MATERI KULIAH INVESTASI DAN PASAR MODAL (2)

MAKALAH
“BURSA BERJANGKA”
INVESTASI DAN PASAR MODAL

Disusun Oleh :
I Ketut Dwi Putra Widhiantara
(A1C01405 )
I Made Arya Suputra
Muhammad

(A1C014054)

Aria
Ramawanda
(A1C014078)

Ni Putu Setia Devi Astini

UNIVERSITAS MATARAM

(A1C014089)


U.

2015
BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Bursa Berjangka
Bursa berjangka adalah tempat/fasilitas memperjual belikan kontrak atas sejumlah

komoditi atau instrumen keuangan dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya
disepakati akan dilakukan pada saat yang akan datang. Kontrak adalah mengikat pada saat
terjadinya kesepakatan antara pembeli dan penjual. Tidak ada pasar sekunder untuk kontrak
dalam perdagangan berjangka. Semua kontrak adalah kontrak primer dan setiap kontrak
(dengan subjek kontrak tertentu) yang terjadi (dibuka) harus didaftarkan pada otoritas bursa
setempat, jadi kontrak diciptakan di bursa.

B.


Sejarah bursa berjangka
Walaupun praktek perdagangan berjangka telah berlangsung sejak zaman dahulu kala

pada masa Yunani kuno ataupun Fenisia namun sejarah perdagangan berjangka modern
dimulai pada awal abad ke 18 di Chicago Amerika. Chicago yang terletak dekat danau Great
Lakes, adalah merupakan suatu pusat transportasi, distribusi dan perdagangan hasil pertanian
oleh karena letak Chicago yang berdekatan dengan pusat pertanian dan peternakan dari
wilayah barat Amerika Midwest
Melimpahnya panenan dan kekurangan sediaan senantiasa mengakibatkan fluktuasi
harga di pasaran. Hal inilah yang mendorong terbentuknya suatu pasar yang memungkinkan
para pedagang komoditas biji-bijian (grain), pengguna bahan baku (seperti pabrik, dll),
perusahaan yang bergerak di bidang agro bisnis ( misalnya untuk keperluan ekspor) untuk
melakukan suatu transaksi "masa mendatang" atau "pembayaran di depan" atau yang dikenal
dengan istilah kontrak serah (forward contract) untuk melindungi mereka terhadap risiko
perubahan harga yang merugikan dan memungkinkan dilakukannya lindung nilai (hedge).
Kontrak serah inilah yang kelak berkembang menjadi kontrak berjangka (futures contract).
Pada saat itu kontrak serah masih berbentuk sangat sederhana. Namun banyak kontrak
serah yang tidak dipatuhi baik oleh pihak pembeli maupun pihak penjual. Misalnya, apabila

seorang pembeli kontrak serah jagung yang telah berjanji untuk membeli jagung pada suatu

waktu yang disepakati dimasa mendatang namun pada saat waktu penyerahan tiba ternyata
harga jagung lebih rendah dari harga kontrak serah maka si pembeli mengingkari kontrak
tersebut,demikian pula sebaliknya. Pasar kontrak serah sangat tidak likuid dan dibutuhkan
suatu bursa (dimana dimungkinkan terjadinya transaksi antar lawan transaksi yang tidak perlu
tahu lawannya) untuk mempermudah transaksi antara pembeli atau penjual dari suatu
komoditi.
Pada tahun 1848 , Chicago Board of Trade (CBOT), dibentuklah sebuah bursa
berjangka yang pertama di dunia. Perdagangan masih dalam bentuk kontrak serah dan pada
tanggal 13 Maret 1851 dibuatlah kontrak serah yang pertama untuk komoditi jagung. Pada
tahun 1865 diperkenalkan standarisasi kontrak serah.
Chicago Produce Exchange didirikan pada tahun 1874, yang kemudian pada tahun
1898 dirubah namanya menjadi Chicago Mercantile Exchange (CME). Pada tahun 1972
dibentuklah sebuah divisi dari CME yang diberi nama "Pasar Moneter Internasional"
(International Monetary Market -IMM), dengan tujuan untuk menawarkan kontrak serah
dalam bentuk valuta asing yaitu : pound sterling, dollar Kanada, mark Jerman, yen Jepang,
peso Meksiko, and frank Swiss.
Pada tahun 1881 di wilayah Midwestern Amerika, sebuah pasar regional dibentuk
yaitu di kota Minneapolis, di negara bagian Minnesota dan pada tahun 1883 diperkenalkanlah
perdagangan berjangka untuk pertama kalinya dan sejak saat itu terus menerus
diperdagangkan hingga hari ini dan Minneapolis Grain Exchange (MGEX) adalah

