PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN L

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE
KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh:
Achmad Rizki Raharja, Drs. Nasikin , SE., MM., CPA., Ak. 2),
1)

Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif/hubungan yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance
yang meliputi komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite
audit serta leverage keuangan terhadap manajemen laba. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda.
Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
Good Corporate Governance yang meliputi komposisi dewan komisaris,
kepemilikan institusional dan komite audit serta leverage keuangan secara
simultan berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Good Corporate Governance yang meliputi
komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit serta
leverage keuangan secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif dan signifikan
dewan komisaris terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa berkaitan dengan
independensi. Kepemilikan institusional yang tinggi akan memberikan
fleksibilitas kepada manajer untuk melakukan tindakan pengelolaan laba yang
efisien dalam rangka untuk melindungi perusahaan dalam melakukan antisipasi
kejadian-kejadian yang tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak. Adanya pengaruh yang tidak signifikan antara komite audit
terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa komite audit yang dibentuk belum
sepenuhnya mampu berperan dalam mengoptimalkan fungsi pengawasan yang
sebelumnya merupakan tanggung jawab penuh dari dewan komisaris sehingga
belum mampu mengurangi tindak manipulasi laba yang dilakukan oleh
manajemen. Perusahaan yang memiliki tanggungan beban bunga yang tinggi
berarti menggunakan hutang yang tinggi. Apabila perusahaan yang memiliki
beban hutang yang tinggi, maka untuk menutupi risiko yang besar tersebut
manajemen berusaha menunjukkan prospek kinerja yang bagus sebagai jaminan
terhadap risiko perusahaan.

Kata Kunci:

1

2

Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional,
Komite Audit, Leverage Keuangan Dan Manajemen Laba

Mahasiswi Universitas Brawijaya Malang Program Studi Akuntansi
Dosen Universitas Brawijaya Malang Program Studi Akuntansi

PENDAHULUAN
Penerapan dan pengelolaan corporate governance yang baik atau
yang lebih dikenal dengan good corporance merupakan sebuah konsep yang
menekankan kepentingan hak pemegang saham untuk memperoleh informasi
dengan benar, akurat, dan tepat waktu. Selain itu juga menunjukkan kewajiban
perusahaan untuk mengungkapkan (disclosure) semua informasi kinerja
keuangan perusahaan secara akurat, tepat waktu dan transparan. Oleh karena
itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good
corporate governance (GCG) bukan sebagai aksesoris belaka tetapi sebagai
upaya peningkatan kinerja dan nilai perusahaan.
Bukti menunjukkan lemahnya praktek corporate governance di Indonesia
mengarah pada devisiensi pembuatan keputusan dalam paham dan tindakan

perusahaan (Alijoyo et al., 2004). Corporate governance membantu terciptanya
hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggung jawabkan diantara elemen dalam
perusahaan (dewan komisaris, dewan direksi, dan para pemegang saham) dalam
rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Scott (2003) manajemen laba
adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai tujuan
khusus. Terdapat dua cara yang saling melengkapi dalam berfikir tentang
manajemen laba. Pertama, perilaku oportunistik manajemen untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak dan kas politik.
Kedua, perspektif kontrak efisien ketika manajemen laba dilakukan untuk
menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam kontrak. Banyak definisi
yang menekankan manajemen laba sebagai suatu perilaku oportunistik
manajemen karena manajemen laba sering disimpulkan sesuatu yang tidak
baik untuk dilakukan oleh manajemen.
Selanjutnya hubungan antara leverage perusahaan dengan manajemen
laba telah diteliti oleh Gul et,.al (2003). Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan positif signifikan antara leverage perusahaan dengan praktik
manajemen laba. Sejalan dengan debt covenant hypothesis, perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi termotivasi untuk melakukan manajemen laba
agar terhindar dari pelanggaran perjanjian utang.
Kepemilikan institusional secara mayoritas akan mengurangi

kemungkinan perusahaan untuk diakuisisi, sehingga meningkatkan keinginan
manager untuk memperbesar kepemilikan pada perusahaan (Theresia, 2002
dalam Putri dan Nasir, 2006). Sebaliknya menurut Fitri dan Mamduh (2003)
semakin tinggi kepemilikan institusional, maka akan semakin meningkatkan
pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan. Penelitian-penelitian lain
juga telah membuktikan secara empiris bahwa penerapan good corporate
governance akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara positif (Sakai dan
Asoka 2003; Black dan Kim 2003, dalam Maksum 2005).
Ketika industri perbankan dibelit banyak masalah, barulah dirasakan
pentingnya menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance). Sebelumnya, prinsip-prinsip GCG yang meliputi
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran
terkesan hanya sebagai peraturan belaka. Tidak mudah menerapkan prinsip-

