ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE RETU

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON RISK ASSET,
RETURN ON ASSET, DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2007 – 2011
Okta Fitri Fauzi
109400373
Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika
Institut Manajemen Telkom, Bandung, Jawa Barat
Abstrak
Bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan (intermediary)
sangat rentan dengan kondisi perekonomian. Perekonomian yang sehat tentu sa ja berdampak positif
terhadap kesehatan perbankan begitu sebaliknya. Perbankan yang sehat dapat memberikan
kepercayaan kepada masyarakat dalam menggunakan jasa perbankan. Namun yang terjadi minat
investor untuk berinvestasi di perusahaan perbankan menurun. Minat investor terhadap saham
perbankan tidak dapat menggambarkan secara langsung kondisi keuangan perusahaan di sektor riil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share, Return on Risk Asset, Return
on Asset, dan Loan to Deposit Ratio terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 secara parsial maupun simultan agar perusahaan
perbankan maupun investor mampu untuk melakukan analisis kelayakan investasi seca ra internal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi data panel dan menggunakan
model Random Effect. Pengujian hipotesis menggunakan uji t, uji F, dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya earning per share dan return on asset
yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, seluruh variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Selain itu, diperoleh bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,7819 yang berarti bahwa variabel bebas mampu menjelaskan variabel
terikat sebesar 78,19% sedangkan sisanya 21,81% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian

I.

PENDAHULUAN
Krisis finansial global yang terjadi
sekitar pertengahan tahun 2007 – 2008
mengakibatkan stabilitas perekonomian
dunia terganggu. Akan tetapi dampak dari
krisis finansial global yang dirasakan di
setiap negara berbeda, tergantung pada
kebijakan dan fundamental ekonomi
setiap negara. Di Indonesia, ketahanan
perusahaan perbankan sebagai industri
utama dalam sektor keuangan memiliki
kinerja yang cukup baik dan cukup kuat

dalam menghadapi krisis. (Kajian
Stabilitas Keuangan, 2008).
Aktivitas perbankan Indonesia secara
umum mengalami peningkatan diakhir

tahun 2008 seperti penambahan jumlah
kantor bank sekitar 800 kantor untuk
melayani ekspansi usahanya di beberapa
wilayah di Indonesia. Peningkatan
aktivitas perbankan ini menggambarkan
bahwa kepercayaan masyarakat cukup
baik dalam menggunakan jasa perbankan.
(Indonesian Commercial Newsletter ,
November 2010). Akan tetapi minat
investor untuk berinvestasi di perusahaan
perbankan menurun, terlihat dengan
menurunnya harga saham perbankan
Indonesia secara umum tahun 2008 dari
tahun sebelumnya. (Kajian Stabilitas
Keuangan, 2008).


Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

1

Berdasarkan fenomena yang terjadi,
terdapat ketidaksesuaian antara teori
dengan apa yang terjadi, yakni apabila
kepercayaan
masyarakat
dalam
menggunakan jasa perbankan (seperti
menabung, mengajukan kredit, atau
transaksi lainnya) cukup baik terhadap
suatu bank mengindikasikan bahwa bank
tersebut memiliki reputasi yang baik atau
sehat.
Sehingga
untuk
menjaga

kepercayaan masyarakat, bank perlu
menjaga posisi perusahaan agar tetap
likuid. (Darmawi, 2011:16). Selain itu
bank yang sehat juga dapat menarik minat
investor untuk berinvestasi di perusahaan
tersebut sehingga permintaan terhadap
saham perusahaan akan meningkat dan
menjadikan harga saham perusahaan
tersebut naik, karena harga saham
terbentuk dengan adanya permintaan dan
penawaran atas saham tersebut.
Permintaan saham yang tinggi
menjadikan harga saham perusahaan yang
bersangkutan akan naik, begitu pula
sebaliknya apabila permintaan saham
perusahaan rendah maka harga saham
perusahaan yang bersangkutan akan
turun. Terjadinya permintaan dan
penawaran terhadap saham salah satunya
dipengaruhi oleh faktor yang bersifat

spesifik seperti kinerja perusahaan.
(Martalena & Malinda, 2011:14). Namun,
yang terjadi adalah aktivitas perbankan
mengalami peningkatan akan tetapi minat
investor terhadap saham perbankan
menurun.
Kinerja perusahaan digambarkan
dalam
bentuk
laporan
keuangan
perusahaan. Publikasi laporan keuangan
dapat memberi kemudahan bagi calon
investor atau publik lainnya untuk menilai
kinerja atau kesehatan suatu bank.
Laporan keuangan tersebut dapat
dianalisis dengan menggunakan rasio
keuangan. Mengacu Surat Edaran BI

