Analisis hukum islam terhadap hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG
PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR
KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI
Oleh
Yohana Solikah
NIM. C02213078

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan (field research) dengan judul
“Analisis Hukum Islam Terhadap Hutang Piutang Pupuk dalam Kelompok Tani
di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar”. Skripsi ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang telah dituangkan dalam rumusan

masalah yaitu Bagaimana praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di
Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar dan Bagaimana
analisis hukum Islam terhadap praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok
tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bersifat alamiah. Adapun
teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi, disamping itu juga dilengkapi dengan teknik analisis data yaitu
teknik deskriptif kualitatif, kemudian dianalisis dengan menggunakan pola pikir
induktif.
Praktik hutang piutang pupuk yang terjadi dalam kelompok tani di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar merupakan hutang
piutang pupuk yang dilakukan antara petani dan kelompok tani dengan
pengembalian berupa tambahan yang telah disepakati. Praktik hutang piutang ini
dilakukan secara langsung dirumah pemberi hutang (ketua kelompok), kemudian
ketua kelompok menjelaskan mengenai harga awal serta adanya tambahan saat
pelunasan. Setelah semua sepakat, baru kemudian terjadi akad ijab dan kabul.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa transaksi yang sebenarnya terjadi pada
masyarakat Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar adalah
jual beli mura>bah}ah secara tangguh, akan tetapi masyarakat Desa Kaligambir

menganggap hal tersebut merupakan hutang piutang. Secara hukum Islam,
adanya tambahan dalam transaksi yang telah dilaksanakan oleh masyarakat Desa
Kaligambir tidak mengandung unsur riba jika dilaksanakan dengan akad jual beli
mura>bah}ah dan selama tidak ada pihak yang merasa dirugikan dengan adanya
transaksi tersebut.
Sejalan dengan kesimpulan diatas, maka disarankan bagi masyarakat Desa
Kaligambir khususnya petani dan kelompok tani sebaiknya lebih berhati-hati
dalam melakukan segala bentuk mu‘a>malah agar tidak bertentangan dengan
shari>‘at Islam. Selain itu, penulis juga memberikan saran kepada ketua kelompok
tani seharusnya mengganti transaksi hutang piutang dengan akad jual beli
mura>bah}ah, karena dalam hutang piutang tidak boleh adanya tambahan dan
untuk menghindari adanya riba yaitu dengan menggunakan akad jual beli
mura>bah}ah yang pembayarannya bisa dilakukan secara tangguh.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ...................................................................................

i


PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................

iii

PENGESAHAN ........................................................................................

iv

MOTTO ....................................................................................................

v

PERSEMBAHAN .....................................................................................

vi


ABSTRAK ................................................................................................

vii

KATA PENGANTAR ...............................................................................

viii

DAFTAR ISI .............................................................................................

x

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xiii

DAFTAR TRANSLITERASI ....................................................................

xiv


BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah .........................................

7

C. Rumusan Masalah .................................................................

8

D. Kajian Pustaka .......................................................................


9

E. Tujuan Penelitian ..................................................................

13

F. Kegunaan Hasil Penelitian ....................................................

13

G. Definisi Operasional ..............................................................

14

H. Metode Penelitian .................................................................

15

I. Sistematika Pembahasan .......................................................


20

JUAL BELI MURA>BAH}AH DAN HUTANG PIUTANG
(QARD})
A. Jual Beli Mura>bah}ah ..............................................................

23

1. Pengertian Jual Beli Mura>bah}ah ......................................

23

2. Dasar Hukum Jual Beli Mura>bah}ah ................................

25

3. Rukun dan Syarat Jual Beli Mura>bah}ah ..........................

29


4. Jenis-jenis Mura>bah}ah .....................................................

30

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

B. Hutang-piutang (Qard}) ..........................................................

31

1. Definisi Hutang-piutang (Qard}) ......................................

31

2. Dasar Hukum Hutang-piutang (Qard}) ............................

33


3. Hukum Qard{ ....................................................................

37

4. Rukun dan Syarat Hutang-piutang (Qard}) ......................

39

5. Pengembalian Manfaat dalam Hutang-piutang (Qard}) ...

43

6. Tatakrama dalam Hutang Piutang(Qard}) .......................

45

PRAKTIK
HUTANG
PIUTANG
PUPUK

DALAM
KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN
PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR
A. Gambaran Umum Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo
Kabupaten Blitar ................................................................... 50
1. Keadaan Geografis ..........................................................

50

2. Keadaan Penduduk ..........................................................

51

3. Keadaan Ekonomi ...........................................................

51

4. Kondisi Pendidikan .........................................................

52


5. Suasana Kehidupan Beragama ........................................

54

B. Praktik Hutang Piutang Pupuk Dalam Kelompok Tani Di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar ..... 55
1. Latar Belakang Terjadinya Hutang Piutang Pupuk ........

