IMPLEMENTASI HAK ASASI MANUSIA DALAM KEH (2)

IMPLEMENTASI HAK ASASI MANUSIA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI -HARI DI KECAMATAN LEMBOR
Ferdiyan Saputra
2131392550
Jurusan Perhotelan D3 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
(STIPRAM) Yogyakarta, Jl. Laksa Adisucipto Km. 5, Yogyakarta
55281 Indonesia, Telp. (0274) 485650, 7487497, Fax. 485214

ABSTRACT
Hak Asasi manusia Manusia hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara
kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Metode yang digunakan adalah induktif dan deduktif.

Hasil dari penelitian ini,

mengindikasikan bahwa Hak Asas Manusia di Kecamatan Lembor adalah pemerintah
Kecamatan Lembor sangat dominan dalam mengatur berbagai aspek kehidupan. Pada praktik
kehidupan bermasyarakat, pemerintah bersikap otoriter dan tidak peduli terhadap aspirasi
rakyat. Hal tersebut berdampak pada pembungkaman suara rakyat dan pers, sehingga
mencukur demokrasi yang seharusnya menjadi hak rakyat.


PENDAHULUAN
1.Latar belakang
Istilah Hak Asasi Manusia dalam beberapa bahasa asing dikenal dengan sebutan droit
de l’home (perancis), yang berarti hak manusia, Human Rights (Inggris) atau mensen rechten
(Belanda) yang dalam bahasa Indonesia disalin menjadi hak-hak kemanusian atau hak-hak
asasi manusia. Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia
secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Hak-hak seperti hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak untuk mengembangkan diri, hak
keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan
merupakan hak yang tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun, seperti yang
tercantum pada rumusan hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Piagam
Hak Asasi Manusia vide Tap MPR No. XVII/MPR/1998. Hak asasi manusia (HAM) pada
hakekatnya merupakan hak kodrati yang secara interen melekat dalam setiap diri manusia
sejak dilahirkan. Pengertian ini mengandung arti bahwa HAM merupakan karunia dari yang

maha kuasa kepada manusia
(http://nuramalia13.wordpress.com/2013/03/31/bab-3-hak-asasi-manusia/)
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan
tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak asasi manusia
adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan

kelahirannya, atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. Hak Asasi bersifat umum
(universal), karena diyakini beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, agama,
atau jenis kelamin. Dasar dari hak asasi, bahwa manusia harus memperoleh kesempatan
untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. Hak Asasi manusia bersifat
supralegal, artinya tidak bergantung kepada adanya suatu Negara atau undang-undang dasar,
maupun kekuasaan pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi, karena hak asasi
manusia dimiliki manusia bukan karena kemurahan atau pemberian pemerintah, melainkan
karena berasal dari sumber yang lebih tinggi. Disebut HAM karena melekat pada eksistensi
manusia, yang bersifat universal, merata dan tidak dapat dialihkan.
Karena HAM itu bersifat kodrati, sebenarnya ia tidak memerlukan legitimasi yuridis
untuk pemberlakuannya dalam suatu system hukum nasional maupun internasional.
Sekalipun tidak ada perlindungan dan jaminan konstitusional terhadap HAM , hak itu tetap
eksis dalam setiap diri manusia. Gagasan HAM yang bersifat teistik ini diakui kebenarannya
sebagai nilai yang paling hakiki dalam diri manusia. Namun karena sebagian besar tata
kehidupan manusia bersifat sekuler dan positivistic, maka eksistensi HAM memerlukan
landasan yuridis untuk diberlakukan dalam mengatur kehidupan manusia.
Perjuangan dan perkembangan hak-hak asasi manusia di setiap negara mempunyai
latar belakang sejarah sendiri-sendiri sesuai dengan perjalanan hidup bangsanya, meskipun
demikian sifat dan hakikat HAM di mana-mana pada dasarnya sama juga. Atas dasar itulah
maka tidak ada orang atau badan manapun yang dapat mencabut hak itu dari tangan

pemiliknya. Demikian pula tidak ada seorangpun diperkenankan untuk merampasnya, serta
tidak ada kekuasaan apapun untuk membelenggungnya.

2.Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada pembahasan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Implementasi hak asasi Manusia dalam

Kehidupan Sehari-hari di Lingkkungan Kampus yang akan menjasi Kewajiban bagi setiap
Individu untuk menjaga keharmonisan suatu hubungan?

TINJAUAN PUSTAKA
Hak Asasi Manusia (HAM) Sesuai dengan kodratnya, manusia adalah makhluk
Tuhan yang memiliki derajat paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Tuhan.
Manusia dibekali dengan berbagai kelebihan dan kemampuan dasar dalam hidupnya yang
berupa akal/cipta, rasa, dan karsa. Dengan kemampuan dasar ini, manusia seharusnya dapat
hidup berdampingan satu sama lain, bukannya saling merampas hak orang lain. Pada bulan
Mei 1998, di Indonesia ada sekelompok mahasiswa yang melakukan demonstrasi secara
besar-besaran. Akibatnya, bentrokan fisik antara mereka dengan petugas keamanan tidak
dapat dihindarkan lagi. Bentrokan itu pun dianggap sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM) dan membawa korban dari kedua belah pihak. Mengapa hal ini mesti terjadi?

