Peraturan Perundangan pp no 40 th 1991

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 40 TAHUN 1991
TENTANG
PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa penanggulangan wabah penyakit menular merupakan salah
sat u upaya unt uk mewuj udkan deraj at kesehat an yang opt imal bagi
seluruh masyarakat ;
b. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut di at as dan dalam rangka
melaksanakan ket ent uan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984
t ent ang
Wabah
Penyakit
Menular,
perlu
menet apkan
penanggulangan wabah penyakit menular dengan Perat uran

Pemerint ah;
Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok
Pemerint ahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 t ent ang Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3272);
4. Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1983 t ent ang Kesehat an
Masyarakat Vet eriner (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3253);

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2


-

MEMUTUSKAN:
Menet apkan : PERATURAN
PEMERINTAH
REPUBLIK
INDONESIA
PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR.

TENTANG

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1. Wabah Penyakit Menular yang selanj ut nya disebut wabah adalah
pengert ian Wabah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1984 t ent ang Wabah Penyakit Menular.
2. Daerah Wabah adalah suat u wilayah yang dinyat akan t erj angkit

wabah.
3. Wilayah adalah wilayah administ rat if sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok
Pemerint ahan Di Daerah.
4. Dat a Epidemi adalah dat a yang berisikan keadaan wabah penyakit
menular pada suat u wilayah.
5. Penyelidikan Epidemiologis adalah penyelidikan t erhadap seluruh
penduduk dan makhluk hidup lainnya, benda dan lingkungan yang
diduga ada kait annya dengan t erj adinya wabah.
6. Upaya Penanggulangan adalah segala upaya yang dit uj ukan unt uk
memperkecil angka kemat ian, membat asi penularan sert a
penyebaran penyakit agar wabah t idak meluas ke daerah lain.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3


-

7. Kej adian Luar Biasa (KLB) adalah t imbulnya at au meningkat nya
kej adian kesakit an/ kemat ian yang bermakna secara epidemiologis
pada suat u daerah dalam kurun wakt u t ert ent u, dan merupakan
keadaan yang dapat menj urus pada t erj adinya wabah.
8. Kepala Wilayah/ Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
at au Bupat i/ Walikot amadya Kepala Daerah Tingkat II at au Camat .
9. Ment eri adalah
kesehat an.

Ment eri

yang

bert anggung

j awab

di


bidang

BAB II
TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN
PENETAPAN DAERAH WABAH
Pasal 2
(1)

Ment eri menet apkan dan mencabut penet apan daerah t ert ent u
dalam wilayah Indonesia yang t erj angkit wabah sebagai daerah
wabah.

(2)

Penet apan dan pencabut an sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) didasarkan at as pert imbangan epidemiologis dan keadaan
masyarakat .
Pasal 3


Penet apan at au pencabut an penet apan daerah wabah sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
2
diberlakukan
unt uk
sat u
Kabupat en/ Kot amadya Daerah Tingkat II.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-

Pasal 4

(1)

Pert imbangan epidemiologis didasarkan pada dat a epidemiologi
ant ara lain angka kesakit an, angka kemat ian dan met ode
penanggulangannya.

(2)

Dat a epidemiologi, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat
oleh Pej abat Kesehat an bekerj asama dengan pej abat inst ansi
yang t erkait unt uk dilaporkan kepada Ment eri.
Pasal 5

(1)

Pert imbangan keadaan masyarakat didasarkan pada keadaan
sosial budaya, ekonomi dan pert imbangan keamanan.

(2)


Pert imbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat oleh
Kepala Wilayah/ Daerah unt uk dilaporkan kepada Ment eri.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN
Pasal 6

(1)

Ment eri bert anggung j awab at as pelaksanaan t eknis upaya
penanggulangan wabah.