prinsip tersebut karena perlu komitmen yang sungguh-sungguh antara
pemegang saham dan pihak pengelola bank.
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Good Corporate Governance yang meliputi komposisi dewan

komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit serta leverage
keuangan secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Good Corporate Governance yang meliputi komposisi dewan
komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit serta leverage
keuangan secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk menganalisis Good Corporate Governance yang meliputi
komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite
audit serta leverage keuangan secara simultan berpengaruh terhadap
manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Untuk menganalisis Good Corporate Governance yang meliputi
komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite
audit serta leverage keuangan secara parsial berpengaruh terhadap
manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
LANDASAN TEORI

Komposisi Dewan Komisaris Independen dan Manajemen Laba
Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung jawab
atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.
Hal ini penting mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk
melakukan manajemen laba yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan
investor. Untuk mengatasinya dewan komisaris diperbolehkan untuk memiliki
akses pada informasi perusahaan. Dewan komisaris tidak memiliki otoritas
dalam perusahaan, maka dewan direksi bertanggung jawab untuk
menyampaikan informasi terkait dengan perusahaan kepada dewan komisaris
(NCCG, 2001). Selain mensupervisi dan memberi nasihat pada dewan direksi
sesuai dengan UU No. 1 tahun 1995, fungsi dewan komisaris yang lain sesuai
dengan yang dinyatakan dalam National Code for Good Corporate
Governance (2001) adalah memastikan bahwa perusahaan telah melakukan
tanggung jawab sosial dan mempertimbangkan kepentingan berbagai

stakeholder perusahaan. Dapat dikatakan bahwa komposisi dewan komisaris
yang terdiri dari anggota yang berasal dari luar perusahaan mempunyai
kecenderungan mempengaruhi manajemen laba. Fama dan Jensen (1983)
menyatakan bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat
bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para

manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan
nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik
untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good
corporate governance. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis I dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H1: Komposisi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Kepemilikan Institusional dan Manajemen Laba
Organisasi memiliki kemampuan untuk bertahan apabila terdapat
pemisahan antara pemilik dan pengendalinya. Hal ini sesuai dengan penelitian
Fama dan Jensen (1983) yang menemukan bahwa organisasi yang mampu
bertahan tidak mendasarkan pengambilan keputusan pada pemegang saham
yang terbesar, tetapi terdapat pemisahan antara pemilik dengan pengendali.
Struktur kepemilikan saham dalam suatu perusahaan dapat terdiri atas
kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi dan kepemilikan saham oleh
manajerial. Institusi sebagai pemilik saham dianggap lebih mampu dalam
mendeteksi kesalahan yang terjadi. Hal ini dikarenakan investor institusi lebih
berpengalaman dibandingkan dengan investor individual. Institusi sebagai
investor yang sophisticated karena mempunyai kemampuan dalam memproses

informasi dibandingkan dengan investor individual. Dengan demikian, akan
semakin membatasi manajemen dalam memainkan angka-angka dalam
laporan keuangan.
Melalui mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan
sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang
dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba. Kepemilikan
institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen
melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan
manajemen melakukan manajemen laba. Persentase saham tertentu yang
dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan
keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai
kepentingan pihak manajemen (Boediono, 2005). Berdasarkan uraian di atas
maka hipotesis II dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen
laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Komite Audit dan Manajemen Laba
Sesuai dengan Kep. 29/PM/2004, komite audit adalah komite yang
dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan
pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi


pengelolaan perusahaan. Komite audit dianggap sebagai penghubung antara
pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam
menangani masalah pengendalian. Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE008/BEJ/12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurangkurangnya
tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini yang berasal dari
komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari
komisaris tersebut merupakan komisaris independen perusahaan tercatat
sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain yang bukan merupakan
komisaris independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen.
Penelitian yang dilakukan Xie, et.al (2004) menunjukkan bahwa pasar
bereaksi positif terhadap pengumuman penunjukan anggota komite audit
terutama yang ahli di bidang keuangan. Selain itu Xie, et.al (2003) juga
menemukan bahwa komite audit yang berasal dari luar mampu melindungi
kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba yang dilakukan
oleh pihak manajemen.. Carcello et.al (2006) yang menyelidiki hubungan
antara keahlian komite audit dibidang keuangan dan manajemen laba
menunjukkan bahwa keahlian komite audit independen di bidang keuangan
terbukti efektif mengurangi manajemen laba. Dari uraian di atas maka
hipotesis III dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H3: Komite audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Leverage Keuangan Perusahaan dan Manajemen Laba
Leverage adalah hutang sumber dana yang