Peristiwa lain yang menyedihkan, misalnya Perang Dunia I (1914-1918) dan Perang Dunia II
(1939-1945), serta penjajahan di berbagai belahan dunia yang telah menimbulkan
penderitaan, kesengsaraan, dan pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia lainnya,
mengharuskan kita untuk berpikir siapakah yang memberi kehidupan dan siapa pula yang
berhak mengambilnya kembali? Sesama manusiakah? Bukan, melainkan Tuhan. Kita semua
menyadari bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah Maha Pencipta. Ia menciptakan segala
sesuatu, termasuk hidup kita. Setiap manusia satu per satu diberi hidup dan penghidupan.
Tidak seorang pun dapat mengambilnya. Oleh karena itu, hidup merupakan hak dasar yang
dimiliki manusia sejak lahir. John Locke menyatakan bahwa semua orang itu diciptakan
sama dan merniliki hak-hak alamiah yang tak dapat dilepaskan. Hak alamiah itu meliputi hak
atas hidup, hak kemerdekaan, hak milik, dan hak kebahagiaan. Pemikiran John Locke ini
dikenal sebagai konsep hak asasi manusia (HAM) yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan hak asasi manusia di berbagai belahan dunia.
Dalam Universal Declaration of Human Rights, dinyatakan bahwa hak asasi
manusia merupakan pengakuan akan martabat yang terpadu dalam diri setiap orang. Hak-hak
yang sarna dan tak teralihkan dari semua anggota keluarga manusia ialah dasar kebebasan,
keadilan, dan perdamaian dunia. Hak-hak itu menjadi milik semua orang tanpa kecuali.
Menurut Pasal 1 Ayar (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM), hak
asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikar dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi merupakan anugerah-Nya yang


wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Undang-undang
tersebut juga mendefinisikan bahwa kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban
yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi
manusia (HAM). Secara singkat, hak asasi manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak
pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak ini
menjadi dasar hak-hak dan kewajiban-kewajiban asasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa di
samping hak asasi ada juga kewajiban asasi yang dalam hidup kemasyarakatan, kita harus
mendapat perhatian terlebih dahulu dalam pelaksanaannya. Jadi, melaksanakan kewajiban
dahulu, baru menuntut haknya. Hak asasi manusia (HAM) tidak dapat dituntut
pelaksanaannya secara mutlak karena penuntutan secara mutlak berarti melanggar hak-hak
yang sama dari orang lain.
Kebebasan dasar dan hak-hak dasar manusia disebut Hak Asasi Manusia.Hak asasi
manusia melekat pada manusia secara kodrati sebagai anugerah tuhan yang maha esa yang
tidak dapat diingkari.Pengingkaran terhadap hal tersebut berarti mengingkari martabat
kemanusiaan.Oleh karena itu mengakui dan melindungi hak asasi manusia adalah kewajiban
yang diemban oleh negara,pemerintah dan organisasi apapun.Artinya hak manusia harus
selalu


menjadi

tolak

dan

tujuan

dalam

menyelenggarakan

kehidupan

bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Ramdhon Naning,sebagaimana dikutip Djaali
(2003) menjelaskan Hak asasi manusia merupakan terjemahan dari Human Rights (inggris)
atau Droit de I Thomme (prancis) atau Menselijke Rechten (belanda) yaitu artinya hak asasi
manusia.Indonesia menggunakan istilah hak asasi atau hak dasar manusia,sebagaimana
tercantum dalam konstitusi RIS 1949.UUD sementara 1950,UUD 1945,yang itu rupakan
terjemahan dari Basic Rindreten (belanda).Secara harfiah hak asasi manusia adalah hak yang

dimiliki oleh seseorang karena orang itu adalah manusia. Menurut Miriam Budiarjo
(1989:120),hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat.Adapun
dasar dari semua hak asasi ialah bahwa manusia harus memperoleh kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. Sementara Muladi (1996) mengemukakan
pengertian HAM secara universal,yang dirumuskan sebagai those rights which are inherent

in our nature and without which we cannot live as human being.Rumusan tersebut garis
besarnya adalah segala hak-hak dasar yang melekat dalam kehidupan manusia. Definisi yang
lengkap dirumuskan dalam undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi
manusia,yakni seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai

mahluk tuhan yang maha esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati,dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara,hukum,pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.Negara republik indonesia mengakui dan
menjungjung tinggi hak asasi manusia sebagai hak yang kodrati melekat pada dan tidak
terpisahkan dari manusia,yang harus dilindungi,dihormati dan ditegakkan demi peningkatan
martabat kemanusiaan,kesejahteraan,kebahagiaan,kecerdasan dan keadilan.
(http://www.pengertianahli.com/2013/05/pengertian-hak-asasi-manusia-ham.html)


