas utama BPUPKI
3. Menyimpulkan hasil sidang resmi BPUPKI
C. Karakter Siswa yang Diharapkan
(31)
64
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Materi Pelajaran
1. Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI
Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka. Pada tanggal 1 Maret 1945, Pemerintah Militer Jepang di Jawa, Kumakici Harada, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zumbi Coosakai. BPUPKI dibentuk untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan negara Indonesia merdeka.
BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang. Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk menjadi ketua didampingi dua orang ketua muda, yaitu R.P Suroso dan Ichibangase. Selain menjadi ketua muda, R.P. Suroso juga diangkat menjadi kepala kantor tata usaha BPUPKI dibantu Toyohiko Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo. Tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus upacara pembukaan sidang pertama BPUPKI di gedung Chuo Sangiin (Gedung Pancasila sekarang). Berikut ini daftar beberapa nama anggota-anggota BPUPKI.
SUSUNAN KEANGGOTAAN BPUPKI Ketua : Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat Ketua Muda : R. P. Suroso
Ketua Muda : Itibangase Yosio Anggota :
1. Ir. Soekarno, 2. Mr. Muh Yamin, 3. Prof Dr. Soepomo, 4. Drs. Moh Hatta, dsb.
(32)
Selama berdiri BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi, yaitu:
a. Sidang resmi pertama
Sidang resmi pertama berlangsung lima hari, yaitu 28 Mei sampai 1 Juni 1945. Pada masa sidang resmi pertama ini, dibahas dasar negara. Banyak anggota sidang yang memberikan pandangannya tentang bentuk negara dan dasar negara. Masa sidang pertama BPUPKI ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila. Seluruh anggota BPUPKI yang berjumlah 62 orang ditambah 6 anggota tambahan berkumpul dalam satu ruang sidang.
b. Sidang resmi kedua
Sidang resmi kedua berlangsung tanggal 10-17 Juli 1945. Sidang ini membahas bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan undang-undang dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Pada termin ini, anggota BPUPKI dibagibagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia-panitia yang terbentuk antara lain Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai Sukarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai Abikusno Cokrosuyoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai Mohammad Hatta).
Di antara dua sidang resmi itu, berlangsung pula sidang tidak resmi yang dihadiri 38 orang. Sidang yang dipimpin Bung Karno ini membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang kemudian dibahas pada sidang resmi kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945).
E. Metode dan Model Pembelajaran
Metode : Bermain Peran (Role Playing)
Model : Cooperative Learning
F. Media Pembelajaran
1. Naskah drama 2. Papan nama tokoh
(33)
66
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Sumber Pembelajaran
Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 159-161
Reny Yuliati dan Ade Munajat. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 123-126
H. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengkondisikan siswa untuk berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing
b. Guru melakukan presensi kehadiran siswa
c. Guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
d. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (85 menit) a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan materi persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI, siswa memperhatikan secara seksama (langkah 1 role playing) 2) Guru memberikan gambaran secara garis besar masalah atau
situasi yang akan dimainkan
3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa
4) Guru melakukan persiapan kegiatan bermain peran dengan membagikan naskah, mengatur tata ruang, dan media pembelajaran (langkah 2 role playing)
(34)
b. Elaborasi
1) Dengan bimbingan guru, siswa diminta berdiskusi untuk menentukan peran yang akan dimainkan (langkah 3 role playing) 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempersiapkan diri sebelum bermain peran (langkah 4 role playing)
3) Guru menyiapkan pengamat, yaitu seluruh siswa yang sedang tidak bermain peran (langkah 5 role playing)
4) Siswa melaksanakan kegiatan bermain peran (langkah 6 role playing)
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan reward kepada seluruh siswa yang melakukan
Role Playing dengan baik
2) Bersama dengan siswa, guru berdiskusi seputar kegiatan bermain peran yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi pembelajaran (langkah 7 role playing)
3) Guru meluruskan pendapat-pendapat dari siswa dan memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru mengulas kembali materi pembelajaran dengan bertanya jawab dengan siswa
b. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan
c. Guru menginformasikan materi ajar pertemuan berikutnya
I. Penilaian
Teknik : Tes Individu Bentuk : Essay
(35)
68
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Soal
1. Mengapa Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia? 2. Apakah kepanjangan dari BPUPKI?
3. Jelaskan tugas dari BPUPKI!
4. Sebutkan 3 anggota BPUPKI yang kamu ketahui! 5. Apakah hasil sidang resmi BPUPKI?
Penskoran
Untuk setiap jawaban benar diberi skor 20. Skor minimal 60.
