Mengelola Bisnis WARNET di Indonesia

Mengelola Bisnis WARNET di Indonesia

Buku Panduan Sederhana

Memulai Bisnis WARNET Legal

  | || --|||-- || |

Diterbitkan oleh

  Departemen Komunikasi dan Informatika

Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika

Bekerjasama dengan

Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI)

PENGANTAR

~ Pengantar ~

  Pemerintah bersama asosiasi perlu membuat pedoman tentang standar tata ruang warnet di

  seluruh Indonesia. Walaupun rumit pada permulaannya, standardisasi tersebut dalam jangka panjang akan menguntungkan bagi semua pihak.

  Opini atau aspirasi yang berkembang di seputar Warnet dan Wartel ini muncul, ketika persoalan merebak dan merugikan citra bisnis warnet. Padahal, telah disepakati antara Pemerintah dan Asosiasi, ada garis pembeda antara keduanya. Wartel adalah bisnis regulatif, sedangkan Warnet, diserahkan mekanisme swa regulasi dari Asosiasi.

  Namun untuk mewujudkan regulasi mandiri, perlu kematangan dan kesadaran pelaku bisnis yang memadai. Oleh karena itu, ditempuh

  menunggu kedua hal tersebut, Pemerintah dalam hal ini Departemen Komunikasi dan Informatika, bekerjasama dengan Asosiasi Warung

  menyajikan Panduan Sederhana Mengelola Bisnis Warnet di Indonesia, sebagai sarana bimbingan teknis, administratif dan bisnis.

  Panduan ini semoga bermanfaat sehingga pelaku bisnis Warnet Pemula tidak terjebak dalam kekeliruan dengan resiko tak kecil.

  Jakarta, Juni 2007.

  Tim Penyunting.

Tim Penyunting Panduan Warnet 2007

  Pengarah Cahyana Ahmadjayadi Dirjen. Aplikasi Telematika

  PenJab

  Bambang Soeprijanto Dir. Pemberdayaan Telematika

  Ketua

  Azkar Badri Kasubdit. PT Perkotaan

  Sekretaris Edy Mufti Kasie. Program PT Perkotaan

  Redaktur

  Muhammad Irwin Day M. Yamin M. Salahuddien Nizar G. Bunyamin

  DesignLayout Sri Cahaya Khoironi

  Editor

  Taufiq A. Rachman

  Staff Set

  Ifnaldy Theresia Luciana M. Syamsul Bahri Osty Kurniaty

  Tipografi

  Verdana 12 pt.

  Dicetak

  5.000 expl Juni 2007

  Berkenalan dengan

  WARNET . . .

~ Tentang WARNET ~

I. Istilah Warung Internet.

  Warung Internet, sebuah istilah yang berkembang di kalangan penggiat Internet sekitar tahun 1997-1998 di Indonesia. Sebutan bagi kios yang menyewakan jasa komputer kepada pengguna untuk mengakses Internet. Sejak itu, muncul lomba popularitas akronim Warung Internet, antara pilihan WARIN atau WARNET.

  Secara gramatika, jika konsisten dengan kaidah singkatan; Warung Tegal disingkat WARTEG dan Warung Telekomunikasi menjadi WARTEL, maka Warung Internet seharusnya WARIN. Namun, karena Internet lazim dituliskan .NET (baca dot Net), maka pilihan kedua dianggap lebih menarik.

  Demikian, kisah komunitas jaringan Internet, lebih memilih istilah WARNET. Sampai kini, Warnet sudah diadopsi masyarakat Indonesia.

  Untuk lebih mengenal, ada beberapa pertanyaan yang muncul:

  • Bagaimana membuat warnet ? • Perijinan usaha apa saja yang harus

  saya persiapkan ? • ISP apa yang akan saya gunakan? • Berapa besar daya listrik yang saya

  butuhkan? • Spesifikasi komputer yang bagaimana

  akan saya gunakan ? • Jaringan komputer lokal seperti apa

  yang akan saya gunakan ? • Bagaimana cara saya memblok situs

  tertentu ? • Perangkat lunak (software) apa saja

  yang saya perlukan ?

II. Sejarah Warnet.

  masuk ke

  Indonesia, masih menjadi silang pendapat, bahkan belum selesai diperdebatkan. Namun bukan berarti sejarahnya gelap dan Warnet tidak membawa harapan. Sebaliknya, berbagai usaha di bidang pemanfaatan internet bagi berbagai keperluan hidup masyarakat, sudah berkembang dan masih terus berlangsung.

  Kegiatan Warnet bermunculan sekitar Kegiatan Warnet bermunculan sekitar

  bereksperimen

  dengan mobil VW Combi sebagai prototipe Warnet keliling.

  Informasi yang terpampang di jendela depan situs web Jawa Barat menyebutkan bahwa Bogor Internet diprakarsai oleh Dipl. Ing. Dipl. Kfm Sudjaja Wira dan Ir. Michael S. Sunggiardi pada pertengahan tahun 1995. Dimulai dengan bicara-bicara santai, keduanya sepakat membentuk suatu wadah untuk mengakses Internet bagi warga kota Bogor.

  Kesepakatan ini segera dilaksanakan dengan menghubungi PT Indo Internet di Jakarta yang sudah beroperasi selama satu tahun, dan setelah berembuk dengan Ir. Sandjaja dari Indonet, maka pada 1 Juli 1996 interkoneksi Bogor dari Indonet yang diberi nama BoNet beroperasi dengan menggunakan

  8 saluran telepon dan satu saluran leased line ke Rawamangun, Jakarta, dengan menempati kantor di CafeBotanicus yang berada di dalam

  Kebun Raya Bogor 1 .

  Sumber lain menyebutkan bahwa di jawa Tengah, juga hadir usaha sejenis.

  “ Jika anda berkesempatan singgah di kota Salatiga, kota kecil nan sejuk di Jawa Tengah mampirlah di tempat kami `Warung - Internet

  Beringin` yang diresmikan oleh Walikota Salatiga pada tanggal 26 April 1997”

  Kalimat ini masih terpampang di situs web sebagai suatu cara mempromosikan diri. 2

  Beberapa WARNET pelopor di Indonesia antara lain adalah :

  – CCF - Surabaya – Cyber Corner - Jakarta – Warnet Maga – Jogjakarta – Warnet Losari - Makassar

  Ditempat lain, BrazzNET, berdiri 6 Desember 2000 yang berawal dengan 4 komputer, dan ruangan hanya cukup diisi 6 komputer. BraszzNet pertama kali di kelola oleh Tedy, Jardhin dan Bismy. Bisnis ini mulai dirintis dari 0 hingga berkembang sampai sekarang. Tanpa diduga, sejak bulan pertama warnet buka, peminatnya cukup banyak. Dengan pengguna dan komputer yang semakin banyak, serta

  menyebabkan pengguna menunggu antrian menyebabkan pengguna menunggu antrian

  Jelas, fenomena diatas tadi bukanlah yang pertama, namun setidaknya menjadi salah satu penanda bahwa Warnet sudah hadir sebelum krisis ekonomi menghantam bangsa ini.