55

2. Proses Transaksi Hutang Piutang Pupuk ........................

56

3. Tata Cara Pengembalian Hutang Pupuk .........................

58

4. Profil Anggota Kelompok Tani Desa Kaligambir ..........

59

5. Pendapat Warga dan Tokoh Agama Desa Kaligambir

tentang Hutang Piutang Pupuk .......................................
BAB IV

60

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG
PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA
KALIGAMBIR
KECAMATAN
PANGGUNGREJO
KABUPATEN BLITAR
A. Analisis Terhadap Praktik Hutang Piutang Pupuk
DalamKelompok Tani Di Desa Kaligambir Kecamatan
PanggungrejoKabupaten Blitar ............................................. 63

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Analisis
Hukum
Islam
Terhadap
PraktikHutang
PiutangPupuk DalamKelompok Tani Di Desa Kaligambir
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar ........................ 66
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................

74

B. Saran ......................................................................................

75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia .............................................

51

3.1 Tabel Mata Pencaharian dan Jumlahnya .................................................

52

4.1 Tabel Tamatan Sekolah di Masyarakat ...................................................

53

4.2 Tabel Sarana Pendidikan di Desa Kaligambir .........................................

53

4.1 Tabel Daftar Anggota Kelompok Tani dan Pemilikan Lahan ................

59

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah menjadi qadrat Allah Swt. bahwa manusia harus hidup
bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia harus saling tolong
menolong antara satu dengan yang lainnya. Untuk memenuhi kemajuan dan
tujuan hidup, diperlukan hubungan kerja sama yang baik antara sesama
manusia.
Kegiatan mu‘a>malah merupakan kegiatan-kegiatan yang menyangkut
hubungan antar manusia yang meliputi aspek politik, ekonomi dan sosial.
Kegiatan mu‘a>malah yang menyangkut aspek ekonomi meliputi kegiatan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, seperti: jual beli,
simpan-pinjam, hutang piutang, usaha bersama, dan sebagainya.1
Didalam kegiatan ber mu‘a>malah, terdapat unsur tolong menolong
antara sesama manusia. Seperti dalam aspek ekonomi yang bentuknya
hutang piutang, kegiatan mu‘a>malah ini bertujuan untuk membantu kepada
pihak yang membutuhkan dana atau barang demi kelangsungan hidup
ataupun kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam dalam alQuran surah al-Maidah: 2:

1

Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,
(Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1992), 8.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

               …
  

‚dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya‛.2
Hutang-piutang seakan telah menjadi salah satu solusi dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama bagi kehidupan masyarakat di
pedesaan. Karena dalam suatu kehidupan sudah la>zim ada pihak yang
kekurangan dan ada pula pihak yang berlebih dalam hartanya.
Hutang-piutang atau dalam istilah fikih disebut dengan al-qard} adalah
pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali
atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.3 Hutang
piutang (qard}) merupakan perbuatan baik yang diperintahkan Allah dan
Rasul.
Hutang piutang bukan merupakan perbuatan yang dilarang. Hal ini
sesuai dengan al-Quran surah al-Baqarah: 245:
             
   
‚siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang
baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan
meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan‛.4
2

Depak RI, al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Indah Press, 1994),157.
Muhammad Syafi’i Antonio, BANK SYARIAH Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), 131.
4
Depak RI, al-Quran…, 60.
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Dari sisi muqrid}, Islam menganjurkan kepada umatnya untuk
memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan dengan cara
memberi utang. Dari sisi muqtarid}, utang bukan merupakan perbuatan yang
dilarang, melainkan dibolehkan karena seseorang berutang dengan tujuan
untuk memanfaatkan barang atau uang yang diutangnya itu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan ia akan mengembalikannya persis seperti yang
diterimanya atau sesuai dengan nilai yang dihutangnya.5
Dalam kaitan dengan hal ini ada beberapa hadis yang berisi anjuran
untuk membantu orang lain, antara lain:
Dalam Hadis Ibnu Mas’ud:

ِ
ِ
ِ
ِ ْ َ‫ضا َمَرت‬
‫ي اَِّ َكا َن‬
ً ‫ض ُم ْسل ًما قَ ْر‬
ُ ‫ َما من ُم ْسلم يُ ْق ِر‬: ‫ قال‬.‫م‬.‫عن ابن مسعود ا ّن الني ص‬
‫ص َدقَتِ َها َمَرًة‬
َ ‫َك‬
‚Dari Ibn Mas’ud bahwa Rasulullah saw. Bersabda, ‚tidak ada seorang
muslim yang menukarkan kepada seorang muslim qard} dua kali,
kecuali seperti sedekah satu kali‛.6

Dari hadis-hadis diatas dapat dipahami bahwa qard} merupakan
perbuatan yang dianjurkan, yang akan diberi imbalan oleh Allah. Dalam
hadis dijelaskan bahwa memberikan hutang atau pinjaman dua kali nilainya
sama dengan memberikan sedekah satu kali. Ini berarti bahwa qard}
merupakan perbuatan yang sangat terpuji karena bisa meringankan beban
orang lain.

