TINJAUAN SEJARAH K.H. MOH. BAQIR ADELAN DALAM MENGEMBANGKAN ENTERPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUT THOLABAH KRANJI PACIRAN LAMONGAN TAHUN 1958-1990.

(1)

TINJAUAN SEJARAH K.H. MOH. BAQIR ADELAN DALAM MENGEMBANGKAN ENTERPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUT THOLABAH

KRANJI PACIRAN LAMONGAN TAHUN 1958-1990 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh Ah. Nurul Firdaus

NIM: A82212140

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN AMPEL

SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Tinjauan Sejarah K.H. Moh. Baqir Adelan dalam Mengembangkan Enterpreneurship di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan Tahun 1958-1990.Adapun masalah yang diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana biografi K.H. Moh. Baqir Adelan? (2) Bagaimana profil Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah yang dipimpin oleh K.H. Moh. Baqir Adelan? (3) Bagaimana usaha K.H. Moh. Baqir Adelan dalam mengembangkan enterpreneurship di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah tahun 1958-1990?

Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode penelitian sejarah, yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) heuristik adalah pengumpulan data yang terdiri dari sumber benda maupun lisan serta sumber buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. (2) kritik. (3) interpretasi. (4)

historiografi. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan historis yang mendiskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori sejarah naratif, yang dibawakan oleh K.H. Moh. Baqir Adelan seorang pelaku dalam panggung sandiwara dan teori continuity and change yang dikutip oleh Zamakhsyari Dhofier.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) K.H. Moh. Baqir Adelan lahir pada tanggal 30 Agustus 1934. Beliau menuntut ilmu pertama kali di Madrasah Salafi Tarbiyatut Tholabah dan melanjutkan ke Pondok Al-Amin Tunggul yang dioleh K.H. Amin Musthofa, Paman beliau sendiri. setelah itu selama enam tahun beliau pergi ke Jombang untuk mondok di Tambakberas selama 2 tahun dan Denanyar selama 4 tahun. pada tahun 1958 beliau kembali ke pondok. Beliau menjadi pengasuh Pondok Pesantre Tarbiyatut Tholabah pada tahun 1976. Beliau wafat pada usia 72 tahun yang bertepatan dengan tanggal 15 Mei 2006. (2) pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah didirikan tahun 1898 M. di desa Kranji Paciran Lamongan. pondok Tarbiyatut Tholabah didirikan oleh K.H. Musthofa. Dulu pondok tersebut hanya terdapat berupa asrama dan masjid saja, namun dengan perkembangan zaman yang menuntut akan adanya lembaga formal untuk memenuhi intruksi dari kementrian pendidikan. Sekarang, pondok tersebut mempunyai lembaga formal diantaranya adalah: MI, MTs, MA dan STAIDRA. (3) selain seorang kiai, K.H. Moh. Baqir Adelan adalah seorang yang mempunyai jiwa enterpreneurship. Hal ini dibuktikan dengan usaha beliau dalam mendirikan UD. Barokah Sejati. Bukan hanya itu, sebelum mempunyai usaha meubel (UD. Barokah Sejati) beliau sudah mempunyai usaha dalam bidang penyedia kitab-kitab yang dibutuhkan oleh lembaga ma’arif di daerah Paciran.


(7)

ABSTRACT

The title of the thesis is The Contemplation of K.H Moh. Baqir Adelan in Evolving the Entrepreneurship on Trabiyatut Tholabah of Islamic Boarding School Kranji Paciran Lamongan 1958-1990. Therefore, this thesis tries to investigate the research of problems: (1) how is the biography of K.H Moh. Baqir Adelan? (2) How is the profile of Tarbiyatut Tholabah of Islamic boarding school that led by K.H Moh. Baqir Adelan? (3) How is the exertion of K.H Moh. Baqir Adelan in Evolving the Entrepreneurship on Trabiyatut Tholabah of Islamic Boarding School at 1958-1990?

For answering the research problems, the researcher use history research method into some steps (1)heuristicis collecting the data from resources of object, oral (interview) and some books which correlate with this research. (2) Critic.(3)

Interpretation. (4) Historiography. Therefore, this history approach is descripting the phenomenon which is happened in the past. In this concern, the researcher use narrative history theory that delivered by K. H Moh. Baqir Adelan as a subject in the trodden boards also continuity theory and change as quoted by Zamakhsyari Dhofier.

From this research conclude that (1) K.H Moh. Baqir Adelan was born on 30th August 1934. He studied for the first time in Tarbiyatut Tholabah of Islamic School and continued into Al-Amin of Islamic Boarding School which led by his own uncle, K.H. Amin Muthofa. Then, he went to Tambak Beras of Islamic Boarding School for 2 years and Denanyar Islamic Boarding School for 4 years. On 1958, he was return in his first Islamic boarding school and be a leader on 1976. He died on 72 years old that be in conformity at 15thMay 2006. (2) Tarbiyatut Tholabah is built on 1989 M by K.H Musthofa in Kranji Paciran Lamongan. The first building, there were only dormitory and mosque. But, since globalization era which is suing to build the formal institute for complying the instruction of education ministry. The formal institutes are: MI, MTS, MA and STAIDRA. (3) Besides a

Kiai, K. H Moh. Baqir Adelan is a man who has soul of entrepreneurship. This is proven by his business in building UD. Barokah Sejati. Not only those, before having the furniture business, he was already having the business as a provider book which needed by ma’arif institution in Pacitan.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Kegunaan penelitian ... 5

E. Pendekatan dan Kerangka Teori ... 6

F. Penelitian Terdahulu ... 7

G. Metode Penelitian... 8


(9)

BAB II BIOGRAFI K.H. MOH. BAQIR ADELAN

A. Kelahiran K.H. Moh. Baqir Adelan ... 17

B. Silsilah K.H. Moh. Baqir Adelan ... 18

C. Riwayat Pendidikan K.H. Moh. Baqir Adelan ... 19

D. Jabatan K.H. Moh. Baqir Adelan ... 20

E. Metode Dakwah K.H. Moh. Baqir Adelan ... 20

F. Pengalaman Hidup K.H. Moh. Baqir Adelan ... 22

G. Detik-detik K.H. Moh. Baqir Adelan Wafat ... 23

BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN TARBIYATUT THOLABAH A. Arti Pesantren... 25

B. Ciri-ciri Pesantren... 27

C. Berdirinya Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah ... 28

D. Letak Geografis Desa Kranji... 30

E. Desa Kranji Dilihat dari Historis ... 31

F. Visi, Misi, Tujuan dan Usaha Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah ... 31

G. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah ... 32

1. K,H Musthofa (1898-1950)... 32

2. K,H Abdul Karim (1950-1957)... 34

3. K,H Adelan Abdul Qodir (1950-1976) ... 35

4. K,H. Moh. Baqir Adelan (1976-2006) ... 39


(10)

H. Perkembangan Pendidikan Formal di Pondok Pesantren Tarbiyatut

Tholabah... 41

1. Madrasah Salafiyah... 41

2. Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatut Tholabah ... 42

3. Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatut Tholabah... 44

4. Madrasah Aliyah Tarbiyatut Tholabah ... 48

5. Staidra ... 49

BAB IV USAHA K.H. MOH. BAQIR ADELAN DALAM BIDANG ENTERPRENEURSHIP A. Definisi dan Pengertian Enterpreneurship ... 52

B. Sejarah Enterpreneurship ... 53

C. Tahap-tahap Enterpreneurship ... 54

D. Perjalanan K.H. Moh. Baqir Adelan dalam Bidang Enterpreneurship... 56

1. Langkah Awal Dimulai tahun 1954-1958... 56

2. Langkah Kedua Dimulai tahun 1954-1958 ... 58

3. Langkah Ketiga Dimulai tahun 1975-1990... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya mengajarkan agama Islam. Pesantren di Indonesia telah menjadi pusat pembelajaran dan dakwah. Ia telah memainkan peranan penting karena merupakan sistem pembelajaran dan pendidikan tertua di Indonesia.1 Banyak sekali pesantren yang didirikan di seluruh Indonesia, khusunya di Jawa Timur. Di Jawa Timur terdapat lebih dari 20 pesantren yang tersebar mulai dari pesisir pantai utara, selatan maupun di daerah pedalaman. Semua pesantren itu didirikan dengan tujuan untuk menyebarkan agama Islam.

Pesantren memiliki sebuah metode pengajaran sendiri. Metode inilah yang membuat pesantren sangat berbeda dengan lembaga formal yang ada, seperti; SD, SMP dan SMA. Metode yang digunakan dalam pesantren adalah sorogan dan bandongan. Sejak dulu, dua metode ini sudah dipakai dan sampai sekarang tetap dipertahankan. Karena keduanya merupakan metode yang digunakan di sebuah pesantren. Dalam dua metode itu berbeda cara penerapannya. Dalam bandongan, pengetahuan santri tentang tata bahasa Arab dianggap cukup, sehingga cara ini diadakan untuk mereka yang sudah memperoleh pemahaman dasar tentang

1 Ending Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara,


(12)

2

bahasa Arab dan Al-Qur’an. Sebaliknya, sorogan diberikan kepada siapa saja yang ingin mendapatkan penjelasan yang lebih detail tentang berbagai masalah yang dibahas dalam sebuah kitab.2

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cukup pesat, para tokoh pemikir Islam membuat kajian tentang pesantren. Di mana sebuah pesantren bisa dikatakan sebagai pesantren haruslah mempunyai tiga unsur. Ketiga unsur tersebut ialah;

1. Kiai

2. Asrama

3. Santri

Dengan begitu sebuah pesantren akan terasa lengkap jika tiga unsur tersebut bisa terpenuhi. Itu semua mengacu pada semakin banyaknya santri yang datang dari berbagai daerah. Sehingga kebutuhan akan tempat tinggal pun harus disediakan. Atas kebutuhan tersebut mau atau tidak pesantren harus bisa menyediakan tempat tinggal (asrama).

Ternyata dalam perjalannya, pesantren juga harus mengikuti perkembangan zaman yang menuntut untuk didirikannya lembaga yang formal seperti MI, MTs, dan MA. Lembaga formal ini harus ditambahkan dalam sebuah pesantren sebab zaman yang semakin modern ini menuntut adanya sebuah ijazah jika mau mencari kerja. Hal inilah yang mendorong pesantren Tarbiyatut Tholabah mendirikan sebuah lembaga formal. Pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah merupakan salah satu pondok


(13)

3

tertua yang ada di Jawa Timur. Itu bisa dipahami dari unsur seperti di atas yang sudah di penuhi oleh pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah. Pada tahun 1898 M3 unsur-unsur seperti, adanya seorang kiai dan santri-santri serta asrama untuk tempat tinggal para santri yang datang dari luar desa Kranji. Pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah ini didirikan K.H. Musthofa di desa Kranji Paciran Lamongan. Tanah untuk mendirikan pondok tersebut adalah hibah dari H. Harun (santri K.H. Musthofa). inilah cikal bakal pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah yang masih kokoh berdiri hingga sekarang.