D. CARA PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian dilakukan di Kecamatan Lembor secara geografis terletak di antar
Kecamatan Lembor Selatan dan Kecamatan Orong , Kabupaten Manggarai Barat, Nusa
Tenggara Timur.Waktu penelitian dilakukan selama 1 minggu, yaitu tanggal 23-28 September
201

2. Sampel

3. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data adalah: (a) keperpustakaan yaitu penelitian melakukan
peninjauan dengan membaca buku-buku dan artikel tentang Hak Asasi Manusia yang ada di
internet secara langsung guna menemukan data mutakhir atau terkini tentang Implementasi
Hak Asasi Manusia dalam kehidupan sehari-hari. (b)Observasi yaitu peneliti melakukan
pengamatan secara langsung tentang Implementasi Hak Asasi Manusia, guna mendapatkan
data yang signifikan.(c) yaitu penelitian melakukan wawancara terhadap sumber informasi
atau narasumber yang dijadikan sampel penelitian,karena mereka sangat memahami
implementasi hak asasi manusia dalam kehidupan sehari hari.

4.Analisis Data

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu

dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai
manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini
dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat
atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia
lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan. Sebagai manusia, ia
makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat
pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan
untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain
untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral
dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga
kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau
tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib
untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang
lain. Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya,
diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan
yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada

diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha
untuk menegakkan hak asasi manusia. Nilai universal ini yang kemudian diterjemahkan
dalam berbagai produk hukum nasional di berbagai negara untuk dapat melindungi dan
menegakkan nilai-nilai kemanusian. Bahkan nilai universal ini dikukuhkan dalam intrumen
internasional, termasuk perjanjian internasional di bidang HAM. Sementara dalam ketentuan
menimbang huruf b Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia menegaskan
bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri
manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapapun. Mengenai
perkembangan pemikiran hak asasi manusia, Ahli hukum Perancis, Karel Vasak
mengemukakan perjalanan hak asasi manusia dengan mengklasifikasikan hak asasi manusia
atas tiga generasi yang terinspirasi oleh tiga tema Revolusi Perancis, yaitu : Generasi
Pertama; Hak Sipil dan Politik (Liberte); Generasi Kedua, Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(Egalite) dan Generasi Ketiga, Hak Solidaritas (Fraternite).

PEMBAHASAN
1.Pengertian Hak Asasi Manusia
Setiap tanggal 10 Desember kita memperingati Hari Hak Asasi Manusia, Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948 mendeklerasikan The Universal Decleration of
Humman Right tahun 1948.( Piagam Hak Asasi Manusia ). Hak Asasi Manusia adalah hakhak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan,
dan hak kesejahteraan, yang tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Selanjutnya
manusia juga mempunyai hak dan tanggung jawab yang timbul sebagai akibat perkembangan
kehidupannya dalam masyarakat. Hak Asasi Manusia (HAM) telah diatur dalam UUD 45
baik sebelum maupun yang sesudah di amandemen. Hak asasi yang diatur saat itu antara lain
hak tentang merdeka disebut pada bagian pembukaan, alinea kesatu. Kemudian, hak
berserikat diatur dalam pasal 28, hak memeluk agama pada pasal 29, hak membela negara
pada pasal 30, dan hak mendapat pendidikan, terdapat pada pasal 31.Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang,
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No.
39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM)Perlindungan negara terhadap HAM termaktub dalam pembukaan UUD 45
menyebutkan:Negara melindungi segenap bangsa Indonesia , tumpah darah Indonesia;
memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; melaksanakan ketertiban
dan

perdamaian

dunia

berdasarkan

kemerdekaan.

(http://hannitacambridge.blogspot.com/2012/06/pentingnya-peran-hak-asasi-bagi-setiap.htm)

Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi. Sedangkan hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati,
melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung
jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun

Militer), dan negara.Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a.

HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.

b.

HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.

c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun
sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

