Gambaran Perilaku Konsumsi Air Minum Pada Siswa/siswi SMA Negeri 3 MedanTahun 2014

(1)

SKRIPSI

PERILAKU KONSUMSI AIR MINUM PADA SISWA/SISWI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN 2015

Oleh:

YUNI DEWI HASTUTI NIM: 121021087

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERILAKU KONSUMSI AIR MINUM PADA SISWA/SISWI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

YUNI DEWI HASTUTI 121021087

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perilaku Konsumsi Air Minum Pada Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakkan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada sayaapabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan


(4)

(5)

ABSTRAK

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat. Air merupakan komponen utama dalam tubuh. Tubuh dapat bertahan berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air minum sangat diperlukan karena membantu pembentukan cairan kimia yang diperlukan tubuh. Setiap saat manusia akan kehilangan air melalui pernafasan, keringat, urin dan pergerakan usus. Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang hilang harus digantikan dengan mengkonsumsi air minum yang cukup.

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan disain cross sectional yangbertujuan untuk mengetahui perilaku konsumsi air minum pada siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas X dan XI SMA Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 1142 orang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih sebanyak 93 orang. Pengumpulan data perilaku konsumsi air minum diperoleh dari formulir daftar kuesioner. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan manual dan bantuan komputer dengan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan adalah cukup dengan jumlah 58,1 %. Sikap siswa/siswi adalah rata-rata kategori baik dilihat dari 81,7 %. Jenis air minum yang dikonsumsi siswa/siswi setelah air minum tawar adalah jenis minuman teh yakni 32,3 %.Jumlah konsumsi air minum siswa/siswi masih ada yang kurang yaitu 46,2 % siswa/siswi dengan jumlah konsumsi kategori kurang.

Dari hasil penelitian tersebut disarankan kepada pihak sekolah supaya dapat mengontrol dan memberikan himbauan secara intensif kepada pengelola kantin sekolah sebagai penyedia makanan dan minuman jajanan untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman jajanan yang akan dijual kepada siswa/siswi.


(6)

ABSTRACT

In order to improve public health status, it is need to be implemented various health attemps community including monitoring the quality of drinking water consumed by the public. Water is the main component in the body. Body can survive for weeks without food, but only days whithout water. The water is indispensable because it helps the formation of chemicals that the body needs. Every time human beings will lose water throughyour breath, perspiration, urine and bowel movements. So, that the body is fungtioning normally, then lose water must be replaced with sufficient drinking water.

This study is a descriptive survey observasional with cross sectional designof drinking water consumption of the students SMA Negeri 3 at Medan. The population in this study are all students of class X and XI at Medan that is 1142 person. The sample is a portion of the population that is 93 person. Data collection forms using form questionnaires. Processing and analysis of data is done by manual and computer with SPSS.

The results showed that the level of knowledge of the students is a good knowledge category, 58,1 %. The attitude of the average students in the category of either the 81,7 %. The type of beverage consumed an beverage student is a type of drink Tea whit the amount of 32,3 %. The level of water consumption average student enough to be seen there are as many as 46,2 % of students with the amount of consumption of less category.

The results showed that the school in order to control and provide intensive appeal to the school cook shop manager as a provider of food and beverage snacks for more attention to the food and drinks to be sold students.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, untuk segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Gambaran Perilaku Konsumsi Air Minum Pada Siswa/siswi SMA Negeri 3 MedanTahun 2014”. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari dukungan serta doa dari orang-orang tersayang. Terimakasih kepada orang tua tercinta Hasnah.Ef dan ke tiga adik saya Hafis, Rizal dan Merly untuk segala kasih dan sayangnya serta untuk doa, dukungan dan nasehat yang begitu berarti bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S , selaku Dekan FKM USU.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian,M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat.

3. Bapak Dr. Muhammad Arifin Siregar,MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Ibu Ir.Etty Sudaryati M.km,P.hd, selaku dosen penguji I dan Bapak Prof. Dr. Ir.


(8)

Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU dan seluruh dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah mengajar dan memberi ilmu sebagai bekal.

5. Bapak Marihot serta seluruh staff dan pegawai di FKM USU untuk segala bantuannya.

6. Kepala sekolah, Humas dan seluruh Staf beserta Siswa/siswi SMA Negeri 3 medan yang bersedia membantu peneliti selama melakukan penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Terima kasih yang tak terhingga ke pada Ibu Rostiliana dan Bapak Ngadiman, beserta adinda Fauzy dan adinda Anggi yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat terbaikberjuang bersama semenjak PBL yang banyak membantu saatpenyelesaianskripsi Entiwe Habeahaan.

9. Sahabat sepanjang masa yang sama-sama berjuang dari awal memulai perkuliahan di FKM USU Lia Angraini dan Henny Oktaviani Siregar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna sehingga. Namun demikian, penulis berharap semoga skrisi ini dapat menjadi sumbangan berguna bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Medan, Juli 2015


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

RIWAYAT HIDUP ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB IITINJAUAN PUSTAKA………. 8

2.1 Remaja... 8

2.2 Pengetahuan Remaja Mengenai Air Minum ... 11

2.3 Sikap Remaja Terhadap Air Minum ... 12

2.4 Konsumsi Air Mimnum Remaja ... 14

2.5 Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi Remaja ... 15

2.8 Air Minum Yang Layak Dikonsumsi ... 28

2.9 Manfaat Air Minum Bagi Tubuh ... 31

2.10 Kerangka Konsep Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis dan Disain Penelitian ... 36

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.2 Waktu Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.3.1 Populasi ... 36

3.3.2 Sampel ... 37

3.4 Metode dan Pengumpulan Data ... 38

3.4.1 Data Primer ... 38

3.4.2 Data Sekunder ... 39

3.5 Definisi Operasional ... 39

3.6 Aspek Pengukuran ... 40


(10)

3.7.1 Pengolahan Data ... 42

3.7.2 Analisa Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

4.2 Karakteristik Responden ... 44

4.3 Pengetahuan Siswa/siswi Tentang Air Minum ... 44

4.4Sikap Siswa/siswi Terhadap Air Minum ... 47

4.5 Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi Siswa/siswi ... 48

4.7 Jumlah Air Minum Yang Dikonsumsi Siswa/siswi ... 49

BAB V PEMBAHASAN ... 51

5.1 Pengetahuan Siswa/siswi Tentang Air Minum ... 51

5.2 Sikap Siswa/siswi Terhadap Air Minum ... 52

5.3 Jenis Air MinumYang Dikonsumsi Siswa/siswi ... 53

5.5 Jumlah Air Minum Yang Dikonsumsi Siswa/siswi ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

6.1 Kesimpulan ... 57

6.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Sampel Pada Tiap-tiap Kelas ... 38 Tabel 4.1 Distribusi Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan

Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin Dan Kelas ... 44 Tabel 4.2 DistribusiPengetahuanSiswa/siswi

SMA Negeri 3 MedanTentang Air Minum ... 45 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan

Pengetahuan Tentang Air MinumSiswa/siswi

SMA Negeri 3 Medan ... 45 Tabel 4.4 Distribusi Sikap Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan

Terhadap Air Minuma Tahun 2014 ... 47 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan

Tentang Sikap Terhadap Air Minum Siswa/siswi

SMA Negeri 3 Medan Tahun 2014 ... 47 Tabel 4.6 Distribusi Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi

Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2014 ... 48 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Konsumsi Air Minum

Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan

Tahun 2014……… ... 49 Tabel 4.8 Distribusi Jumlah Air Minum Yang Dikonsumsi

Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Presentase Air Dalam Tubuh Manusia ... 21

Gambar 2. Contoh Ukuran Gelas 150 ml, 200 ml dan 250 ml ... 66

Gambar 3. Contoh Botol Air Minum ukuran 250 ml – 1500 ml ... 66

Gambar 4. Contoh Botol Air Minum Ukuran 2000 ml ... 66

Gambar 5. Melakukan wawancara dengan siswa ... 67

Gambar 6. Melakukan wawancara dengan siswa ... 67

Gambar 7. Melakukan wawancara dengan siswa ... 67

Gambar 8. Aneka minuman yang dijual di deapan Sekolah SMA Negeri 3 Medan ... 68

Gambar 9. Aneka minuman yang dijual di depan sekolah SMA Negeri 3 Medan ... 68


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian Lampiran II : Lembar Formulir kuesioner Lampiran III : Surat Izin Penelitian

Lampiran IV : Surat Bukti Penelitian Lampiran V : Master Data

Lampiran VI : Output Pengolahan Data Lampiran VII : Dokumentasi


(14)

RIWAYAT HIDUP

Nama : YUNI DEWI HASTUTI

Tempat/Tanggal Lahir : Muara Musu/ 1 Juni1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 1 dari 4 Bersaudara Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Soedirman Muara Musu, Pekanbaru, Riau Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 1 Rambah Hilir : 1999-2004

2. SMP Negeri 1 Rabah Hilir : 2004-2006

3. SMA Negeri 1 Rambah Hilir : 2006-2008

4. Akademi Kebidanan Kholisaturrahmi Binjai : 2008-2011 5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara : 2012-2015


(15)

ABSTRAK

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat. Air merupakan komponen utama dalam tubuh. Tubuh dapat bertahan berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air minum sangat diperlukan karena membantu pembentukan cairan kimia yang diperlukan tubuh. Setiap saat manusia akan kehilangan air melalui pernafasan, keringat, urin dan pergerakan usus. Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang hilang harus digantikan dengan mengkonsumsi air minum yang cukup.

