Pengujian Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Sebagai Obat Luka Bakar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan suatu organ yang kompeten secara imunologis dan berperan
penting bagi pertahanan tubuh (Brown dan Burns, 2005). Fungsi kulit bagi tubuh
sangat banyak, diantaranya adalah melindungi bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisis dan kimiawi, mengontrol suhu tubuh dengan cara mengeluarkan
keringat dan mengerutkan otot pembuluh darah kulit, serta mensekresikan zat-zat
yang tidak berguna atau sisa metabolisme tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan
ammonia (Hetharia, 2009). Fungsi kulit yang penting bagi tubuh dapat terganggu
akibat suatu cedera, salah satu diantaranya luka bakar (Muttaqin dan Sari, 2011).
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak antara kulit dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi (Moenadjat, 2003). Hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar dapat
menyebabkan terganggunya kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya, sehingga
seseorang dapat mengalami penurunan suhu tubuh pada beberapa jam pertama
setelah mengalami luka bakar (Smeltzer, 2001). Kerusakan jaringan akibat luka
bakar bukan hanya terjadi pada permukaan kulit saja, juga jaringan bagian bawah
kulit. Jaringan yang terbakar akan rusak, sehingga cairan tubuh bisa keluar melalui
kapiler pembuluh darah pada jaringan yang mengalami pembengkakan akibat luka
bakar (Guyton, 2007).
Dipasaran obat luka bakar telah banyak beredar dalam bentuk gel dan krim,
namun jenis sediaan bentuk gel lebih banyak digunakan karena rasa dingin dikulit,
mudah mengering sehingga membentuk lapisan film yang mudah dibersihkan dari
Universitas Sumatera Utara
kulit (Suardi, dkk., 2008). Pemilihan hidroksi propil metil selulosa (HPMC) sebagai
dasar gel karena tidak berbau dan tidak berasa, mudah larut dalam air panas dan
sebagai penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep sedangkan propilen
glikol dapat digunakan sebagai pelarut dan pengawet (Rowe, dkk., 2005).
Penggunaan HPMC yang bersifat netral sebagai basis gel dapat menghasilkan
sediaan gel dengan pH yang stabil serta tahan terhadap pengaruh asam dan basa
(Rogers, dkk., 2009).
Masyarakat
Indonesia
sudah
sejak
zaman
dahulu
mengenal
dan
memanfaatkan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam
penanggulangan masalah kesehatan. Menurut Chong et all (2008), semua bagian dari
tanaman kelapa sawit memiliki banyak manfaat, misalnya ramuan akar di Nigeria
digunakan untuk penyembuhan sakit kepala. Ekstrak daun dan jus dari tangkai muda
digunakan sebagai obat luka. Minyak dari inti kelapa sawit digunakan sebagai
penangkal racun yang digunakan secara topikal dengan kombinasi beberapa herbal
lain sebagai lotion untuk penyakit kulit. Daun dari tanaman kelapa sawit dapat
digunakan dalam beberapa pengobatan seperti kanker, sakit kepala dan rematik dan
sebagai afrodisiak, diuretik, dan obat gosok.
Menurut Sashidaran et all (2012)
menyebutkan bahwa daun kelapa sawit mengandung alkaloid, flavonoid, gula
reduksi, saponin, steroid, terpenoid, dan tanin. Menurut Barku et all (2013),
flavonoid memiliki aktivitas antimikroba dan astringen yang memiliki peran dalam
penyusutan luka dan peningkatan laju epitelisasi. Banyaknya kandungan senyawa
kimia yang dimiliki daun kelapa sawit sangat berpotensi sebagai obat luka, oleh
karena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas sediaan gel
ekstrak etanol daun kelapa sawit sebagai obat luka bakar.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah ekstrak etanol daun kelapa sawit dapat diformulasi dalam bentuk sediaan
gel menggunakan basis gel HPMC?
b. Apakah sediaan gel ekstrak etanol daun kelapa sawit mempunyai efek
penyembuhan luka bakar?
c. Berapakah konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar?
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Ekstrak etanol daun kelapa sawit dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel
menggunakan basis gel HPMC.
b. Sediaan gel ekstrak etanol daun kelapa sawit mempunyai efek penyembuhan
luka bakar.
c. Diperoleh konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Memformulasikan ekstrak etanol daun kelapa sawit dalam bentuk sediaan gel.
b. Mengetahui efek penyembuhan luka bakar dari sediaan gel ekstrak etanol daun
kelapa sawit.
c. Mengetahui konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar.
1.5 Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi tentang efektivitas
penyembuhan luka bakar dari sediaan gel ekstrak etanol daun kelapa sawit.
1.6 Kerangka Penelitian
Variabel bebas
Variabel terikat
Parameter
Simplisia daun kelapa
sawit
Ekstrak etanol daun
kelapa sawit
Uji stabilitas gel
- (Kelompok kontrol)
Basis gel HPMC
-(Kelompok uji)
Sediaan gel EEDKS
konsentrasi 2,5%, 5%
dan 7,5%
- Stabilitas fisik
(bentuk, warna, bau)
- pH
- Homogenitas
- Viskositas
Kelinci
- (Kelompok pembanding)
Bioplacenton®
Penyembuhan
luka bakar
- Diameter luka bakar
- Hari kesembuhan
Gambar 1.1 Kerangka penelitian
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan suatu organ yang kompeten secara imunologis dan berperan
penting bagi pertahanan tubuh (Brown dan Burns, 2005). Fungsi kulit bagi tubuh
sangat banyak, diantaranya adalah melindungi bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisis dan kimiawi, mengontrol suhu tubuh dengan cara mengeluarkan
keringat dan mengerutkan otot pembuluh darah kulit, serta mensekresikan zat-zat
yang tidak berguna atau sisa metabolisme tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan
ammonia (Hetharia, 2009). Fungsi kulit yang penting bagi tubuh dapat terganggu
akibat suatu cedera, salah satu diantaranya luka bakar (Muttaqin dan Sari, 2011).
