PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA : Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurul Hendriyani, 2013
No. Daftar/FPEB/456/UN.40.FPEB.1.PL/2013 PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
INTENSI BERWIRAUSAHA
(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
oleh: Nurul Hendriyani
(0901567)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Nurul Hendriyani, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
INTENSI BERWIRAUSAHA
(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
Bandung, Oktober 2013
Skripsi ini disetujui oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Ikaputera Waspada
(3)
Nurul Hendriyani, 2013
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha (Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2013 Yang Membuat Pernyataan,
Nurul Hendriyani NIM.0901567
(4)
Nurul Hendriyani, 2013
PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
INTENSI BERWIRAUSAHA
(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
Oleh:
NURUL HENDRIYANI
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Nurul Hendriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(5)
Nurul Hendriyani, 2013
ABSTRAK
“Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha
(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
Pembimbing : Dr. A Jajang W Mahri,Drs., M.Si
Oleh Nurul Hendriyani
0901567
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu intensi berwirausaha yang dimiliki mahasiswa termasuk tinggi. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar mahasiswa lebih mamilih untuk menciptakan pekerjaan dari pada mencari pekerjaan (berwirausaha) setelah lulus kuliah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor pengetahuan kewirausahaan dan persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa .
Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (FPEB UPI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Sampel sebanyak 242 mahasiswa yang diambil secara
proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan angket, hasil tes dan analisis data menggunakan Methode Succesive
Interval (MSI) dan uji persamaan regresi berganda dengan program SPSS 21.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa angkatan 2010 FPEB UPI tergolong tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel pengetahuan kewirausahaan dan persepsi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa angkatan 2010 FPEB UPI.
Kata kunci : pengetahuan kewirausahaan, persepsi tentang kewirausahaan, intensi berwirausaha.
(6)
Nurul Hendriyani, 2013
ABSTRACT
“Entrepreneurship Knowledge and Student Perception on Entrepreneurship and its Influence towards Entrepreneurship Intention (Survey on Faculty of Economics and Business Education Students at Indonesia University of
Education)”
Supervisor: Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si
By:
Nurul Hendriyani 0901567
The problem of the study is the low on students’ entrepreneurship intention. It can be seen from most of the students prefer looking for a job to create a job (entrepreneurship) after they graduate. The aim of the study is to examine the factor of entrepreneurship knowledge and student perception about entrepreneurship towards students’ entrepreneurship intention.
The object of the study is the Faculty of Economics and Business Education Students 10’ at Indonesia University of Education (FPEB UPI). The method of the study is survey explanatory with 242 samples of students which are determined by proportionate stratified random sampling. The data collection uses a questionnaire, test results, and the data analysis uses Methode Successive Interval (MSI) and multiple regression equation test with SPSS 21.0 for windows.
The finding of the study shows that students’ entrepreneurship intention include into low category. Based on the result, entrepreneurship knowledge and entrepreneurial perception have a positive and significant effect to FPEB UPI students’ intention of entrepreneurship partially and simultaneously.
Keywords: entrepreneurship knowledge, entrepreneurial perception, entrepreneurship intention
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 7
1.3. Tujuan Penelitian 7
1.4. Manfaat Penelitian 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
9
2.1. Tinajuan Pustaka 9
2.1.1. Konsep Kewirausahaan 9
2.1.2. Intensi Berwirausaha 14
2.1.2.1. Konsep Intensi Berwirausaha 14
2.1.2.2. Pengukuran Intensi Berwirausaha 17
2.1.3. Pengetahuan Kewirausahaan 18
2.1.3.1. Konsep Pengetahuan Kewirausahaan 18
2.1.3.2. Pengukuran Pengetahuan Kewirausahaan 22
2.1.4. Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan 28
2.1.4.1. Konsep Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan
28 2.1.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepi 29
2.1.4.3. Proses Terjadinya Persepsi 30
2.1.4.4. Pengukuran Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan
33
2.2. Penelitian Terdahulu 35
2.3. Kerangka Pemikiran 38
2.3.1. Keterkaitan Antara Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha
41 2.3.2. Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa tentang
Kewirasuahaan terhadap Intensi Berwirasuaha
42
2.4. Hipotesis 44
BAB III METODE PENELITIAN 45
3.1. Objek penelitian 45
(8)
3.3. Populasi dan Sampel 46
3.3.1. Populasi 46
3.3.2. Sampel 46
3.3.2.1. Sampel Angkatan 47
3.3.2.2. Sampel Kelas 48
3.3.2.3. Sampel Jenis Kelamin 49
3.4. Operasional Variabel 51
3.5. Teknik Pengumpulan Data 53
3.6. Instrumen Penelitian 54
3.7. Pengujian Instrumen Penelitian 55
3.7.1. Validitas 55
3.7.2. Reliabilitas 57
3.7.3. Uji Daya Pembeda 57
3.8. Teknik Analisis Data 58
3.8.1. Uji Normalitas 59
3.8.2. Uji Asumsi Klasik 59
3.8.2.1. Multikolinieritas 59
3.8.2.2. Heteroskedastisitas 60
3.8.2.3. Autokorelasi 60
3.8.3. Uji Hipotesis 62
3.8.3.1. Pengujian Secara Parsial (Uji t) 62
3.8.3.2. Pengujian Secara Parsial (Uji F) 62
3.8.3.3. Koefisien Determinasi 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64
4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 64
4.2. Deskripsi Umum Responden 65
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi 65 4.2.2. Karakteristik Responden Berdasrkan Jenis Kelamin 66
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasrkan Usia 66
4.3. Analisis Instrumen Penelitian 67
4.3.1. Uji Validitas 68
4,3,2. Uji Realibilitas 68
4.3.3. Uji Daya Pembeda 69
4.4. Hasil Pengujian Prasayarat Analisis 70