III. Internet merambah Nusantara.

  Penyebaran Internet di Indonesia dimulai tahun 1994, sejak perusahaan jasa internet (Internet Service Provider - ISP) pertama, PT Indo Internet (IndoNet) beroperasi di Jakarta. Mulai saat itu, Internet dikenal sebagai media bisnis, dan terus dimanfaatkan dalam paradigma baru cara berniaga (e-commerce). Tahun 2000, Internet dikenalkan ke dunia pendidikan, melalui program Sekolah 2000, sebuah prakarsa Asosiasi Penyelenggara

  bekerjasama dengan komunitas pendidikan.

  Dalam kurun waktu 1994 sampai 2000, masyarakat kurang mendapatkan informasi komprehensif mengenai seluk-beluk Internet. Data peningkatan penetrasi Internet, baik melalui rumah-tangga, kantor maupun warnet, mengacu kepada pola-pola kuantitatif. Contoh: Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), bulan Juli 2001 bersama dengan Kadin dan Asosiasi Warnet Indonesia (AWARI) dan Asosiasi Pengusaha Wartel Indonesia (APWI) meluncurkan Program dengan target "500 ribu WarnetWartel" di seluruh Indonesia.

  3 http:www.geocities.combrazznetsejarah.htm

  Program yang bermotif bisnis dan target kuantitatif, beruntung tidak terlaksana karena ketiadaan bantuan dari Jepang. Sementara itu, pendekatan program sejenis berlanjut hingga kini. Dengan minimnya pendekatan kualitatif, maka aspek non teknologi, seperti sosio kultural kurang mendapat perhatian. Walhasil, penetrasi Internet tidak dibarengi peningkatan mutu dan pemahaman yang benar.

  Situasi ini ibarat memberikan suatu "alat" tanpa disertakan "buku petunjuk penggunaan"

IV. Asosiasi Pengusaha Warnet.

  berhimpun para pengusaha Warnet, dirasakan makin mendesak. Awalnya, semua kegiatan seputar Warnet dilakukan di mailing list asosiasi-warnetitb.ac.id melalui di server ITB. Karena pertimbangan bandwidth ITB yang terbatas, maka pada tanggal 14 April 2000, hasil diskusi komunitas, forum Warnet pindah ke

  asosiasi-warnetegroups.com.

  Namun

  karena beberapa alasan seiring makin di kenalnya mailing list umum, maka berubah lagi menjadi asosiasi-warnet yahoogroups.com .

  Tanggal 25 Mei 2000 adalah momen bersejarah bagi perkembangan Internet, karena telah lahir Asosiasi Warnet Indonesia, hasil mufakat dalam sebuah pertemuan di kantor

  Direktorat Menengah Kejuruan. Rapat semula mengkaji kemungkinan kerjasama Warnet dengan SMK dipimpin DR. Gatot Hardjo Prakoso Direktur Menengah Kejuruan DEPDIKNAS. Perbincangan berkembang hingga menyepakati kelahiran Asosiasi Warnet Indonesia, yang kemudian dikenal dengan singkatan AWARI.

  Pengurus

  AWARI Periode

  Pertama,

  dengan Ketua Rudy Rusdiah, Bendahara Adlinsyah dan Sekretaris Abdullah Koro. Kemudian karena kegiatan Ketua saat itu tidak transparan terhadap komunitas, maka pada akhir 2001, dilakukan pertemuan khusus komunitas Warnet yang berakhir dengan diberhentikan dan dikeluarkannya Ketua saat itu dan kemudian diusulkan untuk mengganti format Pengurus menjadi Presidium. Presidium AWARI Pertama dipimpin Judith MS, Michael Sunggiardi dan Abdullah Koro. Presidium ini berakhir masa jabatannya pada April 2007, dan digantikan oleh Muhammad Irwin Day, bersama teman-teman sebagai hasil Munas AWARI 2007.

  Kepengurusan hasil Munas AWARI 2007 sekaligus mengesahkan ADART AWARI yang dikukuhkan dalam Akta Notaris Nomor 02 tahun 2007 tertanggal 16 Maret 2007 oleh Nurul Larasati, S.H.

V. Harapan terhadap Warnet.

  Ibarat sesendok sirup merah yang dituangkan ke segelas air, tidak akan menghasilkan “segelas air bening” dengan “sesendok sirup merah”. Hasilnya, tentu “segelas air manis berwarna kemerah- merahan”. Demikian halnya Warnet yang berada di tengah masyarakat, tidak akan menghasilkan "sebuah budaya masyarakat" dan "sebuah warnet" secara sendiri-sendiri, tetapi "sebuah budaya baru dalam masyarakat”. Oleh karena itu, bukan hal mustahil, jika warnet disikapi secara "salah-kaprah" oleh para penegak hukum dan aparat pemerintah 4 .

  Dari Laporan penelitian terhadap Dampak

  Internet bagi masyarakat 5 , menunjukan

  kecenderungan yang terjadi, para pengguna Internet mengurangi waktu menonton TV berganti untuk mengakses Internet. Dari kajian itu juga diketahui, bahwa mereka tidak mengurangi

  Sementara di Amerika Serikat, TV bukan merupakan barang mewah dan pemilikannya hampir merata disetiap rumah tangga. Jika kita tarik

  khususnya kelompok menengah ke bawah, maka TV masih termasuk dalam kategori barang mewah.

  4 Donny BU, ICT WaTCH Indonesia, 2005.

  Karena mereka tidak punya " TV dan waktu nonton TV”, maka ketika Internet diperkenalkan dan dihimbau penggunaannya bagi

  memunculkan persoalan. Internet diharap berperan untuk mengurangi digital divide, meningkatkan taraf hidup, atau mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun akankah secepat itu berhasil seperti yang diidam-idamkan?

  Ketiadaan waktu menonton TV dikalangan warga perdesaan, apakah akan digantikan oleh "waktu beribadah", "waktu belajar" atau "waktu bekerja tambahan" ketika internet hadir?

  "Waktu" mana yang akan disisihkan? Menonton TV memang tidak sebaik belajar, beribadah atau bekerja. Apakah Internet akan sebaik

  kegiatan belajar, beribadah atau bekerja?

  Waktu jugalah yang akan membuktikan, berapa besar kontribusi Internet melalui Warnet mampu

  memberikan

  peningkatan

  kesejahteraan dan kecerdasan bagi bangsa Indonesia.

  Konsep dan Manajemen

  ( Management and Concept )

~ Management and Concept ~

I. Konsep Warnet.

  Konsep dasar warnet adalah “penggunaan bersama koneksi internet”. Sebuah warnet adalah tempat

  para

  pengguna berbagi

  pemakaian koneksi internet dan menggunakan fasilitas komputer pengakses secara bersama, sehingga menekan biaya internet dan diperoleh harga terjangkau.

