Jilid-03-Depernas 24-Bab-28
BAB 28. KESEDJAHTERAAN
GARIS BESAR PEMBANGUNAN BIDANG KESEDJAHTERAAN
§ 381. Pengertian adil makmur
Rakjat dapat disebut sedjahtera (adil dan makmur), apabila
dapat dipenuhi sarat' mutlak sebagai berikut :
a. ada pekerdjaan baginja sesuai dengan bakatnja,
b. basil pekerdjaannja dapat memenuhi keperluan hidup mi
nimal sehari2.
§ 382. Keperluan minimal
Keperluan minimal untuk hidup makmur ialah :
a. tjukup sandang pangan,
b. ada perumahan,
c. kesehatan terdjamin,
d. djaminan atas keperluan dalam bidang kebudajaan.
§ 383. Bidang kesedjahteraan
Kesedjahteraan rakjat meliputi 3 bidang pokok ialah :
a. bidang kesehatan,
b. bidang perumahan, air minum dan penerangan,
c. bidang kesedjahteraan sosial.
§ 384. Kesehatan rakjat
a. Rentjana pembangunan dalam lapangan kesehatan berdasar
kan 3 hal jang pokok :
1. pentjegahan dan pemberantasan penjakit (priventif)
2 pemulihan kesehatan.
3. persediaan obat2 dan alat kesehatan,
b. Pentjegahan dan pemberantasan penjakit terdiri atas usaha2
sebagai berikut :
1. Pemberantasan penjakit menular dan penjakit tropik.
2. Meniberi kekebalan terhadap penjakit jang sudah her
djangkit dan jang belum berdjangkit.
3. Mendjaga dan memperbaiki makanan rakjat.
4. Organisasi kesehatan dalam masjarakat (kesehatan ma
sjarakat desa, pendidikan kesehatan kepada rakjat ke
sehatan.ibu dan anak dan lain2),
463
Usaha2 ini memerlukan
(a). Research
(b). Rentjana Pelaksanaan
(c). Pendidikan chusus
(d). Pembiajaan chusus.
c. Pemulihap kesehatan meliputi :
1. Pada achir Rentjana I diusahakan sebuah rumah sakit
umum ketjil untuk tiap2 kewedanaan,
2. Pada achir Rentjana I diusahakan 2 — 5 poliklinik untuk
tiap2 ketjamatan,
3. Pada achir Rentjana I diusahakan masing2 sebuah rumah
sakit umum pusat di 12 ibu kota Daswati I jang
belum memilikinja,
d. Pembangunan pabrik obat2an dan alat2 kesehatan :
1. Memperbanjak pabrik assembling.
2. Memperbanjak pabrik produksi bahan2 pembantu assembling.
3. Memadjukan industri obat2an dengan bahan dari dalam
Negeri,
4. Mendirikan pabrik antibiotika,
e. Keperluan tenaga dokter :
1. Perbandingan djumlah dokter dan djumlah
penduduk pada awal tahun 1960 ada 1 : 54.000,
karena Indonesia mempunjai 1.722 tenaga dokter,
2. Perbandingan ini pada achir Rentjana I harus
mendjadi 1 : 30.000.
Djumlah penduduk Indonesia tahun 1965 sebesar
103.949.000 (pembuatan : ± 104.000.000),
104.000.000
Djadi diperlukan X 1 dokter = ± 3.500
30.000
tenaga dokter, (angka dibulatkan).
§ 385. Perumahan
a. Kesulitan perumahan di Indonesia disebabkan oleh :
1. Kerusakan atau kehantjuran rumah sebagai akibat
dart pendudukan Djepang dan Revolusi Nasional.
2. Pembakaran rumah penduduk oleh gerombolan.
3. Bertambahnja penduduk Indonesia setiap tahun,
b. Ketinggalan dalam sektor perumahan:
Ketinggalan dalam sektor perumahan pada achir tahun
1960 berdjumlah 4 djuta buah, sedangkan keperluan
setiap tahun adalah 1 djuta buah,
464
Djumlah rumah jang harus dibangun setiap tahun dapat di
bagi dalam 3 bagian :
1. rumah untuk mengimbangi kenaikan penduduk sedjumlah
380.000 buah.
2. rumah untuk memperketjil djumlah kekurangan sedjum
lah 200.000 buah.
3. rumah untuk mengganti rumah jang rusak sedjumlah
420.000 buah.
c. Sarat2 rumah jang baik,
1. sehat
2. kuat atau tahan lama
3.
murah dan dibuat dari bahan jang diperoleh di Indo
nesia,
d. Djalan mengatasi kesulitan perumahan :
Untuk mengatasi kesulitan perumahan maka Pemerintah
harus mengusahakan:
1. pemberian pindjaman modal kepada golongan masjarakat
jang berpenghasilan rendah dan golongan pegawai ne
geri untuk membangun rumah,
2. perbaikan dalam taraf hidup rakjat dan perekonomian desa.
3. pemberian alat dan fasilitet kepada desa dalam usaha
pembangunan perumahan.
e. Peranan Pemerintah,
1. Bantuan Pemerintah berupa :
(a). bunga pindjaman rendah,
(b).tanah murah,
(c). bahan murah.
