Keamanan Teh Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk) Melalui Uji Toksisitas Akut Oral

TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Tanaman Gaharu (A. Malaccensis Lamk.)
Daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) merupakan pohon dari suku
Thymeleaceae (Tarigan, 2004), sudah mulai populer dimanfaatkan masyarakat
petani gaharu di Langkat sebagai minuman yang diseduh. Hasil wawancara
terhadap petani gaharu menjelaskan bahwa mengkonsumsi daun gaharu dari jenis
ini memiliki banyak manfaat diantaranya memperbaiki pencernaan.
Taksonomi tanaman gaharu (A. malaccensis Lamk.) menurut Tarigan
(2004), yaitu: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Sub Divisi :
Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Sub Kelas

: Dialypetale, Ordo : Myrtales

Famili : Thymeleaceae, Genus : Aquilaria, Spesies :

Aquilaria

malaccensis

Lamk.
Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)

Daun gaharu yang dijadikan teh ternyata memiliki manfaat bagi orang
yang mengonsumsinya. Manfaat dari mengonsumsi teh gaharu yaitu sebagai
peluruh lemak, tidak membakar lemak yang aktif sehingga tidak menurunkan
berat badan bagi pemilik tubuh ideal, membantu mengobati keputihan, sebagai
deodoran alami sehingga membantu mengurangi bau badan, sebagai antioksidan
yang dapat membantu membuang racun dari tubuh, mencegah insomnia karena
teh daun gaharu menekan sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan efek
menenangkan sebagai obat anti mabuk, membantu menurunkan kadar kolestrol
jahat, membantu meredakan ketegangan/hipertensi/stress dan mengurangi kadar
gula dalam darah sehingga dapat membantu mengobati diabetes melitus
(Batrisyiaherbal, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Bagian tanaman gaharu yang dapat digunakan untuk tujuan pengobatan
yaitu pada daun yang telah dikeringkan, gubal gaharu, serbuk kayu, akar gaharu
dan kandungan minyak atsirinya. Di Cina dan Jepang gaharu dikenal sebagai obat
reumatik, obat untuk meredakan stress, liver, radang lambung dan kanker. Di
Indonesia, secara tradisional masyarakat Papua telah menggunakan daun, kulit
dan akar gaharu sebagai obat malaria dan perawatan kulit. Kini sudah

dikembangkan daun gaharu dari genusAquilaria dan Gyrinops yang diolah
menjadi bahan baku pembuatan produk minuman herbal (teh dan sirup) karena
kandungan zat antioksidan dalam daun yang cukup tinggi (Sumarna, 2002).
Sejumlah kandungan metabolit sekunder pada daun gaharu yang telah
diketahui dari penelitian sebelumnya adalah flavonoid, glikosida, tanin dan
steroid/triterpenoid (Silaban, 2014). Steroid/triterpenoid merupakan senyawa aktif
dalam tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penanganan penyakit termasuk
diabetes mellitus, gangguan menstruasi, kontrasepsi, patukan ular, gangguan kulit,
kerusakan hati dan malaria. Salah satu fungsi penting triterpenoid tipe steroid
pada manusia dan mamalia terutama sebagai peningkatan ataupun pengendalian
hormon seks, misalnya estradiol, progesteron dan testosteron. Tipe sterol dan
triterpen pentasiklik digunakan sebagai obat anti radang dan anti lebam serta
pengobatan ulser lambung.
Hewan Uji
Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut : Phylum : Chordata, Sub
phylum : Vertebrata, Class : Mammalia, Ordo : Rodentia, Family: Muridae,
Genus : Mus, Species : Mus musculus

Universitas Sumatera Utara


Mencit (M. musculus L.) memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh kecil,
berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi ruang untuk
pemeliharaan mencit (M. musculus L.) harus senantiasa bersih, kering dan jauh
dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus dijaga kisarannya antara 1819ºC serta kelembaban udara antara 30-70%. Mencit betina dewasa dengan umur
35-60 hari memiliki berat badan 18-35 g. Lama hidupnya 1-2 tahun, dapat
mencapai 3 tahun. Masa reproduksi mencit betina berlangsung 1,5 tahun. Mencit
betina ataupun jantan dapat dikawinkan pada umur 8 minggu. Lama kebuntingan
19-20 hari. Jumlah anak mencit rata-rata 6-15 ekor dengan berat lahir antara 0,51,5 g (Akbar, 2010).
Antioksidan Alami
Antioksidan alami merupakan hasil ekstraksi dari bahan alami. Sayursayuran dan buah-buahan kaya akan zat gizi (vitamin, mineral, serat pangan) serta
berbagai kelompok zat bioaktif lain yang disebut zat antioksidan.Antioksidan atau
reduktor berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi atau menetralkan senyawa
yang telah teroksidasi dengan cara menyumbangkan hidrogen dan atau elektron
(Silalahi, 2006).
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik
atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat,
kumarin dan tokoferol. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan
meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavanon dan kalkon. Senyawa
antioksidan alami polifenolik dapat bereaksi sebagai pereduksi, penangkap radikal
bebas,


