PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEDAGOGIK GURU SMK
NEGERI WAILIKUT KECAMATAN WAESAMA KABUPATEN BURU SELATAN
Farida Kilian
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Ambon
Email: faridakilian@gmail.com

A. Latar Belakang
Kata pendididkan berasal dari asal kata didik, yang artinya memelihara, merawat dan
memberi latihan agar seseoramng memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan.
Selanjutnya dengan penambahan awalan “pe” hingga menjadi pendidikan artinaya orang yang
mendidik.
Sedangkan secara teminologi menurut Ahmad Tafsir pendididkan adalah orang yang
bertanggung jawab tentang berlansungnya proses pertumbuhan dan perkembangan potensi anak
didik baik potensi kognitif maupun potensi psikomotorik, dalam UU sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 tahun 2003 pasal 6, dibedakan antara pendidikan dengan tenaga kependidikan. Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasih sebagai guru, dosen, konser, pamong belajar, istruktur, fasilitator dan sebutan lain
sesuai dengan kekususanya serta berpartisipasi dalam pendidikan.1

Dapat dimengerti bahwa penyelenggaraan sekolah menuntut para guru untuk memimpin
peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap hidup. Untuk itu kepala sekolah merupakan
personel sekolah yang bertanggung jawab penuh untuk penyelenggaraan seluruh kegiatan
1

138.

Ramyayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan islam, (Cet, II ; Jakarta: PT Kalam Mulia, 2009). 137-

pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinya. Kepala sekolah merupakan motor
penggerak, penentu arah kebijakana sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan sekolah
dan pendidikan pada umumnya direalisasikan, termasuk dalam kompetensi tenagah kependidikan
(guru). Kepala sekolah merupakan sala satu komponen yang berperan dalam meningkatkan
Kualitas pendidikan oleh karenya kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus melakukan
tahap-tahap kualitas pendidikan yaitu
1. Perencanaan, (planning), yaitu rencana yang dibuat oleh kepalah sekolah berupa rencana
tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya.
2. Pengorganisasian (organizing), yaitu kepala sekolah sebagai pemimpin harus menjadikan
kegiatan-kegiatan sekolah untuk itu kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja
yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya. Agar kegiatan sekolah akan

berjalan lancer dan tujuan akan dicapai
3. Pengarahan (directing) yaitu kegiatan membimbing anak buah dengan jalan memberi
perintah (komando), memberi petunjuk, mendorongkan semangat kerja, menegakan
disiplin, memberikan usaha lainya agar mereka dalam melakukan pekerjaanya mengikuti
arah yang ditetapkan.
4. Pengkordinasian (coordinating) ysitu kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugastugas sehingga terjalin kesatuana atau keselarasan keputusan , kebijaksanaan, tindakan,
langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan dan kekacauan.
5. Pengawasan (kontroling) yaitu tindakan atau usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil
kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainya yang telh
ditetapkan.2
untuk itu tugas kepala sekolah salah satunya adalah mampu mengarahkan bawahanya
yaitu guru-guru dari setiap bidang studi untuk lebih meningkatkan ilmu pedagogik.
Dengan begitu akan muda bagi seorang guru untuk mentrasfer ilmunya bagi peserta
didik. Pedagogik merupakan suatu kajian tentang pendidikan anak, berasal dari bahasa yunani
paedos yang artinya anak laki-laki dan agogos artinya mengantar, membimbing. Kemudian secra

kiasan pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah bimbingan anak kearah tujuan tertentu.
2

Daryanto Administrasi Pendidikan, (Cet, VIII; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm 81-82.


Dalam perspektif kebijakan nasional, sebagaimana tercantum dalam penjelasan peraturan
pemerintah No. 19 Thun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan yaitu Kompetensi
Pedagogik, Kepribadian, Sosial dan Professional.
Guru diharapakan dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan memiliki dan
menguasai keempat kompetensi tersebut. Tugas guru yang utama yaitu mengajara dan mendidik
murid dikelas dan diluar kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang memerlukan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap utama untuk menghadapinya dimasa depan. Menurut Badan
Nasional Pendidikan (2006:88), yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b. Pemahaman tantang peserta didik
c. Pengembangan kurikulum atau silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan diologis
f. Evaluasi hasil belajar
g. Pengembangan peserta didik unuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.3

Sedangkan menurut padriastuti kompetensi pedagogic yaitu meliputi

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,social, kultural,emosional
dan intelektual
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c. Mengembangkan kurikulum yang terjadi dengan tingkat perkembangan siswa
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik dengan memanfaatkan
teknologi dan komonikasih
e. Penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar

3

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Cet, II; Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hlm. 30-31.