merupakan satu-satunya pasar opsi dan perdagangan berjangka bagi gandum jenis hard red
spring.[1]
Pada tahun 1970 an dikembangkan kontrak berjangka keuangan dimana dapat
diperdagangkan nilai masa depan dari suku bunga. Pada tahun 1981 diperkenalkan kontrak
Eurodollar ( khususnya kontrak Eurodollar berjangka 90 hari) yang memiliki pengaruh besar
terhadap pengembangan pasar swap suku bunga.
New York Mercantile Exchange (NYMEX) adalah merupakan bursa perdagangan
komoditi berjangka dan forum perdagangan fisik utama untuk produk energi dan logam,

dengan jumlah transaksi perdagangan harian pada bulan Mei 2007 mencapai 1,754,442 atau
143,864,215 transaksi pertahunnya.[2]
Pada tahun 2006, New York Stock Exchange bersama-sama dengan London
Exchanges "Euronext" melaksanakan perdagangan berjangka secara elektronik untuk
membentuk suatu bursa perdagangan berjangka dan opsi lintas benua yang pertama.
Di Indonesia, sejarah bursa berjangka diawali pada tahun 1991 dimana pemerintah
menganjurkan agar para pelaku pasar berbagi asosiasi komoditi memperdagangkan komoditi
secara berjangka, akan tetapi hanya 3 asosiasi yang bersedia memperdagangkan komoditinya
di bursa. Ketiga asosiasi itu adalah Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), AIMNI, dan
gabungan Asosiasi Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (GAPKI).
Pada tahun 1992 diputuskan oleh pemerintah agar pihak swasta yang mendirikan

bursa. Selanjutnya dibentuk tim yang terdiri dari utusan Federasi Asosiasi Minyak Nabati
Indonesia (FAMNI) yakni gabungan dari AIMNI dan GABPKI serta AEKI, yang kemudian
di

angkat/diresmikan

dengan

Surat

Keputusan Menteri

Perdagangan.

Pemerintah

mengumpulkan dana guna membiayai konsultan dari Australia dan malaysia serta mendanai
studi kelayakan, rencana usaha dan rancangan tata tertib bursa. Disamping itu, pemerintah
juga mengusahakan adanya UU perdagangan berjangka di Indonesia. Tim yang ditunjuk oleh
memperindag untuk mempersiapkan pendirian bursa di tolak oleh DPR RI dan hal itu

menjadi alasan untuk penundaan diterbitkannya undang-undang tentang bursa berjangka.
Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia pertengahan tahun 1997, Indonesia
akhirnya memiliki UU No. 32 Tahun 1997. Krisis ekonomi itu memuncak hingga tahun 1998
dan hampir tidak ada kegiatan itu memuncak hingga tahun 1998 dan hampir tidak ada
kegiatan tentang pembentukkan bursa yang diadakan selama itu.
Pada 27 Januari 1999 gerakan pendirian bursa dimulai lagi. AEKI dan FAMNI
bekerja dengan sangat cepat, melakukan rekrutmen calon pendiri yang dilakukan oleh
anggota masing-masing asosiasi dan unsur dari luar asosiasi.
Akhirnya pada 11 juli 2000, permohonan izin usaha suatu bursa berjangka diserahkan
kepada Bappebti. Hal ini merupakan permohonan izin usaha pertama untuk suatu bursa
berjangka dalam sejarah Indonesia. Selanjutnya pada 21 November 2000, Bursa Berjangka

