bu siti aspadin jph pada air minum kemasan 2
REGULASI JAMINAN PRODUK HALAL DAN
PENERAPANNYA
Giants Causeway
(Irlandia)
Pulau lombok
KASUBDIT PRODUK HALAL
Direktorat Urusan Agama Islam
dan Pembinaan Syariah
Kementerian Agama RI
DASAR HUKUM
•QS Al Baqarah ayat 168
•عددوو
خط دعوا إ
ت ال وعشيم ع
حلل ط عيوإببا عول تعتو عإبدعوا د
طاإن إإن و عده ل عك دمم ع
عيا أ عي ودعها ال وعنادس دكدلوا إم و عما إفي المرإض ع
دمإبيون
•"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu." (Q.S. al-Baqarah: 168).
Undang-Undang Jaminan Produk halal
URGENSI UU JPH
Lady 23112015
DITETAPKANNYA UU JPH
LATAR BELAKANG
Pengaturan mengenai kehalalan suatu produk
menjamin kepastian hukum dan
dalam suatu peraturan perundang undangan;
Maka ditetapkan UU No. 33 Tahun
2014 tentang Jamiman Produk Halal
TUJUAN PENYELENGGARAAN
JPH
Lady 23112015
PENYELENGGARAAN JAMINAN PRODUK
HALAL (JPH)
UU JPH MENGATUR TENTANG
Lady 23112015
Langkah-langkah Pemerintah
Ketentuan produk yang beredar di
Indonesia
Diatur pada
pasal 4 UU No.
33 Th 2014
tentang JPH
Produk yang
masuk, beredar,
dan
diperdagangkan di
wilayah Indonesia
wajib bersertifikat
halal.
Sertifikat Halal adalah pengakuan
kehalalan suatu Produk yang
dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan
fatwa halal tertulis yang dikeluarkan
oleh MUI
Pengertian Produk
dalam UU JPH
Produk adalah barang
dan/atau jasa yang
terkaitdengan makanan,
minuman, obat, kosmetik,
produk kimiawi, produk
biologi, produk rekayasa
genetik, serta barang
gunaan yang dipakai,
digunakan,
ataudimanfaatkan oleh
masyarakat
Produk Halal adalah
Produk yang telah
dinyatakan halal sesuai
syariat Islam
BAHAN DAN PROSES PRODUK HALAL
Bahan yang digunakan dalam PPH terdiri atas
bahan baku, bahan olahan, bahan tambahan, dan
bahan penolong.
Bahan sebagaimana
dimaksud bisa berasal
dari tumbuhan, hewan,
mikroba, bahan yang
berasal dari proses
biologi dan kimiawi
Bahan yang berasal dari
hewan sebagaimana
yang dimaksud halal,
kecuali yang diharamkan
menurut syariat
PPH
Proses Produk Halal yang selanjutnya
disingkat PPH
adalah rangkaian kegiatan untuk
menjamin
kehalalan Produk mencakup penyediaan
bahan,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
Lokasi, tempat,
dan dan
alat penyajian
PPH wajib
pendistribusian,
penjualan,
dipisahkanProduk.