No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004,

untuk menilai kinerja perusahaan
perbankan pada umumnya menggunakan
aspek penilaian metode CAMELS
(Capital, Assets quality, Management,
Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to
market risk).
Setiap aspek pada metode penilaian
CAMELS terdapat komponen yang
memiliki
indikator
atau
formula
pendukungnya.
Penelitian
terdahulu
menggunakan rasio yang mewakili
beberapa aspek CAMELS untuk melihat
pengaruhnya terhadap harga saham
perusahaan. Earning per share sebagai
indikator yang mewakili aspek capital,

return on risk asset sebagai indikator
pada aspek asset quality, return on asset
sebagai indikator yang mewakili aspek
earnings, dan loan to deposit ratio
sebagai indikator pada aspek liquidity.
Rumusan Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi pada
penelitian
ini
yaitu
bagaimana
perkembangan dan pengaruh secara
parsial maupun simultan Earning Per
Share (EPS), Return on Risk Asset
(RORA), Return on Asset (ROA), Loan to
Deposit Ratio (LDR), dan harga saham
perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2011?
Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana perkembangan
dan pengaruh secara parsial maupun
simultan Earning Per Share (EPS),
Return on Risk Asset (RORA), Return on
Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio
(LDR), dan harga saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

2

II. KAJIAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu
informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan. Informasi
tersebut

dapat
dijadikan
sebagai
gambaran kinerja keuangan perusahaan.
Suatu laporan keuangan akan menjadi
lebih bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila dengan informasi
tersebut dapat diprediksi apa yang akan
terjadi di masa mendatang. (Fahmi,
2011:2).
Publikasi laporan keuangan memberi
kemudahan bagi pemegang saham serta
publik lainnya untuk menilai kinerja suatu
bank. (Darmawi, 2011:215). Laporan
keuangan dapat dianalisis dengan
menggunakan rasio keuangan. Hal ini
dapat membantu para investor untuk
menentukan keputusan investasi dalam
memilih saham pada perusahaan yang
memiliki prospek kinerja yang baik.

Rasio Keuangan Perbankan
Kinerja
keuangan
perusahaan
merupakan salah satu aspek fundamental
mengenai kondisi keuangan perusahaan
yang dapat dianalisis dengan rasio
keuangan. Rasio keuangan adalah suatu
angka yang menunjukan hubungan antara
unsur-unsur dalam laporan keuangan.
Hubungan tersebut dinyatakan dalam
bentuk matematis. (Sugiono & Untung,
2008:56).
Mengacu pada Surat Edaran Bank
Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004, rasio keuangan yang digunakan
untuk menilai kinerja perusahaan perbankan
yang pada umumnya menggunakan aspek
penilaian metode CAMELS (Capital,
Assets quality, Management, Earnings,

Liquidity, dan Sensitivity to market risk).
Setiap aspek penilaian terdapat komponen
yang memiliki formula dan indikator
pendukungnya.
Dengan penilaian CAMELS, kinerja
perusahaan dapat diketahui sehingga para

investor juga dapat melihat kondisi
keuangan perusahaan perbankan. Dengan
mengetahui kondisi keuangan perusahaan,
investor dapat mengambil keputusan
investasi.
Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan
salah satu indikator kuantitatif yang
mewakili aspek penilaian Capital
(permodalan). (SE BI No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004).
Gitman (2009:68) mendefinisikan EPS
bahwa “The firm’s earnings per share
(EPS) is generally of interest to present
or
prospective
stockholder
and
management ............. EPS represents the
number of dollars earned during the
period on behalf of each outstanding
share of common stock.”.
Secara matematis, EPS dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
EPS =

Laba setelah pajak
Jumlah saham

Return on Risk Asset (RORA)
Return on Risk Asset (RORA)
merupakan salah satu indikator pada
penilaian Asset Quality (kualitas aset).
Kualitas aset meliputi aktiva produktif
yang biasa disebut earning asset (aktiva
yang menghasilkan) seperti surat-surat
berharga (baik surat berharga pasar uang
maupun surat berharga pasar modal),
penyertaan saham, dan kredit yang telah
dicairkan. (Harmono, 2009:116).
RORA menggambarkan kemampuan
bank dalam berusaha mengoptimalkan
aktiva yang mengandung risiko untuk
memperoleh laba. (SE BI No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004).
Secara matematis, RORA dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
RORA =

