PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS MAHASISWA TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN : Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.
Maya Rismayanti, 2013
No. Daftar/FPEB/458/UN.40.7.01/LT/2013
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS MAHASISWA TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
MAYA RISMAYANTI 0901774
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
Maya Rismayanti, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS MAHASISWA TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
Bandung, Oktober 2013
Skripsi ini disetujui oleh:
Pembimbing,
Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si
NIP. 196412031993021001
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. Ikaputera Waspada,MM
(3)
Maya Rismayanti, 2013
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kompetensi Dosen dan Faktor Psikologis Mahasiswa terhadap
Pengetahuan Kewirausahaan (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)” ini sepenuhnya adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Bandung, Oktober 2013 Pembuat Pernyataan
(4)
Maya Rismayanti, 2013
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS MAHASISWA TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN
(Survey pada Mahasiswa Fakultas PendidikanEkonomidanBisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
Oleh:
MAYA RISMAYANTI
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Maya Rismayanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(5)
Maya Rismayanti, 2013
ABSTRAK
“Pengaruh Kompetensi Dosen dan Faktor Psikologis Mahasiswa terhadap Pengetahuan Kewirausahaan (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis)”
Dibawah bimbingan Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si Oleh :
MAYA RISMAYANTI 0901774
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi dosen dan factor psikologis mahasiswa terhadap pengetahuan kewirausahaan, dengan objek penelitian pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket dengan jumlah sampel 230 mahasiswa yang diambil secara proportionate stratified random sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengetahuan kewirausahaan (Y) sebagai variable dependen, dan variable independennya meliputi kompetensi dosen (X1) dan factor psikologis mahasiswa (X2). Sehingga, berdasarkan dua variabel independen tersebut, maka analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisisr egresi berganda, dengan menggunakan alat bantu SPSS 21.0 for windows.
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa kompetensi dosen, factor psikologis mahasiswa, dan pengetahuan kewirausahaan termasuk dalam kategori tinggi. Kemudian, kompetensi dosen dan factor psikologis berpengaruh positif terhadap pengetahuan kewirausahaan, baik secara parsial maupun simultan.
Kata Kunci : kompetensi dosen, factor psikologis mahasiswa, pengetahuan kewirausahaan
(6)
Maya Rismayanti, 2013
ABSTRACT
“ The Influence of Lecturer Competence and the Psychological Factor of College Student towards Entrepreneurship Knowledge (Survey on Faculty of Economics
and Business Education Students)”
under the guidance of Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si By:
MAYA RISMAYANTI 0901774
The aim of the study is to examine the influence of lecturer competence and the psychological factor of college student towards entrepreneurship knowledge, and the faculty of economics and business education students as the objects.
The method of the study is survey explanatory. The data collection uses a questionnaire as an instrument with 230 samples of students which are determined by proportionate random sampling. The variables of the study include entrepreneurship knowledge (Y) as the dependent variable, and the independent variables encompass lecturer competence (X1) and the psychological factor of college students (X2). Thus, based on the two independent variables, the statistical analysis of the study is multiple regression analysis with SPSS 21.0 for windows as the auxiliary apparatus.
The data analysis found that lecturer competence, psychological factor of college students, and entrepreneurship knowledge include into high category. Then, lecturer competence and psychological factor have a positive influence towards entrepreneurship knowledge, both partially and simultaneously.
Keywords: lecturer competence, psychological factor of college student, entrepreneurship knowledge
(7)
Maya Rismayanti, 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .... Error!
Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Wirausaha dan Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Kompetensi Dosen ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Faktor Psikologis Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Pengetahuan Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
(8)
Maya Rismayanti, 2013
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Error! Bookmark not defined. 4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Deskripsi Umum Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Hasil Pengujian Prasayarat Analisis ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Deskripsi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.8 Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
(9)
Maya Rismayanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penggangguran di Indonesia termasuk masalah yang masih sulit untuk diatasi oleh pemerintah. Banyaknya jumlah lulusan baik dari sekolah menengah maupun perguruan tinggi tidak sebanding dengan banyaknya jumlah lowongan pekerjaan yang ditawarkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran pada bulan Agustus 2012 mencapai 7,2 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 6,14 persen. Lulusan perguruan tinggi mendominasi angkat TPT sebesar 12,12 persen, terdiri dari 6,21 persen lulusan diploma dan 5,91 persen lulusan universitas. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) RI, Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa persentase pengangguran di Indonesia tetap tergolong tinggi. (http://www.republika.co.id). Tabel 1 dan 2 berikut ini merupakan data tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi di Indonesia yang ditamatkan berdasarkan data publikasi BPS :
Tabel 1.1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2010–2012
NO Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
2010 2011 2012
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SD ke bawah 1.420.858 3,81 1.120.090 3,56 1.449.508 3,69
2 Sekolah Menengah Pertama 1.661.449 7,45 1.890.755 8,37 1.701.294 7,80
3 Sekolah Menengah Atas 2.149.123 11,90 2.042.629 10,66 1.832.109 10,34
4 Sekolah Menengah Kejuruan 1.195.192 11,87 1.032.317 10,43 1.041.265 9,51
5 Diploma I/II/III 443.222 12,78 244.687 7,16 196.780 7,50
6 Universitas 710.128 11,92 492.343 8,02 438.210 6,95
Total 7.579.972 7,14 6.822.821 6,56 6.659.166 6,32
(10)
2
Maya Rismayanti, 2013
Gambar 1.1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2010–2012
Sumber: Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)
Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka lulusan Diploma I/II/III/Akademi dan Universitas pada tahun 2010 masih tinggi, begitu juga pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan bukanlah menjadi jaminan untuk mendapatkan pekerjaan. Asisten Deputi Bidang Kepeloporan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olah Raga (KEMENPORA), Muh Abud Musa'ad berpendapat bahwa adanya fenomena dimana semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi ketergantungan pada lapangan pekerjaan. Ketergantungan terhadap lapangan kerja itu, disebabkan pemuda-pemuda terdidik memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya. (http://www.republika.co.id)
Pengangguran intelektual di Indonesia cenderung terus meningkat dan semakin mendekati titik yang mengkhawatirkan. Pengangguran intelektual ini tidak terlepas dari persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah bersaing dengan tenaga kerja asing. Fenomena
0 2 4 6 8 10 12 14
2010 2011 2012
%
Tahun
(11)
3
Maya Rismayanti, 2013
inilah yang sedang dihadapi oleh bangsa kita di mana para tenaga kerja yang terdidik banyak yang menganggur walaupun mereka sebenarnya menyandang gelar. Salah satu penyebab pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi adalah karena kualitas pendidikan tinggi di Indonesia yang masih rendah. Sekretaris Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc mengatakan bahwa mutu dan daya saing pendidikan di Indonesia masih kurang dan program-program perguruan tinggi (dikti) akses perlu di tingkatkan kembali. Akibatnya lulusan yang dihasilkan pun kualitasnya rendah sehingga tidak sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
(http://kampus.okezone.com)
Sistem pembelajaran yang diterapkan diperguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan bukan bagaimana menciptakan sebuah lapangan pekerjaan. Hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Salah satu upaya untuk memperbaiki permasalahan tersebut yaitu dengan adanya pendidikan
entrepreneur.
Sebagian perguruan tinggi sudah melakukan upaya untuk menerapkan pendidikan entrepreneur. Dalam setiap kurikulumnya telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan anjuran Ditjen Dikti sejak tahun 2009 yaitu perguruan tinggi hendaknya memasukan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulumnya. Namun demikian, hasilnya masih belum terlihat. Para lulusan masih saja enggan untuk langsung terjun sebagai wirausahawan, dibuktikan dengan angka waktu tunggu mendapatkan pekerjaan yang ternyata rata rata tujuh bulan (Eka Handriani, 2011:2).