dengan lokasi, tempat, dan alat
penyembelihan,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian
Produk
Peran Sertifikasi Halal
Pentingnya sertifikasi halal
didorong oleh keinginan
produsen untuk mengikuti
aturan atau keinginan
mereka untuk diterima
sebagai bagian dari
meningkatnya tuntutan
global
Sertifikat dan logo halal
tidak hanya menjamin
terhadap apa yang mereka
konsumsi atau digunakan
menurut hukum Islam tetapi
juga mendorong manufaktur
untuk memenuhi standar
halal
Sertifikasi halal
meningkatkan daya
saing dan sebagai alat
pemasaran
Lady 23112015
PROSES SERTIFIKASI HALAL
PENOLAKAN
PEMBERIAN
SERTIFIKAT
PELAKU USAHA
PENDAFTARA
N
PEMERIKSAAN
ADMINISTRASI
TIDAK
OK
PENERBITAN
SERTIFIKAT HALAL
OLEH BPJPH
BERKAS
DIKEMBALIKAN
TIDAK
MEMENUHI
SYARAT
ADM HALAL
PEMERIKSAAN
OLEH AUDITOR
HALAL LPH
7 Hari Kerja
HALAL
BPJPH
TIDAK
MEMENUHI
SYARAT
HALAL
SIDANG
FATWA HALAL
(MUI,PAKAR, K/L,
INSTANSI TERKAIT)
5 Hari Kerja
30 Hari Kerja
PENGUJIAN OLEH
LPH
14
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
15
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Lokasi dan tempat PPH wajib:
a. dijaga kebersihan dan higienitasnya;
b.bebas dari najis; dan
c. bebas dari Bahan tidak halal.
Alat PPH wajib:
a. tidak bercampur najis dan bahan tidak halal; dan
b. terjaga kebersihan dan higienitasnya
Jika alat PPH digunakan untuk menyembelih hewan maka wajib
memenuhi ketentuan:
a. terbuat dari logam yang tidak mudah berkarat;
b. memenuhi standar ketajaman sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. memperhatikan kesejahteraan hewan; dan
d. mampu mematikan dalam 1 (satu) kali sayatan.
16
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
LPH dapat didirikan oleh pemerintah dan/atau masyarakat
LPH pemerintah meliputi kementerian/lembaga, badan usaha milik
negara, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan
perguruan tinggi.
LPH masyarakat meliputi lembaga keagamaan Islam berbadan
hukum berupa yayasan atau perkumpulan.
Persyaratan pendirian LPH:
a. Memiliki kantor sendiri dan perlengkapannya;
b. Memiliki akreditasi dari BPJPH;
c. Memiliki minimal 3 (tiga) orang auditor halal; dan
d. Memiliki laboratorium atau kesepakatan kerja sama dengan
lembaga lain yang memiliki laboratorium terakreditasi.
Akreditasi LPH dilakukan dengan mengajukan permohonan
akreditasi kepada BPJPH.
Izin pendirian LPH dilakukan dengan mengajukan permohonan
tertulis dan melampirkan dokumen persyaratan pendirian LPH.
Surat izin pendirian LPH berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat
17
diperpanjang.
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Auditor halal yang diangkat dan diberhentikan oleh LPH wajib memenuhi
persyaratan:
a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam;
c. berpendidikan paling rendah sarjana strata 1 (satu) di bidang pangan,
kimia, biokimia, teknik industri, biologi, atau farmasi;
d. memahami dan memiliki wawasan luas mengenai kehalalan produk
menurut syariat Islam
e.Mendahulukan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan; dan
f. Memperoleh sertifikat dari MUI.
Biaya sertifikasi auditor halal ditetapkan oleh Menteri Agama dengan
persetujuan Menteri Keuangan.
Sertifikat auditor halal diterbitkan oleh MUI dan berlaku berlaku untuk
seluruh wilayah Indonesia selama 4 (empat) tahun serta sesudahnya
dapat diperpanjang kembali.
Perpanjangan sertifikat auditor halal bagi auditor halal yang aktif dengan
cara registrasi oleh BPJPH, sedangkan bagi auditor halal yang tidak aktif
dengan cara sertifikasi ulang.
18
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Pengaturan kewenangan dan kerja sama BPJPH dalam
penyelenggaraan JPH.
Kerja sama
BPJPH dengan Kementerian/Lembaga meliputi
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Perdagangan,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian
Koperasi dan UKM, Kementerian Luar Negeri, Kementerian
Pariwisata, Kementerian Keuangan, BPOM, dan BSN.
Bentuk kerja sama BPJPH dengan Kementerian/Lembaga
adalah
sesuai
dengan
tugas
fungsi
masing-masing
Kementerian/Lembaga.