Pendapatan Operasional
x 100%
Total kredit + Investasi

Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) merupakan
salah satu komponen pada aspek penilaian
Earning (rentabilitas). Aspek rentabilitas

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

3

merupakan ukuran kemampuan bank
dalam meningkatkan labanya dalam suatu
periode. Bank yang sehat adalah bank
yang diukur secara rentabilitas yang terus
meningkat. (Kasmir, 2012:45).
Definisi ROA dinyatakan oleh Gitman
(2009:68), yaitu “The return on total
assets (ROA) often called the return on
investment
measures
the
overall
effectiveness of management in generating
profits with its available assets”. ROA

digunakan untuk mengukur keefektifan
suatu perusahaan dalam memanfaatkan
sumber daya atau aset perusahaan yang
ada untuk menciptakan laba.
Secara matematis, ROA dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
ROA =

Laba sebelum pajak
x 100%
Total aset

Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR)
merupakan salah satu indikator pada
aspek penilaian Liquidity (likuiditas).
Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu. (Fahmi,
2012: 65).
LDR
dapat
dihitung
dengan
menggunakan perbandingan antara total
kredit yang diberikan dengan dana pihak
ketiga. Kredit yang diberikan tersebut
tidak termasuk kredit yang diberikan
terhadap bank lain. Dana pihak ketiga
mencakup giro, tabungan dan deposito.
Secara matematis, Loan to Deposit
Ratio (LDR) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
LDR =

Total kredit
x 100%
Total deposit + Ekuitas

Harga Saham
Saham adalah tanda bukti penyertaan
kepemilikan modal atau dana pada suatu
perusahaan. Saham berupa kertas yang
tercantum dengan jelas nilai nominal,
nama perusahaan dan diikuti dengan hak
dan kewajiban yang dijelaskan kepada
setiap pemegangnya. (Fahmi, 2012:270).

Pembentukan harga saham terjadi
karena adanya permintaan dan penawaran
atas saham tersebut. Permintaan dan
penawaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang bersifat spesifik seperti
kinerja perusahaan maupun faktor yang
bersifat makro dan non ekonomi
(kebijakan pemerintah, pergerakan suku
bunga dan fluktuasi nilai tukar mata
uang). (Martalena & Malinda, 2011:14).
Harga penutupan (closing price)
adalah harga yang terbentuk berdasarkan
penjumpaan
penawaran
jual
dan
permintaan beli yang dilakukan oleh
Anggota Bursa Efek yang tercatat pada
akhir jam perdagangan di pasar. (Kep
Direksi-310/BEJ/09-2004).
Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut,
maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
HA1 : Terdapat pengaruh signifikan EPS
terhadap harga saham perusahaan
perbankan secara parsial
HA2 : Terdapat pengaruh signifikan
RORA terhadap harga saham perusahaan
perbankan secara parsial
HA3 : Terdapat pengaruh signifikan ROA
terhadap harga saham perusahaan
perbankan secara parsial
HA4 : Terdapat pengaruh signifikan LDR
terhadap harga saham perusahaan
perbankan secara parsial
HA5 : Terdapat pengaruh signifikan EPS,
RORA, ROA, dan LDR terhadap harga
saham perusahaan perbankan secara
simultan

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

4

III. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian & Variabel Operasional
Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah deskriptif
verifikatif. Sekaran & Bougie (2009:106)
mengemukakan penelitian deskriptif
bahwa “A descriptive study is undertaken
in order to ascertain and be able to
describe the characteristics of the
variables of interest in a situation ........
The goal of a descriptive study is to
describe relevant aspects of the
individual,
organizational,
industryoriented, or other perspective. ”. Metode
deskriptif digunakan untuk mengetahui
gambaran mengenai variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Penelitian verifikatif pada dasarnya
ingin menguji kebenaran pengumpulan
data di lapangan. (Arikunto, 2006:8).
Metode verifikatif digunakan untuk
menguji kebenaran suatu hipotesis yang
dilakukan apakah ada pengaruh atau
tidak. Pada penelitian ini digunakan untuk
menguji pengaruh rasio keuangan yang
digunakan (EPS, RORA, ROA dan LDR)
terhadap harga saham perusahaan
perbankan periode 2007-2011.
Variabel-variabel yang digunakan dan
akan diukur dalam penelitian ini terdiri
dari dua variabel sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independend Variable)
Variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel lain atau
menghasilkan akibat pada variabel
yang lain. (Martono, 2010:23).
Variabel bebas dapat berpengaruh
terhadap variabel terikat baik secara
positif maupun negatif. (Sekaran,
2007:117). Variabel bebas pada
penelitian ini terdiri dari :
 Earning Per Share (X1)
 Return on Risk Asset (X2)
 Return on Asset (X3)
 Loan to Deposit Ratio (X4)

