Strategi Bertahan Masyarakat Petani Menghadapi Bencana Alam Gunung Sinabung Studi Kasus Desa Batukarang, Kec. Payung, Kab. Karo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Karo adalah salah satu wilayah pertanian terluas di Sumatra
Utara. Desa Batukarang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Payung dan terletak di wilayah Kabupaten Karo. Desa Batukarang memiliki
topografi dataran tinggi dengan ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Secara
umum Desa Batukarang beriklim tropis dengan udara sejuk yang dipengaruhi oleh
iklim pegunungan dengan tipe-tipe iklim kering. Rata-rata suhu udara sebesar
19,8°C dengan suhu maksimum 25,8°C dengan suhu minimum 14,3°C. Dengan
penggunaan lahan terbesar untuk pertanian.
Masyarakat di desa ini bermatapencaharian utama pertanian dan ada juga
yang bekerja sebagai pegawai negeri, pedagang, wiraswasta dan lain sebagainya.
Luas area kawasan pertanian 1370 hektar. Dengan jumlah penduduk desa
Batukarang 5.022 jiwa atau 1.478 kepala keluarga yang terdiri dari laki-laki 2.467
jiwa dan perempuan 2.555 jiwa.
Masyarakat Batukarang menyatakan bahwa memiliki dua musim untuk
pertaniannya, yaitu panggung lama dan panggung baru, panggung lama ini disebut
penanaman padi pada bulan sepuluh dan sebelas, sedangkan panggung baru ini
disebut penanaman padi pada bulan satu dan dua. Perbedaan antara panggung
lama dan panggung baru pada perairannya, panggung lama airnya lebih banyak
dipergunakan untuk pertanian penanaman padi, sedangkan panggung baru airnya
lebih sedikit dan hanya dapat dipergunakan untuk penyemprotan tanaman.
11
Universitas Sumatera Utara
Pada pertanaian masyarakat Desa Batukarang pada saat penanaman padi
atau cabe harus secara serentak, tidak dapat sesuka hati menanam tanaman apa
pada saat ada air dan tidak adanya air. Jika masyarakat menanam tanaman tidak
sesuai dengan aturan maka tanggung resiko sendiri, misalnya pada saat air banyak
mengalir masyarakat menanam padi, tapi jika ia menanam cabe maka cabe tidak
tumbuh atau mati karena kebanyakan air, begitu juga dengan pada saat air tidak
ada maka kekurangan air kalau menanam padi, maka masyarakat menanam cabe.
Jika masyarakat tidak secara serentak menanam tanaman maka susah mengatur
dalam perairan, dimana air yang telah mengalir dari paret yang telah dibuat
masyarakat bisa ditutup atau diambil oleh orang lain.
Perairan sangat membantu masyarakat Desa Batukarang dalam pertanian,
dimana dengan air masyarakat lebih mudah dalam pengelolahan lahan karena
tanahnya lembek dan subur, tanaman juga cepat panen karena adanya bantuan air.
Masyarakat Desa Batukarang mengatakan bahwa tanamanya lebih cepat panen
dibanding dengan daerah-daerah lain, di daerah yang lahanya tidak seperti lahan
Batukarang yang banyak mengandung air. Hasil pertanian masyarakat yang cepat
panen seperti cabe hanya berumur tiga bulan sudah dapat dipanen, sedangkan di
daerah yang lain paling cepat empat bulan baru dapat dipanen. Begitu juga dengan
padi dan tembakau.
Kondisi alam di daerah Batukarang sangat mendukung untuk pertanian
sehingga lahan pertanian di desa ini dapat dikatakan masih bagus dimana
pertanian di daerah ini masyarakat tidak menggunakan pupuk kimia hanya
menggunakan pupuk organik. Masyarakat masih menjaga kesuburan tanah dengan
tidak menggunakan pupuk kimia. Masyarakat Batukarang mengakui mereka tidak
12
Universitas Sumatera Utara
menggunakan banyak modal untuk pertanian dikarenakan tanah mereka yang
cukup subur dan tidak terdapat hama di pertanian mereka.