  Di saat awal era demam warnet, koneksi Dial-up merupakan pilihan karena masih sedikit jumlah peminat dan kebutuhan bandwidth rendah. Namun kini, dengan bisnis Warnet yang marak, maka akses internet identik dengan penggunaan koneksi tetap (ADSL, Fiber Optik, Leased Line dan Wifi). Akibat hal ini, warnet- warnet terhubung ke internet selama 24 jam, sehingga muncul fenomena ”cyber life style” dengan rentang layanan 24 jam, 7 hari, 48 pekan dan 360 hari setahun tanpa jeda di tengah masyarakat.

II. Ekologi Warnet.

  Sumber kerancuan pemahaman jaringan, terkait soal komponen yang menjadi bagian Sumber kerancuan pemahaman jaringan, terkait soal komponen yang menjadi bagian

  Tanpa kita sadari, sudah sejak berabad- abad silam, jaringan informasi bagi sebagian ummat manusia, terbangun oleh rangkaian penyampaian ucapan lisan. Kemudian dengan datangnya era industri digunakan media cetak dan elektronika. Karena itu, minimal kita memahami bahwa sebuah jaringan, menurut Andrew, setidaknya terdiri empat komponen yakni warga, konten, layanan dan infrastruktur

  Gambar Ekologi Warnet.

  6 Andrew Michael Cohill, Ph.D; Sustaining Civic Networks: A Blueprint for

Warga.

  Jaringan bermula dari keberadaan warga, mereka yang menciptakan informasi dan pengetahuan serta berbagi pengalaman diantara

  merupakan komponen kunci jaringan. Sebab

  memanfaatkan jaringan untuk memenuhi keperluan hidup, maka tidak akan berguna membangun jaringan.

  Jaringan Akses Informasi Masyarakat 7 atau

  menghubungkan warga dengan berbagai pihak, baik lokal maupun keseluruh dunia. Itulah alasan hadirnya jaringan akses informasi masyarakat.

Konten.

  Konten berupa informasi dalam bentuk apapun, e-mail, situs web, telekonferensi, panggilan telepon, bahkan hingga proses pembelajaran jarak jauh. Konten dapat berbentuk apa saja, audio, teks, video, grafis bahkan bentuk visual lain. Pesan singkat melalui telpon genggam adalah

  7 Jaringan Akses Informasi Masyarakat disingkat JAIM, adalah nama kegiatan implementasi program Community Access Point 7 Jaringan Akses Informasi Masyarakat disingkat JAIM, adalah nama kegiatan implementasi program Community Access Point

  Konten terdiri dari data dan informasi yang memiliki nilai tambah. Ia diciptakan oleh sekelompok warga dan kemudian dimanfaatkan oleh warga lain melalui akses informasi jaringan.

  Layanan.

  Sebuah server situs web, berfungsi sebagai

  komputer pribadi, sampai seseorang memakai aplikasi web untuk melakukan penelusuran dan melihat tampilan halaman. Setelah dipanggil, barulah server

  infrastruktur untuk dikirim ke komputer pribadi pengakses.

  Aplikasi Layanan yang memungkinkan sebuah konten dapat mengalir, terkirim mengikuti alur satu atau banyak jaringan. Server untuk e-mail dan server untuk situs web adalah contoh layanan yang dapat disiapkan oleh pengelola, dan kemudian dimanfaatkan untuk akses informasi oleh pengguna.

  Untuk memungkinkan layanan jasa telematika berkembang, maka perlu didukung penyediaan dan pengoperasian piranti keras dan piranti lunak legal atau berbasis ”open standard, open system open sources”.

  Infrastruktur.

  Infrastrukur adalah apa yang orang awam bayangkan

  Bentuknya beranekaragam,

  bangunan, jaringan dan sirkuit antar gedung

  pengguna yang memanfaatkan jaringan.

  Infrastruktur terdiri dari kabel, nirkabel, satelit serta jaringan elektronika yang terbangun secara utuh dan lengkap agar memungkinkan

  layanan

  telematika

  diakses oleh warga masyarakat. Karena itu, kabel dan elektronikalah yang sering dirujuk sebagai jaringan.

  Sistemlah yang menggabungkan keempat elemen yang semula terpisah, menjadi sebuah jaringan untuk mengelola lalu lintas data dan informasi agar bernilai tambah, bermanfaat sebagai pengetahuan. Keempatnya merupakan Sistemlah yang menggabungkan keempat elemen yang semula terpisah, menjadi sebuah jaringan untuk mengelola lalu lintas data dan informasi agar bernilai tambah, bermanfaat sebagai pengetahuan. Keempatnya merupakan

  Faktor yang tidak kalah penting adalah

  Jaringan, meliputi aspek-aspek: legal, sosial, ekonomi atau bisnis, teknologi dan kultural. Secara simbiosis, Jaringan Warnet perlu membangun kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai institusi sosial yang ada dimasyarakat, agar memanfaatkan sumberdaya yang ada secara efisien.

  informasi dan komunikasi serta sosialisasinya sebagai upaya difusi inovasi, lazim menghadapi hambatan budaya dalam pengadopsian di masyarakat. Karena itu, diperlukan kerjasama dan dukungan tokoh masyarakat informal guna mengenalkan pemanfaatan telematika serta mencegah terjadinya gegar budaya.

III. Manajemen Warnet.

  Mengingat kondisi bisnis Warnet yang rumit, serta tidak hanya aspek teknis, tetapi menuntut asas legalitas dan kelangsungan bisnis, maka hal berikut perlu diperhatikan dalam Manajemen Warnet:

  1. Membuat Rencana Bisnis.

  2. Memperhatikan Legal Issue yang ada.

  3. Memilih Sistem Manajemen.

  4. Mempersiapkan Rencana Teknis.

  Rencana Bisnis

  ( Bussiness Plan )

~ Bussiness Plan ~

  Perencanaan Bisnis Warnet hendaklah dilakukan sematang mungkin. Kita banyak melihat bahwa dalam kurun waktu 8 tahun sejak pasca krisis, 1998 hingga 2006, banyak berkembang usaha Warnet. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri kenyataan bahwa tidak sedikit pula usaha Warnet yang tutup karena berbagai alasan, seperti bangkrut secara financial, terkena dampak bencana atau oleh akibat lain semisal salah kelola dalam manajemen.

  Oleh karenanya dalam mempersiapkan Rencana Bisnis Warnet, perlu diperhatikan dan diantisipasi kondisi 5 atau bahkan 10 tahun ke depan.

  Mengapa pandangan jauh kedepan masih diperlukan, untuk kategori usaha kecil dan menengah dari Warnet ?

  Hal ini tidak lain karena bisnis warnet merupakan bisnis jangka panjang, karena Return of Investment (ROI) atau Balik Modal (BEP) dari bisnis ini cukup lama yaitu antara 2 hingga 5 tahun dan membutuhkan modal awal yang sangat tinggi.

  Belum lagi pengadaan barang teknologi informasi baik yang bersifat perangkat keras atau yang bersifat perangkat lunak dengan lisensi dan membutuhkan biaya cukup tinggi. Sedangkan operasional Warnet lebih banyak akan mengalami kendala teknis dan pembaharuan alat-alat seiring

  perkembangan teknologi yang ada.