5
6

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013), 275.
Lidwa Pusaka, Kitab 9 Imam Hadits, (Digital Library, Kitab Ibnu Majjah, Hadits No. 2421).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Di dalam Islam juga telah dijelaskan mengenai pengambilan manfaat.
Pengambilan manfaat dalam hutang piutang hukumnya haram, apabila hal
itu disyaratkan atau ditetapkan dalam perjanjian. Demikian ini termasuk
rekayasa terhadap riba berdasarkan sabda Rasulullah saw.:

‫ُكل قَ ْرض َجَر َمْن َف َع ًة فَ ُه َو ِرَب‬

‚semua hutang yang menarik manfaat (keuntungan), maka ia termasuk
riba‛.7
Apabila manfaat (kelebihan) tidak disyaratkan pada waktu akad maka
hukumnya boleh. Sesuai dengan hadis Nabi:

ِ َ َ‫عن أَِب ري رَة ق‬
‫ فَأ َْعطَى ِسنًا َخْي ًرا ِم ْن‬, ‫ض رسول ه صلى ه عليه وأله وسلم ِسنًا‬
َ ‫ال ا ْستَ ْقَر‬
ََْ ُ ْ َ
ِِ ِ
ِ ‫ال ِخيارُكم أ‬
.ً‫ضاء‬
َ َ‫َحاسنُ ُك ْم ق‬
َ ْ ُ َ َ َ‫سنّه َوق‬

‚Dari Abu Hurairah ia berkata: ‚Rasulullah saw. berutang seekor unta,
kemudian beliau membayarnya dengan seekor unta yang lebih baik
daripada unta yang diutangnya, dan beliau bersabda: sebaik-baik kamu
sekalian adalah orang yang paling baik dalam membayar utang.‛8
Para ulama juga sepakat bahwa persyaratan memberikan tambahan

diluar pinjaman untuk kreditur hukumnya haram dan termasuk riba, baik
tambahan nilai, seperti: memberikan pinjaman Rp.100.000,- dengan syarat
pengembalian Rp. 110.000,- atau tambahan kwalitas, seperti: memberikan
pinjaman mata uang rupiah dengan syarat pengembalian dalam bentuk mata
uang dolar, maupun tambahan jasa, seperti: memberikan pinjaman uang

7

Ibnu Hajar al-Asqalany, Syarah Bulughul Maram, (Achmad Sunarta) (Surabaya: Halim Jaya,
2001), 503, sanad hadits diatas sangat d}a’i>f.
8
Lidwa Pusaka, Kitab 9 Imam Hadits, (Digital Library, Kitab Muslim, Hadits No. 3004).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

kepada seseorang dengan syarat dia meminjamkan mobilnya kepada pemberi
pinjaman selama 1 minggu.9
Kegiatan mu‘a>malah yang berbentuk hutang piutang ini sering
dilakukan oleh masyarakat, tidak jarang masyarakat Desa Kaligambir
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Mereka hidup dalam keadaan
ekonomi yang pas-pasan. Oleh karena itu, mayoritas masyarakatnya
berpencaharian sebagai petani. Tidak semua petani tersebut mempunyai
dana untuk memenuhi kebutuhan pertaniannya.
Sebelum dibentuknya kelompok tani, cara warga mendapatkan pupuk
adalah dengan menghutang di suatu individu. Individu tersebut sengaja
menghutangkan pupuk dengan adanya tambahan harga saat pengembalian
yang hampir 25%.
Melihat harga pupuk yang mahal saat pengembalian, akhirnya warga
Kaligambir rt: 03 rw: 02 mendirikan kelompok tani. Kelompok tani tersebut
sebagai wadah bagi warga dalam menyediakan salah satu kebutuhan
pertaniannya yaitu pupuk. Modal yang diperoleh kelompok tani dalam
menyediakan pupuk berasal dari hasil penjualan traktor.
Awalnya traktor itu merupakan hasil pemberian dari seorang yang
mencalonkan dirinya sebagai DPD. Untuk mencari dukungan dalam pemilu,
calon DPD tersebut memberikan traktor kepada kelompok tani. Tujuan
diberikannya traktor tidak lain sebagai penunjang pertanian pada masyarakat
Desa Kaligambir. Ternyata tujuan tersebut tidak sesuai, jarang petani yang
9

Yusuf Al Subaily, Fiqh Perbankan Syariah: Pengantar Fiqh Muamalat dan Aplikasinya dalam
Ekonomi Modern, (t.tp.: t.p., t.t.), 48-49.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

mempergunakan traktor tersebut. Akhirnya traktor dijual dan hasil dari
penjualan traktor sebagian digunakan untuk membeli pupuk. Sehingga
masyarakat dapat mendapatkan pupuk dari kelompok tani tersebut.
Petani mendapatkan pupuk dengan cara menghutang. Harga pokok
pupuk tersebut adalah Rp. 190.000/kw. Setiap petani mendapatkan jumlah
pupuk yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhannya. Jika lahannya luas,
maka petani tersebut bisa menghutang pupuk dalam jumlah yang banyak,
begitu pula sebaliknya.
Jangka waktu pengembalian hutang dalam transaksi hutang piutang
pupuk di Desa Kaligambir adalah setelah petani panen. Ketentuan yang
diberikan adalah dengan adanya kelebihan atau tambahan dari harga
pokoknya. Tambahan tersebut disyaratkan di awal oleh ketua kelompok tani
ketika petani hendak menghutang. Dalam pengembaliannya pun juga
terdapat perbedaan, antara anggota kelompok tani dan bukan dari anggota.
Apabila yang menghutang masih dalam suatu anggota kelompok tani, maka
tambahannya Rp. 20.000/kw sedangkan apabila yang menghutang itu bukan
dari anggota kelompok maka tambahannya Rp. 30.000/kw.
Seperti

yang telah disebutkan diatas bahwa harga pokok pupuk

tersebut adalah Rp. 190.000/kw. Jadi semisal hutang 1kw maka petani yang
bukan dari anggota kelompok harus membayar Rp. 220.000 dan anggota
kelompok

harus

membayar

Rp.210.000.

