ESSAY TANTANGAN METALURGI DI MASA DEPAN (1)

ESSAY TANTANGAN METALURGI DI MASA DEPAN

Beberapa masalah dan peraturan baru dewasa ini menyebabkan timbulnya tantangan dunia
metalurgi Indonesia ke depannya. Yang pertama mulai dari UU. Minerba yang intinya berisi tentang
mineral dan batubara sebagai sumber daya yang tak terbarukan dikuasai oleh negara dan pengembangan
serta pendayagunaannya dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah bersama dengan pelaku
usaha. Selain itu, UU Minerba juga berisi tentang usaha pertambangan yang harus memberi manfaat
ekonomi dan sosial yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, mempercepat pengembangan wilayah dan
mendorong kegiatan ekonomi masyarakat/pengusaha kesil dan menengah serta mendorong tumbuhnya
industri penunjang pertambangan.
Dari peraturan tersebut terlihat bahwa pemerintah menginginkan dunia pertambangan Indonesia
tidak langsung mengekspor bahan mentah yang baru saja didapat dari kegiatan pertambangan. Selama
ini, bahan mentah selalu diekspor tanpa diolah yang menyebabkan nilai tambah kecil bagi mineral
tersebut. Akibatnya, pendapatan Negara pun tidak begitu besar.
Tantangan dunia pertambangan dan metalurgi ke depannya adalah mengolah bahan mineral dan
batubara yang sudah didapat dari pertambangan terlebuh dahulu sebelum diekspor. Salah satunya
dengan cara hilirisasi tambang dan pembangunan pabrik-pabrik smelter di beberapa daerah di Indonesia.
Hilirisasi tambang adalah salah satu jalan mengembalikan amanat konstitusi agar kekayaan bangsa ini
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, maka menjadi tugas penting bagi kita untuk terus
mengawalnya. Dengan memastikan pelarangan ekspor raw material, akan menyebabkan pembangunan
smelter dapat direalisasikan. Lebih bagusnya lagi, pembangunan smelter akan berdampak pada

perkembangan industry lainnya, yang lebih jauhnya akan dapat meningkatkan pendapatan Negara.
Selain adanya UU Minerba, sekarang ini juga sedang getol-getolnya disosialisasikan adanya ASEAN
Community tahun 2015. ASEAN Community ini adalah bentuk kerja sama Negara-negara ASEAN dalam
rangka menyongsong persaingan ekonomi dan globalisasi. Salah satu pilar ASEAN Community adalah
A“EAN E o o i Co
u ity. U tuk e ujudka ya, asyarakat A“EAN e erapka siste “atu Pasar
Tu ggal da Basis Produksi ya g eliputi arus e as ara g, jasa, i estasi dan modal, juga arus bebas
tenaga terlatih.
Arus bebas barang adalah tindakan mempermudah perpindahan barang antar negara anggota
ASEAN dengan menghilangkan hambatan dagang tarif maupun nontarif. Dalam hal ini, berarti ASEAN
menghilangkan sekat-sekat perdagangan antar negaranya seakan menjadi satu pasar perdagangan.
Menyikapi hal ini, Negara kita hendaknya segera mengubah sistem kita dari industry ekstraktif (ekstraksi
sumber daya alam) menjadi industry manufaktur (mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi). Teknik
metalurgi adalah rantai penghubung industri ekstraksi sumber daya mineral menuju industri manufaktur
sehingga berperan penting dalam peralihan ini.
Yang kedua adalah arus bebas jasa. Arus bebas jasa mempermudah perdagangan jasa antar
negara ASEAN, salah satunya adalah jasa logistik. Hal ini juga terkait dengan perpindahan sumber daya
alam dari tempat penambangan/ekstraksi ke tempat pengolahan/pemurnian. Yang ketiga adalah arus
bebas investasi dan modal. Adanya kebebasan ini menjadikan lebih mudah Negara kita untuk
mendapatkan investasi dari negara lain, serta lebih mudah untuk memiliki atau mendirikan perusahaan

di negara lain. Sayangnya, selama ini investasi asing hanya ditanamkan pada industry padat modal
(menggunakan teknologi canggih) yang menyebabkan tidak berkurangnya angka pengangguran.
Serta yang terakhir adalah arus bebas tenaga terlatih. AEC mempermudah perpindahan tenaga
terlatih yang bergerak di bidang barang, jasa dan investasi. Kita sebagai mahasiswa hendaknya

maksimalkan potensi yang dimiliki baik hardskill maupun soft skill untuk menjadi tenaga yang terampil,
dan memaksimalkan kesempatan pasar tunggal ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Fathi Rif’ati Azkiah
16413260-12513041