Bentuk kerja sama BPJPH dengan LPH meliputi pemeriksaan
dan pengujian kehalalan produk dan pembinaan auditor halal.
Bentuk kerja sama BPJPH dengan MUI meliputi sertifikasi
auditor halal, penetapan kehalalan produk, akreditasi LPH, dan
pembinaan auditor halal.
Kerja sama internasional dengan lembaga sertifikasi halal luar
negeri milik pemerintah dan non pemerintah, dalam bentuk19
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pelaksanaan UndangUndang JPH
Bab V Kerja Sama
BPJPH melakukan verifikasi terhadap lembaga sertifikasi halal luar
negeri guna memastikan keabsahan data.
20
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Sertifikat halal yang diterbitkan lembaga halal luar negeri yang
telah bekerja sama dengan BPJPH wajib diregistrasi oleh BPJPH
sebelum produknya diedarkan di Indonesia, dengan ketentuan:
1
21
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pelaksanaan UndangUndang JPH
Permohonan registrasi sertifikat halal luar negeri harus
memenuhi ketentuan:
1. memiliki izin edar dari lembaga yang tugas
fungsinya melakukan pengawasan obat dan
makanan bagi makanan, minuman, pangan olahan,
obat, dan kosmetik;
2. Memiliki izin edar dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pertanian bagi daging segar;
3. Memiliki izin edar dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perdagangan dan atau perindustrian bagi barang
gunaan.
22
Uraian Bab dalam Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Registrasi sertifikat halal dilakukan oleh pelaku
usaha, BUMN, dan BUMD dengan mengajukan
surat permohonan kepada Kepala Badan dengan
melampirkan:
1. foto kopi sertifikat halal luar negeri produk
bersangkutan;
2. daftar Harmonized System Codes (HS Codes)
yang akan diimpor; dan
3. surat
pernyataan
bermaterai
yang
menyatakan dokumen yang disampaikan
benar dan sah.
23
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
24
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Pengawasan dilakukan oleh BPJPH , kementerian, dan/atau lembaga terkait
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan cara:
25
Uraian Bab dalam Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Pengawasan oleh masyarakat terhadap
produk dan produk halal yang beredar
dilakukan
dalam
bentuk
pengaduan,
pelaporan, dan/atau permintaan penjelasan
kepada BPJPH secara tertulis dengan
mencantumkan identitas dan bukti-bukti.
Jika hasil pemeriksaan BPJPH menemukan
bukti
bahwa
produk
yang
dilaporkan
mengandung unsur tidak halal, maka BPJPH
membatalkan sertifikat halal, mengumumkan
kepada
masyarakat,
dan
menetapkan
26
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Bab VIII. Sanksi
Pelaku
usaha
yang
mengedarkan
memperdagangkan produknya yang
bersertifikat halal, dikenai sanksi berupa:
dan
tidak
a.teguran lisan;
b.peringatan tertulis;
c.denda administratif.
BPJPH dapat mengumumkan produk yang tidak
bersertifikat halal
27
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
• Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan
28
PENTINGNYA SERTIFIKASI HALAL
PADA AIR MINUM KEMASAN
• Terkait karena ada beberapa titik
kritis halal pada proses air minum
kemasan, maka sertifikasi halal
menjadi sangat penting bagi produk
tersebut.
• Pastikan air minum kemasan yang
dibeli memiliki label halal yang
disertifikasi oleh lembaga yang
PROSES PADA AIR MINUM KEMASAN
PENYARINGA
N
PENGISIAN
AIR
DESINFEKSI
DUA PROSES PENYARINGAN (FILTER)
PREFILTER
FILTER
KARBON
AKTIF
PREFILTER
Pada proses prefilter penyaringan
dilakukan dengan menggunakan pasir
atau bahan lain.