Dalam hal pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship), Indonesia jauh tertinggal dibanding negara-negara lain. Jika di negara-negara Eropa dan Amerika Utara pendidikan kewirausahaan sudah dimulai sejak 1970-an. Bahkan, mulai dasawarsa 1980-an, di Amerika Serikat lebih dari 500 sekolah sudah mengajarkan mata kuliah kewirausahaan. Di Indonesia, pendidikan kewirausahaan baru mulai dibicarakan tahun 1980-an dan baru digalakkan pada 1990-an (Kasmir, 2006: 3).
(12)
4
Maya Rismayanti, 2013
Dengan menerapkan mata kuliah kewirausahaan dalam setiap kurikulumnya, faktanya tingkat pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa masih terbilang sangat rendah. Berdasarkan kondisi tersebut, memandang perlu melakukan pembenahan dan perbaikan terhadap proses pembelajaran mata kuliah kewirausahaan.
Untuk memperkuat kebenaran informasi tersebut, maka dilakukan pra-penelitian untuk mendukung ranah realitas yang ada. Dengan melakukan observasi berupa penyebaran angket dengan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia yang sudah lulus dalam mata kuliah kewirausahaan. Dimana pertanyaan yang diajukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyata pada pembentukan pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa FPEB UPI. Tabel 1.2 ini adalah data jumlah mahasiswa FPEB UPI Bandung tahun 2012/2013:
Tabel 1.2
Rekapitulasi Mahasiswa Kontrak Kuliah FPEB UPI 2012/2013
NO. PRODI JUMLAH
1. Pendidikan Akuntansi – S1 106
2. Pendidikan Manajemen Bisnis – S1 86 3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98
4. Pendidikan Ekonomi – S1 99
5. Manajmen – S1 89
6. Akuntansi – S1 97
Jumlah 575
(13)
5
Maya Rismayanti, 2013
Berikut hasil pra-penelitian tentang pengetahuan kewirausahaan mahasiswa FPEB UPI:
Tabel 1.3
Kuesioner Pra Penelitian
No Pertanyaan Frekuensi Presentase
(%) 1 Pengetahuan akan usaha yang akan dirintis dan
lingkungan usaha.
10 33,3
2 Pengetahuan akan peran dan tanggung jawab. 12 40,0
3 Pengetahuan akan manajemen dan organisasi 14 46,6
Sumber: Pra Penelitian (data diolah)
Pada tabel 1.3 menunjukkan bahwa masih kurang dari 50% pengetahuan mahasiswa FPEB UPI akan kewirausahaan masih rendah, kebanyakan dari mereka belum paham betul akan pengetahuan kewirausahaan secara luas sedangkan mayoritas dari mereka sudah lulus mata kuliah kewirausahaan di progam studi masing-masing.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, dan sosial-budaya. Namun, selain faktor eksternal ada pun faktor internal yang sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang menjadi rendah yaitu kesadaran pribadi, IQ yang kurang, dan rendahnya motivasi pribadi. Maka, faktor tingkat pendidikan, fasilitas dan internal seseorang dapat berpengaruh terhadap rendahnya pengetahuan kewirausahaan diatas.
Sulivan (2000) (Andragogia, 2009:65) menekankan pentingnya client-mentor matching dalam keberhasilan pembimbingan. Ia mengatakan bahwa
pengetahuan, keterampilan, dan pembelajaran dapat difasilitasi ketika dibutuhkan wirausaha. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebuah bimbingan dari seorang pendidik atau dosen ini sangatlah berperan penting dalam pembentukan pengetahuan mahasiswa. Maka, kualitas atau kompetensi seorang tenaga pendidik sangatlah perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan mahasiswa yang mempunyai pengetahuan luas.
(14)
6
Maya Rismayanti, 2013
Selain kualitas dari seorang tenaga pendidik, faktor kepribadian seseorang juga mempengaruhi dalam pembentukan pengetahuan. menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning (1977), belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu (http://streetballspot.blogspot.com).
