Evaluasi Rehabilitasi Mangrove dan Pengaruhnya Terhadap Sosial Budaya Masyarakat di Desa Lubuk Kertang Kabupaten Langkat

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan mangrove di Sumatera Utara terkonsentrasi pada wilayah pantai
timur Sumatera Utara yang tersebar di Kabupaten Batu Bara, Tanjung Balai
Asahan, Serdang Bedagai, hingga kawasan hutan mangrove di Kabupaten Langkat
(Spalding dkk, 2010). Kawasan hutan mangrove di Kabupaten Langkat telah
mengalami

kerusakan

dan

makin

menipis

akibat

perambahan


liar,

pengalihfungsian hutan mangrove menjadi lahan pertanian/perkebunan, tambak,
perumahan, pabrik dan tempat wisata.
Hutan mangrove dan hutan pantai merupakan jalur hijau daerah pantai
yang mempunyai fungsi ekologis dan sosial ekonomi. Secara ekonomis, hutan
mangrove dan hutan pantai merupakan sumber hutan bukan kayu bagi masyarakat
setempat, disamping manfaat jasa lingkungan dan secara fisik berperan
melindungi lahan pantai karena mampu memecahkan energi kinetik gelombang
air laut (Alwidakdo dkk, 2014).
Luas hutan mangrove yang ada di sembilan kecamatan di Kabupaten
langkat mencapai 35.000 hektar. Sekitar 25.000 hektar mengalami rusak,
termasuk yang rusak berat dan sedang, karena alih fungsi lahan mangrove menjadi
perkebunan kelapa sawit maupun tambak (Dinas Kehutanan, 2013). Konversi
lahan menjadi pertambakan, permukiman, industri, pencemaran, dan pemanfaatan
sumber daya pesisir yang berlebihan memberikan pengaruh negatif pada
kestabilan kawasan pantai (Triana, 2011).

Universitas Sumatera Utara


Kegiatan rehabilitasi dan konservasi mangrove yang sudah berjalan
membutuhkan pengawasan dan pemeliharaan secara berkelanjutan. Kemungkinan
keberhasilan rehabilitasi sangat kecil tanpa adanya pengawasan. Keberhasilan
rehabilitasi dan konservasi mangrove yang sudah berjalan juga ditentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah peran serta atau pertisipasi penduduk kawasan
itu sendiri (penduduk lokal), karena penduduk lokal merupakan penduduk yang
mempunyai kepentingan langsung, baik sebagai sumberdaya maupun sebagai
ekosistem dengan fungsi-fungsi ekologisnya dengan wilayah rehabilitasi dan
konservasi. Seiring dengan kegiatan rehabilitasi mangrove yang sudah berjalan di
laksanakan, terdapat aktor-aktor kendala dan hambatan yang melakukan
kesalahan-kesalahan

dalam

memanfaatkan

ekosistem

mangrove,


seperti

mengeksploitasi lahan hutan mangrove dan mengkonversinya menjadi tambak,
pemukiman, lahan pertanian, lahan perkebunan, industri dan/atau lainnya dalam
skala besar tanpa memikirkan keberlanjutan ekosistem pesisir itu serdiri
(Rusdianti dan Satyawan, 2012).
Mengingat sangat banyaknya kerusakan ekosistem mangrove yang terjadi,
sehingga sangat pentingnya upaya dalam merehabilitasi mangrove. Upaya
rehabilitasi hutan mengrove dilaksanakan untuk mencapai keseimbangan fungsi
yaitu fungsi hutan mangrove sebagai zona ekonomi dan fungsi lingkungan dimana
hutan mangrove merupakan zona penyangga kehidupan di wilayah pesisir
(Alwidakdo dkk, 2014).
Menurunnya kualitas dan kuantitas hutan mangrove telah mengakibatkan
dampak yang sangat menghawatirkan, seperti abrasi yang meningkat, penurunan
tangkapan perikanan pantai, intrusi air laut yang semakin jauh ke arah darat, dan

Universitas Sumatera Utara

meningkatkanya angka kejadian malaria (Onrizal dkk, 2008). Oleh karena itu

perlu diadakan upaya evaluasi rehabilitasi mangrove agar program rehabilitasi
berjalan dengan baik dan dapat mencapai target yang diinginkan.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan penanaman mangrove
pada tahun pertama dan tahun berjalan.
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan rehabilitasi hutan
mangrove.
3) Mengetahui hubungan program rehabilitasi terhadap sosial budaya atau
sosial ekonomi terhadap keberhasilan rehabilitasi mangrove.
Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Memberikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah mengenai
tingkat keberhasilan penanaman mangrove serta faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan rehabilitasi mangrove.
2) Memperkaya rujukan Ilmiah terkait rehabilitasi hutan mangrove.

Universitas Sumatera Utara