K.H. Musthofa merupakan pendiri sekaligus pengasuh pertama Pondok pesntren Tarbiyatut Tholabah, dan saat ini pondok tersebut diasuh oleh K.H. Moh. Nasrullah Baqir telah mengalami pergantian sebanyak 5 kali pengasuh, sebagai mana yang disebutkan dibawah ini:

1. K.H. Musthofa (1898-1950) 2. K.H. Abdul Karim (1950-1957)

3. K.H. Adelan Abdul Qodir (1957-1976) 4. K.H. Moh. Baqir Adelan (1976-2006)

5. K.H. Moh. Nasrullah Baqir (2006-sekarang).4

3 ABD. Rauf Djabir, K.H. Musthofa; Riwayat hidup Perjuangan & Keturunannya (1871-2004)

(Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa, 2004), 18.

4 Ahmad Budiman, “Profil Pondok Pesantren TABAH”, budimanyudistira.blogspot.co.id,

http://budimanyudistira.blogspot.co.id/2014/06/profil-singkat-pon-pes-tarbiyatut.html, Rabu, 25 Mei 2016.


(14)

4

Dalam sebuah pondok, sedikit sekali yang mempunyai usaha sendiri untu membiayai kebutuhan pondok tersebut. Kebanyakan pondok hanya menunggu seorang donatur untuk sedikit menyumbangkan hartanya untuk pondok. Namun, di pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah sudah mempunyai usaha sendiri untuk mem-backupoperasional pondok tersebut. K.H. Moh Baqir Adelan adalah sosok yang merintis usaha tersebut. Usaha yang beliau tekuni pertama kali adalah mendirikan sebuah meubel. Meubel ini melayani pembuatan perahu untuk nelayan di desa Kranji. Kemudian berkembang menerima pesanan meja, kursi dll.

Tidak banyak seorang kiai yang mempunyai dan mewujudkan ide untuk mendirikan sebuah usaha. Usaha seperti ini pasti membutuhkan keberanian yang besar dan juga dana yang tidak sedikit. Hal inilah yang membuat penulis penasaran, sebernarnya faktor apa yang membuat beliau berani membuat gebrakan baru tersebut. Padahal beliau bukanlah seorang sarjana lulusan ekonomi. Bukan hanya itu, penulis juga ingin mengetahui usaha apa saja yang dilakukan beliau untuk memajukan pondok tersebut selain mendirikan meubel.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi K.H. Moh. Baqir Adelan?

2. Bagaimana profil Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah yang dipimpin oleh K.H. Moh. Baqir Adelan?


(15)

5

3. Bagaimana usaha K.H. Moh. Baqir Adelan dalam mengembangkan enterpreneurshi di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah tahun 1958-1990?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Biografi K.H. Moh. Baqir Adelan.

2. Untuk mengetahui profil dari pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah.

3. Untuk mengetahui usaha K.H. Moh. Baqir Adelan dalam

mengembangkan enterpreneurshi di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah?

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai sumbangan akademisi penulis kepada almamater yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang tak terhingga manfaatnya sejak duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah hingga Madrasah Aliyah. 2. Sebagai karya ilmiyah, penulis berharap karya ini bisa memberikan

wawasan baru kepada kalangan akademisi yang lain, juga untuk masyarakat umum. Khususnya para alumni Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah.


(16)

6

E. Pendekatan dan Kerangka Teori

Dalam proposal ini penulis akan memakai pendekatan historis. Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja yang terjadi di masa lampau.

Dalam hal ini pertama penulis memakai teori continuity and change yang menguraikan secara rinci masalah-masalah kesinambungan didalam maupun diluar pondok Tarbiyatu Tholabah. hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan yang terjadi bahwasanya ketika pemikiran baru yang muncul mempunyai kekuatan dan dorongan yang kuat yang ada pada sebelumnya, maka pemikiran yang akan datang dengan kekuatan dan dorongan maka akan terjadi perubahan.

Selain itu penulis memakai kerangka teori sejarah naratif. Menurut sartono Kartodirjo, yang dimaksud sejarah naratif adalah sejarah yang mendeskripsikan tentang masa lampau dengan merekonstruksikan apa yang terjadi, serta diuraikan sebagai cerita, dengan perkataan lain kejadian-kejadian penting diseleksi dan diatur menurut poros waktu sedemikian hingga tersusun sebagai cerita.5 Sejarah naratif ini dirasa lebih

baik digunakan dalam proposal ini sebab masih banyak saksi mata yang langsung berinteraksi dengan K.H. Moh. Baqir Adelan.

5 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia,


(17)

7

F. Penelitian Terdahulu

Untuk menghindari adanya kesamaan dalam penelitian, maka penulis perlu menampilkan hasil penelitian sebelumnya. Sebelum penulis membahas tentang “Perkembangan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah di Era Pengasuh K.H. Moh. Baqir Adelan, Kranji Paciran Lamongan, sudah banyak pembahasan yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah. Di antaranya adalah;

1. Korelasi pemilihan jurusan terhadap kesenjangan komunikasi antar pribadi siswa Madrasah Aliyah Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan yang di tulis oleh Fathul Mufid. Skripsi ini menekan pada hubungan komunikasi antar sesama siswa Madrasah Aliyah Tarbiyatut Tholabah.

2. Upaya guru agama dalam meningkatkan mutu lulusan (output) di MTs Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan oleh Fatimatus Zuhroh. Skripsi ini penekananya lebih kepada tenaga pengajar di MTs Tarbiyatut Tholabah dalam meningkatkan mutu lulusannya.

3. Persepsi dan sikap masyarakat santri pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur terhadap bank syari’ah oleh Ali Mujib. Tesis ini penekananya pada pandangan santri Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah terhadap adanya Bank Syariah.

Dengan demikian judul yang diambil oleh penulis ini tentang ”Tinjauan Sejarah K.H. Moh. Baqir Adelan dalam Mengembangkan Enterpreneurship di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji


(18)

8

Paciran Lamongan Tahun 1958-1990” berbeda titik fokusnya. Dalam penelitian ini penulis lebih menitik beratkan pada usaha beliau dalan bidang enterpreneurship dan mengembangkan pondok dalam pendidikan.

G. Metode Penelitian

Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan bertujuan untuk dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu ilmu pengetahuan

tertentu sehingga pada saat gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Menurut Nugroho Notosusanto, metode sejarah mempunyai empat langkah kegiatan, yaitu Heuristik, Kritik Sumber (verifikasi), Interpretasi dan Historiografi.6

1. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani hueriskan yang artinya mempeoleh.7Heuristik merupakan tahapan mengumpulkan sebanyak-banyaknya sumber sejarah yang relevan dengan tulisan yang akan dikaji. Sumber sejarah merupakan bahan-bahan yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang nantinya digunakan sebagai instrumen dalam pengolahan data dan merekonstruksi sejarah.

6Dimas Angga, “Metode Penulisan Sejarah Pada Karya Ilmiyah”,gandrungrontak.blogspot.co.id,

http://gandrungrontak.blogspot.co.id/2013/11/metode-penulisan-sejarah.html. 25 Mei 2016.


(19)

9

Sedangkan menurut Dr. Lilik Zulaicha, heuristik adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengupulkan sumber-sumber, data-data atau jejak sejarah. Sejarah tanpa sumber maka tidak bias bicara. Maka sumber dalam penelitian sejarah merupakan hal yang paling utama yang akan menentukan bagaimana aktualitas masa lalu manusia bias dipahami oleh orang lain.8 Pengumpulan data ini bisa dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah kesaksian seseorang yang melihat dan merasakan langsung kejadian tersebut. Sedangkan sumber sekunder adalah kesaksian seseorang yang tidak melihat kejadian tersebut namun masih bias merasakan akibat dari kejadian tersebut.

Sumber primer dan sekunder ini bias saja berupa buku-buku,

dokumen maupun rekaman dimana buku–buku dan dokumen tersebut

hasil karya saksi mata yang dituangkan dalam tulisan.

Pada tahapan pertama ini penulis akan mengumpulkan beberapa rekaman wawancara dengan beberapa saksi mata yang langsung melihat dengan mata kepala sendiri amal-amal dan perilaku K.H. Moh. Baqir Adelan. Pun para saksi mata juga merasakan sendiri kebijakan, pengambilan keputusan, perkembangan baik secara fisik maupun pembelajaran pada masa K.H. Moh. Baqir Adelan menjadi pengasuh dalam pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah. Penulis bisa menyebutkan beberapa saksi mata yang bisa diwawancarai yaitu;


(20)

10

a. Rahmat Dasy

b. H. Ainur Rofiq

c. K.H. Musthofa Abdurrahman

Untuk sumber sekunder, penulis akan mengambil buku-buku yang berkaitan dengan judul tersebut dan juga artikel-artikel yang bisa diambil dari internet.

Untuk dokumen penulis akan menyajikan sebagai berikut; a. Silsilah dari pengasuh pertama pondok pesantren Tarbiyatut

Tholabah yaitu K.H. Musthofa bin Abd. Karim hingga pada K.H. Moh Baqir Adelan dan juga putranya.

b. Akta pendirian Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah tahun 1989

c. Akta pendirian Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah tahun 2007.

d. Surat keputusan pengangkatan guru MTs. Tarbiyatut Tholabah dengan nama Musthofa, AR. Oleh K.H. Moh. Baqir Adelan. e. Surat keterangan dari Yayasan yang menyatakan bahwa K.H.

Moh. Baqir Adelan adalah pengasuh mulai dari tahun 1976-2006.

2. Kritik Sumber

Pada tahap kedua dari metode penelitian adalah kritik. Hal ini dilakukan untuk menggolongkan sumber sesuai dengan kriteria


(21)

11

masing-masing. Selanjutnya dilakukan penilaian, pengujian dan penyeleksian sumber-sumber untu mendapatkan sumber yang benar-benar autentik (keaslian sumber). Hal ini patut dilakukan agar kita terhindar dari sumber palsu. Kritik sumber ini pun terdiri sari kritik intern dan ekstern.

a. Kritik Intern

Kritik intern adalah kritik sumber yang digunakan untuk meneliti keaslian isi dokumen, rekaman atau tulisan tersebut. Kritik intern ini lebih menekankan pada isi dari sebuah dokumen sejarah. Sumber yang diperoleh penulis yang relevan, karena penulis mendapatkan sumber langsung dari keluarga, masyarakat dan santri yang hidup sezaman dengan K.H. Moh. Baqir Adelan dengan cara interview atau wawancara.

b. Kritik ekstern

Kritik ekstern adalah penentuan asli atau tidaknya suatu sumber atau dokumen. Idealnya seseorang menemukan sumber yang asli bukan rangkapnya apa lagi foto kopinya. Apa lagi jaman sekarang kadang-kadang sulit membedakan asli atau bukan. Oleh karena itu penulis akan meneliti betul silsilah para tokoh yang akan diwawancarai dan peneliti juga akan mengkaji betul dokumen-dokumen yang didapat, hal ini dilakukan supaya mendapatkan sumber yang autentik.