Jakarta disingkat BBJ resmi mendapatkan izin dari BAPPEBTI. Melalui perjuangan yang
panjang selama bertahun-tahun, BBJ resmi berdiri sebagai bursa berjangka pertama di
Indonesia, dan melakukan perdagangan perdananya pada 15 Desember 2000. Komoditas
yang diperdagangkan pertama kali di BBJ adalah dua komoditi yaitu kopi robusta dan olein.
Pada 1 Februari 2002, diluncurkan komoditi emas (gold) yang dipercaya akan
membuat perdagangan berjangka semakin ramai dan marak. Emas dianggap sebagai bahan
yang sudah sangat familiar dengan masyarakat Indonesia.


Kelebihan pasar barang berjangka adalah sebagai berikut:
1.

Harga pasar barang berjangka dapat berguna sebagai referensi pihak yang
membutuhkan.

2.

Jika harga naik, petani dapat memproteksi pendapatnya dengan cara menjual
hasil panennya dengan komoditi sebelum panen.

3.

Bila industri memperoleh bahan baku dengan harga stabil, konsumen dapat
menikmati harga barang yang stabil.

4.

Perbankan dapat menyalurkan kreditnya dengan rasa aman karena adanya
anggapan bahwa transaksi yang dilindungi kontrak berjangka (dalam bursa barang

berjangka) lebih aman.

5.

Muncul lapangan kerja baru seperti pialang, penasehat berjangka, akuntan,
penasehat hukum dan lain-lain.

Kelemahan pasar barang berjangka adalah:
Ada kemungkinan terjadi barang yang diperjualbelikan tidak sesuai antara contoh
dengan kenyataan.

Manfaat Perdagangan Berjangka Komoditi
Ada 2 manfaat utama dari perdagangan berjangka komoditi, yaitu sebagai sarana pengelolaan resiko
(risk management) melalui kegiatan lindung-nilai atau “hedging” dan sarana pembentukan harga
(price discovery).
Pada dasarnya harga komoditi primer sering berfluktuasi karena ketergantungannya pada faktorfaktor yang sulit dikuasai seperti kelainan musim, bencana alam, dan lain-lain. Dengan kegiatan
lindung-nilai menggunakan Kontrak Berjangka, mereka dapat mengurangi sekecil mungkin dampak
(resiko) yang diakibatkan gejolak harga tersebut. Dengan memanfaatkan Kontrak Berjangka,
produsen komoditi dapat menjual komoditi yang baru akan mereka panen beberapa bulan kemudian
pada harga yang telah dipastikan atau “dikunci” sekarang (sebelum panen). Dengan demikian mereka

dapat memperoleh jaminan harga sehingga tidak terpengaruh oleh kenaikan/penurunan harga jual di
pasar tunai. Manfaat yang sama juga dapat diperoleh pihak lain seperti eksportir yang harus
melakukan pembelian komoditi di masa yang akan datang, pada saat harus memenuhi kontraknya
dengan pembeli di luar negeri, atau pengolah yang harus melakukan pembelian komoditi secara
berkesinambungan.
Manfaat kedua adalah sebagai sarana pembentukan harga yang transparan dan wajar, yang
mencerminkan kondisi pasokan dan permintaan yang sebenarnya dari komoditi yang
diperdagangkan. Hal ini dimungkinkan karena transaksi hanya dilakukan oleh/melalui Anggota Bursa,
mewakili Nasabah atau dirinya sendiri, yang berarti antara pembeli dan penjual Kontrak Berjangka
tidak saling kenal/mengetahui secara langsung.