Untuk itu peran kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk
memimpin sekolah, yaitu yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa.
Berdasarkan rumusan hasil studi diatas menunjukan betapa penting peranan kepala sekolah , hal
ini berarti, apabila seorang kepala sekolah ingin berhasil menggerakan para guru, staf dan para
siswa berprilaku dalam mencapai tujuan sekolah, maka kepala sekolah harus mengusahakan
berbagai kegiatn yang saling berkaitan tersebut dapat didayagunakan untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan.4
Sebua sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan tingkat

koordinasi yang tinggih. Menurut Koonz kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus
mampuh mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri
para guru untuk meningkatkan pembelajaran. Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah ia mempunyai wewenang dan
tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan
sekolah yang dipimpinya dengan dasar pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan
dan ketrampilan.5
Pendidikan agama islam sebagai program dari pendidikan nasional mempunyai fungsi
strategi dalam proses sosialisasi nilai-nilai agama islam PAI berfungsu untuk mencerdasakan
intelektual emosional dan sprirual siswa dengan demikian pendidikan agama islam mencakup
pembinaan dan pengembangan seluruh aspek kehidupan.
Pendidikan agama islam sebagai dari program pendidikan nasional untuk itu kepala
sekolah harus mampu mengembangkan kompetensi guru pendidikan agama islam, agar materi
pendidikan agama islam tidak hanya sebagai materi pokok dalam pembelajaran tetapi nilainilainya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Di SMK NEGERI WAELIKUT merupakan sekolah kejuruan, dan Tenaga kependidikan
telah memenuhi kualifikasi strata satu, terutama guru PAI tetapi pengalaman mengajarnya masih
kurang maka hasil yang dicapai belum optimal, metode pembelajaran yang menonton dan
4

Uyoh Sadulloh, Pedagogik Ilmu Mendiidk.(Cet, II; Bandung: PT Alfabeta,2011), 1-2 dan 127-128.


5

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Cet, VIIII; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada). Hlm 106.

dipakai juga kurang bervariasi sehingga hal ini berdampak kepada peserta didik, di samping itu
juga usaha pembinaan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogic guru belum
terlaksanakan secara maksimal dalam tenaga kependidikan.
Kepala sekola juga jarang mengadakan pelatihan atau worshkop untuk guru-guru dalam
meningkatkan kinerjanya karena pelatihan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
evektifitas sebuah sekolah, padahal pelatihan memberikan kesempatan kepada guru untuk
mendapatkan pengetahuan, ketramilan, dan sikap baru yang mengbah prilakunya yang pada
akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar.. Sehingga hal ini membuat para guru bidang studi
terutama guru PAI kurang diperhatikan dalam peningkatan ilmu pedagogiknya sehingga
dampaknya terdapat pada peserta didik.
Oleh karena itu dari permasalahan diatas , maka memjadi keharusan untuk diteliti dan
dikaji lebih mendalam tentang posisi kepala sekolah sebagai seorang pemimpin serta mampuh
membimbing bawahanya yaitu setiap guru bidang studsalah satunya guru PAI

untu lebih


mengenal ilmu pendidikan anak (pedagogic).
Dari latar belakan tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti” peran kepala sekolah dalam
meningkatkan pedagogic guru Agama Islam SMK NEGERI waelikut kecamatan waesama
kabupaten buru selatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogic guru
pendidikan agama islam di SMK NEGERI WAELIKUT ?
2. Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan kompetensi guru pedagogic
pendidikan agama islam di SMK NEGERI WAELIKUT ?
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
a. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
pedagogic guru pendidikan agama islam di SMK NEGERI waelikut
b. Untuk mengetahui apa saja kendala yang terdapat di SMK NEGERI waelikut
dalam meningkatkan kompetensi pedagogic guru
pendidikan agama islam