Masyarakat yang bekerja sebagai pegawai negeri, pedagang wiraswasta
dan lain sebagainya, mereka tetap memiliki lahan pertanian bahkan masih
menyempatkan diri untuk bekerja di ladang. Hal ini kemudian membuat penduduk
desa Batukarang tidak kekurangan bahan pangan bahkan usaha pertanian di desa
ini menyediakan pekerjaan bagi orang-orang diluar kabupaten Karo, sebagai
buruh tani atau lebih dikenal dengan istilah Aron.
Desa Batukarang, Kecamatan Payung sudah lama dikenal di sebagai sentra
produksi tembakau selain cabai dan padi. Bahkan, desa terbesar dan terpadat
penduduknya di luar Kabanjahe dan Berastagi itu, pernah mengharumkan nama
Tanah Karo, penghasil tanaman tembakau terbaik ke dua kualitasnya setelah Bali.
Sebelum meletusnya gunung sinabung harga tembakau yang sudah diiris dan
dikeringkan dan siap jual dengan kualitas super, per kilo dijual kepada pedagang
sekitar Rp150.000-175.000/kg dan kualitas di bawahnya sekitar Rp120.000Rp150.000/Kg.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Batukarang yang
menjadi salah satu dampak meletusnya Gunung Sinabung yang terletak sekitar 7-8
km ke Desa Batukarang. Dengan adanya bencana alam Gunung Sinabung tersebut
maka hasil panen masyarakat menurun karena debu vulkanik menutupi tanaman
di kabupaten karo, khususnya tanaman yang berada wilayah Gunung Sinabung.
Berhentinya beraktivitas dan tanaman gagal panen membuat masyarakat tidak
dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Walaupun masyarakat tersebut
13
Universitas Sumatera Utara
menggungsi beberapa hari dan mendapat bantuan makanan dari pemerintah,
kebutuhan untuk pendidikan seperti sekolah harus tetap berjalan karena
pendidikan itu tidak tahu bagaimana keadaan ekonomi jika waktunya untuk
pembayaran uang sekolah maka itu harus dibayar.
Abu vulkanik Gunung Sinabung juga menurunkan kualitas tanaman
tembakau yang ada di Batukarang. Akibatnya harga jual tembakau turun. Dalam
kondisi normal harga daun tembakau yang sudah diiris dan dikeringkan, per kilo
Rp130.000 s.d Rp140.000. Meski hujan abu tipis dan turun setiap hari daun
tembakau jadi rusak. Apalagi kalau abu vulkanik tebal, sudah dipastikan daun
tembakau rusak. Bukan saja petani tembakau yang mengeluh, petani cabai, tomat
dan padi di desanya tidak dapat lagi berbuat apa-apa. Selama ini, tanaman
tembakau dan cabai dari desanya, kualitas terbaik di Kabupaten Karo.
Akibat meletusnya Gunung Sinabung berakibat dengan hilangnya mata
pencaharian penduduk sehari-hari yang bekerja sebagai petani. Hal ini
dikarenakan debu vulkanik yang dihasilkan dari letusan Gunung Sinabung telah
menutupi bahkan telah merusak hasil panen tanaman pertanian masyarakat desa.
Adapun hasil pertanian tersebut bisa dipanen, harga jual hasil pertanian tersebut
juga menurun, karena banyak tanaman yang rusak. Secara langsung hal ini
berakibat dengan menurunnya pendapatan masyarakat petani di Desa Batukarang.
Bukan hanya ekonomi masyarakat menurun tapi, untuk pendidikan juga
terganggu, walaupun sekolah tetap aktif seperti biasa, namun setiap meletusnya
gunung sinabung siswa-siswi dan guru akan panik karena takut terkena letusan
gunung sinabung tersebut.