  Dipastikan, setiap 2 – 3 tahun Warnet akan mengalami rekonstruksi ulang dalam

  pembaharuan alat teknologi terbaru yang sesuai dengan permintaan pengguna dan pengguna warnet.

  Berikut ini adalah penjabaran dan hal-hal penting yang sangat diperlukan dalam perencanaan membangun Warnet.

I. Skala WARNET yang akan dibangun.

  Pemilihan skala ini bergantung dari jumlah dana awal yang dimiliki. Sedangkan parameter skala warnet ini berdasarkan pada :

  10 – 30 unit

  Lebih dari 30

  Kapasitas 5 – 10 unit PC

  50-150 juta

  150-400 juta

  Diatas 400 juta

  Komunikasi

  Layanan

  dasar seperti

  publik dan

  Layanan pri-

  suara, fax, e-

  sejenisnya

  vat dan seje-

  mail dan

  akses inter-

  seperti tele-

  nisnya misal-

  nya pemberi-

  net medicine,

  taan, train-

  Fasilitas

  distance

  ing, akses in-

  education,

  formasi pa-

  dan layanan

  sar, hasil

  e-gov pem-

  bumi dan cu-

  da. aca dan lain- lain.

II. Kelas WARNET yang akan dibangun.

  meliputi berbagai aspek:

  kenyamanan, kecepatan akses, kemudahan kenyamanan, kecepatan akses, kemudahan

  WARNET Kelas 1 (Warnet Berlian).

  Ini adalah klasifikasi yang tertinggi, dimana untuk

  membangun warnet

  dibutuhkan biaya yang besar hanya untuk desain ruangan dan fasilitas penunjang. Tujuan utama penyediaan fasilitas ekstra adalah memberikan kenyamanan dan kepuasan

  berselancar di

  internet.

  Klasifikasi Warnet Berlian biasanya terdapat di tengah keramaian kota, di pusat perbelanjaan, mall atau cafe. Variasi tarif sewa diatas Rp. 7.000,- per jam, bahkan hingga Rp 10.000,- karena segmentasi pengguna biasanya golongan masyarakat menengah keatas.

  Fasilitas tidak sekedar akses internet, melainkan

  penyelesaian bisnis, aplikasi transaksi online, bahkan seminar, workshop dan pendidikan jarak jauh online. Warnet Berlian seperti ini dijumpai di Gedung Pos Ibukota, sebagai kerjasama hibah dari Pemerintah Republik Korea.

  WARNET kelas 2 (Warnet Emas).

  Klasifikasi Warnet Emas merupakan jalan tengah antara model Warnet kelas 1 dan Warnet kelas 3. Biasanya Warnet Emas, mengalokasikan ruangan berdasarkan pemisahan

  pengguna,

  misalkan:

  Smooking Room, VIP Room, Gamers Room dan alokasi ruangan khusus yang lain.

  Warnet Emas dijumpai di wilayah pusat kota

  wilayah kompleks perumahan atau ada pula yang berada di area pendidikan seperti sekolah dan kampus. Fasilitas yang disediakan dalam Warnet Emas lazimnya

  menjaring pengguna potensial dari pengguna tetap. Dengan demikian, walau sekilas dikenakan tarif relatif murah, namun

  konsisten menggunakannya, maka secara keseluruhan akan mampu memberi dukungan keberlangsungan usaha.

  Warnet Kelas 3 (Warnet Perak).

  Klasifikasi Warnet Perak sebagai model yang paling umum, yang sifatnya adalah penyediaan layanan dasar. Oleh karena itu, pembangunan Warnet Perak tidak membutuhkan dana yang besar untuk Klasifikasi Warnet Perak sebagai model yang paling umum, yang sifatnya adalah penyediaan layanan dasar. Oleh karena itu, pembangunan Warnet Perak tidak membutuhkan dana yang besar untuk

  ditemukan di pinggiran kota, kompleks perumahan,

  wilayah

  kos-kosan

  dipemukiman penduduk dekat kampus dan bahkan di gang kecil sekalipun. Layanan

  hanyalah akses

  internet dilengkapi

  dengan fasilitas pencetakan serta jasa pemanfaatan komputer.

III. Pola Manajemen.

  Mengelola bisnis Warnet, dapat dilakukan dalam berbagai format pengelolaan, baik sebagai usaha sambilan dalam keluarga, atau menjadi sebuah lahan bisnis khusus yang ditangani secara profesional.

  Untuk keperluan dukungan keterampilan ataupun pertimbangan membagi resiko usaha, maka secara sederhana daapt dilakukan Untuk keperluan dukungan keterampilan ataupun pertimbangan membagi resiko usaha, maka secara sederhana daapt dilakukan

Manajemen warung.

  Pola pengelolaan warnet secara pribadi, informal dan dilakukan sekaligus oleh pemilik

  Sedangkan Administrasi pengelolaanpun sangat sederhana, sekedar melakukan pencatatan transaksi dan menjurnalkan pada setiap periode untuk mengetahui perkembangan usaha dan untung rugi. Sebagai sebuah usaha keluarga, model manajemen

  warung

  tidak

  memperhitungkan secara ketat persoalan penghapusan inventaris dan nilai mutasi setiap barang sebagai bagian dari investasi. Tidak jarang, manajemen warung dilakukan tanpa membedakan urusan bisnis warnet dengan keperluan pengeluaran

  keluarga

  sehari-hari,

  sehingga sulit dilakukan audit secara benar dan proporsional.

  Dalam skala usaha kecil, Warnet Perak masih mungkin dikelola demikian. Namun jika berkembang dan berusaha untuk menganekaragamkan

  layanan, maka

  pengelolaan manajemen warung dinilai tidak memadai.

Manajemen standar.

  pembukuan dan penataan keuangan secara terstruktur, sistematis dan teratur dengan tertib.

  Pedoman administrasi dan manajemen keuangan digunakan sesuai ketentuan yang ada, atau panduan bisnis yang tersedia.

  tersedia untuk memudahkan penanganan manajemen, dan walaupun dilakukans ecara perorangan atau individual, namun memudahkan untuk dilakukan audit atau pengawasan karena diterapkan standar baku dalam penanganannya.

Manajemen perusahaan.

  Pola pengelolaan warnet dengan model ini dapat diterapkan, jika bisnis Warnet sudah mencapai skala Warnet Berlian yang

  beranekaragam. Selain itu, juga dengan diterapkannya model usaha berjenjang atau dengan cara waralaba, sehingga beranekaragam. Selain itu, juga dengan diterapkannya model usaha berjenjang atau dengan cara waralaba, sehingga

  Keuntungan dari penerapan manajemen perusahaan

  modern,

  adalah

  memungkinkan disertakan dana publik yang

  transparansi keuangan.

LEGALITAS

  ( Legal Issue )

~ Legal Issue ~

  Sebagaimana layaknya kegiatan yang diakui sah, dalam menjalankan usaha Warnet perlu mentaati berbagai ketentuan peraturan perundangan. Merupakan kewajiban setiap orang atau badan hukum untuk melengkapi persyaratan administrasi dan teknis perizinan, kewajiban pajak serta retribusi daerah dan lain- lainnya.