pengkelat

logam

dan

peredam

terbentuknya

singlet

oksigen

(Kumalaningsih, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Tanaman yang berkhasiat sebagai antioksidan menurut (Hernani dan

Rahardjo,2006) dikelompokkan atas 4 golongan yaitu:
1. Kelompok tanaman sayuran
Brokoli, kubis, lobak, wortel, tomat, bayam, cabai, buncis, pare dan
mentimun.
2. Kelompok tanaman buah
Anggur, alpukat, jeruk, semangka, markisa, apel, belimbing, pepaya dan
kelapa.
3. Kelompok tanaman rempah
Jahe, temulawak, kunyit, lengkuas, temu putih, kencur, kapulaga, temu
ireng, lada, cengkeh, pala dan asam jawa.
4. Kelompok tanaman lain
Teh, ubi jalar, kedelai, kentang, labu kuning dan petai cina.
Ekstraksi Daun Gaharu
Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut
cair. Diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Senyawa aktif yang terdapat
dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri,
alkaloid, flavonoid dan lain-lain (Ditjen POM, 2000).
Beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai

penelitian menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Ditjen POM
2000) antara lain yaitu:

Universitas Sumatera Utara

A. Cara dingin
1. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
suhu kamar. Maserasi kinetik dilakukan dengan pengadukan yang kontinu.
Remaserasi dilakukan dengan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyarian maserat pertama dan seterusnya. Prinsip metode ini adalah pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan,cairan penyari akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu
baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses
perkolasi terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap
perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai
diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1 - 5 kali bahan (Depkes, 2000).

B. Cara panas
1. Refluksi
Refluks adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut pada temperatur
titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik.
2. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40 – 50 0C.

Universitas Sumatera Utara

3. Sokletasi
Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan alat soklet dengan
pelarutyang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut
yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Toksisitas
Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada
sistem biologi dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari sediaan
uji. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memberi informasimengenai

derajat bahaya sediaan uji tersebut bila terjadi pemaparan padamanusia, sehingga
dapat ditentukan dosis penggunaannya demi keamananmanusia. Uji toksisitas
menggunakan hewan uji sebagai model berguna untukmelihat adanya reaksi
biokimia, fisiologik dan patologik pada manusiaterhadap suatu sediaan uji. Hasil
uji toksisitas tidak dapat digunakan secaramutlak untuk membuktikan keamanan
suatu bahan/ sediaan pada manusia,namun dapat memberikan petunjuk adanya
toksisitas relatif dan membantu identifikasi efek toksik bila terjadi pemaparan
pada manusia (Ditjen, POM., 2014).
1.Uji toksisitas akut oral
Uji toksisitas akut oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi
efektoksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sediaan uji
yangdiberikan secara oral dalam dosis tunggal atau dosis berulang yang
diberikandalam waktu 24 jam.Prinsip uji toksisitas akut oral yaitu, sediaan uji
dalam beberapa tingkatdosis diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan
satu dosis perkelompok, kemudian dilakukan pengamatan terhadap adanya
efektoksik dankematian. Hewan yang mati selama percobaan dan yang hidup