(2)

Dalam upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), Ment eri berkoordinasi dengan Ment eri lain at au Pimpinan
Inst ansi lain yang t erkait .
Pasal 7

(1)


Penanggung j awab

operasional

pelaksanaan

penanggulangan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-

wabah pada Daerah Tingkat II adalah Bupat i/ Walikot amadya
Kepala Daerah Tingkat II.
(2)


Dalam
melaksanakan
penanggulangan
wabah,
Bupat i/ Walikot amadya
Kepala
Daerah
Tingkat
II
mengikut sert akan inst ansi t erkait di Daerah.
Pasal 8

(1)

Dalam upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7, Bupat i/ Walikot amadya Kepala Daerah Tingkat II
bert anggung j awab kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

(2)


Dalam hal t erj adi daerah wabah lebih dari sat u Daerah Tingkat II
di sat u Propinsi, upaya penanggulangannya dikoordinasikan oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.
Pasal 9

(1)

Penanggung j awab t eknis pelaksanaan penanggulangan wabah
pada Daerah Tingkat II adalah Kepala Kant or Depart emen
Kesehat an.

(2)

Kepala Kant or Depart emen Kesehat an sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), bert anggung j awab kepada Kepala Kant or
Wilayah Depart emen Kesehat an at as t eknis pelaksanaan
penanggulangan wabah.

Pasal 10
Upaya penanggulangan wabah meliput i penyelidikan epidemiologis,
pemeriksaan, pengobat an, perawat an dan isolasi penderit a t ermasuk

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

t indakan karant ina, pencegahan dan pengebalan, pemusnahan
penyebab penyakit , penanganan j enazah akibat wabah, penyuluhan
kepada masyarakat dan upaya penanggulangan lainnya.
Pasal 11
(1)

Tindakan
penyelidikan
epidemiologis
penanggulangan wabah dit uj ukan unt uk:

dalam

upaya

a. Menget ahui sebab-sebab penyakit wabah;
b. Menent ukan f akt or penyebab t imbulnya wabah;
c. Menget ahui kelompok masyarakat
wabah;

yang t erancam t erkena

d. Menent ukan cara penanggulangan.
(2)

Tindakan penyelidikan epidemiologis sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan melalui kegiat an-kegiat an:
a. Pengumpulan dat a kesakit an dan kemat ian penduduk;
b. Pemeriksaan
diagnosis;

klinis,

f isik,

laborat orium

dan

penegakan

c. Pengamat an t erhadap penduduk pemeriksaan t erhadap
makhluk hidup lain dan benda-benda yang ada di suat u wilayah
yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah.

Pasal 12
Tindakan pemeriksaan, pengobat an, perawat an, isolasi penderit a dan
t indakan karant ina dilakukan di sarana pelayanan kesehat an, at au di
t empat lain yang dit ent ukan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

Pasal 13
Tindakan pencegahan dan pengebalan dilakukan t erhadap masyarakat
yang mempunyai risiko t erkena penyakit wabah.
Pasal 14
Tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dilakukan dengan
at au t anpa perset uj uan dari orang yang bersangkut an.
Pasal 15
(1)

Tindakan pemusnahan penyebab penyakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, dilakukan t erhadap:
a. bibit penyakit / kuman;
b. hewan, t umbuh-t umbuhan dan at au benda yang mengandung
penyebab penyakit .

(2)

Pemusnahan harus dilakukan dengan cara t anpa merusak
lingkungan hidup at au t idak menyebabkan t ersebarnya wabah
penyakit .

(3)

Tat a cara pemusnahan diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri sesuai
dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 16
(1)

Tindakan penanganan j enazah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 dilakukan dengan memperhat ikan norma agama at au
kepercayaan dan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

(2)

Terhadap j enazah akibat penyakit wabah, perlu penanganan
secara khusus menurut j enis penyakit nya.

(3)

Penanganan secara khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
meliput i:
a. Pemeriksaan j enazah oleh pej abat kesehat an;
b. Perlakuan t erhadap j enazah dan penghapus hamaan
bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam penanganan
j enazah diawasi oleh pej abat kesehat an.

(4)

Ket ent uan lebih lanj ut penanganan secara khusus maupun
ket ent uan izin membawa j enazah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 17

(1)

Penyuluhan kepada masyarakat mengenai upaya penanggulangan
wabah
dilakukan
oleh
pej abat
kesehat an
dengan
mengikut sert akan pej abat inst ansi lain, lembaga swadaya
masyarakat , pemuka agama dan pemuka masyarakat .

