MENINGKATKAN GERAK DASAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANTU SEDERHANA DI KELAS IV SDN KARAPYAK I KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S-1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ANGGA FERMANA KAUTSAR 0903289

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Kabupaten Sumedang

Oleh

Angga Fermana Kautsar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Angga Fermana Kautsar 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

v

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR DIAGRAM... x

DAFTAR GAMBAR………...xi DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ...5

1. Rumusan Masalah ...5

2. Pemecahan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...7

E. Batasan Istilah ...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...11

A. Pendidikan Jasmani ...11

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ...11

2. Pengertian Pendidikan Jasmani ...12

3. Peranan Pendidikan Jasmani ...14

4. Tujuan Pendidikan Jasmani...15

5. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ...15

6. Aktivitas Pengembangan Kemampuan Jasmani ...16

B.Senam ...17

1. Pengertian Senam ...17

2. Senam dan Pembentukan Sikap-sikap Kejiwaan ...18

3. Manfaat Senam...18

4. Macam-macam Senam ...19

5. Senam Lantai ...20

6. Guling Depan ...21

7. Sebab-sebab Tidak Dapat Melakukan Gerakan... 23

C.Perkembangan Anak Sekolah Dasar... 24

1. Perkembangan Keterampilan Gerak ...24

2. Perkembangan Sosial-emosional ...24

3. Perkembangan Sikap Diri ...24

D.Karakteristik Anak Sekolah Dasar ...25


(5)

vi

1. Pengertian Media ...27

2. Macam-macam Media ...28

F. Media Bantu Sederhana ...29

1. Ban Dalam Sepeda ...30

2. Spon ...30

3. Bola Karet ...31

G.Penelitian yang Relevan ...32

H.Hipotesis Tindakan ...34

BAB III METODE PENELITIAN...35

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...35

1. Lokasi Penelitian ...35

2. Waktu Penelitian ...36

B. Subjek Penelitian ...36

C. Metode dan Desain Penelitian ...37

1. Metode Penelitian...37

2. Desain Penelitian ...37

D. Prosedur Penelitian...39

1. Perencanaan Tindakan ...39

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ...40

E. Instrumen Pengumpulan Data ...45

1. Format Observasi Perencanaan Kinerja Guru ...45

2. Format Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru ...46

3. Format Wawancara Guru dan Siswa ...46

4. Format Aktivitas Siswa ...46

5.Format Catatan Lapangan ...46

6. Format Tes Keterampilan Belajar Siswa ...47

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...47

1. Teknik Pengolahan Data ...47

2. Analisis Data ...47

G. Validasi Data ...48

1. Member Chek ...48

2. Triangulasi...48

3. Audit Trail ...49

4. Expert Opinion ...49

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ...51

A. Paparan Data Awal ...51

1. Paparan Data Awal Perencanaan Pembelajaran ...51

2. Paparan Data Awal Pelaksanaan Pembelajaran ...54

3. Paparan Data Awal Observasi Aktivitas Siswa ...56


(6)

vii

c. Paparan Data ObservasiAktivitas Siswa Siklus I ...68

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ...71

e. Analisis dan Refleksi Siklus I... 73

2. Paparan Data Tindakan Siklus II...77

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ...78

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ...81

c. Paparan Data ObservasiAktivitas Siswa Siklus II ...84

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II... 86

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ...89

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ...94

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ...94

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III...97

c. Paparan DataObservasi Aktivitas Siswa Siklus III ...101

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III... 103

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ...106

C. Hasil Temuan Penelitian ...109

1. Hasil Temuan Penelitian Siklus I ...109

a. Paparan Data Wawancara dengan Siswa ...109

b. Paparan Data Wawancara dengan Guru ...110

c. Paparan Data Catatan Lapangan ...110

2. Hasil Temuan Penelitian Siklus II ...111

a. Paparan Data Wawancara dengan Siswa ...111

b. Paparan Data Wawancara dengan Guru ...111

c. Paparan Data Catatan Lapangan ...112

3. Hasil Temuan Penelitian Siklus III ...113

a. Paparan Data Wawancara dengan Siswa ...113

b. Paparan Data Wawancara dengan Guru ...113

c. Paparan Data Catatan Lapangan ...114

D. Pembahasan ...114

1. Pembahasan Tahap Perencanaan Pembelajaran ...115

2. Pembahasan Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ...115

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ...116

4. Pembahasan Hasil Kemampuan Siswa ...117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...119

A. Kesimpulan ...119

B. Saran ...120

DAFTAR PUSTAKA ...123

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...124


(7)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untukbergerak sambil berinteraksi dengan lingkungannya. Proses perpindahan tubuh ini sering disebut dengan aktivitas fisik. Sesuai dengan hak asasi manusia (HAM), setiap orang memiliki hak kebebasan untuk beraktivitas secara fisik. Atas dasar itu, setiap orangmemiliki hak terhadap aktivitas jasmani untuk pengembangan pribadi seutuhnya Oleh karena itu, aktivitas jasmani difasilitasi oleh institusi pendidikan melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga dari mulai taman kanak-kanak, pendidikan sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi

Pendidikan jasmani juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan yang di dalamnya ada proses pembelajaran. Pendidikan jasmani mengajak siswa untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi kenyataan di lapangan mengakibatkan pendidikan jasmani menjadi suatu pelajaran yang menjenuhkan, monoton, membosankan, dan melelahkan serta tidak relevan dengan konsep pendidikan jasmani.itu sendiri.

Sebagai contoh, ketika seorang guru pendidikan jasmani memberikan pembelajaran guling depan, guru pendidikan jasmani harus memberikan pembelajaran dengan gerakan orientasi terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran inti. Sebelum melakukan gerakan guling depan, guru pendidikan jasmani memberikan gerakan yang menjurus ke gerakan guling depan seperti berguling ke samping dengan posisi tubuh melingkar, dan gerakan menungging, sehingga anak merasa tugas geraknya tidak terlalu sulit, tetapi tetap menantang dan menyenangkan.