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak antara kulit dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi (Moenadjat, 2003). Hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar dapat
menyebabkan terganggunya kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya, sehingga
seseorang dapat mengalami penurunan suhu tubuh pada beberapa jam pertama
setelah mengalami luka bakar (Smeltzer, 2001). Kerusakan jaringan akibat luka
bakar bukan hanya terjadi pada permukaan kulit saja, juga jaringan bagian bawah
kulit. Jaringan yang terbakar akan rusak, sehingga cairan tubuh bisa keluar melalui
kapiler pembuluh darah pada jaringan yang mengalami pembengkakan akibat luka
bakar (Guyton, 2007).
Dipasaran obat luka bakar telah banyak beredar dalam bentuk gel dan krim,
namun jenis sediaan bentuk gel lebih banyak digunakan karena rasa dingin dikulit,
mudah mengering sehingga membentuk lapisan film yang mudah dibersihkan dari
Universitas Sumatera Utara
kulit (Suardi, dkk., 2008). Pemilihan hidroksi propil metil selulosa (HPMC) sebagai
dasar gel karena tidak berbau dan tidak berasa, mudah larut dalam air panas dan
sebagai penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep sedangkan propilen
glikol dapat digunakan sebagai pelarut dan pengawet (Rowe, dkk., 2005).
Penggunaan HPMC yang bersifat netral sebagai basis gel dapat menghasilkan
sediaan gel dengan pH yang stabil serta tahan terhadap pengaruh asam dan basa
(Rogers, dkk., 2009).
Masyarakat
Indonesia
sudah
sejak
zaman
dahulu
mengenal
dan
memanfaatkan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam
penanggulangan masalah kesehatan. Menurut Chong et all (2008), semua bagian dari
tanaman kelapa sawit memiliki banyak manfaat, misalnya ramuan akar di Nigeria
digunakan untuk penyembuhan sakit kepala. Ekstrak daun dan jus dari tangkai muda
digunakan sebagai obat luka. Minyak dari inti kelapa sawit digunakan sebagai
penangkal racun yang digunakan secara topikal dengan kombinasi beberapa herbal
lain sebagai lotion untuk penyakit kulit. Daun dari tanaman kelapa sawit dapat
digunakan dalam beberapa pengobatan seperti kanker, sakit kepala dan rematik dan
sebagai afrodisiak, diuretik, dan obat gosok.
Menurut Sashidaran et all (2012)
menyebutkan bahwa daun kelapa sawit mengandung alkaloid, flavonoid, gula
reduksi, saponin, steroid, terpenoid, dan tanin. Menurut Barku et all (2013),
flavonoid memiliki aktivitas antimikroba dan astringen yang memiliki peran dalam
penyusutan luka dan peningkatan laju epitelisasi. Banyaknya kandungan senyawa
kimia yang dimiliki daun kelapa sawit sangat berpotensi sebagai obat luka, oleh
karena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas sediaan gel
ekstrak etanol daun kelapa sawit sebagai obat luka bakar.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah ekstrak etanol daun kelapa sawit dapat diformulasi dalam bentuk sediaan
gel menggunakan basis gel HPMC?
b. Apakah sediaan gel ekstrak etanol daun kelapa sawit mempunyai efek
penyembuhan luka bakar?
c. Berapakah konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar?
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Ekstrak etanol daun kelapa sawit dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel
menggunakan basis gel HPMC.
b. Sediaan gel ekstrak etanol daun kelapa sawit mempunyai efek penyembuhan
luka bakar.
c. Diperoleh konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Memformulasikan ekstrak etanol daun kelapa sawit dalam bentuk sediaan gel.
b. Mengetahui efek penyembuhan luka bakar dari sediaan gel ekstrak etanol daun
kelapa sawit.
c. Mengetahui konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar.
1.5 Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi tentang efektivitas
penyembuhan luka bakar dari sediaan gel ekstrak etanol daun kelapa sawit.
1.6 Kerangka Penelitian
Variabel bebas
Variabel terikat
Parameter
Simplisia daun kelapa
sawit
Ekstrak etanol daun
kelapa sawit
Uji stabilitas gel
- (Kelompok kontrol)
Basis gel HPMC
-(Kelompok uji)
Sediaan gel EEDKS
konsentrasi 2,5%, 5%
dan 7,5%
- Stabilitas fisik
(bentuk, warna, bau)
- pH
- Homogenitas
- Viskositas
Kelinci
- (Kelompok pembanding)
Bioplacenton®
Penyembuhan
luka bakar
- Diameter luka bakar
- Hari kesembuhan
Gambar 1.1 Kerangka penelitian
Universitas Sumatera Utara