Tambahan

uang

dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

pengembalian hutang tersebut akan digunakan untuk tambahan modal
kedepannya dalam membeli pupuk dalam jumlah yang lebih banyak lagi.10
Dari sinilah penulis tertarik untuk menelusuri dan meneliti hutang
piutang yang terjadi di Desa Kaligambir dengan judul ‚Analisis Hukum

Islam Terhadap Hutang Piutang Pupuk dalam Kelompok Tani di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar‛.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, kiranya dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pengambilan manfaat dalam hutang piutang pupuk dalam kelompok tani
di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
2. Tata cara hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
3. Akad hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
4. Pelaksanaan hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
5. Perjanjian dalam hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
6. Jangka waktu hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
10

Taufik Siswanto, Wawancara, Kaligambir, 19 september 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

7. Ketentuan-ketentuan dalam hutang piutang pupuk dalam kelompok tani
di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar
8. Tata cara pengembalian hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di
Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar
Mengingat luasnya masalah yang tercakup dalam penelitian ini, maka
perlu adanya pembatasan masalah agar pembahasan lebih fokus. Oleh karena
itu penulis membatasi permasalahan yang hendak diteliti, yaitu:
1. Praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
2. Analisis hukum Islam terhadap praktik hutang piutang pupuk dalam
kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten
Blitar .

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang sudah dijelasakan
sebelumnya, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik hutang piutang pupuk
dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo
Kabupaten Blitar?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

D. Kajian Pustaka
Banyak sekali penelitian yang telah mengungkap tentang hutang
piutang. Akan tetapi penulis menemukan celah yang belum terbahas dalam
beberapa penelitian yang telah ada, yakni tentang hutang piutang pupuk
dalam kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo
Kabupaten Blitar. Demi menunjukkan posisi penelitian, maka penulis
paparkan tentang penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya,
diantaranya:
1. Skripsi saudari Siti Munasiroh, Prodi Muamalah UIN Sunan Ampel
Surabaya (2016), ‛Analisis ‘Urf Terhadap Tradisi Hutang Piutang Pupuk

Urea dibayar Dengan Uang (Studi Kasus di Desa Ladju Kidul Kec.
Singgahan Kab. Tuban)‛. Skripsi ini menjelaskan tentang tradisi
masyarakat di Desa Ladju Kidul dalam melakukan transaksi hutang
piutang pupuk yang dibayar dengan uang. Dari hasil penelitian tersebut
terlihat bahwa tradisi hutang piutang pupuk di Desa Ladju Kidul
merupakan ‘urf fasidah, karena transaksi hutang pupuk urea yang dibayar
dengan

uang

adalah

transaksi

yang

obyeknya

mithli,

maka

pengembaliannya harus sesuai.11
2. Skripsi saudara Syaikhul Munif, jurusan Muamalah IAIN Walisongo
Semarang (2013), ‚Praktik Hutang Piutang Pupuk Di Lingkungan Petani

Tebu Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati‛. Skripsi ini

11

Siti Munasiroh, ‚Analisis ‘Urf Terhadap Tradisi Hutang Piutang Pupuk Urea dibayar Dengan
Uang (Studi Kasus di Desa Ladju Kidul Kec. Singgahan Kab. Tuban)‛ (Skripsi--UIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2016), 77.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

menjelaskan tentang praktik hutang piutang pupuk di lingkungan petani
tebu di Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Dimana penyedia
pupuk menerapkan ketentuan adanya tambahan dalam pembayaran
hutang kepada petani tebu. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
praktik memberikan kelebihan hutang piutang pupuk di lingkungan petani
tebu awalnya bermula dari keinginan petani dengan tujuan agar
dipermudah dalam memperoleh hutang pupuk. Namun kemudian praktik
tersebut berubah dengan adanya syarat yang diberlakukan oleh penyedia
pupuk kepada petani tebu berupa keharusan penjualan hasil panen tebu
kepada penyedia pupuk sebagai konsekuensi (syarat) dalam hutang
piutang. Praktik hutang piutang pupuk di lingkungan petani tebu di Desa
Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati dalam tinjauan hukum Islam
masih banyak terkandung aspek kemafsadatan dari pada aspek
kemaslahatan.12
3. Skripsi saudari Nurul Fadilah, Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamlah)
UIN Sunan Ampel Surabaya (2009), ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Implementasi Hutang Pupuk dengan Gabah di Desa Pucuk Kecamatan
Dawarblandong Kabupaten Mojokerto‛. Deskripsi implementasi hutang
pupuk dengan gabah yang terjadi di Desa Pucuk adalah pihak debitur
(petani) menghutang pupuk kepada kreditur (pedagang pupuk), dimana
orang yang memberi hutang melakukan kesepakatan tentang obyek yang
dihutangkan beserta terjadinya proses kesepakatan antara keduanya
12