Abdul Gafur (1983:6) dalam Abdullah dan Manadji (1994:5) memaparkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah:


(8)

Suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan pendidikan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, penguasaan keterampilan gerak dan kerja organ tubuh, yaitu peredaran darah, jantung dan sistem pernafasan serta mengembangkan aspek kognitif (pengetahuan), dan mengembangkan aspek apektif (sikap). Melalui Pendidikan Jasmani yang diarahkan dengan baik, anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial dan menyumbang pada kesehatan fisik, dan mental.

Hal ini merupakan suatu realita yang menjadi tantangan bagi para guru sekolah dasar untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi anak usia sekolah dasar (SD). Guru pendidikan jasmani sekolah dasar harus mengetahui dan memahami karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah dasar itu sendiri. Kemudian guru pendidikan jasmani pun harus mengetahui dan memahami strategi pembelajaran yang tepat untuk anak sekolah dasar. Hal tersebut merupakan nilai lebih, sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, dan terbimbing diharapkan dapat tercapai tujuan yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral yang optimal.

Ruang lingkup pengajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan di Sekolah Dasar, mulai dari kelas I sampai VI, pada setiap semesternya ditekankan pada upaya untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, emosional, mental, dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di Sekolah Dasar salah satunya adalah pembelajaran senam.

Senam adalah aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Melakukan senam dengan cara yang benar


(9)

dan teratur dalam waktu yang cukup, akan merasakan adanya perubahan,

misalnya pada daya tahan ototnya, kekuatannya, kelentukannya,

keseimbangannya, dan juga kesiapannya untuk melakukan gerak.

Namun, kenyataan di lapangan, pembelajaran senam merupakan

pembelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik. Permainan olahraga seperti sepak bola, bola voli, bola basket, dan bulu tangkis selalu menjadi primadona bagi peserta didik. Melihat kenyataan ini, sudah seharusnya guru pendidikan jasmani dapat menciptakan pembelajaran senam yang menarik, menantang, namun mudah dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil observasi di SDN Karapyak I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang pada saat pembelajaran guling depan, peneliti mendapatkan beberapa permasalahan. Adapun permasalahannya diantaranya sebagai berikut;

1) Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan

guling depan, meskipun dalam proses pembelajarannya guru telah mendemonstrasikan gerakan guling depan.

2) Kurangnya rasa percaya diri dalam melakukan gerakan guling depan.

Hal ini disebabkan karena siswa sangat jarang dalam melakukan gerakan guling depan, sehingga pada saat melakukan gerakan guling depan siswa cenderung tidak memiliki keyakinan untuk dapat melakukan gerakan guling depan. Contohnya ada beberapa murid yang belum apa-apa sudah merasa tidak mampu. Ini dikarenakan kurangnya rasa percaya diri dan besarnya rasa rendah diri.

3) Beberapa siswa merasa takut untuk melakukan gerakan guling depan.

Hal ini dikarenakan siswa takut akan jatuh. Menjaga atau menolong tepat pada saatnya, akan menekan rasa takut tersebut.

Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penulis mencoba menggunakan media bantu sederhana sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

Dengan menggunakan media bantu sederhana, siswa bisa lebih termotivasi dan terbantu dalam melakukan gerakan guling depan. Selain itu, media bantu


(10)

sederhana diharapkan dapat merangsang kemampuan berpikir siswa, dan untuk meningkatkan keberanian siswa dalam melakukan gerakan guling depan, sehingga media bantu tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Media bantu sederhana yang digunakan adalah media yang ditinjau dari cara penggunaannya yang tidak sulit. Dalam pelaksanaan pembelajaran guling depan, penulis menggunakan tiga media bantu sederhana, seperti ban dalam sepeda, spon, dan bola karet. Ban dalam sepeda digunakan pada posisi awal melakukan gerakan guling depan, fungsinya adalah untuk membantu tubuh tetap melingkar bulat ketika melakukan gulingan. Sementara spon, fungsinya untuk membantu dagu tetap menempel pada dada. Sedangkan bola karet, fungsinya supaya posisi kaki tetap rapat ketika melakukan gerakan guling depan.

Berdasarkan hasil observasi di SDN Karapyak I tentang pembelajaran guling depan, maka didapatkan hasil data awal siswa kelas IV dalam melakukan gerakan guling depan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Tes Awal Kemampuan Guling Depan

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

S k o r N il ai Ket Sikap Awal Pelaksanaan Sikap Akhir

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T BT

1 Marita √ √ √ 6 50 √

2 Isna √ √ √ 6 50 √

3 Nurul √ √ √ 7 58 √

4 Fitria √ √ √ 6 50 √

5 Ninis √ √ √ 7 58 √

6 Ina √ √ √ 8 66 √

7 Rena √ √ √ 6 50 √

8 Alisya √ √ √ 9 75 √

9 Delia √ √ √ 8 66 √

10 Rifa √ √ √ 6 50 √

11 Sri √ √ √ 5 42 √

12 Haiva √ √ √ 6 50 √

13 Hafid √ √ √ 8 66 √

14 Tisna Sutisna √ √ √ 6 50 √

15 Dzikry √ √ √ 7 58 √

16 Yogi √ √ √ 9 75 √

17 R zamaludin √ √ √ 3 25 √

18 R zaelani √ √ √ 8 66 √

19 M fahrudin √ √ √ 7 58 √

20 Fahmi √ √ √ 6 50 √

21 Muklas √ √ √ 8 66 √

22 Fadil √ √ √ 9 75 √

23 Dani √ √ √ 8 66 √

24 Ilham √ √ √ 8 66 √

25 Ahmad √ √ √ 8 66 √

26 Dadi √ √ √ 7 58 √

27 Mahbub √ √ √ 9 75 √

Jumlah 4 23


(11)

Keterangan :

T = Tuntas

BT = BelumTuntas

Skor Ideal = 12

Skor yang diperoleh

Nilai= X 100%

Skor Ideal Nilai KKM = 70

Jikasiswamendapatnilai ≥ 70 dikatakantuntas.