2. Variabel Terikat (Dependend Variable )
Variabel terikat merupakan variabel
yang diakibatkan atau dipengarui oleh
variabel bebas.(Martono, 2010:23).
Variabel terikat yang digunakan pada
penelitian ini adalah harga saham
perusahaan perbankan yang listing di
BEI periode 2007-2011 (Y).

Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan
objek atau subyek yang berada pada suatu
ruang lingkup yang akan diteliti.
(Martono, 2010:15). Populasi dalam
penelitian ini adalah indeks sektoral di
Bursa Efek Indonesia yaitu sektor
keuangan.
Sampel merupakan sebagian anggota
populasi
yang
dipilih
dengan
menggunakan prosedur tertentu sehingga
diharapkan dapat mewakili populasi.
(Martono, 2010:15). Dalam penentuan
pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan menggunakan purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. (Martono,
2010:19). Sampel pada penelitian ini
adalah 24 perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
Pengumpulan data pada penelitian
ini berasal dari sumber data sekunder.
Sumber data sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misal melalui
orang lain atau dokumen.(Sugiyono,
2011:137).
Sumber data sekunder pada penelitian
ini berasal dari website resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id dan
website resmi Bank Indonesia yaitu
www.bi.go.id. Data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data EPS, RORA,
ROA, LDR, dan harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar (listing) di
Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

5

IV. HASIL PENELITIAN & ANALISIS
Perkembangan Variabel Penelitian
Berdasarkan data tahun 2007-2011,
variabel pada penelitian ini berfluktuatif
dari satu periode ke periode berikutnya.
Variabel bebas pada penelitian ini terdiri
dari EPS, RORA, ROA dan LDR,
sedangkan variabel terikat pada penelitian
ini adalah harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI.
EPS perusahaan perbankan dari tahun
2007 sampai dengan 2011 cenderung naik
dengan nilai tertinggi sebesar Rp 143,809
ditahun 2011 dan memiliki nilai terendah
sebesar Rp 74,611 ditahun 2008.
RORA perusahaan perbankan dari
tahun 2007 sampai dengan 2011
cenderung naik dengan nilai tertinggi
sebesar 2,66% ditahun 2010 dan memiliki
nilai terendah sebesar 1,69% ditahun
2008.
ROA perusahaan perbankan dari tahun
2007 sampai dengan 2011 cenderung naik
dengan nilai tertinggi sebesar 1,63%
ditahun 2011 dan memiliki nilai terendah
sebesar -4,085% ditahun 2008.
LDR perusahaan perbankan dari tahun
2007 sampai dengan 2011 cenderung naik
dengan nilai tertinggi sebesar 67,154%
ditahun 2008 dan memiliki nilai terendah
sebesar 58,217% ditahun 2007.
Harga saham perusahaan perbankan
dari tahun 2007 sampai dengan 2011
cenderung naik dengan nilai tertinggi
sebesar Rp 2007 ditahun 2010 dan
memiliki nilai terendah sebesar Rp
998,792 ditahun 2008.

sebesar 0,0000 lebih kecil dari taraf
signifikansi 5%, menunjukkan bahwa
nilai prob.(p-value) < 0,05 maka sesuai
dengan ketentuan pengambilan keputusan
bahwa H0 ditolak atau penelitian ini tidak
menggunakan model Common Effect.
Selanjutnya, dilakukan pengujian antara
model Fixed Effect dengan model
Random Effect dengan menggunakan
Hausman Test.
Hausman Test
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary

Chi-Sq. Stat

Cross-section random

Chi-Sq. d.f.

7.426096

Prob.