Harga yang terjadi di Bursa umumnya dijadikan sebagai harga acuan (reference price) oleh dunia
usaha, termasuk petani dan produsen/pengusaha kecil, untuk melakukan transaksi di pasar fisik.
Komoditi dan Kontrak yang Diperdagangkan di Bursa Berjangka
Komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa adalah komoditi
pertanian, kehutanan, pertambangan, industri hulu, serta jasa. Setiap komoditi yang kontraknya
diperdagangkan di Bursa, spesifikasinya ditetapkan secara jelas, yang menyangkut jumlah, kualitas
dan waktu penyerahan, sehingga para pemakai/pengguna Bursa dengan mudah dapat melakukan
transaksinya. Dengan demikian akan terwujud pasar yang aktif dan likuid. Berdasarkan Keputusan
Presiden RI Nomor 12 Tahun 1999, Keputusan Presiden RI Nomor 37 Tahun 2000, dan Keputusan

Presiden RI Nomor 119 Tahun 2001 Tentang Komoditi yang Dapat Dijadikan Subyek Kontrak
Berjangka, maka komoditi yang dapat dijadikan subyek kontrak berjangka adalah kopi, minyak kelapa
sawit, plywood, karet, kakao, lada, gula pasir, kacang tanah, kedelai, cengkeh, udang, ikan, bahan
bakar minyak, gas alam, tenaga listrik, emas, batubara, timah, pulp dan kertas, benang, semen dan
pupuk.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bappebti Nomor 55/BAPPETI/KP/I/2005 Tentang Sistem
Perdagangan Alternatif, kontrak derivatif yang diperdagangkan adalah kontrak derivatif antar mata
uang asing (foreign cross currency) dan indeks.
1.6 Pihak-Pihak dalam Perdagangan Berjangka
Perdagangan berjangka melibatkan beberapa pihak terkait antara lain Menteri Perdagangan,
Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring dan Penjaminan Berjangka, Pialang Berjangka dan
Wakil Pialang Berjangka, Pedagang Berjangka, Penasihat Berjangka dan Wakil Penasihat Berjangka,
Sentra Dana Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra Dana
Berjangka, Bank Penitipan, dan Nasabah. Khusus untuk perdagangan berjangka di luar negeri
melibatkan Bursa Berjangka di Luar Negeri dan Badan Pengawas Berjangka Luar Negeri.
Lebih jelasnya pihak-pihak dalam perdagangan berjangka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menteri Perdagangan
Menteri Perdagangan adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan.
2. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
Bappebti merupakan badan yang melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari

kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi. Bappepti ini bertanggung jawab kepada Menteri
Perdagangan.
3. Bursa Berjangka
Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan / atau
sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak
Berjangka. Bursa Berjangka di Indonesia adalah Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures
Exchange).
4. Bursa Berjangka Luar Negeri

Bursa Berjangka Luar Negeri adalah Bursa Berjangka yang daftarnya ditetapkan oleh Bappebti.
Bursa Berjangka ini antara lain: Chicago Board of Trade, Chicago Mercantile Exchange, New York
Board of Trade, Malaysia Derivatives Exchange, Hongkong Exchange and Clearing Limited,
Singapore Exchange, Tokyo Grain Exchange, Tokyo Commodity Exchange, Osaka Mercantile
Exchange dan Korean Stock Exchange.
5. Lembaga Kliring Berjangka
Lembaga Kliring Berjangka adalah badang usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan / atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan transaksi di Bursa Berjangka.
6. Pialang Berjangka
Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan
Kontrak Berjangka atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan / atau surat berharga
tertentu sebagai margin untuk menjamin transaksi Kontrak Berjangka.
7. Pialang Berjangka Anggota Kliring Tertentu
Pialang Berjangka Anggota Kliring Tertentu adalah perusahaan yang dapat menawarkan dan / atau
menyalurkan amanat Nasabah untuk transaksi kontrak berjangka ke bursa luar negeri. Saat ini telah
diberikan persetujuan kepada 3 perusahaan Pialang Berjangka, yaitu PT. Pacific 2000 Futures, PT.
Asia Kapitalindo Komoditi Berjangka, dan PT. Jalatama Artha Berjangka.
8. Pedagang Berjangka
Pedagang Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang hanya berhak melakukan transaksi
Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka untuk diri sendiri atau kelompok usahanya.
9. Penasihat Berjangka
Penasihat Berjangka adalah Pihak yang memberikan nasihat kepada pihak lain mengenai jual beli
Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka dengan menerima imbalan.
10. Sentra Dana Berjangka
Sentra Dana Berjangka adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana secara kolektif dari
masyarakat untuk diinvestasikan dalam Kontrak Berjangka.
11. Pengelola Sentra Dana Berjangka
Pengelola Sentra Dana Berjangka adalah pihak yang melakukan usaha yang berkaitan dengan
penghimpunan dan pengelolaan dana dari peserta Sentra Dana Berjangka untuk diinvestasikan
dalam Kontrak Berjangka.
12. Bank Penitipan
Bank Penitipan adalah bank tempat menyimpan rekening terpisah milik Nasabah (segregated
account).
13. Nasabah
Nasabah adalah pihak yang melakukan transaksi Kontrak Berjangka melalui rekening yang dikelola
oleh Pialang Berjangka.
Pengguna Kontrak Berjangka
Produsen, pengolah, pedagang, eksportir dan konsumen menggunakan Kontrak Berjangka sebagai