Jikasiswamendapatnilai ≤ 70 dikatakantidaktuntas.

Berdasarkan hasil tes guling depan pada tabel 1.1, bisa dilihat bahwa hanya 4 siswa atau 14,80 yang lulus dari 27 siswa. Ditinjau dari permasalahan tersebut, peneliti memberikan tindakan untuk pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan. Salah satu bentuk pembelajarannya adalah melakukan guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana.

Dari paparan di atas, maka penulis mengambil judul “ Meningkatkan Gerak

Dasar Guling Depan Dengan Menggunakan Media Bantu Sederhana Di Kelas IV

SDN Karapyak I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang”. B. Rumusan dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, yang mengacu pada judul “

Meningkatkan gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu

sederhana “, penulis merumuskan masalah secara umum dari permasalahan yang

timbul dalam pembelajaran guling depan, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut;

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar guling depan dengan

menggunakan media bantu sederhana di kelas IV ?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar guling depan dengan


(12)

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana di kelas IV ?

d. Bagaimana peningkatan hasil belajar gerak dasar guling depan dengan

menggunakan media bantu sederhana di kelas IV ?

2. Pemecahan Masalah

Adapun upaya untuk memecahkan permasalahan yang dirumuskan di atas perlu dilaksanakan bentuk pembelajaran yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas.

Dalam penelitian ini, masalah yang timbul berkaitan dengan hasil belajar siswa tentang gerak dasar guling depan. Mengacu dari akar permasalahan tersebut, maka peneliti berkeyakinan bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut, sangat tepat apabila menggunakan media bantu sederhana. Tahapan penerapan pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti terlebih dahulu menyusun persiapan-persiapan yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Persiapan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Materi yang akan disampaikan berkaitan dengan pembelajaran senam lantai, yaitu guling depan. Dimana dalam pelaksanaan pembelajaran ini peneliti akan menggunakan media bantu sederhana yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran guling depan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media bantu sederhana seperti ban dalam sepeda, spon, dan bola karet. Dimana tujuan penggunaan media bantu sederhana ini untuk mempermudah siswa melakukan gerakan guling depan

c. Aktivitas Siswa

Pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana memberikan nuansa yang berbeda pada aktivitas siswa dilapangan. Minat siswa terhadap pembelajaran menjadi lebih tinggi. Dengan adanya media bantu


(13)

sederhana, siswa menjadi lebih tertarik untuk memecahkan keingintahuan mereka terhadap media bantu sederhana yang ada disekitarnya. Sehingga aktivitas siswa terhadap pembelajaran guling depan jauh lebih baik.

d. Hasil belajar siswa

Peran media bantu sederhana memberikan hasil yang positif, terutama pada peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran guling depan. Adapun hasil yang ingin dicapai dalam pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana adalah sebagai berikut:

1) Daya ingat siswa lebih tahan lama terhadap pembelajaran guling depan

dengan menggunakan media bantu sederhana. Sehingga kemampuan siswa dalam melakukan guling depan menjadi lebih baik.

2) Apa yang disampaikan guru melalui media bantu sederhana dapat

dicerna/dimengerti siswa dengan baik.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perencanaan yang dilakukan sebelum memulai proses

pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, khususnya pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran guling depan dengan

menggunakan media bantu sederhana.

3. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran guling depan dengan

menggunakan media bantu sederhana.

4. Mengetahui peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar guling depan

dengan menggunakan media bantu sederhana.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian, yaitu :


(14)

1. Bagi Siswa

a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa tidak lagi mengalami

kesulitan dalam melakukan guling depan.

b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa dapat memiliki

kemampuan gerak dasar guling depan yang baik dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sebagai pengaruh dari media bantu sederhana.

c. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan rasa takut siswa dalam

melakukan guling depan dapat berkurang.

d. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa bisa lebih termotivasi

dalam melaksanakan pembelajaran guling depan pada saat mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani.

e. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan rasa percaya diri siswa dapat

meningkat dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Bagi Guru

a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa

lebih kreatif dalam menciptakan media pembelajaran untuk berjalannya proses kegiatan belajar mengajar.

b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa

lebih memahami akan pentingnya media bantu sederhana pada pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pada pembelajaran guling depan.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar

siswa, khususnya dalam pembelajaran guling depan.

b. Dapat dijadikan bahan evaluasi tentang keberhasilan pembelajaran

pendidikan jasmani di sekolah dasar.

4. Bagi Lembaga

a. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat memberikan suntikan

motivasi untuk menciptakan tenaga pengajar yang berkualitas di masa yang akan datang.


(15)

b. Dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran guling depan.

5. Bagi Peneliti

a. Pribadi

1) Dapat memperoleh data dan informasi yang transparan tentang

permasalahan-permasalahan di dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

2) Dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman

dalam menyusun karya ilmiah.

3) Dapat memberikan pengetahuan baru tentang

karakteristik-karakteristik siswa kelas IV dalam mengikuti proses pembelajaran pendiidikan jasmani.

b. Peneliti lain

1) Dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi bagi peneliti lain

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

2) Dapat memperoleh pengetahuan baru tentang pembelajaran

pendidikan jasmani khususnya pada pembelajaran guling depan.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap pokok permasalahn yang diteliti ini, berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah-istilah yang perlu diketahui kejelasannya. Yaitu sebagai berikut :

Gerak Dasar adalah aksi atau proses perubahan letak gerak atau posisi ditinjau dari suatu titik tertentu sebagai pedomannya. (Katharine F.Wells dan Kathryn Luttgens, 1976)

Guling Depan adalah menggelundungkan diri ke depan. Badan menggelundung mulai dari pundak, punggung, panggul, kembali ke sikap asal yaitu jongkok. Prinsip gerakan ini ialah badan harus bulat (Uhamisastra, 2010:118).