Pada tahap ini tidak menggunakan
bahan yang berasal dari bahan organik.
Proses Filter Kedua
Filter menggunakan karbon
aktif
Bisa
menggunakan
bahan
tumbuhan
Bisa
menggunakan
bahan tulang
hewan
KARBON AKTIF
DENGAN TUMBUHAN,
BISA MENGGUNAKAN:
TEMPURUN
G KELAPA
SERBUK
GERGAJI
KAYU
KAYUAN
KARBON AKTIF DARI
TULANG
TULANG DIMAKSUD BISA
BERASAL DARI HEWAN
SAPI
BABI
TITIK KRITIS HALAL DARI TULANG
SAPI
• Jika tulang berasal dari tulang sapi,
maka harus dipastikan apakah
hewan tersebut disembelih secara
halal
• Dimana proses penyembelihan harus
dilakukan sesuai dengan syariat
Islam yang memenuhi persyaratan
dan rukun dalam menyembelih
TITIK KRITIS HALAL LAINNYA
• Karbon aktif yang digunakan terlarang dari
hewan yang tidak halal, seperti babi.
• Meskipun dalam prakteknya, karbon aktif
dari tulang babi mempunyai daya saring
lebih baik dibanding tulang hewan lainnya.
• Jika karbon aktif yang digunakan berasal dari
tulang babi, maka menjadi haram air
minumnya dikonsumsi oleh muslim
Tahap selanjutnya adalah desinfeksi
• Proses ini biasanya menggunakan
lampu UV sehingga tidak masalah
dengan titik kritis halalnya
• Namun hal lain yang perlu
diperhatikan adalah bahan pencuci
botol plastik atau galon yang bisa
saja berasal dari bahan yang tidak
halal.
Penambahan Mineral
• Biasanya ditambahkan dengan
beberapa jenis mineral.
• Zat mineral yang biasa
ditambahkan; kalsium, klor,
magnesium sulfat, natrium,
kalium dan nitrat
TERIMA KASIH
Kawah putih
(Bandung)
PENERAPANNYA
Giants Causeway
(Irlandia)
Pulau lombok
KASUBDIT PRODUK HALAL
Direktorat Urusan Agama Islam
dan Pembinaan Syariah
Kementerian Agama RI
DASAR HUKUM
•QS Al Baqarah ayat 168
•عددوو
خط دعوا إ
ت ال وعشيم ع
حلل ط عيوإببا عول تعتو عإبدعوا د
طاإن إإن و عده ل عك دمم ع
عيا أ عي ودعها ال وعنادس دكدلوا إم و عما إفي المرإض ع
دمإبيون
•"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu." (Q.S. al-Baqarah: 168).
Undang-Undang Jaminan Produk halal
URGENSI UU JPH
Lady 23112015
DITETAPKANNYA UU JPH
LATAR BELAKANG
Pengaturan mengenai kehalalan suatu produk
menjamin kepastian hukum dan
dalam suatu peraturan perundang undangan;
Maka ditetapkan UU No. 33 Tahun
2014 tentang Jamiman Produk Halal
TUJUAN PENYELENGGARAAN
JPH
Lady 23112015
PENYELENGGARAAN JAMINAN PRODUK
HALAL (JPH)
UU JPH MENGATUR TENTANG
Lady 23112015
Langkah-langkah Pemerintah
Ketentuan produk yang beredar di
Indonesia
Diatur pada
pasal 4 UU No.
33 Th 2014
tentang JPH
Produk yang
masuk, beredar,
dan
diperdagangkan di
wilayah Indonesia
wajib bersertifikat
halal.