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan disain cross sectional yangbertujuan untuk mengetahui perilaku konsumsi air minum pada siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas X dan XI SMA Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 1142 orang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih sebanyak 93 orang. Pengumpulan data perilaku konsumsi air minum diperoleh dari formulir daftar kuesioner. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan manual dan bantuan komputer dengan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan adalah cukup dengan jumlah 58,1 %. Sikap siswa/siswi adalah rata-rata kategori baik dilihat dari 81,7 %. Jenis air minum yang dikonsumsi siswa/siswi setelah air minum tawar adalah jenis minuman teh yakni 32,3 %.Jumlah konsumsi air minum siswa/siswi masih ada yang kurang yaitu 46,2 % siswa/siswi dengan jumlah konsumsi kategori kurang.

Dari hasil penelitian tersebut disarankan kepada pihak sekolah supaya dapat mengontrol dan memberikan himbauan secara intensif kepada pengelola kantin sekolah sebagai penyedia makanan dan minuman jajanan untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman jajanan yang akan dijual kepada siswa/siswi.


(16)

ABSTRACT

In order to improve public health status, it is need to be implemented various health attemps community including monitoring the quality of drinking water consumed by the public. Water is the main component in the body. Body can survive for weeks without food, but only days whithout water. The water is indispensable because it helps the formation of chemicals that the body needs. Every time human beings will lose water throughyour breath, perspiration, urine and bowel movements. So, that the body is fungtioning normally, then lose water must be replaced with sufficient drinking water.

This study is a descriptive survey observasional with cross sectional designof drinking water consumption of the students SMA Negeri 3 at Medan. The population in this study are all students of class X and XI at Medan that is 1142 person. The sample is a portion of the population that is 93 person. Data collection forms using form questionnaires. Processing and analysis of data is done by manual and computer with SPSS.

The results showed that the level of knowledge of the students is a good knowledge category, 58,1 %. The attitude of the average students in the category of either the 81,7 %. The type of beverage consumed an beverage student is a type of drink Tea whit the amount of 32,3 %. The level of water consumption average student enough to be seen there are as many as 46,2 % of students with the amount of consumption of less category.

The results showed that the school in order to control and provide intensive appeal to the school cook shop manager as a provider of food and beverage snacks for more attention to the food and drinks to be sold students.


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Tidak ada satu pun reaksi kimia dalam tubuh dapat berlangsung tanpa adanya air. Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer dan lain-lain (Soraya, 2014).

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh. Kandungan air berbeda pada manusia tergantung proporsi otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung lebih banyak otot mempunyai lebih banyak air (Dewi dan Mustika, 2012).

Air bukan hanya sekedar benda yang kita minum saat kehausan atau setelah makan. Namun, lepas dari itu semua air merupakan suatu bentuk zat atau materi. Air adalah senyawa kimia dengan rumus O. O adalah sebuah molekul air


(18)

mengandung satu atom oksigen dan 2 atom hydrogen yang dihubungkan dengan ikatan kovalen. Air yang bersih mempunyai sifat tidak bewarna, tidak berasa dan juga tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya (Tilong, 2013).

Menurut penelitian, manusia lebih bisa bertahan tanpa makanan dari pada tanpa air. Hal ini disebabkan oleh kondisi tubuh kita yang susunannya sekitar 80% memang terdiri atas air. Setiap sistem dari tubuh manusia pun bergantung pada air. Kelancaran peredaran darah butuh air yang memadai. Kelancaran kerja otak juga demikian. Begitu juga halnya dengan kelancaran kerja ginjal. Sementara otak dan darah adalah dua organ penting pada tubuh manusia yang memiliki kadar air diatas 80%. Tubuh akan kekurangan air (dehidrasi) jika masukan dan pengeluaran air tidak seimbang, karena masukan air kurang atu pengeluaran air yang berlebihan (Oktaviani, 2013).

Air minum sangat diperlukan karena membantu pembentukan cairan kimia yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, air juga dapat membersihkan saluran makanan dari kotoran makanan yang tersisa. Tanpa air yang cukup, ginjal akan sulit bekerja dan akan memproduksi urin yang berwarna pekat. Hal ini dapat mengakibatkan infeksi saluran kencing dan kencing batu.

Setiap saat manusia akan kehilangan air melalui pernafasan, keringat, urin dan pergerakan usus. Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang hilang harus digantikan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung air. Makanan biasanya menyumbangkan 20% dari jumlah total yang diperlukan, jadi bila


(19)

mengkonsumsi 2 liter air atau minuman lainnya dalam sehari (kurang lebih 8 gelas), maka air yang hilang akan tergantikan. Rekomendasi harian Institute Of Medicine

menyarankan pria untuk mengkonsumsi 3 liter (13 gelas) dan perempuan mengkonsumsi 2,2 liter (9 gelas) dari total minuman dalam sehari, untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan gangguan ginjal. Dalam 15 tahun terakhir, pemerintah sudah menjadikan air minum sebagai bagian penting. Bahkan pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Meskipun ada perkembangan pesat terkait kebutuhan air minum, sebagian masyarakat masih mengonsumsi dalam jumlah yang kurang dibanding dengan kebutuhan (Desty dan Yunita, 2014).

Masalah kurangnya konsumsi cairan bukan hanya di Indonesia, tetapi juga masalah global. Penelitian yang dilakukan di Hongkong pada orang dewasa menunjukkan hasil bahwa 50% responden minum air kurang dari 8 gelas per hari. Sementara penelitian yang dilakukan di Singapura menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan kelompok yang banyak kekurangan air. Sebagian besar wanita hanya minum 5-6 gelas dan laki-laki hanya minum 6-8 gelas perhari. Padahal rekomendasi kebutuhan air minum adalah 8 gelas per hari. Sebanyak 70% responden minum setelah merasa haus, padahal haus dirasakan setelah tubuh kekurangan cairan sekitar 1%. Alasan yang sering mereka katakan adalah merasa tidak haus, lupa minum, merepotkan dan tidak ingin sering buang air kecil (Desty dan Yunita, 2014).

Di Indonesia dari hasil penelitian The Indonesian Regional Dehydration Study (THIRST) di beberapa kota yang terletak di dataran tinggi dan dataran rendah di


(20)

Indonesia, yaitu Jakarta, Lembang, Surabaya, Malang, Makasar dan Malino, yang melibatkan 1.200 orang responden berusia 15-55 tahun di Indonesia tahun 2010, sebesar 46,1% penduduk Indonesia mengalami dehidrasi ringan, jumlah tersebut lebih tinggi pada remaja yaitu 49,5% dibandingkan orang dewasa 42,5 % (Soraya, 2014).

Saat ini, banyak remaja kurang menyadari akan pentingnya kebutuhan air dalam tubuh manusia. Kronisnya hanya sekitar setengah dari remaja yang mengetahui kebutuhan air minum sekitar 2 liter per hari. Hal itu terungkap dari paparan penelitian yang dilakukan oleh ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Indonesia Hardinsyah beserta rekan pada tahun 2008 yang menunjukkan bahwa, dari 209 remaja yang diteliti, 51,1 % mempunyai pengetahuan yang rendah tentang air minum. Hanya 21,4 % yang mengetahui empat kegunaan air minum bagi tubuh, 43,2 % yang mengetahui akibat kurang air minum, dan 44,2 % yang mengetahui empat gejala kekurangan air pada tubuh (Oktaviani, 2013).

Penelitian oleh Naya (2011), di SMA Triguna Utama Ciputat menunjukkan bahwa 57,6% siswa mengalami dehidrasi. Pengetahuan siswa tentang air minum menunjukkan bahwa 91,3% siswa memiliki pengetahuan sedang tentang air minum. Sebanyak 5,4% siswa memiliki pengetahuan baik tentang air minum, dan 3,3% siswa memiliki pengetahuan buruk tentang air minum. Sebanyak 62% siswa mengetahui bahwa kebutuhan air bagi tubuh adalah 2000 ml, sedangkan 38% siswa tidak mengetahui kebutuhan air minum tubuh adalah 2000 ml setiap hari. Sebanyak 66,3% responden minum air putih 5-6 kali per hari, sedangkan 33,7% responden minum lebih dari 6 kali sehari.


(21)

Sementara hasil penelitian tentang kebiasaan minum dan asupan cairan remaja perkotaan di Bogor menemukan bahwa terdapat 37,3% remaja yang minum kurang dari 8 gelas perhari dan sebesar 24,1% remaja asupan cairannya kurang dari 90% kebutuhan (Briawan, dkk. 2011).

Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat lebih dari air minum bagi kesehatan tubuh manusia juga memberikan peluang bagi remaja untuk tidak memperhatikan air minum bagi tubuhnya. Selain kebiasaan minum air di saat haus saja, minum air hanya sebagai pelengkap bagi rasa haus saat makan, atau sesegera minum saat makan, bahkan tidak jarang di tempat-tempat makan mereka justru makan tidak dibarengi dengan air putih, ini menjadi pola kebiasaan yang jauh dari pola kesehatan minum yang baik dan benar.

Ditinjau dari lokasi penelitian yaitu sekolah SMA Negeri 3 Medan yang terletak di daerah perkotaan dan banyak sekali tempat penjualan minuman di sekitar sekolah sehingga memungkinkan dan memberikan kesempatan besar untuk membeli produk - produk minuman yang bisa dikonsumsi. Dari survei awal di SMA Negeri 3 Medan Sumatera Utara, dengan sampel awal berjumlah 13 orang siswa, dapat digambarkan kebiasaan konsumsi air minum mereka sebagai berikut, diantaranya 5 orang yang selalu mengkonsumsi air minum yang berasal dari minuman berasa dan air putih (plain water) 8 gelas setiap harinya, dan 8 orang yang mengatakan asupan air minumnya nya hanya 5-6 gelas per hari.