2. Realita yang Ada Tentang HAM di Indonesia
Jika melihat hakikat HAM yang sebenarnya, tentu akan sangatlah indah
dibayangkan apabila HAM yang terjadi di Indonesia benar-benar seperti itu. Akan tetapi
realitas yang ada tidak seperti itu, bahkan bertolak belakang. HAM yang katanya sangat
dilindungi dan dihormati di injak-injak begitu saja oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab.Pelanggaran HAM sering terjadi pada semua aspek kehidupan, sebut saja salah satu
contoh kekerasan terhadap perempuan. Hal ini bukanlah satu hal yang asing dikalangan
rakyat Indonesia.Menurut Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dr. Meutia Hatta
Swasono, seperti yang dikutip dari http// : www.kapan lagi. com, mengatakan bahwa
kekerasa terhadap perempuan masih terus berlangsung dalam bentuk yang bervariasi bahkan
menimbulkan dampak yang cukup kompleks. “Yang merasakan kekerasan itu bukan hanya
isteri atau perempuan yang terluka, tetapi juga anak-anak yang hidup dan menyaksikan
kekerasan dilingkungannya”. Ia juga menambahkan, anak dimungkinkan meniru terhadap apa
yang mereka lihat, sehingga menganggapnya bahkan menyesuaikan perbedaan. Karena itu,
kekerasan terhadap perempuan baik yang bersifat publik maupun domestik harus secepatnya
dicegah.Selain pelenggaran HAM yang berupa kekerasan terhadap perempuan ada juga
pelanggaran HAM yang berkaitan dengan persoalan-persoalan politik di Indonesia dan
beberapa sebab yang lain yang sebenarnya sudah sangat melampui batas.Berikut ini akan
ditampilkan beberapa contoh pelanggaran HAM di Indonesia selama Orde Baru sepanjang

tahun 1990-1998, seperti yang dikutip dari( http//:www.sekitarkita.com,) adalah sebagai
berikut :
1. Pembantaian dipemakaman santa Cruz, Dili terjadi oleh ABRI terhadap
pemuda. Pemuda Timor yang mengikuti prosesi pemakaman rekannya 200
orang meninggal(tahun 1991)
2. Keluar Kepres tentang Monopoli perdagangan oleh perusahaan Tommy
Suharto.(tahun 1992)
3. Penangkapan Xanana Gusmao(tahun 1993)
4. Pembunuhan terhadap seorang aktifis buruh perempuan, Marsinah. Tanggal 8
Mei 1993.
5. .kerusuhan anti Kristen di Tasikmalaya. Peristiwa ini dikenal dengan
kerusuhan Tasikmalaya. (26 Desember 1996)
6. Kasus tanah Balongan Sengketa antara penduduk setempat dengan pabrik
kertas Mucura Enim mengenai pencemaran lingkunganSengketa tanah Manis
Mata
7. Kasus Waduk Nipoh di Madura, dimana korban jatuh karena ditembak
aparat. Ketika mereka memprotes penggusuran tanah.
8. Kerusuhan Situbondo, puluhan Gereja di bakar
9. Kerusuhan Sambas Sangvaledo. (30 Desember 1996)
10. Kasus tanah Kemayoran(tahun 1997)
11. Kasus pembantaian mereka yang di duga pelaku dukun santet di Ja-Tim
tahun 1998
12. Kerusuhan Mei di beberapa kota meletus. Aparat keamanan bersikap pasif
dan membiarkan. Ribuan jiwa meninggal, puluhan perempuan di perkosa dan
harta benda hilang. Tanggal 13-15 Mei 1998
13. Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa Trisakti di Jakarta, dua hari
sebelum kerusuhan Mei.

14. Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dalam demontrasi menentang
Sidang Istimewa 1998. Peristiwa ini terjadi pada 13-14 November 1998 dan
dikenal dengan Tragedi Semanggi, dan lain-lain.
Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil pelanggaran HAM yang ada
di Indonesia, masih banyak contoh-contoh lain yang tidak dapat semuanya ditulis disini.
Mahasiswa dalam hal ini meliputi setiap orang, kelompok, organisasi kampus, organisasi
mahasiswa. lembaga swadayakampus atau lembaga kemahasiswaan lainnya, mempunyai
kewajiban dalam rangka perlindungan, penegakan dan pemajuan Hak Asasi Manusia.

3. Dalam implementasinya di kehidupan sehari-hari antara lain:
a. Menahan diri apabila terjadi pertengkaran diantara sesama rekan mahsiswa atau dosen
dan karyawan di kampus. menyelesaikan pertengkaran tersebut dengan baik dan
terhormat, serta tidak main hakim sendiri, jika melakukan main hakim sendiri akan
berakaitan dengan hukum.
b.

Melakukan kegiatan kemahasiswaan tidak mengganggu ketenangan dan ketertiban
teman-teman di lingkungan kampus dan warrga yang berada di sekitar lingkungan
kampus.

c.

Mentaati tata tertib lingkungan hidup sehari-hari di lingkungan mahasiswa masingmasing.

d. Menghindari pertengkaran/adu fisik karena masing-masing merasa dirinya benar.
e. Larangan Ketentuan-ketentuan dalam UU tentang HAM, tidak satupun boleh
diartikan bahwa pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan
mengurangi, merusak atau menghapuskan HAM atau kebebasan dasar sebagaimana
diatur dalam UUsiapapun tidak dibenarkan mengambil keuntungan dan atau
mendatangkan kerugian pihak lain dalam mengartikan ketentuan dalam UU HAM
yang mengakibatkan berkurangnya dan atau hapusnya HAM yang dijamin dalam UU.
Pada saat ini HAM telah menjadi issue global, yang tidak mungkin diabaikan
dengan dalih apapun termasuk di Indonesia. Konsep dan implementasi HAM di setiap negara
tidak mungkin sama, meskipun demikian sesungguhnya sifat dan hakikat HAM itu sama.