Syaikhul Munif, ‚Praktek Hutang Piutang Pupuk Di Lingkungan Petani Tebu Desa Boto
Kecamatan Jaken Kabupaten Pati‛ (Skripsi--IAIN Walisongo, Semarang, 2013), vii.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

mengenai waktu pengembaliannya. Dengan mensyaratkan pelunasan
hutang harus berupa gabah kering, dimana harga pupuk yang dihutangkan
sudah ditinggikan dari harga pasaran, namun apabila telah tiba waktu
jatuh temponya dan penghutang mengalami gagal panen, maka orang
yang menghutangi melakukan penyitaan barang-barang yang dianggap
berharga dengan ketentuan nilai sama dengan gabah kering. Hasil dari
skripsi ini menjelaskan bahwa implementasi hutang pupuk dengan gabah
yang terjadi di Desa Pucuk adalah tidak dibenarkan dalam Islam. Karena
hutang piutang dalam Islam mensyaratkan dalam hal pengembalian
hutang harus sama dan sejenis. Bahkan dalam Islam memberikan
kelonggaran kepada orang yang kondisinya pailit.13
4. Skripsi saudari Cucu Susilawati, Prodi Muamalah UIN Sunan Gunung
Djati Bandung (2014), ‚Pelaksanaan Utang Piutang Pupuk dibayar

dengan Padi di Desa Sukaras, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten
Bogor‛. Skripsi ini menjelaskan tentang pelaksanaan utang piutang pupuk
yang dibayar dengan padi. Ketentuan dalam utang tersebut adalah waktu
pengembalian utang setelah panen, kemudian barang yang dipinjam harus
dikembalikan berupa padi sebanyak pupuk yang dipinjam baik panen itu
gagal maupun hasil. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik
utang piutang pupuk yang dibayar dengan padi ini banyak mad}aratnya
daripada

mas}lahatnya.

Adapun

mas}lahatnya

adalah

membantu

13

Nurul Fadhilah, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasin Hutang Pupuk dengan
Gabah di Desa Pucuk Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto‛ (Skripsi--UIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2009), 54-56.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

meringankan beban petani sedangkan mad}aratnya adalah tengkulak
menggunakan praktik utang piutang ini untuk mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya, memperkaya diri dan mengeksploitasi petani yang
sedang kesusahan. Berdasarkan fiqh praktik qard} ini juga mengandung

riba nasi’ah.14
5. Skripsi saudara Noer Cholis, Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
UIN Sunan Ampel Surabaya (2015), ‚Analisis Hukum Islam Terhadap

Utang Piutang di Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun‛.
Skripsi ini menjelaskan tentang praktik hutang piutang dalam bentuk
uang dan pupuk. Dimana hutang piutang tersebut terjadi antara petani
padi dengan penjual pupuk yang dilakukan secara langsung dan tatap
muka. Petani datang kepada penjual pupuk, kemudian mengadakan
kesepakatan namun yang meminta kesepakatan adalah pihak yang
berhutang (petani/warga) dengan kesepakatan berhutang uang atas nama
pupuk sebagai hitungan dalam menentukan jumlah uang yang dipinjam.
Perjanjian ini dilakukan secara lisan dan tertulis. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa praktik hutang piutang yang terjadi di desa
Brumbun merupakan sebuah transaksi yang diperbolehkan dalam Islam
karena didasari atas suka sama suka.15

14

Cucu Susilawati, ‚Pelaksanaan Utang Piutang Pupuk dibayar dengan Padi di Desa Sukaras,
Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor‛ (Skripsi--UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2014),
3-4.
15
Noer Cholis, ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Utang Piutang di Desa Brumbun Kecamatan
Wungu Kabupaten Madiun‛ (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015), 54-55.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Dari penelitian-penelitian yang sudah dibahas sebelumnya, dapat
dikatakan bahwa fokus penelitian yang dibahas tidak sama dengan yang akan
diteliti oleh penulis. Disini penulis mefokuskan penelitian tentang praktik
hutang piutang pupuk dalam kelompok tani dengan adanya tambahan saat
pelunasan yang tambahannya sudah dijelaskan di awal. Bagaimana Islam
memandang kegiatan transaksi tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang ‚Analisis Hukum Islam Terhadap

Hutang Piutang Pupuk dalam Kelompok Tani di Desa Kaligambir
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar‛.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab dua pertanyaan yang
telah dirumuskan diatas, yakni:
1. Untuk mendeskripsikan praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok
tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
2. Untuk menjelaskan bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik
hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa Kaligambir
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini mempunyai dua aspek yakni aspek
teoritis dan aspek praktis.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

1. Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memperkaya

khazanah keilmuan dibidang fiqh mu‘a>malah terutama masalah hutang
piutang.
2. Aspek Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan
acuan yag jelas terutama bagi masyarakat Desa Kaligambir Kecamatan
Panggungrejo Kabupaten Blitar yang terlibat dalam kegiatan hutang
piutang pupuk agar terhindar dari riba.