Berdasarkan dari survei awal diatas, dapat diidentifikasi masalah sebanyak 8 (62%) dari 13 orang, mengatakan tahu manfaat air minum tetapi mereka minum air dalam jumlah yang bisa dikatakan masih kurang dari jumlah yang dianjurkan (hanya


(22)

sekitar 5-6 gelas ukuran sedang perhari), mereka juga mengatakan jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang merupakan makanan sebagai penyumbang cairan bagi tubuh setiap harinya. Sedangkan 5 (38%) dari 13 orang mengatakan tidak tahu akan manfaat air minum bagi tubuh, tetapi asupan air minumnya cukup (sekitar 8 gelas ukuran sedang per hari), dan mereka juga sering mengkonsumsi air minum yang manis seperti teh dan minuman bersoda yaitu sekitar 4-5 kali per minggu. Sehubungan dengan hal itu, maka penulis melakukan penelitian tentang gambaran perilaku konsumsi air minum pada siswa/ siswi di SMA Negeri 3 Medan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana perilaku konsumsi air minum pada siswa/ siswi SMA Negeri 3 Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui perilaku konsumsi air minum pada siswa/ siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis air minum yang dikonsumsi oleh siswa/ siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2015.

2. Mengetahui jumlah air minum yang dikonsumsi oleh siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2015.

1.4. Manfaat Penelitian


(23)

minum siswa/ siswi SMA Negeri 3 Medan.

2. Memberikan masukan kepada pihak sekolah supaya dapat mengontrol dan memberikan himbauan secara intensif kepada pengelola kantin sekolah sebagai penyedia makanan dan minuman untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman yang dijual untuk dibeli dan dikonsumsi siswa/ siswi SMA Negeri 3 Medan.

3. Memberikan masukan bagi pihak PUSKESMAS untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang konsumsi, khususnya konsumsi air minum melalui program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) kepada Siswa/ Siswi SMA Negeri 3 Medan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja

Istilah Adolescene atau remaja dari kata latin Adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa dan berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Bangsa primitif memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan priode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa dan mampu mengadakan reproduksi (Mighwar, 2006).

Kelompok usia remaja menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah kelompok umur 10-19 tahun yang disebut sebagai adolesen. Sekitar 900 juta penduduk remaja berada di Negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi.Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, sepertiganya adalah remaja berumur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut biro statistik sensus 2010 adalah sekitar 147.338.075 jiwa atau 18,5 % dari seluruh penduduk Indonesia (Hamasah, 2013). Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar di luar pulau Jawa. Berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik tahun 2007 penduduk Kota Medan sejumlah 2.083.156 jiwa, yang terdiri atas 1.029.786 laki-laki dan 1.053.374 perempuan. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2007, didapat umur 10-14 tahun sebanyak 713,6 jiwa dan perempuan sebanyak 695,5 jiwa. Golongan umur 15-19 tahun laki-laki sebanyak 706,6 jiwa dan perempuan sebanyak 682,6 jiwa (BPS Provsu, 2010).


(25)

dimana individu dalam proses pertumbuhannya terutama fisiknya yang telah mencapai kematangan. Secara psikologis, masa remaja adalah masa dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.Dimana terjadi perkembangan transisi antara masa anak-anak dan dewasa yang mencakup perunahan biologis, kognitif dan sosial emosional.Perubahan yang terjadi berawal dari fungsi seksual, proses pikir yang abstrak serta kemandirian.

Secara teoritis rentangan usia remaja itu dibagi dalam beberapa fase. Dalam hal ini para ahli berbeda pendapat, dikarenakan sulitnya memberi batasan yang pasti. Akibat tidak jarang terjadi adanya batas usia yang saling tumpang tindih antara satu fase dengan fase yang lainnya. Walaupun demikian, pembagian itu tetap perlu karena dari keseluruhan masa remaja kenyataannya terdapat perbedaan-perbedaan tingkah laku akibat berbedanya usia mereka (Mubin dan Cahyadi, 2006).

Sarwono (2000), menyatakan bahwa batasan remaja di Indonesia sendiri berada pada usia 11 - 24 tahun dan belum menikah, ditambah lagi dengan pertimbangan - pertimbangan, yaitu :

- Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda - tanda seksual

sekunder banyak mulai nampak (kriteria fisik).

- Dibanyak masyarakat, usia 11 tahun sudah dianggap remaja, baik menurut

adat ataupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak - anak.

- Pada usia 11 tahun ini juga sudah mulai ada tanda - tanda penyempurnaan

perkembangan jiwa, seperti pencarian identitas diri.


(26)

yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua.

- Status perkawinan sangat penting dan menentukan, karena seseorang yang

sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh. Karena itu definisi remaja dibatasi khusus bagi yang belum menikah.

Masa remaja disebut juga masa pubertas.Adapun ciri - ciri remaja secara fisik yaitu ciri kelamin primer pada remaja putera yang telah dapat menghasilkan cairan sel sperma dan dada bertambah bidang.Sedangkan pada remaja puteri, menghasilkan sel telur dan mengalami menstruasi sebulan sekali dan pinggul melebar.Ciri sekunder mulai tumbuh rambut - rambut baru pada tempat - tempat tertentu baik itu pada remaja putera maupun remaja puteri.Remaja putera lebih banyak bernafas dengan perut, sedangkan remaja puteri dengan dada.Suara berubah dan parau. Pada ciri tersier, perubahan cara berjalan, mulai menghias, mulai percaya diri dan perkembangannya mencapai kesempurnaan (Depkes RI, 2006).

Perubahan fisik yang telah lebih nyata dapat dilihat dari bertambahnya tinggi badan dan berat badan serta kematangan serta kematangan seksual.Awal remaja, remaja puteri cenderung tinggi dibanding remaja putera. Begitu pula halnya dengan berat badan, namun pada ahirnya remaja putera akan lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan remaja puteri. Perubahan hormonal seperti progesteron dan estrogen turut berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja (Sarwono, 2000).

2.2. Pengetahuan Remaja Mengenai Air Minum

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui


(27)

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan dan pemahaman tentang kecukupan asupan air bagi tubuh sebenarnya harus ditingkatkan diberbagai kalangan masyarakat.Akan tetapi sungguh disayangkan, ternyata banyak kalangan yang pengetahuan tentang air minum rendah.Terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, Hardinsyah beserta rekan pada tahun 2008. Dalam penelitian tersebut para peneliti menyimpulkan bahwa sebanyak 51,1% remaja mempunyai pengetahuan yang rendah tentang air minum. Hanya 21,4% dari para remaja tersebut mengetahui empat kegunaan air minum bagi tubuh. Sementara penelitian yang dilakukan dari kalangan masyarakat umum. Tidak hanya melibatkan remaja, sebanyak 43,2% orang yang mengetahui akibat dari kekurangan air minum. Yang mengetahui empat gejala kekurangan air dalam tubuh hanya 44,2% (Oktaviani, 2013).

Studi yang dilakukan oleh Naya (2011), pada siswa SMA Triguna Ciputat, mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA tentang air minum menunjukkan bahwa ada 3,3% yang memiliki pengetahuan buruk, 91,3% siswa yang memiliki pengetahuan sedang, dan hanya 4,4% memiliki pengetahuan baik.

Penelitian oleh Oktaviyani (2012), di SMP Al Azhar 14 Semarang tentang perbedaan konsumsi cairan dan status hidrasi remaja obesitas dan non obesitas menunjukkan skor pengetahuan yang baik tentang cairan pada non obesitas yaitu 77,4%, sedangkan pada subjek obesitas 51,6%.


(28)

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian remaja mengalami masalah pemenuhan kebutuhan air minum.Ini menunjukkan masih kurangnya pengetahuan remaja pada umumnya mengenai manfaat air minum dan air minum yang baik untuk kesehatan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012).

2.3. Sikap Remaja Terhadap Air Minum

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dapat melalui wawancara atau angket. Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki (Notoadmojo, 2012).

Soekadji (1983) berpendapat bahwa orang berperilaku mengkonsumsi itu ditandai dengan:

a. Frekuensi. Seberapa sering perilaku itu muncul dalam waktu tertentu.

b. Lamanya berlangsung. Berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk mengkonsumsi.

c. Intensitas. Berapa kuat atau lemahnya tingkatan seseorang untuk mengkonsumsi.


(29)

Faktor yang mempengaruhi perilaku mengkonsumsi adalah:

a. Faktor budaya, terdiri dari:

- Budaya. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling

mendasar.

- Sub-budaya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan

daerah geografis.

- Kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen

dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa.

b. Faktor sosial, terdiri dari:

- Kelompok acuan. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok

yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

- Keluarga. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang

berpengaruh.

- Peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan

oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat.

Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat lebih dari air minum bagi kesehatan tubuh juga memberikan peluang bagi remaja untuk tidak memperhatikan air status hidrasi bagi tubuhnya.Selain kebiasaan minum air hanya pada saat rasa haus


(30)

saja, minum air hanya sebagai pelengkap bagi rasa haus pada saat makan, atau sesegera minum saat makan, bahkan tidak jarang di tempat-tempat makan mereka justru makan tidak dibarengi dengan air putih.Ini menjadi pola kebiasaan yang jauh dari pola kesehatan minum yang baik dan benar.Penelitian yang dilakukan di Singapura menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan kelompok yang banyak kekurangan air. Alasannya yang sering mereka ungkapkan adalah merasa tidak haus, lupa minum, merepotkan dan tidak ingin sering buang air kecil (Desty dan Yunita, 2014).

Prinsip pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan tentang obyek sikap subyek atau responden diminta untuk memberikan jawabannya dengan menyatakan setuju, sependapat, suka (sikap positif) dengan dengan pernyataan itu atau tidak (sikap negatif). Banyak jawaban berupa „ya‟ dan „tidak‟ (skala nominal), bisa berjenjang mulai dari setuju dan tidak setuju.