(16)

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. (Gafur, 1983:6).

Senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. (Hidayat, 1995).

Senam Lantai adalah senam yang gerakannya berputar di matras tanpa menggunakan perkakas atau alat, artinya suatu gerakan yang dilakukan dalam ruang atau arena untuk menjaga keamanan dan keselamatan bagi anggota tubuh. (Sukiyo dalam Imam (1992:12)).

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. (Sadiman,2002:6).

Media Bantu Sederhana adalah media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. (Syaiful, 2002)


(17)

35

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini diadakan di SDN Karapyak I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. SDN Karapyak I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini karena jarak antara SDN Karapyak I dengan lingkungan kampus mempunyai jarak yang cukup dekat, hal ini di nilai dapat mempermudah dalam proses penelitian.

SDN Karapyak I ini terletak di Desa Karapyak Kecamatan Smedang Utara. Lokasi SDN Karapyak I ini letaknya sangat strategis. Dimana di sebelah utara terdapat akses jalan yang selalu dilalui oleh masyarakat, lapangan sepakbola, serta pemukiman penduduk. Di sebelah barat terdapat masjid yang selalu digunakan oleh masyarakat untuk beribadah. Di sebelah timur terdapat pemukiman penduduk, dan di sebelah selatan terdapat akses jalan raya, POM bensin, dan juga pusat pemerintahan Daerah Kabupaten Sumedang. Untuk lebh jelasnya dapat dilihat denah lokasi SDN Karapyak I dalam gambar 3.1

U

RR

Gambar 3.1

Denah Sekolah SDN Karapyak I

KLS VI

KLS V R.GU RU

KLS IV

KLS III KLS II

KLS I

KAN TIN

R.KEPA LA SEKOLA

H

MASJID

LAPANGAN UPACARA

Rumah


(18)

2. Waktu Penelitian

Lama waktu penelitian adalah selama empat bulan, yaitu dari bulan Maret sampai Juni 2013. Karena peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan proses dari pembelajaran tersebut. Penelitian ini juga menggunakan beberapa siklus untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang diperoleh dari data awal. Dalam perjalanan penelitian yang dilakukan terdapat hal-hal yang harus dikerjakan misalnya: persiapan, pembekalan, perencanaan, pelaksanaan siklus 1, 2, dan 3, pengolahan data dan penyusunan laporan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3.1.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

NO. URAIAN KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

MARET APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1. Persiapan Pembekalan

2. Pembekalan

3. Perencanaan

4. Pelaksanaan siklus I

5. Pelaksanaan siklus II

6. Pelaksanaan siklus III

7. Pengolahan data

8. Penyusunan laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Karapyak I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 27 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan di pilih sebagai subjek dalam penelitian karena peneliti lebih menemukan


(19)

permasalahan-permasalahan yang ada pada siswa-siswi kelas IV dalam pembelajaran guling depan.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research). Adapun tindakan yang digunakan dalam

proses pembelajaran, yaitu meningkatkan gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. Menurut Hopkin (1993:44) dalam Wiraatmaja (2005:11) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah:

Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi , sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Kemmis (1983) dalam Wiraatmaja (2005:12) mengemukakan bahwa penelitan tndakan kelas adalah:

Sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Penelitian tindakan kelas ini adalah metode penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan kompetensi guru.

2. Desain Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian itindakan kelas ini adalah berbentuk siklus yang akan dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus akan dilaksanakan dalam satu pertemuan pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada akhir pertemuan, diharapkan akan tercapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan guling depan.


(20)

Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan Model Spiral Kemmis dan Taggart (1988), yaitu model siklus yang dilakukan secara ulang dan berkelanjutan.

Untuk lebih jelas, penulis sajikan gambar model siklus sebagai berikut:

RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N OBSERVASI R E F L E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja, 2005 : 66)

Desain yang digunakan berbentuk siklus yang dimulai dari suatu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan siklus dilakukan secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan dapat tercapai.

Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan :

a. Perencanaan (planning) yaitu merencanakan setelah menemukan masalah

yang terjadi pada pembelajaran dan masalah yang terjadi pada peserta didik didalam pembelajaran dikelas.


(21)

b. Penerapan tindakan (action) yaitu melaksanakan solusi yang sudah peneliti rancang untuk dapat meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Kegiatan observasi, yaitu mengamati dan mengobservasi proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan untuk dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan yang sudah terjadi.

d. Tahapan akhir, yaitu refleksi (reflection) yaitu tindakan evaluasi untuk dapat

melakukan tindakan yang selanjutnya. Dengan tindakan refleksi maka peneliti akan dapat merancang tindakan-tindakan yang selanjutnya guna lebih meningkatkan proses pembelajaran sampai dengan target yang telah ditentukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas. Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yang dikemukakan sebelumnya. Dalam penelitian ini direncanakan lebih dari satu siklus. Perencanaan siklus tersebut disesuaikan dengan target keberhasilan siswa dalam pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana yaitu sebanyak 80% siswa kelas IV SDN Karapyak I mampu melakukan gerak dasar guling depan dengan baik

a. Perencanaan Siklus I:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan media pembelajaran diantaranya matras, ban dalam sepeda,


(22)

3) Menyiapkan lembar observasi dan lembar penelitian.

b. Perencanaan Siklus II:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan media pembelajaran diantaranya matras, ban dalam sepeda,

spon, dan bola karet.