Sertifikat Halal adalah pengakuan
kehalalan suatu Produk yang
dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan
fatwa halal tertulis yang dikeluarkan
oleh MUI
Pengertian Produk
dalam UU JPH
Produk adalah barang
dan/atau jasa yang
terkaitdengan makanan,
minuman, obat, kosmetik,
produk kimiawi, produk
biologi, produk rekayasa
genetik, serta barang
gunaan yang dipakai,
digunakan,
ataudimanfaatkan oleh
masyarakat
Produk Halal adalah
Produk yang telah
dinyatakan halal sesuai
syariat Islam
BAHAN DAN PROSES PRODUK HALAL
Bahan yang digunakan dalam PPH terdiri atas
bahan baku, bahan olahan, bahan tambahan, dan
bahan penolong.
Bahan sebagaimana
dimaksud bisa berasal
dari tumbuhan, hewan,
mikroba, bahan yang
berasal dari proses
biologi dan kimiawi
Bahan yang berasal dari
hewan sebagaimana
yang dimaksud halal,
kecuali yang diharamkan
menurut syariat
PPH
Proses Produk Halal yang selanjutnya
disingkat PPH
adalah rangkaian kegiatan untuk
menjamin
kehalalan Produk mencakup penyediaan
bahan,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
Lokasi, tempat,
dan dan
alat penyajian
PPH wajib
pendistribusian,
penjualan,
dipisahkanProduk.
dengan lokasi, tempat, dan alat
penyembelihan,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian
Produk
Peran Sertifikasi Halal
Pentingnya sertifikasi halal
didorong oleh keinginan
produsen untuk mengikuti
aturan atau keinginan
mereka untuk diterima
sebagai bagian dari
meningkatnya tuntutan
global
Sertifikat dan logo halal
tidak hanya menjamin
terhadap apa yang mereka
konsumsi atau digunakan
menurut hukum Islam tetapi
juga mendorong manufaktur
untuk memenuhi standar
halal
Sertifikasi halal
meningkatkan daya
saing dan sebagai alat
pemasaran
Lady 23112015
PROSES SERTIFIKASI HALAL
PENOLAKAN
PEMBERIAN
SERTIFIKAT
PELAKU USAHA
PENDAFTARA
N
PEMERIKSAAN
ADMINISTRASI
TIDAK
OK
PENERBITAN
SERTIFIKAT HALAL
OLEH BPJPH
BERKAS
DIKEMBALIKAN
TIDAK
MEMENUHI
SYARAT
ADM HALAL
PEMERIKSAAN
OLEH AUDITOR
HALAL LPH
7 Hari Kerja
HALAL
BPJPH
TIDAK
MEMENUHI
SYARAT
HALAL
SIDANG
FATWA HALAL
(MUI,PAKAR, K/L,
INSTANSI TERKAIT)
5 Hari Kerja
30 Hari Kerja
PENGUJIAN OLEH
LPH
14
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
15
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Lokasi dan tempat PPH wajib:
a. dijaga kebersihan dan higienitasnya;
b.bebas dari najis; dan
c. bebas dari Bahan tidak halal.
Alat PPH wajib:
a. tidak bercampur najis dan bahan tidak halal; dan
b. terjaga kebersihan dan higienitasnya
Jika alat PPH digunakan untuk menyembelih hewan maka wajib
memenuhi ketentuan:
a. terbuat dari logam yang tidak mudah berkarat;
b. memenuhi standar ketajaman sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. memperhatikan kesejahteraan hewan; dan
d. mampu mematikan dalam 1 (satu) kali sayatan.
16
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
LPH dapat didirikan oleh pemerintah dan/atau masyarakat
LPH pemerintah meliputi kementerian/lembaga, badan usaha milik
negara, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan
perguruan tinggi.
LPH masyarakat meliputi lembaga keagamaan Islam berbadan
hukum berupa yayasan atau perkumpulan.
Persyaratan pendirian LPH:
a. Memiliki kantor sendiri dan perlengkapannya;
b. Memiliki akreditasi dari BPJPH;
c. Memiliki minimal 3 (tiga) orang auditor halal; dan
d. Memiliki laboratorium atau kesepakatan kerja sama dengan
lembaga lain yang memiliki laboratorium terakreditasi.