D. Kajian Pustaka
kajian pustaka penting dilakukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari

penelitih yang suda ada yang didasarkan pada riteratur yang berkaitan dengan “peran kepala
sekolah dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik guru PAI di SMK NEGERI waelikut

kecamatan Waesama kabupaten buru selatan
1. Skripsi Rospia Siadia 2017 Dengan Judul “Kompetensi Pedagogic Guru Pai Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA MUHAMMADIYAH guru
limboro kecamatan huamual kabupaten seram bagian timur. penelitianya tentang “motivasi
belajar peserta didik” skripsi ini lebih terfokus kepada motivasi belajar peserta didik.
sedangkan yang akan saya teliti lebih terfokus kepada pedagogic guru PAI dan berlokasih
di smk negeri waelikut.
2. Hardin Waly 2017 Dengan Judul Skripsi” Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru PAI di SMP Persiapan Dusun Tomi-Tomi Desa Talahupu
Kecamatan Waesala Kabupataen Seram Bagian Timur” Penelitianya Lebih Tearah Kepada
Kinerja Guru Pai Di Smp Persiapan Dusun Tomi-Tomi, Dan Yang Akan Saya Teliti Lebih
Terfokus Kepada Pedagogic Guru PAI Dan Berlokasi Di SMK NEGERI Waelikut.
3. Dubeng Saputra Hasan 2017,

Skripsinya Berjudul” Peran Kepala Sekolah Dalam


Meningkatkan Kompetensi Kepribadian Guru PAI di SMP LKMD Labuang Timur
Kecamatan Pulau Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat” penelitianya lebih terarah
kepada kompetensi kepribadian guru PAI, sedangkan yang akan saya teliti pedagogic guru
PAI dan berlokasih di SMK NEGERI waelikut kecamatan waesama kabupaten buru selatan

E. Landasan Teori
1. Pengertia pendidikan
Menurut Syamsul Yusuf, Pendidikan merupakan asset yang tak ternilai bagi individu dan

masyarakat. pendidikan tidak perna dapat dideskripsikan secara gambalan haya dengan mencatat

banyaknya jumlah siswa, personel yang teribat, harga bangunan dan fasilitas yang dimiliki.
sedangkan Dalam UU No 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 berbunyi pendidkan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam ragkah mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan agar berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwah kepada tuhan yang maha esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Kata pendididkan berasal dari asal kata didik, yang artinya memelihara, merawat dan

memberi latihan agar seseoramng memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan.
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu
adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan

hanya

melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung oleh
peningkatan profesionalisasi dan sistem manejemen tenaga kepenidikan serta pengembangan
kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan
demi pencapaian cita-citanya.6
Sedangkan hakikat pendidikan adalah
a. pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandi keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan
b. kewibawaan pendidik, pendidik merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi
lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat,
c.

pendidik meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat, pendidik berlansung
seumur hidup


d. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya7
2. kepala sekolah .

6 Syamsul Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konselin, (Cet, VIIII; Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), 2-3.
7

2014), 12.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, (Cet, VII; Bandung: Alfabeta,

Menurut Koonz kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampuh mendorong timbulnya
kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru untuk meningkatkan
pembelajaran. Sedangkan menurut Wahjosumidjo, Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah ia mempunyai wewenang dan tanggung
jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang
dipimpinya dengan dasar pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan.
Kepalah sekolah merupkan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan
sekolah ia mempunyai wewenang dan tangging jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan
pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinya.
Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat
dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kata
“memimpin” dari rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu kemampuan untuk mengerakan segala
sember yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan yang tea ditetapkan.
Kepala sekolah, berkaitan erat dengan keberhasilan suatu sekolah, yaitu pembinaan program
pembelajaran, sumber daya manusia, sumber daya materil, dan hubungan kerjasama yangbaik dengan
masyarakat. berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar bahwa seorang kepala sekolah
dan sekolah yang berhasil menunjukan adanya
a. Keterkaitan terhadap perbaikan pelajran
b. Pengetahuan dari atau partisipasi yang kuat didalam aktifitas kelas
c. Pemantauan terhadap penggunaan afektivitas waktu pelajaran
d. Usaha membantu efektivitas program tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran. 8
Oleh sebab itu betapa pentingnya pembinaan pengajaran sebagai suatu usaha memperbaiki rogram
pengajaran untuk dipahapi oleh setiap kepala sekolah dengan mengetahui dan memahami tahap-tahap
proses perbaikan pengajaran akan membantu para kepala sekolah untuk melaksanakan pembinaan
program pengajarantahap-tahap kualitas pendidikan yaitu

8

83.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Cet, VIIII; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada). hlm,81-