14
Universitas Sumatera Utara
Disisi lain, kebutuhan akan dana pendidikan, pangan bahkan kebutuhan
sandang masyarakat harus tetap dipenuhi. Hal ini dapat diartikan telah terjadi
krisis ekonomi yang disebabkan oleh adanya aktifitas gunung meletus. Dengan
menurunnya hasil pertanian dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
peneliti ingin melihat bagaimana Strategi Bertahan pada Masyarakat Petani Desa
Batukarang dalam menghadapi Bencana Alam Gunung Sinabung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana strategi bertahan masyarakat petani
Desa Batukarang dalam menghadapi bencana alam Gunung Sinabung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui dan menginterprestasi strategi bertahan masyarakat petani Desa
Batukarang dalam menghadapi bencana alam Gunung Sinabung.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ada dua diantaranya yaitu
1.4.1 Manfaat teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan sumbangkan kepada
peneliti lain sebagai bahan refrensi dalam bidang sosiologi pedesaan, khususnya
15
Universitas Sumatera Utara
pada kajian masyarakat petani. Dan Sebagai bahan rujukan pada penelitian
selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
1.4.2 Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkankepada pemerintah agar memberi kebijakan untuk
masyarakat Desa Batukarang dalam bencana alam tersebut dan dijadikan bahan
informasi bagi masyarakat luas dan masyarakat desa Batu karang.
Definisi Konsep
Konsep adalah suatu hasil pemaknaan di dalam intelektual manusia yang
merujuk pada kenyataan nyata ke dalam empiris, dan bukan merupakan refleksi
sempurna. Dalam sosiologis, konsep menegaskan dan menetapkan apa yang akan
di observasi (dalam Suyanto, 2005 : 49). Adapun defenisi konsep dalam penelitian
ini adalah
1. Perubahan sosial terjadi karena adanya bencana meletusnya gunung
sinabung yang menyebabkan adanya perubahan sosial, perubahan sosial
yang terjadi nilai sosial, hubungan sosial antar masyarakat, perekonomian
masyarakat, sikap dan pola perilaku di dalam masyarakat.
2. Masyarakat petani adalah sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama
lain, yang bekerja di dalam sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dan sosial dalam menjalani kehidupan ini. Dimana masyarakat
Batukarang mayoritas petani.
3. Peralihan jenis tanaman adalah sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat
petani dalam mempertahankan hidup dalam bencana alam meletusnya
16
Universitas Sumatera Utara
gunung sinabung yang biasanya menanam tanaman cabe dan temabaku,
namun karena bencana tersebut maka masyarakat melakukan peralihan
jenis tanaman yang cepat untuk dipanen seperti tanaman sayur payit dan
buncis.
4. Peralihan pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat petani
dalam mempertahankan hidup dalam bencana alam meletusnya gunung
sinabung yang biasanya bekerja sebagai bertani, namun karena bencana
tersebut maka masyarakat melakukan peralihan pekerjaan sebagai pengiris
tembakau yang dau tembakaunya berasal dari luar desa Batukarang.
Sebelum adanya bencana masyarakat juga sudah pengiris tembakau tapi
tembakaunya berasal dari lahannya sendiri, sesudah adanya bencana
masyarakat menanam tembakau tapi tidak dapat lagi tumbuh seperti
sebelum adanya bencana, abu vulkanik selalu turun dari letusan gunung
sinabung sehingga hasil panen tembakau masyarakat gagal. Begitu juga
dengan hasil tanaman yang lainnya
5. Bencana alam adalah suatu kejadian yang ekstrim dalam lingkungan alam,
seperti meletusnya gunung sinabung yang telah merugikan banyak
masyarakat khususnya masyarakat desa Batukarang yang telah gagal
panen dalam pertanian, dimana jarak antara gunung sinabung dengan desa
Batukarang hanya 7-8km. Dalam bencana ini tidak hanya perekonomian
yang dirugikan tapi bidang sosial juga dirugikan.
6. Strategi ekonomi adalah salah satu cara untuk memeprtahankan hidup
masyarakat petani desa Batukarang dengan cara melakukan aktivitas
sendiri dan menambah jam kerja masyarakat, dengan melakukan aktivitas
17
Universitas Sumatera Utara
sendiri maka pengeluaran masyarakat berkurang dimana masyarakat petani
biasanya menambah tenaga kerja dalam kegiatan pertaniannya.
7. Strategi jaringan adalah cara masyarakat mendapatkan modal untuk
pertaniannya, dengan cara meminjam uang kepada keluarga yang tidak
terkena dampak meletusnya gunung sinabung dan meminjam uang di CU
yang ada di desa Batukarang.