(22)

12

3. Interpretasi

Interpretasi adalah upaya sejarawan untuk melihat kembali tentang sumber-sumber yang didapatkan apakah sumber-sumber yang didapatkan dan yang telah diuji autentisnya terdapat saling hubungan atau satu dan yang lain. Dengan demikian sejarawan memberikan penafsiran terhadap sumber yang telah didapatkan.9

Penulis akan menginterpretasikan atau menafsirkan sumber-sumber yang telah didapat dengan membandingkan sumber-sumber satu dengan sumber yang lain. Baik sumber itu berupa wawancara maupun berupa dokumen-dokumen dan beberapa buku. Langkah ini merupakan tahapan yang ketiga.

4. Historiografi

Historiografi adalah penulisan hasil penelitian. Historiografi adalah rekontruksi yang imajinatif dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses.10 Sedangkan menurut Dr. Lilik Zulaicha, historiografi adalah mnyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah tersusun yang didapatkan dari penafsiran sejarawan terhadap sumber-sumber sejarah dalam bentuk tulisan.11

9Ibid., 17.

10Louis Gottschalk,Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press, 1986), 32. 11Lilik Zulaicha,Metodologi Sejarah I(Surabaya: Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, 2011), 17.


(23)

13

Dalam tahapan terakhir ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan cara sistematis atau berurutan.

H. Sistematika Pembahasan

Suatu penelitian haruslah ditulis dan disusun secara sistematis oleh penulis. Untuk itu penulis akan memaparakan sistematika penelitian yang sebagaiman yang akan diuraikan dibawah ini.

Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Pendekatan dan kerangka teoritis, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua ini penulis akan membahas tentang biografi K.H. Moh. Baqir Adelan. Biografi ini akan dimulai dari K.H. Moh. Baqir Adelan dilahirkan, pendidikan hingga beliau menjadi pengasuh pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah.

Bab ketiga Penulis akan memaparkan sekilas tentang profil Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah yang dipimpin oleh K.H. Moh. Baqir Adelan. Hal ini dilakukan supaya pembaca mengetahui bagaimana pondok tersebut bisa berdiri. Dan juga untuk mengetahui letak geografis pondok tersebut.

Bab keempat pembatasan masalah yang sudah dilakukan oleh penulis akan diteruskan dalam bab ini. Sehingga penulis menyajikan usaha K.H. Moh. Baqir Adelan dalam bidang enterpreneurship untuk


(24)

14

menopang operasional pondok. Dan usaha beliau dalam memajukan pondok dalam bidang pendidikan dan juga pembangunan.

Bab kelima yaitu penutup. Penutup akan berisi tentang kesimpulan yang dibuat oleh penulis. Gunanya adalah untuk menjawab dari rumusan masalah yang sudah dijabarkan terlebih dulu.


(25)

BAB II

BIOGRAFI K.H. MOH. BAQIR ADELAN

Dalam sebuah pesantren tentu saja ada komponen-komponen yang harus terpenuhi untuk bisa di sebut sebagai sebuah pesantren. Salah satunya adalah adanya seorang kiai. Istilah kiai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa.12 Kata-kata kiai mempunyai makna yang agung, keramat, dan dituahkan. Selain gelar kiai diberikan kepada seorang laki-laki yang lanjut usia, arif, dan dihormati di Jawa. Gelar kiai juga diberikan untuk benda-benda yang keramat dan dituahkan, seperti keris dan tombak. Namun pengertian yang paling luas di Indonesia khususnya Jawa, gelar kiai diberikan kepada seorang yang alim ulama, taat beragama dan berakhlak mulia. Terutama kepada orang yang mendirikankan dan mempin sebuah pondok pesantren.

Sudah kita ketahui bersama bahwa di pulau Jawa merupakan pusat pesantren di Indonesia, lebih-lebih daerah Jawa Timur. Di Jawa Timur, jumlah pondok pesantren sendiri lebih dari 500 pondok yang tersebar di seluruh kabupaten maupun kota. Dalam penyebaran Islam, peran pesantren sangatlah besar. Bahkan dalam kemerdekaan Indonesia pesantren juga ikut andil. Banyak santri-santri yang deikerahkan oleh para kiai untuk ikut jihad. Dalam pesantren, mempunyai segalanya yang dibutuhkan jiak ingin mendalami ilmu agama. Mulai

12Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 47.


(26)

16

dari pengajar, kitab-kitab yang mengajarakan tentang tata cara berakhlak dengan baik, serta adanya contoh langsung yang bisa ditiru yaitu seorang kiai.

Dalam perjalanannya pesantren ada yang tumbuh, berkembang kemudian mengalami kemunduruan. Seperti layaknya sebuah peradaban, pesantren juga mempunyai sirkulasi perputaran yang sama, pada mulanya dibangun, kemudiann tumbuh berkembang dan setelah perkembangan itu mencapai puncaknya akan ada namanya fase kemunduran. Fase kemunduran inilah yang sangat ditakutkan. Karena tak jarang fase kemunduruan ini mengakibatkan pesantren tersebut tak mampu bangkit lagi dan akhirnya hilang dari peradaban. Namun tak jarang pula yang mengakibatkan kemunduran tersebut adalah tidak memiliki keturunan yang mampu untuk meneruskannya. Tapi masih banyak juga pesantren yang masih mampu bertahan sampai era 2000-an ini. Walaupun sudah berumur lebih dari satu abad. Contohnya saja seperti pondok pesantren sidogiri yang berdiri dari tahun 1745 dan pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah yang berdiri dari tahun 1898.

Pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah ini berada tepat di desa Kranji kecamatan Paciran kabupaten Lamongan. Pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah ini juga sering disebut TABAH atau Pondok Kranji. Pondok ini sudah mengalami pergantian pemimpin sebanyak lima kali, yaitu;

1. K.H. Musthofa (1898-1950) 2. K.H. Abdul Karim (1950-1957)

3. K.H. Adelan Abdul Qodir (1957-1976) 4. K.H. Moh. Baqir Adelan (1976-2006)


(27)

17

5. K.H. Moh. Nasrullah Baqir (2006-sekarang)13

Diantara enam Kiai diatas penulis akan fokus membahas tentang K.H. Moh. Baqir Adelan. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai riwayat hidup beliau mulai dar beliau lahir hingga beliau wafat.

A. Kelahiran K.H. Moh. Baqir Adelan

K.H. Moh. Baqir Adelan lahir pada tanggal 30 Agustus 1934 M. Atau 19 Jumadil Ula 1354 H. di desa Kranji kecamatan Paciran kabupaten Lamongan putera ke 6 dari 12 bersaudara. Ibunya bernama Nyai Hj. Shofiyah (Putra ke 4 dari K.H. Musthofa dengan Nyai Aminah Sholeh) sedangkan ayahnya bernama K.H. Adelan Abdul Qodir (santrinya K.H. Musthofa dari Kranji).14

Beliau sejak kecil memiliki kelebihan beberapa kelebihan yang berupa intelegensi, sikap (keberanian) dan keterampilan praktis (berdagang). Dari kelebihan itulah beliau dapat memimpin, mengembangkan dan meningkatkan mutu Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah serta dapat memperluas jaringan perdagangan khususnya bidang perkayuan jati.15

Pada masa kecil, K.H. Moh. Baqir Adelan belajar al-Qur’an seperti layaknya anak-anak di usianya. Guru pertama beliau belajar al-Qur’an adalah Nyai Hj. Sofiyah ibundanya sendiri. Kemudian beliau berguru pada neneknya

13Ahmad Budiman, “Profil Pondok Pesantren TABAH”,budimanyudistira.blogspot.co.id

http://budimanyudistira.blogspot.co.id/2014/06/profil-singkat-pon-pes-tarbiyatut.html, Rabu, 25 Mei 2016.

14 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran

Lamongan(Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa, 2004), 23.


(28)

18

Nyai Aminah, K.H. Abdul Karim paman beliau dan K.H. Musthofa (pendiri pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah). Yang membuat hal ini spesial adalah guru-gurunya merupakan para alim dan ahli dalam bidang al-Qur’an. Kegigihan beliau untuk tholabul ‘ilmi sudah terlihat sejak kecil. Buktinya adalah K.H. Moh. Baqir Adelan dalam belajar satu bidang saja yaitu al-Qur’an sampai berguru kepada empat ahli al-Qur’an.

Melihat dari beberapa gurunya yang berkualitas tinggi itu, maka pantaslah beliau dapat menguasai kitab suci al-Qur’an beserta ilmu yang bersangkutan dengannya.16

B. Silsilah K.H. Moh. Baqir Adelan

Pada foto di atas jelas bahwa K.H. Moh. Baqir Adelan adalah keturunan dari K.H. Musthofa Abdul Karim dengan istri pertama yaitu Nyai Amina Sholih Tsani melalui garis seorang ibu. K.H. Musthofa adalah pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah. Jika ditarik garis ke atas lagi maka masih ada keturunan wali seperti Raden Qosim (Sunan Drajat), Sayyid Ainul Yaqin (Sunan Giri Gresik) dan Syekh Maulana Ishaq. Lihat foto dibawah ini.

Sedangkan jika ditarik lagi garis lebih ke atas maka akan sampai pada baginda Rosulullah SAW dan Nabi Adam.


(29)

19

C. Riwayat Pendidikan K.H. Moh. Baqir Adelan

Masa depan bangsa tergantung pada kualitas pendidikan anak-anaknya.

Memikirkan, mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan

mempersiapkan generasi yang akan datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa, siap mereflesikan semua yang ditamapak padanya. Semua sifat-sifat baik yang membantu memenuhi tujuan hidup adalah warisan alami yang dibawa setiap jiwa ke bumi, hampir semua sikap buruk yang diperlihatkan manusia apa adanya merupakan apa-apa yang didapatkan setelah mereka dilahirkan ke bumi.17

Pendidikan formal yang pertama kali beliau memasuki Madrasah Salafiyah pada tahun 1940 di Madrasah Tarbiyatut Tholabah yang dipimpin oleh K.H. Abdul Karim Musthofa sampai tahun 1944.

Yang kedua meneruskan di Madrasah Muallimin Tunggul yang dipimpin oleh K.H. Moh. Amin Musthofa dari tahun 1944 sampai 1948. Pada usianya yang ke 14 tahun itu beliau ikut mengajar dan berdakwah kepada masyarakat atas bimbingan K.H. Moh. Amin.

Yang ketiga meneruskan pendidikannya ke pondok pesantren

Tambakberas Jombang yang diasuh oleh K.H. Abdul Jalil dari tahun 1952 sampai 1954.