digunakan
perusahaan untuk membiayai asetnya diluar sumber dana modal atau
ekuitas. Leverage dibagi menjadi dua yaitu leverage operasi (operating
leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Leverage operasi
adalah suatu indikator perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh besarnya
volume penjualan sedangkan leverage keuangan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang dengan equity yang dimilikinya.
Hutang merupakan perjanjian antara perusahaan sebagai debitur
dengan kreditur. Dalam perjanjian hutang ini, ada kepentingan perusahaan
untuk dinilai positif oleh kreditur dalam hal kemampuan membayar
hutangnya. Sehingga hipotesa dari
penelitian
sebelumnya
selalu
menyatakan bahwa adanya perjanjian kontrak hutang memicu manajemen
untuk meningkatkan discretionary accrualnya dengan tujuan memperlihatkan
kinerja positif pada kreditur, sehingga memperoleh suntikan dana atau untuk

memperoleh penjadwalan kembali pembayaran hutang.
Hubungan antara leverage perusahaan dengan manajemen laba telah
diteliti oleh Gul et,.al (2003). Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan positif signifikan antara leverage perusahaan dengan praktik
manajemen laba. Sejalan dengan debt covenant hypothesis, perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi termotivasi untuk melakukan manajemen laba
agar terhindar dari pelanggaran perjanjian utang. Hasil penelitian dari Gul et
al., (2003) ini sesuai dengan hasil penelitian dari Halim, Meiden dan Tobing
(2005). Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis IV dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:
H4: Leverage keuangan berpengaruh positif terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tingkat eksplanasi atau penjelasan, penelitian ini termasuk
jenis penelitian asosiatif/hubungan yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance yang
meliputi komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite
audit serta leverage keuangan terhadap manajemen laba. Sumber data dalam
penelitian ini yaitu data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Indonesia,
laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu
menggunakan dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder yang
berupa laporan keuangan beserta informasi tambahan yang terdapat dalam
Capital Market Directory dan situs resmi Bursa Efek Indonesia. Periode
pengamatan tahun 2010 sampai 2012. Dalam penelitian ini populasi yang
dijadikan objek penelitian adalah industri perbankan terbuka yang listed di Bursa
Efek Indonesia berdasarkan pengklasifikasian ICMD periode 2010 – 2012 yang
terdiri dari 31 perusahaan.
Pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling. Sampel yang
digunakan adalah sampel yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Sampel
diambil dan data yang tersedia di Indonesia Market Directory dan Laporan
Keuangan Perusahaan pada tahun 2010-2012. 2) Sampel yang diambil
merupakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010-2012. 3) Perusahaan perbankan yang dimaksud
mempunyai data-data tentang komposisi dewan komisaris, kepemilikan
institusional, komite audit serta leverage keuangan. 4) Laporan Keuangan
telah diaudit oleh Auditor Independen. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu untuk mencari pengaruh antara variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan model analisa regresi linier berganda
dengan menggunakan uji F dan uji t.
Proksi yang digunakan untuk mengukur manajemen laba adalah nilai
dari discretionary accruals yang dihitung dengan menggunakan model
akrual khusus Beaver dan Engel (1996) sebagaimana yang digunakan oleh
Nasutioan & Setiawan (2007). Variabel manajemen laba dalam penelitian ini
diberi simbol DA. Perhitungan discretionary accruals diawali dengan
perhitungan total akrual. Total akrual pada perusahaan I dipisahkan menjadi
non discretionary accruals (tingkat akrual normal) dan discretionary
accruals (tingkat akrual yang tidak normal). Selangkapnya perhitungan
manajemen laba adalah sebagai berikut:

Tait =  0 +  1COit+  2LOANit+  3 NPAit +  4  NPAit+1+ zit…..(1)
Dimana zit = DAit +  it
NDAit =  0 +  1COit+  2LOANit+  3 NPAit +  4  NPAit+  it.(2)
Selanjutnya discretionary accruals (DA) dapat dihitung sebagai berikut:
DAit= TAit – NDAit……………………………………………………(3)
Keterangan:
DAit
= Discretionary accruals perusahaan i pada periode t
NDAit
= non discretionary accruals perusahaan i pada periode ke t
TAit
= Total Akrual perusahaa I pada periode t
COit
= Pinjaman yang dihapus bukukan (loans charge offs)
perusahaan i pada periode t
LOANit
= Pinjaman beredar (loans outstanding) pada perusahaan i
pada periode t.
NPAit
= Aktiva produktif yang bermasalah (non performing
assets) perusahaan i pada periode t
= Selisih non performing asets perusahaan i pada periode
 NPAit
t+1 dengan non performing assets pada periode t.
PPAPt
= Penyusihan penghapusan aktiva produktif perusahaan i
pada periode t