2.4. Konsumsi Air Minum Remaja

Arti dari perilaku mengkonsumsi air minum itu sendiri adalah perbuatan memakai atau menggunakan atau menghabiskan air untuk diminum. Tindakan mengkonsumsi minuman yang dilakukan secara berulang-ulang akan membentuk sebuah perilaku. Perilaku mengkonsumsi sendiri diartikan sebagai perbuatan memakai atau menggunakan barang-barang hasil industri, hasil makanan, minuman dan sebagainya sesuai dengan nilai fungsi atau kegunaan barang-barang tersebut.


(31)

Dalam hal ini lebih mengutamakan perilaku mengkonsumsi air minum. Dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang merupakan panduan gizi seimbang harian Indonesia), mencantumkan anjuran untuk minum sedikitnya 2000 ml yaitu setara dengan 8 gelas per hari.Hal ini belum sepenuhnya diaplikasikan oleh anak remaja Indonesia.Kebanyakan remaja sekarang sudah jauh dari pola hidup sehat, dalam hal ini mengenai kurangnya asupan air minum bagi tubuhnya.Mereka sangat jelas kurang asupan air minum bagi tubuhnya setiap harinya, karena kebiasaan mereka yaitu jarang minum air, kebanyakan alasan remaja jarang minum air karena malas dan sering lupa (Devi, 2012).

2.4.1. Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi Remaja

Untuk memenuhi asupan air bagi tubuh manusia memerlukan air.Semakin maju suatu negara, peranan air minum yang alami semakin berkembang sehingga menjadi komoditas perdagangan yang penting. Jenis minuman ada bermacam-macam, contohnya sebagai berikut :

1. Air mineral alami (plain water), adalah air yang diperoleh langsung dan dikemas dari sumbernya yang mengandung mineral dan zat lain yang terkandung secara alami.

2. Air bekarbonasi atau air soda (soft drink), adalah air minum yang sengaja dikarbonasi, dapat juga ditambahkan perasa dan pewarna.

3. Jus buah, adalah jus yang bukan difermentasi dan diperoleh dari bagian buah yang dapat dimakan. Jus buah diperoses sedemikian rupa sehingga


(32)

tetap mengandung sifat fisika, kimia, cita rasa dan kandungan gizi(Soraya, 2014).

4. Susu, tersedia dalam banyak variasi antara lain susu murni, susu skim, susu bercita rasa, dll.

5. Kopi , juga tersedia dalam banyak variasi yang mencakup berkafein, dekafein, seduh, panggang kering, instan, bercita rasa.

6. Teh, khususnya teh hijau dan teh hitam mengandung sumber flavonoid, yaitu zat yang diyakini bersifat antioksidan

7. Minuman elektrolit, ditujukan untuk mengganti cairan sekaligus mensuplai kalori untuk energy dan mengandung kalium dan natrium yang hilang melalui keringat (Dewi dan Mustika, 2012).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi mempengaruhi gaya hidup masyarakat terutama remaja untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Media masa sangat mudah mempengaruhi cara berfikir dan style para remaja. Berbagai iklan di media massa tersebut menawarkan bermacam produk minuman. Bila diperhatikan minuman yang biasa dikonsumsi generasi remaja Indonesia, pagi hari secara otomatis mereka memesan berbagai minuman yang kebanyakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Remaja abad 20 mengonsumsi minuman seperti air putih, teh dan susu. Namun remaja di abad 21 sekarang sudah banyak mengonsumsi minuman ringan (Wahyuningsih, 2011).

Seperti kita lihat sekarang ini, konsumsi teh atau kopi serta minuman berenergi bagi remaja Indonesia, telah menjadi tradisi yang mengakar dan sulit untuk ditinggalkan.Tren saat ini adalah banyaknya minuman energi (energy drink) yang


(33)

mengandung kafein dan dikonsumsi oleh anak sekolah. Mengonsumsi kafein terlalu sering dapat menyebabkan tubuh terdehidrasi karena akan menyebabkan banyak buang air kecil dibandingan volume air yang diminum. Kafein juga menyebabkan hilangnya memori karenakafein menghambat enzim fosfodiesterase yang terlibat dalam proses pembelajaran dan perkembangan memori (Devi, 2012).

Setiap negara mempunyai preferensi atau kesukaan terhadap jenis minuman dalam memenuhi kebutuhan air tubuh. Hasil penelitian di Singapura menunjukkan bahwa sumber air tubuh yang utama adalah air putih (74%). Minuman teh dan kopi menempati urutan kedua sebanyak 23%, sedangkan minuman ringan 17%. Sementara penelitian THIRS di Indonesia menunjukkan bahwa 63,4% remaja dan 71,3% orang dewasa lebih menyukai air putih sebagai minuman utama setiap hari. Pilihan berikutnya adalah teh, kopi, susu dan minuman berkarbonasi bagi remaja. Adapun teh, kopi, jus, dan susu bagi orang dewasa. Air putih yang dikonsumsi berasal dari air putih tanpa kemasan dan air putih kemasan sejumlah 36% (Soraya, 2014).

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah (2008), menunjukkan sekitar 62% remaja masih menyukai air putih dan lima jenis air minum yang disukai remaja selain air putih adalah teh dalam kemasan 6%, teh yang dibuat dirumah 5%, minuman elektrolit 3%, dan minuman ionisasi 2%.

Hasil penelitian tentang konsumsi air minum dan preferensinya pada remaja menunjukkan bahwa berdasarkan jenis air minum kemasan dan non kemasan, sebagian remaja lebih menyukai air minum tanpa kemasan yaitu 73,2% di Jakarta dan 52,3% di Bandung. Kesukaan terhadap minuman selain air putih 39,4% di Jakarta dan 52,6% di Bandung (Briawan, dkk. 2011).


(34)

Keadaan ini menunjukkan bahwa pengetahuan para remaja akan pentingnya air minum yang baik bagi kesehatan masih minim. Sebagian besar dari mereka hanya minum air sebagai kebutuhan sehari-hari tanpa mengetahui jenis minuman yang baik untuk tubuh dan juga berapa krusialnya peran air untuk kesehatan.Peranan pentingnya air minum yang baik untuk kesehatan sudah sepatutnya diimbangi dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat terutama remaja agar lebih memperhatikan pola konsumsi air minumnya.

2.4.2. Jumlah Konsumsi Air Minum Remaja

Tubuh tidak dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan akan air. Oleh karena itu, kebutuhan air perlu dipenuhi melalui asupan air yang cukup.Namun, pada saat sekarang ini sebagian masyarakat pada umumnya masih banyak yang mengonsumsi air dalam jumlah kurang dibanding dengan kebutuhannya. Penelitian di Hongkong pada orang dewasa menujukkan bahwa 50% responden minum air kurang dari 5 gelas per hari. Sementara di Singapura menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan kelompok yang banyak mengalami kekurangan air.Sebagian wanita hanya minum air 5-6 gelas dan pria 6-8 gelas per hari. Di Indonesia The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) mengungkapkan bahwa 46,1% responden yang diteliti mengalami kurang air atau hipovolemia ringan. Faktor hipovolemia ringan ini adalah ketidaktahuan kebutuhan air minum sekitar 2 liter sehari dan kesulitan akses secara fisik dan ekonomi dalam memperoleh air minum (Soraya, 2014).

Hasil penelitian tentang kebiasaan minum dan asupan cairan remaja perkotaan di Bogor menemukan bahwa terdapat 37,3% remaja yang minum kurang dari 8 gelas


(35)

perhari dan sebesar 24,1% remaja asupan cairannya kurang dari 90% kebutuhan (Briawan, dkk. 2011).

Penelitian tentang pengaruh faktor umur, jenis kelamin dan pendidikan terhadap tingkat konsumsi air putih pada warga perumahan menunjukkan umur 0-21 sebanyak 44% tingkat konsumsi air minum yang cukup dan 56 % dinyatakan kurang. Sedangkan umur 22-49, sebanyak 33,3% tingkat konsumsi air minumnya cukupdan 46,7% yang tingkat konsumsi air minumnya kurang (Prima, 2013).

2.5. Kebutuhan Asupan Air Minum Remaja

Air mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh manusia seperti metabolisme, pengangkutan dan sirkulasi, pengendalian suhu tubuh, kontraksi otot, pengaturan keseimbangan elektrolit, serta proses pembuangan zat tak berguna dari tubuh. Sayangnya air sering kali terlupakan sebagai zat gizi penting bagi tubuh. Tubuh tidak dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan akan air, oleh karena itu kebutuhan akan air perlu dipenuhi manusia melalui asupan air yang cukup.


(36)

Gambar 1. Presentase air dalam organ Tubuh manusia (Handoyo,2014)

Ada beberapa faktor - faktor yang mempengaruhi kebutuhan konsumsi air minum pada manusia, seperti dibawah ini (Almatsier, 2006) :

- Aktifitas fisik

Orang yang aktfitas fisiknya cukup tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak.Mereka yang banyak bergerak misalnya atlit dan olahragawan tentunya membutuhkan pasokan air yang lebih tinggi untuk mengganti cairan tubuh yang hilang saat beraktifitas.

- Cuaca dan lingkungan

Mereka yang berada di daerah cuaca yang panas dan kering biasanya lebih banyak berkeringat dan sering mersa haus.Ini menunjukkan bahwa kebutuhan cairan


(37)

bagi mereka yang berada di lingkungan panas dan kering jauh lebih tinggi. Mereka yang hidup di daerah dataran tinggi (2500 m dari permukaan laut), juga membutuhkan cairan dalam jumlah lebih banyak, karena terjadinya peningkatan proses respirasi dan urinasi.