Faktor Internal sangat mempengaruhi dalam proses belajar. Hal ini tentu saja akan berhubungan dengan pengetahuan seseorang dalam proses pembelajaran. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. Maka, faktor-faktor tersebut dapat juga mendasari pengetahuan seseorang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti permasalahan diatas. Adapun judul penelitian yang penulis ambil adalah
“PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS
MAHASISWA TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN”
(Survey terhadap Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia)”. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum kompetensi dosen, faktor psikologis, dan pengetahuan kewirausahaan mahasiswa?
2. Bagaimana pengaruh kompetensi dosen terhadap pengetahuan kewirausahaan mahasiswa?
3. Bagaimana pengaruh faktor psikologis mahasiswa terhadap pengetahuan kewirausahaan?
(15)
7
Maya Rismayanti, 2013 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran umum bagaimana kompetensi dosen, faktor
psikologis, dan pengetahuan kewirausahaan mahasiswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi dosen terhadap pengetahuan kewirausahaan mahasiswa.
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis terhadap pengetahuan kewirausahaan mahasiswa.
1.4 Kegunaan Penelitian
Selain mempunyai tujuan, dilakukannya penelitian karena mempunyai manfaat atau kegunaan. Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ada dua, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam memperluas wawasan dan pengetahuan, dalam hal ini yaitu mata kuliah kewirausahaan khususnya berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan bagi beberapa pihak seperti di bawah ini:
1. Bagi masyarakat luas
Sebagai salah satu sumber informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan kewirausahaan mahasiswa khususnya kompetensi dosen dan faktor psikologis mahasiswa itu sendiri.
2. Bagi Universitas
Para dosen dapat mengetahui pentingnya mata kuliah kewirausahaan baik teori, pelatihan dan kegiatan kewirausahaan lainnya sehingga dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.
(16)
8
Maya Rismayanti, 2013
3. Bagi mahasiswa
Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan maupun pembanding dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengertahuan kewirausahaan. 4. Bagi penulis
Menambah wawasan dalam hal kewirausahaan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan kewirausahaan mahasiswa khususnya peranan kompetensi seorang dosen dan faktor psikologis mahasiswa itu sendiri.
(17)
Maya Rismayanti, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan kewirausahaan mahasiswa sebagai variabel terikat dan kompetensi dosen dan faktor psikologis sebagai variabel bebas. Objek sasaran dilakukan pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
3.2 Metode Penelitian
Menurut Arikunto (2003:51), metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya. Dalam hal ini, setiap penelitian harus menggunakan metode atau cara yang tepat untuk mencapai hasil yang memuaskan. Metode tidak hanya sekedar menyusun dan menghubungkan bagian-bagian pemikiran, akan tetapi mencapai kebenaran ilmiah dan pemahaman baru yang dapat dipertanggungjawabkan.
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatori (explanatory methode) yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis.
Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun (1995:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan dari penelitian explanatory adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan antar variabel yang diteliti.
(18)
33
Maya Rismayanti, 2013
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:173)menyatakan populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Menurut Sugiyono (2008:80) “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI yang telah lulus mengontrak mata kuliah kewirausahaan pada angkatan 2010.
Tabel 3.1
Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010
NO. PRODI JUMLAH
1. Pendidikan Akuntansi – S1 106
2. Pendidikan Manajemen Bisnis – S1 86 3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98
4. Pendidikan Ekonomi – S1 99
5. Manajmen – S1 89
6. Akuntansi – S1 97
Jumlah 575
Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08
Berdasarkan Tabel 3.1 yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah 575 mahasiswa.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sedangkan menurut Mohammad
Ali (2011: 84) sampel ialah bagian yang mewakili populasi yang diambil dengan
(19)
34
Maya Rismayanti, 2013
diteliti Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.
Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive
Sampling. Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
Kemudian untuk pengambilan sampel mahasisswa menggunakan teknik
proportionate random sampling. Menurut Isaac dan Michael (Riduwan,
2012:50-51) rumus dalam menentukan sampel sebagai berikut: Keterangan:
S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi
P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05
X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1) Dalam penelitian ini, jumlah populasi 302 dimasukkan kedalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 170 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:
230,16 dibulatkan menjadi 231
Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 231 mahasiswa.
(20)
35
Maya Rismayanti, 2013
3.3.2.1 Sampel Angkatan
Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230 mahasiswa.Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung secara random dan proporsional, dengan menggunakan rumus:
n x N N n i
i (Riduwan, 2008 : 45)
Keterangan :
N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum.
Tabel 3.2
Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI
No. Jurusan Jumlah
Mahasiswa
Perhitungan Sampel Mahasiswa
Jumlah Sampel
1. Pendidikan Akuntansi 106
42
2. Pendidikan Manajmen Bisnis 86
34
3. Pendidikan Manajmen Perkantoran 98
40
4. Pendidika Ekonomi 99
40
5. Manajmen 89
36
6. Akuntansi 97
39
JUMLAH 575 231
Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08 3.3.2.2Sampel Kelas
Dari Tabel 3.2. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 231 sampel mahasiswa dari angkatan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan cara random dan proporsional:
(21)
36
Maya Rismayanti, 2013
Tabel 3.3
Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas Nama Jurusan Kelas Jumlah
Mahasiswa
Perhitungan Sampel Mahasiswa
Per Kelas Jumlah
Pendidikan Akuntansi (S1)
1. Kelas A 52
21
2. Kelas B 54
22
Pendiidkan Manajemen Bisnis (S1)
1. Kelas A 45
18
2. Kelas B 44
18
Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1)
1. Kelas A 49
20
2. Kelas B
49
20
Nama Jurusan Kelas Jumlah Mahasiswa
Perhitungan Sampel Mahasiswa
Per Kelas Jumlah
Pendidikan Ekonomi (S1)
1. Kelas A 52
21
2. Kelas B 49
20
Manajemen (S1)
1. Kelas A 44
18
2. Kelas B 45
19
Akuntansi (S1)
1. Kelas A 44
18
2. Kelas B 43
18
Jumlah Sampel 575 233
1.3.2.3Sampel Jenis Kelamin
Dari Tabel 3.3. diperoleh sampel kelas dari angkaan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan jenis kelamin secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan jenis kelamin ditujukan agar sampel yang diperoleh teracak secara merata dan proporsional.
(22)
37
(23)
38
Maya Rismayanti, 2013
Tabel 3.4
Sampel Menurut Jenis Kelamin
Jurusan Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Mahasiswa
Sampel Mahasiswa
Menurut Jenis Kelamin Jumlah
Pendidikan Akuntansi
(S1)
A
P 39
16
L 13
6
B
P 40
16
L 14
6
Pendiidkan Manajemen Bisnis (S1)
A
P 29
12
L 16
7
B
P 16
7
L 28
12 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1) A
P 34
14
L 15
6
B
P 33
14
L 16
7
Pendidikan Ekonomi (S1)
A
P 37
15
L 15
6
B
P 31
13
L 17
7
Manajemen (S1)
A
P 28
12
L 16
7
B
P 28
12
L 17
7
Akuntansi (S1)
A
P 27
11
L 17
11
B
P 29
12
L 15
6
(24)
39
Maya Rismayanti, 2013 3.4 Operasional Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian Dimensi Indikator Skala
Kompetensi Dosen (X1)
“The ability of a teacher to responsibly perform his of her
duties appropriately” Artinya, kompetensi guru/dosen merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.