4 0.1150

Berdasarkan hasil Uji Random Effect
nilai Chi-square statistic < nilai kritisnya
yaitu 7,426096 < 9,488 (Chi-Square 5%,
df = 4) dan nilai prob. cross-section
random (p-value) sebesar 0.1150 > 0,05,
maka
sesuai
dengan
ketentuan
pengambilan keputusan bahwa H0
diterima yaitu regresi data panel
menggunakan model Random Effect.
Maka model yang tepat digunakan pada
penelitian ini adalah model Random
Effect
Model random Effect
Dependent Variable: HS?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/18/13 Time: 08:45
Sample: 2007 2011
Included observations: 5
Cross-sections included: 24
Total pool (balanced) observations: 120
Swamy and Arora estimator of component variances

Likelihood Ratio
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: RANDOM
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square

Statistic

d.f.

Prob.

3.491021

(23,92)

0.0000

75.289296

23

0.0000

Berdasarkan hasil uji Fixed Effect,
diperoleh nilai prob. cross-section F

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

-6.82E-08

0.048481

-1.41E-06

1.0000

EPS?

0.917720

0.044768

20.49929

0.0000

RORA?

0.010265

0.038017

0.270001

0.7876

ROA?

-0.125396

0.032077

-3.909230

0.0002

LDR?
Random Effects
(Cross)

-0.007154

0.041336

-0.173059

0.8629

_AGRO--C

-0.047951

_BABP--C

-0.053561

_BACA--C

-0.091854

_BBCA--C

0.541065

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

6

_BBKP--C

-0.219199

_BBNI--C

0.031448

_BBNP--C

-0.087347

_BBRI--C

-0.055163

_BCIC--C

-0.076637

_BDMN--C

0.306720

_BEKS--C

0.065134

_BMRI--C

0.033959

_BNBA--C

-0.090640

_BNGA--C

0.155154

_BNII--C

0.009096

_BNLI--C

-0.076580

_BVIC--C

-0.144832

_INPC--C

-0.085991

_MAYA--C

0.272774

_MCOR--C

-0.070368

_MEGA--C

-0.161115

_NISP--C

-0.003563

_PNBN--C

-0.037552

_SDRA--C

-0.112996

Weighted Statistics
0.789251

R-squared

Mean dependent var

-4.39E-08

Adjusted R-squared 0.781920

S.D. dependent var

0.607523

S.E. of regression

0.283707

Sum squared resid

9.256318

F-statistic

107.6681

Durbin-Watson stat

2.185906

Prob(F-statistic)

0.000000

Model persamaan regresi data panel
yang dibentuk dalam penelitian ini
merupakan model Random Effect. Dapat
diketahui nilai konstanta koefisien
sehingga dapat dibentuk dalam persamaan
regresi data panel sebagai berikut :
Harga Saham = (intersep perusahaan
sampel) – 0,0000000682 + 0,917720 EPS
+ 0,010265 RORA – 0,12539 ROA –
0,007154 LDR
Uji-t (Parsial)
Uji-t (parsial) dilakukan untuk
menentukan nilai koefisien regresi secara
sendiri-sendiri terhadap variabel terikat
(Y) apakah signifikan atau tidak.
Variable Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

EPS?

0.917720

0.044768

20.49929

0.0000

RORA?

0.010265

0.038017

0.270001

0.7876

ROA?

-0.125396

0.032077

-3.909230

0.0002

LDR?

-0.007154

0.041336

-0.173059

0.8629

Nilai ttabel dengan df 115 (df = n-k =
120-5 = 115) adalah sebesar 1,98081.
Berdasarkan tabel 4.6, dapat disimpulkan
bahwa :