I. Perijinan yang harus dibuat.

  Sama seperti Biro Perjalanan Wisata, Warung Tegal atau Kios di Pasar, maka untuk mendirikan Warnet memerlukan izin sebelum dioperasikan. Berbagai ketentuan hukum wajib difahami dan dilaksanakan. Untuk itu hendaklah perizinan diproses lebih dahulu dan sebaiknya dilakukan langsung tanpa perantara. Kecuali jika keberadaan biro jasa resmi diakui, dan secara transparan mencantumkan tarif yang dilegalisir oleh instansi teknis terkait.

  Beberapa diantara perizinan adalah:

  – Surat Domisili Usaha (Kecamatan). – Surat Izin Gangguan Lingkungan HO

  (Kepolisian). – Surat TDP (Tanda Daftar Perusahaan). – Surat

  Perusahaan (SIUPP).

  Jenis, ragam dan besarnya biaya untuk mengurus izin tersebut bervariasi, berbeda dari satu tempat dengan tempat lain. Sesuai dengan tuntutan Reformasi, Otonomi daerah dan Desentralisasi, maka masing-masing daerah berwenang menentukan sumber pendapatan daerah sesuai dengan landasan hukum yang ada.

II. Perpajakan yang harus dipenuhi.

  Selain membayar biaya perizinan, maka kewajiban seorang pengusaha, termasuk pengelola Warnet adalah memenuhi kewajiban pajak, retribusi dan iuran daerah secara berkala, sesuai dengan ketentuan yang ada. Retribusi listrik, kebersihan, keamanan dan bahkan iuran kampung, RTRW secara bulanan adalah kewajiban yang harus ditunaikan, apabila pengelola berharap akan menjalankan bisnis secara langgeng dan aman.

  Sementara secara tetap, pengelola juga

  menggunakan formulir dan prosedur yang sudah diatur, seperti:

  – NPWP pribadi NPWP perusahaan (Dirjen Pajak). – Pengisian SPT untuk membayar PpnPph.

III. Lisensi Perangkat Lunak Komputer.

  Komputer adalah perangkat keras yang sangat vital dalam bisnis warnet, karena perangkat ini yang akan digunakan oleh pengguna dan pengakses internet di warnet.

  Setiap komputer (PC) memiliki sistem didalamnya agar dapat dioperasikan. Sistem ini berupa sebuah perangkat lunak (software) yang dasarnya terdiri atas perhitungan coding 0 dan

  1, namun berkat kemajuan teknologi dan visual, angka 0 dan 1 tadi dapat dilihat dalam bentuk lain sehingga mampu membuat sebuah PC menjadi sangat berharga dan dapat digunakan.

  Software ini dibuat dan dikembangkan oleh berbagai macam disiplin ilmu, mulai dari perusahaan hingga personal. Pencipta software ini tentunya menjadi pemilik walaupun ada sebagian yang hanya pengembang saja. Pencipta software ini juga tentunya akan menjaga ciptaannya dan memiliki hak atas intelektualitasnya. Atas dasar hak intelktual itulah akhirnya tercipta apa yang dinamakan

  Lisensi.

  Lisensi software pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan lisensi intektualitas lain seperti lisensi penulis buku, lisensi penulis novel, lisensi pencipta lagu, lisensi penyanyi lagu, lisensi pengarang cerita, lisensi pembuat film dan jenis-jenis lisensi yang bersifat intelektualitas lainnya.

  Lisensi intelektualitas yang mana software termasuk didalamnya adalah lisensi dimana kita hanya diberikan hak pakai, bukan sebagai pemilik. Jadi yang harus dipahami dari lisensi software adalah :

  Lisensi yang kita bayarkan (beli) untuk software

  hanyalah sebagai hak guna pakai, bukan sebagai lisensi kepemilikan. Karena kepemilikan sesungguhnya masih melekat pada pembuat,

  perancang dan pencipta sofware itu sendiri. Oleh karenanya terdapat batasan-batasan dan

  aturan dalam penggunaan lisensi intelektualitas(software) ini.

  Dalam dunia software, lisensi ini ada beberapa macam. Ada lisensi yang mengklaim sebagai hak milik pembuat, ada yang memberikan bebas kepada siapa saja untuk dikembangkan dengan basis yang tetap sama, ada pula yang memberikannya terbatas sesuai keinginan pemilik software. Dan dengan alasan apapun, pembeli dalam hal ini harus tetap menjunjung tinggi dan patuh pada aturan Dalam dunia software, lisensi ini ada beberapa macam. Ada lisensi yang mengklaim sebagai hak milik pembuat, ada yang memberikan bebas kepada siapa saja untuk dikembangkan dengan basis yang tetap sama, ada pula yang memberikannya terbatas sesuai keinginan pemilik software. Dan dengan alasan apapun, pembeli dalam hal ini harus tetap menjunjung tinggi dan patuh pada aturan

  

  Yang umum dan yang banyak digunakan pada saat ini , jenis lisensi ini terbagi menjadi 4 (empat) yaitu :

1. Lisensi Tertutup (propriatery).

  Jenis lisensi ini biasanya dimiliki oleh perusahaan pembuat software. Dengan ditutupnya lisensi ini, artinya seseorang yang

  perusahaan tersebut harus mengikuti peraturan yang dibuat oleh perusahaan tersebut.

  pembelian barang, pengguna software tersebut juga harus menebus dengan nilai harga yang ditentukan. Karena lisensi ini tertutup maka software yang sudah dibeli tidak

  dikembangkan oleh orang, perusahaan, lembaga atau organisasi yang berada diluar perusahaan pemilik tanpa seijin pemiliknya sehingga dapat dikenakan tuntutan hukum oleh pemilik software tersebut.

  Contoh software yang menggunakan jenis lisensi ini diantaranya adalah Microsoft WINDOWS,

  AUTOCAD, Symantec NORTON Anti-Virus dan Microsoft OFFICE.

2. Lisensi Terbuka (open-source).

  Jenis lisensi ini sangat diminati oleh banyak kalangan, dari mulai kalangan pendidikan, personal, perusahaan hingga kenegaraan dengan segala

  macam

  maksud dan tujuannya. Lisensi ini membebaskan pengguna dari biaya, karenanya banyak komunitas yang sangat mendukung

  mengembangkan, bahkan banyak yang memodifikasinya

  dengan

  tetap

  menggunakan basis yang asli dan menggunakannya

  untuk

  keperluan

  pribadi, pendidikan, kenegaraan ataupun komersil. Lisensi ini yang umum dikenal dengan GNUGPL (GNU General Public License).

  Salah satu contoh lisensi ini yang terkenal adalah

  OpenOffice dan The GIMP.