2. Bantuan Pemerintah dapat disalurkan antara lain melalui
Koperasi Pembangunan Perumahan, Djawatan Peruma
han Rakjat, jang merupakan bentuk usaha jang dapat
melaksanakan pembangunan perumahan setjara besar2an,
(a). untuk memperbesar usaha pembangunan ada ba
iknja bila diadakan peraturan jang dapat menarik
investasi modal dalam pembangunan perumahan
dan jang mempermudah prosedur administrasinja.
(b).untuk mempertjepat' usaha mengatasi kesulitan
masalah perumahan ada baiknja bila Pemerintah
mengeluarkan Undang2 jang mengharuskan peru
sahaan asing jang telah ada dan jang akan didi
rikan di Indonesia, untuk menjediakan perumahan
jang lajak bagi pegawainja,
465
3. Pemerintah mendjaga keselarasan pembangunan rumah:
dengan usaha perentjanaan kota.
4. Bank Perumahan
(a). Dasar pikiran
(1) Karena pada saat ini kemampuan rakjat ren
dah sekali, perlu disediakan uang „murah”
melalui suatu Bank Perumahan untuk melan
tjarkan pembangunan rumah.
(2) Bantuan finansiil ini harus ditudjukan :
a) kepada golongan pegawai tang ditempat kan
dihotel, supaja beban Pemerintah ber
kurang.
b) kepada rakjat jang berpenghasilan ren
dah.
(3) Tjara bekerdja setjara gotongrojong sebanjak
mungkin dipergunakan.
(b) Sarat2 umum Bank Perumahan
(1) Bantuan Bank ini berupa pindjaman kepada
umum, jang ingin membangun rumahnja sen
diri,
(2) Supaja modal bank dapat dipergunakan untuk
sebanjak mungkin keluarga, maka beberapa
sarat harus ditentukan sebagai dasar pin
djaman, supaja terdjamin bahwa Negara tidak
dirugikan dan ditjapai pembangunan jang eko
nomis,
a) penduduk dibagi dalam tiga golongan
penghasil :
1). rendah,
2), menengah dan
3). tinggi.
b) untuk tiap golongan ditentukan:
1). bunga modal sebanjak 2% (waktu
mendirikan rumah) dan sampai 5%
(sesudah rumah didiami),
2). angsuran berkisar antara 10 sampai
20 tahun,
3). unit luas rumah untuk tiap golongan
perlu ditentukan,
4). harga rumah untuk tiap golongan di
tentukan,
466
5). pindjaman kepada perseorangan dibe
rikan langsung atau melalui badan2
kooperasi atau jajasan perumahan
jang mengawasi pemakaian pindjam
an setjara teratur.
Tjara bekerdja gotongrojong dian
djurkan lebih lugs,' sehingga biaja
membangun rumah dapat direndahkan.
6). sipemindjam harus menjediakan sen
diri sebagian dari harga rumah su
paja keinginan akan membangun ru
mah ternjata tegas.
Modal sipemindjam itu djuga men
djadi djaminan lawan untuk Bank.
7). djika sipemindjam menjalahgunakan
pindjaman atau tidak membajar ang
suran menurut peraturan jang berla
ku, atau melanggar aturan Bank, ma
ka rumahnja disita dan diberikan ke
pada keluarga lain sebagai pindjaman
dengan sarat jang sama dan kepada
pemindjam pertama diberi ganti ke
rugian sesudah dikurangi semua ong
kosongkos.
(c). Peserta Bank Perumahan
Selain modal jang Iangsung diberikan oleh Peme
rintah Pusat, diandjurkan supaja Perusahaan Nega
ra, Perusahaan Swasta dan Pemerintahan Daerah
turut serta memiikul beban pembiajaan perumahan
diseluruh Indonesia, dengan membeli saham Bank
Perumahan. Pemerintahan Daerah turut serta de
ngan menjediakan tanah2 sebagai harga lawan sa
hamsaham itu,
Perusahaan Negara dan Swasta diwadjibkan me
njelenggarakan suatu program penambahan rumah
untuk pegawai2nja menurut pikiran2 diatas.
(d).
Usaha2 lain Bank Perumahan
Selain pindjaman2 sebagai usaha "keuangan Pang
sung, Bank Perumahan mengambil tindakan lain
untuk menurunkan harga rumah sebagai berikut:
(1) memberi nasehat dan bantuan teknis termasuk
gambar.
(2) memberi bahan bangunan tanpa perantara.
(3) membangun atau menolong membangun indus
tri bahan bangunan.
467
(4) menstimulir penjelidikan pembangunan rumah
untuk mendapat rumah jang sehat dan semu
rahmurahnja.
(e). Usaha Bank Perumahan didesa
Dalam hal pembangunan rumah didesa2 Bank Pe
rumahan harus mengambil tindakan chusus, berupa
stimulan dan bimbingan. Djuga diperlukan dalam
ha.ini penjelidikan chusus atas kebutuhan rumah
didesa2,
(f). Biaja Pembangunan rumah
Biaja pembangunan rata2 dari 4 djenis rumah :
Djenis I
: Rumah bambu jang paling sederhana
dan bersifat sementara dengan lantai
tanah tanpa perlengkapan air minum
dan listrik; harga per m2 Rp. 300r.