Dalam hal ini, ada tiga konsep dan model pelaksanaan HAM di dunia yang dianggap
mewakili, masing-masing di negara-negara Barat, Komunis-Sosialis dan ajaran Islam.
Adanya HAM menimbulkan konsekwensi adanya kewajiban asasi, di mana keduanya
berjalan secara paralel dan merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Pengabaian
salah satunya akan menimbulkan pelanggaran HAM itu sendiri. Khusus tentang implementasi
HAM di Indonesia, meskipun ditengarai banyak kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia
dan belum kondusifnya mekanisme penyelesaiannya,, tetapi secara umum baik menyangkut
perkembangan dan penegakkannya mulai menampakkan tanda-tanda kemajuan. Hal ini
terlihat dengan adanya regulasi hukum HAM melalui peraturan perundang-undangan serta
dibentuknya Pengadilan HAM dalam upaya menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran
HAM berat yang terjadi.
“Demokrasi tanpa kebebasan sipil”, demikian istilah yang melekat untuk Indonesia
dengan iklim kehidupan sosial politiknya. Apalagi jika kita menyoroti kondisi kehidupan
beragama, kebebasan agak

nya merupakan sebuah “barang langka”. Karena melaksanakan

sholat dua bahasa Usman Roy harus mendekam dalam penjara, perlakuan yang sama juga
dialami oleh Lia Aminuddin sebagai pemimpin “komunitas eden” karena dianggap sebagai
nabi palsu. Belum lagi teror fisik dan penyerangan yang dilakukan terhadap Jamaah
Ahmadiyah, serta kasus terakhir yang belakangan ini menimpa Ahmad Mushadieq dengan
ajaran al-qiyadah al-Islamiyahnya. Seluruh catatan-catatan fenomena tersebut menjadi bukti
nyata bahwa Indonesia merupakan negeri yang belum cukup longgar terhadap kebebasan
beragama.

Padahal,

Indonesia

merupakan

negeri

pancasila

yang

mencerminkan

“keanekaragaman” dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika-nya. Apa yang salah dengan
negeri pancasila?, bukankah kebebasan beragama telah mendapatkan jaminan konstitusi yang
cukup kuat di negeri ini?, lantas mengapa kebebasan beragama seolah tidak memiliki tempat
di bumi pancasila? Tulisan ini merupakan sebuah pengembaraan intelektual guna menemukan
jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut, sembari mengurai realitas implementasi Hak
Azasi Manusia, tulisan ini akan mengantarkan kita kepada fenomena-fenomena kondisi
realitas kebebasan beragama di Indonesia, terjadi setelah adanya perlawanan terhadap
penjajahan bangsa asing, sehingga tidak bisa Perkembangan dan perjuangan dalam
mewujudkan tegaknya HAM di Indonesia terutama dilihat sebagai pertentangan yang hanya
mewakili kepentingan suatu golongan tertentu saja, melainkan menyangkut kepentingan
bangsa Indonesia secara utuh Dewasa ini, meskipun ditengarai banyak kasus pelanggaran
HAM berat di Indonesia, tetapi secara umum Implementasi HAM di Indonesia, baik

menyangkut perkembangan dan penegakkannya mulai menampakkan tanda-tanda kemajuan.
Hal ini terlihat dengan adanya regulasi hukum HAM melalui peraturan perundang-undangan.
Di samping itu telah dibentuknya Pengadilan HAM dalam upaya menyelesaikan berbagai
kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi.