1. Variabel Earning Per Share (X1)
memiliki nilai thitung sebesar 20,49929
dan ttabel sebesar 1,98081. Sehingga
thitung > ttabel yaitu 20,49929 > 1,98081
dan memiliki nilai prob. (p-value)
0,0000 < 0,05, sesuai ketentuan
pengambilan keputusan maka H0
ditolak yang berarti Earning Per Share
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan perbankan secara
parsial.
2. Variabel Return on Risk Asset (X2)
memiliki nilai thitung sebesar 0,270001
dan ttabel sebesar 1,98081. Sehingga
thitung < ttabel yaitu 0,270001 < 1,98081
dan memiliki nilai prob.(p-value)
0,7876 > 0,05, sesuai ketentuan
pengambilan keputusan maka H0
diterima yang berarti Return on Risk
Asset tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan
perbankan secara parsial.
3. Variabel Return on Asset (X3)
memiliki nilai thitung sebesar -3,909230
dan ttabel sebesar -1,98081. Sehingga thitung < -ttabel yaitu -3,909230 < 1,98081 dan memiliki nilai prob.(pvalue) 0,0002 < 0,05, sesuai ketentuan
pengambilan keputusan maka H0
ditolak yang berarti Return on Asset
memiliki pengaruh signifikan terhadap
harga saham perusahaan perbankan
secara parsial.
4. Variabel Loan to Deposit Ratio (X4)
memiliki nilai thitung sebesar -0,173059
dan ttabel sebesar -1,98081. Sehingga
-thitung > -ttabel yaitu -0,173059 > 1,98081 dan memiliki nilai prob.(pvalue) 0,8629 > 0,05, sesuai ketentuan
pengambilan keputusan maka H0
diterima yang berarti Loan to Deposit
Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan
perbankan secara parsial
Uji F (Simultan)
Uji F (simultan) dilakukan untuk
menguji apakah variabel bebas secara

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

7

simultan atau bersama-sama memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel
terikat. Diperoleh bahwa nilai prob.(Fstatistic) sebesar 0,000000 < 0,05 maka
H0 ditolak yang berarti Earning Per
Share, Return on Risk Asset, Return on
Asset, dan Loan to Deposit Ratio
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan perbankan secara
simultan atau bersama-sama
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi berfungsi untuk
mengetahui seberapa besar variabel bebas
pada penelitian ini mampu menjelaskan
variabel terikat. Diperoleh bahwa nilai R2
yang disesuaikan (Adjusted R-square)
sebesar 0,781920 atau 78,1920%. Hal ini
mengindikasikan bahwa variabel bebas
yang terdiri dari earning per share, return
on risk asset, return on asset dan loan to
deposit ratio mampu menjelaskan
variabel terikat yaitu harga saham
perusahaan perbankan sebesar 78,192%
sedangkan sisanya 21,808% dijelaskan
oleh variabel lain di luar penelitian.
Analisis dan Pembahasan
Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian pada
penelitian ini, Earning Per Share
memiliki nilai prob.(p-value) sebesar
0,0000 lebih kecil dari α = 5% (0,0000 <
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
variabel EPS memiliki pengaruh yang
signifikan
terhadap
harga
saham
perusahaan perbankan. Hasil penelitian
ini konsisten dengan hasil penelitian
Nurani (2009) yaitu EPS berpengaruh
signifikan
terhadap
harga
saham
perusahaan perbankan. Earning Per Share
menunjukkan jumlah laba bersih yang
akan dibagikan kepada para pemegang
saham suatu perusahaan. EPS perusahaan
yang tinggi mengindikasikan kinerja
suatu perusahaan semakin baik yang
dapat memberikan kepercayaan kepada
investor untuk berinvestasi di perusahaan
tersebut sehingga sahamnya semakin

diminati investor yang dapat menjadikan
harga
saham
perusahaan tersebut
meningkat, maka EPS mempunyai
pengaruh terhadap harga saham. Hasil
penelitian ini juga konsisten dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan
Wijayanti (2010) dan Violeta, et al
(2007). Namun hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian Defrizal
(2005) yang menyatakan bahwa EPS
tidak memiliki pengaruh terhdap harga
saham.
Pengaruh RORA Terhadap Harga
Saham
Berdasarkan hasil pengujian pada
penelitian ini, RORA memiliki nilai
prob.(p-value) sebesar 0,7876 lebih besar
dari α = 5% (0,7876 > 0,05) yang berarti
bahwa
RORA
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga
saham
perusahaan perbankan. Hasil penelitian
ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan Anisma (2012) yaitu RORA
tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan
perbankan. Perolehan dari aktiva yang
mengandung resiko kurang menjadi
pertimbangan bagi investor dalam
memproyeksikan
harga
saham
perusahaan. Sehingga investor kurang
mempertimbangkan nilai RORA dalam
pengambilan keputusan investasinya.
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan hasil penelitian Arman dan
Herawati (2011) dan Purwasih (2010)
yang
menyatakan
bahwa
RORA
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham
Pengaruh ROA Terhadap Harga
Saham
Berdasarkan hasil pengujian pada
penelitian ini, ROA memiliki nilai
prob.(p-value) sebesar 0,0002 lebih kecil
dari α = 5% (0,0002 < 0,05) yang berarti
bahwa ROA berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan
perbankan. Hasil penelitian ini konsisten