(2)

Penyuluhan
kepada
masyarakat
dilakukan
dengan
mendayagunakan berbagai media komunikasi massa baik
Pemerint ah maupun swast a.

Pasal 18
Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dit et apkan oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

Pasal 19
(1)

Upaya penanggulangan wabah harus dilakukan dengan cara yang
aman dan t epat , sehingga t idak mengakibat kan kerusakan
t erhadap lingkungan hidup.

(2)

Dalam melaksanakan upaya sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), dilakukan dengan menggunakan t eknologi t epat guna.
Pasal 20

(1)

Upaya
penanggulangan
penyakit
menular
menimbulkan wabah dilaksanakan secara dini.

yang

dapat

(2)

Penanggulangan secara dini sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), meliput i upaya penanggulangan seperlunya unt uk mengat asi
kej adian luar biasa yang dapat mengarah pada t erj adinya wabah.

(3)

Upaya penanggulangan seperlunya sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2),
dilakukan sama dalam upaya penanggulangan
wabah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

BAB IV
PERANSERTA MASYARAKAT
Pasal 21
Set iap orang berperansert a dalam pelaksanaan upaya penanggulangan
wabah.
Pasal 22
(1)

Peransert a sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dilakukan
dengan :
a. Memberikan inf ormal adanya
penderit a penyakit wabah;

penderit a

at au

t ersangka

b. Membant u kelancaran pelaksanaan upaya penanggulangan
wabah;
c. Menggerakkan
mot ivasi
penanggulangan wabah;

masyarakat

dalam

upaya

d. Kegiat an lainnya.
(2)

Peransert a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat berupa
bant uan t enaga, keahlian, dana at au bent uk lain.
Pasal 23

Pelaksanaan bant uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2)
yang
berasal
dari
dalam
negeri
dikoordinasikan
oleh
Bupat i/ Walikot amadya Kepala Daerah Tingkat II.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

Pasal 24
Pelaksanaan bant uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2)
yang berasal dari luar negeri dikoordinasikan oleh Ment eri.
BAB V
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN YANG MENGANDUNG
PENYEBAB PENYAKIT
Pasal 25
(1)

Pengelolaan bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit
meliput i kegiat an Pemasukan, penyimpanan, pengangkut an,
penggunaan, penelit ian dan pemusnahan.

(2)

Bahan-bahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
berasal dari manusia, hewan, t umbuh-t umbuhan, dan at au
benda-benda/ zat -zat
yang
diperkirakan
t ercemar
at au
mengandung penyebab penyakit .

(3)

Bahan-bahan sebagaimana dimaksud dalam
dikelola sesuai dengan j enis dan sif at nya.

ayat

(2)

waj ib

Pasal 26
(1)

Pengelolaan bahan-bahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,
menj adi t anggung j awab t enaga kesehat an.

(2)

Pengelolaan bahan-bahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,
yang berasal dari hewan dan t umbuh-t umbuhan dikelola sesuai
dengan ket ent uan yang berlaku.

(3)

Pihak lain yang t erkait waj ib membant u pelaksanaan pengelolaan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

bahan t ersebut .
Pasal 27
Tat a cara pengelolaan bahan-bahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25, dit et apkan oleh Ment eri dan Ment eri lain yang t erkait sesuai
dengan bidang t ugasnya.
BAB VI
GANTI RUGI DAN PENGHARGAAN
Pasal 28
(1)

Hart a benda yang diduga dapat menyebarkan wabah dapat
dimusnahkan.

(2)

Kepada mereka yang menderit a kerugian sebagai akibat
pemusnahan hart a benda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diberikan gant i rugi sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 29

(1)

Kepada pet ugas t ert ent u yang t elah melakukan
penanggulangan wabah dapat diberikan penghargaan.

upaya

(2)

Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan
lebih lanj ut oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

BAB VII
PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN WABAH
Pasal 30
(1)

Semua biaya yang t imbul dalam upaya penanggulangan wabah
dibebankan pada anggaran inst ansi masing-masing yang t erkait .