(30)

20

Yang keempat beliau meneruskan pendidikannya ke Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang yang diasuh oleh K.H. Bisri Syamsuri dari tahun 1954 sampai 1958.18

D. Jabatan K.H. Moh. Baqir Adelan

Sebagai seorang Kiai senior yang memiliki banyak pengalaman, beliau sangat dipercaya untuk menduduki jabatan dalam berbagai organisasi, lembaga dan badan kepengurusan llainnya seperti sebagai berikut:

a. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan. b. Ketua pembangunan Masjid Jami’ Baiturrahman Kranji Paciran Lamongan.

c. Ketua I Syuriah NU cabang Lamongan.

d. Ketua II MUI tingkat II Kabupaten Lamongan. e. Penasehat BAZIS tingkat II Kabupaten Lamongan.

f. Penasehat Ta’mir Masjid “Sunan Drajat” Drajat Paciran Lamongan.

g. Anggota Syuriah NU wilayah Jawa Timur

E. Metode Dakwah K.H. Moh Baqir Adelan

Metode brasal dari bahas Yunani yaitu methodos, merupakan gabungan dari kata meta dan hodos. Meta sendiri mempunyai arti melalui, mengikuti dan sesudah. Sedangkan arti dari hodos berarti jalan dan cara. Ada lagi jika ditelisik dari bahas Jerman, metode berasal dari kata methodican yang berarti ajaran tentang metode. Sedangkan dalam bahasa Arab metode disebut thariq, atau

18 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran


(31)

21

thariqoh yang berarti jalan atau cara. Kata-kata tersebut idenitik dengan kata al-ushlub. Ushlub secara bahasa jalan, seni. Misalnya; dikatakan dia berada pada ushlub suatu kaum, maksutnya ialah berada diatas jalan (manhaj) mereka, dan jika ada yang mengatakan: “...aku mengambil suatu ushlub dalam pembicaraan”, maksutnya ialah seni dalam bicara.19

Banyak ayat yang berkaitan dengan dakwah, akan tetapi diantara ayat yang paling penting untuk dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan dakwah (metode dakwah) adalah lebih merujuk pada Q.S 16:125.

Sebagai seorang tokoh agama dan juga sebagai seorang Kiai, K.H. Moh. Baqir Adelan (Kiai Baqir) mencoba megamalkan isi dari firman Allah yang diatas. Dengan segala macam metode dakwah yang ada Kiai Baqir mengambil caranya senidiri untuk berdakwah. Karena dakwah bukan hanya kewenangan ulama atau tokoh agama. Setiap muslim bisa melakukan dakwah, karena dakwah bukan hanya ceramah agama.20 Menurut K.H. Nasrullah Baqir21. “metode yang Romo yai gunakan dulu banyak, tapi yang paling sering beliau gunakan adalah metode bi al-hal, bi al-lisan sebagai usuwah. Dan yang masih dugunakan dan berjalan sampai sekarang ya arisan juragan yang diadakan tiap bulan sekali. Ada juga dengan melalui berdagang, khutbah dan acara-acara lain”. Dari pengamatan Kiai Baqir terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar sehingga pemilihan dakwah seperti yang diutarakan oleh K.H. Nasrullah Baqir itulah yang dipilih.

19Enjang dan Aliyudin,Dasar-dasar Ilmu Dakwah(Bandung: Widya Padjajaran, 2009), 83. 20Moh. Ali Aziz, (edisi revisi)Ilmu Dakwah (Jakarta: KENCANA Prenada Media Group, 2012),

2.

21Putra Pertama dari K.H. Moh. Baqir Adelan yang sekarang menjadi pengasuh Pondok Pesantren


(32)

22

Tujuan untuk membuat arisan tidak lain adalah untuk berdakwah. Karena dengan perkumpulan arisan itu masyarakat desa Kranji banyak yang ikut kumpul. Dalam setiap acaranya mulai dari dulu hingga sekarang pasti ada sedikit sisipan tentang kajian ke-Islaman. Tidak hanya berhenti sampai disitu, beliau juga melakukan interaksi secara langsung terhadap masyarakat sekitar dengan berdagang. Dengan kesabaran beliau dalam berdakwah akhirnya masyakat luas mulai mengenal beliau. Bukan hanya dari desa Kranji tapi desa-desa sekitarnya pun mulai tertarik dengan kecakapan beliau. Alhasil beliau banyak di undang untuk mengisi khutbah di masjid-masjid desa lain.

F. Pengalaman Hidup K.H. Moh Baqir Adelan

Pengalaman hidup yang diperoleh di luar pendidikan formal, seperti pergaulan dalam tugas dan lain sebgainya:

1. Pengalaman Mengajar

a. Di Madrasah Tarbiyatut Tholabah Kranji Pacrian dari tahun 1948 sampai 1951.

b. Di Madrasah Muallimin Tunggul Paciran tahun 1949

c. Di Madrasah Tsanawiyah Denanyar Jombang dari tahun 1954 sampai 1958

2. Pengalaman Berdagang

a. Melakukan perdagangan berbagai kitab di lingkungan LP Ma’arif se wilayah Kecamatan Paciran dari tahun 1958 sampai 1975.


(33)

23

b. Sejak bulan November 1974 beliau mulai merintis perdagangan kayu jati yang perusahaannya memakai nama UD. Barokah Sejati yang bergrak di bidang mebeler dan perahu nelayan. Hingga kini perusahaan itu masih terus hidup dan berkembang yang bertaraf yang berada 300 meter dari situs Pondok Pesantren dekat dengan laut Jawa.22

G. Detik-detik K.H. Moh. Baqir Adelan Wafat

Kronologi wafatnya K.H. Moh. Baqir Adelan. Pada hari Jum’at tanggal 12 Mei 2006 K.H. Moh. Baqir Adelan memberikan kuliah shubuh di pondok pondok putri, pada hari Sabtu tanggal 12 Mei 2016 juga masih bisa memberi tausiyah jam’ah muslimat NU di Kranji. Namun, di hari Ahad tanggal 14 Mei 2006 melakukan tes gula darah dan hasilnya normal, dan pada hari Senin Pahing, K.H. Moh. Baqir Adelan menyuruh K.H. Mph. Nasrullah menjadi imam sholat Shubuh di pondok putra (inilah yang kemudian dijadikan tanda orang-orang bahwa yang pantas untuk menggantikan beliau adalah K.H. Moh. Nasrullah).23 Kemudian setelah shbuh gus Sahluq Khuluq mohon do’a restu untuk melaksanakan ujian thesis, selanjutnya pada jam 08.00, K.H. Moh. Baqir Adelan bersma keluarga ke dokter untuk memeriksakan beliau, akan tetapi beliau tidak mau dikarenakan malam selasa ada hataman ngaji. pada jam 09.00 beliau makan dan minum obat serta minta dipijat oleh H. Khomsin.24

22 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran

Lamongan (Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa, 2004), 24. 23Rahmat Dasy,Wawancara,Drajat Paciran Lamongan, 11 Mei 2016

24 Nuril Ahmad etal, KH. Mohammad Baqir Adelan: Organisatoris, Ulama , dan Teknokrat


(34)

24

Masih dihari yang sma sekitar pukul 11.00 beliau ingin mengambil air wudlu untuk melakukan shalat Dhuhah yang sudah menjdi rutinitas di jam 11.00, akan tetapi beliau tidak kuat untuk mengambil air wudlu dan pada jam 11.10 beliau berbaring dan K.H. Moh. Nasrullah berinisiatif untuk memanggil dokter. Pada pukul 11.30 berliau masih berbaring sambil membaca lafald Allah berkali-kali dan minta dipijat Hj. Lu’Luk sertaminta minum air zam-zam dan tepat pukul 11.55 tanggal 15 Mei 2006 M beliau menghembuskan nafas terakhir untuk kembali menghadap Allah SWT.25


(35)

BAB III

PROFIL PONDOK PESANTREN TARBIYATUT THOLABAH

A. Arti Pesantren

Kata pesantren berasal dari kata santri, yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama dielmbaga pendidikan Islam tradisional di Jawa. Kata santri mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti tempat para santri menuntut ilmu.26

Menurtu Johns, seperti dikutip oleh Zamakhsari Dhofier, kata santri berasal dari bahasa Tamil sastri yang berarti “guru mengaji”. Sedangkan menurut C.C. Berg, sebagaimana dikutipoleh Dhofier, berasal dari bahasa India sastri, yang berarti buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku tentang imau pengetahuan. Menurut Robson, kata santri berasal dari kata Tamil santtiri yang diartikan orang yang tinggal disebuah rumah miskin atau bangunan secara umum.27

Menurut Nurcholis Madjid, ada dua pendapat yang bias dipakai sebagai acuan untuk melihat asal-usul perkataan santri. Pertama adalah pendapat yang mengatakan bahwa santri berasal dari kata sastri dari bahasa Sanskerta, yang artinya melek huruf. Kedua adalah pendapat

26 Hanum Amrullah, Pelembagaan Pesntren Asal-usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa

(Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), 30.


(36)

✂6

bahwa kata santri berasal dari bahasa Jawacantrik,artinya seseorang yang mengabdi kepada seorang guru.28

Walaupun semua asumsi tokoh-tokoh diatas berbeda-beda, namun dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang santri adalah orang-orang yang yang memperdalam agama yang selanjutnya akan diajarkan kepada masyarakat, dalam memperdalam agama selain menggunakan al-Quran dan hadits juga memakai kitab yang dikarang oleh ulama salaf,tinggal di sebuah asrama yang sederhana dan juga mengabdi kepada gurunya.

Menurut Zarkasy (1998: 105-106) pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab

Fundhuk yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu.

Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau kompleks para santri untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukkan kesederhanaannya.

Pengertian pondok pesantren secara terminologis cukup banyak dikemukakan para ahli. Beberapa ahli tersebut adalah:


(37)

✄ ☎

1. Dhofier (1994: 94) mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. 2. Nasir (2005: 80) mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah

lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam.