= Eror
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh antara
variabel bebas dalam hal ini mengenai Good Corporate Governance yang
meliputi komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit
serta leverage keuangan terhadap variabel terikat yang dalam hal ini adalah
manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui
hasil analisis regresi linier berganda (multiple regression) secara parsial dan
simultan yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel
Koefisien
Sig. (p Value)
Komposisi dewan komisaris
-0,022
0,048
Kepemilikan institusional
0,056
0,001
Komite audit
0,091
0,278
Leverage
0,340
0,014
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 1, maka dapat dirumuskan
suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut:
DAit = -0,341+ -0,022 KDKit + 0,056 KIit + 0,091 KAit + 0,340 LEVit +e
Berdasarkan persamaan garis regresi linier berganda tersebut, maka dapat
diartikan bahwa:

 0 = -0,341 merupakan nilai konstanta, yaitu estimasi dari manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, jika variabel
bebas yang terdiri dari variabel Good Corporate Governance yang meliputi
komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit
serta leverage keuangan mempunyai nilai sama dengan nol.
 1= -0,022 merupakan slope atau koefisien arah variabel komposisi dewan
komisaris (X1) yang mempengaruhi manajemen laba perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, koefisien regresi (b1) sebesar 0,022
dengan tanda negatif. Dengan hasil tersebut berarti bahwa manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan turun
sebesar 0,022, dengan sifat hubungan yang searah dengan asumsi variabel
kepemilikan institusional dan komite audit serta leverage keuangan
mempunyai nilai sama dengan nol.
 2= 0,056 merupakan slope atau koefisien arah variabel kepemilikan
institusional (X2) yang mempengaruhi manajemen laba perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, koefisien regresi (b 2)
sebesar 0,056 dengan tanda positif. Hal ini berarti bahwa manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan naik
sebesar 0,056, dengan sifat hubungan yang searah dengan asumsi variabel
komposisi dewan komisaris, komite audit dan leverage keuangan
mempunyai nilai sama dengan nol.
 3= 0,091 merupakan slope atau koefisien arah variabel komite audit (X3) yang
mempengaruhi manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, koefisien regresi (b3) sebesar 0,091 dengan tanda
positif. Manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia akan naik sebesar 0,091, dengan sifat hubungan yang searah
dengan asumsi variabel komposisi dewan komisaris, kepemilikan
institusional dan leverage keuangan mempunyai nilai sama dengan nol.
 4= 0,340 merupakan slope atau koefisien arah variabel leverage (X4) yang
mempengaruhi manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, koefisien regresi (b4) sebesar 0,340 dengan tanda
positif. Manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia akan naik sebesar 0,340, dengan sifat hubungan yang searah
dengan asumsi variabel komposisi dewan komisaris, kepemilikan
institusional dan komite audit mempunyai nilai sama dengan nol.
e = merupakan nilai residu atau kemungkinan kesalahan dari model persamaan
regresi, yang disebabkan karena adanya kemungkinan variabel lainnya yang
dapat mempengaruhi manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tetapi tidak dimasukkan dalam model persamaan.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah
dilakukan menunjukkan pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent adalah cukup besar, hal tersebut dapat dilihat pada nilai koefisien
determinasi (R2) yaitu sebesar 0,629. Dengan demikian berarti bahwa pengaruh
good corporate governance yang meliputi komposisi dewan komisaris,

kepemilikan institusional dan komite audit serta leverage keuangan terhadap
variabel manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dapat dijelaskan sebesar 62,9%, sedangkan sisanya sebesar 37,1%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Koefisien korelasi berganda R (multiple corelation) menggambarkan
kuatnya hubungan antara variabel independent yang meliputi variabel good
corporate governance yang meliputi komposisi dewan komisaris, kepemilikan
institusional dan komite audit serta leverage keuangan secara bersama-sama
terhadap variabel dependent yaitu manajemen laba perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 0,793. Hal ini berarti hubungan
antara keseluruhan variabel adalah lemah karena nilai R tersebut tidak mendekati
1 (satu).
Pengujian berikutnya dengan menggunakan uji F, untuk mengetahui
variabel corporate governance yang meliputi komposisi dewan komisaris,
kepemilikan institusional dan komite audit serta leverage keuangan secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 2
berikut :

Model
1

Regression
Residual
Total
Sumber: Data Diolah

Tabel 2
Hasil Analisis Hipotesis I
Sum of
df
Mean
Squares
Square
0,441
4
0,110
0,260
57
0,005
0,701
61

F

Sig.