(2)

Biaya yang t imbul dalam upaya penanggulangan seperlunya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, dibebankan pada
anggaran Pemerint ah Daerah.
BAB VIII
PELAPORAN
Pasal 31

(1)

Kegiat an pelaksanaan penanggulangan wabah harus dilaporkan
secara berj enj ang kepada Ment eri.

(2)

Tat a cara pelaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan oleh Ment eri.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 32

Pelanggaran t erhadap ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini
dipidana berdasarkan ket ent uan dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun
1984 t ent ang Wabah Penyakit Menular.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, maka semua ket ent uan
yang berhubungan dengan Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
sepanj ang t idak bert ent angan dengan Perat uran Pemerint ah ini
dinyat akan masih t et ap berlaku.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini, dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 3 Juli 1991
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 3 Juli 1991
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 40 TAHUN 1991
TENTANG
PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR
I. UMUM
1. Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang t ent ang Wabah
Penyakit Menular yang t elah diundangkan melalui Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1984, perlu diat ur lebih lanj ut berbagai
ket ent uan pelaksanaannya melalui Perat uran Pemerint ah.
Pokok-pokok mat eri yang perlu diat ur menyangkut penet apan
dan pencabut an daerah t ert ent u sebagai daerah wabah, t at a
cara penanggulangan, upaya-upaya penanggulangan, peran sert a
masyarakat , penghargaan bagi pihak-pihak yang membant u
penanggulangan wabah maupun hal t eknis lainnya yang secara
keseluruhan dicakup dalam sat u Perat uran Pemerint ah t ent ang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
2. Penanggulangan wabah penyakit menular merupakan bagian dari
pelaksanaan pembangunan kesehat an.
Dalam upaya penanggulangan wabah penyakit menular, harus
dilakukan secara t erpadu dengan upaya kesehat an lain, yait u
upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehat an.
Oleh karena it u penanggulangannya harus dilakukan secara dini.
Penanggulangan secara dini dimaksudkan unt uk mencegah
t imbulnya kej adian luar biasa dari suat u penyakit wabah yang
dapat menj urus t erj adinya wabah yang dapat mengakibat kan
malapet aka.
Hal ini disebabkan karena wabah penyebarannya dapat

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

berlangsung secara cepat , baik melalui perpindahan, maupun
kont ak hubungan langsung at au karena j enis dan sif at dari kuman
penyebab penyakit wabah it u sendiri. Fakt a lain yang dapat
menimbulkan wabah penyakit menul ar, dapat disebabkan karena
kondisi masyarakat dari sat u wilayah t ert ent u kurang mendukung
ant ara lain kesehat an lingkungan yang kurang baik at au gizi
masyarakat yang belum baik.
3. Penanggulangan wabah penyakit menular bukan hanya semat a
menj adi wewenang dan t anggung j awab Depart emen Kesehat an,
t et api menj adi t anggung j awab bersama. Oleh karena it u dalam
pelaksanaan penanggulangannya memerlukan ket erkait an dan
kerj asama dari berbagai lint as sekt or Pemerint ah dan
masyarakat . Berbagai lint as sekt or Pemerint ah misalnya
Depart emen Pert ahanan Keamanan, Depart emen Penerangan,
Depart emen Sosial, Depart emen Keuangan dan Depart emen
Dalam
Negeri.
Ket erkait an
sekt or-sekt or
dalam
upaya
penanggulangan wabah t ersebut sesuai dengan t ugas, wewenang
dan t anggung j awabnya dalam upaya penanggulangan wabah.
Selain it u dalam upaya penanggulangan wabah t ersebut ,
masyarakat j uga dapat diikut sert akan dalam penanggulangannya,
yang keseluruhannya harus dilaksanakan secara t erpadu.
4. Dalam Perat uran Pemerint ah ini selain mengat ur hal-hal t ersebut
di at as j uga mengat ur t ent ang t eknis upaya penanggulangan
wabah, peran sert a masyarakat , pengelolaan bahan-bahan yang
mengandung penyebab penyakit , gant i rugi dan penghargaan bagi
yang membant u penanggulangan wabah.