3) Menyiapkan lembar observasi dan lembar penelitian.

c. Perencanaan Siklus III:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan media pembelajaran diantaranya matras, ban dalam sepeda,

spon, dan bola karet.

3) Menyiapkan lembar observasi dan lembar penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan a. Pelaksanaan Siklus I:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Siswa dibariskan menjadi empat barisan

b) Mengecek kehadiran siswa

c) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap/pakaian olahraga

d) Berdo’a

e) Melakukan pemanasan yang berorientasi kepada kegiatan inti :

-Pemanasan statis dan,

-Pemanasan dinamis

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Menjelaskan materi yang akan diajarkan.

b) Memperkenalkan media bantu sederhana berupa ban dalam sepeda,

spon, bola karet yang akan digunakan pada pembelajaran guling depan

c) Memberikan contoh cara menggunakan media bantu sederhana dan cara


(23)

d) Siswa berbanjar kebelakang untuk melakukan guling depan

e) Pada 10 menit pertama pembelajaran, siswa melakukan guling depan

dengan menggunakan ban dalam sepeda. Lalu pada 10 menit yang kedua, siswa melakukan guling depan dengan menggunakan spon. Dan pada 10 menit ketiga, siswa melakukan guling depan dengan menggunakan bola karet. Kemudian pada pembelajaran selanjutnya, siswa melakukan guling depan tanpa media bantu sederhana.

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Melakukan pendinginan (colling down)

b) Siswa diperintahkan untuk beristirahat/duduk di tempat yang teduh

c) Evaluasi hasil belajar siswa

d) Berdo’a

e) Siswa diperintahkan untuk kembali ke kelas/pulang jika tidak ada

pelajaran lain

Wawancara

Untuk mendapatkan data yang lebih jelas, maka wawancara sangat diperlukan untuk membantu proses penelitian. Wawancara diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Pertanyaan dan jawaban kemudian disusun secara tertulis. Wawancara pada siklus I ini ditujukan kepada siswa dan guru.

Observasi

Tahap observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah pembelajaran selesai mengisi lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa. Dengan melakukan tindakan observasi ini kita dapat mengetahui apa kekurangan-kekurangan pada setiap siklusnya sehingga kita dapat merancang tindakan selanjutnya untuk memperbaiki setiap kekurangan yang ada.


(24)

Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui semua yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan dengan cara :

1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian

2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan

pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran

3) Merancang solusi untuk melakukan sirklus selanjutnya guna memperbaiki

dan meningkatkan kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki saat pembelajaran berlangsung

b. Pelaksanaan Siklus II:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Siswa dibariskan menjadi empat barisan

b) Mengecek kehadiran siswa

c) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap/pakaian olahraga

d) Berdo’a

e) Melakukan pemanasan yang berorientasi kepada kegiatan inti :

-Pemanasan statis dan,

-Pemanasan dinamis

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Menjelaskan materi yang akan diajarkan.

b) Memperkenalkan media bantu sederhana berupa ban dalam sepeda,

spon, bola karet yang akan digunakan pada pembelajaran guling depan

c) Memberikan contoh cara menggunakan media bantu sederhana dan cara

melakukan gerakan guling depan

d) Siswa berbanjar kebelakang untuk melakukan guling depan

e) Siswa melakukan gerakan guling depan dengan menggunakan media

bantu sedehana, yaitu ban dalam sepeda, spon, dan bola kecil yang di kombinasikan (ban dalam sepeda dengan spon, ban dalam sepeda dengan bola karet, dan spon dengan bola karet).


(25)

a) Melakukan pendinginan (colling down)

b) Siswa diperintahkan untuk beristirahat/duduk di tempat yang teduh

c) Evaluasi hasil belajar siswa

d) Berdo’a

e) Siswa diperintahkan untuk kembali ke kelas/pulang jika tidak ada

pelajaran lain

Wawancara

Untuk mendapatkan data yang lebih jelas, maka wawancara sangat diperlukan untuk membantu proses penelitian. Wawancara diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Pertanyaan dan jawaban kemudian disusun secara tertulis. Wawancara pada siklus I ini ditujukan kepada siswa dan guru.

Observasi

Tahap observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah pembelajaran selesai mengisi lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa. Dengan melakukan tindakan observasi ini kita dapat mengetahui apa kekurangan-kekurangan pada setiap siklusnya sehingga kita dapat merancang tindakan selanjutnya untuk memperbaiki setiap kekurangan yang ada.

Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui semua yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan dengan cara :

1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian

2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan


(26)

3) Merancang solusi untuk melakukan sirklus selanjutnya guna memperbaiki dan meningkatkan kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki saat pembelajaran berlangsung

c. Pelaksanaan Siklus III:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Siswa dibariskan menjadi empat barisan

b) Mengecek kehadiran siswa

c) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap/pakaian olahraga

d) Berdo’a

e) Melakukan pemanasan yang berorientasi kepada kegiatan inti :

- Pemanasan statis dan,

- Pemanasan dinamis

2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Menjelaskan materi yang akan diajarkan.

b) Memperkenalkan media bantu sederhana berupa ban dalam sepeda,

spon, bola karet yang akan digunakan pada pembelajaran guling depan

c) Memberikan contoh cara menggunakan media bantu sederhana dan cara

melakukan gerakan guling depan

d) Siswa berbanjar kebelakang untuk melakukan guling depan

e) Siswa melakukan gerakan guling depan dengan menggunakan ban

dalam sepeda, spon, dan bola karet secara bersamaan.