Djenis II : Rumah bambu dengan rangka kaju
dengan lantai dari tanah dan tanpa
perlengkapan; per m2 harga Rp. 700,
Djenis III : Rumah berumur sedang, rangka dari
kaju dan dinding bawah dari batu,
dengan air minum dan listrik; harga
per m2 Rp. 1.500,
Djenis IV : Rumah tahan lama, dibuat dari batu
dengan air minum dan listrik; harga
per m2 Rp, 2.500,
§ 386. Penerangan :
a. Bermatjam2 bahan bakar jang dapat dipergunakan untuk
keperluan penerangan. Jang perlu ditindjau ialah pertama
tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan djalan
umum. Untuk mengetahui kemadjuan jang telah ditjapai
selama 10 tahun (1949 — 1959) dalam hal tenaga listrik
dapat disampaikan angka sebagai berikut :
Tahun
1949
1959
Djumlah penduduk ...............…….75.800.000 89.250.000
Djumlah pemakai ..............................236,000
675.449
Produksi (dalam K.W.H.)
.. 387.000.000 947.262.900
Produksi rata2 pemakaian (dalam
K.W.H.) ..................................................1.650
1.492
Produksi rate...2 perkapita (dalam
K.W.H.) ......................................................4,9
10,4
b. Kerdjasama mengenai pembangunan tenaga listrik perlu di
laksanakan untuk mengedjar kekurangan jang sedang di
hadapi,
468
Pembangunan projek untuk tenaga listrik jang besar harus
diutamakan. Sebelum projek jang besar selesai, maka
untuk menutupi kekurangan jang sangat mendesak jang
timbul tiap2 tahun, diadakan pula Pembangunan projek
jang sedang,
c. Usaha2 untuk mengatasi kesulitan penerangan listrik.
1. Rentjana untuk memperbesar kapasitet dan perluasan
djaringan tenaga listrik dikota2 dan harus ada koordi
nasi dengan perkembangan2 rumah atau perluasan
kota.
2. Membangun tenaga listrik setjara ketjil untuk didesa
(jang diberi nama micro hydro electric).
3. Memperbaiki sistim distribusi aliran listrik.
4. Membantu pihak swasta jang hendak mengusahakan te
naga listrik guna memenuhi keperluan rumah jang akan
didirikan.
5. Mendirikan projek tenaga listrik baru,
6. Perluasan bengkel P.L.N.
7. Penambahan tenaga elektrotehnik dengan perluasan
pendidikan.
Tjatatan : Tentang projek tenaga listrik lihat pola projek bi
dang Industri..
§ 387. Air Minum
a.
b.
Guna mentjukupi kebutuhan akan air bersih oleh sebagian
besar rakjat Indonesia diusahakan:
1. air sumurt
2. air sungai, mata air.
3. penampungan air hudjan,
4. air pipa.
Sebab kekurangan .air minum dikota.
Berhubung dengan pergeseran penduduk dari desa kekota
dan meningkatnja taraf pendidikan kesehatan dikalangan
penduduk maka sangat dirasakan kekurangan persedian air
dikota jang dulunja diperoleh dari sumber mata air jang
disalurkan melalui pipa.
Kekurangan persediaan air dikota besar dan ketjil hampir
diseluruh Indonesia disebabkan oleh :
1. tidak adanja keseimbangan antara pembangunan dan
perluasan .instalasi2 air minum dengan meningkatnja
djumlah penduduk.
2. banjaknja kerusakan pada saluran air minum, karena
djaringan pipa djalan sangat tua sedangkan penjam
bungan terus meningkat, sehingga rata 2 pipa tersebut
sudah melampaui Batas kemampuan jang menjebabkan
kematjetan.
469
3.
4.
§ 388
sangat terbatasnja pemakaian air saluran dikota 2 besar
dan ketjil dapat diketahui misalnja di Djakarta Raya
dengan 2 sumber air (Tjiomas dan Pedjompangan).
kurangnja bantuan Pemerintah kepada rakjat baik jang
berupa petundjuk maupun material untuk membuat su
mur guna mentjukupi akan kebutuhan air.
Kesedjahteraan Sosial
a. Untuk dapat menindjau keadaan kesedjahteraan rakjat se
dalamdalamnja, maka perlu adanja pembahasan tentang
segala sebab jang dapat mempengaruhi penghidupan
rakjat sehari2, misalnja :
1. Tentang perluasan kesempatan bekerdja.
2. Stabilisasi ekonomi untuk dapat menekan ongkos hidup
serendah2nja dan memperbaiki nilai penghasilan atau
daja beli rakjat.
3. Distribusi dan redistribusi dari pendapatan nasional jang
adil.
4. Perimbangan jang. setepat2nja antara dana investasi di
bidang produksi dan konsumsi dengan investasi dalam
projek sosial,
b.
Lapangan kesedjahteraan sosial,
1. Persoalan anak terlantar (termasuk pengaturan asuhan
anak2 terlantar dalam sebuah Undang2 dan perentjana
an pelaksanaannja),
2. Bantuan kepada fakir miskin.
3. Bantuan kepada korban bentjana alam dan kekatjauan.
4. Resosialisasi bekas hukuman dan korban kemaksiatan.
5. Pemberantasan dan pentjegahan penjakit masjarakat
(pelatjuran, korupsi, Cross boys, penjelewengan oleh
gerombolan dan lain2),
6. Usaha untuk kemasjarakatan suku2 terasing.
7. Rehabilitasi penderitaan tjatjat.
8. Lembaga Sosial Desa.
§ 389. Kesedjahteraan buruh dan pegawai
a.