3. Lisensi Terbatas (limited).

  Jenis lisensi ini banyak ditemui di internet, biasanya lisensi ini banyak berupa

  multimedia, pengolah gambar, pengolah suara dan banyak macam yang lainnya. Biasanya pula lisensi ini bebas digunakan multimedia, pengolah gambar, pengolah suara dan banyak macam yang lainnya. Biasanya pula lisensi ini bebas digunakan

  Contoh software yang memakai lisensi ini salah satunya adalah NullSoft WINAMP dan IrfanView. Software tersebut boleh digunakan oleh siapapun yang bersifat perorangan, namun software tersebut tidak boleh digunakan untuk komersial dan perusahaan, termasuk untuk Warnet.

4. Lisensi Bebas (free).

  Lisensi ini memperbolehkan siapa saja menggunakan, baik itu personal maupun komersial. Walaupun biasanya terbatas sekali

  perusahaan atau organisasi komersial yang membutuhkan software alternatif dapat menggunakan software ini daripada harus membayar sejumlah uang untuk lisensi. Bahkan biasanya pengembang perusahaan atau organisasi komersial yang membutuhkan software alternatif dapat menggunakan software ini daripada harus membayar sejumlah uang untuk lisensi. Bahkan biasanya pengembang

  menyebarluaskan, memperbanyak dalam bentuk

  memperkenalkan dari mulut ke mulut. Hanya saja pemiliknya melarang software untuk dimodifikasi dan dikembangkan oleh perorangan, organisasi ataupun perusahaan.

  IZarc, FoxitReader dan FreePDF adalah salah satu contoh dari software ini.

  Selain kewajiban publik yang harus ditunaikan oleh pengusaha Warnet, maka untuk mentaati ketentuan hukum juga harus dipenuhi adanya praktek usaha legal secara benar dan tertib.

  Tidak seperti pengusaha atau pekerja bidang lain yang cukup menyediakan piranti keras untuk menjalankan bisnisnya, maka pengelola Warnet berkewajiban memiliki lisensi piranti lunak.

  Persoalan yang relatif rumit adalah pemakaian piranti lunak legal. Kenyataan dalam masyarakat, terutama dikalangan pengusaha warnet, pemakaian piranti lunak bajakan atau illegal software masih terdapat. Semula, fenomena ini sekedar kelatahan atau karena ketidaktahuan. Namun karena dampaknya merugikan pihak lain dan menjadikan salah Persoalan yang relatif rumit adalah pemakaian piranti lunak legal. Kenyataan dalam masyarakat, terutama dikalangan pengusaha warnet, pemakaian piranti lunak bajakan atau illegal software masih terdapat. Semula, fenomena ini sekedar kelatahan atau karena ketidaktahuan. Namun karena dampaknya merugikan pihak lain dan menjadikan salah

  Pemerintah melakukan dua pendekatan sekaligus; pencegahan dengan penyuluhan peningkatan kesadaran HaKI dan penggunaan software legal, serta penegakan hukum untuk memberantas pembajakan piranti lunak.

  Strategi Bisnis

  dan

  Keamanan Investasi

  ~ Strategy Security ~

I. Pangsa Pasar.

  Pengguna Internet identik dengan kaum muda, pelajar dan mahasiswa direntang usia 15-25 tahun. Walau semula dominasi pengguna internet kaum pria, dengan makin terbuka wawasan jender, maka keseimbangan kini sudah semakin terjaga. Perlu di cermati pula kalangan kaum pekerja di rentang umur 25-40 tahun, sebagai pasar potensial. Kini, kebutuhan pemakaian internet, tidak hanya bisnis, tetapi berbagai kegiatan sehari-hari masyarakat.

  Warnet mentargetkan pangsa pasar pada

  memperhatikan karakteristik mereka. Pangsa pasar ini umumnya sensitif terhadap harga, sesuai dengan kondisi kemampuan kantong. Karena itu, keterjangkauan layanan, perlu menjadi pertimbangan pertama.

  Pangsa pasar ini juga unik, karena jumlah yang besar dan sebaran merata baik di kota atau desa. Beda dengan kaum pekerja, umumnya tidak terlalu sensitif pada harga tapi memiliki tuntutan kenyamanan, serta sebaran yang terkonsentrasi di kota atau pusat kawasan industri.

II. Pemilihan Lokasi.

  Pilihan Lokasi kegiatan Warnet, tentu pertama dan terutama, harus dilihat dari segi lalu lintas orang, pemenuhan keperluan akan informasi, maupun jenis layanan jasa lain. Penentuan lokasi, perlu memerhitungkan juga faktor negatif dari kegiatan yang bertentangan dengan karakter bisnis Warnet. Misal, tempat keramaian

  berpotensi mencemari udara dan mengganggu kenyamanan pengguna. Bahkan usaha yang mengeluarkan aroma menyengat, berdampak ketidaknyamanan bagi pengguna warnet perlu dijauhi.

  Target pasar memang perlu dicermati, sebab akan mempengaruhi pemilihan lokasi warnet. Bagi Warnet Perak, maka lokasi yang tepat di daerah konsentrasi pelajar dan mahasiswa, sekitar sekolah atau kampus. Perlu diketahui, bahwa penetapan pangsa pasar, lokasi

  menyebabkan persaingan warnet makin ketat. Sehingga, bagi pebisnis pendatang baru, perlu berfikir ulang untuk menjadikan daerah kampus sebagai target lokasi untuk membuka warnet.

  Selain lokasi terkonsentrasi di kampus, pemukiman padat penduduk, maka kompleks perumahan juga merupakan pilihan lain. Apalagi jika penghuninya tergolong masyarakat kelas menengah, dimana koneksi internet menjadi kebutuhan. Disisi lain, kepemilikan Selain lokasi terkonsentrasi di kampus, pemukiman padat penduduk, maka kompleks perumahan juga merupakan pilihan lain. Apalagi jika penghuninya tergolong masyarakat kelas menengah, dimana koneksi internet menjadi kebutuhan. Disisi lain, kepemilikan

  di lokasi padat penduduk

  memberikan peluang untuk memasarkan langsung koneksi internet ke rumah secara sewa.

  implementasikan, sebagai model pemanfaatan akses internet secara bersama diantara Kepala keluarga, dengan pengelolaan diserahkan kepada pebisnis Warnet.

  keberhasilan bisnis warnet, walau bukan satu- satunya. Masih ada faktor lain, misal: kenyamanan ruangan, harga yang terjangkau, variasi produk, dan promosi dll. Kesemua hal itu dibundel dalam strategi produk layanan warnet.

III. Strategi Pelayanan Warnet.

  Kenyamanan pengguna menjadi faktor penting lain bagi keberhasilan bisnis warnet. Warnet

  menawarkan kenyamanan pengguna, lebih mudah menjaring pengguna dibandingkan warnet murah, tetapi gerah. Sementara itu, layanan internet murah tidak harus diartikan sebagai sengsara dalam ber-Internet ria. Oleh karena itu, sesuai kondisi keuangan pangsa pasar, maka untuk kenyamanan dapat disiasati menawarkan kenyamanan pengguna, lebih mudah menjaring pengguna dibandingkan warnet murah, tetapi gerah. Sementara itu, layanan internet murah tidak harus diartikan sebagai sengsara dalam ber-Internet ria. Oleh karena itu, sesuai kondisi keuangan pangsa pasar, maka untuk kenyamanan dapat disiasati

  Kesan bahwa warnet yang berharga murah selalu menyajikan layanan tidak nyaman, perlu disiasati jika pengusaha ingin berhasil dalam kompetisi.