Nilai maksimal 100.
� = � ℎ �
(36)
NASKAH DRAMA SIKLUS I Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI
Pada tanggal 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zumbi Coosakai.
Kumakici Harada : “Hari ini saya umumkan bahwa BPUPKI resmi dibentuk. BPUPKI akan diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodinigrat dan dibantu oleh dua ketua muda yaitu Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso.” (semua anggota bertepuk tangan)
Sebulan kemudian, tanggal 29 Mei 1945 diadakan sidang resmi pertama di gedung Chuo Sangi In. Sidang ini berlangsung selama 4 hari.
dr. Radjiman : “Agenda kita hari ini adalah membahas bentuk Negara
Indonesia. Ada yang ingin berpendapat?”
Ir. Soekarno : (mengacungkan tangan) “Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku bangsa, jadi harus ada yang mampu
menyatukan kita.”
Moh Hatta : “Kalau begitu bentuk negara yang cocok untuk Indonesia
adalah negara kesatuan.”
dr. Radjiman : “Ada pendapat lain?” (semua anggota diam)
“Maka dapat kita putuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah “Negara Kesatuan Republik Indonesia”
Untuk selanjutnya, kita akan membahas soal dasar negara
Republik Indonesia.”
Moh Yamin : “Saya sudah merumuskan dasar negara untuk Indonesia, yaitu: 1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat.”
(37)
70
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tanggal 31 Mei 1945 giliran Prof.Dr. Soepomo diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.
Soepomo : “Menurut saya dasar negara yang cocok untuk Indonesia adalah : 1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial.”
Terakhir, tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pendapatnya tentang dasar negara. Pidato ini dikenal juga sebagai hari Lahirnya Pancasila
Soekarno : “Menurut pandangan saya dasar negara Indonesia adalah :
1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa.” Setelah sidang pertama BPUPKI selesai, BPUPKI mengalami masa istirahat selama satu bulan lebih. Kemudian diadakan sidang BPUPKI kedua yang berlangsung sejak tanggal 10 Juli 1945 hingga tanggal 17 Juli 1945.
dr. Radjiman : “Untuk memulai sidang kedua, kita membutuhkan laporan hasil kerja panitia perancang UUD, silahkan Soekarno.” Ir. Soekarno : “Tentu, panitia telah merumuskan pernyataan Indonesia
Merdeka, Pembukaan UUD, dan Batang Tubuh UUD.”
dr. Radjiman : “Alhamdulillah, kalau begitu tugas BPUPKI sudah selesai. Terima kasih untuk kerja keras kalian.”
(38)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SDN 1 Cikidang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : V/ 2
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
A. Indikator Capaian Kompetensi (ICK)
1. Menyebutkan 3 nama tokoh PPKI yang bertemu Jenderal Terauci di Vietnam
2. Menjelaskan tugas utama PPKI
3. Menyimpulkan alasan dibentuknya PPKI
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan bermain peran, diharapkan siswa mampu:
1. Menyebutkan 3 nama tokoh PPKI yang bertemu Jenderal Terauci di Vietnam
2. Menjelaskan tugas utama PPKI
(39)
72
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Karakter Siswa yang Diharapkan
1. Percaya diri 2. Kerja sama 3. Cinta tanah air
D. Materi Pelajaran
2. Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI
BPUPKI dinyatakan telah selesai melaksanakan tugasnya, maka pada tanggal 7 Agustus 1945 dibubarkan. Untuk menggantikan lembaga tersebut dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang dinamakan Dokuritsu Junbi Iinkai. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia pada saat itu, yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat. Untuk kepentingan peresmian, lembaga PPKI ini dipanggil oleh Panglima Tentara Jepang untuk wilayah Asia Tenggara Jenderal Terauchi yang berkedudukan di Dalat, Vietnam pada tanggal 9 Agustus 1945.