Universitas Sumatera Utara

sampai


akhirpercobaan

diotopsi

untuk

dievaluasi

adanya gejala-

gejala toksisitas.Tujuan uji toksisitas akut oral adalah untuk mendeteksi toksisitas
intrinsik suatu zat, menentukan organ sasaran, kepekaan spesies, memperoleh
informasi bahaya setelah pemaparan suatu zat secara akut, memperolehinformasi
awal yang dapat digunakan untuk menetapkan tingkat dosis,merancang uji
toksisitas selanjutnya, memperoleh nilai LD50 suatu bahan/sediaan, serta
penentuan penggolongan bahan/sediaan dan pelabelan (Ditjen, POM., 2014).
2. Uji toksisitas subkronis oral
Uji toksisitas subkronis oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek
toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang

yangdiberikan secara oral pada hewan uji selama sebagian umur hewan,
tetapitidak lebih dari 10% seluruh umur hewan.
Prinsip dari uji toksisitas subkronis oral adalah sediaan uji dalam beberapa
tingkat dosis diberikan setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji dengansatu
dosis per kelompok selama 28 atau 90 hari, bila diperlukanditambahkan kelompok
satelit untuk melihat adanya efek tertunda atau efekyang bersifat reversibel.
Selama waktu pemberian sediaan uji, hewan harusdiamati setiap hari untuk
menentukan adanya toksisitas. Hewan yang matiselama periode pemberian
sediaan uji, bila belum melewati periode rigor mortis(kaku) segera diotopsi,dan
organ serta jaringan diamati secara makropatologidan histopatologi.
Pada akhir periode pemberian sediaan uji, semua hewanyang masih hidup
diotopsi selanjutnya dilakukan pengamatan secaramakropatologi pada setiap
organ dan jaringan,pemeriksaan hematologi, biokimia klinis dan histopatologi.
Tujuan uji toksisitas subkronis oral adalah untuk memperoleh informasiadanya

Universitas Sumatera Utara

efek

toksik


zat

yang

tidak

terdeteksi

pada

uji

toksisitas

akut,

informasikemungkinan adanya efek toksik setelah pemaparan sediaan uji
secaraberulangdalam

jangka

waktu

tertentu;

informasi

dosis

yang

tidakmenimbulkan efek toksik (No Observed Adverse Effect Level / NOAEL);
danmempelajari adanya efek kumulatif dan efek reversibilitas zat tersebut (Ditjen,
POM., 2014).
Anatomi Ginjal
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua
sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal
kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga
keduabelas, sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas.Ginjal
terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritoneum, di depan dua
iga terakhir, dan tiga otot besar-transversus abdominis, kuadratus lumborum, dan
psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak
yang tebal. Ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung, disebelah
posterior (atas) dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga, Ginjal kanan
dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiridikelilingi oleh
lien, lambung, pankreas, jejunum dan kolonsedangkan di anterior (bawah)
dilindungi oleh bantalan usus yang tebal (Aziz, 2008).
Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12 cm sampai 13 cm
(4,7hingga 5,1 inci), lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci)
danberatnya sekitar 150 g. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk danukuran
tubuh. Perbedaan panjang dari kutub ke kutub kedua ginjal yanglebih dari 1,5 cm
(0,6 inci) atau perubahan bentuk merupakan tanda yangpenting karena sebagian

Universitas Sumatera Utara

besar manifestasi penyakit ginjal adalah perubahanstruktur (Price dan Wilson,
2006).

Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Didalam setiap ginjal
terdapat sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi
yang sama. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tubulus kontraktus
proksimal, lengkung henle dan tubulus kontraktus distal yang mengosongkan diri
ke duktus pengumpul. Glomerulus bersama Kapsul Bowman juga disebut badan
Malpigi. Jalinan glomerulus merupakan kapiler-kapiler khusus yang berfungsi
sebagai penyaring. Kapiler glomerulus dibatasi oleh sel-sel endotel mempunyai
sitoplasma yang sangat tipis, yang mengandung banyak lubang disebut fenestra
0

dengan diameter 500-1000A (Alatas et al., 2002).
Lengkung henle adalah struktur berbentuk U terdiri atas ruas tebal
descenden dengan struktur yang sangat mirip tubulus kontraktus proksimal; ruas
tipis descenden dan ruas tebal ascenden strukturnya sangat mirip dengan tubulus
kontraktus distal. Lebih kurang sepertujuh dari semua nefron terletak dekat batas