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Melakukan pendinginan (colling down)

b) Siswa diperintahkan untuk beristirahat/duduk di tempat yang teduh

c) Evaluasi hasil belajar siswa

d) Berdo’a

e) Siswa diperintahkan untuk kembali ke kelas/pulang jika tidak ada


(27)

Wawancara

Untuk mendapatkan data yang lebih jelas, maka wawancara sangat diperlukan untuk membantu proses penelitian. Wawancara diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Pertanyaan dan jawaban kemudian disusun secara tertulis. Wawancara pada siklus I ini ditujukan kepada siswa dan guru.

Observasi

Tahap observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah pembelajaran selesai mengisi lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa. Dengan melakukan tindakan observasi ini kita dapat mengetahui apa kekurangan-kekurangan pada setiap siklusnya sehingga kita dapat merancang tindakan selanjutnya untuk memperbaiki setiap kekurangan yang ada.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan penggunaan alat pengumpul data yang tepat, permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dengan baik. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Format Observasi Perencanaan Kinerja Guru

Pengumpulan data ini didapatkan dari mengobservasi perencanaan yang telah dibuat oleh seorang guru sebelum melakukan pembelajaran. Perencanaan itu meliputi perumusan tujuan, mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan metode pembelajaran, merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian, serta tampilan dokumen rencana pembelajaran. (Format Terlampir).

2. Format Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru

Pengumpulan data observasi kinerja guru dilakukan pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sebelumnya telah direncanakan.


(28)

Kinerja guru dilihat dari cara guru itu membawakan suatu pembelajaran dan juga kesesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan pelaksanaannya. Penilaiannya meliputi Pra pembelajaran, Membuka pembelajaran, Mengelola inti pembelajaran,

Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas,

Melaksanakan evaluasi prosesdan hasil belajar. (Format Terlampir).

3. Format Wawancara Guru dan Siswa

Wawancara yaitu suatu alat pengumpulan dan pencatatan data yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Pertanyaan dan jawaban kemudian disusun secara tertulis. (Format Terlampir).

4. Format Aktivitas Siswa

Pengumpulan data lembar aktivitas siswa diperoleh pada saat pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari aktivitas siswa saat mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Penilaiannya meliputi semangat, percaya diri, dan keberanian. (Format Terlampir).

5. Format Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mencatat data yang memuat deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk interaksi sosial dilapangan ketika proses pembelajaran berlangsung dari setiap siklus, sehingga akan tergambar peningkatan dari setiap siklus. Catatan lapangan ini memuat gambaran atau kejadian pada saat pembelajaran belangsung, baik pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhi. (Format Terlampir).

6. Format Tes Keterampilan Belajar Siswa

Selama proses kegiatan pembelajaran, siswa diberikan suatu tes keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Kemudian hasil tes tersebut digunakan untuk menjadi sumber data yang penting . (Format Terlampir).


(29)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data kualitatif disajikan dalam bentuk kalimat tentang gambaran atau kejadian selama pelaksanaan penelitian. Sedangkan pengolahan data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka-angka, tabel, dan diagram. Selanjutnya semua data yang telah diperoleh selanjutnya dikaji secara terperinci. Data yang akan diolah yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi, cacatan lapangan selama pelaksanaan peneltian, wawancara terhadap siswa dan guru, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Setelah semua data terkumpul baru dilaksanakan pengolahan data pada saat refleksi dari setiap tindakan pada setiap siklus.

Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar dilakukan dengan menghitung presentase jumlah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas dalam pembelajaran guling depan. Data tes hasil yang digunakan penulis yaitu berupa penilaian sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir.

2. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian dilakukan setelah pengumpulan data dan pengolahan data dalam periode tertentu.

Sugiyono (2005:88), menyatakan bahwa bahwa analisis data adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat lebih mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukandengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit untuk melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan selama penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto selama pelaksanaan penelitian, , dan sebagainya. Setelah itu dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.


(30)

Abstraksi adalah usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap kebenarannya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

G. Validasi Data

Ada beberapa bentuk validasi yang dapat penulis lakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut:

1. Member Check

Member Check adalah memeriksa kembali informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah informasi atau penjelasan itu tetap sifatnya sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu

terperiksa kebenarannya. Dalam kegiatan ini, peneliti mengadakan pertemuan

khusus bersama Guru Pamong SDN Karapyak I, yaitu mengobservasi dan mewawancarai mengenai aktivitas guru, aktivitas siswa mengenai pembelajaran guling depan siswa kelas IV banyak yang tidak tuntas.

Waktu Pelaksanaan:

Hari : Senin

Waktu : 07.00-08.40

Tanggal : 15 April 2013 Tempat : SDN Karapyak I

Peneliti mengadakan diskusi dengan:

Guru Mitra : Daliah, Dra.

NIP : 196710131988032003

2. Trianguasi

Trianguasi yaitu memeriksa kebenaran data yang peroleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra secara kolaboratif dan mempertimbangkan bahwa masing-masing instrument memiliki kelebihan dan


(31)

kekurangan. Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pertemuan dengan Guru Pamong Olahraga SDN Karayak I, yaitu membandingkan hasil observasi dan wawancara mengenai data pembelajaran guling depan dengan hasil yang telah ada di Guru Pamong Olahraga.

3. Audit Trail

Audit Trail adalah mengecek kebenaran dari prosedur dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi. Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang:

a. Data awal (hasil observasi) guling depan dengan menggunakan media bantu

sederhana.

b. Data akhir observasi aktivitas siswa dan nilai akhir kemampuan belajar

siswa setiap siklus dalam pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana

c. Membandingkan, mendiskusikan, serta menganalisis data tersebut.

4. Expert opinion

Expert Opinion adalah melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan penemuan penelitian dengan para embimbing penelitian. Expert opinion dilakukan dengan cara mengkolsutasikan hasil temuan peneliti kepada para ahli. Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini di awali dengan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing, yaitu:

a. Dr. Tatang Muhtar, M.Si

Sebagai Pembimbing I

b. Dinar Dinangsit, M.Pd


(32)

c. Waktu Pelaksanaan

1) Selama pengajuan dan pembuatan proposal penelitian.