18
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Karo adalah salah satu wilayah pertanian terluas di Sumatra
Utara. Desa Batukarang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Payung dan terletak di wilayah Kabupaten Karo. Desa Batukarang memiliki
topografi dataran tinggi dengan ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Secara
umum Desa Batukarang beriklim tropis dengan udara sejuk yang dipengaruhi oleh
iklim pegunungan dengan tipe-tipe iklim kering. Rata-rata suhu udara sebesar
19,8°C dengan suhu maksimum 25,8°C dengan suhu minimum 14,3°C. Dengan
penggunaan lahan terbesar untuk pertanian.
Masyarakat di desa ini bermatapencaharian utama pertanian dan ada juga
yang bekerja sebagai pegawai negeri, pedagang, wiraswasta dan lain sebagainya.
Luas area kawasan pertanian 1370 hektar. Dengan jumlah penduduk desa
Batukarang 5.022 jiwa atau 1.478 kepala keluarga yang terdiri dari laki-laki 2.467
jiwa dan perempuan 2.555 jiwa.
Masyarakat Batukarang menyatakan bahwa memiliki dua musim untuk
pertaniannya, yaitu panggung lama dan panggung baru, panggung lama ini disebut
penanaman padi pada bulan sepuluh dan sebelas, sedangkan panggung baru ini
disebut penanaman padi pada bulan satu dan dua. Perbedaan antara panggung
lama dan panggung baru pada perairannya, panggung lama airnya lebih banyak
dipergunakan untuk pertanian penanaman padi, sedangkan panggung baru airnya
lebih sedikit dan hanya dapat dipergunakan untuk penyemprotan tanaman.
11
Universitas Sumatera Utara
Pada pertanaian masyarakat Desa Batukarang pada saat penanaman padi
atau cabe harus secara serentak, tidak dapat sesuka hati menanam tanaman apa
pada saat ada air dan tidak adanya air. Jika masyarakat menanam tanaman tidak
sesuai dengan aturan maka tanggung resiko sendiri, misalnya pada saat air banyak
mengalir masyarakat menanam padi, tapi jika ia menanam cabe maka cabe tidak
tumbuh atau mati karena kebanyakan air, begitu juga dengan pada saat air tidak
ada maka kekurangan air kalau menanam padi, maka masyarakat menanam cabe.
Jika masyarakat tidak secara serentak menanam tanaman maka susah mengatur
dalam perairan, dimana air yang telah mengalir dari paret yang telah dibuat
masyarakat bisa ditutup atau diambil oleh orang lain.
Perairan sangat membantu masyarakat Desa Batukarang dalam pertanian,
dimana dengan air masyarakat lebih mudah dalam pengelolahan lahan karena
tanahnya lembek dan subur, tanaman juga cepat panen karena adanya bantuan air.
Masyarakat Desa Batukarang mengatakan bahwa tanamanya lebih cepat panen
dibanding dengan daerah-daerah lain, di daerah yang lahanya tidak seperti lahan
Batukarang yang banyak mengandung air. Hasil pertanian masyarakat yang cepat
panen seperti cabe hanya berumur tiga bulan sudah dapat dipanen, sedangkan di
daerah yang lain paling cepat empat bulan baru dapat dipanen. Begitu juga dengan
padi dan tembakau.
Kondisi alam di daerah Batukarang sangat mendukung untuk pertanian
sehingga lahan pertanian di desa ini dapat dikatakan masih bagus dimana
pertanian di daerah ini masyarakat tidak menggunakan pupuk kimia hanya
menggunakan pupuk organik. Masyarakat masih menjaga kesuburan tanah dengan
tidak menggunakan pupuk kimia. Masyarakat Batukarang mengakui mereka tidak
12
Universitas Sumatera Utara
menggunakan banyak modal untuk pertanian dikarenakan tanah mereka yang
cukup subur dan tidak terdapat hama di pertanian mereka.