Akreditasi LPH dilakukan dengan mengajukan permohonan
akreditasi kepada BPJPH.
Izin pendirian LPH dilakukan dengan mengajukan permohonan
tertulis dan melampirkan dokumen persyaratan pendirian LPH.
Surat izin pendirian LPH berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat
17
diperpanjang.
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Auditor halal yang diangkat dan diberhentikan oleh LPH wajib memenuhi
persyaratan:
a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam;
c. berpendidikan paling rendah sarjana strata 1 (satu) di bidang pangan,
kimia, biokimia, teknik industri, biologi, atau farmasi;
d. memahami dan memiliki wawasan luas mengenai kehalalan produk
menurut syariat Islam
e.Mendahulukan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan; dan
f. Memperoleh sertifikat dari MUI.
Biaya sertifikasi auditor halal ditetapkan oleh Menteri Agama dengan
persetujuan Menteri Keuangan.
Sertifikat auditor halal diterbitkan oleh MUI dan berlaku berlaku untuk
seluruh wilayah Indonesia selama 4 (empat) tahun serta sesudahnya
dapat diperpanjang kembali.
Perpanjangan sertifikat auditor halal bagi auditor halal yang aktif dengan
cara registrasi oleh BPJPH, sedangkan bagi auditor halal yang tidak aktif
dengan cara sertifikasi ulang.
18
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Pengaturan kewenangan dan kerja sama BPJPH dalam
penyelenggaraan JPH.
Kerja sama
BPJPH dengan Kementerian/Lembaga meliputi
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Perdagangan,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian
Koperasi dan UKM, Kementerian Luar Negeri, Kementerian
Pariwisata, Kementerian Keuangan, BPOM, dan BSN.
Bentuk kerja sama BPJPH dengan Kementerian/Lembaga
adalah
sesuai
dengan
tugas
fungsi
masing-masing
Kementerian/Lembaga.
Bentuk kerja sama BPJPH dengan LPH meliputi pemeriksaan
dan pengujian kehalalan produk dan pembinaan auditor halal.
Bentuk kerja sama BPJPH dengan MUI meliputi sertifikasi
auditor halal, penetapan kehalalan produk, akreditasi LPH, dan
pembinaan auditor halal.
Kerja sama internasional dengan lembaga sertifikasi halal luar
negeri milik pemerintah dan non pemerintah, dalam bentuk19
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pelaksanaan UndangUndang JPH
Bab V Kerja Sama
BPJPH melakukan verifikasi terhadap lembaga sertifikasi halal luar
negeri guna memastikan keabsahan data.
20
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Sertifikat halal yang diterbitkan lembaga halal luar negeri yang
telah bekerja sama dengan BPJPH wajib diregistrasi oleh BPJPH
sebelum produknya diedarkan di Indonesia, dengan ketentuan:
1
21
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pelaksanaan UndangUndang JPH
Permohonan registrasi sertifikat halal luar negeri harus
memenuhi ketentuan:
1. memiliki izin edar dari lembaga yang tugas
fungsinya melakukan pengawasan obat dan
makanan bagi makanan, minuman, pangan olahan,
obat, dan kosmetik;
2. Memiliki izin edar dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pertanian bagi daging segar;
3. Memiliki izin edar dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perdagangan dan atau perindustrian bagi barang
gunaan.
22
Uraian Bab dalam Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Registrasi sertifikat halal dilakukan oleh pelaku
usaha, BUMN, dan BUMD dengan mengajukan
surat permohonan kepada Kepala Badan dengan
melampirkan:
1. foto kopi sertifikat halal luar negeri produk
bersangkutan;
2. daftar Harmonized System Codes (HS Codes)
yang akan diimpor; dan
3. surat
pernyataan
bermaterai
yang
menyatakan dokumen yang disampaikan
benar dan sah.