(33)

119

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN.

A. Kesimpulan

Pembelajaran gerak dasar guling depandengan menggunakan media bantu sederhana di kelas IV SDN Karapyak I, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang,meliputi perencanan kinerja guru, pelaksanaan kinerja guru, aktivitas peserta didik, dan hasil belajar peserta didik sebagai berikut;

1. Perencanaan Kinerja Guru

Perencanaan kinerja guru yang dilakukan dalam pembelajarangerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhanameliputi penyusunan rencana tindakan untuk memecahkan masalah peningkatan hasil belajar dalam upaya perbaikan gerak dasar guling depan. Hasil persentase perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut. Dari data awal yaitu 56,50%, siklus I 65,83%, siklus II 78%, dan siklus III 100%. Peningkatan dari data awal ke siklus I mencapai 9,33%. Dari siklus I ke siklus II mencapai 12,17%. Dan dari siklus II ke siklus III mencapai 22%. Maka perencanaan kinerja guru dalam pembelajaran guling depan sudah dikatakan berhasil karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

2. Pelaksanaan kinerja guru

Pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana mengalami peningkatan berdasarkan analisis dan refleksi selama pembelajaran,hal tersebut dapat dilihat peningkatan proses pembelajaran dari setiap siklusnya. Dengan kinerja guru yang maksimal mampu meningkatkan hasil belajarnya dalam melakukan pembelajaran gerak dasar guling depan. Pada data awal kinerja guru hanya mencapai 57,50%, pada siklus I mencapai 68,33%, pada siklus II mencapai 83% dan pada siklus III mencapai 96,25%. Peningkatan dari data awal ke siklus I mencapai 10,83%. Dari siklus I ke siklus II mencapai 14,67%. Dan dari siklus II ke siklus III mencapai


(34)

13,25%. Maka pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran guling depan sudah mencapai target yang di harapkan yaitu 90%.

3. Aktivitas Peserta Didik

Aktivitas pesrta didikdalam pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana mengalami peningkatan berdasarkan analisis selama proses pembelajaran. Hampir seluruh peserta didik menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. Pada data awal aktivitas peseta didik mencapai 11,20%, pada siklus I mencapai 18,50%, pada siklus II mencapai67%, dan pada siklus III mencapai 85,18%. Peningkatan dari data awal ke siklus I mencapai 7,30%. Dari siklus I ke siklus II mencapai 48,50%. Dan dari siklus II ke siklus III mencapai 18,18%.Maka aktivitas siswa dalam pembelajaran guling depan sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 80%.

4. Hasil Belajar Kemampuan Gerak Dasar Guling Depan

Pembelajaran gerak dasar guling depan yang dilaksanakan di kelas IV SDN Karapyak I, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedangmenunjukkan peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu pada data awal mencapai 14,80%, siklus I mencapai 37%, siklus II mencapai 63%, dan pada siklus III mencapai 85,18%. Peningkatan mulai terlihat dari data awal ke siklus I mencapai 22,30%. Dari siklus I ke siklus II mencapai 26%. Dan dari siklus II ke siklus III mencapai 22,18%.Dengan demikian, pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan gerak dasar guling depan.

B. Saran

Pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhanadi kelas IV SDN Karapyak I, Kecamatan Sumedang, Utara Kabupaten Sumedang, merupakan pengembangan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam melakukan pembelajaran gerak dasar guling depan. memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di


(35)

kelas IV SDN Karapyak I, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini.Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

a. Media bantu sderhana (spon, bola karet, dan ban dalam sepeda)

merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru Pendidikan Jasmani dalam pembelajaran guling depan. Namun, guru Pendidikan Jasmani harus mampu mengembangkan dan menciptakan modifikasi-modifikasi yang mampu meningkatkan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran Pendidikan Jasmani.

b. Guru Pendidikan Jasmani harus dapat memahamifungsi media

pembelajaran terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani. Sehingga dalam penerapannya, media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam menangkap pengertian materi yang diajarkan dan juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik.

c. Guru harus mampu menciptakan perubahan dalam proses belajar mengajar

supaya terciptanya pembelajaran yang lebih baik lagi atau inovasi-inovasi yang baru.

2. Bagi Peserta Didik

a. Gerak dasar guling depan sangat perlu diajarkan kepada peserta didik

dengan memperhatikan tingkat perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

b. Pembelajaran guling depan perlu diajarkan dalam pembelajaran

Pendidikan Jasmani karena gerakan-gerakannya dapat mengembangkan komponen fisik melalui berbagai gerakannya. peserta didik yang terlibat dalam gerakan guling depan akan meningkat kelentukan dan keseimbangannya.

c. Sangatpenting untuk menggali potensi peserta didik dalam pembelajaran

pendidikan jasmani, untuk meningkatkan bakat peserta didik


(36)

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang

maksimalkarena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan kurikulum.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu

diadakan oleh pihak sekolah. Ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam

pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Manadji, Agus. dan Abdullah, Arma (1994). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Jakarta:

Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Y.Sumanto dan Sukiyo. (1992). Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain Aswan. (2002). Strategi Belajar

Mengajar.Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Wiraatmadja, Rochiati (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT

REMAJA ROSDAKARYA.

Uhamisastra, dkk (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Bandung: Prodi

PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia


(1)

c. Waktu Pelaksanaan

1) Selama pengajuan dan pembuatan proposal penelitian. 2) Selama pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian


(2)

119 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN.