II. PASAL DEMI PASAL

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Kewenangan Ment eri unt uk menet apkan dan mencabut daerah
t ert ent u sebagai Daerah Wabah merupakan kewenangan
pangkal yang diberikan oleh Undang-undang Nomor 4 Tahun
1984. Ment eri dalam menet apkan daerah t ert ent u sebagai
daerah
wabah
berdasarkan
wilayah
administ rat if
Kabupat en/ Kot a- madya.

Terj angkit nya wabah adalah t erdapat nya penyakit menular
yang
dapat
menimbulkan
wabah
berdasarkan
hasil
penyelidikan, pemeriksaan klinis dan laborat orium.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 3
Cukup j elas
Pasal 4
Ayat (1)
Pert imbangan epidemiologis selain didasarkan at as banyaknya
kemat ian dan penderit a, meliput i j uga cara-cara unt uk
mengat asi kej adian wabah guna membat asi penularan
penyakit dan memperkecil j umlah korban.
Ket ent uan yang berkait an dengan Int ernat ional Healt h
Regulat ion yang menyangkut kej adian wabah, j uga dipert imbangkan
t erut ama kemungkinan penyebaran penyakit ke luar negeri.
Pert imbangan epidemiologis ini dibuat oleh pej abat kesehat an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

Ayat (2)
Pej abat kesehat an adalah Kepala Kant or Wilayah Depart emen
Kesehat an,
Kepala
Dinas Kesehat an,
Kepala
Kant or
Depart emen Kesehat an.
Pasal 5
Ayat (1)
Keadaan sosial budaya misalnya kepercayaan dan lain
sebagainya
yang
mempengaruhi
keadaan
masyarakat
set empat . Keadaan ekonomi misalnya keadaan yang berkait an
dengan kegiat an perekonomian ant ara lain karena keluar
masuknya manusia, hewan dan barang-barang dari dan ke
daerah wabah yang dapat at au diduga dapat mengakibat kan
penularan at au penyebaran penyakit yang menimbulkan
wabah.
Pert imbangan keamanan misalnya keadaan yang berkait an
dengan f akt or psikologis ant ara lain kekhawat iran, ket akut an,
kepanikan, dan f akt or-f akt or lainnya.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)
Tanggung j awab Ment eri adalah sepanj ang penanggulangan
wabah pada manusia sedangkan
penanggulangan
wabah
pada hewan t et ap menj adi t anggung j awab Ment eri yang
bert anggungj awab dalam bidang pet ernakan.
Ayat (2)
Koordinasi yang dilakukan oleh Ment eri dengan Ment eri lain
at au dengan Pimpinan Inst ansi lain yang t erkait , dimaksudkan
unt uk t ercapainya t uj uan upaya penanggulangan wabah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

Pasal 7
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Dalam hal Kant or Depart emen Kesehat an belum ada, maka
penanggung j awab t eknis adalah Kepala Dinas Kesehat an
Daerah Tingkat II.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 10
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat (1)
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

Huruf c
Yang dimaksud dengan kelompok masyarakat yang
t erancam wabah adalah kelompok masyarakat yang dinilai
mempunyai risiko unt uk t erkena penyakit yang dapat
menimbulkan wabah.
Fakt or-f akt or yang mempunyai risiko t ersebut ant ara lain
kelompok masyarakat yang karena usia, pekerj aan at au
f akt or lainnya.
Huruf d
Penent uan cara penanggulangan dalam penyelidikan
epidemiologis dimaksudkan unt uk cara penanggulangan
wabah secara t epat karena masing-masing penyakit
mempunyai cara penanggulangan yang berlainan.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 12
Tindakan-t indakan sebagaimana dimaksud Pasal ini dilakukan baik
t erhadap penderit a penyakit wabah maupun orang sehat .
Tindakan t erhadap penderit a dilakukan t idak hanya dit uj ukan
semat a-mat a unt uk menyembuhkan, t et api sekaligus unt uk
mencegah agar penderit a t ersebut t idak menj adi sumber penularan
penyakit dan meluas pada warga masyarakat . Tindakan t erhadap
orang sehat dilakukan agar orang t ersebut t idak menj adi sakit dan
pembawa penyakit .
Pasal 13
Yang dimaksud pencegahan dan pengebalan adalah merupakan
upaya pencegahan dan pengebalan t erhadap orang dan
lingkungannya agar j angan sampai t erj angkit penyakit . Kegiat an
t ersebut dapat dilakukan melalui vaksinasi, penyemprot an dan
lain-lain.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