G. Definisi Operasional
Berdasarkan judul penelitian skripsi ‚Analisis Hukum Islam Terhadap

Hutang Piutang Pupuk dalam Kelompok Tani di Desa Kaligambir
Kecamatan

Panggungrejo

Kabupaten

Blitar‛,

dirasa

perlu

adanya

pendefinisian judul secara operasional agar dapat diketahui dan dipahami
secara jelas maksud judul penelitian tersebut.
Hutang piutang pupuk

: hutang piutang pupuk yang dilakukan antara
masyarakat
pengembalian

dan

kelompok

berupa

tambahan

tani
yang

dengan
telah

disepakati.
Hukum Islam

: Suatu aturan yang mengatur hutang piutang
dalam jual beli mura>bah}ah yang bersumber dari al-

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Quran dan al-Sunah serta melalui upaya pemikiran
ahli hukum.

H. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.16 Metode yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).
Artinya,

peneliti

terjun

langsung

ke

lokasi

penelitian

untuk

menyimpulkan data. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan dalam
penelitian yang bersifat alamiah.17
2. Lokasi Penelitian.
Dalam penelitian kualitatif peneliti wajib hadir di lapangan, karena
peneliti merupakan instrument penelitian utama yang memang harus hadir
sendiri secara langsung di lapangan untuk mengumpulkan data. Pada
penelitian ini, peneliti datang sendiri pada kelompok tani di Desa
Kaligambir Rt: 03 Rw: 02 Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.

16
17

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), 2.
Ibid., 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

3. Populasi dan Sampel
Proses pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

Nonprobability sampling dengan jenis Snowball sampling. Teknik
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan jenis Snowball

sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar.18 Pada penelitian ini, peneliti memilih sampel
yang dianggap mampu untuk memberikan data mengenai hutang piutang
pupuk, kemudian jika peneliti merasa belum lengkap terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu
dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh orang-orang sebelumnya.
4. Data dan Sumber Data
a. Data yang dikumpulkan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas,
maka data yang bisa dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
tentang cara pelaksanaan hutang piutang pupuk dalam kelompok tani
di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.

18

Ibid., 84-85.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

b. Sumber Data
1) Sumber Primer
Sumber

primer

adalah

sumber

data

yang

langsung

memberikan data kepada pengumpul data.19 Sumber primer dalam
penelitian ini yaitu pihak pemberi hutang dan pihak penerima
hutang serta dokumen yang berhubungan dengan hutang piutang
pupuk di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten
Blitar.
2) Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data.20 Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
5. Tenik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu
dengan pancaindra lainnya.21 Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku

19

Ibid., 225.
Ibid.
21
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), 115.
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.22 Dalam penelitian ini penulis mengamati
langsung praktik hutang piutang pupuk yang terjadi di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Penulis
mengamati cara dalam hutang piutang tersebut, yaitu dalam akad atau
perjanjiannya, ketentuan-ketentuan yang diberlakukan dan cara
pengembaliannya.
b. Wawancara
Wawancara

adalah

cara-cara

memperoleh

data

dengan

berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan
individu maupun individu dengan kelompok.23 Wawancara digunakan
untuk mengumpulkan data hutang piutang pupuk di Desa Kaligambir
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
c. Studi Dokumen
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data atau
usaha untuk menemukan bukti otentik melalui dokumen, seperti suratsurat, catatan-catatan, peraturan dan sebagainya.24 Penggunaan metode
dokumentasi ini bermanfaat untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan untuk mendukung penganalisisan penelitian secara lebih
mendalam.

22

Sugiyono, Metode Penelitian…, 145.
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilm-ilmu Sosial Humaniora
pada Umumnya (t.tp.: t.p., t.t.), 222.
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Pendekatan Praktek, cet. 5, (Jakarta: Rajawali, 2002),
231.
23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

6. Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah
pengolahan data. Pentingnya pengolahan data diantaranya adalah
menyajikan data dalam susunan yang baik sehingga dapat memberikan
arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.25
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan data yang telah dikumpulkan26
terutama dari segi kelengkapan bacaan, kejelasan makna, keselarasan
satu

dengan

yang

lainya,

relevansi

atau

keseragaman

kesatuan/kelompok.
b. Organizing,

mengatur

dan

menyusun

data-data

hasil

editing

sedemikian rupa sehingga menghasilkan data yang baik dan mudah
dipahami.
c. Analizing, merupakan tahapan terakhir yaitu menganalisis lebih lanjut
data-data mengenai praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok
tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar
yang telah tersusun untuk memperoleh kesimpulan atas rumusan
masalah yang telah diungkapkan.

25

Umar Danny, ‚Teknik Pengolahan Data‛, dalam http://umardanny.com/teknik-pengolahandata-materi-metodologi-penelitian-ppt/, diakses pada 3 Oktober 2016.
26
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2005), 118.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.27
Dalam menganalisis data-data yang telah terkumpul, penulis
menggunakan teknik deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan data-data
yang telah terkumpul tentang praktik hutang piutang pupuk dalam
kelompok tani, kemudian dianalisis dengan pola pikir induktif yang
dipergunakan untuk mengemukakan kenyataan dari hasil penelitian yang
bersifat khusus untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum
yang sesuai terhadap hutang piutang pupuk dalam kelompok tani di Desa
Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.