Jenderal Terauchi pada saat itu bukan saja meresmikan pembentukan PPKI, tetapi juga menunjuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai ketua dan wakil ketua dari PPKI. Selain itu juga ada hal yang sangat penting dan menunjukkan bahwa kedudukan Jepang pada saat itu sudah lemah. Hal itu adalah pernyataan bahwa pelaksanaan kemerdekaan Indonesia diserahkan kepada bangsa Indonesia sendiri.
Setelah mereka tiba kembali di Indonesia (15 Agustus 1945) maka susunan anggota PPKI segera disempurnakan, yakni terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 2 orang wakil dari Sumatra, 2 orang wakil dari Sulawesi, seorang wakil dari Nusa Tenggara, dan 2 orang wakil dari golongan Cina. Jumlah seluruhnya 21 orang, sebagai penasihat PPKI ialah Mr. Achmad Soebarjo. Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, PPKI dijadikan badan nasional dan anggotanya ditambah 6 orang lagi tanpa sepengetahuan Jepang. Dengan demikian, PPKI bukan merupakan panitia pemberian Jepang tetapi milik bangsa Indonesia sendiri. PPKI telah menjadi badan perwakilan seluruh rakyat Indonesia dan dijadikan
(40)
wadah perjuangan oleh pemimpin nasional, guna mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian, pemerintahan Jepang berhasil melakukan pengekangan terhadap berbagai kegiatan pergerakan nasional. Namun mereka tidak berhasil melakukan pengekangan terhadap kesadaran nasional rakyat Indonesia.
Peristiwa yang cukup penting setelah pembentukan PPKI, yaitu penyerahan Jepang terhadap Sekutu yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Suasana kemedekaan yang penuh dengan gejolak tidak memungkinkan jalannya pemerintahan negara Indonesia yang baru merdeka dapat dilaksanakan sesuai dengan kehidupan negara pada umumnya yang sudah mapan. Untuk itulah bapak pendiri negara kita berinisiatif untuk segera membentuk alat kelengkapan negara melalui lembaga PPKI.
PPKI dalam sidangnya yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah negara Indonesia terbentuk berhasil membuat ketetapan sebagai berikut:
a. Menetapkan UUD 1945 sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden;
c. Komite Nasional Indonesia sebagai pembantu presiden sebelum MPR dan DPR dibentuk.
E. Metode dan Model Pembelajaran
Metode : Bermain Peran (Role Playing)
Model : Cooperative Learning
F. Media Pembelajaran
a. Naskah drama b. Papan nama tokoh
(41)
74
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Sumber Pembelajaran
a. Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 159-161
b. Reny Yuliati dan Ade Munajat. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 123-126
H. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengkondisikan siswa untuk berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing
b. Guru melakukan presensi kehadiran siswa
c. Guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
d. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (85 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan materi persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI, siswa memperhatikan secara seksama (langkah 1 role playing) 2) Guru memberikan gambaran secara garis besar masalah atau
situasi yang akan dimainkan
3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa
4) Guru melakukan persiapan kegiatan bermain peran dengan membagikan naskah, mengatur tata ruang, dan media pembelajaran (langkah 2 role playing)
(42)
b. Elaborasi
1) Dengan bimbingan guru, siswa diminta berdiskusi untuk menentukan peran yang akan dimainkan (langkah 3 role playing) 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempersiapkan diri sebelum bermain peran (langkah 4 role playing)
3) Guru menyiapkan pengamat, yaitu seluruh siswa yang sedang tidak bermain peran (langkah 5 role playing)
4) Siswa melaksanakan kegiatan bermain peran (langkah 6 role playing)
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan reward kepada seluruh siswa yang melakukan
Role Playing dengan baik
2) Bersama dengan siswa, guru berdiskusi seputar kegiatan bermain peran yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi pembelajaran (langkah 7 role playing)
3) Guru meluruskan pendapat-pendapat dari siswa dan memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru mengulas kembali materi pembelajaran dengan bertanya jawab dengan siswa
b. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan
c. Guru menginformasikan materi ajar pertemuan berikutnya
I. Penilaian
Teknik : Tes Bentuk : Essay
(43)