3. Team Penulis Departemen Agama (2003: 3) dalam buku Pola

Pembelajaran Pesantrenmendefisikan bahwa pondok pesantren adalah pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara kiai dan ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengkaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Dengan deimikan unsure terpenting bagi pesantren adalah adanya kiai, para santri, masjid, tempat tinggal (pondok) serta buku-buku (kitab kuning)

B. Ciri-ciri Pesantren

Dalam pesantren setidaknya ada tiga elemen yang harus dipenuhi untuk menunjang kemajuan kegiatan belajar. Yang pertyama adalah Masjid, kiai dan asrama. Menurut Dhofier, setidaknya pesantren memiliki lima elemen dasar. Ini berarti bahwa suatau lembaga pengajian yang telah berkembang hingga memiliki kelima elemen tersebut, akan berubah


(38)

✆8

statusnya menjadi pesantren. Elemen-elemen pesantren tersebut adalah pondok merjid, kiai, santri, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.29

C. Berdirinya Pondok Pesntren Tarbiyatut Tholabah

waktu itu para tokoh masyarakat desa Kranji merasa perlu adanya seorang pemimpin umat yang dapat dijadikan teladan serta panutan, maka berdasarkan kesepakatan para tokoh tersebut, mereka meminta dengan hormat kepada K.H. Musthofa agar berkenan mukim sekaligus bertempat tinggal di Kranji. Dan beliau mengabulkannya. Pada bulan Jumadil akhir 1316 H./november 1898 M. K.H. Musthofa mulai membuka tanah pemberian H. Harun Kranji yang masih berupa semak belukar, dan dikenal oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang angker.30

Berkat, keimanan, keyakinan, keuletan serta kebaktiannya kepada Allah SWT. dengan penuh semangat fi sabilillah, beliau beserta para santri perdananya dapat membabat semak belukar dan juga dimulai dengan menggali sumur yang tepatnya berada di utara Langgar Agung (mushollah al-Ihsan sekarang) adapun santri dan sekaligus yang menjadi tokoh masyarakat pada saat itu antara lain sebagai berikut;

1. H. Harum dari Kranji 2. H. Asrof dari Drajat 3. H. Usman dari Kranji

29Zamakhsari Dhofier,Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Kiai(Jakarta: LP3ES, 1982),

44.

30 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran


(39)

✝ ✞

4. H. Ibrohim dari Kranji 5. K. Mas Takrib dari Kranji 6. K. Abdul Hadi dari Drajat 7. K. Mu’min dari Drajat

Para santri pertama itu sangat patuh dan taat serta memberikan beberapa bantuan fasilitas berupa apa saja yang diperlukan oleh beliau H. Harun dan H. Usman tergolong santri yang hartawan, dermawan serta menghormati kepada orang alim. Dengan dukungan dan meteril dari para santri membuat beliau ingin pindah dan menetap di desa Kranji. Di mana hari-hari sebelumnya (selama 2 tahun) dalam usaha mendirikan pondok pesantren masih dilakukan pulang pergi dari pondok pesantren Sampurnan Bunga ke desa Kranji. Adapun pembangunan langgar agung (mushllah al-Ihsan sekarang) adalah bangunan yang pertama kali berdiri di pondok pesantren Tarbiyatu Tholabah Kranji dengan demikian maka pada tahun 1900 M. Keluarga beliau diajak hijrah ke Kranji yaitu tempat yang sudah dibangun yang masih baik keadaannya sampai sekarang. Beberapa tahun kemudian, karena santri semakin bertambah banyak bahkan dari daerah sekitar Kranji maka K.H. Musthofa bersama santrinya mendirikan asrama sederhana untuk tempat istirahat, mengulang pelajaran mengahafal dan sebagainya. Asrama sederhan tersebut letaknya disbelah selatan langgar agung.


(40)

✟ ✠

Santri yang yang diasuh dan dibina oleh beliau yang sudah banyak jumlanhya diantara santir-santri beliau yang termasyhur;31

1. K.H. Murtadlo (kiai Tolo) yaitu adik kandung beliau sendiri yang akhirnya membuka dan meneruskan ayahnya di Tebuwung.

2. K. Abd. Rasyid dari mentaras Dukun Gresik

3. K.H. Adelan dari Kranji yang akhirnya diambil sendiri oleh K.H. Musthofa dan dijodohkan nyai Sofiyah.

4. Tentunya banya santri beliau yang menjadi guru madrasah, imamudin, kepala desa pegawai negeri dan lain sebagainya.

D. Letak Geografis Desa Kranji

Desa Kranji bagi beliau bukan desa sembarang desa, akan tetapi merupakan yang dapat ditempati untuk memperjuangkan Allah SWT. bahkan dapat di jadikan pemuikaman beliau sampai akhir hayat. Ditinjau dari segi geografis maka desa Kranji mempunya gambaran letak sebagai berikut;

1. Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa

2. Sebelah timur berbatasan dengan desa Banjaranyar 3. Sebelah selatan dengan desa Sendang

4. Sebelah barat berbatasan dengan desa Tunggul


(41)

✡ ☛

E. Desa Kranji Dilihat dari Historis

Sedang dilihat dari historis dan strategis maka desa Kranji mempunyai gambaran sebagai berikut;

1. Merupakan desa yang tua usianya. terbukti adanya makam kuno, seperti; makam ayu, makam glondong dan makam sirah

2. Merupakan suatau desa yang strategis dan ekonomis karena terbukti pada zaman kolonial Belanda di desa Kranji telah dibangu dua gedung besar yang terletak di kanan dan kiri jalan raya Deandles. Perkebunan Belanda disebelah sealatan desa Kranji, juga dengan adanya pasar desa, TPI dan adanya pembantu puskesmas, dan beberapa tempat strategis lainnya.32

F. Visi, Misi, Tujuan dan Usaha Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah

Visi: Terbentuknya insan kamil.

Misi: menjadi pusat layanan umat untuk menyelesaikan permasalahan. Tujuan:

1. Membentuk manusia muslim yang berbudi luhur dan mempunyai pengetahuan luas

2. Meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran. 3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

32 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran


(42)

☞ ✌

Usaha:

1. Menyelenggarakan pendidikan jalur sekolah dan jalur luar sekolah.

2. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial.

G. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah

1. K.H. Musthofa (1898-1950)

K.H. Musthofa adalah putra kelahiran desa Tebuwung,

kecamatan Dukun, kabupaten Gresik, lahir pada bulan Sya’ban 1291 Hijriyah/Oktober 1871 Masehi. Ayahnya bernama K.H. Abd. Karim bin Abd. Qohar bin Darus dbin Qinan bin Ali Mas’ud bin Ahmad Rifa’i bin Bisri bin Ahmad Dahlan bin Muhammad Ali bin Abd. Hamid bin Shodiq bin R. Qosim (Sunan Drajat). Dengan demikian, apabila dihitung dari Sunan Drajat K.H. Musthofa adalah keturunan yang ke duabelas.33

Sedang ibunya bernama Nyai Khodijah binti K.H. Mustahal bin Urfiyah binti Badruddin bin Nyai Walidin bin Ongkoyudo bin K. Abdulloh Sambu bin Nyai Abd. Jabbar binti R. Ayu Sambu binti Pangeran Wolo bin Raden Ainul Yaqin (Sunan Giri). Dengan demikian, urutan nasab beliau kepada Sunan Giri adalah keturunan yang ke duabelas pula.34

33 ABD. Rauf Djabir,K.H. Musthofa; Riwayat hidup Perjuangan & Keturunannya (1871-2004)

(Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa, 2004), 17.


(43)

✍✍

Dalam pendidikan beliau mendapat pengarajaran pertama dari lingkungan keluarganya sendiri, terutama dari K.H. Abd. Karim ayahnya sendiri sekaligus pendiri Pondok Pesantren Al-Karimi Tebuwung Dukun. Setelah mendapatkan asuhan dari orang tua, beliau berminat melanjutkan untuk menuntut ilmu ke tempat lain. Atas izin dari kedua orang tua beliau, maka beliau meninggalkan kampung halaman, teman sejawat, sanak keluarga dan kedua orang tuanya.35

Pada mulanya beliau pergi ke pondok Sampurnan Bungah yang diasuh oleh K.H. Muhammad Sholeh Tsani. Di sini yang beliau perdalam adalah pelajaran-pelajaran agama terutama Fiqih selama lima tahun. Kemudian beliau melanjutkan perjalanan mencari ilmunya ke Pondok Pesantren Langitan Tuban yang saat itu diasuh oleh K.H. Ahmad Sholeh. Di sana beliau memperdalam ilmu agama selama tiga tahun. Di pondok ini beliau bersahabat dengan kiai Hasyim Asy’ari (pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang). Selama tiga tahun itu ilmu yang beliau tekuni adalah tata bahasa (Nahwu, Sharaf dan Balaghah).36 Kemudian selama dua tahun beliau memperdalam ilmu

agamanya di Pondok Burno Bojonegoro. Dan perantauan beliau dalam mencari ilmu yang terkahir adalah di kiai Kholil Bangkalan. Hampir semua kiai besar di Jawa dan Madura dalam abad ke-20 adalah murid kiai Kholil Bangkalan. Kurang lebih dua tahun beliau menimbah ilmu

35 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran

Lamongan (Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa, 2004), 14.

36 ABD. Rauf Djabir, K.H. Musthofa; Riwayat hidup Perjuangan & Keturunannya (1871-200)


(44)

✎ ✏

di kiai Kholil Bangkalan. Ada cerita menarik pada saat beliaunyatridi Bangkalan;

“ada cerita sesudah lebih kurang satu tahun beliau berada di Pondok Pesantren kiai Kholil Bangkalan Madura, beliau ingin berjumpa dengan kiai Kholil namun belum bisa. Pada suatau hari beliau dipanggil oleh kiai Kholil dan disuruh memanjat pohon pepaya untuk mengambil buahnya, akan tetapi setelah di atas dan dapat mengambil buahnya oleh kiai Kholil pohon pepaya itu ditebang (dipotong) sehingga pohon itu roboh bersama K.H. Musthofa dan pingsan. Setelah sadar bilau oleh kiai Kholil disuruh pulang dan agar mengajarkan ilmu yang diperolehnya.”

2. K.H. Abdul Karim (1950-1957)

Putra ketiga K.H. Musthofa dengan ibu Nyai Aminah adalah K.H. Abdul Karim. Beliau lahir pada tahun 1903 M. pendidikan pertama yang beliau dapatkan adalah dari ayahnya sendiri. beliau merupakan salah satu murid generasi pertama sekaligus sebagai kader

yang merupakan mampu membantu orang tuanya dalam

mengembangkan pesantren Kranji.37 Setelah mendapatkan pendidikan dari ayahnya, beliau (K.H. Abdul Karim) melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Sampurnan Bungah Gresik dan pada tahun 1918-1924 beliau menimbah ilmu di Pondok Pesantren Jombang. Yang pada waktu itu masih diasuh oleh K.H. Hasyim Asy’ari38.

Sejak masih muda beliau dikenal ahli dalam melagukan ayat-ayat suci al-Qur’an yang lazim dengan sebutan Qari’.39 Dalam buku

37Ibid., 25.

38K.H. Hasyim Asy’ari merupakan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1924. 39 ABD. Rauf Djabir, K.H. Musthofa; Riwayat hidup Perjuangan & Keturunannya (1871-200)


(45)

✑ ✒

biografi K.H. Musthofa yang ditulis oleh ABD. Rauf Djabir beliau dalam melantunkan ayat suci al-Qur’an sangat fasih karena bimbingan dari ayah beliau. Sebab ayah beliau sangat adil dalam mengajari al-Qur’an. Mulai dari tajwidnya hingga tanda baca (waqaf). Dan konon keindahan suara beliau adalah titisan dari kakek beliau sendiri yaitu K.H. Abd. Karim bin Abd. Qohar (Tebuwung).