I.

Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh
tentang penelitian ini, maka dibuatlah sistematika pembahasan sebagai
berikut:
Bab pertama pendahuluan. Dalam bab ini penyusun menguraikan dan
menjelaskan yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi dan batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi

27

Sugiyono, Metode Penelitian…, 244.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

operasional, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua merupakan landasan teori yang membahas mengenai jual
beli mura>bah}ah} dan hutang piutang (al-qard}). Dalam hal ini peneliti
membagi menjadi beberapa subbab yaitu pengertian jul beli mura>bah}ah,
dasar hukum jual beli mura>bah}ah, rukun dan syarat jual beli} mura>bah}ah,
jenis-jenis mura>bah}ah, definisi hutang piutang (al-qard}), dasar hukum hutang
piutang (al-qard}), hukum qard}, rukun dan syarat hutang piutang (al-qard}),
pengembalian manfaat dalam hutang piutang (al-qard}) serta tata krama
dalam hutang piutang (al-qard}). Teori ini bertujuan untuk memberikan
penerangan terhadap praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani
yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kaligambir, Kecamatan Panggungrejo,
Blitar.
Bab ketiga merupakan praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok
tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Bab ini
merupakan data yang diperoleh dari lapangan yang kemudian sebagai acuan
untuk analisis pada bab IV. Hasil penelitian ini meliputi pembahasan
keadaan geografis, keadaan penduduk, keadaan ekonomi, kondisi pendidikan,
suasana kehidupan beragama, dan praktik hutang piutang pupuk dalam
kelompok tani di Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten
Blitar.
Bab keempat merupakan analisis. Dalam bab ini menggambarkan
analisis bagaimana praktik hutang piutang pupuk dalam kelompok tani yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

dilakukan masyarakat Desa Kaligambir Kecamatan Panggungrejo Kabupaten
Blitar ini berdasarkan hukum Islam dengan kerangka teori yang digunakan.
Bab V merupakan bab terakhir. Bab ini memaparkan kesimpulan dari
pembahasan bab-bab sebelumnya sehingga didapatkan jawaban terhadap
persoalan yang dikaji serta saran-saran dari penulis.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
JUAL BELI MURA>BAH}AH DAN HUTANG PIUTANG (QARD})
A. Jual Beli Mura>bah}ah
1. Pengertian Jual Beli Mura>bah}ah
Jual beli dalam istilah fikih disebut
berasal dari kata

‫ بَْي ًعا‬- ‫ع – يَبِْي ُع‬
َ ََ

‫الْبَ ْيع‬.

Secara etimologi,

‫الْبَ ْيع‬

yang berarti menjual.1 Wahbah al-

Zuh}aili> mengartikannya secara bahasa sebagai berikut:
2

‚menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain‛.

‫مقابلة الشيء َلشء‬

Secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yag
dikemukakan para ulama fikih, antara lain:
Menurut Sayyid Sabiq sebagai berikut:

ِ ‫مبادلَةُ م ٍال َِِ ٍال علَى سبِ ِيل الت ر‬
ٍ ‫ اَونَ ْقل ِم ْل‬, ‫اضى‬
ٍ ‫ك بِعِ َو‬
.ِ ‫ض َعلَى الْ َو ْج ِ الْ َمأْذُ ْو ِن فِْي‬
َ َ َُ
َ َ
َ
ُ ْ

‚Jual beli adalah pertukaran harta dengan harta atas dasar saling
merelakan‛ atau ‚memindahkan milik dengan ganti yang dapat
dibenarkan‛.3
Menurut ulama H}anafiyyah dalam kitab al-Fiqh al-Islam Wa

Adillatuhu:

ٍ
ٍ ٍِ
ٍ ‫صو‬
‫ص‬
ُ ََْ ‫ُمبَ َادلَةُ َمال َِال َعلَى َو ْج‬
ْ ‫ص‬

‚tukar menukar ma>l (barang atau harta) dengan ma>l yang dilakukan
dengan cara tertentu‛.4

1

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Cet. ke-XIV, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), 124.
2
Wahbah az-Zuh}aili>, al-Fiqh al-Islam Wa Adillatuhu, jilid IV, cet. ke-2, (Beirut: Dar al-Fikr,
1985), 344.
3
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, jilid III, cet. ke-4, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), 126.
4
Wahbah az-Zuh}aili>, al-Fiqh al-Islam…, 344.

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Sedangkan pengertian jual beli menurut Taqiyyudin:

‫مقابلة مال ِال قابلن للتصرف إجاب وقبول على الوج امأذون في‬
‚saling menukar harta dengan harta, saling menerima, dapat
dikelola (tas}arruf) dengan ijab dan kabul dengan cara tertentu
(sesuai shara‘)‛.5
Jual beli merupakan suatu transaksi yang biasa dilakukan oleh
manusia. Bentuk dari transaksi jual beli ini ada banyak. Salah satunya jika
dilihat dari bentuk harganya, akad jual beli ini dibagi menjadi empat,
yaitu jual beli mura>bah}ah, jual beli tawliyah, jual beli wad}i>’ah dan jual
beli musa>wamah.
Jual beli mura>bah}ah merupakan jual beli yang sering dilakukan.