76
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Soal Individu
1. Pada tanggal berapakah BPUPKI dibubarkan? 2. Apa nama lain dari PPKI?
3. Sebutkan 3 tokoh yang betemu dengan Jendral Terauchi di Dalat (Vietnam) pada tanggal 9 Agustus 1945!
4. Sebutkan alasan dibentuknya PPKI? 5. Jelaskan 3 tugas PPKI!
Penskoran
Untuk setiap jawaban benar diberi skor 20. Skor minimal 60.
Nilai maksimal 100.
� = � ℎ �
(44)
NASKAH DRAMA SIKLUS II Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI
Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Kemudian dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang dinamakan Dokuritsu Junbi Inkai.
Untuk kepentingan peresmian, lembaga PPKI dipanggil oleh Panglima Tentara Jepang yang bernama Jenderal Terauci pada tanggal 9 Agustus 1945.
dr. Radjiman : “Surat apa itu Bung?”
Ir. Soekarno : “Jenderal Terauci mengajak kita bertemu di Dalat, Vietnam besok.”
Moh. Hatta : “Bertemu? Apa yang ingin dia bicarakan?”
Ir. Soekarno : “Entahlah. Yang jelas kita berangkat sore ini ke Vietnam.” Sesampainya di Vietnam, pertemuan itupun segera dilaksanakan.
Ir. Soekarno : “Sebenarnya apa yang membuat Anda mengundang kami kemari?”
Jend. Terauci : “Saya ingin meresmikan pembentukan PPKI.” dr. Radjiman : “Maksud Anda?”
Jend. Terauci : “Kedudukan Jepang di Indonesia sudah melemah, jadi kami akan menyerahkan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia ke bangsa Indonesia sendiri.”
Moh. Hatta : “Tetapi apa alasan dibentuknya PPKI ini?” Ir. Soekarno : “Untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.” Moh. Hatta : “Lalu siapa yang akan menjadi ketuanya?”
Jend. Terauci : “Saya menunjuk Ir. Soekarno sebagai ketua dan Moh. Hatta sebagai wakil ketua PPKI.”
Ketika PPKI terbentuk, keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka semakin memuncak. Apalagi ketika golongan muda mendengar berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu dari radio asing pada tanggal 14 Agustus 1945.
(45)
78
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sutan Syahrir : “Apa kau tahu? Jepang sudah menyerah pada sekutu!” Chairul Shaleh : “Benarkah? Kau tahu darimana?”
Sutan Syahrir : “Aku mendengarnya dari radio asing.”
Chairul Shaleh : “Kalau begitu kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan!”
Sutan Syahrir : “Benar. Ayo kita diskusikan ini dengan golongan tua.” Sesampainya di kediaman Soekarno…
Sutan Syahrir : “Bung Karno! Kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan!”
Ir. Soekarno : “Tidak bisa. Proklamasi kemerdekaan harus menurut persetujuan seluruh aggota PPKI.”
Chairul Shaleh : “Apalagi yang kita tunggu? Jepang sudah kalah terhadap sekutu.”
Moh Hatta : “Jika kita memproklamasikan kemerdekaan sekarang, kemungkinan besar akan terjadi perang besar antara Indonesia dan Jepang.”
Konflik golongan tua dan muda ini kemudian mengakibatkan Ir. Soekarno dan Moh Hatta diasingkan ke Rengasdengklok.