  Ada beberapa hal menentukan dalam kenyamanan ini, antara lain :

Koneksi Internet.

  direncanakan setelah mempersiapkan semuanya. Koneksi internet adalah pilihan nomer 1 pengguna. Sebisa mungkin koneksi ini harus di kelola (maintain) dengan sangat baik. Kesan pertama pengguna adalah jika koneksi internet suatu warnet cepat, maka pengunjung akan selalu menggunakan warnet tersebut untuk aktifitas internet.

  Koneksi internet ini dasarnya sangat berpengaruh terhadap besar jalur koneksi (yang dikenal dengan istilah Bandwith) yang diambil warnet tersebut dari Internet Service Provider (ISP). Kebutuhan bandwith sebuah warnet sangat bergantung dari banyaknya Koneksi internet ini dasarnya sangat berpengaruh terhadap besar jalur koneksi (yang dikenal dengan istilah Bandwith) yang diambil warnet tersebut dari Internet Service Provider (ISP). Kebutuhan bandwith sebuah warnet sangat bergantung dari banyaknya

  6 hingga 16 Kbps per PC. Namun karena penggunaan bandwith dalam warnet biasanya berganti dan saling mengisi (redundant), maka tidak diperlukan perhitungan pengkalian pada kebutuhan bandwith setiap terminal. Kebutuhan ini harus disikapi secara pintar oleh pemilik warnet, karena harga bandwith ini tidak murah bergantung dari rasio bandwith yang digunakan, apakah pemakaian bersama (sharing) atau pemakain khusus (leased-line). Berikut ini adalah panduan untuk kebutuhan bandwith berdasarkan jumlah terminal PC dalam sebuah warnet.

  Jumlah PC

  Kebutuhan Bandwidth

  1024 Kbps (1 Mbps)

  80 – 100

  1536 Kbps (1,5 Mbps)

  Selain besar Bandwith, teknologi koneksi- pun mempengaruhi kecepatan akses Selain besar Bandwith, teknologi koneksi- pun mempengaruhi kecepatan akses

  – Dial-Up :

  Teknologi ini menggunakan jaringan telepon tetap (fixed-line). Penggunaan koneksinya pun dihitung berdasarkan menit dan besaran bandwith yang di dapat, oleh karenanya teknologi ini sangat tidak direkomendasikan untuk penggunaan

  dan penggunaan koneksi

  Telkomnet Instant 8 adalah salah satu dari sekian banyak layanan dial-up, untuk

  bandwith maksimal yang didapat adalah

  64 Kbps, warnet harus menebus dengan Rp 150,- per menitnya. Secara hitungan matematika jika warnet memiliki jam operasional selama 12 jam sehari,

  dibayarkan adalah Rp. 150 x 60 menit x

  12 jam x 30 hari yaitu sebesar Rp. 3.240.000,-

  – ADSL :

  Singkatan

  dari

  Asymetric

  Digital

  Subscriber Line (ADSL), adalah teknologi yang dapat menyalurkan data dan suara secara simultan melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan yang dijaminkan sesuai dengan paket layanan yang

  topologinya adalah penggunaan bersama (sharing). Penjelasan sharing ini adalah bahwa dalam 1 Sentra Otomat Telepon (STO) di satu daerah diwilayah tertentu (misalnya STO Depok-1), maka jika dalam lingkup STO Depok-1 itu terdapat

  10 warnet, berarti bandwith sebesar 384 Kbps akan dibagi ke 10 warnet tersebut, sehingga jika aktifitas ke 10 warnet tersebut dalam operasional penuh, maka bisa dipastikan maksimal bandwith yang didapat setiap warnet di lingkup STO Depok-1 sebesar 38.4 Kbps.

  Telkom SPEEDY 9 adalah contoh layanan

  ADSL dari PT. Telkom Tbk., dengan bandwith maksimal 384 Kbps, harga koneksi khusus untuk warnet adalah Rp. 1.750.000,- dengan pemakaian bebas 24 jam selama sebulan penuh.

– Cable-Line :

  Merupakan teknologi yang tidak berbeda jauh dengan ADSL, hanya saja teknologi ini telah ada jauh sebelum ADSL Merupakan teknologi yang tidak berbeda jauh dengan ADSL, hanya saja teknologi ini telah ada jauh sebelum ADSL

  perusahaan nasional (BUMN).

  Kabel Vision 10 adalah salah satu contoh

  pemilik jaringan koneksi ini. Dengan koneksi maksimal 512 Kbps, warnet dibebankan

  pemakaian 24 jam selama sebulan penuh.

– Broadband Access

  Adalah teknologi yang menggunakan topologi Symetric (dikenal juga dengan istilah Leased-Line) yaitu teknologi berdasarkan pesanan yang diinginkan. Dengan teknologi ini maka warnet mendapatkan koneksi langsung dari ISP tanpa dibagi bersama (sharing) dengan yang lainnya (rasio 1:1). Sehingga dalam keadaan apapun, besar bandwith yang dijamin tetap seperti yang diinginkan. Dalam penggunaan teknologi broadband- access ini, setiap warnet dapat memilih

  jenis koneksi akhir (last-mile 11 ) yang

  10 http:www.kabelvision.comintnet.aspx?type=1 11 Las-mile atau koneksi akhir adalah koneksi yang

  menghubungkan Internet Service Provider (ISP) menghubungkan Internet Service Provider (ISP)

  tetapi memiliki

  beragai

  kelemahan karena gelombang radio, menggunakan kabel fiber-optik yang mahal namun terjamin kualitasnya atau meng gunakan VSAT yang memanfaatkan satelit sehingga cocok untuk daerah rural dan terpencil di pelosok negeri.

  Pemilihan penggunaan bandwith sekali lagi harus disikapi dengan pintar oleh pengusaha warnet. Begitu pula dalam memilih Internet Service Provider (ISP), diperlukan banyak dukungan dan layanan yang proporsional untuk warnet sebagai pengguna jika terjadi sesuatu misalnya terjadi putus koneksi (disconnect) atau kerusakan pada alat milik ISP di warnet (misalnya router atau modem). Dalam hal ini yang perlu diperhitungkan dalam memilih ISP adalah :

  – Dukungan jika terjadi gangguan. – Waktu layanan dukungan (24 jam). – Aksi kecepatan layanan dukungan.

Meja dan kursi.

  Meja dan kursi warnet sebisa mungkin Meja dan kursi warnet sebisa mungkin

  Warnet dengan Meja dan Kursi yang Ergonomis Beberapa warnet memilih untuk tidak menggunakan kursi atau dikenal

  dengan istilah “lesehan”, dan biasanya dengan istilah “lesehan”, dan biasanya

  bersandar ataupun digunakan pada saat duduk. Kelebihan model ini adalah investasi untuk kursi tidak besar dan meja juga bisa digunakan berukuran lebih pendekkecil dan otomatis investasi juga berkurang.