Barlow (Syah, 2010: 299)
Merencanakan Sistem Pembelajaran
Merumuskan tujuan
Memilih prioritas materi yang akan diajarkan
Memilih metode yang akan diajarkan
Memilih media dan sumber belajar yang ada
Interval Melaksanakan Sistem
Pembelajaran
Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat
Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
Memahami materi pembelajaran Mengevaluasi Sistem
Pembelajaran
Memilih dan menyusun jenis evaluasi
Melaksanakan dan mengadministrasikan hasil evaluasi
Mengembangkan Sistem Pembelajaran
Mengoptimalisasi potensi peserta didik
Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut
Faktor Psikologis Mahasiswa (X2)
Psikologi Kewirausahaan adalah ilmu psikologi terapan yang menelaah pola perilaku, karakteristik kepribadian pewirausaha.
Minat Berwirausaha Ketertarikan untuk berwirausaha
Keinginan untuk berwirausaha
Perasaan senang terhadap kegiatan berwirausaha
Berani mengambil resiko
Ordinal Motivasi Berwirausaha Keinginan untuk memperoleh pendapatan
yang lebih tinggi
Kebebasan waktu yang tinggi
Keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri
Keinginan untuk merencanakan kesejahteraan jangka panjang
Pengetahuan Kewirausahaan (Y)
Suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin
Pengetahuan dasar kewirausahaan
Konsep dasar kewirausahaan
Karakterisktik kewirausahaan
Faktor-faktor pemicu kewirausahaan
Interval Pengetahuan tentang ide dan
peluang usaha
Tingkat pengetahuan memanfaatkan peluang secara kreatif dan inovatif
Tingkat pengetahuan menilai resiko usaha Pengetahuan tentang
aspek-aspek perencanaan usaha
Tingkat pengetahuan tentang organisasi usaha
Tingkat pengetahuan tentang proses produksi dan hasil produksi
Tingkat pengetahuan tentang administrasi usaha
(25)
40
Maya Rismayanti, 2013
dihadapinya.
Suryana (2006:10)
Tingkat pengetahuan tentang pemasaran Pengetahuan menyusun
proposal usaha
Tingkat pengetahuan tentang menyusun proposal usaha
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan test. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner/ Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151). Sesuai dengan operasionalisasi variabel yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur variable Kompetensi Dosen (X1) dan Faktor Psikologis Mahasiswa (X2).
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Suharsimi Arikunto, 2006:150). Dalam penelitian ini tes digunakan
untuk mengukur variabel pengetahuan kewirausahaan (Y). 3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal yang terkait, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini studi dokumentasinya yaitu data mahasiwa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis, peraturan tentang Silabus Mata Kuliah Kewirausahaan di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
(26)
41
Maya Rismayanti, 2013 3.6 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi
Arikunto (2006:151) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai pengetahuan kewirausahaan, persepsi ssiwa tentang wirausaha, dan minat berwirausaha.
b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
c. Menyususn kisi-kisi instrumen penelitian.
d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis
jawaban yang sifatnya tertutup.
f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja.
g. Menyebarkan angket.
h. Mengelola dan menganalisis angket.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.
SkalaLikert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012:20). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012: 93).
(27)
42
Maya Rismayanti, 2013
Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang digunakannya Tabel 3.6. sebagai berikut:
Tabel 3.6
Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju/ Sangat Sesuai 5
S = Setuju/ Sesuai 4
N = Netral/ Netral 3
TS = Tidak Setuju/ Tidak Sesuai 2
STS = Sangat Tidak Setuju/ Sangat tidak
sesuai
1
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini.
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
2
2 2
2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N rXY
(28)
43
Maya Rismayanti, 2013
Keterangan :
= Koefisien korelasi X = Nilai faktor tertentu Y = Skor total
N = Jumlah Responden
Dalam korelasi PPM ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi (r) dapat dilihat pada Tabel. 3.7:
Tabel 3.7
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,800 – 1,000 Antara 0,600 – 0,799 Antara 0,400 – 0,599 Antara 0,200 – 0,399 Antara 0,000 – 0,199
: sangat tinggi : tinggi
: cukup tinggi : rendah
: sangat rendah (tidak valid)
Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :
t
hit=
√√ (Riduwan, 2010:81)
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan: jika t hitung > t Tabel berarti valid sebaliknya jika t hitung < t Tabel tidak valid.