24,112

0,000a

Berdasarkan hasil analisis uji F atau uji hipotesis I pada tabel 2 dengan
menggunakan df1 = 4 dan Df2 = 57, dengan signifikansi 0,000, sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari  . Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel corporate governance yang meliputi komposisi
dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit serta leverage
keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
a. Hasil Uji t (Uji Hipotesis II)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu
corporate governance yang meliputi komposisi dewan komisaris, kepemilikan
institusional dan komite audit serta leverage keuangan berpengaruh terhadap
manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
maka digunakan uji t (t- test) dua arah (two side atau 2 – tail test) dengan cara
membandingkan nilai signifikansinya dengan  , dengan derajat kebebasan
(degree of freedom) sebesar 95% (  = 5%). Secara lengkap hasil uji t dapat
disajikan pada tabel 3 berikut :

Tabel 3
Hasil Analisis Hipotesis II
Variabel
t
Komposisi dewan komisaris
-2,020
Kepemilikan institusional
3,400
Komite audit
1,096
Leverage
2,533
Sumber: Data Diolah

Sig. (p Value)
0,048
0,001
0,278
0,014

Berdasarkan uji t atau uji hipotesis II pada tabel 3 secara statistik analisis
regresi secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel komposisi dewan komisaris (X1)
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
komposisi dewan komisaris (X1) yaitu sebesar 0,048 <  , (5%) hasil
tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel
komposisi dewan komisaris (X1) terhadap manajemen laba perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan asumsi variabel
yang lain konstan.
2. Variabel kepemilikan institusional (X2)
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
kepemilikan institusional (X2) yaitu sebesar 0,001 <  , (5%) hasil tersebut
menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel kepemilikan
institusional (X2) terhadap manajemen laba perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan asumsi variabel yang lain konstan.
3. Variabel komite audit (X3)
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
komite audit (X3) yaitu sebesar 0,278 >  , (5%) hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan variabel komite audit (X3)
terhadap manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan asumsi variabel yang lain konstan.
4. Variabel leverage keuangan (X4)
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
leverage keuangan (X4) yaitu sebesar 0,014 <  , (5%) hasil tersebut
menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel leverage
keuangan (X4) terhadap manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dengan asumsi variabel yang lain konstan.
Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengukur corporate
governance di perusahaan adalah dengan menilai dewan komisaris.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab IV hasil uji regresi
dapat diketahui bahwa variabel komposisi dewan komisaris dengan
menggunakan level of signifikan = 5% berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah dewan

komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba. Variabel dewan komisaris
memiliki koefisien regresi sebesar -0,022. Hasil ini menunjukkan bahwa
variabel dewan komisaris mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap manajemen laba. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi dewan
komisaris maka semakin rendah praktik manajemen laba yang dilakukan oleh
manajer perusahaan.
Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung jawab
atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.
Hal ini penting mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk
melakukan manajemen laba yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan
investor. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa non-executive director
(komisaris independen) dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan
yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan
manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris
independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring
agar tercipta perusahaan yang good corporate governance.
Adanya pengaruh negatif dewan komisaris terhadap manajemen laba
menunjukkan bahwa berkaitan dengan independensi, dimana dewan komisaris
eksternal yang merupakan bagian dari komisaris perseroan secara umum
mampu melakukan pengawasan yang lebih baik terhadap manajemen. Kondisi
ini menjadikan dewan komisaris independen mampu untuk mengurangi
kemungkinan kecurangan dalam menyajikan laporan keuangan yang mungkin
dilakukan manajemen, karena pengawasan yang dilakukan oleh anggota
komisaris independen lebih baik dan bebas dari berbagai kepentingan intern di
dalam perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/14/PBI/2006 menjelaskan bahwa ketentuan minimum dewan komisaris
Independen sebesar 50% dari jumlah total komisaris perusahaan. Hal tersebut
disebabkan karena dengan makin banyak anggota komisaris independen maka
proses pengawasan yang dilakukan dewan ini makin berkualitas dengan makin
banyaknya pihak independen dalam perusahaan yang menuntut adanya
transparansi dalam pelaporan keuangan perusahaan. Jika komisaris
independen merupakan pihak mayoritas (> 50%) maka akan lebih efektif
dalam menjalankan peran monitoring dalam perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Susilowati, Triyuno, Syamsudin (2011) bahwa dewan komisaris
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi kepemilikan institusional maka
semakin tinggi pula manajemen laba. Organisasi memiliki kemampuan untuk
bertahan apabila terdapat pemisahan antara pemilik dan pengendalinya. Hal
ini sesuai dengan penelitian Fama dan Jensen (1983) yang menemukan bahwa