Ukuran tentang kesedjahteraan pegawai dan buruh pada
dasarnja ialah perbandingan tingkat penghasilan pegawai
negeri dan buruh berupa upah, djaminan sosial dan sjarat 2
kerdja pada suatu pihak dan tingkat ongkos hidup pegawai
dan buruh bersama keluarganja pada pihak lain.
b. Djaminan sosial,
1. Pegawai negeri memperoleh berbagai djaminan berdasar.
kan basil perundang2an, teristimewa mengenai tundjang
an hari tua, djanda, anak, pengobatan dokter, tun
djangan kemahalan dan lain2.
Tetapi untuk pekerdjaan harian tundjangan jang demiki
470
an itupun perlu diberikan djuga
2. Dalam sektor partikelir, djaminan sosial tersebut hanja
dalam beberapa perusahaan besar, sedangkan dalam pe
rusahaan ketjil djarang atau tidak ada,
3. Untuk mentjapai suatu tingkat djaminan sosial jang agak
umum, oleh Departemen Perburuh.an telah didirikan
Jajasan Djaminan Buruh dengan dasar iuran. Dana jang
diperoleh digunakan untuk djaminan sakit bagi pa ra
buruh diperumahan jang bersangkutan.
c. Djaminan akibat ketjelakaan.
Undang2 ketjelekaan 1947 No. 33 mewadjibkan perusahaan
member' ganti kerugian dan tundjangan kepada setia,p buruh
jang mendapat ketjelakaan, sakit, meninggal karena akibat
pekerdjaan antara lain :
1 ongkos pengangkutan,
2 biaja pengobatan,
3 upah penuh selama2nja 120 hari,
4 tundjangan penguburan,
5 bantuan djanda, anak jang ditinggalkan.
d. Usaha kesedjahteraan pegawai dan buruh.
Dalam tahapan pertama Rentjana I harus ditjapai perbaik
an dan perkembangan tertentu dalam.meningkatkan taraf
penghidupan pegawai dan buruh,
Usaha2 jang perlu diadakan antara lain :
1. Penghasilan terendah pagawai dan buruh dapat meme
nuhi kebutuhan hidup minimum baginja dan keluarganja.
2. Dalam memperbaiki penghasiian buruh dan pegawai
supaja ditempuh sebagai djalan jaitu :
memperbaiki : upah nominal, tundjangan dan djaminan
sosial', sarat kerdja dan distribusi barang.
3. Pension djanda dan tundjangan kepada anak.
4. Pembebasan dari biaja pengobatan atau perawatan.
5. Ongkos perdjalanan selama istirahat besar.
6. Stabilisasi harga.
§ 390. Kesedjahteraan tani nelajan
a. Djumlah penduduk Indonesia jang mempunjai mata pentja
harian dipertanian, perikanan dan kehutanan menurut tak
siran adalah 2/3 dari djumlah penduduk.
b. Banjaknja orang jang memiliki sawah di Djawa dan Ma
dura berdasarkan angka dari Djawatan Pertanian Rakjat
1953 adalah 4.940.033 orang.
c. Usaha2 untuk mentjapai kesedjahtera`an tani dan nelajan
antara lain ialah :
1. Pemberantasan sistim idjon
Pemberantasan idjon bertudjuan untuk memperbaiki
kepada petani melarat.
471
2.
Pemberian kredit dalam masa patjeklik.
oleh Djawatan Pertanian Rakjat telah diadakan usaha
perlumbungan jang terdiri dari :
(a)
lumbung persediaan.
(b)
lumbung bible
(c)
lumbung peredaran.
Dasar pemberian kredit dalam masa patjeklik adalah
waktunja dan bilamana modal seorang petani telah
menipis sekali sedang waktu panen masih djauh dide
pan.
Pemberian kredit didesa jang sekarang adalah dalam
bentuk lumbung patjeklik dan hank desa.
3.
Djaminan terhadap harga hasil produksi tani dan nelajan :
(a)
tiap2 tahun Pemerintah menetapkan harga pem
belian padi jang akan dilakukan oleh Pemerintah
sendiri.
(b)
Dalam bidang perikanan laut, djaminan diusahakan
dengan djalan pelelangan ikan jang diselenggara
kan oleh koperasi perikanan.
Usaha djangka pandjang dan pendek
Untuk dapat memadjukan produksi, memang tidak da
pat disangkal perlunja ada bantuan materiil dan moril kepada
kaum petani.
(a)
Sarat untuk kesedjahteraan tani dapat diperbaiki
misalnja dengan pembagian hasil panen minimum
60% untuk penggarapan dan maksimum 40% untuk
tuan tanah.
(b)
Beban (sistim rodi) kaum tani jang dapat mengu
rangkan daja produksi dihapuskan.
(c)
Tanah kosong supaja dikerdjakan oleh petani miskin,
(d)
Persediaan jang tjukup untuk keperluan rabuk 2
alat2 dan obat2an pemberantasan hama.
(e)
Menjediakan kredit jang murah.
(f)
Perbaikan alat pengangkutan.
(g)
Politik harga Pemerintah jang memungkinkan per
imbangan jang lajak dan adil antara harga hasil bumf
dengan harga barang jang diperlukan petani.
(h)
Djaminan sosial jang harus diberikan bila pro
duksi terhalang oleh bentjana dalam kehantjuran
dan lain2,
(i)
Usaha penelitian jang harus dilakukan,
(j)
Perbaikan kesehatan petani dan nelajan.
(k)
Pemberantasan lintah darat.