Universitas Sumatera Utara

korteks-medula yang disebut dengan nefronjukstamedula. Nefron lainnya disebut
nefron kortikal. Semua nefron turut serta dalam proses filtrasi, absorpsi dan
sekresi.
Fungsi utama ginjal adalah menyingkirkan buangan metabolism normal
dan mengkekskresi xenobiotik dan metabolitnya. Hal ini dipengaruhi oleh
produksi urin, suatu proses yang juga berperan dalam pemeliharaan status
homeostasis tubuh. Selain itu, ginjal mempunyai beberapa fungsi non-ekskretori
(Lu, 1995). Beberapa obatatau zat kimia yang beredar dalam sirkulasi sistematik
akan dibawa ke ginjal dalam kadar yang cukup tinggi, akan terjadi proses
perubahan struktur ginjal itu sendiri terutama di tubulus ginjal (Wirasuta dan
Niruri, 2006).
Anatomi hati
Secara anatomi hati terdiri dari beberapa lobus, tergantung pada
spesiesnya. Hepar mencit (Mus musculus L.) memiliki empat lobus utama yang
saling berhubungan satu sama lain dan dapat tampak keseluruhannya pada bagian
dorsal organ ini. Keempat lobus tersebut dapat dibedakan, yakni: sebuah lobus
median, dua lobus lateral (kiri dan kanan), dan satu lobus caudal yang terbagi
setengah dibagian dorsal dan setengah lainnya di bagian ventral (Covelli, 1972).
Hati merupakan organ tubuh terbesar kedua di tubuh dan kelenjar terbesar
dalam tubuh, dengan berat rata-rata sekitar 1,5 kg. Organ ini terletak dalam
rongga perut di bawah diafragma (Junqueira dan Carneiro, 2005). Salah satu
organ yang sering menderita karena adanya zat-zat toksik adalah hati, bahan kimia
kebanyakan mengalami metabolisme dalam hati dan oleh karenanya maka banyak

Universitas Sumatera Utara

bahan kimia yang berpotensi merusak sel-sel hati. Bahan kimia yang dapat
mempengaruhi hati disebut hipotoksik (Wicaksono, 2002).
Fisiologi hati
Organ hati terlibat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian besar
obat dan toksikan (Lu, 1994). Hati mempunyai fungsi yang sangat banyak dan
kompleks yang penting untuk mempertahankan hidup (Husada, 1996) yaitu :
a. Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu
Hal ini merupakan fungsi utama hati. Hati mengekskresikan sekitar satu
liter empedu setiap hari. Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi
lemak dalam usus halus.
b. Fungsi metabolik
Hati berperaan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein,
vitamin dan juga memproduksi energi. Hati mengubah ammonia menjadi urea,
untuk dikeluarkan melalui ginjal dan usus.
c. Fungsi pertahanan tubuh
Hati mempunyai fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan. Fungsi
detoksifikasi dilakukan oleh enzim- enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi,
hidrolisis,

atau

konjugasi

zat

yang

kemungkinan

membahayakan

dan

mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi perlindungan
dilakukan oleh sel kupfer yang terdapat di dinding sinusoid hati.
d. Fungsi vaskuler hati
Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai
1500 cc tiap menit. Hati berfungsi sebagai ruang penampung dan bekerja sebagai
filter karena letaknya antara usus dan sirkulasi umum.

Universitas Sumatera Utara

Histologi hati
Sel–sel yang terdapat di hati antara lain: hepatosit, sel endotel, dan sel
makrofag yang disebut sebagai sel kuppfer, dan sel ito (sel penimbun lemak). Sel
hepatosit berderet secara radial dalam lobulus hati dan membentuk lapisan
sebesar1-2 sel serupa dengan susunan bata. Lempeng sel ini mengarah dari tepian
lobulus ke pusatnya dan beranastomosis secara bebas membentuk struktur seperti
labirin dan busa. Celah diantara lempeng-lempeng ini mengandung kapiler yang
disebut sinusoid hati (Junquiera dan Carneiro, 2007).
Sinusoid hati adalah saluran yang berliku–liku dan melebar, diameternya
tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkat yang tidak utuh. Sinusoid dibatasi oleh
3 macam sel, yaitu sel endotel (mayoritas) dengan inti pipih gelap, sel kupfferyang
fagositik dengan inti ovoid, dan sel stelat atau sel Ito atau liposit hepatik yang
berfungsi untuk menyimpan vitamin A dan memproduksi matriks ekstraseluler
serta kolagen.
Aliran darah di sinusoid berasal dari cabang terminal vena portal dan arteri
hepatik, membawa darah kaya nutrisi dari saluran pencernaan dan juga kaya

Universitas Sumatera Utara

oksigen dari jantung (Eroschenko, 2010; Junqueira and Carneiro, 2005).Darah
yang mengandung toksin dibawa dari usus, masuk ke hati melalui vena porta
kemudian melewati sinusoid menuju vena sentralis (Macfarlane,et al., 2000).

Universitas Sumatera Utara