organisasi yang mampu bertahan tidak mendasarkan pengambilan keputusan
pada pemegang saham yang terbesar, tetapi terdapat pemisahan antara pemilik
dengan pengendali. Struktur kepemilikan saham dalam suatu perusahaan dapat
terdiri atas kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi dan kepemilikan
saham oleh manajerial. Institusi sebagai pemilik saham dianggap lebih mampu
dalam mendeteksi kesalahan yang terjadi.
Kepemilikan institusional merupakan pendiri atau pemegang saham
mayoritas dalam suatu perusahaan. Kepemilikan saham oleh pihak berbentuk
institusi, seperti bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dan pensiun,
dan institusi lain dapat mengurangi pengaruh dari kepentingan lain dalam
perusahaan seperti kepentingan pribadi manajer, dan debtholders.
Kepemilikan institusi yang menguasai saham mayoritas tersebut dapat
melakukan pengawasan serta pengendalian yang lebih kuat dan efektif
terhadap kebijakan manajemen (Wahidahwati dalam Subhan, 2010).
Adanya pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional belum memiliki kemampuan untuk
mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif
sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Persentase saham tertentu yang
dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan
keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai
kepentingan pihak manajemen. Institusi dalam hal ini manajer tidak
menginginkan apabila apabila tidak mempunyai hak suara dalam perusahaan
yang dikelolanya. Hal ini menunjukkan dengan semakin meningkatnya
kepemilikan institusional maka manajer juga akan berusaha meningkatkan
kepemilikan sahamnya.
Dengan kata lain semakin tinggi kepemilikan institusional dalam
perusahaan maka semakin tinggi pula pengelolaan laba, karena kepemilikan
institusional yang tinggi akan memberikan fleksibilitas kepada manajer untuk
melakukan tindakan pengelolaan laba yang efisien dalam rangka untuk
melindungi perusahaan dalam melakukan antisipasi kejadian-kejadian yang
tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007) yang diperoleh hasil bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan kepemilikan institusional terhadap
manajemen laba.
Pengaruh komite audit Terhadap manajemen laba perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Hasil analisis dapat membuktikan bahwa komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa dengan semakin baiknya komite audit maka semakin
tinggi pula manajemen laba. Komite audit dapat memberikan jaminan atas
upaya perusahaan untuk melakukan pemgelolaan atas usaha atau pekerjaan
yang dilakukan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Suryana (2005) yang menyatakan bahwa komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Adanya pengaruh yang tidak signifikan antara komite audit terhadap
manajemen laba menunjukkan bahwa komite audit yang dibentuk belum
sepenuhnya mampu berperan dalam mengoptimalkan fungsi pengawasan
yang sebelumnya merupakan tanggung jawab penuh dari dewan komisaris
sehingga belum mampu mengurangi tindak manipulasi laba yang dilakukan
oleh perusahaan. Belum optimalnya dalam melakukan pengawasan tersebut
menjadikan peran komite audit belum mampu mengendalikan kegiatan
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu
ketidakkonsistenan dari kinerja komite audit maka tidak dapat menjalankan
tugasnya dalam melakukan monitor pelaporan keuangan sehingga komite
audit gagal dalam mendeteksi manajemen laba yang dilakukan oleh
perusahaan.
Pengaruh Leverage Keuangan Perusahaan terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Arti leverage secara harfiah (literal) adalah pengungkit.
Leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang
diharapkan (Hanafi, 2004:327). Leverage adalah hutang sumber dana
yang digunakan perusahaan untuk membiayai asetnya diluar sumber dana
modal atau ekuitas. Leverage dibagi menjadi dua yaitu leverage operasi
(operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Leverage
operasi adalah suatu indikator perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh
besarnya volume penjualan sedangkan leverage keuangan perusahaan
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan
equity yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan proxy leverage keuangan
sebagai indikatornya.
Berdasarkan hasil uji regresi pada bab IV menunjukkan bahwa
variabel leverage dengan menggunakan level signifikan α= 5% berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, dengan koefisien regresi sebesar 0,239. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel leverage keuangan mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap manajemen laba perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi leverage
keuangan maka semakin tinggi manajemen laba perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tingkat leverage perusahaan telah diuji oleh Guenther (1994).
Leverage perusahaan mempunyai hubungan yang positif signifikan dengan
praktek manajemen laba atau dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat
leverage perusahaan semakin tinggi kemungkinan terjadinya manajemen
laba. Besarnya leverage perusahaan akan menyebabkan perusahaan
meningkatkan discretionary accrual dengan tujuan untuk mempertahankan
kinerja yang baik di hadapan kreditur. Dengan kinerja yang baik tersebut,
maka diharapkan kreditur tetap memiliki kepercayaan terhadap perusahaan,