Implementasi Hak Asasi Manusia di Kecamatan Lembor
Ideologi yang dianut oleh kecamatan Lembor pada dasarnya akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat di kecamata tersebut, termasuk penerapan hak-hak asasi
masyarakatnya. Kecamatan-kecamatan lain dengan paham Liberalismenya memungkinkan
masyarakatnya untuk melakukan segala sesuatu dengan sebebas-bebasnya (peran swasta
lebih dominan), sedangkan peran pemerintah Kecamatan Lembor sangat kecil dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut berdampak pada kondisi kehidupan
masyarakatnya yang “kebablasan” pada beberapa sisi, seperti pergaulan bebas, persaingan
bebas, dan sebagainya yang banyak menimbulkan masalah-masalah baru bagi sebagian
masyarakat. Imbas lainnya dari paham Liberalisme adalah terhimpitnya kaum ekonomi lemah
karena para pemilik modal (kaum kapitalis) memiliki kebebasan dalam melakukan investasi
di berbagai sektor usaha. Dampak yang ditimbulkan oleh ideologi tersebut adalah
berkebalikkan dengan apa yang ditimbulkan oleh Liberalisme. Hak-hak masyarakat diakui,
namun tidak sepenuhnya dipedulikan oleh pemerintah. Peran pemerintah Kecamatan Lembor
sangat dominan dalam mengatur berbagai aspek kehidupan. Pada praktik kehidupan
bermasyarakat, pemerintah bersikap otoriter dan tidak peduli terhadap aspirasi rakyat. Hal
tersebut berdampak pada pembungkaman suara rakyat dan pers, sehingga mencukur
demokrasi yang seharusnya menjadi hak rakyat.
Berdasarkan sejarah yang pernah terjadi di Kecamatan-kecamatan lain, maka jelas
bahwa masyarakat akan mengalami dampak negatif jika hak-hak asasi setiap individu
dibebaskan tanpa batas, namun masyarakat juga akan mengalami dampak negatif jika hakhak asasi setiap individu terlalu dikekang. Berbeda dengan Kecematan-kecamatan tersebut,
Lembor menganut ideologi Demokrasi Pancasila, sehingga implementasi hak asasi manusia
di Lembor seharusnya berjalan dengan baik sesuai dengan sifat-sifat dasar dari paham
Demokrasi Pancasila. Menurut ideologi tersebut, hak-hak asasi setiap rakyat Lembor pada
dasarnya diimplementasikan secara bebas, namun tetap dibatasi oleh hak-hak asasi orang
lain. Jadi, ideologi ini menawarkan kebebasan yang bertanggung jawab dalam

mengimplementasikan hak asasi manusia. Namun hal tersebut perlu dikaji lebih dalam, sebab
ideologi yang dianut oleh Negara Indonesia tercinta ini belum tentu dapat diterapkan oleh
rakyat tersebut dengan benar sepenuhnya seperti kecamatan Lembor.Sejak era reformasi
berbagai produk hukum dilahirkan untuk memperbaiki kondisi hak asasi manusia di
Indonesia, khususnya hak sipil dan politik. Antara lain, Pancasila (sila ke-2), UUD 1945 pasal
28A sampai pasal 28J, Ketetapan MPR Nomor XVII/ MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia,
UU Pers, UU tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat (UU Unjuk rasa), UU HAM
(UU No. 39 Tahun 1999), UU Pemilu, UU Parpol, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU
Otonomi Daerah, UU ratifikasi Konvensi PBB Menentang Penyiksaan, atau perlakuan atau
hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, dan UU ratifikasi
Konvensi Anti Diskriminasi Rasial. Dari sisi politik, selama kurang lebih 5 tahun terakhir ini,
masyarakat Lembor telah menikmati kebebasan politik yang luas. Empat kebebasan dasar,
yaitu hak atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, hak atas kebebasan berkumpul, hak
atas kebebasan berorganisasi, dan hak untuk turut serta dalam pemerintahan, yang vital bagi
bekerjanya sistem politik dan pemerintahan demokratis telah dinikmati oleh sebagian besar
masyarakat Lembor. Melalui berbagai media hampir semua lapisan masyarakat indonesia
sudah dapat mengekspresikan perasaan dan pendapatnya tanpa rasa takut atau was-was
seperti pada zaman sebelumnya.Masyarakat

Lembor relatif bebas mengkomunikasikan

gagasan dan informasi yang dimilikinya. masyarakat menikmati pula hak atas kebebasan
berkumpul. Pertemuan-pertemuan masyarkat, seperti, rapat-rapat akbar tidak lagi
mengharuskan meminta izin penguasa seperti di masa Pemerintahan Camat Sebelumnya.
Kelompok-kelompok masyarakat, seperti, buruh, petani, seniman, dan lain sebagainya yang
ingin melakukan penyampian pendapat langsung ke pihak yang bersangkutan yaitu orangorang yang bergelut dalam Kecamatan tersebut. Masyarakat Lembor telah menikmati juga
kebebasan berorganisasi. Masyarkat tidak hanya bebas mendirikan partai-partai politik
sebagai wahana untuk memperjuangkan aspirasi politiknya. Masyarakat bebas pula untuk
mendirikian organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti serikat petani, perkumpulan
masyarakat adat, dan lain sebagainya. Perwujudan hak atas kebebasan berorganisasi ini
sangat vital bagi upaya masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan bersama. Selain itu,
tumbuhnya organisasi-organisasi rakyat dari bawah ini akan memperkuat masyarakat sipil
yang diperlukan bagi berlangsungnya sistem politik dan pemerintahan yang demokratis.
Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum begitu juga Kecamatan lembor.
Sebagai negara hukum, seharusnya Kacematan ini tidak hanya menjamin kebebasan
warganya dalam hukum, politik, dan pemerintahan, lebih dari itu, Kecamata ini juga harus

