Keamanan Teh Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk) Melalui Uji Toksisitas Akut Oral

ABSTRACT
DINI HARDIANI HAS.“The Sefty Of Tea Aloes (Aquilaria malaccensis Lamk)
ThroughAcute Oral Toxicity Test”. Under Academic Supervision of RIDWANTI
BATUBARA and HERAWATI GINTING.
Aloes wood (Aquilaria malaccensis Lamk) is a tree of the tribe
Thymeleaceae, has gaining popularity farming communities aloes used in Langkat
as the drink is brewed. The results of interviews with farmers aloes explained that
tea from the leaves of aloes of this kind has many benefits including improving
digestion. For that conducted safety studies on tea leaves non-induction aloes
taken from planting gaharu in Langkat, North Sumatra through oral toxic test.
This study aims to determine the toxic symptoms arising from non-tea products
gaharu induction.The observation of toxic symptoms showed no effect of steeping
tea to their health and behavior of mice, administration of steeping is also not
result in death of the entire dose, administration steeping tea also has no effect on
body weight changes, observations makropatologi organs of mice was normal
that is colored brownish red, surface slippery and chewy consistency.
Histopathological results showed hemorhage and dilation of the blood vessels, at
a dose of 520 mg/kgbw there is an inflammation of the liver, at a dose of 130 mg /
kgbw of female mice experienced Bowmen space narrowing and atrophy of the
right kidney. Results showed mice given steeping tea aloes non-induction starting
dose of 130mg/kgbw, 260 mg/kgbw, 390 mg/kgbw and 520 mg/kgbw there are no

mice died after given tea aloes non-induction into indicators of toxicity.

Keywords: Aloes, Toxicity, Toxic Oral, Histopathology

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
DINI HARDIANI HAS. “Keamanan Teh Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)
Melalui Uji Toksik Oral”. Dibimbing oleh RIDWANTI BATUBARA dan
HERAWATI GINTING.
Daun gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) merupakan pohon dari suku
Thymeleaceae, sudah mulai popular dimanfaatkan masyarakat petani gaharu di
Langkat sebagai minuman yang di seduh.Hasil wawancara terhadap petani gaharu
menjelaskan bahwa mengkonsumsi teh dari daun gaharu dari jenis ini memiliki
banyak manfaat diantaranya memperbaiki pencernaan. Untuk itu dilakukan
penelitian keamanan terhadap teh daun gaharu non-induksi yang diambil dari
pertanaman gaharu di Langkat, Sumatra Utara melalui uji toksik oral. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui adanya gejala toksik yang ditimbulkan dari
produk teh gaharu non-induksi. Hasil pengamatan gejala toksik menunjukkan
tidak ada pengaruh pemberian seduhan teh terhadap kondisi kesehatan dan

perilaku mencit, pemberian seduhan juga tidak mengakibatkan kematian terhadap
keseluruhan dosis, pemberian seduhan teh juga tidak berpengaruh terhadap
perubahan berat badan, pengamatan makropatologi organ mencit masih normal
yaitu bewarna merah kecoklatan, permukaan licin dan konsistensi kenyal. Hasil
histopatologi menunjukkan adanya hemorhage dan dilatasi pada pembuluh darah,
pada dosis 520 mg/kgbb terdapat peradangan pada hati,pada dosis 130 mg/kgbb
mencit betina mengalami penyempitan ruang bowmen dan atropi pada ginjal
kanan. Hasil penelitian menunjukkan mencit yang diberikan seduhan teh gaharu
non-induksi mulai dari dosis 130 mg/kgbb, 260 mg/kgbb, 390 mg/kg bb dan 520
mg/kgbb tidak terdapat mencit yang mati setelah di beri teh gaharu non-induksi
yang menjadi indikator toksisitas.

Kata Kunci: Gaharu, Toksisitas, Toksik Oral, Histopatologi

Universitas Sumatera Utara