4.4.1. Hasil Uji Normalitas Data 70
4.4.2. Hasil Uji Multikolonieritas 72
4.4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas 73
4.4.4. Hasil Uji Autokorelasi 74
4.5. Deskripsi Varibel Penelitiam 74
(9)
4.5.2. Variabel Persepi Mahasiswa tentang Kewirausahaan (X2) 76
4.5.3. Variabel Intensi Berwirasuaha (Y) 80
4.6. Hasil Hipotesis 84
4.6.1. Pengujian Hipotesis 86
4.6.1.1. Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t) 86 4.6.1.2. Analisis Regresi Secara Simultan (Uji F) 87
4.6.1.3. Koefisien Determinasi 87
4.7. Pembahasan dan Hasil Penelitian 88
4.7.1 Pengetahuan Kewirausahaan 88
4.7.2. Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan 89
4.7.3. Intensi Berwirausaha 90
4.7.4. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirasuaha
92 4.7.5. Pengaruh Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan
terhadap Intensi Berwirausaha
93
4.8 Implikasi pendidikan 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101
5.1 Kesimpulan 102
5.2 Saran 101
DAFTAR PUSTAKA 103
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan 2010 –2012 1
Tabel 1.2. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner 5
Tabel 2.1. Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan 10
Tabel 2.2. Kompetensi Mata Kuliah Kewirausahaan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 23
Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu 35
Tabel 3.1. Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis Angkatan 2010 46
Tabel 3.2. Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis UPI 48
Tabel 3.3 Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas 48
Tabel 3.4. Sampel Menurut Jenis Kelamin 49
Tabel 3.5. Operasionalisasi Variabel Penelitian 51
Tabel 3.6. Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert 55
Tabel 3.7. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 56
Tabel 3.8. Klasifikasi Daya Pembeda 58
Tabel 3.9. Uji Statistik Durbin – Watson d 61
Tabel 4.1. Jumlah Item Angket 67
Tabel 4.2. Uji Reliabilitas Variabel 69
Tabel 4.3. Uji Daya Pembeda Variabel Pengetahuan Kewirausahaan 69
Tabel 4.4 Correlation Statistics 73
Tabel 4.5. Uji Autokorelasi – Model Summary 74
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirausahaan
Mahasiswa 76
Tabel 4.7. Tingkat Pengetahuan Kewirausahaan Mahasiswa Angkatan
2010 FPEB UPI 76
Tabel 4.8. Gambaran Frekuensi dan Skor Persepsi tentang
Kewirausahaan Dimensi Pengertian Kewirausahaan. 77 Tabel 4.9. Gambaran Frekuensi dan Skor Persepsi tentang
Kewirausahaan Dimensii Tujuan, manfaat, dan peranan kewirausahaan
78 Tabel 4.10. Gambaran Frekuensi dan Skor Persepsi tentang
Kewirausahaan Dimensi Strategi dan Perencanaan Kewirausahaan
79 Tabel 4.11. Deskripsi Variabel Persepsi Mahasiswa tentang
(11)
Tabel 4.12. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha
Dimensi Tekad yang Kuat 81
Tabel 4.13. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha
Dimensi Persapan Diri 82
Tabel 4.14. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha
Dimensi Berani Mencoba 83
Tabel 4.15. Deskripsi Variabel Intensi Berwirausaha 84
Tabel 4.16. Coefficientsa 85
Tabel 4.17. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) 86
Tabel 4.18. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) 87
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Persepsi dan Proses Terjadinya 31
Gambar 2.2. Theory of Planned Behavior, Icek Ajzen 39
Gambar 2.3. Entrepreneurial Intention-Based Model 40
Gambar 2.4. Alur Kerangka Pemikiran 43
Gambar 3.1. Statistik Durbin – Watson d 61
Gambar 4.1. Deskripsi Program Studi Responden 64
Gambar 4.2. Deskripsi Jenis Kelamin Responden 65
Gambar 4.3. Deskripsi Berdasarkan Usia Responden 66
Gambar 4.4. Grafik Uji Normalitas Data Pengetahuan Kewirausahaan 70 Gambar 4.5. Grafik Uji Normalitas Data Persepsi tentang
Kewirausahaan
70
Gambar 4.6. Grafik Uji Normalitas Data Intensi Berwirausaha 71
Gambar 4.7. Uji Heteroskedasrisitas 72
Gambar 4.8. Pengujian Autokorelasi Metode Durbin Watson 73
Gambar 4.9. Model Program Mahasiswa Wirausaha 94
(13)
Nurul Hendriyani, 2013
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, demikian halnya di Indonesia. Pengangguran di Indonesia hampir separuhnya disumbangkan oleh lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya sangat banyak. Fenomena yang muncul di dunia pendidikan di Indonesia adalah semakin tinggi pendidikan seseorang probabilitas dia menjadi penganggur pun semakin tinggi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menyatakan bahwa, tingkat pengangguran tertinggi dinyatakan dari lulusan perguruan tinggi dengan data 0,5 juta orang di tahun 2011 (http://www.beritasatu.com). Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan sebagai berikut:
Tabel 1.1.
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2010 – 2012
Sumber: Badan Pusat Statistika www.bps.go.id 2013
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat tingkat pengangguran terbuka lulusan perguruan tinggi masih sangat tinggi mencapai setengah juta jiwa. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar berpendapat bahwa jumlah pengangguran yang tinggi disebabkan oleh ekspektasi para lulusan perguruan tinggi terhadap lapangan pekerjaan yang mereka cari. Ekspektasi ini
No. Pendidikan Tertinggi
Yang Ditamatkan
2010 2011 2012
(juta jiwa) (%) (juta jiwa) (%) (juta jiwa) (%)
1. Tidak/belum pernah
sekolah 157.586 3,81 190.370 3,56 82.411 3,69 2. Belum/tidak tamat SD 600.221 7,45 686.895 8,37 503.379 7,80 3. SD 1.402.858 11,90 1.120.090 10,66 1.449.508 10,34 4. SLTP 1.661.449 11,87 1.890.755 10,43 1.701.294 5,51 5. SLTA Umum 2.149.123 12,78 2.042.629 7,16 1.832.109 7,50 6. SLTA Kejuruan 1.195.192 11,92 1.032.317 8,02 1.041.265 6,95 7. Diploma I,II,III/Akademi 443.222 7,14 244.687 6,56 196.780 6,32 8. Universitas 710.128 6,15 492.343 5,23 438.210 5,13 Total 8.319.779 73,11 7.700.086 64,99 7.244.956 50,98
(14)
2
Nurul Hendriyani, 2013
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya
disebakan oleh para lulusan perguruan tinggi yang memilih-milih pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya (http://www.jpnn.com). Hal ini menunjukkan setiap para lulusan perguruan tinggi tidak melihat kenyataan bahwa lapangan kerja yang ada tidak memungkinkan untuk menyerap seluruh lulusan perguruan tinggi. Oleh karena itu Pemerintah meminta para sarjana mengembangkam jiwa entrepreuner untuk menciptakan pekerjaan atau berwirausaha.