menjamin konsistensi penegakkan hak asasi manusia. Penegakkan hak-hak asasi manusia saat
ini memang sudah diatur dalam beberapa hukum tertulis. Tetapi dalam praktik kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, penegakkan hak asasi manusia masih dirasa belum
konsisten. Konsistensi penegakkan hak-hak asasi manusia di Kecamatan Lembor dapat
diukur secara baik dengan menilai fakta-fakta sejarah yang pernah terjadi di Kecamatan ini
dari sudut pandang yang objektif (oe-proudly-present.blogspot.com/2011/02/implementasihak-asasi-manusia-di_11.htm)
a. Hak Asasi Manusia sebagai Individu
Dalam Pasal 28 ayat 3 dikatakan bahwa setiap orang mempunyai kebebasan.
Kebebasan atau kemerdekaan juga dilindungi oleh hukum dan undang-undang. Kebebasan
untuk berekspresi diri perlu memperhatikan hak kebebasan orang lain. Implementasi HAM
dalam kehidupan pribadi agar tidak bertentangan / melanggar hak orang lain perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.

kebebasan orang lain agar tidak terjadi pelanggaran terhadap kebebasan
antar pribadi.

b.

tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam
masyarakatdan kebudayaan bangsa karena akan mengingkari kodratnya
sebagaimakhluk sosial yang berbudaya.

c.

tidak bertentangan dengan peraturan hukum dan undang-undang
yangberlaku sebab akan mengganggu ketertiban umum dan keadilan

d.

tidak

bertentangan

dengan

negara

karena

akan

menimbulkan

perpecahanbangsa dan Negara
e. tidak bertentangan dengan agama yang dianut dan semangat keagamaan
masyarakat
Penerapan hak asasi harus meningkatkan harkat dan martabat manusia dan bukan
merendahkan derajatnya. Manusia sebagai individu memiliki hak-hak pribadi yang tidak
boleh dilanggar oleh siapapun juga, termasuk negara. Bahkan hak pribadi tersebut harus
dijamin dan dilindungi serta dikembangkan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia. Menurut UUD 1945 dan UU Nomor 39 tahun1999, hak pribadi tersebut antara lain:
a.

hak untuk hidup.

b.

hak kebebasan beragama.

c.

hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

d.

hak berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat

e.

hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar

f.

hak memperoleh pendidikan.

g.

hak untuk memperoleh perlindungan hukum dan kewarganegaraan

h.

hak atas pekerjaan yang layak

i.

hak untuk bebas dari penyiksaan yang merendahkan derajat manusia
danancaman ketakutan untuk berbuat sesuatu, termasuk di dalamnya hak
untuk bebas dari tindak kekerasan dalam rumah tangga

j.

hak tempat tinggal dan layanan kesehatan

k.

hak tidak diperbudak

l.

hak milik artinya setiap orang berhak mempunyai milik baik sendirimaupun
bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan diri,keluarga, bangsa
dan masyarakat dengan cara tidak melawan hokum

m. hak untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif
b. Hak Asasi Manusia dibidang Politik
Implementasi HAM di bidang politik dijamin secara konstitusional, menurut pasal 28
UUD 1945 dinyatakan bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan ditetapkan dalam Undang-Undang. Di dalam pasal 28D ayat 3
dijelaskan bahwa setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama. Dari
ketentuan pasal tersebut, maka dapat diketahui bahwa implementasi HAM di dalam bidang
politik perlu memperhatikan:
1.

peraturan hukum yang berlaku sebagaimana dituangkan dalam UUD, UU, dan
PP serta peraturan pelaksana lainnya agar hak-hak politik tidak dilanggar oleh
orang atau pihak lain.

2.

etika

dan

moral

politik

agar

di

dalam

melaksanakanhak

politik

dilakukandengan baik dan bertanggungjawab.
3.

ajaran

Tuhan

sebagaimana

diatur

dalam

agama

yang

diyakini

sehinggapelaksanaan hak politik itu dapat dipertanggungjawabkan kepada
TuhanYang Maha Esa
4.

budaya

masyarakat

Indonesia

sehingga

hak-hak

politik

dilakukan

secarasantundan bermartabat sehingga tidak menimbulkan perpecahan

nasionalkepribadian Indonesia
c. Hak Asasi Manusia dibidang Hukum
Terkait dengan implementasi HAM, ada dua aspek yang harus diperhatikan dalam
pembentukan perundang-undangan yaitu pertama berkaitan dengan proses dan kedua
berkaitan dengan substansi yang diatur peraturan perundang-undangan. Proses pembentukan
peraturan perundang-undangan harus dilakukan dengan transparan dan melibatkan rakyat
untuk memenuhi hak asasi warga negara untuk memperoleh informasi dan hak warga negara
berpatisipasi dalam pemerintahan. Kedua; sehubungan dengan substansi peraturan
perundang-undangan, maka ada dua hal yang harus diperhatikan oleh pembentuk peraturan
perundang-undangan. Pertama; pengaturan yang membatasi HAM hanya dapat dilakukan
dengan undang-undang dan terbatas yang diperkenankan sesuai ketentuan Pasal 28J ayat (2)
UUD 1945. Karena itu Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan seterusnya pada tingkat
bawah tidak dapat membatasi HAM. Kedua; substansi peraturan perundang-undangan harus
selalu sesuai atau sejalan dengan ketentuan-ketentuan HAM yang ada dalam UUD 1945.
(http://mbenxxcaem.blogspot.com/2011/09/implementasi-hak-asasi-manusia-secara.htm)