(1)
dan lain2.
4.
472
GARIS BESAR PEMBANGUNAN BIDANG KESEDJAHTERAAN
§ 381. Pengertian adil makmur
Rakjat dapat disebut sedjahtera (adil dan makmur), apabila
dapat dipenuhi sarat' mutlak sebagai berikut :
a. ada pekerdjaan baginja sesuai dengan bakatnja,
b. basil pekerdjaannja dapat memenuhi keperluan hidup mi
nimal sehari2.
§ 382. Keperluan minimal
Keperluan minimal untuk hidup makmur ialah :
a. tjukup sandang pangan,
b. ada perumahan,
c. kesehatan terdjamin,
d. djaminan atas keperluan dalam bidang kebudajaan.
§ 383. Bidang kesedjahteraan
Kesedjahteraan rakjat meliputi 3 bidang pokok ialah :
a. bidang kesehatan,
b. bidang perumahan, air minum dan penerangan,
c. bidang kesedjahteraan sosial.
§ 384. Kesehatan rakjat
a. Rentjana pembangunan dalam lapangan kesehatan berdasar
kan 3 hal jang pokok :
1. pentjegahan dan pemberantasan penjakit (priventif)
2 pemulihan kesehatan.
3. persediaan obat2 dan alat kesehatan,
b. Pentjegahan dan pemberantasan penjakit terdiri atas usaha2
sebagai berikut :
1. Pemberantasan penjakit menular dan penjakit tropik.
2. Meniberi kekebalan terhadap penjakit jang sudah her
djangkit dan jang belum berdjangkit.
3. Mendjaga dan memperbaiki makanan rakjat.
4. Organisasi kesehatan dalam masjarakat (kesehatan ma
sjarakat desa, pendidikan kesehatan kepada rakjat ke
sehatan.ibu dan anak dan lain2),
463
Usaha2 ini memerlukan
(a). Research
(b). Rentjana Pelaksanaan
(c). Pendidikan chusus
(d). Pembiajaan chusus.
c. Pemulihap kesehatan meliputi :
1. Pada achir Rentjana I diusahakan sebuah rumah sakit
umum ketjil untuk tiap2 kewedanaan,
2. Pada achir Rentjana I diusahakan 2 — 5 poliklinik untuk
tiap2 ketjamatan,
3. Pada achir Rentjana I diusahakan masing2 sebuah rumah
sakit umum pusat di 12 ibu kota Daswati I jang
belum memilikinja,
d. Pembangunan pabrik obat2an dan alat2 kesehatan :
1. Memperbanjak pabrik assembling.
2. Memperbanjak pabrik produksi bahan2 pembantu assembling.
3. Memadjukan industri obat2an dengan bahan dari dalam
Negeri,
4. Mendirikan pabrik antibiotika,
e. Keperluan tenaga dokter :
1. Perbandingan djumlah dokter dan djumlah
penduduk pada awal tahun 1960 ada 1 : 54.000,
karena Indonesia mempunjai 1.722 tenaga dokter,
2. Perbandingan ini pada achir Rentjana I harus
mendjadi 1 : 30.000.
Djumlah penduduk Indonesia tahun 1965 sebesar
103.949.000 (pembuatan : ± 104.000.000),
104.000.000
Djadi diperlukan X 1 dokter = ± 3.500
30.000
tenaga dokter, (angka dibulatkan).
§ 385. Perumahan
a. Kesulitan perumahan di Indonesia disebabkan oleh :
1. Kerusakan atau kehantjuran rumah sebagai akibat
dart pendudukan Djepang dan Revolusi Nasional.
2. Pembakaran rumah penduduk oleh gerombolan.
3. Bertambahnja penduduk Indonesia setiap tahun,
b. Ketinggalan dalam sektor perumahan:
Ketinggalan dalam sektor perumahan pada achir tahun
1960 berdjumlah 4 djuta buah, sedangkan keperluan
setiap tahun adalah 1 djuta buah,
464
Djumlah rumah jang harus dibangun setiap tahun dapat di
bagi dalam 3 bagian :
1. rumah untuk mengimbangi kenaikan penduduk sedjumlah
380.000 buah.
2. rumah untuk memperketjil djumlah kekurangan sedjum
lah 200.000 buah.
3. rumah untuk mengganti rumah jang rusak sedjumlah
420.000 buah.
c. Sarat2 rumah jang baik,
1. sehat
2. kuat atau tahan lama
3.
murah dan dibuat dari bahan jang diperoleh di Indo
nesia,
d. Djalan mengatasi kesulitan perumahan :
Untuk mengatasi kesulitan perumahan maka Pemerintah
harus mengusahakan:
1. pemberian pindjaman modal kepada golongan masjarakat
jang berpenghasilan rendah dan golongan pegawai ne
geri untuk membangun rumah,
2. perbaikan dalam taraf hidup rakjat dan perekonomian desa.
3. pemberian alat dan fasilitet kepada desa dalam usaha
pembangunan perumahan.
e. Peranan Pemerintah,
1. Bantuan Pemerintah berupa :
(a). bunga pindjaman rendah,
(b).tanah murah,
(c). bahan murah.
2. Bantuan Pemerintah dapat disalurkan antara lain melalui
Koperasi Pembangunan Perumahan, Djawatan Peruma
han Rakjat, jang merupakan bentuk usaha jang dapat
melaksanakan pembangunan perumahan setjara besar2an,
(a). untuk memperbesar usaha pembangunan ada ba
iknja bila diadakan peraturan jang dapat menarik
investasi modal dalam pembangunan perumahan
dan jang mempermudah prosedur administrasinja.