Menurut Zulfadhli dalam Tribun News.com menyatakan bahwa:
“Tingkat kemajuan dan kesejahteraan sebuah negara dilihat dari berapa jumlah wirausaha di negara tersebut. Sedikitnya yang harus dimiliki sebanyak 2 persen dari total penduduk, dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237 juta jiwa, maka Indonesia membutuhkan sekitar 4,5 juta lebih wirausahawan. Hanya saja Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 0, 24 persen atau sekitar 590 ribu wirausahawan. Jumlah ini jauh dari target minimal sebesar 2 persen atau 4,5 juta wirausahawan”.
(http://id.berita.yahoo.com)
Pendapat ini diperkuat oleh David Mc Clelland seorang ilmuwan dari Amerika Serikat dalam Gallyn (2011:3) „menyatakan bahwa suatu negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya‟. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa berwirausaha merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan menurut Gorman et al,; Kourilsky dan Walstad (Indarti dan Rostiani, 2008:12).
Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional mengingat sifatnya yang mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan lapangan kerja yang ada (Wijaya, 2007:117). Pendapat yang dikemukakan oleh Syafie dalam
Wiedy (2009:6) menyatakan bahwa “perekonomian dunia menawarkan tantangan dan kesempatan bagi siapa saja, sehingga dibutuhkan para entrepreneur yang mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang dikawasan free trade (pasar bebas) yang akan dimulai tahun 2020 untuk wilayah Asia Pasifik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa entrepreneur merupakan salah satu alternatif dalam mengurangi permasalahan pengangguran.
(15)
3
Nurul Hendriyani, 2013
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya
„Entrepreneur adalah seorang pembuat keputusan yang membantu
terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas, yang sebagian besar mereka adalah pendorong perubahan, inovasi, kemajuan dan perekonomian yang akandatang, orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi‟ Longenecker, Moore & Petty dalam Wiedy (2009:10).
Berdasarkan hasil survei tahun 2012 (www.id.berita.yahoo.com) ”sebanyak 83,18 persen lulusan perguruan tinggi berharap menjadi karyawan. Sementara yang bercita-cita menjadi pengusaha hanya 6,14 persen”. Data ini menunujukkan bahwa tingkat ketertarikan kalangan terdidik pada wirausaha masih sangat rendah. Sedangkan menurut Wijaya (2007:118) “salah satu faktor pendukung menjadi wirausaha adalah adanya keinginan dan keinginan ini oleh
Fishbein dan Ajzen disebut sebagai intensi yaitu komponen dalam diri individu
yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu”.
Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tingi diharapkan mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan mengembangkan intelektual dan keterampilan agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri. Pendidikan tinggi juga berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keinginan yang tinggi dalam menanamkan jiwa dan sikap kewirausahaan dalam mengatasi masalah perekonomian negara dengan cara menciptakan lapangan kerja.
Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia sudah seharusnya menciptakan lulusan sarjana yang memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang wirausaha, khususnya Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis yang diharapkan mampu menciptakan pendidik serta para ekonom yang dapat meningkatkan perekonomian negara.
Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu dengan mendidik mahasiswa dan mempersiapkan lulusannya untuk mempelajari kewirausahaan dan menjadikan kewirausahaan sebagai bagian kurikulum yang diberikan di beberapa fakultas salah satunya, yaitu Fakultas
(16)
4
Nurul Hendriyani, 2013
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Sesuai dengan anjuran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dalam Eka Handriani (2011:84) sejak tahun 2009 yang menyatakan bahwa perguruan tinggi hendaknya memasukan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulumnya. Eka Handriani (2011:83) memperkuat pernyataan di atas bahwa:
“Semua perguruan tinggi di Indonesia seharusya memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum mereka sebagai salah satu mata kuliah pokok yang wajib ditempuh oleh semua mahasiswa. Sehingga perguruan tinggi mampu menciptakan lulusan sarjana yang memiliki
mindset sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creators) tetapi, bukan
berorientasi mencari pekerjaan terutama sebagai pegawai negeri, dan pegawai swasta (job seekers)”.
Tetapi upaya tersebut masih belum bisa dicapai oleh setiap perguruan tinggi. Dengan upaya memasukkan pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulumnya, bahwa faktanya keinginan berwirausaha di kalangan perguruan tinggi masih terbilang rendah. Mery Citra Sondari (2012:2) berpendapat sama dalam penelitiannya bahwa upaya ini belum efektif, para lulusan perguruan tinggi masih saja enggan untuk langsung terjun sebagai wirausahawan, ini terlihat dari berapa lama waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan.
Untuk memperkuat kebenaran informasi tersebut, penulis melakukan prapenelitian tentang bagaimana perbandingan antara intensi berwirausaha dengan intensi bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintah atau swasta pada mahasiswa setelah lulus kuliah. Prapenelitian yang pertama dilakukan pada mahasiswa di tujuh fakultas yang ada di UPI. Dari ke tujuh fakultas tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) merupakan fakultas yang memiliki intensi berwirausaha pada mahasiswanya masih rendah dibandingkan dengan fakultas lainnya. Dari 25 responden, hanya 9 orang yang memiliki keinginan berwirausaha setelah lulus, sedangkan 16 responden memiliki keinginan untuk bekerja di instansi pemerintah ataupun swasta.
(17)
5
Nurul Hendriyani, 2013
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya
Oleh karena itu, untuk lebih meyakinkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa FPEB masih rendah, maka prapenelitian dilanjutkan pada mahasiswa disalah satu program studi yang ada di FEPB. Hasil prapenelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2. :
Tabel 1.2.
Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner
NO. PERNYATAAN
SS S KS TS STS Jumlah
Skor Ideal 220
5 4 3 2 1 Skor Skala
1.
Mahasiswa memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.
115 44 12 12 - 183 STS
2.
Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah.
30 16 3 36 13 98 R
Sumber : Prapenelitian (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.2. diketahui bahwa lebih dari setengah mahasiswa yang merencanakan setelah menyelesaikan pendidikan untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan swasta/negeri daripada menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha. Hal tersebut dikarenakan bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan kontinyu setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.Sehubungan dengan pentingnya wirausaha dalam kemajuan bangsa, maka sebagai agent of
change, mahasiswa harus dapat menjadi wirausaha demi perubahan yang lebih
baik bagi negaranya.
Rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha di kalangan mahasiswa sangat disayangkan, karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa “keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan” (Indarti, 2008:3).