(46)
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING
No. Kegiatan Dilaksanakan Deskripsi Proses
Pembelajaran Ya Tidak
1. Kegiatan Awal :
a. Membuka pelajaran b. Memotivasi siswa c. Mengaitkan materi ajar
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari d. Menginformasikan tujuan
pembelajaran 2. Kegiatan Inti :
a. Menjelaskan materi pelajaran (langkah 1 role playing) b. Memberikan gambaran
secara garis besar masalah atau situasi yang akan dimainkan
c. Melakukan persiapan kegiatan bermain peran dengan membagikan naskah, mengatur tata ruang, dan media pembelajaran (langkah 2 role playing) d. Membimbing siswa
(47)
80
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang akan dimainkan (langkah 3 role playing) e. Memberikan kesempatan
untuk mempersiapkan diri melakukan kegiatan bermain peran (langkah 4 role
playing)
f. Menyiapkan pengamat untuk kegiatan bermain peran (langkah 5 role playing) g. Melaksanakan kegiatan
bermain peran (langkah 6 role playing)
h. Melakukan diskusi seputar
role playing yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi pembelajaran (langkah 7 role playing) 3. Kegiatan Penutup :
a. Melakukan
review/pengulangan b. Menyimpulkan materi
kompetensi yang diajarkan c. Menginformasikan materi
ajar berikutnya d. Menutup pelajaran
Mengetahui, Observer
(48)
(49)
82
Agys Violentina, 2014
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(50)
(1)
Sutan Syahrir : “Apa kau tahu? Jepang sudah menyerah pada sekutu!” Chairul Shaleh : “Benarkah? Kau tahu darimana?”
Sutan Syahrir : “Aku mendengarnya dari radio asing.”
Chairul Shaleh : “Kalau begitu kita harus segera memproklamasikan
kemerdekaan!”
Sutan Syahrir : “Benar. Ayo kita diskusikan ini dengan golongan tua.”
Sesampainya di kediaman Soekarno…
Sutan Syahrir : “Bung Karno! Kita harus segera memproklamasikan
kemerdekaan!”
Ir. Soekarno : “Tidak bisa. Proklamasi kemerdekaan harus menurut
persetujuan seluruh aggota PPKI.”
Chairul Shaleh : “Apalagi yang kita tunggu? Jepang sudah kalah terhadap
sekutu.”
Moh Hatta : “Jika kita memproklamasikan kemerdekaan sekarang, kemungkinan besar akan terjadi perang besar antara
Indonesia dan Jepang.”
Konflik golongan tua dan muda ini kemudian mengakibatkan Ir. Soekarno dan Moh Hatta diasingkan ke Rengasdengklok.
(2)
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING
No. Kegiatan Dilaksanakan Deskripsi Proses
Pembelajaran
Ya Tidak
1. Kegiatan Awal :
a. Membuka pelajaran b. Memotivasi siswa c. Mengaitkan materi ajar
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari d. Menginformasikan tujuan
pembelajaran 2. Kegiatan Inti :
a. Menjelaskan materi pelajaran (langkah 1 role playing) b. Memberikan gambaran
secara garis besar masalah atau situasi yang akan dimainkan
c. Melakukan persiapan kegiatan bermain peran dengan membagikan naskah, mengatur tata ruang, dan media pembelajaran (langkah 2 role playing)
(3)
yang akan dimainkan (langkah 3 role playing) e. Memberikan kesempatan
untuk mempersiapkan diri melakukan kegiatan bermain peran (langkah 4 role
playing)
f. Menyiapkan pengamat untuk kegiatan bermain peran (langkah 5 role playing) g. Melaksanakan kegiatan
bermain peran (langkah 6 role playing)
h. Melakukan diskusi seputar role playing yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi pembelajaran (langkah 7 role playing) 3. Kegiatan Penutup :
a. Melakukan
review/pengulangan b. Menyimpulkan materi
kompetensi yang diajarkan c. Menginformasikan materi
ajar berikutnya d. Menutup pelajaran
Mengetahui, Observer
(4)
(5)
(6)