tetap mengucurkan dana dan memperoleh kemudahan dalam proses
pembayaran, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Gul et al., (2003).
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Subhan (2005), Syamsudin (2011) dan Fidhelia (2008) dan
mendukung hasil penelitian yang dilakukan Mahiswari (2012) yang
menyatakan bahwa Leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki
tanggungan beban bunga yang tinggi berarti menggunakan hutang yang
tinggi. Apabila perusahaan yang memiliki beban hutang yang tinggi, untuk
menutupi risiko perusahaan yang besar maka akan berusaha menunjukkan
prospek kinerja yang bagus sebagai jaminan terhadap risiko tersebut.
Dengan asumsi tersebut maka konsekuensinya akan ditemukan pengaruh
positif antara besarnya financial leverage dengan tingkat manajemen laba
perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: 1) Good Corporate Governance yang meliputi komposisi dewan
komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit serta leverage keuangan
secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Good Corporate Governance yang
meliputi komposisi dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit
serta leverage keuangan secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel penelitian relatif sedkit,
dimana hanya menggunakan sektor perbankan sehingga hasil penelitian ini tidak
dapat digunakan sebagai dasar pengukuran pada perusahaan yang terdaftar di BEI
dan data yang digunakan yaitu hanya tiga tahun periode 2010-2012. Beberapa
saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini yaitu :
1. Bagi perusahaan
Diharapkan perusahaan selalu memperkuat posisi modal sendiri yang dimiliki
sehingga dapat mendukung proses pengendalian yang dilakukan dan mampu
memberikan dukungan atas upaya peningatan kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Dalam proses operasional tidak terlalu tergantung pada kebijakan
utang dalam proses pembiayaan aktivitas perusahaan. Hal tersebut
dikarenakan apabila perusahaan terlalu terbebani oleh utang maka dengan
sendirinya kemampuan untuk menghasilkan keuntungan juga rendah dan
akibatnya para investor tidak berminat untuk berinvestasi di perusahaan.
2. Bagi investor
Dalam menentukan atau memilih saham guna melakukan investasi pada suatu
perusahaan diharapkan para emiten bersikap hati-hati serta selalu mengikuti
perkembangan keuntungan atau kinerja perusahaan yang melakukan transaksi

pada bursa saham. Melalui langkah tersebut, diharapkan calon investor tidak
salah dalam menentukan perusahaan mana yang akan digunakan untuk
berinvestasi.
3. Bagi penelitian selanjutnya.
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengamati pergerakan tingkat
kinerja keuangan yang dicapai oleh perusahaan termasuk dalam perusahaan
perbankan yang listing di BEI dengan menambah jangka waktu (periode)
penelitian dan menggunakan variabel yang lain terkait dengan manajemen
laba perusahaan agar hasil penelitian berikutnya lebih berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Alijoyo, Antonius, Elmar Bouma, TB M Nazmudin Sutawinangun, dan M Doddy
Kusadrianto. 2004. Review of Corporate Governance in Asia: Corporate
Governance in Indonesia. Forum for Corporate Governance in Indonesia.

Arief, Muh.Effendi. 2008. The Power of Good Corporate Governance “Teori dan
Implementasi”.
Barnhart, Scott and Stuart Rosenstein. 1998. “Board Composition, Managerial
Ownership and Firm Performance : An Empirical Analysis. The
Financial Review.
Beaver, H. William, and Ellen E. Engel. 1996. Discretionary Behavior with
Respect to Allowance for Loan Losses and the Behavior of Security
Prices. Journal of Accounting & Economics Volume 22. Agustus –

December : 177-206.
Boediono, Gideon SB., 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan Analisis Jalur. Artikel yang Dipresentasikan pada
Simposium Nasional Akuntansi 8 Solo tanggal 15 - 16 September 2005.
Bryshaw, RE dan Almed Eldin. 1989. The Smoothing Hipothesis and the Role of
Exchangences. Journal of Business, Finance and Accounting, hlm. 621633.
Darmawati, Deni, Khomsiyah, dan Rika Gelar Rahayu. 2004. Hubungan
Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Artikel yang
Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 7 Denpasar tanggal
2 -3 Desember 2004.
Fidhelia, 2008, Pengaruh Kualitas Auditor, Corporate Governance dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba, Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), 2002. www.fegi.or.id. Di
akses 6 Januari 2013.
Gul, Ferdinand, A. Bikki L. Jaggi and Gopal V. Krishman, 2003. Auditor
Independence: Evidence on the Joint Effect of Auditor Tenure and
Nonautdit Fess, Auditing: A Journal of Practice and Theory, Vol.26 No.2
November 2003.
Gumanti, Tatang Ary. 2000. “Earnings Management : Suatu Telaah Pustaka”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 2, No 2, hal 104-115.