- Diet / makanan

Faktor diet / makanan seseorang juga berpengaruh terhadap kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi.Seseorang yang mengonsumsi buah dan sayur membutuhkan air putih lebih sedikit dari pada mereka yang hanya mengonsumsi makanan yang berlemak saja.Mereka yang sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan yang rendah serat tentunya membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak.

- Faktor Berat badan

Orang yang bobot badannya lebih berat atau gemuk juga butuh mengonsumsi air minum lebih banyak dari pada orang yang kurus. Orang yang gemuk memiliki simpanan lemak tubuh yang lebih banyak sehingga membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak agar bisa dimetabolisme.

- Kondisi kesehatan

Kebutuhan konsumsi air juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang. Mereka yang menderita kondisi kesehatan tertentu seperti demam, muntah - muntah, diare, batu ginjal dan infeksi saluran saluran kemih memerlukan air dalam jumlah yang lebih banyak. Disisi lain, beberapa kondisi kesehatan seperti gagal jantung dan beberapa tipe penyakit batu ginjal, hati atau penyakit lainnya dapat menggangu ekskresi air dan bahkan mengharuskan untuk membatasi konsumsi cairan.


(38)

- Jenis kelamin

Kebutuhan cairan laki - laki jauh lebih banyak dari pada perempuan. Rekomendasi dari Institute Of Medicine, Amerika Serikat menyebutkan bahwa total kebutuhan cairan tubuh laki - laki adalah sekitar 3 liter per hari, sementara untuk perempuan adalah sekitar 2,2 liter per hari.

- Kondisi lainnya

Kondisi - kondisi lainnya, misalnya saat hamil dan menyusui juga membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak. Kebutuhan cairan ibu hamil adalah sekitar 2,3 liter per hari, sementara pada ibu menyusui adalah sekitar 3,1 liter per hari.Mereka yang berpuasa juga perlu menjaga kebutuhan cairan tubuh.Air sangatlah diperlukan untuk mencegah dehidrasi selama siang hari saat berpuasa agar tubuh tidak lemas.Orang yang sedang mengonsumsi obat - obatan juga perlu mengonsumsi air yang lebih banyak.

Secara teori, tubuh memerlukan asupan air sebanyak 2,5 liter atau jika ditakar dengan gelas minum, maka memerlukan 8 gelas air minum setiap hari. Perlu dicatat bahwa 2,5 liter atau 8 gelas air tersebut adalah air total yang diperoleh dengan cara minum dan makan. Namun, jika berpedoman harus mengonsumsi minum air 8 gelas per hari, itu juga lebih baik. Besarnya jumlah air yang harus dikonsumsi tidaklah mutlak sebanyak 2,5 liter dalam sehari karena jumlah tersebut adalah besaran rata-rata untuk setiap orang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya kebutuhan seseorang akan air minum, antara lain postur tubuh, aktivitas, kadar air pada makanan yang dikonsumsi, suhu lingkungan dan kelembaban udara sekitar (Handoyo, 2014).


(39)

Anjuran lain seperti yang ditetapkan The Institude Of Medicine menganjurkan asupan air minum yang memadai bagi laki-laki adalah 3 liter (13 gelas) setiap hari. Sedangkan Adequat Intake untuk perempuan adalah 2,2 liter (9 gelas) per hari. Jumlah tersebut adalah jumlah yang dibutuhkan pada kondisi normal. Akan tetapi, total asupan air juga bergantung pada aktivitas sehari-hari, iklim dan kondisi kesehatan. Menurut para pakar kesehatan lainnya juga menyebutkan dalam keadaan normal sebaiknya kita minum antara 8-12 gelas per hari. Namun air tersebut bisa saja terkandung di dalam makanan dan buah yang kita makan (Desty dan Yunita, 2014).

Departemen Kesehatan RI mengeluarkan pedoman gizi seimbang (PGS) 2014 untuk mengatur makanan sehari - hari yang seimbang tertuang dalam 10 pesan- pesan gizi seimbang juga mencantumkan salah satunya adalah minum air bersih yang aman dan cukup jumlahnya. Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum hendaknya tidak kurang dari dua liter atau setara delapan gelas setiap hari untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko penyakit yang disebabkan kurang asupan air minum (Amelia, 2014).

2.6. Dampak Kurang Konsumsi Air Minum Pada Remaja

Kadar air dalam tubuh harus selalu seimbang pada kadar normalnya. Bila terjadi suatu keadaan dimana kadar air di dalam tubuh turun dari kadar yang seharusnya, maka tubuh secara langsung akan meminta penggantian kadar air yang hilang. Rasa haus merupakan tanda alami dari tubuh yang mengindikasikan bahwa tubuh memerlukan tambahan cairan. Haus melibatkan beberapa respon tubuh yaitu mulut, hipotalamus dan syaraf. Ketika asupan cairan tubuh tidak mencukupi, darah menjadi lebih pekat, mulut kering dan hipotalamus akan memberi signal untuk segera


(40)

mencukupi kebutuhan cairan (Desty dan Yunita, 2014).

Salah satu akibat kekurangan asupan air minum adalah dehidrasi. Dehidrasi berarti kekurangan cairan tubuh oleh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk, ini bisa menyerang siapa saja dari anak kecil, lansia, dewasa dan terutama remaja. Kurangnya konsumsi air minum pada remaja menjadi masalah gizi karena remaja rentan mengalami dehidrasi yang disebabkan oleh banyaknya aktifitas fisik yang menguras tenaga dan cairan tubuh. Usia remaja merupakan aktualisasi diri atau proses pencarian jati diri, maka tidak heran banyak remaja-remaja yang memiliki aktifitas yang tinggi.

Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan cairan sehingga mengganggu fungsi normal organ-organ tubuh. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan biasanya disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik. Pada aktivitas fisik biasa, tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari. Sebagian besar (yakni sekitar 60%) dikeluarkan melalui air seni. Pada peningkatan aktivitas fisik, misalnya saat berolahraga, tubuh kehilangan air hingga mencapai 1 - 2 liter per jam. Sebagian besar (yakni sekitar 95%) dikeluarkan melalui keringat. Demikianlah pengeluaran air dari tubuh memang terjadi melalui urine (air kencing), feses, keringat dan pernafasan (Soraya, 2013).

Secara umum dehidrasi bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut (Handoyo, 2014) :

- Dehidrasi ringan, yaitu kehilangan 2-5% cairan dari berat badan. - Dehidrasi sedang, yaitu kehilangan 5% cairan dari berat badan awal. - Dehidrasi berat, yaitu kehilangan 8% cairan dari berat badan.


(41)

Fenomena dehidrasi pada seseorang yang kadar air dalam tubuhnya rendah adalah suatu hal yang sering terjadi. Kondisi ini dapat dicegah dengan meningkatkan asupan cairan.Gejala-gejala dehidrasi diantaranya adalah sakit kepala, pusing lesu, murung, daya respons rendah, saluran hidung kering, bibir kering dan pecah-pecah, urine bewarna terlalu kuning atau gelap, tubuh lemah, letih dan halusinasi (Tilong, 2013).

Hasil survei yang dilakukan oleh Hardinsyah menunjukkan dari 1.200 responden berusia 15-55 tahun diketahui 46,1% mengalami dehidrasi dengan presentasi remaja yang lebih besar yaitu sekitar 49,5% (Hardinsyah, 2011). Sementara penelitian oleh Riance di SMA Triguna Tangerang juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, diketahui dari 92 sampel, siswa yang mengalami dehidrasi (57,6%) lebih tinggi dibanding siswa yang tidak mangalami dehidrasi yaitu 42,4%.

Sebagian besar anak-anak remaja tidak minum cukup air, terutama ketika mereka disekolah. Tapi air yang cukup sama pentingnya untuk konsentrasi belajar siswa, berpikir lebih jernih dan penurunan stamina juga energi, seperti halnya diet seimbang dan pada tahap yang lebih lanjut dapat menyebabkan pusing dan penurunan produktifitas kerja, sehingga berdampak pada menurunnya nilai pelajaran. Kehilangan dua persen cairan tubuh misalnya dapat menyebabkan kurangnya dua puluh persen fungsi fisik dan mental, Lesu, kurang konsentrasi dan sembelit adalah merupakan beberapa masalah yang mungkin dialami anak-anak remaja jika kurang asupan air minum. Dehidrasi juga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyebarkan nutrisi essensial ke seluruh tubuh dan otak (Puspita, 2008).


(42)

2.7. Fungsi Air Minum

a.Pelarut dan Alat Angkut

Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon.Zat-zat gizi dan hormon ini dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.Di samping itu air, sebagai pelarut mengangkut sisa metabolisme, termasuk karbon dioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit, dan ginjal (Almatsier, 2006).

b. Katalisator

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologis dalam sel, termasuk dalam saluran cerna.Air diperlukan pula untuk menghidrolisis zat-zat yang kompleks menjadi lebih sederhana, sehingga lebih mudah diserap tubuh. (Almatsier, 2006)

c. Pelumas

Air berperan sebagai pelumas dalam proses pencernaan dan proses-proses lain dalam tubuh. Air dalam cairan saliva membantu untuk mengunyah dan menelan. Air terkandung dalam cairan-cairan pencernaan lain yang menunjang gerakan seluruh sistem pencernaan. Cairan-cairan disekitar persendian, bola mata, dan bagian tubuh lain membantu untuk melancarkan gerakan-gerakan organ tubuh.

d. Fasilisator Pertumbuhan

Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun (Almatsier, 2006).