Masyarakat yang bekerja sebagai pegawai negeri, pedagang wiraswasta
dan lain sebagainya, mereka tetap memiliki lahan pertanian bahkan masih
menyempatkan diri untuk bekerja di ladang. Hal ini kemudian membuat penduduk
desa Batukarang tidak kekurangan bahan pangan bahkan usaha pertanian di desa
ini menyediakan pekerjaan bagi orang-orang diluar kabupaten Karo, sebagai
buruh tani atau lebih dikenal dengan istilah Aron.
Desa Batukarang, Kecamatan Payung sudah lama dikenal di sebagai sentra
produksi tembakau selain cabai dan padi. Bahkan, desa terbesar dan terpadat
penduduknya di luar Kabanjahe dan Berastagi itu, pernah mengharumkan nama
Tanah Karo, penghasil tanaman tembakau terbaik ke dua kualitasnya setelah Bali.
Sebelum meletusnya gunung sinabung harga tembakau yang sudah diiris dan
dikeringkan dan siap jual dengan kualitas super, per kilo dijual kepada pedagang
sekitar Rp150.000-175.000/kg dan kualitas di bawahnya sekitar Rp120.000Rp150.000/Kg.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Batukarang yang
menjadi salah satu dampak meletusnya Gunung Sinabung yang terletak sekitar 7-8
km ke Desa Batukarang. Dengan adanya bencana alam Gunung Sinabung tersebut
maka hasil panen masyarakat menurun karena debu vulkanik menutupi tanaman
di kabupaten karo, khususnya tanaman yang berada wilayah Gunung Sinabung.
Berhentinya beraktivitas dan tanaman gagal panen membuat masyarakat tidak
dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Walaupun masyarakat tersebut
13
Universitas Sumatera Utara
menggungsi beberapa hari dan mendapat bantuan makanan dari pemerintah,
kebutuhan untuk pendidikan seperti sekolah harus tetap berjalan karena
pendidikan itu tidak tahu bagaimana keadaan ekonomi jika waktunya untuk
pembayaran uang sekolah maka itu harus dibayar.
Abu vulkanik Gunung Sinabung juga menurunkan kualitas tanaman
tembakau yang ada di Batukarang. Akibatnya harga jual tembakau turun. Dalam
kondisi normal harga daun tembakau yang sudah diiris dan dikeringkan, per kilo
Rp130.000 s.d Rp140.000. Meski hujan abu tipis dan turun setiap hari daun
tembakau jadi rusak. Apalagi kalau abu vulkanik tebal, sudah dipastikan daun
tembakau rusak. Bukan saja petani tembakau yang mengeluh, petani cabai, tomat
dan padi di desanya tidak dapat lagi berbuat apa-apa. Selama ini, tanaman
tembakau dan cabai dari desanya, kualitas terbaik di Kabupaten Karo.
Akibat meletusnya Gunung Sinabung berakibat dengan hilangnya mata
pencaharian penduduk sehari-hari yang bekerja sebagai petani. Hal ini
dikarenakan debu vulkanik yang dihasilkan dari letusan Gunung Sinabung telah
menutupi bahkan telah merusak hasil panen tanaman pertanian masyarakat desa.
Adapun hasil pertanian tersebut bisa dipanen, harga jual hasil pertanian tersebut
juga menurun, karena banyak tanaman yang rusak. Secara langsung hal ini
berakibat dengan menurunnya pendapatan masyarakat petani di Desa Batukarang.
Bukan hanya ekonomi masyarakat menurun tapi, untuk pendidikan juga
terganggu, walaupun sekolah tetap aktif seperti biasa, namun setiap meletusnya
gunung sinabung siswa-siswi dan guru akan panik karena takut terkena letusan
gunung sinabung tersebut.