23
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
24
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Pengawasan dilakukan oleh BPJPH , kementerian, dan/atau lembaga terkait
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan cara:
25
Uraian Bab dalam Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Pengawasan oleh masyarakat terhadap
produk dan produk halal yang beredar
dilakukan
dalam
bentuk
pengaduan,
pelaporan, dan/atau permintaan penjelasan
kepada BPJPH secara tertulis dengan
mencantumkan identitas dan bukti-bukti.
Jika hasil pemeriksaan BPJPH menemukan
bukti
bahwa
produk
yang
dilaporkan
mengandung unsur tidak halal, maka BPJPH
membatalkan sertifikat halal, mengumumkan
kepada
masyarakat,
dan
menetapkan
26
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
Bab VIII. Sanksi
Pelaku
usaha
yang
mengedarkan
memperdagangkan produknya yang
bersertifikat halal, dikenai sanksi berupa:
dan
tidak
a.teguran lisan;
b.peringatan tertulis;
c.denda administratif.
BPJPH dapat mengumumkan produk yang tidak
bersertifikat halal
27
Uraian Bab dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang JPH
• Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan
28
PENTINGNYA SERTIFIKASI HALAL
PADA AIR MINUM KEMASAN
• Terkait karena ada beberapa titik
kritis halal pada proses air minum
kemasan, maka sertifikasi halal
menjadi sangat penting bagi produk
tersebut.
• Pastikan air minum kemasan yang
dibeli memiliki label halal yang
disertifikasi oleh lembaga yang
PROSES PADA AIR MINUM KEMASAN
PENYARINGA
N
PENGISIAN
AIR
DESINFEKSI
DUA PROSES PENYARINGAN (FILTER)
PREFILTER
FILTER
KARBON
AKTIF
PREFILTER
Pada proses prefilter penyaringan
dilakukan dengan menggunakan pasir
atau bahan lain.
Pada tahap ini tidak menggunakan
bahan yang berasal dari bahan organik.
Proses Filter Kedua
Filter menggunakan karbon
aktif
Bisa
menggunakan
bahan
tumbuhan
Bisa
menggunakan
bahan tulang
hewan
KARBON AKTIF
DENGAN TUMBUHAN,
BISA MENGGUNAKAN:
TEMPURUN
G KELAPA
SERBUK
GERGAJI
KAYU
KAYUAN
KARBON AKTIF DARI
TULANG
TULANG DIMAKSUD BISA
BERASAL DARI HEWAN
SAPI
BABI
TITIK KRITIS HALAL DARI TULANG
SAPI
• Jika tulang berasal dari tulang sapi,
maka harus dipastikan apakah
hewan tersebut disembelih secara
halal
• Dimana proses penyembelihan harus
dilakukan sesuai dengan syariat
Islam yang memenuhi persyaratan
dan rukun dalam menyembelih
TITIK KRITIS HALAL LAINNYA
• Karbon aktif yang digunakan terlarang dari
hewan yang tidak halal, seperti babi.
• Meskipun dalam prakteknya, karbon aktif
dari tulang babi mempunyai daya saring
lebih baik dibanding tulang hewan lainnya.
• Jika karbon aktif yang digunakan berasal dari
tulang babi, maka menjadi haram air
minumnya dikonsumsi oleh muslim
Tahap selanjutnya adalah desinfeksi
• Proses ini biasanya menggunakan
lampu UV sehingga tidak masalah
dengan titik kritis halalnya
• Namun hal lain yang perlu
diperhatikan adalah bahan pencuci
botol plastik atau galon yang bisa
saja berasal dari bahan yang tidak
halal.
Penambahan Mineral
• Biasanya ditambahkan dengan
beberapa jenis mineral.
• Zat mineral yang biasa
ditambahkan; kalsium, klor,
magnesium sulfat, natrium,
kalium dan nitrat
TERIMA KASIH
Kawah putih
(Bandung)