(43)

Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh.Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37°c.Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya enzim di dalam tubuh.Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan keluar.Sebagian besar pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui penguapan air dari permukaan tubuh (keringat) (Almatsier, 2006).

f. Peredam Benturan

Air dalam mata, jaringan syaraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan (Almatsier, 2006).

g. Pengatur Proses Hidrolisis dan Reaksi-Reaksi Biologis Lain

Air berperan aktif dalam proses hidrolisis, suatu proses utama dalam pencernaan. Selama proses ini molekul-molekul air mengalami ionisasi menjadi gugus hydrogen dan gugus hidroksil, dimana salah satu akan bereaksi dengan zat-zat lain. Sukrosa akan dihidrolisa menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh yaitu fruktosa dan glukosa (Piliang dan Djojosoebagio, 1996).

2.8. Air Minum Yang Layak Untuk Dikonsumsi

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung digunakan untuk konsumsi manusia (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Dalam hidup sehari-hari, manusia memiliki kebutuhan utama yang harus dipenuhi untuk dapat bertahan hidup.Salah satu kebutuhan pokok tersebut adalah minum, terutama minuman yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.Saat ini banyak dibicarakan dan


(44)

diiklankan beberapa jenis dan model kualiatas air minum dalam media cetak maupun media elektronik. Namun bagaimana sebenarnya air minum yang baik untuk dikonsumsi.Sebagai pelarut universal, air mengandung beberapa zat yang terlarut di dalamnya.Zat - zat tersebut ada yang termasuk material organik, anorganik, maupun mikroorganisme (Syaifudin dan Dewi, 2014).

Beberapa diantara material terlarut sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti mineral - mineral alami selama jumlahnya tidak melebihi batas.Namun tidak sedikit pula material terlarut dalam air yang sangat berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia dan bahkan bisa jadi bersifat racun apabila masuk ke dalam tubuh manusia dan memberikan efek gangguan kesehatan, keracunan, dan bahkan kematian.Minum merupakan aktifitas wajib bagi mahluk hidup, trrmasuk manusia.Sistem pencernaan manusia memiliki batas toleransi terhadap zat - zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya.Oleh karena itu perlu ada sebuah standar air minum yang aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Standar air yang layak untuk dikonsumsi oleh manusia memiliki beberapa parameter dasar, yaitu sebagai berikut (Handoyo, 2014) :

- Tidak Berbau

Air yang berbau dapat disebabkan oleh penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air.

- Tidak Berasa

Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat - zat tertentu di dalam air tersebut.


(45)

- Jernih

Air keruh adalah air dengan kandungan partikel pada partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat - zat berbahaya bagi kesehatan.Disamping itu, air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikroba patogen dapat terlindung oleh partikel tersebut. Sebenarnya ada banyak acuan standar air minum nasional yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan di negara lain.

Air minum yang sehat harus memenuhi standar air minum yang ditetapkan oleh salah satu departemen yang berkepentingan dengan masalah kesehatan, antara lain sebagai berikut :

a. Standar Departemen Kesehatan RI (Permenkes 907/Menkes/SK/VII/2002) b. Standar SNI No. 01-3553-1996

c. Standar WHO-Dunia d. Standar FDA-Amerika

Standar oleh departemen kesehatan Republik Indonesia, yaitu Permenkes 907/Menkes/SK/VII/2002. Ada banyak parameter syarat air minum yang harus diuji, tetapi secara umum digolongkan menjadi tiga bagian (Handoyo, 2014):

1. Syarat Kimia

a. Kandungan aluminium max 0,2 mg /L b. Besi maximal 0,3 mg/L

c. pH antara 6,5 s/d 8,5 2. Syarat Fisika

a. Kandungan TDS maximal 1000 mg/ L b. Kekeruhan maximal 5 skala NTU


(46)

c. Warna maximal 15 skala TCU 3. Syarat Bakteriologi

a. Koliform tinja = 0 / Negatif b. Total koliform = 0 / Negatif

2.9. Manfaat Air Minum Bagi Tubuh

Air minum memang mempunyai banyak manfaat jika dikonsumsi secara tepat, dalam arti tidak kurang dan juga tidak lebih.Manfaat air minum yang bisa kita rasakan bagi tubuh adalah sebagai penghilang rasa haus.Selain itu, istimewanya air minum yang baik ternyata mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit (Tilong, 2013).

Berikut merupakan beberapa manfaat air minum bagi tubuh (Desty dan yunita, 2014) :

1. Air Pencegah Dehidrasi

- Kehilangan 1 - 2 % cairan tubuh : haus, lelah, lemah, tidak nyaman

dan kehilangan nafsu makan.

- Kehilangan 3 - 4 % cairan tubuh : kulit dan mulut kering, penurunan

urine, apatis, kehilangan konsentrasi dan penurunan kemampuan fisik.

- Kehilangan 5 - 6 % cairan tubuh : sulit berkonsentrasi sakit kepala,

mudah mengantuk, kegagalan pengaturan suhu tubuh dan peningkatan laju respirasi.

- Kehilangan 7 -10 % cairan tubuh : kehilangan keseimbangan,

kehilangan kesadaran, kolaps dan kejang otot. 2. Air Sebagai Pengontrol Berat Badan


(47)

- Air diketahui dapat menekan nafsu makan dan mempercepat

metabolisme tubuh, sehingga kalori yang dibakarpun semakin banyak.

- Para peminum air sebelum makan cenderung mengonsumsi makanan

75-90 kalori lebih sedikit disetiap kali makan dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi air sebelum makan.

3. Air Berperan Sebagai Detoksifikasi Tubuh

Detoksifikasi adalah proses pengeluaran zat yang bersifat toksin (racun) dari dalam tubu. Zat beracun dalam tubuh dapat berupa tumpukan racun sisa metabolisme yubuh maupun radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Salah satu cara termudah untuk melakukan proses detoksifikasi melalui air minum.

4. Air Sebagai Peningkat Stamina Tubuh

Khasiat air tidak hanya untuk membersihkan tubuh, tetapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh untuk menjaga dan meningkatakan kebugaran tubuh. Air merupakan pilihan terbaik sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang saat beraktifitas sehingga tubuh menjadi segar dan bugar kembali.

5. Air Menjaga Kesehatan Kulit

Selain untuk memenuhi kebutuhan cairan, minum merupakan salah satu cara untuk mempercantik diri. Beberapa tips kecantikan menyebutkan bahwa kecantikan kulit tergantung dari cukup atau tidaknya asupan air dalam tubuh. Kulit yang kekurangan airakan terlihat kusam, bersisik, keriput dan tidak menarik.


(48)

6. Air Sebagai Pengatur Suhu Tubuh

Tubuh memiliki respon yang baik dalam pengaturan suhu tubuh dan air mempunyai peran penting di dalamnya.Air berperan dalam distribusi dan pengaturan suhu tubuh karena kemampuannya menyalurkan panas. Bila panas yang dihasilkan melebihi kebutuhan tubuh, bahkan menimbulkan demam, tubuh akan menstimulasi segera menurunkan suhu tubuh. Pembuluh darah dikulit akan melebar dan kelenjar keringat akan menghasilkan keringat lebih banyak sehingga suhu tubuh akan turun.

7. Air Sebagai Pencegah Trejadinya Kanker - Kanker Saluran Cerna

Asupan cairan yang cukup akan membuat makanan yang melewati saluran cerna dapat mengalir lancar, meningkatkan volume feses dan meningkatkan efektifitas asupan serat. Hal ini tentu bermanfaat untuk mencegah terjadinya konstipasi pada salura cerna.Kombinasi 25 gram serat dengan 1.5-2.0 liter air lebih efektif menanggulangi konstipasi dibandingkan dengan hanya pemberian serat saja.Karena konsumsi air serat dalam jumlah cukup dapat memperbaiki frekuensi dan konsistensi feses. Ketika cairan dalam tubuh tidak mencukupi maka usus akan menyerap cairan dari feses untuk menjaga hidrasi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan buang air besar. - Kanker Saluran Kemih

Peningkatan konsumsi air akan meningkatkan volume urin. Asupan air yang cukup akan menjaga konsistensi air seni, sehingga air seni tidak terlalu pekat dan akan mengurangi resiko infeksi saluran kemih dan batu ginjal.


(49)

Minum merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup, mungkin kita bisa saja dapat bertahan tanpa makan hingga 2 hari sedangkan kita tidak dapat hidup tanpa minum hingga 1 hr. Pentingnya manfaat air meliputi pengatur metabolisme tubuh, mengatur keseimbangan asam basa, serta hampir semua metabolisme tubuh manusia mulai dari perombakan energi dari makanan, enzim, dan sebagainya memerlukan air. Bagi masyarakat kita dahulu umumnya air minum di dapatkan dari merebus air mentah menjadi air matang. Namun seiring dengan peningkatan gaya hidup masyarakat, telah merubah kebiasaan dari yang awalnya merebus air sendri menjadi menggunakan air dalam kemasan untuk kebutuhan minum sehari -hari. Bragam jenis air dalam kemasan dijual dipasaran mulai dari kemasan gelas, botol, hingga ukuran galon. Asal air juga beragam dari yang bersumber dari lokal hingga air kemasan yang berasal dari impor negara lain. Beragam jenis air tersebut umumnya memiliki label tersendiri seperti air murni, air mineral, hingga sparking water.