alat untuk melindungi dirinya dari resiko fluktuasi harga. Pasar berjangka menjanjikan kestabilan
pendapatan bagi produsen karena harga komoditinya dapat diprediksi dan di”kunci” dengan baik.
Di samping “hedger”, yaitu yang menggunakan Kontrak Berjangka untuk mengurangi resiko, dipihak
sebaliknya ada yang disebut “investor/specular” yaitu mereka yang ingin mencari keuntungan dari
adanya fluktuasi harga. Investor atau spekulator biasanya membeli Kontrak Berjangka pada saat
harga rendah dan menjualnya pada saat harga naik, atau sebaliknya menjual Kontrak Berjangka
pada saat harga diperkirakan akan mengalami penurunan dan membelinya kembali pada saat harga
rendah.

A. Perbedaan Bursa Berjangka dan Bursa Saham
Kontrak perdagangan berjangka tidak diterbitkan sebagaimana dalam
penerbitan saham tetapi "terbentuk" sewaktu ada pihak pembeli (disebut dengan
istilah long) dan ada pihak pembeli (yang disebut short) Pihak pembeli dan penjual
kontrak menciptakan kontrak baru setiap kali mereka mencapai kesepakatan. Kalau
bukan untuk menutup posisi long sebelumnya, pasti pihak penjual akan menjadi short.
Short dan long selalu berpasangan, dimana ada pihak yang memiliki posisi long, pasti
ada pihak yang short. di Bursa saham, jumlah efek yang terdaftaradalah terbatas.
Penjual, kecuali emiten, tidak dapat menciptakan saham itu, karena di pasar modal
penjual harus memiliki atau meminjam efek, sebelum boleh menjualnya. Sedangkan
pada bursa berjangka, pihak pembeli dan penjual kontrak menciptakan kontrak baru
setiap kali mereka mencapai kesepakatan. Kalau bukan untuk menutup posisi long
sebelumnya, pasti pihak penjual akan menjadi short. Short dan long selalu
berpasangan, dimana ada pihak yang memiliki posisi long, pasti ada pihak yang short.
Di pasar berjangka, investor mungkin merealisasi rugi atau laba, baik waktu
membeli maupun menjual, bila transaksi pembelian ataupun penjualan itu ditutup
posisinya. Baik pembeli maupun penjual mungkin tidak merealisasikan rugi atau laba
kalau pembelian atau penjualan itu terus membuka posisinya. Sedangkan pada pasar
modal, penjual tidak boleh short. Investor di pasar modal hanya akan mungkin
merealisasi rugi atau laba pada waktu menjual saham yang dimilikinya. Kemungkinan
laba hanya ada pada penjual, sedangkan pembeli hanya akan merealisasikan rugi atau
labanya pada waktu menjual.
Dipasar modal yang terjadi adalah perdagangan fisik di mana jual beli saham
dilakukan secara fisik, sehingga terjadi serah terima saham secara fisik dengan