(b).untuk mempertjepat' usaha mengatasi kesulitan
masalah perumahan ada baiknja bila Pemerintah
mengeluarkan Undang2 jang mengharuskan peru
sahaan asing jang telah ada dan jang akan didi
rikan di Indonesia, untuk menjediakan perumahan
jang lajak bagi pegawainja,
465
3. Pemerintah mendjaga keselarasan pembangunan rumah:
dengan usaha perentjanaan kota.
4. Bank Perumahan
(a). Dasar pikiran
(1) Karena pada saat ini kemampuan rakjat ren
dah sekali, perlu disediakan uang „murah”
melalui suatu Bank Perumahan untuk melan
tjarkan pembangunan rumah.
(2) Bantuan finansiil ini harus ditudjukan :
a) kepada golongan pegawai tang ditempat kan
dihotel, supaja beban Pemerintah ber
kurang.
b) kepada rakjat jang berpenghasilan ren
dah.
(3) Tjara bekerdja setjara gotongrojong sebanjak
mungkin dipergunakan.
(b) Sarat2 umum Bank Perumahan
(1) Bantuan Bank ini berupa pindjaman kepada
umum, jang ingin membangun rumahnja sen
diri,
(2) Supaja modal bank dapat dipergunakan untuk
sebanjak mungkin keluarga, maka beberapa
sarat harus ditentukan sebagai dasar pin
djaman, supaja terdjamin bahwa Negara tidak
dirugikan dan ditjapai pembangunan jang eko
nomis,
a) penduduk dibagi dalam tiga golongan
penghasil :
1). rendah,
2), menengah dan
3). tinggi.
b) untuk tiap golongan ditentukan:
1). bunga modal sebanjak 2% (waktu
mendirikan rumah) dan sampai 5%
(sesudah rumah didiami),
2). angsuran berkisar antara 10 sampai
20 tahun,
3). unit luas rumah untuk tiap golongan
perlu ditentukan,
4). harga rumah untuk tiap golongan di
tentukan,
466
5). pindjaman kepada perseorangan dibe
rikan langsung atau melalui badan2
kooperasi atau jajasan perumahan
jang mengawasi pemakaian pindjam
an setjara teratur.
Tjara bekerdja gotongrojong dian
djurkan lebih lugs,' sehingga biaja
membangun rumah dapat direndahkan.
6). sipemindjam harus menjediakan sen
diri sebagian dari harga rumah su
paja keinginan akan membangun ru
mah ternjata tegas.
Modal sipemindjam itu djuga men
djadi djaminan lawan untuk Bank.
7). djika sipemindjam menjalahgunakan
pindjaman atau tidak membajar ang
suran menurut peraturan jang berla
ku, atau melanggar aturan Bank, ma
ka rumahnja disita dan diberikan ke
pada keluarga lain sebagai pindjaman
dengan sarat jang sama dan kepada
pemindjam pertama diberi ganti ke
rugian sesudah dikurangi semua ong
kosongkos.
(c). Peserta Bank Perumahan
Selain modal jang Iangsung diberikan oleh Peme
rintah Pusat, diandjurkan supaja Perusahaan Nega
ra, Perusahaan Swasta dan Pemerintahan Daerah
turut serta memiikul beban pembiajaan perumahan
diseluruh Indonesia, dengan membeli saham Bank
Perumahan. Pemerintahan Daerah turut serta de
ngan menjediakan tanah2 sebagai harga lawan sa
hamsaham itu,
Perusahaan Negara dan Swasta diwadjibkan me
njelenggarakan suatu program penambahan rumah
untuk pegawai2nja menurut pikiran2 diatas.
(d).
Usaha2 lain Bank Perumahan
Selain pindjaman2 sebagai usaha "keuangan Pang
sung, Bank Perumahan mengambil tindakan lain
untuk menurunkan harga rumah sebagai berikut:
(1) memberi nasehat dan bantuan teknis termasuk
gambar.
(2) memberi bahan bangunan tanpa perantara.
(3) membangun atau menolong membangun indus
tri bahan bangunan.
467
(4) menstimulir penjelidikan pembangunan rumah
untuk mendapat rumah jang sehat dan semu
rahmurahnja.
(e). Usaha Bank Perumahan didesa
Dalam hal pembangunan rumah didesa2 Bank Pe
rumahan harus mengambil tindakan chusus, berupa
stimulan dan bimbingan. Djuga diperlukan dalam
ha.ini penjelidikan chusus atas kebutuhan rumah
didesa2,
(f). Biaja Pembangunan rumah
Biaja pembangunan rata2 dari 4 djenis rumah :
Djenis I
: Rumah bambu jang paling sederhana
dan bersifat sementara dengan lantai
tanah tanpa perlengkapan air minum
dan listrik; harga per m2 Rp. 300r.