1. Perencanaan, (planning), yaitu rencana yang dibuat oleh kepalah sekolah berupa rencana
tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya.
2. rganisasian (organizing), yaitu kepala sekolah sebagai pemimpin harus menjadikan
kegiatan-kegiatan sekolah untuk itu kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja
yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya. Agar kegiatan sekolah akan
berjalan lancer dan tujuan akan dicapai
3. Pengarahan (directing) yaitu kegiatan membimbing anak buah dengan jalan memberi
perintah (komando), memberi petunjuk, mendorongkan semangat kerja, menegakan
disiplin, memberikan usaha lainya agar mereka dalam melakukan pekerjaanya mengikuti
arah yang ditetapkan.
4. Pengkordinasian (coordinating) ysitu kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugastugas sehingga terjalin kesatuana atau keselarasan keputusan , kebijaksanaan, tindakan,
langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan dan kekacauan.
5. Pengawasan (kontroling) yaitu tindakan atau usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil
kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainya yang telh
ditetapkan
3. pedagogic ( ilmu mendidik)
Tugas guru yang utama ialah mengajar dan mendidik murid dikelas dan diluar kelas. Guru selalu
berhadapan dengan murid yang memerlukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap utama untuk
menghadapi hidupnya dimasa denpan untuk itu seorang guru harus menguasai ilmu pedagogic. Kata
pedagogik berasal dari bahasa Yunani yaitu paedos yang berarti anak laki-laki dan Agogos yang artinya
mengantar, membimbing. Kemudian secara khiasan pedagogic adalah ilmu yang mempelajari masalah
bimbingan secara mandiri yaitu supaya ia kelak mampu secara mandiri dapat menyelesaikan tugas
hidupnya. Pedagogic lebih menipberatkan pada pemikiran, perenungan tentag pendidikan. Suatu
pemikiran bagaimana kita membimbing anak, dan mendidik anak.9

Menurut Langveld (1980), membedakan pedagogic dengan pedagogi. Pedagogic lebih diartikan
dengan ilmu mendidik, lebih menikberatkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan.
Suatu pemikiran bagaimana seoarng guru membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah
pedagogi berarti pendidikan yang lebih menyakut kepada praktek. Pedagogic merupakan suatu

9

Uyoh Sadullah, pedagogic ilmu mendidik, ( Cet II; Bandung : Alfabetta, 2011).hlm1-2.

kajian yang secara teliti, kritis, dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai
hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuaan pendidikan serta hakikat proses pendidikan. Guru
sebagai pendidik harus mempunyai kewibawaan, interaksi atau hubungan pendidikan tersebut
biasanya diwarnai oleh aspek pendidikan yang didasari oleh kewibawaan.
Dalam proses pendidikan, pendidikan memegang peran yang sangat penting dan
menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidik merupakan orang yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dalam hal ini guru dan sasarannnya adalah peserta didik.
untuk itu seorang guru harus mengenal ciri-ciri dari peserta didiknya yakni sifat anak secara
umum dan secara khusus agar pendidikannya sesuai dengan yang diharapkan dan hal ini dapat
dipelajari dari psikologi perkembangan.10
Gurunsebagai arsitek perubahan perilaku peserta didik dan sekaligus model panutan para peserta
didik dituntut memiliki kopetensi yang paripurna yaitu:
a. Konpetensi pedagogic
b. Kompetensi kepribadian
c. Kompetensi social
d. Kompetensi professional
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai seorng guru adalah kompetensi pedagogik.
Karena guru selalu berhadapan dengan murid dikelas dan diluar kelas untuk itu seorang guru
harus memahami hakikat pendidikan dan konsep yang terkaid dengannya. Pemahan yang benar
dengan konsep pendidikan tersebut akan membuat guru sadar posisi strateginya ditengah
masyarakat dan peranannya yang besar bagi upaya pencerdasan generasi bangsa.

Kompetensi pedagogic yang harus dikuasai guru atau pendidik:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, social, kultural,
emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip yang mendidik.
10

Muhibin syah, psilokogi pendidikan, ( Bandung: PT Rosda Karya Offest, 1996). Hlm. 227.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampuh.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yanag mendidik.
e. Memanfaatkan tenologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
g.

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan oeserta didik.

h. Menyelenggarakan penilaian evalusi proses dan belajar.
i. Memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif, peningkatan kualitas pembelajaran.11

4.