Pada tahun 1924 beliau kembali ke Kranji lalu menerapkan pengetahuan yang diperolehnya yaitu melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan pesantren, beliau membuka pendidikan dengan sitem klasikal berupa Madrasah Diniyah yang diberi nama Madrasah Tarbiyatut Tholabah, dengan menggunakan kurikulum sebagaimana yang dilaksanakan di Madrasah Salafiyah Tebuireng Jombang.

Beliau juga diangkat sebagai Shumokacho di Bojonegoro sekitar 2 tahun yaitu pada tahun 1943-1945. Shumokscho adalah setingkat dengan Kakandepag. Sebab beliau diangkat adalah atas jasa teman akrabnya orang Jepang yang sudah masuk Islam yang bernama Abd. Hamid Uno. Ketika itu Abd. Hamid Uno menjabat sebagai polisi yang membawahi pulau Jawa.40

3. K.H. Adelan Abdul Qodir (1950-1976)

Nama lengkap beliau adalah Mohammad Adelan bin Abd. Qodir bin H. Harun. Beliau lahir pada tanggal 10 Mei 1899 di Kranji


(46)

✓6

Paciran Lamongan.41 Beliau lahir dari keluarga H. Harun dimana H. Harun merupakan seorang Agniya’ yang berada di kawasan Kranji dan Drajat waktu itu.42 H. Harun merupakan pengusaha gamping (kapur bakar) yang sukses. Omsetnya pada waktu itu sangat tinggi, hinggap pengirimannya sampai ke Semarang yang pengirimannya melalui jalur laut.

K.H. Adelan Abdul Qodir atau biasanya di panggil mbah Adelan sejak kecil sampai dewasa belajar di Pondok Pesantren Kranji dibawah asuhan K.H. Musthofa dan merupakan santri yang sangat dipercaya. Bahkan akhirnya mbah Adelan diambil menantu sendiri mendapatkan putrinya yang bernama Sofiyah. Selama menikah dengan Nyai Sofiyah, mbah Adelan dikaruniai 12 anak. Adapun nama-nama anaknya yaitu;

1. Mohammad Shodiq

2. K.H. Ach. Thohir

3. Mohammad Nashir

4. Nyai Hj. Syarifah

5. Ustadz abdul Wahab

6. K.H. Moh. Baqir Adelan

7. Ustadzah Mujiroh

8. Ustadzah Maimunah

9. Romlah

41Ibid., 27.

42 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran


(47)

✔ ✕

10. K.H. Ach. Mubasjir 11. Ahmad Muhadjir 12. Hakimah

Kepemimpinan mbah Adelan ini merupakan tradisi baru,

dimana seorang menantu dapat menduduki kepemimpinan

pesantren.43 Hal ini disebabkan semua anak-anak K.H. Musthofa yang lain sudah bermukim dan atau mempunyai tugas di luar. Seperti kiai Sholeh sudah memimpin Pondok Pesantren Qomaruddin Bungah, Kiai Abd. Karim sedang bertuga sebagai pegawai Departemen Agama di Gresik, kiai Abd. Rahman sudah menetap di desa Payaman, dan lain sebagainya. Kalau toh ada yang tinggal di Kranji mereka masih sangat kecil, jadi dianggap masih belum bisa mengemban amanah untuk menjadi pengasuh. Di samping itu, ada faktor lain yang dipertimbangkan dalam pengangkatan kiai Adelan setelah kiai Musthofa wafat tahun 1950 karena kualitas keilmuan, senioritas, serta pengabdian dan loyalitasnya terhadap perjuangan di pondok Kranji. Misalnya, ketika K.H. Abd. Karim bertugas mengajar di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang mbah Adelan menggatikan posisi beliau sebagai pimpinan pendidik di Pondok Kranji. Demikian pula

ketika kepemimpinan kiai Mohammad Amin yang sering

43ABD. Rauf Djabir,K.H. Musthofa; Riwayat hidup Perjuangan & Keturunannya (1871-2004)


(48)

✖8

meninggalkan Pondok Pesantren lantaran kepentingan gerilya, maka tugas kependidikan dan kepesantrenan diback-up oleh mbah Adelan.44

Menurut putra sulung K.H. Musthofa yaitu kiai Mohammad Djabir (almarhum) penuturannya kepada penulis buku dengan judul Biografi K.H. Mustofa yang waktu dikonfirmasi terkait dengan suksesi di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, baik pada sektor kepemimpinan pusat (pemangku pondok) maupun pada sektor kepemimpinan unit-unit dibawahnya beliau mengatakan;

“sesuai dengan amanat yang diberikan K.H. Musthofa bahwa suksesi kepemimpinan pondok pesantren Kranji tidak harus dipimpin langsung oleh garis keturunan dari Bani Musthofa, melainkan oleh siapa saja yang dipilih oleh keluarga Bani Musthofa. Meskipun kepemimpinan aka lebih diutamakan apabila masih ada garis keturunan Bani Musthofa yang memenuhi kriteria kepemimpinan (bobot, bibit, dan bebet-nya)”. Pada tahun 1976 putra beliau yang bernama Moh. Baqir Adelan meminta restu untuk menunaikan ibadah Haji. Akan tetapi beliau tidak merestuinya dan menyarakankan agar dilaksanakan pada tahun depan. Akhirnya putra beliau pun menurutinya. Disengaja maupun tidak pada tahun itu juga tepatnya pada tanggal 21 Desember 1976 mbah Adelan Abdul Qoadir telah mengahadp Rahmatullah. Ternyata dibalik pencegahan beliau terdapat hikmah yang begitu besar.


(49)

✗ ✘

4. K.H. Moh. Baqir Adelan (1976-2006)

Setelah K.H. Adelan meninggal dunia, pemangku Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah di amanatkan kepada anaknya yang ke enam yaitu K.H. Moh. Baqir Adelan. Beliau (K.H. Moh. Baqir adelan) 30 Agustus !934 M. dan meninggal pada tanggal 15 Mei 2006 M pada usia yang ke-72. Beliau dikaruniai putra-putri yang sangat alim.

Di sela-sela kesibukannya, beliau masih menyempatkan untuk menulis buku, diantaranya adalah :

1. Tas-hilu Al-mubtadi’ Li Fahmi Nadhmi Al-Imrithi 2. At-Taisir Wa At-Tabyin Li-Maqasid Alfiyah Ibn Malik 3. Syarh Al-Asma Al-Husna

4. Hasyiyah Alaa Uddah Al-Faaridh Fi Ilmi Al-Faraidh.45

Pada usia beliau yang cukup matang serta untuk menjalankan sunnah Rosulloh, maka beliau bertekad membina rumah tangga untuk menyempurnakan sebagian dari agamanya, bersama wanita pilihan orang tuanya ibu nyai Aminah, putra kedua dari pasangan bapak H. Mas’ud dan ibu Hj. Malihah yang tidak bukan adalah adik kandung ayah beliau, untuk menjadi pendamping hidup dalam meneruskan perjuangan di masyarakat.46

45 Muhyiddin, “Biografi Singkat K.H. Moh. Baqir Adelan Kranji”, aliyahtabah.blogspot.co.id

http://aliyahtabah.blogspot.co.id/2015/04/biografi-kh-moh-baqir-adelan.html, 26 Mei 2016.

46Nuril Ahmad etal,KH. Moh. Baqir Adelan: Organisatoris, Ulama’, dan Teknokrat(Lamongan:


(50)

✙ ✚

Di bulan April 1964 M yang bertepatan tanggal 15 Dzulhijjah 1384 H. beliau melaksanakan akad nikah di Masjid Kranji yang sekarang dikenal dengan “Masjid Baitur Rohman”. Pada saat itu beliau berusia 27 tahun dan ibu nyai masih berusia 12 tahun. namun, diusia yang masih begitu muda beliau mempunyai peran yang luar biasa di masyarakat.

Setelah 2 tahun mengaruhi mahgligai rumah tangga, akhirnya pada tahun 1966 beliau dikaruniai seorang putra yang diberi nama Muhammad Nasrullah Baqir yang memimpin pondok saat ini. Dalam pernikahan ini beliau diberkahi 9 orang anak, yaitu 4 putra dan 5 putri.47

5. K.H. Moh. Nasrullah Baqir (2006-sekarang)

Pada tahun 1966 M. lahirlah seorang bayi mungil yang lucu, seperti kebanyakan bayi lainnya. Namun, yang membedakan dari yang lain adalah kelahiran bayi di tengah rumah tangga seoran kiai yang sangat alim. Bayi itu lahir dari pasangan K.H. Moh. Baqir Adelan dan Nyai Hj. Aminah yang kelak menjadi penerus Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah. Nasrullah Baqir, begitulah nama panggilan yang disematkan kepada anak beliau (K.H. Moh. Baqir Adelan).

Nasrullah Baqir kecil tumbuh dalam lingkungan pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah. Kelak lingkungan pesantren akan


(51)

✛ ✜

mempengaruhi pemikiran beliau. Beliau mengenyam pendidikan pertama kali yaitu dalam bidang al-Qura’an.48

H. Perkembangan Pendidikan Formal di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah

1. Madrasah Salafiyah

Madrasah Salafiyah didirikan oleh KH. Abdul Karim Musthofa pada tahun 1924. Beliau mendirikan Madrasah Salafiyah dengan diberi nama Madrasah “Tarbiyatut Tholabah” sedangkan kurikulum disesaikan dengan kurikulum Madrasah Tebuireng Jombang.49 Pada tahun 1927 KH. Abdul Karim Musthofa menunaikan ibadah haji.

Kemudian pada tahun 1929 – 1933 Madrasah Salafiysh

dipimpin oleh KH. Adelan (ayah KH. Moh. Baqir Adelan), dan semenjak tahun 1934 pondok pesantren Kranji lebih dikenal dengan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji.50

Berikut diantara dewan gurunya pada waktu itu sebagai berikut;

a. KH. Abdur Rohman Musthofa b. Kiai Rasmidin dari Kemantren c. Kiai Mas Amirin dari Jombang

48Rahmat Dasy, Wawancara, Drajat Paciran Lamongan, 11 Mei 2016.

49 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran

Lamongan (Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa, 2004), 28.


(52)

✢ ✣

d. KH. Adelan dari Kranji e. KH. Toyyib dari Kranji

Sedangkan dantara para alumninya adalah;

a. Kiai Abdur Rosyid dari Gelap Laren Lamongan b. Kiai Abu Bakrin dari Drajat Paciran Lamongan c. Kiai Abdur rohim Thoyyib dari Kranji

d. KH. Imron dari Banjaranyar

e. KH. Abdur Rohman Syamsuri (pengasuh Pondok Pesantren Karangasem Paciran)

f. KH. Ashuri Syarqowi (pengasuh Pondok Pesantren Mazroatul Ulum Paciran)

g. KH. Ahmad Tohir Adelan dari Kranji h. KH. Showab dari Godok Laren Lamongan i. Prof. Dr. KH. Tolha Hasan dari Malang j. KH. Salamun Paciran

Namun seiring dengan perjalanan waktu Madrasah Salafiyah ini sudah tidak ada dan digant dengan Madrasah Ibtidaiyah.

2. Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatut Tholabah

Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatut Tholabah secara resmi mulai diterimanya murid putri yang diprakarsai oleh ustadz Moahmmad Ali Thoyyib pada tahun 1948, sedangkan murid dari Madrasah Salafiyah sebagian besar masuk ke Madrasah Ibtidaiyah


(53)

✤ ✥

dan bagi yang sudah besar tetap mengikuti Madrasah Salafaiyah dengan mengajisorogan.51

a. Periode Kepemimpinan Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatut Tholabah Kranji

1. Tahun 1946 - 1952 : Al-Ustadz Moh ali thoyyib 2. Tahun 1952–1955 : Al- Ustadz Abd. Wabbab Adelan 3. Tahun 1958–1962 : Al- Ustadz Moh Baqir Adelan 4. Tahun 1963–1968 : Al- Ustadz Ahmad Thohir Adelan 5. Tahun 1969–1977 : Al- Ustadz Moh Thoha Thoyyib 6. Tahun1978–1990 : Al- Ustadz Musthofa Abdurrohman 7. Tahun 1990–2005 : Al-Ustadz H. Ach.Sjafi’ Ali A.Ma 8. Tahun 2005 : Al- Ustadz Ah. Fadlol S.Ag (PJS Kepala) 9. Tahun 2005–2008 : Al- Ustadz Atmono S.Ag

10. Tahun 2008–sekarang : Al- Ustadz Mudzakkir Ikrom S.Ag

VISI

Menciptakan anak yang bertaqwa, berakhlaqul karimah dan berkualitas intelektual

MISI

1. Menyeleggarakan pendidikan dan pengajaran dengan

menjaga Keseimbangan antara ilmu agama dan umum.


(54)

✦✦

2. Mengembangkan potensi akademik siswa.

3. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran

islam secara kaffah.

4. Menumbuhkan, mengembangkan dan mengarahkan minat,

bakat serta keterampilan siswa.

5. Menciptakan madrasah professional

TUJUAN

1. Terbentuknya siswa yang taat beribadah dan gemar beramal sholeh.

2. Menciptakan kebiasaan hidup berakhlaqul karimah dan

disiplin.

3. Menumbuhkan dan mengembangkan minat, bakat serta

ketrampilan siswa sejak dini

4. Mempersiapkan siswa secaramaksimal untuk melanjutkan

jejang pendidikan yang lebih tinggi.

5. Mewujudkan sistem menejerial madrasah yang professional

3. Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatut Tholabah

Madrasah ini didirikan karena kebijaksanaan Menteri Agama pada tahun 1962 yang menunjukan beberapa Madrasah termasuk Madarasah Tsanawiyah Tarbiyatut Tholabah Kranji agar mengadakan


(55)

✧ ★

kelas VII dan VII tingkat dasar dalam menyongsong Madrasah.52 Sebab itulah K.H. Moh. Baqir Adelan mendirikan Madrasah Tsanawiyah 1963. Tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1963. Lembaga pendidikan ini berada di naungan kawasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, pesantren tertua di daerah Pantura Lamongan yang berdiri tahun 1898. Kurikulum yang dipakai pada waktu berdirinya adalah 70% Agama dan 30% pelajaran Umum.53

Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatut Tholabah Kranji sejak berdirinya sampai sekarang terus berbenah diri baik sarana maupun KBM-nya (Kegiatan Belajar Mengajar).54 Saat ini, MTs Tarbiyatut Tholabah yang biasa disingkat dengan MTs. Tabah telah berusia lebih dari setengah abad. Itu bukanlah waktu yang singkat bagi sebuah lembaga pendidikan. Oleh karena itu, MTs. Tabah mempunyai impian menjadi madrasah yang unggul dalam pembentukan akhlaq al-karimah, unggul dalam raihan prestasi, dan unggul dalam pembekalan kecakapan hidup serta berdaya saing global.

MTs. Tabah menjadikan nilai-nilai lslam ‘Ala Ahli As-sunnah Wa al-Jama’ah (ala NU) sebagai pandangan dan sikap hidup dalam kehidupan sehari-hari secara kaffah. Sebuah ideologi yang sama dan

selaras dengan Pondok Pesantren yang menaunginya. Dalam

pergaulan sehari-hari, semua civitas akademika menerapkan etika.

52Ibid., 29.

53 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran

Lamongan (Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa, 2004), 29.


(56)

✩6

Sehingga sifat sombong, iri dan akhlaq tercela lainnya diharapkan hilang dari peserta didik maupun tenaga kependidikan di MTs. Tabah.

MTs. Tabah juga berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermuara pada pembekalan siswa agar memiliki daya saing dalam Prestasi Akademik maupun Non Akademik. Termasuk juga meningkatnya daya saing dalam memasuki SLTA favorit di tingkat nasional. Oleh karena itu, salah satu bekal yang harus dimiliki oleh peserta didiknya adalah menguasai lCT.55

Tidak cukup sampai disitu fasilitas dan peralatan baik di bidang seni maupun olah raga disempurnakan. Ini adalah salah satu upaya dalam membekali peserta didik, agar memiliki daya saing dalam prestasi seni dan olah raga. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan terhadap siswa, MTs. Tabah juga sudah menjalin kerjasama dengan pelbagai instansi, baik negeri maupun swasta. Kerjasama ini dijalin dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga pendidik dengan memberi pelatihan diberbagai bidang. Itu dibuktikan dengan terbentuknya Tim Trainer Pembelajaran Aktif. Tidak berhenti di situ, kerjasama yang dijalin juga dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Bahkan secara tidak langsung, kerjasama ini menjadi prioritas tiap tahun. Dengan harapan, Kegiatan Belajar Mengajar bisa berjalan dengan nyaman dan kondusif.


(57)

✪ ✫

a. Identitas Madrasah

1. Nama dan Alamat Sekolah:56

Nama Sekolah : MTs. Tarbiyatut Tholabah Jalan : K.H. Musthofa

Desa : Kranji

Kecamatan : Paciran Kabupaten : Lamongan Telephon : (0322) 665994

2. Nama dan Alamat Yayasan Penyelenggara Sekolah

Nama yayasan : Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah

Jalan : K.H. Musthofa Desa : Kranji

Kecamatan : Paciran Kabupaten : Lamongan

3. Nomor Statistik Madrasah : 121235240099 4. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi “A” 5. Tahun didirikan : 1963

6. Tahun beroperasi : 1963

7. Status tanah : Wakaf dari K.H. Musthofa

a. Surat Kepemilikan Tanah : Ada

b. Luas tanah : 7000 m2


(58)

✬8

MTs. Tarbiyatu Tholabah Kranji selalu menyesuaikan kebijaksanaan pemerintah (Depag), untuk menyambut Undang-undang Pendidikan Nomor 2 tahun 1989 dan pendidikan dasar 9 tahun maka usaha yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatut Tholabah Kranji adalah;57

1. Tanggal 10 Maret 1990 keluar piagam Mts. 2. Tanggal 10 Mei 1993 keluar piagam terdaftar 3. Tanggal 7 Mei 1994 keluar piagam diakui

4. Tanggal 9 Juli 1997 keluar piagam disamakan dan satu-satunya Mts. Swasta sekabupaten Lamongan yang disamakan dan 2 MTs. Se-Jawa Timur yang di samakan (1997).

4. Madrasah Aliyah Tarbiyatut Tholabah

Sebelum Madrasah Aliyah berdiri, untuk dapat mengikuti ujian persamaan PGAN 6 tahun maka pada tahun 1972 ditambah kelas lenajutan atas dengan nam Madrasah Mu’allimin Tarbiyatut Tholabah 6 tahun.58 Namun karena peraturan pemerintah tahun 1978 bahwa PGA Swasta dihapus maka Mu’allimin 4 tahun kembali lagi menjadi MTs. Pada tahun 1978 itu pula berdiri Madrsah Aliyah Tarbiyatut Tholabah.

Adapun Madrasah Aliyah mulai berdiri sampai sekarang terus berjalan dengan lancar sejak tnaggal 6 September 1993 berdasarkan hasil

57 Rahmat Dasy etal, Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran

Lamongan (Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa, 2004), 30.


(59)

✭ ✮

Akriditasi maka Madrasah Aliyah Tarbiyatut Tholabah Kranji dari status terdaftar menjadi diakui oleh Departemen Agama Wilayah Jawa Timur dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM: 312352422312).

Keudian bila pada tahun 1988 telah berdiri STIT Sunan Giri, maka pada tahun 1993 Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji membuka Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) sesaui dengan program Departemen Agama di mana Madrasah tersebut Administrsinya dan Asramanya dipisakna dengan Madrasah Aliyah.

5. Staidra

Pada 1986 M. Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji mulai menyelenggarakan program Kuliah Kitab Kuning (K3) sebagai upaya pengembangan pelaksanaan sistem pengajaran tradisional Pesantren yang selama ini perlu ditingkatkan, demikian pula program sekolah diniyah sebagai unit pendidikan komplementatif disamping program pengajaran kitab-kitab salaf yang telah lama dilaksanakan sebagai bentuk asli pola pengajaran di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji. Dengan jenjang 2 tahun program K3 dimaksudkan jenjang pendidikan di atas SLTA/MA untuk menampung aspirasi belajar bagi lulusan SLTA/MA setempat dan daerah sekitar yang kurang mampu melanjutkan pendidikan ke tingkat tinggi di luar daerah. K3 inilah yang pada hakekatnya sebagai cikal bakal adanya unit pendididkan formal tingkat tinggi di lingkungan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji.


(60)

✯ ✰

Dengan berpijak pada hal-hal di atas dan memperhatikan tuntutan masyarakat mengingat semakin padatnya jumlah siswa SLTA/MA di dalam dan di luar Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji, serta didorong oleh panggilan zaman maka timbul gagasan mendirikan Perguruan Tinggi yang kemudian mendapat dukungan dari masyarakat melalui forum musyawarah antar beberapa pimpinan pendidikan dan tokoh masyarakat. Sebagai tindak lanjut dari keputusan musyawarah untuk mendirikan Perguruan Tinggi tersebut, muncul usaha untuk mendirikan sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial sebagai badan penyelenggara Perguruan Tinggi.