Djenis II : Rumah bambu dengan rangka kaju
dengan lantai dari tanah dan tanpa
perlengkapan; per m2 harga Rp. 700,
Djenis III : Rumah berumur sedang, rangka dari
kaju dan dinding bawah dari batu,
dengan air minum dan listrik; harga
per m2 Rp. 1.500,
Djenis IV : Rumah tahan lama, dibuat dari batu
dengan air minum dan listrik; harga
per m2 Rp, 2.500,
§ 386. Penerangan :
a. Bermatjam2 bahan bakar jang dapat dipergunakan untuk
keperluan penerangan. Jang perlu ditindjau ialah pertama
tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan djalan
umum. Untuk mengetahui kemadjuan jang telah ditjapai
selama 10 tahun (1949 — 1959) dalam hal tenaga listrik
dapat disampaikan angka sebagai berikut :
Tahun
1949
1959
Djumlah penduduk ...............…….75.800.000 89.250.000
Djumlah pemakai ..............................236,000
675.449
Produksi (dalam K.W.H.)
.. 387.000.000 947.262.900
Produksi rata2 pemakaian (dalam
K.W.H.) ..................................................1.650
1.492
Produksi rate...2 perkapita (dalam
K.W.H.) ......................................................4,9
10,4
b. Kerdjasama mengenai pembangunan tenaga listrik perlu di
laksanakan untuk mengedjar kekurangan jang sedang di
hadapi,
468
Pembangunan projek untuk tenaga listrik jang besar harus
diutamakan. Sebelum projek jang besar selesai, maka
untuk menutupi kekurangan jang sangat mendesak jang
timbul tiap2 tahun, diadakan pula Pembangunan projek
jang sedang,
c. Usaha2 untuk mengatasi kesulitan penerangan listrik.
1. Rentjana untuk memperbesar kapasitet dan perluasan
djaringan tenaga listrik dikota2 dan harus ada koordi
nasi dengan perkembangan2 rumah atau perluasan
kota.
2. Membangun tenaga listrik setjara ketjil untuk didesa
(jang diberi nama micro hydro electric).
3. Memperbaiki sistim distribusi aliran listrik.
4. Membantu pihak swasta jang hendak mengusahakan te
naga listrik guna memenuhi keperluan rumah jang akan
didirikan.
5. Mendirikan projek tenaga listrik baru,
6. Perluasan bengkel P.L.N.
7. Penambahan tenaga elektrotehnik dengan perluasan
pendidikan.
Tjatatan : Tentang projek tenaga listrik lihat pola projek bi
dang Industri..
§ 387. Air Minum
a.
b.
Guna mentjukupi kebutuhan akan air bersih oleh sebagian
besar rakjat Indonesia diusahakan:
1. air sumurt
2. air sungai, mata air.
3. penampungan air hudjan,
4. air pipa.
Sebab kekurangan .air minum dikota.
Berhubung dengan pergeseran penduduk dari desa kekota
dan meningkatnja taraf pendidikan kesehatan dikalangan
penduduk maka sangat dirasakan kekurangan persedian air
dikota jang dulunja diperoleh dari sumber mata air jang
disalurkan melalui pipa.
Kekurangan persediaan air dikota besar dan ketjil hampir
diseluruh Indonesia disebabkan oleh :
1. tidak adanja keseimbangan antara pembangunan dan
perluasan .instalasi2 air minum dengan meningkatnja
djumlah penduduk.
2. banjaknja kerusakan pada saluran air minum, karena
djaringan pipa djalan sangat tua sedangkan penjam
bungan terus meningkat, sehingga rata 2 pipa tersebut
sudah melampaui Batas kemampuan jang menjebabkan
kematjetan.
469
3.
4.
§ 388
sangat terbatasnja pemakaian air saluran dikota 2 besar
dan ketjil dapat diketahui misalnja di Djakarta Raya
dengan 2 sumber air (Tjiomas dan Pedjompangan).
kurangnja bantuan Pemerintah kepada rakjat baik jang
berupa petundjuk maupun material untuk membuat su
mur guna mentjukupi akan kebutuhan air.
Kesedjahteraan Sosial
a. Untuk dapat menindjau keadaan kesedjahteraan rakjat se
dalamdalamnja, maka perlu adanja pembahasan tentang
segala sebab jang dapat mempengaruhi penghidupan
rakjat sehari2, misalnja :
1. Tentang perluasan kesempatan bekerdja.
2. Stabilisasi ekonomi untuk dapat menekan ongkos hidup
serendah2nja dan memperbaiki nilai penghasilan atau
daja beli rakjat.
3. Distribusi dan redistribusi dari pendapatan nasional jang
adil.
4. Perimbangan jang. setepat2nja antara dana investasi di
bidang produksi dan konsumsi dengan investasi dalam
projek sosial,
b.
Lapangan kesedjahteraan sosial,
1. Persoalan anak terlantar (termasuk pengaturan asuhan
anak2 terlantar dalam sebuah Undang2 dan perentjana
an pelaksanaannja),
2. Bantuan kepada fakir miskin.
3. Bantuan kepada korban bentjana alam dan kekatjauan.
4. Resosialisasi bekas hukuman dan korban kemaksiatan.
5. Pemberantasan dan pentjegahan penjakit masjarakat
(pelatjuran, korupsi, Cross boys, penjelewengan oleh
gerombolan dan lain2),
6. Usaha untuk kemasjarakatan suku2 terasing.
7. Rehabilitasi penderitaan tjatjat.
8. Lembaga Sosial Desa.
§ 389. Kesedjahteraan buruh dan pegawai
a.