(18)
6
Nurul Hendriyani, 2013
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya
Melalui intensi seseorang dapat memprediksikan tindakan yang akan dilakukannya. Jika intensi berwirausaha rendah maka perilaku kewirausahaannya pun akan rendah. Hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus ada alternatif guna meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa. Mengingat bahwa mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki pengetahuan serta tingkat kreasi dan inovasi yang tinggi, maka melalui intensi berwirausaha yang matang dan terencana akan menimbulkan dampak terhadap penambahan jumlah wirausaha serta dapat melihat siapa-siapa saja yang akan menjadi seorang wirausaha.
Intensi dapat digunakan untuk meramal seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan tingkah laku dan seberapa banyak usaha yang direncanakan atau akan dilaksanakan untuk menampilkan tingkah laku tersebut. Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankan dibandingkan seorang tanpa intensi untuk memulai usaha. Intensi berwirausaha dapat pula disebut sebagai niatan seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha juga berhubungan dengan keyakinan seseorang terhadap objek perbuatannya.
Priyanto dalam Lieli Suharti dan Hani Sirine (2011:126) banyak faktor
yang mempengaruhi intensi seseorang untuk melakukan wirausaha. Pada dasarnya pembentukan jiwa kewirausaha-an dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, perilaku, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan (pengetahuan, pengalaman pembelajaran, hasil belajar dan akan kebutuhan prestasi), lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi dan lain-lain
Menurut Indarti (2008:3) salah satu faktor penting dalam menciptakan wirausaha adalah keinginan. Intensi merupakan kesungguhan seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha. Semakin besar intensi seseorang ingin
(19)
7
Nurul Hendriyani, 2013
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya
berwirausaha maka akan semakin baik dalam memulai usahanya. Intensi seseorang yang di imbangi dengan pengetahuan kewirausahaan dan kepercayaan terhadap kemampuan dirinya akan berdampak baik terhadap lahirnya wirausaha baru sehingga dapat menciptakan peluang atau lapangan kerja.
Selain pengetahuan kewirausahaan, menurut Shapero dan Sokol dalam
Iskandar (2012:96) menyatakan bahwa perilaku kewirausahaan sebagai akibat
dari interaksi antara faktor-faktor kontekstual yang akan bertindak melalui pengaruhnya terhadap persepsi individu. Persepsi individu tentang kewirausahaan akan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis ingin meneliti mengenai faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa yang dibatasi pada pengetahuan kewirausahaan dan persepsi mahasiswa pada kewirausahaan sehingga dalam penelitian ini penulis memberi judul
“Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran pengetahuan kewirausahaan, persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan, dan intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI?
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI? 3. Bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan terhadap
intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI?
(20)
8
Nurul Hendriyani, 2013
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya
Dengan berpijak pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Bagaimana gambaran pengetahuan kewirausahaan, persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan, dan intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI. 3. Bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan terhadap
intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan persepsi mahaiswa pada kewirausahaan dalam menumbuhkan intensi berwirausaha mahasiswa.
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan dan kewirausahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut sekitar penelitian sejenis dan sebagai bahan pertimbangan penelitian sejenis.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak fakultas untuk menumbuhkan semangat dan intensi berwirausaha mahasiswa serta mencetak lulusan perguruan tinggi yang mampu menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwirausaha.
(21)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu intensi berwirausaha mahasiswa sebagai variabel terikat dan pengetahuan kewirausahaan serta persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan sebagai variabel bebas. Objek sasaran dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI yang telah mengontrak mata kuliah kewirausahaan.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
dan explanatory. Survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel Kerlinger dalam Riduwan (2011:49). Atau dengan kata lain, penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data sedangkan explanatory yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui hipotesa.
(22)
46
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:173) menyatakan populasi adalah
‘keseluruhan subjek penelitian’. Menurut Sugiyono (2008:80) ‘populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan’. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI yang telah lulus mengontrak mata kuliah kewirausahaan pada angkatan 2010.
Tabel 3.1.
Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010
NO. PRODI JUMLAH
1. Pendidikan Akuntansi – S1 106
2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 86
3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98
4. Pendidikan Ekonomi – S1 99
5. Manajmen – S1 89
6. Akuntansi – S1 97
Jumlah 575
Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08
Berdasarkan Tabel 3.1 yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah 575 mahasiswa
3.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sedangkan menurut Mohammad
Ali (2011:84) sampel ialah bagian yang mewakili populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu. Dalam penelitian ini, tidak semua populasi diteliti Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.
Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive
Sampling. Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan
(23)
47
Kemudian untuk pengambilan sampel mahasisswa menggunakan teknik
proportionate random sampling. Menurut Isaac dan Michael (Riduwan, 2012:50-51) rumus dalam menentukan sampel sebagai berikut:
Keterangan:
S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi
P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05
X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1) Dalam penelitian ini, jumlah populasi 5757 dimasukkan kedalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 230 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:
230,16 dibulatkan menjadi 230
Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230 mahasiswa dengan karakteristik mahasiswa angkatan 2010 yang telah lulus mengonrak mata kuliah kewirausahaan.
3.3.2.1. Sampel Angkatan
Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230 mahasiswa. Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung secara random dan proporsional, dengan menggunakan rumus:
n x N N
ni i (Riduwan, 2008 : 45)
Keterangan :
N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum.
(24)
48
ni = Jumlah sampel menurut stratum.
Tabel 3.2.
Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI
No. Jurusan Jumlah
Mahasiswa
Perhitungan Sampel Mahasiswa
Jumlah Sampel 1. Pendidikan Akuntansi 106
42
2. Pendidikan Manajmen Bisnis 86
34
3. Pendidikan Manajmen Perkantoran 98
40
4. Pendidika Ekonomi 99
40
5. Manajmen 89
36
6. Akuntansi 97
39
JUMLAH 575 231
Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08 3.3.2.2. Sampel kelas
Dari Tabel 3.2. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 231 sampel mahasiswa dari angkatan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan cara random dan proporsional.
Tabel 3.3.
Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas Nama
Jurusan Kelas
Jumlah Mahasiswa
Perhitungan Sampel
Mahasiswa Per Kelas Jumlah Pendidikan
Akuntansi (S1) 1. Kelas A 52
21
2. Kelas B 54
22
Pendidikan Manajemen Bisnis (S1)
1. Kelas A
45
18
2. Kelas B
44 18 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1)
1. Kelas A
49
20
2. Kelas B
49
20
Pendidikan Ekonomi (S1)
1. Kelas A
52
21
2. Kelas B
49
(25)
49
Nama
Jurusan Kelas
Jumlah Mahasiswa
Perhitungan Sampel
aMahasiswa Per Kelas Jumlah Manajemen
(S1)
1. Kelas A
44
18
2. Kelas B
45 19 Akuntansi (S1) 1. Kelas A
44
18
2. Kelas B
43
18
Jumlah Sampel 575 233
3.3.2.3. Sampel Jenis Kelamin
Dari Tabel 3.3. diperoleh sampel kelas dari angkaan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan jenis kelamin secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan jenis kelamin ditujukan agar sampel yang diperoleh teracak secara merata dan proporsional.
Tabel 3.4.
Sampel Menurut Jenis Kelamin Jurusan Kelas Jenis
Kelamin
Jumlah Mahasiswa
Sampel Mahasiswa
Menurut Jenis Kelamin Jumlah
Pendidikan Akuntansi
(S1)
A
P 39
16
L 13
6
B
P 40
16
L 14
6
Pendiidkan Manajemen Bisnis (S1)
A
P 29
12
L 16
7
B
P 16
7
L 28
12 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1) A
P 34
14
L 15
(26)
50
B
P 33
14
L 16
7
Jurusan Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Mahasiswa
Sampel Mahasiswa
Menurut Jenis Kelamin Jumlah
Pendidikan Ekonomi
(S1)
A
P 37
15
L 15
6
B
P 31
13
L 17
7
Manajemen (S1)
A
P 28
12
L 16
7
B
P 28
12
L 17
7
Akuntansi (S1)
A
P 27
11
L 17
11
B
P 29
12
L 15
6
Jumlah 575 242
3.4. Operasional Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan pada Tabel 3.5. sebagai berikut:
(27)
51
Tabel 3.5.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
(1) (2) (3) (4)
Intensi Berwirausaha (Y)
Intensi adalah komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan atau tekad yang kuat terhadap dirinya untuk melakukan suatu tindakan
menajdi seorang
wirausaha’ Fishbein dan Ajzen (1991:181).
1 . T e k a d y a n g k u a t u n t u k m e m i l i k i
k a r i r m e n j a d i
s e o r a n g
w i r a u s a h a
1. Keyakinan diri untuk menajdi seorang wirausaha. 2. Memilih karir
sebagai wirausaha akan lebih baik dibandingkan sebagai karyawan.
Ordinal
2. P e r s i a p a n d i r i a k a n a d a n y a p e l u a n g
u n t u k b e r h a s i l
m e n j a d i
s e o r a n g
w i r a u s a h a
1. Mencari segala informasi
kewirausahaan dan rela mengeluarkan dana.
2. Mengikuti seminar-seminar
kewirausahaan. 3. Mengikuti segala
pelatihan-pelatihan kewirausahaan. 4. Memperluas jaringan sosial untuk menjadi wirausahawan sukses.
5. Mencari segala informasi tentang bagaimana
memperoleh dana
(28)
52
(modal) usaha. 3. Berani mencoba
berwirausaha
1. Mempersiapkan atau menabung modal
berwirausaha. 2. Berani mencoba
berwirausaha Ordinal Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Pengetahuan
kewirausahaan ialah pengetahuan segala
informasi yang didapat dari proses pembelajaran
kewirausahaan. Proses didalamnya yaitu pengetahuan kewirausahaan,
pengetahuan tentang ide dan peluang usaha,
pengetahuan tentang aspek-aspek perencanaan usaha dan pengetahuan menyusun proposal usaha (merintis usaha). (Suryana, 2006)
a. Pengetahuan dasar kewirausahaan 1. Tingkat pengetahuan tentang konsep kewirausahaan 2. Tingkat pengetahuan tentang karakteristik kewirausahaan 3. Tingkat pengetahuan tentang faktor kegagalan dan keberhasilan wirausaha. Interval 2. Pengetahuan tentang ide dan peluang usaha
1. Tingkat
pengetahuan dalam memanfaatkan peluang secara kratif dan inovatif. 2. Tingkat
pengetahuan
tentang menilai resiko usaha
Interval
3. Pengetahuan tentang aspek-aspek
perencanaan usaha
1. Tingkat
pengetahuan tentang organisasi usaha 2. Tingkat
pengetahuan tentang proses produksi dan hasil produksi 3. Tingkat pengetahuan tentang administrasi usaha 4. Tingkat pengetahuan tentang pemasaran 6. Tingkat pengetahuan Interval
(29)
53
3.5. Teknik Pengumupulan Data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan test. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner/ Angket
tentang modal usaha
4. Pengetahuan menyusun proposal usaha (merintis usaha baru) 1. Tingkat pengetahuan tentang menyusun proposal usaha Interval Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan (X2)
Persepsi tentang
kewirausahaan yaitu sikap terhadap perilaku mengacu pada sejauh mana individu
mempunyai pandangan
positif atau negatif terhadap profesi wirausaha, persepsi individu terhadap norma sosial yang dirasakan mempengaruhi individu untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku
kewirausahaan, dan persepsi
tentang kemudahan/
kesulitan untuk menjadi wirausaha.
(Shapero dan Sokol (1982)
1. Pengertian Kewirausahaan
1. Dipandang sebagai gaya hidup
2. Dipandang sebagai lapangan pekerjaan
Ordinal
2. Tujuan, manfaat dan peranan kewirausahaan
3. Pelopor kemajuan 4. Memimpin organisasi 5. Mencipatkan peluang 6. Mengatasi pengangguran 7. Meningkatkan SDM 8. Meningkatkan status sosial 9. Meningkatkan ekonomi Ordinal
3. Strategi dan perencanaan Kewirausahaan
10.Skala periode 11.Kunci keberhasilan
wirausaha
12.Hakekat wirausaha 13.Faktor kegagalan
wirasuaha
(30)
54
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151).
Sesuai dengan operasionalisasi variabel yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) dan persepsi mahasiswatentang kewirausahaan (X2). 2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto,
2006:150). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur variabel
intensi berwirausaha (Y). 3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal yang terkait, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini studi dokumentasinya yaitu data mahasiwa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis, peraturan tentang Silabus Mata Kuliah Kewirausahaan di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
3.6. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi
Arikunto (2006:151) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai pengetahuan kewirausahaan, persepsi ssiwa tentang wirausaha, dan minat berwirausaha
b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
(31)
55
d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban yang sifatnya tertutup.
f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja.
g. Menyebarkan angket
h. Mengelola dan menganalisis angket.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.
SkalaLikert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012:20). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012: 93).
Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang digunakannya Tabel 3.6. sebagai berikut:
Tabel 3.6
Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
KS = Kurang Setuju 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Skala Likert Pernyataan Positif (Riduwan, 2012:13) 3.7. Pengujian Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan
(32)
56
standar metode penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini.
3.7.1. Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan (Husein Umar, 2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan pertanyaan yang kurang valid memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
2
2 2
2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N rXY
(Suharsimi Arikunto, 2010:213)
Keterangan :
= Koefisien korelasi X = Nilai faktor tertentu Y = Skor total
N = Jumlah Responden
Dalam korelasi PPM ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi (r) dapat dilihat pada Tabel. 3.7.
Tabel 3.7.
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,800 – 1,000 Antara 0,600 – 0,799 Antara 0,400 – 0,599 Antara 0,200 – 0,399 Antara 0,000 – 0,199
: sangat tinggi : tinggi
: cukup tinggi : rendah
(33)
57
Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :
t
hit=
√√ (Riduwan, 2010:81)
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan: jika t hitung > t Tabel berarti valid sebaliknya jika t hitung < t Tabel tidak valid.
3.7.2. Uji Reabilitas
Suharsimi Arikunto (2010:221) mengatakan reliabilitas menunjuk pada
suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabelakan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus
alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:
2 2 11 1 1 t b k k r (Suharsimi Arikunto, 2010:239)
Dimana : 11
r
= reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan2
i
= jumlah varians butir2
t
(34)
58
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan
distribusi tabel (tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika r11> r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11< r tabel berarti tidak reliabel. 3.7.3. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
= = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.8
Klasifikasi Daya Pembeda
D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,40 – 0,70 = baik D = 0,70 – 1,00 = baik sekali D = negatif, semuanya tidak baik.
Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,40 – 0,70.
(Suharsimi Arikunto, 2011:211-218)
(35)
59
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan menggunakan alat bantu SPSS 21. Menurut
Sugiyono (2010:275) teknik regresi linier berganda dipakai untuk menggambarkan suatu variabel dependen yang dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Besar kecilnya pengaruh X terhadap Y diukur dengan koefisien regresi. Adapun model penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = minat berwirausaha b0 = konstanta regresi
b1, b2 = koefisien regresi X1, X2
X1 = pengetahuan kewirausahaan
X2 = kemandirian
e = variabel pengganggu
Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
3.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak sama sekali. Uji normalitas dalam penelitian ini dideteksi dengan metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-B). Rumus uji statistik JB adalah :
[ ]
(Yana Rohmana, 2010:53)
Dimana, S = koefisien skewness dan K = koefisien kurtosis
3.8.2. Uji Asumsi Klasik 3.8.2.1. Multikolinieritas
(36)
60
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antarvariabel independen (Husein
Umar, 2008:80). Cara untuk mendeteksi multikolinieritas dalam penelitian ini
menggunakan Tolerance (TOL) dan Variance Inflating Factor (VIF) (Yana
Rohmana, 2010:139). Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : TOL =
( ̂ )
( )
(Yana Rohmana, 2010:149)
Dimana, merupakan korelasi antara Xi dengan var explanatory
lainnya. Dengan ketentuan :
Jika VIF > 10, maka ini menunjukkan korelasi tinggi (adanya multikolinieritas).
Jika VIF < 10, maka ini menunjukkan korelasi rendah (tidak ada multikolinieritas).
3.8.2.2. Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas merupakan suatu asumsi yang penting dalam
model regresi linear klasik adalah kesalahan penganggu εi mempunyai varian yang
berbeda. Cara mendeteksi heteroskedastisitas dalam penelitian ini dengan menggunakan metode White dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Estimasi persamaan dan dapatkan residualnya. 2) Lakukan regresi pada persamaan regresi auxiliary.
3) Uji white didasarkan pada jumlah sampel degree of freedom sebanyak variabel independen yang tidak termasuk konstanta dalam regresi auxiliary. Nilai hitung statistik chi square (X2) dapat dicari dengan rumus :
(Yana Rohmana, 2010:157) Dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika nilai chi square hitung (n.R2) > X2 kritis dengan drajat kepercayaan
(37)
61
Jika nilai chi square hitung (n.R2) < X2 kritis dengan drajat kepercayaan
tertentu (α), maka tidak ada heteroskedastisitas.
3.8.2.3. Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual dengan obserbvasi lainnya. Cara mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji Durbin Watson (D-W). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
∑
∑
(Yana Rohmana, 2010:194)
Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.9
Uji Statistik Durbin – Watson d
Nilai Statistik d Hasil
0 ≤ d ≤ dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
dL≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan du ≤ d ≤ 4 – du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi
positif/negatif
4 - du ≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4 dL≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Sumber : Yana Rohmana, 2010:195
Autokorelasi positif
Ragu-ragu Tidak ada korelasi
Ragu-ragu Autokorelasi negatif
0 dL du 4-du 4-dL 4
Gambar 3.1
Statistik Durbin – Watson d
(38)
62
Setelah semua asumsi sudah dipenuhi, maka menguji uji Durbin – Watson dengan prosedur sebagai berikut :
1) Buat regresi dengan OLS dan hitung perkiraan kesalahan penganggu et= Yt -
̂t .
2) Hitung d dengan rumus Uji Durbin Watson (D-W).
3) Untuk nilai n dan banyaknya variabel X tertentu, cari nilai kritis dL dan du dari
tabel.
4) Pengujian hipotesis.
3.8.3. Uji Hipotesis
Menurut Yana Rohmana (2010 : 48-50), hipotesis yang dinyatakan dikenal dengan hipotesis nul (H0) yang diuji melalui hipotesis alternatif (Ha).
Adapaun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.8.3.1. Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t statistik bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis dari data sampel. Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima atau menolak H0 dibuat
berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data sebagai berikut :
Jika nilai t hitung > nilai t kritis (tabel) maka H0 ditolak atau menerima
Ha, artinya variable itu signifikan.
Jika nilai t hitung < nilai t kritis (tabel) maka H0 diterima atau menolak Ha,
artinya variable itu tidak signifikan
3.8.3.2. Pengujian Secara Parsial (Uji F)
(39)
63
Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap
Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,
dimana i = X1, X2, X3, X4.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus sebagai beritkut :
Fk-1, n-k = =
n k
R1
) 1 (k R
2 2
(Sudjana, 1996:385)
Kaidah keputusan;
Tolak Ho jika F hit > F tabel dan terima Ho jika F hit< F tabel. 3.8.3.3. Koefisien Determinasi
Menurut Gujarati (2009:98) koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
R2 =
=
2 2
y y
y i yˆ
i
(Agus Winarjono, 2005:39)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
(40)
64
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(41)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengetahuan kewirausahaan mahasiswa Fakultas Pendidikan ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan berada pada kategori tinggi, mereka sudah memahami bagaimana konsep kewirausahaan. Secara umum, mereka memiliki persepi tentang kewirausahaan yang cukup dan mahasiswa memiliki intensi tekad yang tinggi dari dalam dirinya sendiri untuk mengikuti aktivitas kewirausahaan, karena p e r s i a p a n d i r i a k a n a d a n y a p e l u a n g u n t u k b e r h a s i l m e n j a d i s e o r a n g w i r a u s a h a t e r h a d a p
kegiatan tersebut memiliki keberanian yang tinggi untuk berwirasuaha. Intensi berwirausaha termasuk ke dalam kategori tinggi.
2. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula intensi mahasiswa untuk berwirausaha. Atau sebaliknya, bila pengetahuan kewirausahaan rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau menurun.
3. Persepi tentang kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi tingkat persepsi mahasiswa, tentang kewirausahaan maka semakin tinggi pula intensi mahasiswa untuk berwirausaha. Atau sebaliknya, bila persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau menurun.
(42)
102
1.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan intensi berwirausaha pada mahasiswa dengan cara mempelajari kewirausahaan lebih dalam lagi, baik dalam kegiatan pembelarajan di kelas, maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, pelatihan, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), KKN-Usaha, magang kewirausahaan, dan sebagainya.
2. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi intensi berwirausaha mahasiswa, baik pada jalur kurikulum maupun non kurikulum. Hal ini karena mengingat bahwa lowon gan pekerjaan semakin berkurang, sedangkan para pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran ketika lulusan dari Universitas menjadi seorang wirausaha.
3. Untuk penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha, dapat menggunakan faktor lain selain pengetahuan kewirausahaan dan persepsi tentang kewirausahaan. Dapat juga menggunakan sampel yang berbeda, baik pada siswa, masyarakat, ataupun ke mahasiswa dari universitas lainnya.
(43)
Nurul Hendriyani, 2013
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Banadicta Prihatin Dwi Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang
Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.
Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010
Drucker, Peter. F. (1996). Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan
Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga.
Fishbein, Ajzen. (1975). Belief, Attitude, Intention and Behavior Introduction to
Theory and Research. Philippines: Addison Wesley Publishing Company,
Inc.
Frinces, Z. Heflin. (2011). Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha)
Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.
Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta
Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.
Khoiron Rosyadi. 2009. Pendidikan Profetik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mar’at.(1984). Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Surabaya
:Usaha Nasional.
Meredith, Geoffrey. G. at.al.. 2002. Kewirausahaan ; Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.
Moko P. Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif Kondisi Bangsa
Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
(44)
Nurul Hendriyani, 2013
Ormord, Jearne Earlis. (2006). Education Psychology Development Learners. New Jersey Upper Saddle River Ohio; Pearson Educational Inc.
Pareek. (1984). Perilaku Organisasi. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Unibersitas Pendidikan Indonesia. 20112. Rianse, Usman dan Abdi. (2012). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi
(Teori dan Aplikasi). Bandung: CV. Alfabeta.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Renika Cipta.
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana.(2005). Metode Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (Cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju Sukses
Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.
Thoha, Miftah. (2007). Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan (Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Wasty Soemanto. 2006. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Wiedy, Murtini. (2009). Kewirausahaan Pendekatan Succes
Story. Surakarta: . LPP UNS.
(45)
Nurul Hendriyani, 2013
Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.
Zuhal.2008. Kekuatan Daya Saing Indonesia Mempersiapkan Masyarakat
Berbasis Pengetahuan.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara. B. Jurnal dan Karya Ilmiah
Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processer 50. 179-211.
Aprilianty, Eka. (2012). “Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan
Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMA”. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2, (3), 311-324.
Bambang Banu Siswoyo. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan
Dosen dan Mahasiswa Jurnal Ekonomi Bisnis. Malang : Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang, tahun 14, nomor 2, Juli 2009, 114-123.
Citra, Merry S. (2010). “Mendorong Pilihan Berkarir pada Mahasiswa guna
Mengentaskan Pengangguran Terdidik di Indonesia”. Tersedia
(http://pustaka.unpad.ac.id) diunduh tanggal April 2013
Handriani, Eka. (2011). Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di
Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi
UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.
Hermina, Utin, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata
Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.
Kuntowicaksono. (2012). “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan
Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Journal of Economic Education. 1, (1), ISSN 2301-7341. 46-52.
Linan, Francisco., Juan Carlos Rodriguez-Cohard., dan Rueda-Cantuche, J.M.
(2011). “Factors Affecting Entrepreneurial Intention Levels: A Role For Education”. Int. Entrep Manag J (2011) 7:195-218 DOI 10.1007/s11365-010-0154-z.
Lastariwati, Badrianingsih. (2012). Pentingnya Kelas Kewirausahaan pada SMK
Pariwisata. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 2, Nomor 1, Februari 2012.
Lestari, Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE
(1)
102
1.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan intensi berwirausaha pada mahasiswa dengan cara mempelajari kewirausahaan lebih dalam lagi, baik dalam kegiatan pembelarajan di kelas, maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, pelatihan, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), KKN-Usaha, magang kewirausahaan, dan sebagainya.
2. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi intensi berwirausaha mahasiswa, baik pada jalur kurikulum maupun non kurikulum. Hal ini karena mengingat bahwa lowon gan pekerjaan semakin berkurang, sedangkan para pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran ketika lulusan dari Universitas menjadi seorang wirausaha.
3. Untuk penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha, dapat menggunakan faktor lain selain pengetahuan kewirausahaan dan persepsi tentang kewirausahaan. Dapat juga menggunakan sampel yang berbeda, baik pada siswa, masyarakat, ataupun ke mahasiswa dari universitas lainnya.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Banadicta Prihatin Dwi Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang
Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.
Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010
Drucker, Peter. F. (1996). Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan
Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga.
Fishbein, Ajzen. (1975). Belief, Attitude, Intention and Behavior Introduction to
Theory and Research. Philippines: Addison Wesley Publishing Company,
Inc.
Frinces, Z. Heflin. (2011). Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha)
Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.
Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta
Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.
Khoiron Rosyadi. 2009. Pendidikan Profetik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mar’at.(1984). Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Surabaya
:Usaha Nasional.
Meredith, Geoffrey. G. at.al.. 2002. Kewirausahaan ; Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.
Moko P. Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif Kondisi Bangsa
Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
(3)
Ormord, Jearne Earlis. (2006). Education Psychology Development Learners. New Jersey Upper Saddle River Ohio; Pearson Educational Inc.
Pareek. (1984). Perilaku Organisasi. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Unibersitas Pendidikan Indonesia. 20112. Rianse, Usman dan Abdi. (2012). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi
(Teori dan Aplikasi). Bandung: CV. Alfabeta.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Renika Cipta.
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana.(2005). Metode Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (Cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju Sukses
Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.
Thoha, Miftah. (2007). Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan (Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Wasty Soemanto. 2006. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Wiedy, Murtini. (2009). Kewirausahaan Pendekatan Succes
Story. Surakarta: . LPP UNS.
(4)
Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.
Zuhal.2008. Kekuatan Daya Saing Indonesia Mempersiapkan Masyarakat
Berbasis Pengetahuan.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara.
B. Jurnal dan Karya Ilmiah
Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processer 50. 179-211.
Aprilianty, Eka. (2012). “Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan
Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMA”. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2, (3), 311-324.
Bambang Banu Siswoyo. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan
Dosen dan Mahasiswa Jurnal Ekonomi Bisnis. Malang : Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang, tahun 14, nomor 2, Juli 2009, 114-123.
Citra, Merry S. (2010). “Mendorong Pilihan Berkarir pada Mahasiswa guna Mengentaskan Pengangguran Terdidik di Indonesia”. Tersedia
(http://pustaka.unpad.ac.id) diunduh tanggal April 2013
Handriani, Eka. (2011). Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di
Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi
UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.
Hermina, Utin, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata
Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.
Kuntowicaksono. (2012). “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan
Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Journal of Economic Education. 1, (1), ISSN 2301-7341. 46-52.
Linan, Francisco., Juan Carlos Rodriguez-Cohard., dan Rueda-Cantuche, J.M. (2011). “Factors Affecting Entrepreneurial Intention Levels: A Role For Education”. Int. Entrep Manag J (2011) 7:195-218 DOI 10.1007/s11365-010-0154-z.
Lastariwati, Badrianingsih. (2012). Pentingnya Kelas Kewirausahaan pada SMK
Pariwisata. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 2, Nomor 1, Februari 2012.
Lestari, Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE
(5)
Mohammad, Maskan. (2000). “Potensi Perguruan Tinggi dalam menghasilkan Alumni Berjiwa Wirausaha”. Majalah Bistek, Vol. 8, No. 10, 92-102.
Moerdiyanto. (2012). Perluasan Implementasi Pendidikan Kewirausahaan
“Model Project Based Learning” Bagi Remaja Putus Sekolah Korban Gempa. Vol 8, Nomor 1, April 2012.
Mulyoto (2010). Perolehan dan Penerapan Pengetahuan dalam Pembelajran
Matematika. Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 21.
Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani. (2008). “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, 1-26.
Nurbaya, Siti dan Moerdiyanto. (2012). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Berwirausaha Siswa Kelas Xii Smkn Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Program Pascasarjana UNY.
Soepomo, Soenartomo. (2011). “Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi terhadap
Program Kewirausahaan pada Perguruan Tinggi”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 13, (1), 1-7.
Suharti, Lieli dan Hani Sirine. (2011). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 13, (2), 124-134.
Tony, Wijaya. (2007). “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 2, 117-127.
Wardoyo. (2012). Pengaruh Pendidikan dan Karakteristik Kewirausahaan
terhadao Intensi Berwirasuaha Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. (SNKIB
II 2012): ISSN No: 2098-1040.
Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha
Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Batik Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122.
A.
Skripsi, Tesis dan DisertasiErlina, Nina. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kecakapan
Vokasional terhadap Minat Berwirausaha (Survei pada SMK Bidang Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Bangka). Tesis. SPS UPI Bandung:
Tidak diterbitkan.
Gallyn, Ditya M. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
(6)
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi pada Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.
Haryani, Yunita. (2012). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan
Sekolah, dan Pengalaman Prakterk Kerja Industri Terhadap Intensi Berwirausaha (Suvei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Bandung).
Tesis: Tidak Diterbitkan.
Helmi, Yosepa. (2008). Perbedaan Intensi Melakukan Kecurangan dalam Ujian
Nasional (UN) antara Guru SMA Unggulan dan SMA Non Unggulan.
Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia (www.lontar.ui.ac.id). Diunduh tanggal 20 Desember 2011. Iskandar. (2012). Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan dalam Mengembangkan
Intensi Kewirausahaan Mahasiswa. Disertasi. SPS UPI Bandung: Tidak
Diterbitkan.
Logayah, Dina Siti. (2010). Hubungan Anatra Persepsi Kompetensi
Profesionalisme Guru dan Minat Peserta Didik dengan Keterampilan Geografis.Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Mulyati, Lia. (2010). Internalisasi Sikap Kewirasuhaan melalui Persepsi,
Pengalaman Belajar dan Pengetahuan Kewirasuahaan.Tesis. SPS UPI
Bandung: Tidak Diterbitkan. B. Internet
...,(2012/2013). Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia(http//labschool.com. 2012 .Diunduh tanggal (2013)
...,(...), Kewirausahaan sebagai pendidikan(id.yahoo.com). Diunduh tanggal 10 April 2013.
...,(2012). Pengaruh Pendidikan Kewirasuahaan. (http://jpn.com). Diunduh tanggal 05 April 2013.
.(2013). Berita Resmi Statistik. Tersedia (http://www.bps.go.id). Diunduh tanggal 04 Mei 2013
...,(2010). Nasional Pimpin Hari Guru Nasional dan PGRI. (http://www.beritasatu.com) Diunduh tanggal 10 April 2013.
Zakarija, Achmat. (2010). Theory of Planned Behaviour Masihkah Relevan. (tersedia:http://zakarija.staff.umm.ac.id).diunduh pada tanggal 20 Juni 2013.