A. Kesimpulan

Pembelajaran gerak dasar guling depandengan menggunakan media bantu sederhana di kelas IV SDN Karapyak I, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang,meliputi perencanan kinerja guru, pelaksanaan kinerja guru, aktivitas peserta didik, dan hasil belajar peserta didik sebagai berikut;

1. Perencanaan Kinerja Guru

Perencanaan kinerja guru yang dilakukan dalam pembelajarangerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhanameliputi penyusunan rencana tindakan untuk memecahkan masalah peningkatan hasil belajar dalam upaya perbaikan gerak dasar guling depan. Hasil persentase perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut. Dari data awal yaitu 56,50%, siklus I 65,83%, siklus II 78%, dan siklus III 100%. Peningkatan dari data awal ke siklus I mencapai 9,33%. Dari siklus I ke siklus II mencapai 12,17%. Dan dari siklus II ke siklus III mencapai 22%. Maka perencanaan kinerja guru dalam pembelajaran guling depan sudah dikatakan berhasil karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

2. Pelaksanaan kinerja guru

Pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana mengalami peningkatan berdasarkan analisis dan refleksi selama pembelajaran,hal tersebut dapat dilihat peningkatan proses pembelajaran dari setiap siklusnya. Dengan kinerja guru yang maksimal mampu meningkatkan hasil belajarnya dalam melakukan pembelajaran gerak dasar guling depan. Pada data awal kinerja guru hanya mencapai 57,50%, pada siklus I mencapai 68,33%, pada siklus II mencapai 83% dan pada siklus III mencapai 96,25%. Peningkatan dari data awal ke siklus I mencapai 10,83%. Dari siklus I ke siklus II mencapai 14,67%. Dan dari siklus II ke siklus III mencapai


(3)

13,25%. Maka pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran guling depan sudah mencapai target yang di harapkan yaitu 90%.

3. Aktivitas Peserta Didik

Aktivitas pesrta didikdalam pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana mengalami peningkatan berdasarkan analisis selama proses pembelajaran. Hampir seluruh peserta didik menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. Pada data awal aktivitas peseta didik mencapai 11,20%, pada siklus I mencapai 18,50%, pada siklus II mencapai67%, dan pada siklus III mencapai 85,18%. Peningkatan dari data awal ke siklus I mencapai 7,30%. Dari siklus I ke siklus II mencapai 48,50%. Dan dari siklus II ke siklus III mencapai 18,18%.Maka aktivitas siswa dalam pembelajaran guling depan sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 80%.

4. Hasil Belajar Kemampuan Gerak Dasar Guling Depan

Pembelajaran gerak dasar guling depan yang dilaksanakan di kelas IV SDN Karapyak I, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedangmenunjukkan peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu pada data awal mencapai 14,80%, siklus I mencapai 37%, siklus II mencapai 63%, dan pada siklus III mencapai 85,18%. Peningkatan mulai terlihat dari data awal ke siklus I mencapai 22,30%. Dari siklus I ke siklus II mencapai 26%. Dan dari siklus II ke siklus III mencapai 22,18%.Dengan demikian, pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan gerak dasar guling depan.

B. Saran

Pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhanadi kelas IV SDN Karapyak I, Kecamatan Sumedang, Utara Kabupaten Sumedang, merupakan pengembangan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam melakukan pembelajaran gerak dasar guling depan. memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di


(4)

kelas IV SDN Karapyak I, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini.Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

a. Media bantu sderhana (spon, bola karet, dan ban dalam sepeda) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru Pendidikan Jasmani dalam pembelajaran guling depan. Namun, guru Pendidikan Jasmani harus mampu mengembangkan dan menciptakan modifikasi-modifikasi yang mampu meningkatkan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran Pendidikan Jasmani.

b. Guru Pendidikan Jasmani harus dapat memahamifungsi media pembelajaran terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani. Sehingga dalam penerapannya, media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam menangkap pengertian materi yang diajarkan dan juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik.

c. Guru harus mampu menciptakan perubahan dalam proses belajar mengajar supaya terciptanya pembelajaran yang lebih baik lagi atau inovasi-inovasi yang baru.

2. Bagi Peserta Didik

a. Gerak dasar guling depan sangat perlu diajarkan kepada peserta didik dengan memperhatikan tingkat perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

b. Pembelajaran guling depan perlu diajarkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani karena gerakan-gerakannya dapat mengembangkan komponen fisik melalui berbagai gerakannya. peserta didik yang terlibat dalam gerakan guling depan akan meningkat kelentukan dan keseimbangannya.

c. Sangatpenting untuk menggali potensi peserta didik dalam pembelajaran pendidikan jasmani, untuk meningkatkan bakat peserta didik


(5)

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimalkarena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan kurikulum.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah. Ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Manadji, Agus. dan Abdullah, Arma (1994). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Y.Sumanto dan Sukiyo. (1992). Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Wiraatmadja, Rochiati (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Uhamisastra, dkk (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Bandung: Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 6 PENENGAHAN TANJUNG KARANG PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 10 42

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI MELALUI MODEL INKUIRI DAN MEDIA (di Kelas V SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

1 5 73

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN ENGKLEK DI KELAS IV SDN BAGINDA II KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 412

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI BOLA YANG DIPANTULKAN KE TANAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sindang IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 3 47

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS MELALUI MEDIA SIMPAI DALAM PERMAINAN BOLA BAKET DI KELAS V SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V ( SDN Tegalkalong 1 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PERMAINAN BERPASANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN PADASUKA II KEC. SUMEDANG UTARA KAB. SUMEDANG.

1 5 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI PADA PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MEDIA KARDUS DI KELAS IV SDN MALATI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN PADA LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN PEREPET JENGKOL DI KELAS IV SDN KADU KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 47

PEMBELAJARAN GERAK DASAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI TARGET DINDING PADA KELAS IV SD NEGERI LEMBURSITU KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 35