14
Universitas Sumatera Utara
Disisi lain, kebutuhan akan dana pendidikan, pangan bahkan kebutuhan
sandang masyarakat harus tetap dipenuhi. Hal ini dapat diartikan telah terjadi
krisis ekonomi yang disebabkan oleh adanya aktifitas gunung meletus. Dengan
menurunnya hasil pertanian dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
peneliti ingin melihat bagaimana Strategi Bertahan pada Masyarakat Petani Desa
Batukarang dalam menghadapi Bencana Alam Gunung Sinabung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana strategi bertahan masyarakat petani
Desa Batukarang dalam menghadapi bencana alam Gunung Sinabung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui dan menginterprestasi strategi bertahan masyarakat petani Desa
Batukarang dalam menghadapi bencana alam Gunung Sinabung.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ada dua diantaranya yaitu
1.4.1 Manfaat teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan sumbangkan kepada
peneliti lain sebagai bahan refrensi dalam bidang sosiologi pedesaan, khususnya
15
Universitas Sumatera Utara
pada kajian masyarakat petani. Dan Sebagai bahan rujukan pada penelitian
selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
1.4.2 Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkankepada pemerintah agar memberi kebijakan untuk
masyarakat Desa Batukarang dalam bencana alam tersebut dan dijadikan bahan
informasi bagi masyarakat luas dan masyarakat desa Batu karang.
Definisi Konsep
Konsep adalah suatu hasil pemaknaan di dalam intelektual manusia yang
merujuk pada kenyataan nyata ke dalam empiris, dan bukan merupakan refleksi
sempurna. Dalam sosiologis, konsep menegaskan dan menetapkan apa yang akan
di observasi (dalam Suyanto, 2005 : 49). Adapun defenisi konsep dalam penelitian
ini adalah
1. Perubahan sosial terjadi karena adanya bencana meletusnya gunung
sinabung yang menyebabkan adanya perubahan sosial, perubahan sosial
yang terjadi nilai sosial, hubungan sosial antar masyarakat, perekonomian
masyarakat, sikap dan pola perilaku di dalam masyarakat.
2. Masyarakat petani adalah sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama
lain, yang bekerja di dalam sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dan sosial dalam menjalani kehidupan ini. Dimana masyarakat
Batukarang mayoritas petani.
3. Peralihan jenis tanaman adalah sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat
petani dalam mempertahankan hidup dalam bencana alam meletusnya
16
Universitas Sumatera Utara
gunung sinabung yang biasanya menanam tanaman cabe dan temabaku,
namun karena bencana tersebut maka masyarakat melakukan peralihan
jenis tanaman yang cepat untuk dipanen seperti tanaman sayur payit dan
buncis.
4. Peralihan pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat petani
dalam mempertahankan hidup dalam bencana alam meletusnya gunung
sinabung yang biasanya bekerja sebagai bertani, namun karena bencana
tersebut maka masyarakat melakukan peralihan pekerjaan sebagai pengiris
tembakau yang dau tembakaunya berasal dari luar desa Batukarang.
Sebelum adanya bencana masyarakat juga sudah pengiris tembakau tapi
tembakaunya berasal dari lahannya sendiri, sesudah adanya bencana
masyarakat menanam tembakau tapi tidak dapat lagi tumbuh seperti
sebelum adanya bencana, abu vulkanik selalu turun dari letusan gunung
sinabung sehingga hasil panen tembakau masyarakat gagal. Begitu juga
dengan hasil tanaman yang lainnya
5. Bencana alam adalah suatu kejadian yang ekstrim dalam lingkungan alam,
seperti meletusnya gunung sinabung yang telah merugikan banyak
masyarakat khususnya masyarakat desa Batukarang yang telah gagal
panen dalam pertanian, dimana jarak antara gunung sinabung dengan desa
Batukarang hanya 7-8km. Dalam bencana ini tidak hanya perekonomian
yang dirugikan tapi bidang sosial juga dirugikan.
6. Strategi ekonomi adalah salah satu cara untuk memeprtahankan hidup
masyarakat petani desa Batukarang dengan cara melakukan aktivitas
sendiri dan menambah jam kerja masyarakat, dengan melakukan aktivitas
17
Universitas Sumatera Utara
sendiri maka pengeluaran masyarakat berkurang dimana masyarakat petani
biasanya menambah tenaga kerja dalam kegiatan pertaniannya.
7. Strategi jaringan adalah cara masyarakat mendapatkan modal untuk
pertaniannya, dengan cara meminjam uang kepada keluarga yang tidak
terkena dampak meletusnya gunung sinabung dan meminjam uang di CU
yang ada di desa Batukarang.
18
Universitas Sumatera Utara