Hanafi, Mamduh M dan Halim, Abdul 2000 Analisis Laporan Keuangan. Unit
Penerbit dan Percetakan AMP-YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri, 2007, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan
Pertama, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Haris, W. 2004. Pengaruh Earnings management terhadap Kinerja di Seputar
SEO. Thesis S-2. Magister Sains Akuntansi UNDIP. Tidak
dipublikasikan.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktik Corporate Governace Sebagai
Moderating Variabel dari pengaruh Earnings Management Terhadap
Nilai Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak.
Healy, PM and Wahlen,J.M, 1999, A Review of The Earning Management
Literature and its Implication for Standart Setting” Accounting Horizon
(December) p 365-383.
Indriantoro dan Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:BPFE.
Iqbal Syaiful dan Nurul Fachriah, 2007, Corporate Governance sebagai Alat Pereda
Praktik Manajemen Laba (Earnings Mangement), Jurnal Bisnis dan
Akuntansi.
Jensen, M.C,. and W.H Meckling. 1976. Theory of the Firm: Manajerial
Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Finance
and Economices, 3, 305-360.
La Porta, Rafael, Florencio Lopez de Silanes, and Andrei Shleiver. 1998.
“Corporate Ownership Around the World”.
Midiastuty, Pranata P. dan Mas’ud Machfoedz, 2003, Analisis Hubungan
Mekanisme Good Corporate Governance dan Indikasi Manajeman Laba.
Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. “Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”. Simposium
Nasional Akuntansi 10. Makasar.
Pangesti, I Gusti Ayu Putu Shita. 2008. Analisis Faktor – Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba : Studi Pada Industri Perbankan
Indonesia.
PT Bursa Efek Indonesia. 2010-2012. Annual Report 2010-2012. Jakarta : PT
Bursa Efek Indonesia.

Putri, Imananda Firmantyas dan Mohammad Natsir .2006. Analisis Persamaan
Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko,
Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori
Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, Agustus, hlm. 125.
Rajgopal, S. Mohan Venkatachahalam and James J Jiambalvo, 1999, Is
Institutional Owner Ship Associated With Earnings Management and
The Extent to Which Stock Prices Refect Future Earnings.
Sakai

dan
Asoka
2003,
Black
dan
Kim
2003.
Diaryinta.
wordpress.com/2010/04/22/jurnal-akuntansi-2/ di akses tanggal 15
Januari 2013.

Scott, R. Wiliam. 2009. Financial Accounting Theory 5nd Edition. Prentice-Hall,
New Jersey.
Shleifer, Andrei dan Vishing, R.W. 1997. A Survey of Corporate Governance.
The Journal of Finance. June, vol. 52 (2), 737-783.
Subhan, 2005, Pengaruh Corporate Governance dan Leverage Keuangan Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar di BEI, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi.
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris.
Sumber FCGI, 2002. www.repository.usu.ac.id./bitstream/ Di akses tanggal 24
Januari 2013.
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Penerbit : Sinar Grafika.
Susilowati, Triyono, Syamsudin, 2011, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi.
Theresia, 2003, Kepemilikan Manajerial, kebijakan Hutang dan Pengaruhnya
Terhadap Kepemilikan Saham Institusional (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Maksi. Vol. 3, hal 98-114.
Tiger, 2003 http://repository.usu.ac.id diakses tanggal 9 Januari 2013.
Ujiyantho, M.A. dan B.A. Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi
10. Makassar.

Watts R. And J.L. Zimmerman (1986). Positive Accounting Theory. New
York:Prentice Hall.
Wahyono, R. Erdianto , Wahidahwati, Agus Sunaryo. 2013. Pengaruh Corporate
Governance Pada Praktik Manajemen Laba: Studi Pada Industri
Perbankan di Indonesia.
Weston, Fred and Copeland, 1995, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi IX,
Penerbit Gelora Aksara Pratama, Yogyakarta.
Zarkasyi, Wahyudin, 2008, Good Corporate Governance: Pada Badan Usaha
Manufaktur dan jasa Keuangan Lainnya, CV, Afabeta: Bandung.