Guru Pendidikan agama islam

Menurut abudin natta yaitu Tugas seorang guru sebagai guru pendidikan agama Islam
mempunyai tiga prinsip. Pertama, merupakan proses pemberaian bantuan pencapaian tingkat
kesempurnaan yaitu manusia yang mencapai tingkat keimanan, berilmu yang disertai amal saleh.
Kedua, sebagai model yakni Rasullah SAW sebagai Uswatun Khasanah karena mempunyai
ahlak mulia. Ketiga, pada diri manusia terdapat potensi baik dan potensi buruk.
Oleh karena itu, pendidikan agama islam ditekankan untuk mengembangkan fitrah
keberagamaan dan sumber insan agar lebuh mampu memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama islam dengan baik and benar untuk memperoleh keselamatan dan
kesejahteraan hidup. Pendidikan agama islam bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan
ketrampilan untuk keperluan hidup didunia, juga dibarengi dengan pemberian bekal nilai-nilai
ahlak, membina hati dan rohaninaya sehingga menjadi hamba Allah SWT yang baik, bahagia
didunia dan diakhirat. Untuk itu peranan guru agama islam yaitu menanamkan nilai-nilai islam
sehingga pendidikan islam bukan hanya sebagai materi pelajaran saja akan tetapi nilai-nilai
pendidikan islam itu bisa di tanamkan didalam setiap diri peserta didik, sehingga mereka bisa
mengemalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 12
F. Metode Penelitian

11

Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Cet IV; Bandung : PT Refika Aditama, 2014). hlm 96-97.

12

Zakia Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) ,hlm. 28.

Metode penelitian pendidikan yaitu cara ilmuah untuk mendapatkan data yang valid,
dikembang dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada giliranya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.13
1.

Tipe penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif . penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosil, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran seorang
secara individual maupun kelompok.14

2.

Subjek penelitian
Subjek penelitian yaitu responden merupakan 2 orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan tertulis maupun lisan. Sedangkan populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi,

15

subjek yang diambil sebagai

sampel penelitian ini diambil dengan teknik propose sampling. Sampling adalah suatu cara
dengan mengambil sampel yang reprensatif dari populasi.
3.

Teknik pengumpulan data
a. Pedoman wawancara

Wawancara yaitu bertemu dua orang atau lebih untuk memberikan informasi dan ide melalui
Tanya jawab, sehingga dapat memecahkan topic yang dibahas.

16

Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara mendalam , yaitu ada jawaban atau informasih yang masih
kurang memuaskan karena masi bersifat umum. Yang bersifat netral. ada jawaban informasi
yang kurang meyakinkan , maka peril ditamba lagi pertanyaan
13

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D), (Bandung:

Alfabeta), hlm. 6.
14

Nana Syaodi Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013).

15

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hlm.

16

Lexy J Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014). hlm, 9.

hlm, 60.

172-173.

b. Observasi
Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai perhatian yang terfokus pada kejadian,
gejala atau sesuatu. Metode observasi sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
spesifik, yaitu observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang lain

4. Analisis data
Menurut muhajir setelah proses pengumpulan data, proses selanjutnya yaitu analisis data.
Analisis data atau penafsiran data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis
temuan penelitian melalui pengamatan dan wawancara untuk meningkatkan pemahaman
penelitian tentang focus yang dikajidan menjadikanya sebagai temuan untuk orang lain,
mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi, dan menyajikanya. Perlu adanya analisis data dan
penafsiran pada data yang telah terkumpul, proses analisis data melalui beberapa tahap.17
a. Reduksi data
Adalah proses pemilihan, pemusat perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
traspormasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan
b. Penyajian data
Adalah proses dimana penyajian sekumpulan informasi tersusun yang membri
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
c. Menaik kesimpulan / vertifikasi
Menarik kesimpulan merupakan tahap mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan,
pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan
proposisi, sedangkan vertifikasi merupakan tahap untuk menguji kebenaran, kekokohan
dan kecocokanya

17

Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam PendidikanDan Bimbingan Konseling, (Depok: PT

RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 141.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
Daryanto ,Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014
Darajat Zakia, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Prenada Media Group, 2012
Moleong Lexy J, Metedologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Nizar Samsul Ramyayulis, Filsafat Pendidikan islam, Jakarta: PT Kalam Mulia, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D),
Bandung: Alfabeta, 2012.
Sukmadinata Syaodi Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013.
Sadulloh, Uyoh, Pedagogik Ilmu Mendiidk, Bandung: PT Alfabeta, 2011.
Syah, Muhibin, psilokogi pendidikan, Bandung: PT Rosda Karya Offest, 1996.
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung : PT Refika Aditama,
2014.
TIM Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung:Alfabeta,
2014.
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam PendidikanDan Bimbingan Konseling, Depok: PT
RajaGrafindo Persada, 2012.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
2011.
Yusuf, Syamsul, Landasan Bimbingan dan Konselin, Bandung: PT RemaRosdakarya, 2016.