kewajiban membayar senilai 100% dari transaksi, sedangkan dalam perdagangan
berjangka yang diperdagangkan adalah kontrak/janji atau kesepakatan untuk
menyerahkan atau menerima suatu barang tertentu di kemudian hari. Sebagai penjual
atau pembeli dalam pasar berjangka wajib menyerahkan sejumlah dana hanya sekitar
5 – 10% dari nilai komoditi yang ditransaksikan sebagai itikad baik (good faith) yang
disebut margin.
B. Kliring Derivatif
Atas setiap kontrak yang terdaftar dan merupakan suatu kontrak terbuka,
Lembaga Kliring akan melakukan perhitungan keuntungan dan kerugian atas kontrak
tersebut berdasarkan harga penyelesaian yang ditetapkan oleh Bursa.
Biasanya ada suatu badan yang bertanggung jawab untuk mengkliringkan dan
menjamin penyelesaian transaksi kontrak berjangka / derivatif / Spot dan kontrak
serah secara teratur, wajar, dan efisien sehingga mampu memelihara integritas pasar.
Sewaktu bursa derivatif seperti CBOE dan LIFEE bertanggung jawab atas
penyediaan suatu sarana untuk menciptakan efisiensi, transparansi, dan ketertiban,
penyelesaian transaksi dilakukan oleh Clearing Corporation (perusahaan kliring) atau
yang biasa disebut dengan Clearing Houses .
Contoh lain di Indonesia, P.T. Bursa Berjangka Jakarta selaku penyelenggara
dan penanggung jawab bursa perdagangan berjangka, namun kliring dan penyelesaian
transaksi dilakukan oleh P.T Kliring Berjangka Indonesia
C. Penyelesaian Transaksi
Atas transaksi berjangka yang dilakukan maka ada 4 cara yang biasanya
dilakukan untuk menyelesaiakan transaksi yang dilakukan untuk menutup posisi,
yaitu:
1. Penyelesaian transaksi secara likuidasi.
2. Penyelesaian transaksi secara tukar menukar fisik berjangka.
3. Penyelesaian transaksi secara penyerahan fisik aset turunan.

4. Penyelesaian transaksi secara tunai.

D. Penjamin Transaksi Berjangka
Kontrak derivatif adalah suatu kontrak yang memiliki tingkat gejolak harga
yang amat tinggi, kadang-kadang lebih bergejolak daripada aset acuannya (underlying
asset) dan ini dapat menjadikan salah satu pihak menderita kerugian yang sangat
besar sehingga tidak mampu menyelesaikan transaksi. Pada suatu kondisi
perdagangan yang aman maka para pihak yang melakukan transaksi memerlukan
suatu kepastian bahwa lawan transaksinya pasti akan memenuhi kewajibannya dalam
keadaan pasar yang bagaimanapun juga tanpa terkecuali. Kebutuhan ini dapat
menjadikan suatu pengaturan yang rumit dalam prosedur transaksi seperti taksasi
kredit, penetapan batasan transaksi, dan lain-lain pengaturan untuk masing-masing
pelaku transaksi, dan ini akan menjadikan perdagangan berjangka kehilangan daya
tariknya.
Untuk menghindari hal tersebut diatas maka lembaga kliring akan melakukan
fungsi novasi atau subtitusi untuk transaksi kontrak berjangka/derivatif yang
didaftarkan oleh anggota kliring pembeli dan penjual, dimana lembaga kliring akan
menjamin hak dan kewajiban pembeli untuk setiap anggota lliring penjual dan akan
menjamin hak dan kewajiban penjual terhadap setiap anggota kliring pembeli.
Lembaga kliring dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga penjamin
dan pengelolaan risiko menerapkan beberapa cara dalam mengelola risiko yang
dihadapinya, yaitu:


Pembinaan dan pengawasan kondisi keuangan anggota kliring.