Tepatnya pada hari Jum'at tanggal 10 Pebruari 1989, dihadapan seorang notaris Rochajah Hanum, SH. Lamongan dengan akta notaris nomor 07 tahun 1989 telah resmi berdiri sebuah badan hukum dengan nama "Yayasan Pondok Pesantren Al-Ma'hadul Islami Tarbiyatut Tholabah" disingkat "Yayasan Tarbiyatut Tholabah" yang berkedudukan di desa Kranji kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Mengingat kondisi beberapa personil pengurus Yayasan, disamping tuntutan situasi maka dipandang perlu adanya reformasi pengurus Yayasan. Dari hasil rapat pengurus yayasan telah tersusun personalia baru tersebut yang dilegalisir dengan nomor : 28858 pada tanggal 17 Juni 1994 oleh notaris RINA HARTATI MULYONO, SH. di Lamongan. Pada tahun 2007 merubah diri menjadi Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah berdasarkan Akte No. 43 tanggal 15 mei 2007 oleh notaris HENDY


(61)

✱ ✲

ASMARA, S.H. dan didaftarkan ke DEPKUMHAM RI; C-2414.HT.01.02.TH 2007.59

59Marsaikhon, Sejarah dan PerkembanganSTAIDRA Kranji Paciran Lamongan”,staidra.ac.id


(62)

BAB IV

USAHA K.H. MOH. BAQIR ADELAN DALAM BIDANG ENTERPRENEURSHIP

A. Definisi dan Pengertian Entrepreneurship

Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entreprendre, yang sudah dikenal sejak abad ke-17, yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster

menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang

mengorganisir dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha. Menurut Thomas W. Zimmerer (2008) entrepreneurship (kewirausahaan) adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Menurut Andrew J. Dubrin (2008) entrepreneur adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif.60 Istilah

entrepreneurship(kewirausahaan) pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.

Entrepreneurship adalah segala hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam

60 Perjalanan Pondok Pesantren”,


(63)

53

merintis, menjalankan dan mengembangkan usaha mereka.

Entrepreneurship merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Dari pandangan para ahli dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship adalah kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

B. Sejarah Entrepreneurship

Entrepreneurshipsecara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah

entrepreneurship sendiri telah dikenal sejak abad ke-17, sedangkan di Indonesia istilah entrepreneurship baru dikenal pada akhir abad ke 20. Beberapa istilah entrepreneurship seperti di Belanda dikenal dengan

ondernemer, dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah entreprendre,

dalam bahasa jerman entrepreneur disebut dengan unternehmer, turunan dari kata unternehmen yang diartikan menjalankan, melakukan dan berusaha.

Pendidikan entrepreneurship mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak


(64)

54

manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan entrepreneurship. DI Indonesia,

entrepreneurship dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman entrepreneurship

baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakatentrepreneurshipmenjadi berkembang.61

C. Tahap-tahap Entrepreneurship

Ada tahap-tahap yang dilakukan oleh seorang entrepreneur dalam menjalankan usahanya. Secara umum tahap-tahap dalam melakukan

entrepreneurship:

1. Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat tantangan atau peluang usaha baru dan dilanjutkan dengan kemungkinan dan adanya keinginan untuk membuka usaha baru. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa atau usaha yang lain.

2. Tahap melaksanakan usaha


(65)

55

Dalam tahap ini seorang entrepreneur mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek:

menjalankan bentuk usaha, pembiayaan, SDM, kepemilikan,

organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3. Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis untuk mengatasi sagala masalah dan hambatan dalam menjalankan usahanya. Entrepreneur yang berhasil adalah yang mampu mempertahankan usahanya dari segala hambatan, tantangan, dan masalah yang ada sehingga usahanya dapat berjalan dengan lancar.62

4. Tahap mengembangkan usaha

Tahap ini adalah di manaentrepreneurberdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan dan inovasi untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam perkembangannya bisa dengan memperbanyak relasi, memperbarui metode dan sistem, memperbarui produk yang dihasilkan, memperbesar dan memperluas usaha, menambah kualitas, menambah pelayanan, menambah tenaga kerja. Dalam tahap ini entrepreneur

62 Ali Mahera, “Sejarah dan Perkembangan PONPES Tabah Kranji”, ibnusyathi.blogspot.com,


(66)

56

melakukan kontribusi ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia, alam dan lingkungan. Dari manfaat pengembangan usaha ini dapat diperoleh secara jelas, kontribusi untuk masalah lapangan kerja, yaitu akan ada penambahan tenaga kerja.

Proses entrepreneurship diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah berfikir kreatif dan bertindak inovatif sehingga tantangan tadi teratasi dan terpecahkan. Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab ituentrepreneur

adalah seorang yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan (Suryana, 2006).

D. Perjalanan K.H. Moh. Baqir Adelan Dalam Bidang Enterpreneurship

1. Langkah Awal di mulai tahun 1954-1958

Terlahir di keluarga yang kaya maupun yang miskin bukanlah harga yang bisa ditawar, namun itu sudah menjadi takdir yang harus kita terima dan disyukuri. Begitu pun dengan kiai Baqir. Beliau terlahir di keluarga yang sangat sederhana. Bahkan sejak kecil beliau sudah ikut membantu ibudanya untuk berjualan. Bukan berarti hal ini dilakukan ibundany unutk memperkerjakan anaknya. Namun, secara tersembunyi mempunyai tujuan yang


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai penutup dengan berlandaskan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai bahan pemikiran menujuh perkembangan pondok dan UD. Barokah Sejati adalah sebagai berikut:

1. KH. Moh. Baqir Adelan lahir pada tanggal 30 Agustus 1934 M. Atau 19 Jumadil Ula 1354 H. di desa Kranji kecamatan Paciran kabupaten Lamongan putera ke 6 dari 12 bersaudara. Ibunya bernama Nyai Hj. Shofiyah (Putra ke 4 dari KH. Musthofa dengan Nyai Aminah Sholeh) sedangkan ayahnya bernama KH. Adelan Abdul Qodir (santrinya KH. Musthofa dari Kranji). Beliau sejak kecil memiliki kelebihan beberapa kelebihan yang berupa intelegensi, sikap (keberanian) dan keterampilan praktis (berdagang). Dari kelebihan itulah beliau dapat memimpin, mengembangkan dan meningkatkan mutu Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah serta dapat memperluas jaringan perdagangan khususnya bidang perkayuan jati. Pendidikan pertam yang diterima beliau adalah tentang al-Qur’an. Kemudian beliau masuk ke Madrasah Salafi dan melanjutkan pendidikan ke desa Tunggul di bawah arahan K.H. Moh. Amin Musthofa selama ^ tahun. setelah itu beliau melanjutkan pendidikan ke Jombang yaitu


(2)

62

dan mengajar di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah dan mengembangkannya. Beliau wafat pada umur 72 tahun. tepatnya pada tanggal 15 Mei 2006.

2. Pondok Tarbiyatut Tholabah merupakan salah satu pondok tertua di Jawa Timur. Hal ini terbukti dilihat dari sejarah berdirinya yaitu sejak tahun 1898 M, dan sudah mengalami pergantian pemimpin sebanyak lima kali yaitu: K.H. Musthofa (1898-1950) , K.H. Abdul Karim (1950-1957), K.H. Adelan Abdul Qodir (1957-1976), K.H. Moh. Baqir Adelan (1976-2006), dan K.H. Moh. Nasrullah Baqir (2006-sekarang). Dalam perjalanannya pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dalam bidang maupun dalam pembangunan. Bahkan pondok tersebut mempunyai usaha sendiri untuk membiayai operasionalnya. Diantar pendidik formal yang berkembang adalah sebagai berikut: Madrasah Salafiyah yang saat ini bernama Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatut Tholabah, Madrasaha Aliyah Tarbiyatut Tholabah, Kuliah Kitab Kuning yang sekarang menjadi Jurusan MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan), dan STTT Sunan Giri Lamongan yang sekarang menjadi Staidra (Sekolah Tinggi Agama Sunan Drajat).

3. K.H. Moh. Baqir Adelan adalah sosok yang sangat istimewa. Bagaimana tidak beliau adalah seorang kiai yang mempunyai jiwa enterpreneurship. Bukan hanya itu, beliau juga pandai mengatur waktu dalam kesehariannya. Beliau sebagai seorang usahawan sangat jelih


(3)

63

sekali dalam mengembangkan usahanya. Itu terbukti dengan usaha beliau dibidang Meubel atau perkayuan yaitu UD. Barokah Sejati. Usaha itu mampu menopang ekonomi pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah untuk mencapai pembangunan yang maksimal. Dalam pengembangan usahanya beliau mampu menawarkan konsep baru sebagai desain kapal nelayan. Awalnya memang sangat riskan ketika sebuah desain tradisional yang yang sudah ada sejak ama harus di bawa pada model yang lebih modern. Namun, itu semua tidak menyurutkan beliau dalam memeperkanlan inovasinya. Alhasil semua nelayan di desa Kranji dan sekitarnya antri untuk mendapatkan jasa pembuatan kapal dari beliau. Hingga pada puncaknya beliau mendapat pesanan 12 kapal dari daerah Probolinggo. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab beliau walaupun sebagai seorang pengusaha tapi measih menjung tinggi nilai-nilai ke-Islaman. Hal ini lah yang menjadikan konsumen sangat percaya kepada beliau.

B. Saran

1. Untuk adik-adik yang masih kuliah dan civitas akademik Fakultas Adab dan Humaniora, penulisan skripsi ini menitikberatkan pada sejarah singkat enterpreneurshipnya K.H. Moh. Baqir Adelan di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan. Dalam penggalian data sumber berupa wawancara penulis merasa perlu diperbanyak lagi. Maka besar harapan penulis untuk adik-adik


(4)

64

dan civitas akademik Fakultas Adab dan Humaniora, yang melakukan penelitian serupa dapat lebih menjabarkan kejadian yang lebih rinci lagi.

2. Penulis merasa hasil penelitian ini jauh dari kata sempurna oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun dan memperbaiki dari berbagai pihak sebagai upaya untuk dibaca dan dikaji banyak orang.

3. Penulis juga mengharapkan pesantren-pesanten yang ada di Indonesia khususnya Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran lamongan bisa lebih eksis lagi. Baik dalam segi prestasi akademik dan non-akademik. Di lain hal pondok pesantren yang sudah mempunyai usaha sendiri untuk menghidupi operasionalnya sendiri haruslah kita bantu untuk menjaganya. Karena pondok adalah salah satu penghasil Ulama’-ulama’ yang arif dan bijaksana.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Aziz, Moh. (edisi revisi) Ilmu Dakwah. Jakarta: KENCANA Prenada Media Group. 2012. (perpusda no reg. 297.74 MOH)

Dasy, Rahmat dkk.Seratus Tahun Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan. Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa. 2004.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1996.

Djabir, ABD. Rauf. K.H. Musthofa; Riwayat hidup Perjuangan & Keturunannya (1871-2004). Lamongan: Forum Komunikasi Bani Musthofa. 2004.

Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widya Padjajaran. 2009. (skripsi staidra)

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah , Penerjemah Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press. 1986.

Kartodirjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia, 1993.

Khan, Inayat. Metode Mendidik Anak Secara Sufi. Bandung: Penerbit Marja’. 2002.

Renier, G. J. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997.


(6)

Turmudi, Endang. Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara. 2004.

Zulaicha, Lilik. Metodologi Sejarah I. Surabaya: Fakultas Adab IAIN Sunan Ampe. 2011.