Yang dimaksud dengan risiko t erkena penyakit wabah adalah
orang-orang yang berada di dalam daerah t erkena wabah dan j uga
orang-orang yang karena usia t ert ent u lebih mudah t erserang
penyakit wabah, misalnya anak-anak dan orang yang karena usianya
t elah t ua.
Pasal 14
Tuj uan Pasal ini adalah agar masyarakat t urut bert anggung j awab
dalam penanggulangan wabah.
Pasal 15
Ayat (1)
Tindakan pemusnahan t erhadap hewan dan t anaman menj adi
t ugas dan t anggung j awab Ment eri yang bert anggung j awab di
bidang pet ernakan dan t anaman.
Ayat (2)
Pemusnahan dilakukan harus sedemikian dan rupa sehingga
t idak menimbulkan gangguan at au kerusakan lingkungan
hidup. Misalnya dalam memusnahkan t empat at au sarang
berkembang biak nyamuk penular malaria, t idak menggunakan
bahan at au insekt isida yang dapat menimbulkan musnahnya
kehidupan ikan at au biot a lain yang bermanf aat bagi
kehidupan manusia.
Ayat (3)
Ment eri dalam mengat ur t at a cara pemusnahan hendaknya
menj amin adanya obyekt ivit as berkait an dengan penilaian
j umlah benda berharga yang dimusnahkan. Unt uk it u dalam
pemusnahan dapat dibant u Tim yang keanggot aannya t erdiri
dari Wakil-wakil inst ansi yang t erkait . Pemusnahan hendaknya
merupakan upaya t erakhir dalam penanggulangan wabah dan
pemusnahan t ersebut harus dibuat berit a acaranya unt uk
pert anggungj awabannya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

Pasal 16
Ayat (1)
Disamping perat uran perundang-undangan, harus t et ap
dihormat i t radisi, agama, at au kepercayaan yang ada dalam
penanganan j enazah.
Ayat (2)
Penanganan
secara
khusus pent ing
menghindarkan penularan pada orang lain.

dilakukan

unt uk

Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 18
Upaya penanggulangan lainnya misalnya penut upan daerah
t ert ent u yang dilakukan oleh Kepala Wilayah/ Daerah at as
permint aan Ment eri.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

Cukup j elas
Pasal 20
Penanggulangan
Wabah
dilakukan
t idak
perlu
menunggu
dit et apkannya suat u wilayah menj adi Daerah Wabah. Begit u ada
gej ala at au t anda t erj angkit nya suat u penyakit wabah segera
dilaksanakan upaya penanggulangan seperlunya. Tindakan yang
harus dilakukan dalam upaya penanggulangan seperlunya adalah
sama dengan upaya penanggulangan wabah pada umumnya dan
bilamana perlu unt uk penanggulangan seperlunya dapat dibent uk
Tim Gerak Cepat .
Pasal 21
Pengert ian set iap orang dalam Pasal ini dapat meliput i orang
perorangan t ermasuk badan hukum, badan lainnya dalam
pelaksanaan upaya penanggulangan wabah.
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 23
Cukup j elas
Pasal 24
Cukup j elas
Pasal 25
Ayat (1)
Bahan t ersebut digunakan unt uk keperluan penegakan
diagnosis di laborat orium maupun unt uk percobaan dan
penelit ian.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 26
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Tanggung j awab sekt or lain t erut ama dalam hal pengiriman
membant u kelancaran, ket epat an wakt u dan keamanannya.
Pasal 27
Cukup j elas
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 29
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pet ugas t ert ent u adalah set iap orang,
baik yang berst at us sebagai pegawai negeri maupun bukan,
yang dit unj uk oleh yang berwaj ib dan/ at au yang berwenang
unt uk melaksanakan penanggulangan wabah. Sedangkan
penghargaan yang diberikan dapat berupa uang dan/ at au

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

bent uk lain.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 32
Cukup j elas
Pasal 33
Cukup j elas
Pasal 34
Cukup j elas

26

-