Ukuran tentang kesedjahteraan pegawai dan buruh pada
dasarnja ialah perbandingan tingkat penghasilan pegawai
negeri dan buruh berupa upah, djaminan sosial dan sjarat 2
kerdja pada suatu pihak dan tingkat ongkos hidup pegawai
dan buruh bersama keluarganja pada pihak lain.
b. Djaminan sosial,
1. Pegawai negeri memperoleh berbagai djaminan berdasar.
kan basil perundang2an, teristimewa mengenai tundjang
an hari tua, djanda, anak, pengobatan dokter, tun
djangan kemahalan dan lain2.
Tetapi untuk pekerdjaan harian tundjangan jang demiki
470
an itupun perlu diberikan djuga
2. Dalam sektor partikelir, djaminan sosial tersebut hanja
dalam beberapa perusahaan besar, sedangkan dalam pe
rusahaan ketjil djarang atau tidak ada,
3. Untuk mentjapai suatu tingkat djaminan sosial jang agak
umum, oleh Departemen Perburuh.an telah didirikan
Jajasan Djaminan Buruh dengan dasar iuran. Dana jang
diperoleh digunakan untuk djaminan sakit bagi pa ra
buruh diperumahan jang bersangkutan.
c. Djaminan akibat ketjelakaan.
Undang2 ketjelekaan 1947 No. 33 mewadjibkan perusahaan
member' ganti kerugian dan tundjangan kepada setia,p buruh
jang mendapat ketjelakaan, sakit, meninggal karena akibat
pekerdjaan antara lain :
1 ongkos pengangkutan,
2 biaja pengobatan,
3 upah penuh selama2nja 120 hari,
4 tundjangan penguburan,
5 bantuan djanda, anak jang ditinggalkan.
d. Usaha kesedjahteraan pegawai dan buruh.
Dalam tahapan pertama Rentjana I harus ditjapai perbaik
an dan perkembangan tertentu dalam.meningkatkan taraf
penghidupan pegawai dan buruh,
Usaha2 jang perlu diadakan antara lain :
1. Penghasilan terendah pagawai dan buruh dapat meme
nuhi kebutuhan hidup minimum baginja dan keluarganja.
2. Dalam memperbaiki penghasiian buruh dan pegawai
supaja ditempuh sebagai djalan jaitu :
memperbaiki : upah nominal, tundjangan dan djaminan
sosial', sarat kerdja dan distribusi barang.
3. Pension djanda dan tundjangan kepada anak.
4. Pembebasan dari biaja pengobatan atau perawatan.
5. Ongkos perdjalanan selama istirahat besar.
6. Stabilisasi harga.
§ 390. Kesedjahteraan tani nelajan
a. Djumlah penduduk Indonesia jang mempunjai mata pentja
harian dipertanian, perikanan dan kehutanan menurut tak
siran adalah 2/3 dari djumlah penduduk.
b. Banjaknja orang jang memiliki sawah di Djawa dan Ma
dura berdasarkan angka dari Djawatan Pertanian Rakjat
1953 adalah 4.940.033 orang.
c. Usaha2 untuk mentjapai kesedjahtera`an tani dan nelajan
antara lain ialah :
1. Pemberantasan sistim idjon
Pemberantasan idjon bertudjuan untuk memperbaiki
kepada petani melarat.
471
2.
Pemberian kredit dalam masa patjeklik.
oleh Djawatan Pertanian Rakjat telah diadakan usaha
perlumbungan jang terdiri dari :
(a)
lumbung persediaan.
(b)
lumbung bible
(c)
lumbung peredaran.
Dasar pemberian kredit dalam masa patjeklik adalah
waktunja dan bilamana modal seorang petani telah
menipis sekali sedang waktu panen masih djauh dide
pan.
Pemberian kredit didesa jang sekarang adalah dalam
bentuk lumbung patjeklik dan hank desa.
3.
Djaminan terhadap harga hasil produksi tani dan nelajan :
(a)
tiap2 tahun Pemerintah menetapkan harga pem
belian padi jang akan dilakukan oleh Pemerintah
sendiri.
(b)
Dalam bidang perikanan laut, djaminan diusahakan
dengan djalan pelelangan ikan jang diselenggara
kan oleh koperasi perikanan.
Usaha djangka pandjang dan pendek
Untuk dapat memadjukan produksi, memang tidak da
pat disangkal perlunja ada bantuan materiil dan moril kepada
kaum petani.
(a)
Sarat untuk kesedjahteraan tani dapat diperbaiki
misalnja dengan pembagian hasil panen minimum
60% untuk penggarapan dan maksimum 40% untuk
tuan tanah.
(b)
Beban (sistim rodi) kaum tani jang dapat mengu
rangkan daja produksi dihapuskan.
(c)
Tanah kosong supaja dikerdjakan oleh petani miskin,
(d)
Persediaan jang tjukup untuk keperluan rabuk 2
alat2 dan obat2an pemberantasan hama.
(e)
Menjediakan kredit jang murah.
(f)
Perbaikan alat pengangkutan.
(g)
Politik harga Pemerintah jang memungkinkan per
imbangan jang lajak dan adil antara harga hasil bumf
dengan harga barang jang diperlukan petani.
(h)
Djaminan sosial jang harus diberikan bila pro
duksi terhalang oleh bentjana dalam kehantjuran
dan lain2,
(i)
Usaha penelitian jang harus dilakukan,
(j)
Perbaikan kesehatan petani dan nelajan.
(k)
Pemberantasan lintah darat.
(1)
dan lain2.
4.
472