  Warnet tanpa kursi atau LESEHAN

Sirkulasi dan Pendinginan Udara.

  Sirkulasi udara yang baik dan suhu yang sejuk akan menambah kenyamanan warnet anda. Sirkulasi udara harus diperhitungkan dengan baik, sebab umumnya warnet akan memilih untuk berada dalam sebuah ruang yang Sirkulasi udara yang baik dan suhu yang sejuk akan menambah kenyamanan warnet anda. Sirkulasi udara harus diperhitungkan dengan baik, sebab umumnya warnet akan memilih untuk berada dalam sebuah ruang yang

  Sirkulasi udara terutama dibutuhkan jika warnet

  pengguna yang merokok. Walaupun untuk model ini sangat disarankan untuk memisahkan ruangan bagi mereka yang merokok dan penambahan perangkat exhaust untuk membuang asap rokok keluar dari ruangan. Pemisahan ini sangat perlu sebab jika tidak dipisahkan akan sulit mengatur asap dan bau dari pengguna yang merokok.

  Bagaimana dengan AC (penyejuk udara)? Seberapa besar kekuatan AC yang dibutuhkan ?

  Jawabannya tergantung pada ukuran ruangan, jumlah perangkat dan juga banyaknya

  tersebut, serta paparan sinar matahari terhadap ruangan tersebut. Sebuah AC berkekuatan 1PK secara teroitis mampu mendinginkan ruangan kosong seluas 5m(p) x 5m(l) x 3m(t). Namun jika ruangan tersebut sudah terisi oleh sejumlah komputer dengan monitor CRT dan sejumlah pengguna, maka akan terasa kurang sejuk lagi sehingga dibutuhkan tambahan AC.

  Penggunaan monitor LCD juga dapat menurunkan

  penggunaan

  penyejuk

  ruangan sebab tingkat panas yang dihasilkan monitor LCD lebih rendah dibandingkan menggunakan monitor CRT.

  Berikut adalah perbandingan kekuatan AC dan luas ruangan:

  No

  Kapasitas AC

  Luas ruangan

  48 m² keatas

  Dari penjelasan ini dapatlah dikatakan bahwa kapasitas terpasang (kekuatan dan jumlah) AC haruslah lebih besar dari kapasitas terpakai (luas ruangan).

  Dari pengalaman, ruangan seluas 40 m 2

  yang terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung dengan 14 buah PC workstation yang menggunakan CRT dan diisi oleh sekitar 16 orang baru yang terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung dengan 14 buah PC workstation yang menggunakan CRT dan diisi oleh sekitar 16 orang baru

Partisi.

  Partisi adalah salah satu bagian dari keinginan pengguna warnet untuk mem- privasikan

  pengguna yang sangat menginginkan privasi yan terjaga dan bebas dari gangguan dan lirikan pengguna lainnya. Sehingga bebas untuk membuka dan melihat email, chating atau konten internet yang lain.

  Banyak dilema yang terjadi dengan partisi

  ini, salah

  satunya

  adalah

  menjadikan pengguna bebas untuk melihat konten apa saja, termasuk yang bersifat pornografi dan perjudian atau tindakan jahat seperti frouding dan hacking.

  Namun

  semua

  kembali bagaimana

  pemilik warnet menyikapinya, dengan pengontrolan berkala ataupun dengan cara teknis seperti mem-blok konten porno dan judi melalui router dan server.

  Variasi dari partisi warnet berbeda-beda, bergantung dari bahan, kualitasnya dan plafon dana yang tersedia. Di berbagai Variasi dari partisi warnet berbeda-beda, bergantung dari bahan, kualitasnya dan plafon dana yang tersedia. Di berbagai

  Sedangkan untuk warnet yang tanpa menggunakan partisi, memang cukup menekan plafon biaya interior. Namun privasi pengguna menjadi berkurang, oleh sebab itu biasanya warnet ini berbentuk

  kebanyakan pengguna dan pemain games sangat suka dengan model warnet tanpa partisi.

  Kembali ke sebagai pengusaha, tinggal Warnet dengan Partisi Privasi memilih manakah yang akan digunakan.

  Segala hal yang sudah diniatkan baik Segala hal yang sudah diniatkan baik

  Warnet tanpa menggunakan Partisi

Penerangan.

  Untuk hal ini, cukup menggunkan penerangan yang biasa (standar) seperti menggunakan Neon. Hindari penerangan warnet yang suram dan remang-remang karena dapat menimbulkan efek yang merugikan warnet akibat ulah pengguna seperti transaksi narkoba, perbuatan asusila dan pelanggaran hukum lainnya.

  Untuk beberapa warnet dengan konsep cafe, memang biasanya dikondisikan dengan suasana yang santai dan rileks, dan penerangan yang terlalu terang dan silau akan membuat pengguna menjadi tidak nyaman.

  Penerangan memang lebih baik di sinergikan dengan konsep interior. Jika anda menggunakan desainer ruangan atau arsitek, dapat dikonsultasikan ke mereka terlebih dahulu.

  Penataan dan pilihan pemakaian lampu apakah pijar atau neon, bukan sekedar pertimbangan ekonomis besar watt per titik api. Persoalannya, erat dengan pengaturan ventilasi cahaya, akses sinar melalui tirai, jendela dan keberadaan dinding transparan serta sekat-sekat diantara pengguna.

  Semakin terbuka, transparan dan tanpa penyekat, akan meminimalkan jumlah Semakin terbuka, transparan dan tanpa penyekat, akan meminimalkan jumlah

  penerangan sekaligus akan menghasilkan estetika dan kenyamanan pengguna.

Keyboard, Mouse dan Monitor.

  Dalam ber-internet, biasanya pengguna memilih waktu yang cukup lama. Dalam hal ini tentu aja penggunaan mouse lebih banyak digunakan untuk browsing. Sedangkan

  memanfaatkan chatting tentunya akan lebih sering menggunakan keyboard.

  Anggarkan pendanan setiap tahunnya untuk mengganti keyboard dan mouse, karena alat ini dipastikan akan lebih cepat rusak atau tidak layak pakai. Keyboard akan lebih sering terhapus angka dan huruf pada tombolnya dengan pemakaian lebih dari 1 tahun.

  Untuk monitor, gunakan monitor yang nyaman

  penggunaan dalam waktu yang lama. Sesuaikan juga resolusinya dengan yang penggunaan dalam waktu yang lama. Sesuaikan juga resolusinya dengan yang

IV. Strategi Pemasaran.

  Selain faktor lokasi, strategi pemasaran maka jenis layanan yang diberikan Warnet mempengaruhi

  keseluruhan

  pendekatan

  investasi. Investasi dana berlebihan pada Warnet yang hanya memerlukan layanan dasar akses telekomunikasi, tentu akan berdampak kesulitan pemulangan modal, dan memerlukan waktu relatif lama.