Kesimpulan
Implementasi hak asasi manusia di Lembor seharusnya berjalan dengan baik sesuai
dengan sifat-sifat dasar dari paham Demokrasi Pancasila. Menurut ideologi tersebut, hak-hak
asasi setiap rakyat Lembor pada dasarnya diimplementasikan secara bebas, namun tetap
dibatasi oleh hak-hak asasi orang lain. Jadi, ideologi ini menawarkan kebebasan yang
bertanggung jawab dalam mengimplementasikan hak asasi manusia. Namun hal tersebut
perlu dikaji lebih dalam, sebab ideologi yang dianut oleh Negara Indonesia tercinta ini belum
tentu dapat diterapkan oleh rakyat tersebut dengan benar sepenuhnya seperti kecamatan
Lembor .Masyarakat Lembor relatif bebas mengkomunikasikan gagasan dan informasi yang
dimilikinya. masyarakat menikmati pula hak atas kebebasan berkumpul. Pertemuanpertemuan masyarkat, seperti, rapat-rapat akbar tidak lagi mengharuskan meminta izin
penguasa seperti di masa Pemerintahan Camat Sebelumnya. Kelompok-kelompok
masyarakat, seperti, buruh, petani, seniman, dan lain sebagainya yang ingin melakukan
penyampian pendapat langsung ke pihak yang bersangkutan yaitu orang-orang yang bergelut

dalam Kecamatan tersebut. Masyarakat Lembor telah menikmati juga kebebasan
berorganisasi. Masyarkat tidak hanya bebas mendirikan partai-partai politik sebagai wahana
untuk memperjuangkan aspirasi politiknya. Masyarakat bebas pula untuk mendirikian
organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti serikat petani, perkumpulan masyarakat adat,
dan lain sebagainya. Perwujudan hak atas kebebasan berorganisasi ini sangat vital bagi upaya
masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan bersama. Selain itu, tumbuhnya organisasiorganisasi rakyat dari bawah ini akan memperkuat masyarakat sipil yang diperlukan bagi
berlangsungnya sistem politik dan pemerintahan yang demokratis. Indonesia merupakan
negara yang berlandaskan hukum begitu juga Kecamatan lembor. Sebagai negara hukum,
seharusnya Kacematan ini tidak hanya menjamin kebebasan warganya dalam hukum, politik,
dan pemerintahan, lebih dari itu, Kecamata ini juga harus menjamin konsistensi penegakkan
hak asasi manusia. Penegakkan hak-hak asasi manusia saat ini memang sudah diatur dalam
beberapa hukum tertulis. Tetapi dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, penegakkan hak asasi manusia masih dirasa belum konsisten. Konsistensi
penegakkan hak-hak asasi manusia di Kecamatan Lembor dapat diukur secara baik dengan
menilai fakta-fakta sejarah yang pernah terjadi di Kecamatan ini dari sudut pandang yang
objektif

DAFTAR PUSTAKA
Walfarianto, (2011), pendiidkan kewarganegaraan, Yogyakarta,
Laboratorium Pkn Hukum Universitaqs PGRI
Sumarsono,

(2004), Pendiidkan Kewarganegaraan, jakarta, PT

Gramedia Pustaka Utama
John M. Enchols dan Hassan Shadily, (1972), Kamus Inggris-

Indonesia, jakarta, PT Gramedia
(http://hannitacambridge.blogspot.com/2012/06/pentingnya-peran-hak-asasi-bagi-

setiap.htm)
(http://www.pengertianahli.com/2013/05/pengertian-hak-asasi-manusia-ham.html)
(http://mbenxxcaem.blogspot.com/2011/09/implementasi-hak-asasi-manusiasecara.htm)
(oe-proudly-present.blogspot.com/2011/02/implementasi-hak-asasi-manusia-

di_11.htm)
(http://nuramalia13.wordpress.com/2013/03/31/bab-3-hak-asasi-manusia/)
(http://www.pengertianahli.com/2013/05/pengertian-hak-asasi-manusia-ham.html)
(http://hannitacambridge.blogspot.com/2012/06/pentingnya-peran-hak-asasi-bagi-

setiap.htm
oe-proudly-present.blogspot.com/2011/02/implementasi-hak-asasi-manusiadi_11.htm)
( http//:www.sekitarkita.com,)
ss(http://www.pengertianahli.com/2013/05/pengertian-hak-asasi-manusia-ham.html