(29)
44
Maya Rismayanti, 2013 3.7.2 Uji Reabilitas
Suharsimi Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabelakan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus
alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:
22 11 1 1 t b k k r
(Suharsimi Arikunto, 2010:239)
Dimana : 11
r
= reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan2
i
= jumlah varians butir2 t
= varians total
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan distribusi tabel (tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika r11> r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11< r tabel berarti tidak reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu menggunakan regresi linier sederhana.Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menyeleksi data 2) Mentabulasi data 3) Analisis data
(30)
45
Maya Rismayanti, 2013
4) Pengujian hipotesis
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval
(Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).
Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam program miscrosoft excel.
Model persamaan struktural tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:
Y = a0+ βX1+βX2+ e
Dimana:
Y = Pengetahuan kewirausahaan a = Konstanta
ß = Koefisien regresi X1 =Kompetensi dosen
X2 = Faktor psikologis mahasiswa e = Error term
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa uji parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi majemuk(R2).
3.8.2.1 Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)
Uji t atau disebut juga uji parsial ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.
Uji t statistik ini menggunakan rumus : ̂ ̂
Lebih sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus:
(31)
46
Maya Rismayanti, 2013
1. Hipotesis
H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y Ha : β 0 artinya ada pengaruh positif variabel X terhadap Variabel Y 2. Ketentuan
Jika t hitung < t Tabelmaka H0 diterima dan Ha ditolak Jika t hitung > t Tabelmaka H0 ditolak dan Ha diterima
Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.
3.8.2.2 Uji R2(Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:
̀ ̀
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut: Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(32)
Maya Rismayanti, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian terhadap minat berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kompetensi dosenkewirausahaan dan faktor psikologis mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi, namun pengetahuan kewirausahaan mahsiswa dalam katagori cukup, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa sebagai hasil dari proses pembelajaran kewirausahaan yang mereka ikuti masih belum memuaskan.
2. Kompetensi dosen berpengaruh positif terhadap pengetahuan kewirausahaan.
3. Faktor psikologis mahasiswa berpengaruh positif terhadap pengetahuan kewirausahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa dengan cara mempelajari kewirausahaan lebih dalam lagi, baik dalam kegiatan belajar dikelas, maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), pelatihan, magang kewirausahaan dan sebagainya.
2. Kompetensi seorang pengajar atau dosen setiap tahunnya perlu peningkatan agar pengetahuan kewirausahaan mahasiswa semakin meningkat. Dengan faktor dorongan seorang pengajar dalam mata kuliah kewirausahaan, maka dapat memicu minat dan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha.
(33)
81
Maya Rismayanti, 2013
3. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi pengetahuan mahasiswa, baik pada jalur kurikulum maupun non kurikulum. Hal ini karena mengingat bahwa lowongan pekerjaan semakin berkurang, sedangkan para pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran ketika lulusan dari Universitas menjadi seorang wirausaha.
(34)
Maya Rismayanti, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Mushofa. 2010. Perbedaan Motivasi Berwirausaha Antara Siswa SMA dan
SMK di Jakarta Timur. Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aditya Dion Mahesa dan Edy Rahardja. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha. Semarang: Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenogoro. Vol. 1 No. 1, Tahun 2012. Andwiani Sinarasri dan Ayu Noviani Hanum. 2012. Pengaruh Latar Belakang
Pendidikan terhadap Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa. Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah. ISBN : 978-602-18809-0-6 Bahri, S. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Basrowi. 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia Buchari Alma. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Eka Aprilianty. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jurnal Pendidikan Vokasi. Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah :SMK
MuhammadiyahVol 2, Nomor 3, November 2012, 311-324
Hamalik, O. 2012. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kuntowicaksono. 2012. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan
Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.Semarang : Prodi Pendidikan Ekonomi, Program
Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.
Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia. 2012
Laporan Pelaksanaan KegiatanProgram Mahasiswa Wirausaha (PMW) Tahun 2012 Made Pidarta. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
(35)
Maya Rismayanti, 2013
Muladi Wibowo. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha
Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Batik Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122
Oemar Hamalik. 2012. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. 2012
Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE
MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.
Ridaul Inaya, et al.2013. Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa,
dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta: Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol.1 No.1 (2013).
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan
Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.
Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Suryabrata, S. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori & Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi
(1)
4) Pengujian hipotesis
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval
(Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).
Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam program miscrosoft excel.
Model persamaan struktural tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:
Y = a0+ βX1+βX2+ e Dimana:
Y = Pengetahuan kewirausahaan a = Konstanta
ß = Koefisien regresi X1 =Kompetensi dosen
X2 = Faktor psikologis mahasiswa e = Error term
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa uji parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi majemuk(R2).
3.8.2.1 Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)
Uji t atau disebut juga uji parsial ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.
(2)
46
Maya Rismayanti, 2013
Pengaruh Kompetensi Dosen dan Faktor Psikologis Mahasiswa terhadap Pengetahuan Kewirausahaan (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Hipotesis
H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y
Ha : β 0 artinya ada pengaruh positif variabel X terhadap Variabel Y 2. Ketentuan
Jika t hitung < t Tabelmaka H0 diterima dan Ha ditolak Jika t hitung > t Tabelmaka H0 ditolak dan Ha diterima
Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.
3.8.2.2 Uji R2(Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:
̀ ̀
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut: Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian terhadap minat berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kompetensi dosenkewirausahaan dan faktor psikologis mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi, namun pengetahuan kewirausahaan mahsiswa dalam katagori cukup, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa sebagai hasil dari proses pembelajaran kewirausahaan yang mereka ikuti masih belum memuaskan.
2. Kompetensi dosen berpengaruh positif terhadap pengetahuan kewirausahaan.
3. Faktor psikologis mahasiswa berpengaruh positif terhadap pengetahuan kewirausahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa dengan cara mempelajari kewirausahaan lebih dalam lagi, baik dalam kegiatan belajar dikelas, maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), pelatihan, magang
(4)
81
Maya Rismayanti, 2013
Pengaruh Kompetensi Dosen dan Faktor Psikologis Mahasiswa terhadap Pengetahuan Kewirausahaan (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi pengetahuan mahasiswa, baik pada jalur kurikulum maupun non kurikulum. Hal ini karena mengingat bahwa lowongan pekerjaan semakin berkurang, sedangkan para pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran ketika lulusan dari Universitas menjadi seorang wirausaha.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Mushofa. 2010. Perbedaan Motivasi Berwirausaha Antara Siswa SMA dan
SMK di Jakarta Timur. Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aditya Dion Mahesa dan Edy Rahardja. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha. Semarang: Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenogoro. Vol. 1 No. 1, Tahun 2012. Andwiani Sinarasri dan Ayu Noviani Hanum. 2012. Pengaruh Latar Belakang
Pendidikan terhadap Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa. Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah. ISBN : 978-602-18809-0-6 Bahri, S. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Basrowi. 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia Buchari Alma. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Eka Aprilianty. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jurnal Pendidikan Vokasi. Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah :SMK
MuhammadiyahVol 2, Nomor 3, November 2012, 311-324
Hamalik, O. 2012. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kuntowicaksono. 2012. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan
(6)
Maya Rismayanti, 2013
Pengaruh Kompetensi Dosen dan Faktor Psikologis Mahasiswa terhadap Pengetahuan Kewirausahaan (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Muladi Wibowo. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha
Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Batik Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122
Oemar Hamalik. 2012. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. 2012
Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE
MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.
Ridaul Inaya, et al.2013. Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa,
dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta: Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol.1 No.1 (2013).
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan
Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.
Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Suryabrata, S. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori & Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi