HAKIKAT PEMBELAJARAN SAINS DI SD (1)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam sekolah adalah Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan
ditingkat pendidikan dasar dan tingkat menengah. Menurut kurikulum 2006 (Depdiknas,
2006:1) pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sekolah bertujuan mengembangkan
kemahiran atau kecakapan Ilmu Pengetahuan Alam yang diharapkan dicapai seperti berikut:
1.) Menunjukkan pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang dipelajari, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah. 2.) Menggunakan penalaran pada pola, sifat, atau
melakukan manipulasi Ilmu Pengetahuan Alam dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan ilmiah. 3.) Menunjukkan kemampuan
strategi dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model Ilmu
Pengetahuan Alam dalam pemecahan masalah. 4.) Memiliki sikap menghargai kegunaan
Ilmu Pengetahuan Alam dalam kehidupan.
Di Sekolah Dasar, Ilmu Pengetahuan Alam sudah sangat popular dikalangan peserta
didik. Mulai dari kelas 1 tentang mengenal anggota tubuhnya sampai kelas 6 tentang tata
surya semuanya dikenalkan secara berkesinambungan. Bahkan mata pelajaran ini sudah
menjadi mata pelajaran yang dilombakan dalam olimpiade beserta dengan mata pelajaran
matematika. Oleh karena itu sebagai seorang calon pendidik, kita harusnya mengetahui apa

itu Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar. Supaya ketika kita sudah terjun ke dunia
pendidikan yang sesungguhnya kita tidak merasa canggung lagi dengan yang namanya Ilmu
Pengetahuan Alam.
B. Rumusan Masalah
Dari apa yang telah kita ketahui di lapangan, kita sering mendengan yang namanya
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), tetapi belum sepenuhnya mengetahui apa sebenarnya Ilmu
Pengetahuan alam itu sendiri. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas kami
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Ilmu Pengetahuan Alam?
2. Apa saja tujuan dan fungsi Ilmu Pengetahuan Alam?
3. Mengapa Ilmu Pengetahuan Alam harus diajarkan di SD?
1

4. Bagaimana cara mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam di SD?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui hakikat Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Mengetahui kenapa Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting dan harus diajarkan di
Sekolah Dasar.

4. Untuk mengetahui bagaimana saja cara atau metode yang tepat dalam mengajarkan
Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Hakikat Sains
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23)
merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada
henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek,
bermetode dan berlaku secara universal”
Menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan”.
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan sekumpulan

pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan
penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan
cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan
biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang
melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.
Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA sebagai
produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah.
Hakikat IPA sebagai produk meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum,
dan teori-teori di dalam IPA yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka
memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi di
dalamnya. Produk IPA (konsep, prinsip,hokum dan teori) tidak diperoleh berdasarkan fakta
semata, melainkan berdasar-kan data yang telah teruji melalui serangkaian eksperimen dan
penyelidikan.
Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang
melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. yaitu dengan
melakukan observasi, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi,membandingkan,
menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan
mengkomunikasikan hasil penelitian. Dalam pengajaran IPA, aspek proses ini muncul


3

dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Ada tidaknya aspek proses ini sangat bergantung
pada guru.
Hakikat sikap ilmiah adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus
dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan
pengetahuan baru. Sikap dapat diklasifikasi ke dalam dua kelompok besar. Pertama,
seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses pemecahan masalah; dan
kedua, seperangkat sikap tertentu yang meru-pakan cara memandang dunia serta berguna
bagi pengembangan karir di masayang akan datang (T. Sarkim, 1998:134)
Sains dalam arti sempit telah dijelaskan di atas merupakan disiplin ilmu yang terdiri
dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical
sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika,
sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi,
mikrobiologi. Carin (1985) mendefinisikan Sains sebagai sistem pengetahuan alam
semesta melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan eksperimen.
Sementara itu Hungerford dan Volk (1990) mendefinisikan Sains sebagai, (1) proses
menguji informasi yang diperoleh melalui metode empiris, (2) informasi yang diberikan
oleh suatu proses yang menggunakan pelatihan yang dirancang secara logis, dan (3)
kombinasi antara proses berfikir kritis yang menghasilkan produk informasi yang sahih.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Sains merupakan suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam bentuk kumpulan konsep,
prinsip, teori dan hukum. Sains dapat dIPAndang sebagai produk yaitu sebagai ilmu
pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah, dan dapat juga dIPAndang sebagai
proses yaitu sebagai pola berfikir atau metode berfikirnya. Sedangkan sikap yang
dibutuhkan dalam metode ilmiah berupa sikap ilmiah yang antara lain berupa hasrat ingin
tahu, kerendahan hati, jujur, objektif, cermat, kritis, tekun, terbuka, dan penuh tanggung
jawab.
Berdasarkan kurikulum 1994 untuk SD, Sains yang mulai diberikan di kelas II lebih
bersifat memberikan pengetahuan yang dimulai dari pengamatan-pengamatan mengenai
pelbagai jenis dan perangai lingkungan alam serta lingkungan buatan. Sains untuk anakanak didefinisikan oleh Paolo & Marten (dalam Iskandar, 1996) sebagai: (1) mengamati
apa yang terjadi, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan
pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, dan (4) menguji ramalanramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Dengan

4

demikian pengajaran Sains di kelas III SD sudah membuka kesempatan untuk memupuk
rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah.
Carrin (1985) mengatakan bahwa teori kognitif yang paling kuat memberikan
pengaruh terhadap praktek pendidik di SD adalah teori Piaget, berupa empat tahap

perkembangan kognitif anak yaitu: (1) Tahap Sensorimotor (0-2 tahun), (2) Tahap
Praoperasional (2-7 tahun), (3) Tahap Operasi Konkrit (7-11 tahun), dan (4) Tahap Operasi
Formal (11-diatas 4 tahun). Berdasarkan pengelompokkan tahap perkembangan anak
tersebut, berarti anak kelas III SD termasuk dalam tahap perkembangan operasi konkrit.
Menurut Carin (1989),manak yang berada pada operasi konkrit, berfikir dan belajar pada
pengalaman-pengalaman yang nyata. Mereka belum dapat belajar secara abstrak Menurut
Subekti (1995), konsep program praktek pendidikan sesuai perkembangan
(developmentally appropriate practice) berpijak pada dua macam kesesuaian: kesesuaian
usia dan kesesuaian dengan setiap anak sebagai individu. Kesesuaian usia ialah rancangan
lingkungan belajar yang harus diseduaikan dengan usia siswa. Kesesuaian dengan setiap
anak sebagai individu yaitu setiap anak dIPAndang sebagai mahluk individu yang tumbuh
berkembang secara utuh.Sebagai seorang individu setiap anak mempunyai karakteristik
yang khas. Dalam cara belajarnya, dalam cara berinteraksi dengan lingkungan, dan dalam
cara menggunakan waktu untuk belajar masing-masing anak tidak sama. Perbedaanperbedaan individu ini berpengararuh besar pada proses pembelajaran. Agar dalam proses
pembelajaran dapat behasil secara optimal, seyogyanya guru harus mengenal betul
keberadaan masing-masing anak. Dalam menghadapi anak, guru harus membedakan
antara yang daya tangkapnya cepat dengan yang daya tanggapnya lambat.
Sains berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan
dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habishabisnya.Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya
informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya,

yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin
sempit, sehingga semboyan ” Sains hari ini adalah teknologi hari esok” merupakan
semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi
manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi
(komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the
nature of Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of
technology).

5

Sains membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Winaputra, 1992 : 122) bahwa Sains
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang
sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
obervasi dan eksperimen.
B.

Tujuan dan Fungsi Sains
Tujuan pembelajaran IPA di SD adalah dimaknai sebagai sesuatu yang diharapkan

akan dicapai oleh peserta didik setelah melalui suatu proses pembelajaran IPA tertentu
diSekolah Dasar. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada langkah awal pembelajaran
digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang akan
dilakukan.
Tujuan pengajaran IPA di sekolah bisa sangat beragam, yaitu: IPA sebagai produk,
IPA sebagai proses, IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah. Secara keseluruhan
berbagai kemungkinan tujuan pengajaran sains ini bisa diwujudkan melalui pengajaran
sains di laboratorium.
IPA sebagai produk adalah pengajaran tubuh pengetahuan sains yang terdapat dalam
buku pelajaran IPA. Berbagai topik bahasan IPA di sekolah biasanya diajarkan dengan
beragam konsep dan keterkaitannya, serta hubungan antara berbagai konsep tadi dengan,
hukum-hukum alam, penjelasan teoritis, beragam diagram, contoh perhitungan,
eksperimen dan lain-lain.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara
terperinci adalah:
1.

Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,


2.

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

3.

Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat,

4.

Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan,

6

5.


Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan, dan

6.

Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Untuk mengenal apa IPA itu, kita juga dapat menjelaskan melalui segi fungsinya.

Dari berbagai pustaka dapat dirangkum bahwa fungsi IPA itu ada lima, yaitu untuk:
1. Membangun pola berpikir
Dapat kita simak dari fakta sejarah, bagaimana IPA terbagun dari pola berpikir
manusia yang berkembang dari zaman ke zaman. Di sisi lain, IPA itu sendiri juga
dapat membangun pola berpikir manusia dengan ciri-ciri khusus.
2. Menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam
Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri-ciri yang khusus, yaitu :
a. Analitis, artinya lengkap mendeskripsikan semua bagian dari objek
b. Penelitiannya, serta hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya.
c. Logis, artinya dapat diterima oleh akal.

d. Sistematis, artinya disusun secara logis dan sistematis sehingga tampak jelas tata
urutan serta hubungan satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa tidak ada
kebenaran ilmu pengetahuan yang bertumpang tindih dalam arti berlawanan satu
dengan yang lain.
e. Kausatif, maksudnya IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu terjadi.
f. Kuantitatif, yang meliputi tiga arti:
1.

Kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui statistika,

2.

Penjelasannya disertai dengan angka-angka dengan besaran hasil
pengukuran atau dengan rumusan-rumusan matematika,

3.

Kuantitatif dalam artiannya yang tak langsung menyatakan kecermatan
pengukuran.

Menurut Carl Hempel ada dua tujuan IPA dalam menjelaskan berbagai gejala alam
ini, yaitu:
a. Untuk hal yang bersifat praktis, maksudnya untuk kepentingan kesejahteraan umat
manusia.
b. Untuk memenuhi hasrat ingin tahu.
7

3. Meramalkan
Peramalan dari IPA ini adalah peramalan yang didasarkan atas
adanya konsistensi atau keteraturan dari gejala-gejala alam. Kunci pokok dari sesuatu
yang dapat digunakan untuk meramalkan itu adalah adanya keteraturan yang
konsisten.
4. Menguasai atau mengontrol alam guna kesejahteraan manusia
Dengan IPA orang bisa mengolah sumber daya alam. Orang juga dapat
mendirikan industri-industri untuk menghasilkan barang-barang bagi kesejahteraan
manusia. Dengan IPA orang dapat mempermudah hubungan komunikasi maupun
transportasi. Dengan IPA orang dapat mencegah atau menghindari malapetaka akibat
gejala alam.
5. Melestarikan berbagai gejala alam
Suatu gejala alam mungkin sekali tak terulang kejadiannya sehingga IPA dalam
hal ini selaku kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis secara tak langsung
merekam gejala-gejala alam, misalnya kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan
flora dan fauna.
C.

Mengapa Sains Diajarkan di SD
Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa : memahami konsepkonsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat mempelajari alam sekitar,
bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala
alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar, serta
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan. Berdasarkan tujuan di atas, maka
pembelajaran pendidikan IPA di SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu
akademis dan verbalistik.
Selain itu dalam kondisi ketergantungan hidup manusia akan ilmu dan teknologi yang
sangat tinggi, maka pembelajaran IPA di SD harus dijadikan sebagai mata pelajaran dasar
dan diarahkan untuk menghasilkan warga Negara yang melek IPA. Rutherford dan
Ahlgren

(1990)

dalam

kata

pengantarnya
8

untuk

buku Science

for

All

Americans mengemukakan beberapa alasan mengapa IPA layak dijadikan sebagai mata
pelajaran dasar dalam pendidikan : Pertama,IPA dapat memberi seseorang pengetahuan
tentang lingkungan biofisik dan perilaku social yang diperlukan untuk pengembangan
pemecahan yang efektif bagi masalah-masalah local dan global; Kedua, dengan penekanan
dan penjelasan akan adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup yang satu
dengan

makhluk hidup yang lain beserta lingkungannya, IPA akan membantu

mengembangkan sikap berpikir seseorang terhadap lingkungan dan dalam memanfaatkan
teknologi; Ketiga, Kebiasaan berpikir ilmiah dapat membantu seseorang dalam setiap
kegiatan kehidupan sehingga peka terhadap permasalahan yang seringkali melibatkan
sejumlah

bukti,

pertimbangan

kuantitatif,

alasan

logis,

dan

ketidak

pastian; Keempat, prinsip-prinsip teknologi memberi sesorang dasar yang kuat untuk
menilai penggunaan teknologi baru beserta implikasinya bagi lingkungan dan
budaya; Kelima, pendidikan IPA dan teknologi secara terus menerus dapat memberikan
piranti untuk menentukan sikap terhadap sejumlah masalah dan pengetahuan baru yang
penting; Keenam, potensi IPA dan teknologi guna meningkatkan kehidupan tidak akan
terealisasikan tanpa didukung oleh pemahaman masyarakat umum terhadap IPA,
matematika, dan teknologi, serta kebiasaan berpikir ilmiah.

D.

Bagaimana Mengajarkan Sains di SD
Carin dan Sund (1989) memberikan petunjuk tentang bagaimana seharusnya IPA
diajarkan pada pendidikan dasar. Salah satu diantaranya adalah menanamkan ke dalam diri
siswa keingintahuan akan alam sekitar, serta dapat memahami pejelasan-penjelasan ilmiah
tentang fenomena alam. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu
bahwa IPA harus mampu meberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana kita
hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap terhadap alam.
Secara singkat, Connor (1990) mengemukakan, pendidikan IPA di SD harus secara
konsisten berorientasi pada (a) pengembangan keterampilan proses, (b) pengembangan
konsep, (c) aplikasi, dan (d) isu social yang berdasar pada IPA.
Khusus untuk keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, Mechling dan Oliver
(1983) mengemukakan bahwa penekanan yang diberikan dalam pengajaran keterampilan
proses IPA adalah pada keterampilan-keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir ini
9

dapat berkembang pada anak selama anak diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan
keterampilan-keterampilan tersebut. Dengan keterampilan-keterampilan proses IPA, yang
salah satu diantaranya adalah keterampilan mengajukan pertanyaan, maka siswa sekolah
dasar dapat mempelajari IPA sebanyak-banyaknya, sesuai dengan keinginan mereka untuk
mengetahui dan mempelajari IPA tersebut selama hidupnya.
Holt (1991) menyebutkan ciri-ciri siswa SD, antara lain rasa ingin tahu yang berlebih,
mengeksplorasi, menemukan, mempelajari sesuatu yang baru, dan berkreasi. Untuk
mendorong munculnya rasa ingin tahu siswa SD tersebut, terlebih dahulu perlu dilakukan
eksplorasi terhadap apa yang akan dipelajari, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dari kegiatan eksplorasi tersebut dapat dijawab dengan percobaan yang dilakukan
oleh siswa sendiri untuk menemukan konsep-konsep baru. Hal ini juga sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Blosser (1990), bahwa siswa SD lebih mudah
memahami IPA jika melakukan kegiatan percobaan sendiri.
Berdasarkan pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka sebaiknya
pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan
ini dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep baru dan
mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untk dilaksanakan karena langkah awal untuk
menghasilkan orang dewasa yang melek IPA adalah dengan melibatkan anak-anak, dalam
hal ini adalah anak-anak SD secar aktif sejak dini ke dalam kegiatan IPA seperti
disebutkan di atas.
a.

Strategi Pembelajaran IPA di SD
Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola umum

atau perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Sebelum menentukan strategi pembelajaran, perlu dirumuskan
tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.Namun kita perlu mengingat bahwa
tidak seua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan
semua keadaan.
Berikut ini beberapa strategi pembelajaaran IPA :
1) Strategi Pembelajaran Langsung
10

Strategi ini adalah yang paling banyak digunakan oleh guru.Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.
Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan oleh
guru.Sedangkan kelemahannya adalah siswa dituntut memiliki sikap yang diperlukan
untuk pemikiran kritis.
2) Strategi Pembelajaran Tak Langsung
Strategi ini berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung.Strategi pembelajaran
tak langsung biasanya berpusat pada siswa.Pada strategi ini guru berperan sebagai
fasilitator, yang mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Kelebihan strategi ini adalah mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan
interpersonal dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa. Sedangkan
kelemahannya adalah memerlukan waktu yang panjang dalam penerapannya.
3) Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi ini menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik.Kegiatan
seperti ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat saling berbagi pengalaman
yang mereka miliki dalam mengerjakan suatu tugas.
Kelebihan strategi ini adalah siswa dapat belajar dari temannya dan gurunya dan
belajar menghargai pendapat temannya.Sedangkan kekurangannya adalah bahwa
pembelajaran sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan
mengembangkan dinamika kelompok.
4) Strategi Pembelajaran Empiric
Strategi ini berpusat pada siswa dan berbasis aktivitas.
Kelebihan strategi ini adalah meningkatkan partisIPAsi siswa, meningkatkan sifat
kritis siswa. Sedangkan kelemahannya adalah penekanan hanya pada proses bukan pada
produk dan memerlukan waktu yang panjang.
5) Strategi Pembelajaran Mandiri
Strategi ini bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan
peningkatan diri.Stratgi ini kurang cocok sebenarnya untuk anak SD tapi tidak salah
apabila digunakan.
11

Kelebihan strategi ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan
bertanggungjawab. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan pemikiran yang kritis
dan pemikiran yang dewasa, sehingga sulit menggunakannya untuk anak usia SD.
b.

Metode Pembelajaran IPA di SD
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan strategi belajar

yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran IPA di sd :
1. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode dimana guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, kemudian memberikan suatu persoalan atau masalah untuk dipecahkan secara
bersama-sama dengan teman satu kelompoknya.
Ciri-ciri metode ini adalah :
a) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
b) Ada permasalahan yang sedang dicarikan solusinya
c) Ada yang menjadi pemimpin
d) Ada proses tukar pendapat
e) Ada hasil diskusi.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang digunakan guru dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian ataupun konsep-konsep IPA
kepada siswa. Metode mengajar yang seperti ini sangat disukai oleh siswa karena adanya
pergerakan pada proses belajar-mengajar.
3. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian bahan ajar dalam bentuk pertanyaanpertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kelebihan metode ini adalah :
a) Suasana belajar yang lebih aktif
b) Siswa memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dIPAhami
c) Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan peserta didik secara langsung
d) Dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat secara lisan.
12

Kelemahan metode ini adalah :
a) Pertanyaan yang diberikan cenderung meminta jawaban yang bersifat hafalan
b) Guru sulit mengetahui secara pasti tentang siswa yang tidak mengajukan
pertanyaan, apakah sudah menguasai atau belum.
4.

Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing

lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini kadang membosankan,
maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar penyajiannya tidak
membosankan dan dapat menarik perhatian siswa.
Kelebihan metode ini adalah :
a) Merupakan metode yang murah dan mudah
b) Dapat menyajikan materi yang pelajaran yang luas
c) Dapat mengontrol keadaan kelas
d) Dapat diikuti jumlah siswa yang besar
e) Dapat menyelesaikan materi pelajaran dengan cepat.
Kelemahan metode ini adalah :
a) Materi yang dikuasai siswa akan terbatas pada apa yang dikuasai guru
b) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, maka siswa akan
merasa bosan
c) Guru sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti tentang materi
yang sudah dijelaskan oleh guru
d) Cenderung membuat siswa pasif.
5. Metode Eskperimen
Metode pembelajaran eksperimen adalah cara pengelolaan pembelajaran dimana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri konsep
IPA yang dipelajarinya.
6. Metode Study Tour
Metode ini adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi
suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan
dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan dengan didampingi oleh pendidik.

13

7. Metode Resitasi
Metode pembelajaran resitasi adalah metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.

14

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Para ahli pendidikan dan pembelajaran Sains menyatakan bahwa pembelajaran Sains
seyogianya melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik,
dan afektif.Hal ini dikuatkan dalam kurikulum Sains yang menganjurkan bahwa
pembelajaran Sains di sekolah melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi
inkuiri, dengan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya. Melalui kegiatan
penyelidikan, siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai sumber, siswa menerapkan materi
Sains untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan pengetahuannya dalam
pemecahan masalah, perencanaan, membuat keputusan, diskusi kelompok, dan siswa
memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan aktif untuk belajar.\
Dengan demikian, pembelajaran Sains di sekolah yang berpusat pada siswa dan
menekankan pentingnya belajar aktif berarti mengubah persepsi tentang guru yang selalu
memberikan informasi dan menjadi sumber pengetahuan bagi siswa (NRC, 1996:20).
Ditinjau dari isi dan pendekatan kurikulum pendidikan sekolah tingkat pendidikan
dasar dan pendidikan menengah yang berlaku saat ini maupun sebelumnya, pembelajaran
di sekolah dititikberatkan pada aktivitas siswa. Dengan cara ini diharapkan pemahaman
dan pengetahuan siswa menjadi lebih baik. Kenyataan di lapangan, aktivitas siswa sering
diartikan sempit. Bila siswa aktif berkegiatan, walaupun siswa sendiri tidak mengetahui
(merasa pasti) untuk apa berbuat sesuatu selama pembelajaran, maka dianggap
pembelajaran sudah menerapkan pendekatan yang aktif.
Proses pembelajaran Sains di sekolah menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan.Penerapan Sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak
buruk terhadap lingkungan.Di tingkat SD/MI diharapkan pembelajaran Sains ada
penekanan pembelajaran Salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang
diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep Sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana
15

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal. 2009. Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Yrama Widya
BNSP. 2008. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar.
Jakarta: DEPDIKNAS
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-IPA-disekolah.html#ixzz25rzxps6c

16