Pemungutan dan pengelolaan margin



Penyesuaian harga harian



Pemisahan dana anggota kliring dalam rekening terpisah.



Dana kliring.



Penanggulangan cidera janji.

E. Margin pada Transaksi Berjangka
a. Margin yang dipungut oleh lembaga kliring
Lembaga kliring dalam melaksanakan perannya sebagai lembaga yang
melaksanakan kliring serta penjaminan atas transaksi anggota berjangka akan
mengenakan 2 macam margin yaitu :


Margin awal atau biasa disebut initial margin atau juga margin deposit yaitu
adalah dana yang khusus dicadangkan untuk menutup
Kerugian-kerugian yang mungkin timbul karena transaksi perdagangan

margin selama berlakunya kontrak transaksi perdagangan margin.


Margin Mark-To-Market Dimana pada setiap akhir hari perdagangan lembaga
kliring akan menilai ulang setiap posisi terbuka yang ada dengan
menyesuaikannya terhadap harga penyelesaian yang terjadi pada akhir hari
perdagangan tersebut (proses "mark to market"), dan sebagai akibat dari
proses penilaian ulang tersebut maka akan timbul kelebihan dan kekurangan
margin yang disebut variation margin dan lembaga kliring secara otomatis
akan mendebet rekening dari anggota kliring yang mengalami kekurangan
margin dan mengkredit rekening anggota kliring yang mengalami kelebihan
margin.

b. Margin yang dipungut oleh pialang perdagangan berjangka
Margin yang dipungut oleh pialang perdagangan berjangka ini disebut
"Margin nasabah" yaitu suatu dana yang berada pada pialang sebagai jaminan
atas kontrak terbuka dimana dana / jaminan tersebut harus lebih besar daripada
margin awal yang disetorkan oleh pialang anggota kliring pada lembaga
kliring.
F. Lembaga Yang Mengatur Transaksi Perdagangan Berjangka
Perdagangan berjangka diatur oleh sebuah lembaga yang merupakan lembaga
yang berdiri sendiri (independen) dan bisanya disebut dengan "self regulatory

organizations" atau SRO. Regulator perdagangan berjangka yang mengatur
perdagangan berjangka di beberapa negara antara lain :


Di Australia, peran ini dilaksanakan oleh Australian Securities and Investments
Commission (ASIC)



Di China oleh China Securities Regulatory Commission (CSRC)



Di Hong Kong,oleh Securities and Futures Commission (SFC)



Di India, oleh Securities and Exchange Board of India (SEBI)



Di Singapore oleh Monetary Authority of Singapore (MAS)



Di Inggris, oleh Financial Services Authority (FSA)



Di Amerika, oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC)



Di Indonesia, oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(BAPPEBTI).



Di Perancis, oleh French Commission des Operations de Bourse (COB)



Di Jerman, oleh Bundesaufsichtsamt Fur der Wertpapierhandel (BAWE)



Di Irlandia, oleh Central Bank of Ireland (CBI)



Di Italia, oleh Commissione Nazionale per le Societa e la Borsa (CONSOB)



Di Belanda, oleh Securities Board of Netherlands (STE)



Di Quebec, oleh Commission des Valeurs Mobilieres du Quebec (CVMQ)



Di Afrika Selatan, oleh Financial Services Board of South Africa (FSB)



Di Spanyol, oleh Comision Nacional del Mercado de Valores (CNMV).



Di Malaysia, oleh Commodities Trading Commission untuk perdagangan
berjangka komoditi dan oleh Securities Commission untuk perdagangan berjangka
mata uang.

Daftar Pustaka
http://ardra.biz/ekonomi/forex-online-margin-trading/bursa-berjangka-lembaga-kliringpialang-berjangka/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_berjangka
http://jizig.blogspot.co.id/2012/05/sejarah­bursa­berjangka­di­indonesia.html
http://klikharry.com/2012/11/06/pasar­barang­berjangka­bursa­komoditi/

http://koraninvestasi.blogspot.co.id/p/perdagangan­berjangka­komoditi.html