2.10. Kerangka Konsep

Keterangan :

Pengetahuan Siswa/siswi Tentang Air Minum

Sikap Siswa/siswi Terhadap Air Minum

Konsumsi Air Minum Siswa/siswi :

- Jenis Air Minum yang Dikonsumsi

- Jumlah Air Minum yang Dikonsumsi


(50)

Berdasarkan kerangka konsep di atas pada penelitian ini adalah ingin melihat perilaku konsumsi air minum siswa/siswi yang domain perilaku tersebut adalah pengetahuan siswa/siswi tentang air minum dan sikap siswa/siswi terhadap air minum serta tindakan konsumsi air minum siswa yang dapat diukur dari praktek atau tindakan siswa/siswi dalam mengkonsumsi air minum dari segi jenis dan jumlah.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Disain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan disain cross sectional (sekat silang), yaitu untuk melihat gambaran perilaku konsumsi air minum yang meliputi jenis dan jumlah konsumsi air minum pada siswa/ siswi di SMA Negeri 3 Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Medan. Adapun alasan ditetapkannya lokasi penelitian ini adalah berdasarkan pengamatan awal, dari hasil pengamatan tersebut SMA berlokasi dekat perkotaan dimana umumnya, remaja perkotaan cenderung lebih konsumtif. Banyaknya aneka ragam minuman jajanan yang dijual di kantin sekolah dan penjual jajanan di luar pagar di sekitar sekolah. Beraneka ragam produk minuman jajanan yang mereka beli tidak semuanya baik untuk kesehatan tubuh mereka. Letak lokasi SMA tersebut juga mudah dijangkau oleh peneliti.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai Februari 2015.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/ siswi yang ada disekolah SMA Negeri 3 Medan yang berumur antara 15 - 19 tahun yang ada di


(52)

lokasi penelitian yaitu sebanyak 1421 Orang (berdasarkan data survei pendahuluan yang diambil dari data jumlah murid kelas X, dan X1 pada tahun 2014). Populasi yang diambil adalah siswa yang tercatat sebagai siswa kelas X dan X1 saja, karena kelas X1 akan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN), maka pihak sekolah tidak mengizinkan dimasukkan sebagai responden dalam penelitian ini.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel diambil dari populasi kelas X dan X1 yang ada di SMA Negeri 3 Medan diperoleh berdasarkan rumus (Notoatmodjo, 2002) :

n = Dimana :

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kesalahan / penyimpangan 10% n =

n = 93,42

n = 93 responden

Kemudian untuk menentukan jumlah sampel setiap kelas dilakukan secara

stratified random sampling. Digunakan rumus sampel perkelas sebagai berikut : n = x jumlah populasi setiap kelas


(53)

Tabel 1.1 Jumlah Sampel Pada Tiap-tiap Kelas

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

X IPS X IPA X1 IPS X1 IPA

155 630 128 508

10 41 9 33

Jumlah 1421 93

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara wawancara dengan responden menggunakan kuesioner.

3.5. Jenis Data yang Dikumpulkan 3.5.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara langsung terhadap remaja SMA Negeri 3 Medan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap dengan menggunakan daftar kuesioner. Untuk mengetahui jenis dan jumlah konsumsi air minum dengan menggunakan Form Food Frequency Questionnaires yang dilakukan 1 kali, selama 2 hari yaitu hari Kamis sampai dengan hari Jum‟at untuk mengetahui kebiasaan minum remaja dalam satu hari. Untuk pola konsumsi yang diperoleh tersebut dikonversikan dari ukuran rumah tangga ke satuan ml liter. Frekuensi diperoleh dengan menggunakan Form Food Frequency Questionnaires.


(54)

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari data yang diperoleh dari data pihak sekolah SMA Negeri 3 Medan meliputi jumlah remaja yang ada di SMA Negeri 3 Medan.

3.6. Definisi Operasional

1. Pengetahuan tentang konsumsi air minum adalah segala yang diketahui siswa/siswi tentang manfaat air minum, jumlah yang harus dikonsumsi dalam satu hari dan jenis air minum yang baik untuk dikonsumsi.

2. Sikap siswa/siswi terhadap air minum adalah tanggapan atau reaksi siswa/siswi tersebut terhadap air minum.

3. Konsumsi air minum siswa/siswi adalah tindakan menghabiskan segala macam air minum yang dikonsumsi siswa/ siswi yang dilihat dari jumlah dan jenis air minum yang dikonsumsi oleh remaja, serta frekuensi konsumsi air minum selama 1 hari.

4. Jenis air minum yang dikonsumsi siswa/siswi adalah keanekaragaman dari air minum yang dikonsumsi oleh remaja selama 1 hari.

5. Jumlah konsumsi air minum siswa/siswi adalah seberapa banyaknya air minum yang dikonsumsi oleh siswa/siswi selama 1 hari.

3.7. Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan siswa/siswi tentang konsumsi air minum yang diperoleh melalui wawancara kepada siswa/ siswi SMA Negeri 3 Medan dengan menggunakan daftar kuesioner dengan 15 pertanyaan pilihan ganda (multiple choise). Jawaban diberikan skor 1 jika benar dan 0 jika salah, dan total skor adalah 15. Pengukuran pengetahuan berdasarkan rumus berikut ini (Arikunto, 2010) :


(55)

p = f/N x 100% Dimana :

P : adalah persentase

F : frekuensi item soal benar N : jumlah soal

Diolah menjadi 3 kategori (Arikunto, 2006) yaitu : - Baik dengan nilai > 76 %

- Cukup dengan nilai 40-75 % - Kurang dengan nilai < 40 %

2. Sikap siswa/siswi terhadap air minum dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan tentang air minum. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala guttman. Siswa/siswi diminta untuk memberikan jawabannya dengan menyatakan setuju, sependapat, suka (sikap positif) dengan dengan pernyataan itu atau tidak (sikap negatif). Banyak jawaban berupa „setuju‟ dan „tidak setuju‟, bisa berjenjang mulai dari (Hidayat, 2007) :

- Tidak baik (sikap negatif) jika, skor = 50% - Baik (sikap positif) jika, skor = 50%

3. Jenis minuman yang dikonsumsi siswa/siswi diperoleh dari Form Food Frequency Questionnaires sesuai dengan jawaban masing-masing responden. Jenis minuman diambil berdasarkan penelitian mengenai jenis minuman yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia, dengan pilihan yaitu :


(56)

- Teh - Kopi - Susu - Jus buah - Soft drink

- Minuman elektrolit - Pop ice

4. Jumlah konsumsi air minum diperoleh melalui wawancara langsung kepada siswa/siswi dengan menggunakan Form Food Frequency Questionnaires diolah menjadi 2 jenis berdasarkan jumlah yang telah ditetapkan di dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) yaitu :

- kurang, jika 2000 ml per hari - cukup, jika 2000 ml per hari

3.8. Pengolahan dan Analisa Data 3.8.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dan menggunakan alat bantu computer. Langkah – langkah pengolahannya adalah sebagai berikut :

- Editing, melihat dan memeriksa kelengkapan data yang telah dikumpulkan.

Bila terdapat kesalahan pengumpulan data, maka data tersebut diperbaiki (editing).

- Codding, pemberian kode data yang telah dikumpulkan. - Data Entry, memasukkan data kedalam computer.


(57)

- Cleaning data, memeriksa ulang data yang sudah di entry.

3.8.2. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat kecenderungan yang ada (angka persentase) pada setiap tabel. Data yang telah dikumpulkan diolah secara manual dan menggunakan computer dengan program SPSS. Hasil pengolahan dan analisis data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara deskriptif.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 3 Medan beralamat di Jl.Budi Kemasyarakatan No.3 Kelurahan pulo Brayan Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Motto SMA Negeri 3 Medan adalah pastikan beriman (SQ) berilmu (IQ) dan beramal (EQ).Berbagai fasilitas dimiliki oleh SMA Negeri 3 Medan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar antara lain, kelas, Lab Fisika, Lab Biologi, Lab Kimia, Lab Komputer, Lab Bahasa, perpustakaan, ruang koperasi, ruang percetakan, ruang pusat sumber belajar, ruang guru, aula, UKS, ruang administrasi/TU, ruang OSIS, toilet, kantin dan free wifi disetiap area SMA Negeri 3 Medan.

Perilaku jajanan minuman siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan sama dengan anak sekolah remaja pada umumnya yang sangat beragam. Para siswa/siswi membeli jajanan minuman di dua kantin yang ada di sekolah dan kepada penjual jajanan yang ada di depan luar pagar sekitar sekolah. Kantin dan penjual makanan dan minuman jajanan tersebut menjual beraneka ragam jenis minuman jajanan yang populer dikalangan anak sekolah pada saat sekarang ini seperti pop ice, soft drink, jus buah, berbagai jenis minuman susu, bermacam jenis minuman teh serta air mineral kemasan dan lain-lain. Dari semua bermacam jenis minuman tersebut belum tentu semuanya memenuhi syarat kesehatan dan diantaranya bahkan ada yang membahayakan kesehatan apabila konsumsinya tidak di perhatikan.Berbagai jenis minuman tersebut juga banyak mengandung pemanis buatan, pewarna dan pengawet, salah satunya pop


(59)

ice yang mengandung aspartame dan siklamat yang jika dikonsumsi berlebihan bisa berakibat pada gangguan perkembangan otak dan gangguan kesehatan lainnya.

4.2. Karakteristik Responden

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti gambaran karakteristik siswa/siswi berdasarkan umur, jenis kelamin dan kelas siswa/siswi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Kelas

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas umur siswa/siswi berada pada kelompok umur lebih besar dari 15 tahun sebanyak 53 orang (57,0%). Distribusi siswa/siswi berdasarkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 44 orang (47,3%), dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 49 orang (52,7%).Jumlah siswa/siswi yang terbanyak adalah dari kelas XI IPA yaitu berjumlah 33 orang (35,48 %).

Karateristik n (%)

Umur 15 16 17 53 36 4 57,0 38,7 4,3

Total 93 100,0

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 44 49 47,3 52,7

Total 93 100,0

Kelas X IPS X IPA XI IPS XI IPA 10 41 9 33 10,75 44,08 9,68 35,48


(60)

4.3. Pengetahuan Siswa/siswi Tentang Air Minum

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa/siswi tentang air minum adalah lebih banyak dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 54 orang (58,1 %). Akan tetapi masih ada siswa/siswi dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 11 orang (11,8 %). Distribusi pengetahuan siswa/siswi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tentang Air Minum Tahun 2015

Tabel 4.3 dibawah ini menunjukkan bahwa siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan air minum manusia adalah aktivitas yaitu 88 orang (94,7 %) dan siswa/siswi yang mengetahui akibat kekurangan asupan air minum yaitu 81 orang (87,1 %) yang menjawab benar. Pertanyaan yang paling banyak tidak diketahui siswa/siswi adalah standar air minum yang layak dikonsumsi oleh manusia yaitu hanya 31 orang (33,4 %) yang menjawab benar.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Penrtanyaan Pengetahuan Tentang Air Minum Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2014

No Pengetahuan n %

1 2 3 Baik Cukup Kurang 28 54 11 30,1 58,1 11,8

Total 93 100,0

No Pengetahuan Kategori n %

1 Air yang tanpa proses pengolahan atau telah melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dapat langsung digunakan untuk konsumsi manusia Air putih Air masak Air minum 19 14 60 19,8 15,3 75,9

Total 93 100,0

2 Air minum yang aman dikonsumsi harus memenuhi syarat uji bebas dari zat kimia, merupakan syarat uji

Syarat kimia Syarat bakteriologis Syarat kesehatan 43 8 42 46,2 8,6 45,1

Total 93 100,0


(61)

dikonsumsi oleh manusia Berasa dan bewarna Jernih 9 31 9,7 34,4

Total 93 100,0

4 Apa salah satu fungsi air minum bagi tubuh Dehidrasi

Menyembuhkan penyakit Pelarut dan katalisator

3 20 70 3,2 21,5 75,9

Total 93 100,0

5 Berdasarkan TGS jumlah air minum yang harus dikonsumsi oleh manusia dalam satu hari 1000 ml 1500 ml 2000 ml 6 13 74 6,4 13,9 79,7

Total 93 100,0

Lanjutan tabel 4.3

No Pengetahuan Kategori n %

6 Yang merupakan gejala dehidrasi Lesu,bibir pecah-pecah dan mulut kering Hidrasi, haus dan kulit kering Sakit tenggorokan, haus dan

hidrasi 75 3 15 80,7 3,2 16,1

Total 93 100,0

7 Salah satu akibat kekurangan air minum Hidrasi Dehidrasi Pusing 4 81 8 4,3 87,1 8,6

Total 93 100,0

8 Air minum yang sehat dan layak dikonsumsi harus memenuhi syarat uji bebas kolifom tinja adalah merupakan

Syarat bakteriologi Syarat uji laboratorium Syarat kimia 59 32 2 63,5 34,4 2,1

Total 93 100,0

9 Yang merupakan faktor yang mmpengaruhi kebutuhan konsumsi air minum manusia adalah Pendidikan Pekerjan Aktivitas fisik 0 5 88 0 5,3 94,7

Total 93 100,0

10 Air minum yang dikarbonasi, dapat juga ditambah perasa dan pewarna adalah

Air mineral Air berkarbonasi Air syrup 11 52 30 11,8 55,9 32,3

Total 93 100,0

11 Kehilangan 2-5 % cairan dari total berat badan dikategorikan kedalam Dehidrasi berat Dehidrasi sedang Dehidrasi ringan 11 31 51 11,8 33,4 54,8

Total 93 100,0

12 Alasan utama kenapa air minum sangat penting bagi tubuh salah satunya

Air menyehatkan Air menjaga kecantikan Air membantu metabolisme

11 4 78 11,8 4,3 83,9

Total 93 100,0

13 Air dapat mendistribusikan panas dalam tubuh,ini merupakan fungsi air sebagai Pengatur suhu Alat angkut Katalisator 72 9 12 77,5 9,7 12,8

Total 93 100,0

14 Dibawah ini yang termasuk jenis air minum Air mineral,coco butter dan pepermint Air putih, jus buah dan susu Air putih, jus sayuran dan

8 81

8,6 87,1


(62)

4.4. Sikap Siswa/siswi Terhadap Siswa/siswi

Hasil pengumpulan data dengan menggunakan formulir kuesioner diketahui sikap siswa/siswi tentang air minum.Distribusi sikap siswa/siswi terhadap air minum tersebut dapat dilihat di dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Distribusi Sikap Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Terhadap Air Minum Tahun 2014

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sikap siswa/siswi terhadap air minum yang paling banyak adalah dengan sikap baik yakni 76 orang (81,7 %). Akan tetapi masih terdapat siswa/siswi dengan sikap tidak baik yaitu sebanyak 17 orang (18,3%).

Tabel 4.5 di bawah ini menunjukkan bahwa 100 orang (100 %) siswa/siswi setuju bahwa minuman yang banyak mengandung pewarna, pemanis dan pengawet sebaiknya tidak sering dikonsumsi. Karena mengonsumsi minuman tersebut dapat mengganggu kesehatan, dan sebanyak 88 orang (94,7 %) yang menjawab setuju pernyataan untuk menjaga kesehatan sebaiknya berhati-hati terhadap air minum yang dikonsumsi dan membawa bekal saat ke sekolah atau bepergian.

Tabel 4.5 Disrtibusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Tentang SikapTerhadap

Air Minum pada Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2014

coco butter 4 4,3

Total 93 100,0

15 Salah satu manfaat konsumsi air minum yang cukup adalah

Menjaga konsentrasi dan fokus

Menjaga relaxasi

Melancarkan peredaran darah 51 19 23 54,9 20,4 24,7

Total 93 100,0

No. Sikap n %

1 2 TidakBaik Baik 17 76 18,3 81,7


(63)

No. Sikap Kategori n %

1 Dalam satu hari tubuh butuh asupan air minum sebanyak kurang lebih 2000 ml

Setuju Tidak setuju 79 14 84,9 15,1

Total 93 100,0

2 Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya berhati-hati terhadap air minum yang dikonsumsi

Setuju Tidak setuju 88 5 94,7 5,3

Total 93 100,0

3 Konsumsi air minum yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi Setuju Tidak setuju 86 7 92,5 7,5

Total 93 100,0

Lanjutan tabel 4.5

No. Sikap Kategori n %

4 Mengkonsumsi air minum 8 gelas perhari dapat membantu menjaga konsentrasi

Setuju Tidak setuju 84 9 90,3 9,7

Total 93 100,0

5 Dari segi kesehatan sebaiknya air minum yang dikonsumsi setiap hari adalah air putih (plain water)

Setuju Tidak setuju 78 14 84,9 15,1

Total 93 100,0

6 Kehilangan cairan 2-5 % dari total berat badan sudah termasuk kategori dehidrasi ringan Setuju Tidak setuju 68 25 73,1 26,9

Total 93 100,0

7 Rasa haus merupakan sinyal bahwa tubuh sudah kekurangan cairan Setuju Tidak setuju 86 7 92,5 7,5

Total 93 100,0

8 Air minum yang banyak mengandung pewarna, pemanis buatan dan pengawet tidak baik sering dikonsumsi

Setuju Tidak setuju 100 0 100;0 0

Total 93 100,0

9 Jika ke sekolah atau bepergian sebaiknya membawa bekal air minum.

Setuju Tidak setuju 88 5 94,7 5,3

Total 93 100,0

10 Sebaiknya konsumsi air minum sebelum haus dan sesuai dengan kebutuhan tubuh

Setuju Tidak setuju 73 20 79,6 20,4

Total 93 100,0

4.5. Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi Siswa/siswi

Distribusi jenis air minum yangdikonsumsi oleh siswa/siswi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Distribusi Jenis Air MinumYang Dikonsumsi Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2015

No. Jenis Air minum n %

1 2 3 4 5

Air Minum Tawar (plain water) Teh Kopi Susu Jus buah 93 30 4 15 9 100,0 32,3 4,3 16,1 9,7


(64)

6 7 8

Soft drink

Minuman elektrolit Pop ice

8 3 24 8,6 3,2 25,8 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jenis air minum yang dikonsumsi siswa/siswi yang paling banyak adalah air minum tawar (plain water) yakni 100,0 %. Jenis air minum yang paling banyak dikonsumsi setelah air minum tawar adalah teh yakni 32,3%, yang kedua yaitu pop ice yakni 25,8 %. Jumlah yang paling sedikit dikonsumsi adalah jenis minuman kopi dan minuan elektrolit.

4.6. Jumlah Konsumsi Air Minum Siswa/siswi

Jumlah konsumsi air minum berdasarkan jawaban siswa/siswi dengan menggunakan formulir food frequency questionnaires dihitung dari jumlah seluruh jenis air minum yang dikonsumsi oleh siswa/siswi dalam satu hari. Distribusi jumlah konsumsi air minum siswa/siswi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Distribusi Jumlah Konsumsi Air Minum Siswa/siswi SMA Negeri 3 Medan Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa siswa/siswi dengan jumlah konsumsi air minum kategori cukup adalah yang paling banyak yakni 51 orang (54,8 %). Akan tetapi masih ada siswa/siswi dengan jumlah konsumsi air minum kategori kurang yaitu sebanyak 42 orang (45,2 %).

No Jumlah Konsumsi Air Minum n %

1 2

Kurang (< 2000 ml/hari) Cukup (> 2000 ml/hari)

42 51

45,2 54,8


(1)

66

Gambar 4. Salah satu minuman yang dijual di sekitar SMA Negeri 3 Medan


(2)

67

Gambar 7. Salah satu aneka minuman yang dijual di sekitar SMA Negeri 3 Medan


(3)

(4)

69


(5)

(6)

71