Mura>bah}ah merupakan mas}dar dari kata ra>bah}a-yura>bih}u-mura>bah}atan
yang berarti memberi keuntungan (laba).6 Secara terminologi, mura>bah}ah
didefinisikan

oleh para Fuqaha sebagai penjualan barang seharga

biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-up atau margin
keuntungan yang telah disepakati.7
Sedangkan pengertian

mura>bah}ah dalam Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah (KHES) adalah pembiayaan saling menguntungkan
yang dilakukan oleh s}ah}ib alma>l dengan pihak yang membutuhkan
melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan
barang dan harga jual terdapat nilai yang merupakan keuntungan atau

5

Imam Taqiyyudin, Kifayah al-Akhya>r, (Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2001), 326.
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir…, 463.
7
Wiroso, Jual Beli Mura>bah}ah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), 13.
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

laba bagi s}ah}ib alma>l dan pengembaliannya dilakukan secara tunai atau
angsur.8
Imam Nawawi> dalam kitabnya ‚al-Majmu>’ Syarh} al-Muhadhab‛
menyatakan bahwa mura>bah}ah adalah boleh tanpa ada penolakan
sedikitpun. Imam Nawawi> juga menyatakan:

‫ويصح بيع امراحة أن يشري ِائة م يقول بعتك ِا اشريت وربح در م لكل عشرة أو‬
.‫ربح‬

‚jual beli mura>bah}ah hukumnya sah, yaitu apabila seseorang
membeli suatu barang dengan harga seratus dirham dan aku jual
kepadamu, aku mengambil laba satu dirhamsetiap sepuluh
dirhamnya‛.9

Ibnu Quda>mah juga mengatakan bahwa mura>bah}ah adalah jual beli
barang dengan mengambil keuntungan tertentu yang diketahui pihak
penjual dan pembeli. Masing-masing pihak harus mengetahui modal atau
harga awal dari barang tersebut.10
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jual beli mura>bah}ah adalah jual
beli dimana si penjual mengambil keuntungan dari barang yang dijualnya,
sementara si pembeli mengetahui harga awal dari barang tersebut.

2. Dasar Hukum Jual Beli Mura>bah}ah
Al-Quran memang tidak pernah secara spesifik menyinggung
masalah mura>bah}ah. Namun demikian, dalil diperbolehkan jual beli

mura>bah}ah dapat dipahami dari keumuman dalil diperbolehkannya jual
8

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 20 ayat 6.
Imam Nawawi>, al-Majmu>’ Syarh} al-Muhadhab, jilid XIII, (Beirut: Dar al-Fikr, 2000), 3.
10
Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), 69.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

beli. Mura>bah}ah jelas-jelas bagian dari jual beli, dan jual beli secara
umum diperbolehkan. Berdasarkan hal ini, maka dasar hukum
diperbolehkannya jual beli mura>bah}ah berdasarkan ayat-ayat jual beli
adalah:
…      

‚Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba‛.
(Surah al-Baqarah: 275).11
Dari penegasan ayat diatas dapat dipahami bahwa seakan-akan
Allah memberikan suatu perbandingan antara jual beli dengan riba. Pada
jual beli ada pertukaran dan penggantian yang seimbang yang dilakukan
oleh pihak penjual dengan pihak pembeli, ada manfaat dan keuntungan
yang diperoleh dari kedua belah pihak, dan ada pula kemungkinan
mendapat keuntungan yang wajar sesuai dengan usaha yang telah
dilakukan. Pada riba tidak ada penukaran dan penggantian yang
seimbang. Hanya ada semacam pemerasan yang tidak langsung, yang
dilakukan pihak yang mempunyai barang terhadap pihak yang sedang
memerlukan.12
Landasan yang berhubungan dengan jual beli juga terdapat dalam
surah an-Nisa ayat 29, yaitu:
           
             

11

Depag RI, al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Indah Press, 1994), 69.
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, jilid I (Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 424.
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

‚Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu‛.13
Mencari harta dibolehkan dengan cara berniaga atau berjual beli
dengan dasar kerelaan kedua belah pihak tanpa suatu paksaan. Karena
jual beli yang dilakukan secara paksa tidak sah walaupun ada bayaran
atau penggantinya. Dalam upaya mendapatkan kekayaan tidak boleh ada
unsur z}alim kepada orang lain, baik individu atau masyarakat.14
Selain dalam al-Quran, landasan jual beli mura>bah}ah juga terdapat
dalam al-Sunnah, yaitu sebagai berikut:
Hadis riwayat dari Ibnu Mas’u>d:

‫وي َع ْن ابْن َم ْس ُع ٍد أَن ُ َكا َن اَيََرى َأْ ًسا بد ازد ود ُ دوازد‬
َ ‫َوُر‬

‚diriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud ra. membolehkan menjual
barang dengan mengambil keuntungan satu atau dua dirham‛.15
Hadis lain yang dijadikan dasar diperbolehkannya jual beli secara

mura>bah}ah adalah hadits riwayat Ibnu Majjah sebagai berikut:

ٍ ِ‫