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

8

dengan penelitian Nurani (2009) dan
Wijayanti
(2010)
bahwa
ROA
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham
perusahaan
perbankan.
Peningkatan pengembalian atas aset
perbankan diduga disebabkan oleh
banyaknya dana tabungan bank yang
meningkat karena keadaan perekonomian
yang tidak atau kurang baik yang
menyebabkan investor memilih untuk
mengalokasikan dananya ke tempat yang
memiliki risiko lebih rendah seperti
menabung di bank. Sehingga sektor
investasi yang memiliki risiko lebih tinggi
contohnya pasar modal mengalami
penurunan kinerja yang salah satunya
ditandai dengan penurunan harga saham.
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Arman dan Herawati
(2011) dan Defrizal (2005) yang
menyatakan
bahwa
ROA
tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham
Pengaruh LDR Terhadap Harga
Saham
Berdasarkan hasil pengujian pada
penelitian ini, Loan to Deposit Ratio
memiliki nilai prob.(p-value) sebesar
0,8629 lebih besar dari α=5% (0,8629 >
0,05) yang berarti bahwa LDR tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan perbankan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan Anisma (2012),
Nurani (2009), Arman dan Herawati
(2011), Wijayanti (2010), dan Purwasih
(2010) yang menyatakan bahwa LDR
tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham perusahaan perbankan. Hal
ini diduga dikarenakan batas jumlah
kredit yang disalurkan oleh perbankan
telah diatur oleh otoritas moneter yaitu
peraturan mengenai batas maksimum
pemberian kredit, sehingga para investor
tidak terlalu memfokuskan analisanya
pada besaran kredit yang disalurkan oleh

bank dalam memproyeksikan harga
saham perusahaan perbankan. Namun,
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
hasil penelitian Instanti (2012) yang
memperoleh hasil bahwa LDR memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan perbankan.
V. KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pengaruh Earning Per Share, Return on
Risk Asset, Return on Asset, dan Loan to
Deposit Ratio terhadap harga saham
perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Perkembangan earning per share,
return on risk asset, return on asset,
loan to deposit ratio dan harga saham
perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
b. Earning per share berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
c. Return on risk asset tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
d. Return
on
asset
berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
e. Loan
to
deposit
ratio
tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
f. Earning per share, return on risk
asset, return on asset, dan loan to
deposit ratio secara simultan atau
bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

9

Saran
Berdasarkan
kesimpulan
hasil
penelitian yang telah dikemukakan di
atas, saran yang dapat diberikan sebagai
berikut :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar
sebagai emiten di bursa sebaiknya
memperhatikan keuntungan yang akan
diperoleh investor sehingga dapat
memberikan sinyal positif dari segi
faktor fundamental agar perolehan
dana dari investor dapat maksimal.
Salah satu indikator fundamental
tersebut adalah earning per share yang
dalam industri perbankan pada
penelitian ini berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan
perbankan.
2. Apabila terjadi peningkatan aset
perbankan secara signifikan sebaiknya
investor berhati-hati, hal ini mungkin
terjadi karena lemahnya perekonomian
suatu negara pada saat kasus krisis
finansial global akan mengakibatkan
para
pelaku
investasi
akan
mengalokasikan dana investasinya ke
tempat yang memiliki risiko lebih
rendah yakni tabungan (deposito) yang
merupakan produk utama perbankan.

Hal ini dapat menyebabkan naiknya
aset perbankan, mengingat alokasi
dana berpindah ke sektor investasi
yang memiliki risiko lebih rendah,
maka sektor investasi yang memiliki
risiko lebih tinggi (contoh: pasar
modal) akan mengalami penurunan
kinerja yang salah satunya ditandai
dengan penurunan harga saham.
3. Untuk penelitian selanjutnya, hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa
tidak semua variabel bebas pada
penelitian ini berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel terikat.
Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya
menambahkan variabel bebas seperti
menggunakan indikator lainnya yang
memproksikan setiap aspek pada
penilaian CAMELS, faktor internal
perusahaan yang berkaitan dengan
corporate action dan faktor eksternal
perusahaan untuk memprediksi harga
saham perusahaan perbankan serta
menambah rentang waktu observasi
sehingga hasil
yang diperoleh
diharapkan lebih akurat.

Okta Fitri Fauzi 109400373 MBTI 2009 Institut Manajemen Telkom

10